Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
SKRIPSI
Diajukan oleh:
DEDI PRAMONO
NPM: 09460004754
NPM : 09460004754
Dengan ini menyatakan bahwa sesungguhnya skripsi ini adalah hasil tulisan
saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin
atau tiru tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya. Bila terbukti saya
melakukan tindakan plagiarisme, saya siap dinyatakan tidak lulus dan dicabut gelar
yang telah diberikan.
Dedi Pramono
ii
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA
TANGERANG SELATAN
NPM : 09460004754
Mengetahui Menyetujui
Direktur STAN, Dosen Pembimbing,
iii
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA
TANGERANG SELATAN
NPM : 09460004754
iv
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Alloh Ta’ala, kami memujiNya, memohon pertolongan dan
ampunan kepadaNya. Kami berlindung kepada Alloh Ta’ala dari kejahatan diri kami
dan kejelekan amalan-amalan kami. Barang siapa yang diberi petunjuk oleh Alloh
maka tidak ada yang dapat menyesatkannya, dan barang siapa yang disesatkan oleh
Alloh, maka tidak ada yang dapat memberi petunjuk kepadanya. Aku bersaksi bahwa
tidak ada yang berhak disembah dengan benar kecuali Alloh, tidak ada sekutu
bagiNya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad Shollallohu Alayhi wa Sallam adalah
Atas pertolongan dan ridha Alloh, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi
dengan judul “Analisis Pengaruh BI Rate, Debt to Equity Ratio, dan Peringkat
Dalam proses penulisan skripsi ini, penulis telah banyak dibantu oleh berbagai
pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang
setulus-tulusnya kepada:
1. Bapak dan Ibu tercinta yang selama ini selalu mendo’akan dan memberikan yang
2. Istriku tercinta dan anakku tersayang yang selalu memberikan motivasi selama
penulisan skripsi.
Negara.
v
4. Bapak Nelson Sahala Effendi Siahaan, S.E., M.Sc., selaku dosen pembimbing
materi yang telah bersedia meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan serta
5. Bapak Drs. Subardjo, MM., selaku dosen pembimbing teknis yang telah
6. Bapak Yulianto Aji Sadono, selaku Ph. Divisi Pemasaran Bursa Efek Indonesia
7. Bapak Taufik dari Divisi Pemasaran Bursa Efek Indonesia yang telah memberikan
data dan informasi kepada penulis terkait tema penulisan skripsi ini.
8. Segenap dosen, staf dan rekan-rekan Sekolah Tinggi Akuntansi Negara atas ilmu
Serta pihak-pihak yang tidak dapat penulis sampaikan satu persatu penulis
Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran yang membangun untuk perbaikan di masa yang akan
datang. Akhirnya, penulis berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi
Penulis,
Dedi Pramono
vi
DAFTAR ISI
Halaman
A. Pengertian Obligasi................................................................................ 9
vii
E. Yield Obligasi ........................................................................................ 18
F. BI Rate .................................................................................................. 22
viii
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN EVALUASI .............................................. 46
A. Simpulan ............................................................................................... 81
B. Saran ..................................................................................................... 82
LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
BAB I
PENDAHULUAN
Pasar modal memiliki peran besar bagi perekonomian suatu negara karena
pasar modal menjalankan dua fungsi sekaligus, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi
keuangan. Pasar modal dikatakan memiliki fungsi ekonomi karena pasar menyediakan
fasilitas atau wahana yang mempertemukan dua kepentingan yaitu pihak yang
memiliki kelebihan dana (investor) dan pihak yang memerlukan dana (issuer).
Dengan adanya pasar modal maka pihak yang memiliki kelebihan dana dapat
sedangkan pihak issuer (dalam hal ini perusahaan) dapat memanfaatkan dana tersebut
untuk kepentingan investasi tanpa harus menunggu tersedianya dana dari operasi
perusahaan. Pasar modal dikatakan memiliki fungsi keuangan, karena pasar modal
sesuai dengan karakteristik investasi yang dipilih (Darmadji dan Fakhruddin 2006, 2).
Di dalam pasar modal Indonesia ada berbagai macam sekuritas, pemodal diberi
kesempatan untuk memilih di antara berbagai sekuritas tersebut. Salah satu sekuritas
1
2
uang yang dipinjam ditambah dengan bunga kepada investor (kreditur) pada jangka
Banyak hal yang dapat menjadi pertimbangan penting bagi investor untuk
berinvestasi di obligasi. Salah satu faktor yang penting adalah yield. Yield digunakan
oleh investor sebagai alat ukur untuk menghitung seberapa besar pendapatan investasi
atas dana yang ditanamkannya pada obligasi. Ukuran yield yang banyak digunakan
adalah yield to maturity, karena yield tersebut mencerminkan return dengan tingkat
bunga majemuk (compounded rate of return) yang diharapkan investor, jika dua
asumsi yang disyaratkan bisa terpenuhi. Apabila dua asumsi yang disyaratkan tersebut
bisa terpenuhi maka yield to maturity yang diharapkan akan sama dengan realized
yield. Asumsi pertama adalah bahwa investor akan mempertahankan obligasi tersebut
sampai dengan waktu jatuh tempo. Nilai yang didapat jika asumsi pertama dipenuhi
sering disebut dengan yield to maturity (YTM). Asumsi kedua adalah investor
menginvestasikan kembali pendapatan yang diperoleh dari obligasi pada tingkat YTM
yang dihasilkan. Sehingga, yield to maturity (YTM) bisa diartikan sebagai tingkat
return majemuk yang akan diterima investor jika membeli obligasi pada harga pasar
saat ini dan menahan obligasi tersebut hingga jatuh tempo (Tandelilin 2010, 259).
Oleh karena itu, investor seyogyanya senantiasa memperhatikan perubahan yield dan
penulis, secara teori terdapat beberapa faktor yang dapat memengaruhi yield obligasi
BI Rate merupakan salah satu faktor yang dapat memengaruhi yield obligasi.
Berkaitan dengan hal tersebut, BAPEPAM (2003,13) menyatakan bahwa nilai suatu
obligasi bergerak berlawanan arah dengan perubahan suku bunga secara umum. Jika
suku bunga secara umum cenderung turun, maka harga obligasi akan meningkat,
karena para investor cenderung untuk berinvestasi pada obligasi. Sementara itu, jika
suku bunga secara umum cenderung meningkat, maka harga obligasi akan turun,
karena para investor cenderung untuk menanamkan uangnya di bank. Sedangkan, ciri
dasar obligasi adalah perubahan harga obligasi terjadi dengan arah yang berlawanan
dari perubahan hasil diinginkan (yield) (Fabozzi 2007, 59). Oleh karena BI Rate
merupakan tolok ukur dari suku bunga-suku bunga lain yang ada dalam
perekonomian, maka dapat disimpulkan bahwa kenaikan BI Rate akan disertai dengan
maturity obligasi antara lain dilakukan oleh Nurfauziah dan Setyarini (2004). Mereka
menemukan hasil bahwa tingkat suku bunga tidak berpengaruh signifikan terhadap
yield to maturity obligasi. Hasil penelitian tersebut berbeda dengan yang dilakukan
oleh Ibrahim (2008) yang menunjukkan hasil bahwa terdapat pengaruh positif dan
signifikan antara tingkat suku bunga (BI Rate) terhadap yield to maturity obligasi.
Faktor selanjutnya yang dapat memengaruhi yield obligasi adalah debt to equity
ratio (DER). Debt to equity ratio merupakan indikator struktur modal dan risiko
finansial, yang merupakan perbandingan antara utang dan modal sendiri (Purwanto
4
dan Haryanto 2004,23). Semakin besar debt to equity ratio berarti semakin besar
proporsi utang atas modal sendiri, dimana hal ini akan berpotensi mengakibatkan
semakin tingginya risiko untuk tidak mampu membayar utang. Berdasarkan teori risk
return trade off, semakin besar tingkat risiko maka semakin besar return yang
diisyaratkan (Keown 2002, 11). Dengan demikian, semakin besar proporsi utang atas
modal sendiri (DER) maka yield yang diisyaratkan juga semakin besar.
Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Ibrahim (2008) menunjukkan hasil
bahwa debt to equity ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap yield to
maturity obligasi. Sedangkan Hutajulu (2008) menemukan bahwa debt to equity ratio
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap yield to maturity obligasi. Namun hasil
penelitian tersebut berbeda dengan yang dilakukan oleh Setyapurnama (2005) yang
menemukan bahwa debt to equity ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap yield to
maturity obligasi.
Peringkat obligasi juga merupakan salah satu faktor yang dapat memengaruhi
yield obligasi. Menurut Sulistyastuti (2002, 66), peringkat obligasi merupakan salah
satu indikator penting untuk mengetahui tingkat risiko yang dihadapi oleh perusahaan
penerbit obligasi. Obligasi dengan peringkat rendah merupakan obligasi yang lebih
obligasi juga memberikan hasil penelitian yang berbeda-beda, antara lain dilakukan
oleh Nurfauziah dan Setyarini (2004) yang menyatakan bahwa peringkat obligasi
penelitian tersebut berbeda dengan yang dilakukan oleh Ibrahim (2008) yang
menunjukkan adanya research gap pada variabel tingkat suku bunga (BI Rate), debt
to equity ratio, dan peringkat obligasi dalam pengaruhnya terhadap yield to maturity
obligasi. Sehingga, rumusan masalah (problem statement) dalam penelitian ini adalah
1. Secara bersama-sama, apakah BI Rate, debt to equity ratio, dan peringkat obligasi
2. Secara bersama-sama, seberapa besar pengaruh BI Rate, debt to equity ratio, dan
1. Untuk menganalisis pengaruh BI Rate, debt to equity ratio, dan peringkat obligasi
2. Untuk menganalisis pengaruh BI Rate, debt to equity ratio, dan peringkat obligasi
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai bahan pertimbangan bagi
investor dalam mengambil keputusan investasi obligasi korporasi di pasar modal, baik
keputusan untuk membeli atau menjual obligasi korporasi tertentu. Sedangkan bagi
Penelitian yang dilakukan oleh penulis terbatas pada obligasi korporasi yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Adapun sampel yang diambil adalah obligasi
korporasi yang tercatat di bursa selama 3 tahun berturut-turut dari tahun 2007-2009.
Sampel obligasi juga harus berkupon tetap, peringkatnya terdapat pada PT Pefindo,
tidak mempunyai fitur khusus seperti callable bond atau convertible bond serta
D. Metodologi Penelitian
1. Penelitian kepustakaan.
menelaah berbagai buku, artikel online, jurnal, makalah, maupun bahan-bahan kuliah
2. Penelitian lapangan.
Efek Indonesia (BEI) dan PT Pefindo dalam rangka pengumpulan materi dan data
E. Sistematika Pembahasan
Skripsi ini terbagi dalam lima bab dan tiap bab terbagi dalam sub bab-sub bab
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang gambaran umum penyusunan skripsi yang meliputi
maupun bahan lain yang berkaitan dengan topik penulisan skripsi. Teori
obligasi, jenis obligasi, yield obligasi, BI Rate, dan debt to equity ratio.
Pada bagian ini akan diuraikan mengenai deskripsi objek penelitian, jenis
Dalam bab ini, penulis akan menjelaskan tentang deskripsi data hasil
Bab ini berisi tentang simpulan yang diperoleh dari penelitian yang
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Obligasi
Pengertian obligasi menurut Bodie, Kane, dan Marcus (2008, 291) adalah “a
security that obligates the issuer to make specified payments to the holder over a
Obligasi adalah efek utang pendapatan tetap di mana penerbit (emiten) setuju
untuk membayar sejumlah bunga tetap untuk jangka waktu tertentu dan akan
membayar kembali jumlah pokoknya pada saat jatuh tempo. Jadi, obligasi pada
dasarnya merupakan surat pengakuan utang atas pinjaman yang diterima oleh
perusahaan penerbit obligasi dari masyarakat pemodal.
9
10
B. Karakteristik Obligasi
Obligasi merupakan surat utang, maka klaim terhadap pendapatan dan aset
saham. Pemegang saham hanya akan mendapatkan dividen setelah pemegang obligasi
dan pemegang saham preferen memiliki haknya. Begitu juga dengan dalam kondisi
2. Nilai nominal.
Nilai nominal dari obligasi adalah jumlah yang akan diterima investor saat
Tingkat bunga kupon mengindikasikan persentase dari nilai nominal yang akan
dibayarkan kepada pemegang obligasi dalam satu tahun sebagai bunga dari obligasi
tersebut.
4. Jatuh tempo.
5. Indenture.
dan badan penjamin obligasi (trustee) yang berperan sebagai wakil dari pemegang
obligasi. Indenture menyediakan jangka waktu yang spesifik dari perjanjian pinjaman
11
(obligasi) tersebut, termasuk deskripsi obligasi tersebut, hak dari pemegang obligasi,
hak dari perusahaan yang mengeluarkan obligasi, dan kewajiban dari badan penjamin
(trustee). Badan penjamin biasanya adalah institusi perbankan yang kemudian diberi
tugas untuk mengawasi hubungan antara pemegang obligasi dan perusahaan yang
6. Current yield.
Current yield adalah rasio dari bunga yang diterima tahunan dibandingkan
7. Peringkat.
Terkait dengan penerbitan efek bersifat utang atau obligasi di pasar modal,
Bersifat Utang. Peraturan tersebut pada intinya mewajibkan emiten yang menerbitkan
pemeringkat efek yang memperoleh ijin usaha dari Bapepam-LK. Peringkat atas
obligasi tersebut wajib disampaikan kepada Bapepam-LK, bursa efek dan pihak-pihak
Peringkat dikeluarkan oleh perusahaan pemeringkat efek. Saat ini, terdapat tiga
perusahaan pemeringkat efek yang beroperasi di Indonesia yaitu PT. Pefindo, PT.
Moody’s Rating Indonesia dan PT. Fitch Rating Indonesia. Peringkat yang
dikeluarkan biasanya meliputi penilaian terhadap risiko dimasa yang akan datang
yang berpotensi terhadap obligasi tersebut. Peringkat obligasi juga bisa dikatakan
kembali utangnya.
berbagai aspek perusahaan dari informasi disediakan oleh pihak penerbit dan
kredit tersebut dapat diubah, ditangguhkan, atau ditarik kembali sebagai hasil dari
perubahan material dalam struktur utang perusahaan. Karena penelitian ini hanya
menggunakan peringkat dari Pefindo, bukan dari lembaga lain, sebagai salah satu
variabel independennya, maka hanya akan dibahas mengenai peringkat obligasi yang
Peringkat obligasi yang dikeluarkan oleh Pefindo memiliki rentang dari idAAA
(sangat istimewa atau superior) sampai dengan idD (gagal bayar). Semakin dekat
peringkat obligasi dengan idAAA berarti semakin bagus peringkatnya dan semakin
kecil kemungkinan obligasi akan gagal dalam memenuhi kewajiban membayar bunga
dan pokok pinjamannya. Hal ini berarti semakin tinggi peringkat obligasi, semakin
rendah risiko yang dihadapi investor. Dan sebaliknya semakin rendah peringkat
obligasi, semakin tinggi risiko investor untuk mengalami utang yang macet.
13
Peringkat Keterangan
idAAA Efek utang dengan peringkat idAAA merupakan efek utang dengan peringkat
tertinggi dari Pefindo yang didukung oleh kemampuan obligor yang superior
relatif dibanding obligor Indonesia lainnya untuk memenuhi kewajiban finansial
jangka panjangnya sesuai dengan yang diperjanjikan.
idAA Efek utang dengan peringkat idAA memiliki kualitas kredit sedikit di bawah
peringkat tertinggi didukung oleh kemampuan obligor yang sangat kuat (very
strong) untuk memenuhi kewajiban finansial jangka panjangnya sesuai dengan
yang diperjanjikan, relatif dibanding dengan obligor Indonesia lainnya.
idA Efek utang dengan peringkat idA memiliki kemampuan dukungan obligor yang
kuat (strong) dibanding obligor Indonesia lainnya untuk memenuhi kewajiban
finansial jangka panjangnya sesuai dengan yang diperjanjikan, namun cukup peka
terhadap perubahan keadaan bisnis dan perekonomian yang merugikan.
idBBB Efek utang dengan peringkat idBBB didukung oleh kemampuan obligor yang
memadai (adequate) relatif dibanding efek utang Indonesia lainnya untuk
memenuhi kewajiban finansial jangka panjang sesuai dengan yang diperjanjikan
namun kemampuan tersebut dapat diperlemah oleh perubahan keadaan
perekonomian yang merugikan.
idBB Efek utang dengan peringkat idBB menunjukkan dukungan kemampuan obligor
yang agak lemah (somewhat weak) relatif dibanding efek utang Indonesia lainnya
untuk memenuhi kewajiban finansial jangka panjang sesuai dengan yang
diperjanjikan serta peka terhadap keadaan bisnis, keuangan dan perekonomian
yang tidak menentu dan merugikan.
idB Efek utang dengan peringkat idB menunjukkan parameter perlindungan yang
lemah (weak). Walaupun obligor masih memiliki kemampuan untuk memenuhi
kewajiban finansial jangka panjangnya, namun adanya perubahan keadaan bisnis
dan perekonomian yang merugikan akan memperburuk kemampuan obligor
tersebut untuk memenuhi kewajiban finansialnya.
idCCC Efek utang dengan peringkat idCCC menunjukkan efek utang yang tidak mampu
lagi (vulnerable) memenuhi kewajiban finansialnya serta hanya bergantung kepada
perbaikan keadaan bisnis dan keuangan.
idD Efek utang dengan peringkat idD menandakan efek utang yang gagal bayar
(default) atau emitennya sudah berhenti berusaha.
Catatan:
1. Tanda tambah (+) atau kurang (-) dapat dicantumkan dengan peringkat mulai dari
3. Tanda kurang (-) menunjukkan bahwa suatu kategori peringkat lebih baik dari
memiliki risiko. Namun, tingkatan risiko dari setiap instrumen investasi tentunya
berbeda. Ada sebuah ungkapan yang sangat populer di bidang keuangan yaitu ‘high
risk, high return’. Ungkapan tersebut merupakan salah satu simbol bahwa return dari
sebuah instrumen sangat dipengaruhi oleh risiko instrumen tersebut. Fabozzi (2007, 6)
Risiko naik turunnya harga sebuah obligasi yang diakibatkan oleh perubahan suku
bunga pasar. Risiko ini sering disebut juga sebagai risiko pasar. Harga dari obligasi
berbanding terbalik dengan perubahan pada tingkat suku bunga. Saat suku bunga
bergerak naik, maka harga obligasi akan turun, begitu juga sebaliknya.
2. Risiko penarikan.
Risiko ini dihadapi bagi pemilik obligasi yang mempunyai fitur penarikan (call)
di dalamnya. Risiko dimana obligasi akan dibeli oleh penerbit dengan harga yang
lebih rendah daripada saat dibeli oleh investor. Seperti misalnya investor membeli
membayar kupon dan prinsipal dari sebuah obligasi. Tingkat risiko ini juga berbeda-
15
beda menurut perusahaan penerbit obligasi. Risiko gagal bayar ini biasanya
4. Risiko inflasi.
Pembayaran kupon biasanya dalam jumlah yang tetap, tentu saja nilai pembayaran
ini akan menurun karena dipengaruhi oleh inflasi. Saat tingkat inflasi meningkat, harga
obligasi akan cenderung turun karena daya beli dari pembayaran kupon berkurang.
Tingkat inflasi yang lebih rendah dari yang diharapkan akan membuat harga obligasi naik.
Risiko yang muncul apabila investor memiliki obligasi dalam denominasi mata
uang asing, dan terjadi pergerakan kurs dari mata uang asing tersebut.
6. Risiko likuiditas.
Risiko ini muncul akibat tidak likuidnya obligasi di pasar sehingga dapat
menimbulkan kesulitan mengubah obligasi ini menjadi uang. Likuiditas penting sekali
karena investor yang membeli obligasi akan lebih puas bila bisa dengan mudah
menjual obligasi tersebut ke pasar, sehingga kas dapat dimiliki kapan pun. Risiko ini
penting bagi para investor yang tidak merencanakan untuk memegang obligasi hingga
jatuh tempo.
D. Jenis Obligasi
berbentuk badan usaha milik negara (BUMN) atau badan usaha swasta.
16
(public utility).
secara periodik. Namun, bunga dan pokok dibayarkan sekaligus pada saat
jatuh tempo.
c. Obligasi berkupon tetap: obligasi dengan tingkat kupon bunga yang telah
secara periodik.
tidak tetap selama periode obligasi, biasanya berdasarkan suatu acuan tertentu
seperti average time deposit (ATD) yaitu rata-rata tertimbang tingkat suku
penerbitnya.
17
c. Callable Bonds: obligasi yang memberikan hak kepada emiten untuk membeli
penerbitnya atau dengan jaminan lain dari pihak ketiga. Dalam kelompok ini,
dengan agunan hipotik atas properti atau asset tetap. Apabila terjadi
3) Collateral Trust Bonds: obligasi yang dijamin dengan efek yang dimiliki
yang dimilikinya.
b. Obligasi retail: obligasi yang diperjual belikan dalam satuan nilai nominal
perhitungan bagi hasil. Dalam perhitungan ini dikenal dua macam obligasi
syariah, yaitu:
pendapatan emiten.
akad sewa sedemikian sehingga kupon (fee ijarah) bersifat tetap, dan bisa
1. Nominal yield.
Nominal yield obligasi atau lebih dikenal dengan sebutan tingkat kupon
(coupon rate) adalah penghasilan bunga kupon tahunan yang dibayarkan kepada para
Nominal yield =
2. Current yield.
Current yield obligasi adalah penghasilan bunga kupon tahunan dibagi dengan
harga pasar obligasi. Nominal yield mendasarkan pada nilai nominal yang selalu
berjumlah tetap, sedangkan current yield mendasarkan pada nilai pasar yang dapat
persentase dari nilai nominalnya (tanpa menuliskan %). Jika harga penutupan suatu
obligasi 107 berarti obligasi tersebut diperdagangkan pada harga 107% dari nilai
nominalnya.
Current yield =
3. Yield to maturity.
Yield to maturity (YTM) bisa diartikan sebagai tingkat return majemuk yang
akan diterima investor jika membeli obligasi pada harga pasar saat ini dan menahan
obligasi tersebut hingga jatuh tempo. Yield to maturity merupakan ukuran yield yang
20
banyak digunakan, karena yield tersebut mencerminkan return dengan tingkat bunga
majemuk (compounded rate of return) yang diharapkan investor, jika dua asumsi
yang disyaratkan bisa terpenuhi. Apabila dua asumsi yang disyaratkan tersebut bisa
terpenuhi maka yield to maturity yang diharapkan akan sama dengan realized yield.
sampai dengan waktu jatuh tempo. Nilai yang didapat jika asumsi pertama dipenuhi
sering disebut dengan yield to maturity (YTM). Asumsi kedua adalah investor
menginvestasikan kembali pendapatan yang diperoleh dari obligasi pada tingkat YTM
P =∑ +
( ) ( )
Dimana :
t : 1,2,3,...,n
4. Yield to call.
Yield to call adalah yield yang diperoleh pada obligasi yang bisa dibeli kembali
(callable). Obligasi callable berarti bahwa emiten bisa melunasi atau membeli
kembali obligasi yang telah diterbitkannya dari tangan investor yang memegang
21
obligasi tersebut sebelum tanggal jatuh tempo. Untuk menghitung yield to call, bisa
P=∑ +
( ) ( )
Dimana :
t : 1,2,3,...,c
5. Realized yield.
Realized yield atau horizon yield adalah tingkat return harapan investor dari
sebuah obligasi jika obligasi tersebut dijual kembali oleh investor sebelum waktu
jatuh tempo. Perhitungan yang harus dilakukan dalam menentukan realized yield ini
memerlukan beberapa estimasi yang sebelumnya tidak digunakan pada ukuran yield
lainnya. Estimasi yang harus dilakukan investor antara lain adalah estimasi harga jual
obligasi pada akhir periode investasi yang diharapkan dan estimasi tingkat reinvestasi
reinvestasi dan harga jual obligasi tersebut, investor dapat menghitung realized yield
yang akan diperoleh jika estimasi tersebut terealisasi. Untuk menghitung realized
P=∑ +
( ) ( )
Dimana :
RY : realized yield
F. BI Rate.
kebijakan yang mencerminkan sikap atau stance kebijakan moneter yang ditetapkan
oleh Bank Indonesia dan diumumkan kepada publik. BI Rate diumumkan setiap bulan
oleh Dewan Gubernur Bank Indonesia dan diimplementasikan pada operasi moneter
yang dilakukan Bank Indonesia melalui pengelolaan likuiditas di pasar uang untuk
moneter dicerminkan pada perkembangan suku bunga Pasar Uang Antar Bank
Overnight (PUAB O/N). PUAB O/N adalah kegiatan pinjam meminjam dana antara
satu Bank dengan Bank Lainnya yang berjangka waktu satu hari kerja. Pergerakan di
suku bunga PUAB ini diharapkan akan diikuti oleh perkembangan di suku bunga
daripada modal pinjaman, maka perusahaan itu sehat dan tidak mudah bangkrut.
Jadi, investor harus selalu mengikuti perkembangan rasio ekuitas terhadap utang
ataupun debt to equity ratio.
Sedangkan menurut Horne dan Wachowicz (1998, 45), “debt to equity ratio is
computed by simply dividing the total debt of the firm (including current liabilities)
by its shareholders equity”. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Ross et al. (2003, 66)
yang menyatakan bahwa “debt to equity ratio is dividing total debt with total equity”.
Dapat disimpulkan bahwa debt to equity ratio merupakan rasio yang membandingkan
total utang dengan total modal dari pemegang saham. Berdasarkan hal tersebut, debt
yang memengaruhi yield to maturity obligasi pada industri perbankan dan finansial.
diterbitkan oleh 19 perusahaan dari rentang waktu tahun 1996-2003 yang tercatat di
menggunakan analisis regresi berganda yang menunjukkan hasil bahwa tidak terdapat
24
pengaruh yang signifikan antara tingkat suku bunga dan peringkat obligasi terhadap
governance dan kualitas audit terhadap peringkat dan yield to maturity obligasi.
Sampel yang diambil adalah 72 obligasi yang diterbitkan oleh 26 perusahaan dengan
periode waktu antara 1 Januari 2001 sampai dengan 31 Desember 2003, tercatat di
menggunakan teknik analisis logistic regression (logit) dan regresi linear berganda.
menunjukkan bahwa debt to equity ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap yield
to maturity obligasi.
peringkat obligasi, ukuran perusahaan, dan debt to equity ratio terhadap yield to
maturity obligasi. Sampel yang diambil adalah 22 obligasi korporasi yang masih aktif
diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2004-2006 dan diperingkat oleh
menunjukkan hasil bahwa tingkat suku bunga dan debt to equity ratio berpengaruh
ekonomi dan perusahaan terhadap yield to maturity obligasi. Penelitian ini mengambil
25
sampel 50 perusahaan terbuka yang terdaftar di Bursa Efek Surabaya sejak tahun
2003-2005. Uji statistik yang dilakukan adalah regresi linear berganda yang
diestimasi dengan metode OLS (Ordinary Least Square). Hasil penelitian tersebut
menunjukkan bahwa debt to equity ratio berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
I. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan uraian telaah pustaka diatas, maka hipotesis yang diajukan dalam
1. Hipotesis 1.
H0 : BI Rate, debt to equity ratio, dan peringkat obligasi secara bersama-sama tidak
2. Hipotesis 2.
3. Hipotesis 3.
4. Hipotesis 4.
INTI PENELITIAN
korporasi merupakan obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan, baik yang berbentuk
badan usaha milik negara (BUMN) atau badan usaha swasta. Dibandingkan dengan
obligasi pemerintah, investasi pada obligasi korporasi menghadapi lebih banyak risiko
memiliki karakteristik yang berbeda dimana keuntungan yang diperoleh oleh investor
dari besaran bunga yang ditetapkan, sedangkan investor obligasi syariah menerima
keuntungan dari besarnya fee ijarah yang ditetapkan ataupun dari bagi hasil atas
akad, diantaranya adalah akad mudharabah dan ijarah, sedangkan untuk obligasi
26
27
Periode penelitian ini diambil dari tahun 2007-2009 karena dianggap cukup
obligasi. Di samping itu, periode yang diambil cukup update mengingat data laporan
keuangan perusahaan terbaru (tahun 2010) masih belum bisa diakses sampai selesai
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang
bersifat kuantitatif maupun kualitatif, berupa data BI Rate, debt to equity ratio, harga
pasar, dan peringkat obligasi bulan Desember tahun 2007-2009. Data penelitian juga
terdiri dari banyak seri obligasi korporasi, sehingga dapat digolongkan sebagai data
panel.
data debt to equity ratio diperoleh dari Indonesia Bond Market Directory (IBMD)
Sedangkan, data harga pasar dan peringkat obligasi diperoleh secara langsung dari
Penelitian ini menggunakan dua macam variabel, yaitu variabel bebas dan
variabel terikat. Variabel bebas yang dipakai dalam penelitian ini adalah BI Rate, debt
to equity ratio, dan peringkat obligasi. Sedangkan, variabel terikat yang dipakai dalam
penelitian ini adalah yield to maturity obligasi korporasi. Adapun definisi operasional
1. Yield to maturity.
Yield to maturity (YTM) bisa diartikan sebagai tingkat return majemuk yang
akan diterima investor jika membeli obligasi pada harga pasar saat ini dan menahan
2. BI Rate.
BI Rate adalah suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau stance
kebijakan moneter yang ditetapkan oleh Bank Indonesia dan diumumkan kepada
publik.
Debt to equity ratio merupakan indikator struktur modal dan risiko finansial,
4. Peringkat obligasi.
kewajiban pembayaran secara tepat waktu oleh suatu pihak sebagai entitas (company
rating) dan atau berkaitan dengan efek yang diterbitkan oleh pihak dimaksud yang
1. Yield to Maturity.
Yield to maturity dinyatakan dalam skala rasio dan dapat dihitung dengan
P=∑ +
( ) ( )
29
Dimana :
t : 1,2,3,...,n
tanggal jatuh tempo; kupon; harga; 100; frekuensi kupon). Selanjutnya, variabel yield
2. BI Rate.
BI Rate juga dinyatakan dalam skala rasio. Suku bunga SBI ditetapkan oleh BI
setiap 1 bulan sekali dan dapat diakses di www.bi.go.id. Karena konsisten dengan
data laporan keuangan yang diterbitkan secara tahunan guna perhitungan debt to
equity ratio, maka BI Rate yang dimaksud pada penelitian ini adalah data BI Rate
bulan Desember dari tiap tahun pengamatan. Variabel BI Rate diberi simbol IRATE.
Debt to equity ratio dinyatakan dalam skala rasio. Variabel debt to equity ratio
diberi simbol DER. Rumus untuk menghitung Debt to Equity Ratio (DER) adalah
sebagai berikut:
4. Peringkat Obligasi.
obligasi, namun tingkatan tersebut tidak memberikan nilai absolut terhadap obligasi.
Oleh karena itu, peringkat obligasi merupakan data ordinal dan bersifat kualitatif.
untuk mengkonversi variabel peringkat obligasi menjadi format yang relevan guna
Setyarini (2004) serta Ibrahim (2008) menyatakan peringkat obligasi sebagai variabel
dummy, yaitu 1 jika masuk dalam kategori investment grade dan 0 jika masuk dalam
kategori non investment grade. Ketentuan mengenai dua kategori tersebut dapat
b. Kategori non investment grade untuk perusahaan yang risiko default-nya tinggi.
obligasi hanya terdapat 1 seri obligasi yang masuk dalam kategori non investment
grade, yaitu seri FREN01 (Obligasi I Mobile-8 Telecom Tahun 2007), maka
kurang tepat.
menaikkan tingkat pengukuran skala peringkat obligasi dari ordinal menjadi interval.
Metode konversi yang digunakan oleh penulis adalah method of successive intervals
31
(MSI), mengingat metode tersebut merupakan metode konversi data dari ordinal
menjadi interval yang sering digunakan oleh peneliti (Muhidin, 2009). Perlakuan
memanipulasi data dengan cara menaikkan skala dari ordinal menjadi interval ini,
selain bertujuan untuk tidak melanggar kelaziman, juga untuk mengubah agar syarat
tetapi, interpretasi yang dilakukan terbatas pada arah koefisien dan signifikansi
pengaruh variabel konversi terhadap variabel terikat, karena data aslinya berskala
pengukuran dari skala ordinal ke skala interval melalui method of successive intervals
c. Dari proporsi yang diperoleh, hitung proporsi kumulatif untuk setiap kategori.
e. Tentukan pula nilai batas Z (nilai fungsi padat probabilitas pada absis Z) untuk
setiap kategori.
f. Hitung scale value (interval rata-rata) untuk setiap kategori melalui persamaan
berikut:
–
Scale value =
–
g. Hitung score (nilai hasil transformasi) untuk setiap kategori melalui persamaan:
32
Hasil konversi peringkat obligasi dari skala ordinal menjadi interval dapat
tahunan guna perhitungan debt to equity ratio, maka peringkat obligasi yang
dimaksud pada penelitian ini adalah data peringkat obligasi bulan Desember dari tiap
RATING.
33
E. Model Penelitian
Statistik inferensial ini memungkinkan kita untuk menarik kesimpulan dari sampel ke
populasi. Hipotesis yang akan diuji merupakan hipotesis asosiatif (hubungan), antara
diterapkan untuk penelitian ini adalah 95% atau dengan kata lain, tingkat signifikansi
(alpha) adalah 5%. Tingkat keyakinan ini lazim diterapkan dalam penelitian-
1. Populasi.
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono 2004, 72). Populasi dalam
penelitian ini adalah semua obligasi korporasi yang tercatat diperdagangkan di Bursa
Efek Indonesia (BEI) sampai dengan tahun 2009, yaitu 239 obligasi korporasi yang
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut (Sugiyono 2004, 73). Teknik yang digunakan untuk menentukan sampel
dalam penelitian ini adalah judgement sampling. Adapun kriteria sampel adalah:
b. Obligasi masih beredar atau belum jatuh tempo sehingga dapat diperoleh data
c. Obligasi mempunyai kupon yang berbunga tetap, untuk meyakinkan bahwa tidak
Pefindo.
e. Obligasi tidak mempunyai fitur khusus, seperti convertible ataupun callable. Hal
ini disebabkan bahwa pengukuran dengan fitur-fitur yang berbeda ini sangat
G. Instrumen Penelitian
untuk mengumpulkan data yang diperlukan dan menghitung nilai variabel, kemudian
diantaranya adalah mampu mengolah data ekonomi secara terpisah dan bersama-sama
semua bentuk data seperti runtut waktu (time series), lintas sektoral (cross section),
menggunakan data panel akan menghasilkan nilai koefisien intercept dan slope yang
berbeda-beda untuk setiap item (data cross section) dan setiap periode, sehingga
mendasari perhitungan intercept, slope dan residual. Ada lima kemungkinan asumsi
yaitu:
a. Intercept dan slope diasumsikan tetap sepanjang waktu dan individu (data cross
c. Slope diasumsikan tetap tetapi intercept berbeda baik untuk antar waktu maupun
antar individu.
e. Intercept dan slope diasumsikan berbeda antar individu dan antar waktu.
Ada tiga metode dalam mengestimasi model regresi dengan data panel yaitu
Metode pooled least square mengasumsikan bahwa intercept dan slope sama
b. Fixed effect.
c. Random effect.
Dalam metode ini, perbedaan antar individu dan waktu diakomodasi melalui
residual dari model. Teknik ini juga memperhitungkan bahwa residual mungkin
pengujian, yaitu Uji Chow dan Uji Hausman. Uji Chow digunakan untuk memilih
antara metode pooled least square atau fixed effect, sedangkan Uji Hausman
digunakan untuk memilih antara metode random effect atau fixed effect.
obligasi terhadap yield to maturity dalam penelitian ini digunakan model analisis
regresi berganda (multiple regression). Mengingat jenis data yang digunakan adalah
data panel, maka model regresi berganda yang diterapkan dalam penelitian ini dapat
Dimana:
Y = variabel terikat
0 = konstanta (intercept)
ε = residual
i = banyaknya observasi
37
t = banyaknya waktu
Ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dapat diukur dari
goodness of fit. Secara statistik, setidaknya hal tersebut dapat diukur dari nilai statistik
3. Pengujian hipotesis.
a. Uji statistik F.
model dalam menerangkan variasi variabel terikat. Nilai koefisien determinasi adalah
38
antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel bebas
dalam menjelaskan variasi variabel terikat amat terbatas. Nilai yang mendekati satu
koefisien determinasi adalah bias terhadap jumlah variabel terikat yang dimasukkan
ke dalam model. Setiap tambahan satu variabel bebas, maka R2 pasti meningkat tidak
terikat. Oleh karena itu banyak peneliti menganjurkan untuk menggunakan nilai
Adjusted R2 pada saat mengevaluasi mana model regresi terbaik. Tidak seperti R2,
nilai Adjusted R2 dapat naik atau turun apabila satu variabel bebas ditambahkan ke
c. Uji statistik t.
Pengujian ini dilakukan untuk melihat variabel bebas apa saja yang secara
Apabila:
1) t hitung > t tabel atau t hitung < - t tabel, maka H0 di tolak dan H1 diterima.
2) t hitung < t tabel atau t hitung < - t tabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak.
Pengujian asumsi klasik merupakan syarat utama untuk menilai apakah persamaan
regresi yang digunakan sudah memenuhi syarat BLUE (Best Linear Unbiased Estimator).
39
1. Uji normalitas.
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel
pengganggu atau residual mempunyai distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t
dan F mengasumsikan nilai residual mengikuti distribusi normal. Apabila asumsi ini
dilanggar, maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil (Ghozali
2009, 107). Widarjono (2005, 65) menyatakan bahwa uji normalitas dapat dilakukan
dengan Uji Jarque-Bera. Uji ini dilakukan dengan membandingkan nilai statistik J-B
dengan nilai tabel Chi-square dengan derajat kebebasan (df) 2. Apabila nilai statistik
J-B lebih kecil dari nilai tabel Chi-square, maka residual dinyatakan berdistribusi
normal. Dapat juga dilihat dari nilai probabilitas J-B, apabila p-value-nya lebih besar
Untuk mengatasi masalah normalitas, cara yang dapat dilakukan adalah dengan
mengeluarkan data yang masuk dalam kategori outlier. Menurut Nachrowi dan
Usman (2006, 135-136), outlier adalah nilai yang terpisah dari kumpulan observasi,
yang dapat bernilai sangat besar atau sangat kecil. Data outlier dapat dideteksi dengan
melihat nilai absolut residual standarnya, apabila nilai tersebut lebih dari 2 maka data
yang bersangkutan dianggap outlier. Deteksi adanya data outlier tersebut dapat
ε
>2
ε
Dimana:
ε : nilai residual
2. Uji multikolinieritas.
adanya korelasi antar variabel bebas. Jika terjadi korelasi yang tinggi, maka dalam
model regresi tersebut terdapat masalah multikolinearitas. Untuk melihat ada atau
matrix. Jika antar variabel bebas terdapat korelasi yang cukup tinggi (umumnya di
atas 0,9), maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolinieritas (Ghozali 2007,
95). Menurut Winarno (2009, 5.7), dampak dari multikolinieritas adalah estimator
masih bisa bersifat BLUE, tetapi memiliki varian dan kovarian yang besar, sehingga
Masalah multikolinearitas dapat diatasi antara lain dengan cara adalah dengan
variabel bebas yang kolinier dari model, menambah jumlah variabel bebas lainnya
3. Uji heteroskedasatisitas.
terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain.
Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka
41
yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali
estimator tidak lagi mempunyai varian yang minimum (tidak lagi best), sehingga
hanya memenuhi karakteristik Linear Unbiased Estimator (LUE). Jika model dengan
ordinary least square (OLS) tidak lagi bisa dipercaya kebenarannya. Akibatnya, uji t
maupun uji F tidak lagi dapat diyakini jika dipakai untuk menguji hipotesis dalam
terhadap nilai absolut residualnya. Sebagai pengertian dasar, residual adalah selisih
antara nilai observasi dengan nilai prediksi; dan absolut adalah nilai mutlaknya.
Apabila nilai ouput t-statistik dari tiap variabel lebih besar dari 5% (tidak ada yang
heteroskedastisitas.
Menurut Nachrowi dan Usman (2006, 120-123), apabila dalam model regresi
ε
= β0 + β2 + β2 + β3 +
σ
pernah diketahui. Untuk menanggulangi kendala tersebut maka teknik yang dapat
logaritma natural. Transformasi ini ditujukan untuk memperkecil skala antar variabel.
Dengan semakin ‘sempitnya’ range nilai observasi, diharapkan variasi error juga
4. Uji autokorelasi.
apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada
periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (periode sebelumnya). Jika
karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya.
Masalah ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu
autokorelasi juga menyebabkan estimator hanya bersifat LUE, tidak lagi BLUE
dari model. Nilai Durbin Watson yang didapat dari hasil regresi model panel least
square dibandingkan dengan nilai d L dan dU tabel Durbin Watson berdasarkan jumlah
43
objek observasi (n) dan jumlah variabel bebas (k). Selanjutnya, pengambilan
(Ghozali 2009,80):
a. Bila nilai DW terletak antara dU dan 4 - dU, maka koefisien autokorelasi sama
b. Bila nilai DW lebih rendah daripada d L, maka koefisien autokorelasi lebih besar
c. Bila nilai DW lebih besar daripada 4 - d L, maka koefisien autokorelasi lebih kecil
εt = 0^ + ̅ εt-1 + vt
bawah ini:
44
atau
d. Hitung nilai β0^^^ berdasarkan rumus β0^^^ = 0^ (1- ̅ ), kemudian dapatkan nilai
εt^^ = ̿ εt-1^^ + ωt
EQUATION
Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah ditemukannya pengaruh dari
setiap variabel bebas terhadap variabel terikat sesuai dengan hasil studi literatur yang
signifikan dan positif terhadap yield to maturity. Selanjutnya, variabel debt to equity
ratio diharapkan akan berpengaruh signifikan dan positif terhadap yield to maturity.
negatif terhadap yield to maturity. Selain itu diharapkan juga dapat diketahui
signifikansi dan seberapa kuat pengaruh ketiga variabel tersebut secara bersama-sama
Populasi dalam penelitian ini adalah semua obligasi korporasi yang tercatat
diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) sampai dengan tahun 2009, yaitu 239
Berdasarkan kriteria sampel sebagaimana disebutkan dalam BAB III, maka diperoleh
34 obligasi korporasi yang dikeluarkan oleh 27 perusahaan. Sampel terdiri dari data
cross section berupa 34 seri obligasi korporasi dan data time series selama 3 tahun
sehingga jumlah keseluruhan sampel adalah 102 sampel dan disusun secara berurutan.
2. Statistik Deskriptif.
tersebut agar dapat menjadi informasi yang bermanfaat. Sekaran (2006, 287)
46
47
menyebutkan dua ukuran yang dapat menggambarkan karakteristik data yaitu ukuran
1. Ukuran tendensi sentral adalah ukuran terpusat dari data tersebut yang diangggap
mewakili seluruh nilai atau menggambarkan semua data yang ada. Ukuran-ukuran
data kuantitatif. Ukuran dispersi yang kecil menunjukkan nilai data saling
bahwa nilai data menyebar. Ukuran-ukuran dispersi antara lain adalah standar
Pada tabel IV.1 digambarkan hasil perhitungan statistik deskriptif untuk semua
Variabel BI Rate menunjukkan nilai range yang paling kecil diantara variabel
yang lain, yaitu 0,03. Hal tersebut menandakan variabel BI Rate memiliki variabilitas
yang kecil, dimana juga dapat terlihat pada nilai maksimum BI Rate sebesar 0,0925
48
dan nilai minimumnya sebesar 0,065. Nilai tengah (median) dari variabel BI Rate
adalah 0,08. Nilai yang paling sering terjadi (modus) dari BI Rate tidak ada karena
semua nilai memiliki peluang keluar yang sama. Nilai rata-rata (mean) dari BI Rate
adalah 0,0792. Deviasi standar dari BI Rate menunjukkan nilai yang paling kecil
diantara variabel lain (0,0113). Hal tersebut menandakan bahwa nilai BI Rate
Variabel debt to equity ratio memiliki nilai range yang paling besar diantara
variabel yang lain, yaitu 13,58. Hal tersebut menandakan variabel debt to equity ratio
memiliki variabilitas yang besar, dimana juga dapat terlihat pada nilai maksimum debt
to equity ratio sebesar 13,62 dan nilai minimumnya sebesar 0,04. Nilai tengah
(median) dari variabel debt to equity ratio adalah 2,1. Nilai debt to equity ratio yang
lebih besar menunjukkan bahwa semakin besar proporsi utang dibandingkan modal
mengakibatkan semakin tingginya risiko untuk tidak mampu membayar hutang. Nilai
yang paling sering terjadi (modus) dari debt to equity ratio adalah 1,72, sedangkan
nilai rata-ratanya sebesar 4,3929. Deviasi standar dari debt to equity ratio
menunjukkan nilai yang paling besar diantara variabel lain (3,9076). Hal tersebut
menandakan bahwa nilai debt to equity ratio lebih menyebar di sekitar nilai rata-rata.
yang lain, yaitu sebesar 0,43. Nilai maksimum variabel yield to maturity adalah
0,4919, sedangkan nilai minimumnya sebesar 0,0625. Nilai tengah (median) dari
variabel yield to maturity adalah 0,1159. Nilai yang paling sering terjadi (modus) dari
yield to maturity adalah 0,11, sedangkan nilai rata-ratanya sebesar 0,1259. Deviasi
49
standar dari yield to maturity menunjukkan nilai yang kecil (0,0444) yang
Khusus untuk variabel peringkat obligasi, karena data aslinya berskala ordinal
maka statistik deskriptif yang sesuai adalah modus, median, dan distribusi frekuensi
(Ghozali 2007, 4). Sebagaimana telah disebutkan pada tabel IV.1 bahwa nilai yang
paling sering terjadi (modus) dari variabel RATING adalah 12 (idA-), sedangkan nilai
tengahnya berada pada 14 (idA+). Berdasarkan hal tersebut, maka secara umum
emiten obligasi memiliki kemampuan yang kuat untuk memenuhi kewajiban finansial
jangka panjangnya sesuai dengan yang diperjanjikan. Adapun distribusi frekuensi dari
berkumpul pada kisaran peringkat idBBB sampai dengan idAAA. Hal tersebut
kemampuan yang kuat untuk memenuhi kewajiban finansial jangka panjangnya sesuai
dengan yang diperjanjikan. Namun, terdapat 2 kejadian dari sampel obligasi korporasi
yang menduduki peringkat bawah. Sampel obligasi tersebut adalah obligasi seri
mengalami penurunan yang sangat drastis dari idBBB+ pada tahun 2007, menjadi
idCCC pada tahun 2008. Pada tahun 2009, peringkat obligasi seri FREN01 semakin
Dalam menentukan metode estimasi, digunakan dua pengujian, yaitu Uji Chow
dan Uji Hausman. Uji Chow digunakan untuk memilih antara metode pooled least
square dan metode fixed effect. Sedangkan Uji Hausman digunakan untuk memilih
a. Uji Chow.
Apabila dengan Uji Chow diketahui bahwa F statistik dan atau Chi Square
tidak signifikan ( p-value lebih dari 5% ), maka terima H0 dan model yang digunakan
adalah pooled least square. Namun, apabila bahwa F statistik dan atau Chi Square
51
signifikan ( p-value kurang dari 5% ), maka tolak H0 dan model yang digunakan
adalah fixed effect. Keputusan penggunaan model fixed effect perlu dilanjutkan
dengan Uji Hausman untuk memilih penggunaan model fixed effect atau random
effect. Adapun hasil Uji Chow dapat dilihat pada tabel IV.3 di bawah ini:
Hasil pengujian pada Tabel IV.3 menunjukkan bahwa F statistik dan Chi-
square tidak signifikan ( p-value lebih dari 5% ), sehingga H0 diterima dan model
Berdasarkan hasil uji Chow diatas, maka model yang digunakan untuk
membuat persamaan regresi adalah mengikuti metode panel least square. Hasil
persamaan regresi dengan metode panel least square dapat diuraikan sebagai berikut:
R2 = 0,166
Adj. R2 = 0,14
F-stat = 6,504
52
3. Pengujian hipotesis.
a. Uji statistik F.
H0 : tidak ada pengaruh secara signifikan antara BI Rate, debt to equity ratio, dan
H1 : ada pengaruh secara signifikan antara BI Rate, debt to equity ratio, dan peringkat
F-hitung = 6,504
= 2,697
Karena F-hitung > F-tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima. Hal tersebut
menunjukkan bahwa BI Rate, debt to equity ratio, dan peringkat obligasi secara
secara serentak terhadap variabel terikat. Dalam regresi linier berganda, nilai yang
digunakan adalah adjusted R2. Nilai adjusted R2 pada model regresi linier ini adalah
0,14. Hal tersebut menunjukkan bahwa BI Rate, debt to equity ratio, dan peringkat
sebesar 14%, sedangkan sisanya yaitu sebesar 86% diterangkan oleh variabel lain di
c. Uji statistik t.
Nilai t tabel dicari pada α = 5% : 2 = 2.5% (uji dua sisi) dengan derajat
maturity.
Nilai koefisien slope BI Rate adalah 0,445, t hitung = 1,22, dan p-value =
0,225.
terhadap yield to maturity. Akan tetapi, pengaruhnya tidak signifikan karena t hitung
H0 : secara parsial, debt to equity ratio tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
yield to maturity.
H1 : secara parsial, debt to equity ratio berpengaruh secara signifikan terhadap yield to
maturity.
Nilai koefisien slope debt to equity ratio adalah -0,0015, t hitung = - 1,412, dan
p-value = 0,161.
yield to maturity.
maturity.
Nilai koefisien slope peringkat obligasi adalah -0,017, t hitung = -4,126, dan p-
value = 0,0001.
55
negatif terhadap yield to maturity. Nilai t hitung < - t tabel sehingga H0 ditolak, berarti
1. Uji Normalitas.
menunjukkan hasil uji normalitas dan hasilnya nilai JB statistik (7151,283) lebih besar
dari nilai tabel Chi-square pada df=2 (5,991), serta nilai probabilitas J-B (0,0000)
lebih kecil dari 5%, sehingga residual dinyatakan tidak berdistribusi normal.
Mean -2.69e-17
12 Median -0.005585
Maximum 0.326736
Minimum -0.063934
8 Std. Dev. 0.040528
Skewness 5.260704
Kurtosis 42.64788
4
Jarque-Bera 7151.283
Probability 0.000000
0
-0.05 0.00 0.05 0.10 0.15 0.20 0.25 0.30
2. Uji Multikolinieritas.
Untuk melihat ada atau tidaknya multikolinearitas pada model regresi linier
Correlation Matrix
IRATE DER RATING
IRATE 1.0000 0.1100 -0.0647
DER 0.1100 1.0000 -0.1490
RATING -0.0647 -0.1490 1.0000
Dari Tabel IV.5, nilai koefisien korelasi untuk semua variabel bebas kurang dari
0,9, sehingga disimpulkan tidak terdapat masalah multikolinieritas antar variabel bebas.
4. Uji Autokorelasi.
dan d U pada tingkat signifikan 0,05, n = 102 dan k = 3 adalah 1,617 dan 1,7383.
Adapun area pengujian statistik Durbin Watson dapat digambarkan sebagai berikut:
ragu-ragu ragu-ragu
0 dL dU 4-d U 4-d L 4
1,617 1,7383 2,2617 2,383
Nilai statistik Durbin Watson model regresi pada lampiran 10 adalah 2,056.
Berdasarkan gambar IV.4, nilai tersebut berada pada area tidak ada autokorelasi,
Pada pengolahan data sub bab B ternyata model regresi yang digunakan tidak
mengatasi masalah normalitas, penulis melakukan uji untuk mendeteksi adanya data
outlier. Hasilnya menunjukkan bahwa obligasi seri FREN01 terdeteksi sebagai data
outlier, oleh karena itu seri tersebut dikeluarkan dari pengolahan data. Selanjutnya,
58
dalam model linear, tetapi untuk model ini data asli harus ditransformasikan ke dalam
a. Uji Chow.
Adapun hasil Uji Chow dapat dilihat pada tabel IV.7 di bawah ini:
Hasil pengujian pada Tabel IV.7 menunjukkan bahwa F statistik dan Chi-
square tidak signifikan (p-value lebih dari 5%), sehingga H0 diterima dan model yang
59
Berdasarkan hasil uji Chow diatas, maka model yang digunakan untuk
membuat persamaan regresi model log-log adalah mengikuti metode panel least
square. Hasil persamaan regresi dengan metode panel least square dapat diuraikan
sebagai berikut:
R2 = 0,25
Adj. R2 = 0,23
F-stat = 10,818
3. Pengujian hipotesis.
H0 : tidak ada pengaruh secara signifikan antara BI Rate, debt to equity ratio, dan
H1 : ada pengaruh secara signifikan antara BI Rate, debt to equity ratio, dan peringkat
F-hitung = 10,818
= 2,7
60
Karena F-hitung > F-tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima. Hal tersebut
menunjukkan bahwa BI Rate, debt to equity ratio, dan peringkat obligasi secara
secara serentak terhadap variabel terikat. Dalam regresi linier berganda, nilai yang
digunakan adalah adjusted R2. Nilai adjusted R2 pada regresi model log-log adalah
0,23. Hal tersebut menunjukkan bahwa BI Rate, debt to equity ratio, dan peringkat
sebesar 23%, sedangkan sisanya yaitu sebesar 77% diterangkan oleh variabel lain di
Nilai t tabel dicari pada α = 5% : 2 = 2.5% (uji dua sisi) dengan derajat
maturity.
Nilai koefisien slope BI Rate adalah 0,493, t hitung = 4,13, dan p-value =
0,0001.
61
terhadap yield to maturity. Nilai t hitung > t tabel (4,13 > 2,277) sehingga H0 ditolak,
H0 : secara parsial, debt to equity ratio tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
yield to maturity.
H1 : secara parsial, debt to equity ratio berpengaruh secara signifikan terhadap yield to
maturity.
Nilai koefisien slope debt to equity ratio adalah -0,034, t hitung = - 2,031, dan
p-value = 0,0451.
berpengaruh negatif terhadap yield to maturity. Nilai t hitung < -t tabel (-2,277 <
-2,031) sehingga H0 ditolak, berarti debt to equity ratio berpengaruh secara signifikan
yield to maturity.
maturity.
Nilai koefisien slope peringkat obligasi adalah -0,138, t hitung = -3,168, dan p-
value = 0,0021.
negatif terhadap yield to maturity. Nilai t hitung < - t tabel (-3,168 < -2,277) sehingga
maturity.
63
1. Uji Normalitas.
Uji normalitas dilakukan dengan uji Jarque-Bera (J-B). Tabel IV.8 menunjukkan
hasil uji normalitas dan hasilnya nilai JB statistik (2,559) lebih kecil dari nilai tabel
Chi-square pada df=2 ( 5.991 ), serta nilai probabilitas J-B (0,278) lebih besar dari
Jarque-Bera 2.558663
2
Probability 0.278223
0
-0.6 -0.4 -0.2 -0.0 0.2 0.4
2. Uji Multikolinieritas.
Untuk melihat ada atau tidaknya multikolinearitas pada regresi model log-log
Correlation Matrix
LnIRATE LnDER LnRATING
LnIRATE 1.0000 0.0208 -0.0658
LnDER 0.0208 1.0000 -0.0214
LnRATING -0.0658 -0.0214 1.0000
Berdasarkan Tabel IV.9, nilai koefisien korelasi untuk semua variabel bebas
kurang dari 0,9, sehingga dapat disimpulkan tidak terdapat masalah multikolinieritas
Hasil Uji Glejser dari pengolahan data dengan Eviews dapat dilihat pada tabel
bebas tidak signifikan (lebih dari 5%) sehingga regresi model log-log sudah tidak
4. Uji Autokorelasi.
dan dU pada tingkat signifikan 0,05, n = 99 dan k = 3 adalah 1,611 dan 1,736. Adapun
ragu-ragu ragu-ragu
0 dL dU 4-d U 4-d L 4
1,611 1,736 2,264 2,389
Nilai statistik Durbin Watson dari regresi model log-log pada lampiran 12
adalah 2,342. Berdasarkan gambar IV.4, nilai tersebut berada pada area ragu-ragu,
Unbiased Estimator) dan belum bersifat BLUE (Best Linear Unbiased Estimator). Oleh
karena itu, masalah pada regresi model log-log tersebut perlu diselesaikan dengan
εt = 0^ + ̅ εt-1 + vt
εt = 0,0473 - 0,5784εt-1 + vt
66
bawah ini:
atau
LnRATINGt^ + εt^
β0^^ = (1-(-0,5784)) β0
εt ^ = εt - (-0,5784)*εt –1
EQUATION
Cochrane-Orcutt akan diuraikan dalam teknik pengolahan data pada bab F dan
a. Uji Chow.
Adapun hasil Uji Chow dapat dilihat pada tabel IV.11 sebagai berikut:
68
( p-value kurang dari 5% ), sehingga H0 ditolak dan model yang digunakan adalah
fixed effect. Keputusan penggunaan model fixed effect perlu dilanjutkan dengan Uji
Hausman untuk memilih penggunaan model fixed effect atau random effect.
b. Uji Hausman.
Chi-Sq.
Test Summary Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.
signifikan (p-value lebih dari 5%) sehingga H0 diterima, maka metode yang
Berdasarkan hasil uji Chow dan uji Hausman diatas, maka metode yang
effect. Hasil persamaan regresi dengan metode random effect dapat diuraikan sebagai
berikut:
R2 = 0,33
Adj. R2 = 0,29
F-stat = 9,98
3. Pengujian hipotesis.
H0 : tidak ada pengaruh secara signifikan antara BI Rate, debt to equity ratio, dan
H1 : ada pengaruh secara signifikan antara BI Rate, debt to equity ratio, dan peringkat
F-hitung = 9,98
= 2,753
70
Karena F-hitung > F-tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima. Hal tersebut
menunjukkan bahwa BI Rate, debt to equity ratio, dan peringkat obligasi secara
secara serentak terhadap variabel terikat. Dalam regresi linier berganda, nilai yang
digunakan adalah adjusted R2. Nilai adjusted R2 pada regresi model log-log 2 adalah
0,29. Hal tersebut menunjukkan bahwa BI Rate, debt to equity ratio, dan peringkat
sebesar 29%, sedangkan sisanya yaitu sebesar 71% diterangkan oleh variabel lain di
Nilai t tabel dicari pada α = 5% : 2 = 2,5% (uji dua sisi) dengan derajat
maturity.
Nilai koefisien slope BI rate adalah 0,519, nilai t hitung = 4,10, dan p-value =
0,0001.
71
terhadap yield to maturity. Nilai t hitung > t tabel ( 4,10 > 2,297) sehingga H0 ditolak,
H0 : secara parsial, debt to equity ratio tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
yield to maturity.
H1 : secara parsial, debt to equity ratio berpengaruh secara signifikan terhadap yield to
maturity.
Nilai koefisien slope debt to equity ratio adalah -0,039, t hitung = - 1,872, dan
p-value = 0,0659.
yield to maturity.
maturity.
Nilai koefisien slope peringkat obligasi adalah -0,15, t hitung = -2,661, dan p-
value = 0,0099.
negatif terhadap yield to maturity. Nilai t hitung < - t tabel ( -2,661< -2,297) sehingga
maturity.
73
1. Uji Normalitas.
menunjukkan hasil uji normalitas dan hasilnya nilai JB statistik (3,559) lebih kecil
dari nilai tabel Chi-square pada df=2 ( 5.991 ), serta nilai probabilitas J-B (0,169)
lebih besar dari 5%, sehingga residual regresi model log-log 2 dinyatakan
berdistribusi normal.
Jarque-Bera 3.559188
2
Probability 0.168707
0
-0.6 -0.4 -0.2 -0.0 0.2 0.4
2. Uji Multikolinieritas.
Untuk melihat ada atau tidaknya multikolinearitas pada regresi model log-log 2
Correlation Matrix
LnIRATE2 LnDER2 LnRATING2
LnIRATE2 1.0000 0.0185 -0.0671
LnDER2 0.0185 1.0000 0.0270
LnRATING2 -0.0671 0.0270 1.0000
Berdasarkan Tabel IV.14, nilai koefisien korelasi untuk semua variabel bebas
kurang dari 0,9, sehingga disimpulkan tidak terdapat masalah multikolinieritas antar
variabel bebas.
Hasil Uji Glejser dari pengolahan data dengan Eviews dapat dilihat pada tabel
bebas tidak signifikan (lebih dari 5%) sehingga regresi model log-log 2 tidak
mengandung heteroskedastisitas.
4. Uji Autokorelasi.
dan dU pada tingkat signifikan 0,05, n = 66 dan k = 3 adalah 1,508 dan 1,697. Adapun
ragu-ragu ragu-ragu
0 dL dU 4-d U 4-d L 4
1,508 1,697 2,303 2,492
Nilai statistik Durbin Watson dari regresi model log-log 2 pada lampiran 13
adalah 1,952. Berdasarkan gambar IV.4, nilai tersebut berada pada area tidak ada
autokorelasi.
Penelitian yang baik adalah penelitian yang dapat menghasilkan model regresi
dengan estimator yang bersifat BLUE (Best Linear Unbiased Estimator), artinya
penelitian tersebut dapat memberikan keyakinan yang baik dan terbebas dari varian
tersebut. Untuk menghasilkan model regresi dengan estimator yang bersifat BLUE,
klasik.
menempuh beberapa langkah pengolahan data. Pada pengolahan data awal, penulis
log-log. Nachrowi dan Usman (2006, 67) menyatakan bahwa model log-log dapat
normalitas dan heteroskedastisitas pada model ini dapat diatasi, akan tetapi timbul
masalah baru berupa adanya autokorelasi. Untuk mengatasi masalah tersebut, metode
sebelumnya. Hasil dari pengujian menunjukkan bahwa model regresi baru telah
memenuhi keseluruhan uji asumsi klasik sehingga estimator model regresi sudah
1. Nilai konstanta -0,597 dapat diartikan bahwa dalam kondisi semua variabel bebas
sebesar -0,597%.
maturity obligasi sebesar -0,039%, dengan asumsi variabel bebas lainnya tetap.
berskala ordinal.
signifikan dari BI Rate, debt to equity ratio, dan peringkat obligasi secara bersama-
Namun, nilai koefisien determinasi Adjusted R2 hanya sebesar 29%. Hal tersebut
menunjukkan bahwa BI Rate, debt to equity ratio, dan peringkat obligasi mampu
sedangkan sisanya yaitu sebesar 71% diterangkan oleh variabel lain di luar variabel
Adapun hasil uji t yang menunjukkan signifikansi pengaruh secara parsial dari
berikut:
hitung > t tabel (4,10 > 2,297) dan arah koefisien regresi yang positif sebesar
apabila terjadi kenaikan pada BI Rate maka akan mengakibatkan kenaikan yield to
maturity obligasi korporasi. Hal ini selaras dengan pendapat Tandelilin (2010,103)
78
yang menyatakan bahwa apabila suku bunga meningkat, maka tingkat return yang
Hasil penelitian ini menunjukkan hasil yang konsisten atau mendukung penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Ibrahim (2008) yang menemukan bahwa tingkat
suku bunga berpengaruh positif dan signifikan terhadap yield to maturity obligasi.
Namun, hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian yang telah dilakukan oleh
Nurfauziah dan Setyarini (2004) yang menemukan hasil bahwa tingkat suku
maturity obligasi yang ditunjukkan dengan nilai t hitung > -t tabel (-1,872 >
ratio yang negatif sebesar -0,039 mengindikasikan bahwa apabila terjadi kenaikan
debt to equity ratio suatu obligasi korporasi maka akan menyebabkan penurunan
yield to maturity obligasi tersebut begitu juga sebaliknya. Hal tersebut dapat
terjadi karena debt to equity ratio tidak memengaruhi yield to maturity obligasi
perusahaan untuk membayar utang. Namun, apabila biaya modal dari hutang yang
penggunaan harta yang dibiayai oleh hutang tersebut, maka besarnya pembiayaan
yang diperoleh dari hutang tidak menjadi masalah dan dimungkinkan tidak akan
penelitian ini tidak mendukung penelitian yang telah dilakukan oleh Ibrahim
(2008) yang menemukan hasil bahwa debt to equity ratio berpengaruh positif dan
signifikan terhadap yield to maturity obligasi. Penelitian ini juga tidak mendukung
penelitian yang telah dilakukan oleh Hutajulu (2008) dalam hal signifikansi
pengaruh debt to equity ratio terhadap yield to maturity, namun mendukung di sisi
lainnya berupa kesamaan arah koefisien variabel debt to equity ratio yang bernilai
negatif.
dengan nilai t hitung < - t tabel (-2,661 < -2,297) dan arah koefisien regresi yang
negatif sebesar -0,15. Arah koefisien variabel peringkat obligasi yang negatif
begitu juga sebaliknya. Hasil penelitian ini selaras dengan pendapat Sulistyastuti
(2002, 66) bahwa obligasi dengan peringkat rendah merupakan obligasi yang
yield to maturity lebih tinggi, karena untuk mengkompensasi risiko yang besar.
Tandelilin (2010, 294) juga menyatakan bahwa obligasi dengan risiko kegagalan
menawarkan yield yang lebih besar dibandingkan dengan obligasi yang risikonya
Hasil penelitian ini juga menunjukkan hasil yang konsisten atau mendukung
maturity obligasi. Namun, hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian yang
telah dilakukan oleh Nurfauziah dan Setyarini (2004) yang menemukan hasil
obligasi.
BAB V
A. Simpulan
mengambil sampel 34 obligasi korporasi pada kurun waktu tahun 2007-2009, dapat
debt to equity ratio, dan peringkat obligasi berpengaruh secara signifikan terhadap
2. Berdasarkan nilai adjusted R2, dapat diketahui bahwa variabel BI Rate, debt to
71%, dipengaruhi oleh faktor-faktor lain di luar ketiga variabel yang diteliti.
3. Secara parsial, variabel BI Rate berpengaruh positif dan signifikan terhadap yield
81
82
4. Secara parsial, variabel debt to equity ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap
yield to maturity obligasi korporasi dan mempunyai arah koefisien yang negatif.
B. Saran
1. Bagi investor
variabel BI Rate dan peringkat obligasi dalam penentuan keputusan investasi obligasi.
Hal ini karena salah satu faktor penentu keputusan investasi obligasi adalah yield to
variabel-variabel tersebut.
perlu memonitor pergerakan dari BI Rate. Apabila BI Rate mengalami kenaikan maka
yield to maturity obligasi juga akan meningkat, sehingga saat itu merupakan waktu
yang tepat untuk membeli obligasi dan waktu yang tidak tepat untuk merealisasikan
apabila BI Rate mengalami penurunan maka nilai yield to maturity obligasi juga akan
83
menurun, sehingga merupakan waktu yang tepat bagi investor untuk menjual obligasi
mencerminkan risiko default atau gagal bayar dari utang (obligasi) emiten di masa
yang akan datang. Dengan demikian, bagi investor berkarakter risk taker yang ingin
berinvestasi pada obligasi maka sebaiknya membeli obligasi yang memiliki rating
yang rendah karena akan menawarkan yield to maturity yang tinggi, sedangkan bagi
investor berkarakter risk averter maka sebaiknya membeli obligasi yang memiliki
rating yang tinggi karena memiliki risiko default yang rendah akan tetapi
a. Sampel obligasi korporasi penelitian ini diterbitkan oleh berbagai sektor industri.
memiliki tingkat pengaruh yang berbeda-beda untuk setiap sektor industri, peneliti
industri se-sektor dengan jumlah sampel yang lebih besar. Hal tersebut bertujuan
b. Penelitian ini hanya menggunakan tiga variabel bebas yang mempengaruhi yield
to maturity obligasi korporasi yaitu BI Rate, debt to equity ratio, dan peringkat
obligasi. Apabila dilihat dari nilai adjusted R2, diartikan bahwa variabel BI Rate,
variabel yang diteliti. Oleh karena itu, penelitian selanjutnya diharapkan dapat
menambah variabel yang lebih banyak lagi sehingga diperoleh nilai adjusted R2
yang lebih besar. Adapun variabel yang dapat ditambahkan dengan merujuk pada
BEI. 2007. Indonesian Bond Market Directory (IBMD) 2007. Jakarta: Bursa Efek
Indonesia.
BEI. 2008. Indonesian Bond Market Directory (IBMD) 2008. Jakarta: Bursa Efek
Indonesia.
BEI. 2009. Indonesian Bond Market Directory (IBMD) 2009. Jakarta: Bursa Efek
Indonesia.
Bodie, Zvi, Alex Kane dan Alan J. Marcus. 2008. Essentials of Investments. Edisi ke-
7. United States of America: McGraw-Hill.
Fabozzi, Frank. 2007. Bond Markets, Analysis,and Strategies. Edisi ke-6. United
States of America: Prentice Hall-Inc.
Fabozzi, J. Franco dan Franco Mondigliani. 2003. Capital Market Institution and
Instruments. Edisi ke-3. New Jersey: Pearson Education,Inc.
Ghozali, Imam. 2007. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi ke-
4. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Ghozali, Imam. 2009. Ekonometrika: Teori, Konsep dan Aplikasi dengan SPSS 17.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Horne, James C.V. dan John M. Wachoviz Jr. 1998. Fundamental of Financial
Management. Edisi ke-8. New Jersey: Prentice Hall International.
85
86
Keown, et.al. 2002. Financial Management : Principles and Applications. Edisi ke-9.
United States of America: Pearson Prentice Hall.
Nachrowi, D. Nachrowi dan Hardius Usman. 2006. Pendekatan Populer dan Praktis
Ekonometrika untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan. Jakarta: Lembaga
Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Rahardjo, Sapto. 2004. Panduan Investasi Obligasi. Edisi ke-2. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama.
Samsul, Mohammad. 2006. Pasar Modal & Manajemen Portofolio. Jakarta: Penerbit
Erlangga.
Sekaran, Uma. 2006. Metodologi Penelitian Untuk Bisnis. Penerjemah Kwan Men
Yon. Edisi ke-4. Buku 2. Jakarta: Salemba Empat.
Sulistyastuti, Dyah Ratih. 2002. Saham dan Obligasi Ringkasan Teori dan Tanya
Jawab. Yogyakarta: Penerbit Universitas Atma Jaya.
Sunariyah. 2006. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Edisi ke-5. Yogyakarta: UPP
STIM YKPN.
Tandelilin, Eduardus. 2010. Portofolio dan Investasi: Teori dan Aplikasi. Yogyakarta:
Penerbit Kanisius.
Widarjono, Agus. 2005. Ekonometrika. Teori dan Aplikasi Untuk Ekonomi dan
Bisnis. Yogyakarta: Penerbit Ekonisia. Fakultas Ekonomi UII.
www.bi.go.id
www.new.pefindo.com
Lampiran 1
Ringkasan Penelitian Terdahulu
Metode
Judul / Peneliti / Tahun Variabel Hasil Penelitian
Analisis
Analisis Faktor- Faktor Yield to maturity, Regresi liner Likuiditas, Durasi dan
yang Mempengaruhi Inflasi, Likuiditas, Berganda Secure berpengaruh
Yield Obligasi Tingkat suku dengan bantuan terhadap yield to
Perusahaan (Studi Kasus bunga, Durasi, program SPSS maturity; sedangkan
Pada Industri Perbankan Rating, Buyback, Inflasi,Tingkat suku
dan Industri Finansial) / Sinking fund, bunga, Rating, Sinking
Nurfauziah dan Setyarini Secure fund tidak berpengaruh
/ 2004 terhadap yield to
maturity.
Pengaruh Corporate Yield to maturity, Analisis logit Kualitas audit, Total
Governance dan Kualitas Kepemilikan dan regresi asset berpengaruh
Audit Terhadap Peringkat institusi, linear terhadap yield to
dan Yield Obligasi / Kepemilikan berganda maturity, sedangkan
Setyapurnama / 2005 manajerial, dengan bantuan Kepemilikan institusi,
Kualitas audit, program SPSS Kepemilikan manajerial,
Total asset, Debt Debt to equity ratio tidak
to equity ratio berpengaruh terhadap
yield to maturity.
Pengaruh Tingkat Suku Yield to maturity, Regresi linear Tingkat suku bunga,
Bunga, Peringkat tingkat suku bunga, berganda peringkat obligasi,
Obligasi, Ukuran peringkat obligasi, dengan bantuan ukuran perusahaan dan
Perusahaan, dan DER ukuran perusahaan program SPSS debt to equity ratio
terhadap Yield to dan debt to equity berpengaruh terhadap
Maturity Obligasi ratio. yield to maturity.
Korporasi di Bursa Efek
Indonesia Periode Tahun
2004-2006 / Hadiasman
Ibrahim / 2008
Pengaruh Faktor Yield to maturity, Regresi linear Debt to equity ratio, nilai
Fundamental Ekonomi current ratio, debt berganda tukar, dan inflasi
dan Perusahaan terhadap to equity ratio, metode estimasi berpengaruh yield to
Imbal Hasil Obligasi return on OLS (Ordinary maturity; sedangkan
Perusahaan Terbuka di investment, return Least Square) current ratio, return on
Bursa Efek Indonesia / on equity, nilai dengan bantuan investment, dan return on
Maju Hutajulu / 2008 tukar, dan inflasi program SPSS equity tidak berpengaruh
terhadap yield to
maturity.
Yield to Maturity
No Kode Obligasi
2007 2008 2009
1 ADHI04 10,33% 10,15% 11,00%
2 APEX01A 15,05% 11,99% 12,24%
3 BBNI01XXBFTW 12,85% 12,27% 10,30%
4 BBTN11 10,63% 12,00% 9,33%
5 BCAF02B 10,52% 13,52% 9,13%
6 BDMN01B 10,36% 10,67% 10,97%
7 BEXI03B 12,70% 15,30% 9,61%
8 BJBR05 10,08% 14,18% 12,71%
9 BLAM02 11,56% 11,36% 11,39%
10 BNIS01 11,81% 20,28% 12,97%
11 BSDE02 13,14% 15,94% 13,15%
12 BTEL01 11,62% 11,90% 13,66%
13 CLPK02 11,50% 20,98% 11,09%
14 DUTI05 13,10% 18,72% 13,62%
15 EXCL02 10,02% 19,14% 10,35%
16 FREN01 12,34% 13,19% 49,19%
17 INDF04 10,01% 15,79% 13,23%
18 ISAT03BXBFTW 10,23% 11,65% 8,96%
19 ISAT04A 9,96% 14,40% 11,89%
20 ISAT05A 10,03% 9,85% 11,37%
21 ISAT05B 10,62% 10,64% 11,08%
22 JMPD10OXBFTW 10,08% 14,12% 11,77%
23 OTMA05B 10,32% 15,72% 12,44%
24 PJAA01A 9,99% 14,51% 8,81%
25 PLJA01C 10,11% 17,15% 13,36%
26 PNBN02B 10,75% 17,36% 10,87%
27 PPLN08A 10,37% 14,92% 11,39%
28 PPLN08B 11,03% 17,76% 13,75%
29 RMBA01 10,50% 10,89% 10,02%
30 TUFI04C 10,54% 12,29% 10,92%
31 WOMF03C 13,44% 13,27% 6,25%
32 WOMF04A 10,64% 12,81% 11,23%
33 WOMF04B 11,45% 10,10% 13,87%
34 WOMF04C 11,25% 12,83% 15,68%
Lampiran 7
Data Nilai Variabel Bebas
nilai
Skor Proporsi nilai batas scale skor
Peringkat ordinal Frekuensi Proporsi Kumulatif z z value interval
idD 1 1 0,01 0,01 -2,33 0,03 -2,67 1,00
idCCC 2 1 0,01 0,02 -2,06 0,05 -2,18 1,49
idB- 3 0 0 0,02 -2,06 0,05 0 0
idB 4 0 0 0,02 -2,06 0,05 0 0
idB+ 5 0 0 0,02 -2,06 0,05 0 0
idBB- 6 0 0 0,02 -2,06 0,05 0 0
idBB 7 0 0 0,02 -2,06 0,05 0 0
idBB+ 8 0 0 0,02 -2,06 0,05 0 0
idBBB- 9 0 0 0,02 -2,06 0,05 0 0
idBBB 10 8 0,08 0,10 -1,29 0,17 -1,60 2,07
idBBB+ 11 5 0,05 0,15 -1,05 0,23 -1,17 2,51
idA- 12 28 0,27 0,42 -0,20 0,39 -0,59 3,08
idA 13 6 0,06 0,48 -0,05 0,40 -0,12 3,55
idA+ 14 17 0,17 0,65 0,38 0,37 0,16 3,83
idAA- 15 17 0,17 0,81 0,89 0,27 0,62 4,29
idAA 16 1 0,01 0,82 0,93 0,26 0,91 4,58
idAA+ 17 16 0,16 0,98 2,06 0,05 1,35 5,02
idAAA 18 2 0,02 1,00 0 0 2,43 6,10
Jumlah 102
Lampiran 9
Data Panel Penelitian
nilai
skor Proporsi nilai batas scale skor
Peringkat ordinal Frekuensi Proporsi Kumulatif z z value interval
idD 1 0 0 0 0 0 0 0
idCCC 2 0 0 0 0 0 0 0
idB- 3 0 0 0 0 0 0 0
idB 4 0 0 0 0 0 0 0
idB+ 5 0 0 0 0 0 0 0
idBB- 6 0 0 0 0 0 0 0
idBB 7 0 0 0 0 0 0 0
idBB+ 8 0 0 0 0 0 0 0
idBBB- 9 0 0 0 0 0 0 0
idBBB 10 8 0,08 0,08 -1,40 0,15 -1,85 1,00
idBBB+ 11 4 0,04 0,12 -1,17 0,20 -1,28 1,58
idA- 12 28 0,28 0,40 -0,24 0,39 -0,66 2,20
idA 13 6 0,06 0,46 -0,09 0,40 -0,17 2,69
idA+ 14 17 0,17 0,64 0,35 0,38 0,13 2,98
idAA- 15 17 0,17 0,81 0,87 0,27 0,60 3,45
idAA 16 1 0,01 0,82 0,91 0,26 0,89 3,74
idAA+ 17 16 0,16 0,98 2,05 0,05 1,33 4,19
idAAA 18 2 0,02 1,00 0 0 2,42 5,27
Jumlah 99
Lampiran 13
Output Regresi Model Log-log
Effects Specification
S.D. Rho
Weighted Statistics
Unweighted Statistics
Estimation Equation:
=========================
LNYTM2 = C(1) + C(2)*LNIRATE2 + C(3)*LNDER2 + C(4)*LNRATING2 + [CX=R]
Substituted Coefficients:
=========================
LNYTM2 = -0,596542347815 + 0,518910469722*LNIRATE2 - 0,0394043493299*LNDER2 -
0,149952044691*LNRATING2 + [CX=R]
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. DATA PRIBADI
Nama : Dedi Pramono
Tempat dan Tanggal Lahir : Klaten, 4 Februari 1985
Agama : Islam
Alamat : Jl. Kelurahan No. 50 G RT 01 RW 02 Jurang
Mangu Timur, Pondok Aren, Tangerang
Selatan, Banten 15222
Alamat Email : aboe.anas@gmail.com
Status Perkawinan : Menikah
Nama Ayah : Hariyanto
Nama Ibu : Siti Endarwati
Nama Istri : Siti Fatimah
Nama Anak : Anas Abdul Aziz