Sie sind auf Seite 1von 118

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN


SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA
TANGERANG SELATAN

SKRIPSI

ANALISIS PENGARUH BI RATE, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN


PERINGKAT OBLIGASI TERHADAP YIELD TO MATURITY OBLIGASI
KORPORASI DI BURSA EFEK INDONESIA

Diajukan oleh:
DEDI PRAMONO
NPM: 09460004754

AHLI MADYA PERPAJAKAN


Sekolah Tinggi Akuntansi Negara
Tahun 2006

Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat


Guna Mencapai Gelar Sarjana Sains Terapan Akuntansi
Pada Sekolah Tinggi Akuntansi Negara
2011
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA
TANGERANG SELATAN

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

NAMA : DEDI PRAMONO

NPM : 09460004754

BIDANG SKRIPSI : SEMINAR PASAR MODAL

JUDUL SKRIPSI : ANALISIS PENGARUH BI RATE, DEBT TO

EQUITY RATIO, DAN PERINGKAT OBLIGASI

TERHADAP YIELD TO MATURITY OBLIGASI

KORPORASI DI BURSA EFEK INDONESIA

Dengan ini menyatakan bahwa sesungguhnya skripsi ini adalah hasil tulisan
saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin
atau tiru tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya. Bila terbukti saya
melakukan tindakan plagiarisme, saya siap dinyatakan tidak lulus dan dicabut gelar
yang telah diberikan.

Tangerang Selatan, 10 Mei 2011

Yang Memberi Pernyataan,

Dedi Pramono

ii
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA
TANGERANG SELATAN

TANDA PERSETUJUAN SKRIPSI

NAMA : DEDI PRAMONO

NPM : 09460004754

BIDANG SKRIPSI : SEMINAR PASAR MODAL

JUDUL SKRIPSI : ANALISIS PENGARUH BI RATE, DEBT TO

EQUITY RATIO, DAN PERINGKAT OBLIGASI

TERHADAP YIELD TO MATURITY OBLIGASI

KORPORASI DI BURSA EFEK INDONESIA

Mengetahui Menyetujui
Direktur STAN, Dosen Pembimbing,

Kusmanadji, Ak., MBA. Nelson Sahala Effendi Siahaan, S.E., M.Sc.


NIP. 196009151981121001 NIP. 197202151997031001

iii
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA
TANGERANG SELATAN

PERNYATAAN LULUS UJIAN KOMPREHENSIF

NAMA : DEDI PRAMONO

NPM : 09460004754

BIDANG SKRIPSI : SEMINAR PASAR MODAL

JUDUL SKRIPSI : ANALISIS PENGARUH BI RATE, DEBT TO

EQUITY RATIO, DAN PERINGKAT OBLIGASI

TERHADAP YIELD TO MATURITY OBLIGASI

KORPORASI DI BURSA EFEK INDONESIA

Tangerang Selatan, 10 Mei 2011

1. Margono, Ak., M.M. (Ketua Penguji)


NIP. 195405251977121001

2. Nelson Sahala Effendi Siahaan, S.E., M.Sc. (Anggota Penguji/Pembimbing)


NIP. 197202151997031001

3. Agni Indriani, Ak., M.Soc.Sc. (Anggota Penguji)


NIP. 196209041983022001

iv
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Alloh Ta’ala, kami memujiNya, memohon pertolongan dan

ampunan kepadaNya. Kami berlindung kepada Alloh Ta’ala dari kejahatan diri kami

dan kejelekan amalan-amalan kami. Barang siapa yang diberi petunjuk oleh Alloh

maka tidak ada yang dapat menyesatkannya, dan barang siapa yang disesatkan oleh

Alloh, maka tidak ada yang dapat memberi petunjuk kepadanya. Aku bersaksi bahwa

tidak ada yang berhak disembah dengan benar kecuali Alloh, tidak ada sekutu

bagiNya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad Shollallohu Alayhi wa Sallam adalah

hamba dan utusan Alloh.

Atas pertolongan dan ridha Alloh, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi

dengan judul “Analisis Pengaruh BI Rate, Debt to Equity Ratio, dan Peringkat

Obligasi terhadap Yield to Maturity Obligasi Korporasi di Bursa Efek Indonesia”.

Dalam proses penulisan skripsi ini, penulis telah banyak dibantu oleh berbagai

pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang

setulus-tulusnya kepada:

1. Bapak dan Ibu tercinta yang selama ini selalu mendo’akan dan memberikan yang

terbaik bagi kami.

2. Istriku tercinta dan anakku tersayang yang selalu memberikan motivasi selama

penulisan skripsi.

3. Bapak Kusmanadji, Ak., MBA., selaku Direktur Sekolah Tinggi Akuntansi

Negara.

v
4. Bapak Nelson Sahala Effendi Siahaan, S.E., M.Sc., selaku dosen pembimbing

materi yang telah bersedia meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan serta

arahan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

5. Bapak Drs. Subardjo, MM., selaku dosen pembimbing teknis yang telah

meluangkan waktu untuk membimbing penulis dalam teknis penyusunan skripsi.

6. Bapak Yulianto Aji Sadono, selaku Ph. Divisi Pemasaran Bursa Efek Indonesia

yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di

lingkungan Bursa Efek Indonesia.

7. Bapak Taufik dari Divisi Pemasaran Bursa Efek Indonesia yang telah memberikan

data dan informasi kepada penulis terkait tema penulisan skripsi ini.

8. Segenap dosen, staf dan rekan-rekan Sekolah Tinggi Akuntansi Negara atas ilmu

serta bantuan yang telah diberikan kepada penulis.

Serta pihak-pihak yang tidak dapat penulis sampaikan satu persatu penulis

mengucapkan Jazakumullohu khoiron katsiron. Semoga Alloh membalas kebaikan

Bapak/Ibu/Saudara semua dengan kebaikan yang lebih banyak dan melimpah.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis

mengharapkan kritik serta saran yang membangun untuk perbaikan di masa yang akan

datang. Akhirnya, penulis berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi

siapapun yang membacanya.

Tangerang Selatan, 10 Mei 2011

Penulis,

Dedi Pramono

vi
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ................................................................ ii

HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................... iii

PERNYATAAN LULUS UJIAN KOMPREHENSIF ............................................ iv

KATA PENGANTAR ........................................................................................... v

DAFTAR ISI ......................................................................................................... vii

DAFTAR TABEL ................................................................................................. x

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xi

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1

A. Latar Belakang Penelitian ...................................................................... 1

B. Tujuan dan Manfaat Penelitian............................................................... 5

C. Ruang Lingkup Penelitian ...................................................................... 6

D. Metodologi Penelitian ............................................................................ 6

E. Sistematika Pembahasan ........................................................................ 7

BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................. 9

A. Pengertian Obligasi................................................................................ 9

B. Karakteristik Obligasi ............................................................................ 10

C. Risiko Investasi Obligasi ....................................................................... 14

D. Jenis Obligasi ........................................................................................ 15

vii
E. Yield Obligasi ........................................................................................ 18

F. BI Rate .................................................................................................. 22

G. Debt to Equity Ratio .............................................................................. 22

H. Hasil Penelitian Sebelumnya .................................................................. 23

I. Hipotesis Penelitian ............................................................................... 25

BAB III INTI PENELITIAN .............................................................................. 26

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ........................................................ 26

B. Jenis dan Metode Pengumpulan Data ..................................................... 27

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ........................... 27

D. Pengukuran Variabel Penelitian ............................................................. 28

E. Model Penelitian .................................................................................... 33

F. Populasi dan Sampel Penelitian ............................................................. 33

G. Instrumen Penelitian .............................................................................. 34

H. Teknik Pengolahan Data ........................................................................ 35

1. Pemilihan metode estimasi ............................................................. 35

2. Model regresi berganda .................................................................. 36

3. Pengujian hipotesis ......................................................................... 37

I. Pengujian Asumsi Klasik ....................................................................... 38

1. Uji Normalitas ................................................................................ 39

2. Uji Multikolinieritas ....................................................................... 40

3. Uji Heteroskedastisitas ................................................................... 40

4. Uji Autokorelasi ............................................................................. 42

J. Hasil yang Diharapkan ........................................................................... 45

viii
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN EVALUASI .............................................. 46

A. Deskripsi Data Penelitian ....................................................................... 46

1. Pengambilan Sampel Data .............................................................. 46

2. Statistik Deskriptif .......................................................................... 46

B. Teknik Pengolahan Data ........................................................................ 50

C. Pengujian Asumsi Klasik ....................................................................... 55

D. Teknik Pengolahan Data Model Log-log ................................................ 57

E. Pengujian Asumsi Klasik Model Log-log............................................... 63

F. Teknik Pengolahan Data Model Log-log 2 ............................................. 67

G. Pengujian Asumsi Klasik Model Log-log 2 ............................................ 73

H. Interpretasi dan Pembahasan .................................................................. 75

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 81

A. Simpulan ............................................................................................... 81

B. Saran ..................................................................................................... 82

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 85

LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

ix
DAFTAR TABEL

Tabel II.1 Peringkat Obligasi yang Dikeluarkan oleh PT Pefindo....................... 13

Tabel III.1 Hasil Konversi Skala Peringkat Obligasi ........................................... 32

Tabel IV.1 Statistik Deskriptif............................................................................. 47

Tabel IV.2 Distribusi Frekuensi Peringkat Obligasi ............................................. 49

Tabel IV.3 Hasil Uji Chow.................................................................................. 51

Tabel IV.4 Uji Jarque-Bera ................................................................................. 55

Tabel IV.5 Matriks Korelasi ................................................................................ 56

Tabel IV.6 Uji Glejser ......................................................................................... 56

Tabel IV.7 Hasil Uji Chow Model Log-log ......................................................... 58

Tabel IV.8 Uji Jarque-Bera Model Log-log ......................................................... 63

Tabel IV.9 Matriks Korelasi Model Log-log ....................................................... 63

Tabel IV.10 Uji Glejser Model Log-log ................................................................ 64

Tabel IV.11 Hasil Uji Chow Model Log-log 2 ...................................................... 68

Tabel IV.12 Hasil Uji Hausman Model Log-log 2 ................................................. 68

Tabel IV.13 Uji Jarque-Bera Model Log-log 2 ...................................................... 73

Tabel IV.14 Matriks Korelasi Model Log-log 2..................................................... 73

Tabel IV.15 Uji Glejser Model Log-log 2 ............................................................. 74

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar IV.1 Kurva Distribusi t IRATE ............................................................... 53

Gambar IV.2 Kurva Distribusi t DER .................................................................. 54

Gambar IV.3 Kurva Distribusi t RATING............................................................ 55

Gambar IV.4 Area Pengujian Statistik Durbin Watson ......................................... 57

Gambar IV.5 Kurva Distribusi t LnIRATE........................................................... 61

Gambar IV.6 Kurva Distribusi t LnDER .............................................................. 61

Gambar IV.7 Kurva Distribusi t LnRATING ....................................................... 62

Gambar IV.8 Area Pengujian Statistik D-W Model Log-log ................................ 65

Gambar IV.9 Kurva Distribusi t LnIRATE2 ......................................................... 71

Gambar IV.10 Kurva Distribusi t LnDER2 ............................................................ 71

Gambar IV.11 Kurva Distribusi t LnRATING2 ..................................................... 72

Gambar IV.12 Area Pengujian Statistik D-W Model Log-log 2 .............................. 75

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Ringkasan Penelitian Terdahulu

Lampiran 2 Daftar Emiten Obligasi

Lampiran 3 Daftar Sampel Obligasi

Lampiran 4 Data Detail Sampel

Lampiran 5 Data Transaksi Sampel

Lampiran 6 Data Yield to Maturity

Lampiran 7 Data Nilai Variabel Bebas

Lampiran 8 Transformasi Data Ordinal-Interval

Lampiran 9 Data Panel Penelitian

Lampiran 10 Output Regresi Model Linier

Lampiran 11 Hasil Deteksi Outlier

Lampiran 12 Transformasi Data Ordinal-Interval Sesudah Outlier Dikeluarkan

Lampiran 13 Output Regresi Model Log-log

Lampiran 14 Output Regresi dan Estimasi Persamaan Model Log-log 2

xii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pasar modal memiliki peran besar bagi perekonomian suatu negara karena

pasar modal menjalankan dua fungsi sekaligus, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi

keuangan. Pasar modal dikatakan memiliki fungsi ekonomi karena pasar menyediakan

fasilitas atau wahana yang mempertemukan dua kepentingan yaitu pihak yang

memiliki kelebihan dana (investor) dan pihak yang memerlukan dana (issuer).

Dengan adanya pasar modal maka pihak yang memiliki kelebihan dana dapat

menginvestasikan dana tersebut dengan harapan memperoleh imbalan (return)

sedangkan pihak issuer (dalam hal ini perusahaan) dapat memanfaatkan dana tersebut

untuk kepentingan investasi tanpa harus menunggu tersedianya dana dari operasi

perusahaan. Pasar modal dikatakan memiliki fungsi keuangan, karena pasar modal

memberikan kemungkinan dan kesempatan memperoleh imbalan bagi pemilik dana,

sesuai dengan karakteristik investasi yang dipilih (Darmadji dan Fakhruddin 2006, 2).

Di dalam pasar modal Indonesia ada berbagai macam sekuritas, pemodal diberi

kesempatan untuk memilih di antara berbagai sekuritas tersebut. Salah satu sekuritas

yang diperdagangkan di pasar modal adalah obligasi. Obligasi adalah

1
2

instrumen utang yang mengharuskan penerbit (debitur) untuk membayar sejumlah

uang yang dipinjam ditambah dengan bunga kepada investor (kreditur) pada jangka

waktu yang ditentukan (Fabozzi 2007,1).

Banyak hal yang dapat menjadi pertimbangan penting bagi investor untuk

berinvestasi di obligasi. Salah satu faktor yang penting adalah yield. Yield digunakan

oleh investor sebagai alat ukur untuk menghitung seberapa besar pendapatan investasi

atas dana yang ditanamkannya pada obligasi. Ukuran yield yang banyak digunakan

adalah yield to maturity, karena yield tersebut mencerminkan return dengan tingkat

bunga majemuk (compounded rate of return) yang diharapkan investor, jika dua

asumsi yang disyaratkan bisa terpenuhi. Apabila dua asumsi yang disyaratkan tersebut

bisa terpenuhi maka yield to maturity yang diharapkan akan sama dengan realized

yield. Asumsi pertama adalah bahwa investor akan mempertahankan obligasi tersebut

sampai dengan waktu jatuh tempo. Nilai yang didapat jika asumsi pertama dipenuhi

sering disebut dengan yield to maturity (YTM). Asumsi kedua adalah investor

menginvestasikan kembali pendapatan yang diperoleh dari obligasi pada tingkat YTM

yang dihasilkan. Sehingga, yield to maturity (YTM) bisa diartikan sebagai tingkat

return majemuk yang akan diterima investor jika membeli obligasi pada harga pasar

saat ini dan menahan obligasi tersebut hingga jatuh tempo (Tandelilin 2010, 259).

Sebagai instrumen investasi, yield (imbal hasil) obligasi yang diperoleh

investor akan mengalami perubahan seiring dengan berjalannya waktu. Perubahan

yield mencerminkan perubahan pendapatan investasi yang akan diperoleh investor.

Oleh karena itu, investor seyogyanya senantiasa memperhatikan perubahan yield dan

faktor-faktor yang memengaruhinya. Berdasarkan studi literatur yang dilakukan oleh


3

penulis, secara teori terdapat beberapa faktor yang dapat memengaruhi yield obligasi

diantaranya adalah BI Rate, debt to equity ratio dan peringkat obligasi.

BI Rate merupakan salah satu faktor yang dapat memengaruhi yield obligasi.

Berkaitan dengan hal tersebut, BAPEPAM (2003,13) menyatakan bahwa nilai suatu

obligasi bergerak berlawanan arah dengan perubahan suku bunga secara umum. Jika

suku bunga secara umum cenderung turun, maka harga obligasi akan meningkat,

karena para investor cenderung untuk berinvestasi pada obligasi. Sementara itu, jika

suku bunga secara umum cenderung meningkat, maka harga obligasi akan turun,

karena para investor cenderung untuk menanamkan uangnya di bank. Sedangkan, ciri

dasar obligasi adalah perubahan harga obligasi terjadi dengan arah yang berlawanan

dari perubahan hasil diinginkan (yield) (Fabozzi 2007, 59). Oleh karena BI Rate

merupakan tolok ukur dari suku bunga-suku bunga lain yang ada dalam

perekonomian, maka dapat disimpulkan bahwa kenaikan BI Rate akan disertai dengan

peningkatan yield obligasi.

Penelitian sebelumnya mengenai pengaruh tingkat suku bunga terhadap yield to

maturity obligasi antara lain dilakukan oleh Nurfauziah dan Setyarini (2004). Mereka

menemukan hasil bahwa tingkat suku bunga tidak berpengaruh signifikan terhadap

yield to maturity obligasi. Hasil penelitian tersebut berbeda dengan yang dilakukan

oleh Ibrahim (2008) yang menunjukkan hasil bahwa terdapat pengaruh positif dan

signifikan antara tingkat suku bunga (BI Rate) terhadap yield to maturity obligasi.

Faktor selanjutnya yang dapat memengaruhi yield obligasi adalah debt to equity

ratio (DER). Debt to equity ratio merupakan indikator struktur modal dan risiko

finansial, yang merupakan perbandingan antara utang dan modal sendiri (Purwanto
4

dan Haryanto 2004,23). Semakin besar debt to equity ratio berarti semakin besar

proporsi utang atas modal sendiri, dimana hal ini akan berpotensi mengakibatkan

semakin tingginya risiko untuk tidak mampu membayar utang. Berdasarkan teori risk

return trade off, semakin besar tingkat risiko maka semakin besar return yang

diisyaratkan (Keown 2002, 11). Dengan demikian, semakin besar proporsi utang atas

modal sendiri (DER) maka yield yang diisyaratkan juga semakin besar.

Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Ibrahim (2008) menunjukkan hasil

bahwa debt to equity ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap yield to

maturity obligasi. Sedangkan Hutajulu (2008) menemukan bahwa debt to equity ratio

berpengaruh negatif dan signifikan terhadap yield to maturity obligasi. Namun hasil

penelitian tersebut berbeda dengan yang dilakukan oleh Setyapurnama (2005) yang

menemukan bahwa debt to equity ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap yield to

maturity obligasi.

Peringkat obligasi juga merupakan salah satu faktor yang dapat memengaruhi

yield obligasi. Menurut Sulistyastuti (2002, 66), peringkat obligasi merupakan salah

satu indikator penting untuk mengetahui tingkat risiko yang dihadapi oleh perusahaan

penerbit obligasi. Obligasi dengan peringkat rendah merupakan obligasi yang lebih

berisiko. Implikasinya, obligasi dengan peringkat rendah harus menyediakan yield to

maturity lebih tinggi, karena untuk mengkompensasi risiko yang besar.

Penelitian terdahulu mengenai pengaruh peringkat obligasi terhadap yield

obligasi juga memberikan hasil penelitian yang berbeda-beda, antara lain dilakukan

oleh Nurfauziah dan Setyarini (2004) yang menyatakan bahwa peringkat obligasi

tidak berpengaruh signifikan terhadap yield to maturity obligasi. Namun hasil


5

penelitian tersebut berbeda dengan yang dilakukan oleh Ibrahim (2008) yang

menemukan bahwa peringkat obligasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap

yield to maturity obligasi.

Uraian hasil penelitian sebagaimana yang telah dikemukakan diatas

menunjukkan adanya research gap pada variabel tingkat suku bunga (BI Rate), debt

to equity ratio, dan peringkat obligasi dalam pengaruhnya terhadap yield to maturity

obligasi. Sehingga, rumusan masalah (problem statement) dalam penelitian ini adalah

terdapat perbedaan hasil penelitian terkait dengan faktor-faktor yang memengaruhi

yield obligasi berdasarkan hasil studi literatur penulis.

Adapun pertanyaan penelitian (research question) yang dapat dirumuskan

dalam penelitian ini adalah:

1. Secara bersama-sama, apakah BI Rate, debt to equity ratio, dan peringkat obligasi

berpengaruh terhadap yield to maturity obligasi?

2. Secara bersama-sama, seberapa besar pengaruh BI Rate, debt to equity ratio, dan

peringkat obligasi terhadap yield to maturity obligasi?

3. Apakah BI Rate berpengaruh terhadap yield to maturity obligasi?

4. Apakah debt to equity ratio berpengaruh terhadap yield to maturity obligasi?

5. Apakah peringkat obligasi berpengaruh terhadap yield to maturity obligasi?

B. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Sesuai dengan perumusan pertanyaan penelitian (research question) tersebut di

atas, maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk menganalisis pengaruh BI Rate, debt to equity ratio, dan peringkat obligasi

secara bersama-sama terhadap yield to maturity obligasi.


6

2. Untuk menganalisis pengaruh BI Rate, debt to equity ratio, dan peringkat obligasi

secara parsial terhadap yield to maturity obligasi.

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai bahan pertimbangan bagi

investor dalam mengambil keputusan investasi obligasi korporasi di pasar modal, baik

keputusan untuk membeli atau menjual obligasi korporasi tertentu. Sedangkan bagi

peneliti selanjutnya, penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan pengetahun

dan acuan, terutama mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap yield to

maturity obligasi korporasi.

C. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian yang dilakukan oleh penulis terbatas pada obligasi korporasi yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Adapun sampel yang diambil adalah obligasi

korporasi yang tercatat di bursa selama 3 tahun berturut-turut dari tahun 2007-2009.

Sampel obligasi juga harus berkupon tetap, peringkatnya terdapat pada PT Pefindo,

tidak mempunyai fitur khusus seperti callable bond atau convertible bond serta

emiten mempunyai laporan keuangan lengkap selama periode pengamatan.

D. Metodologi Penelitian

Dalam mengumpulkan data sebagai bahan penulisan skripsi ini, penulis

menggunakan dua metode yaitu:

1. Penelitian kepustakaan.

Penelitian kepustakaan dilakukan dengan mengumpulkan, membaca, dan

menelaah berbagai buku, artikel online, jurnal, makalah, maupun bahan-bahan kuliah

yang berhubungan dengan materi penelitian. Tujuan penelitian kepustakaan adalah


7

untuk memperoleh dan meningkatkan pengetahuan teoritis penulis yang akan

digunakan dalam pembahasan penelitian.

2. Penelitian lapangan.

Penelitian ini dilaksanakan dengan melakukan kunjungan langsung ke Bursa

Efek Indonesia (BEI) dan PT Pefindo dalam rangka pengumpulan materi dan data

tambahan yang relevan dengan pembahasan skripsi dimaksud.

E. Sistematika Pembahasan

Skripsi ini terbagi dalam lima bab dan tiap bab terbagi dalam sub bab-sub bab

dengan urutan pembahasan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang gambaran umum penyusunan skripsi yang meliputi

latar belakang penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, ruang lingkup

penelitian, serta sistematika pembahasan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini berisi teori-teori yang mendasari penulis dalam melakukan

pembahasan yang diambil dari literatur buku-buku, tulisan-tulisan ilmiah

maupun bahan lain yang berkaitan dengan topik penulisan skripsi. Teori

tersebut meliputi pengertian obligasi, karakteristik obligasi, risiko investasi

obligasi, jenis obligasi, yield obligasi, BI Rate, dan debt to equity ratio.

BAB III INTI PENELITIAN

Pada bagian ini akan diuraikan mengenai deskripsi objek penelitian, jenis

dan metode pengumpulan data, variabel penelitian dan definisi operasional

variabel, cara pengukuran variabel penelitian, model penelitian, populasi dan


8

sampel, instrumen penelitian, teknik pengolahan data penelitian, pengujian

asumsi klasik, serta hasil yang diharapkan.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN EVALUASI

Dalam bab ini, penulis akan menjelaskan tentang deskripsi data hasil

penelitian, teknik pengolahan data, pengujian asumsi klasik, serta

interpretasi dan pembahasan.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi tentang simpulan yang diperoleh dari penelitian yang

dilakukan serta sumbangsih saran yang dapat diberikan.


BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Obligasi

Pengertian obligasi menurut Bodie, Kane, dan Marcus (2008, 291) adalah “a

security that obligates the issuer to make specified payments to the holder over a

period of time”. Sedangkan menurut Sunariyah (2006, 214):

Obligasi adalah efek utang pendapatan tetap di mana penerbit (emiten) setuju
untuk membayar sejumlah bunga tetap untuk jangka waktu tertentu dan akan
membayar kembali jumlah pokoknya pada saat jatuh tempo. Jadi, obligasi pada
dasarnya merupakan surat pengakuan utang atas pinjaman yang diterima oleh
perusahaan penerbit obligasi dari masyarakat pemodal.

Sehubungan dengan hal di atas, Sulistyastuti (2002, 51) menyatakan bahwa:

Penerbitan obligasi sebagai sekuritas tetap mewajibkan penerbitnya untuk


melakukan pembayaran sebesar persentase tertentu secara periodik. Besarnya
persentase pembayaran tersebut didasarkan atas nilai nominalnya. Pembayaran
atas sejumlah nilai berdasar nilai nominal ini disebut pembayaran kupon. Kupon
merupakan penghasilan bunga obligasi yang didasarkan atas nilai nominal.
Pembayaran kupon biasa dilakukan setiap tahun, setiap semester atau setiap
triwulan dimana hal tersebut tergantung pada perjanjian. Penentuan tingkat
kupon obligasi selalu didasarkan pada tingkat suku bunga komersial yang
berlaku. Setelah obligasi memasuki masa jatuh tempo, pemegang obligasi akan
menerima pokok pinjaman dan satu kali pembayaran kupon. Besarnya
pelunasan obligasi oleh penerbit pada saat jatuh tempo akan ekuivalen dengan
harganya (total pembayaran yang dikeluarkan oleh investor). Nilai nominal,
tingkat kupon, waktu jatuh tempo serta ada tidaknya jaminan atas obligasi
merupakan komponen utama penerbitan obligasi yang harus ditetapkan pada
perjanjian antara penerbit dengan investor.

9
10

B. Karakteristik Obligasi

Keown, et al. (2002, 215) menyatakan bahwa ada 7 karakteristik dan

terminologi dari obligasi, yaitu :

1. Klaim terhadap pendapatan dan aset perusahaan.

Obligasi merupakan surat utang, maka klaim terhadap pendapatan dan aset

perusahaan bagi pemegang obligasi akan lebih didahulukan daripada pemegang

saham. Pemegang saham hanya akan mendapatkan dividen setelah pemegang obligasi

dan pemegang saham preferen memiliki haknya. Begitu juga dengan dalam kondisi

kebangkrutan, klaim untuk pemegang obligasi harus dipenuhi terlebih dahulu.

2. Nilai nominal.

Nilai nominal dari obligasi adalah jumlah yang akan diterima investor saat

obligasi jatuh tempo.

3. Tingkat bunga kupon.

Tingkat bunga kupon mengindikasikan persentase dari nilai nominal yang akan

dibayarkan kepada pemegang obligasi dalam satu tahun sebagai bunga dari obligasi

tersebut.

4. Jatuh tempo.

Jatuh tempo adalah waktu sampai dengan penerbit obligasi mengembalikan

uang sejumlah nilai nominal kepada pemegang obligasi.

5. Indenture.

Indenture adalah kontrak perjanjian legal antara perusahaan penerbit obligasi

dan badan penjamin obligasi (trustee) yang berperan sebagai wakil dari pemegang

obligasi. Indenture menyediakan jangka waktu yang spesifik dari perjanjian pinjaman
11

(obligasi) tersebut, termasuk deskripsi obligasi tersebut, hak dari pemegang obligasi,

hak dari perusahaan yang mengeluarkan obligasi, dan kewajiban dari badan penjamin

(trustee). Badan penjamin biasanya adalah institusi perbankan yang kemudian diberi

tugas untuk mengawasi hubungan antara pemegang obligasi dan perusahaan yang

mengeluarkan obligasi, melindungi pemegang obligasi, dan melihat apakah syarat-

syarat dari indenture dilaksanakan dengan baik. Di Indonesia, indenture disebut

sebagai Perjanjian Perwaliamanatan (PWA).

6. Current yield.

Current yield adalah rasio dari bunga yang diterima tahunan dibandingkan

dengan harga pasar obligasi.

7. Peringkat.

Menurut Peraturan Bapepam-LK Nomor V.C.2 tentang Perizinan Perusahaan

Pemeringkat Efek, pengertian dari peringkat adalah:

Opini tentang kemampuan untuk memenuhi kewajiban pembayaran secara tepat


waktu oleh suatu pihak sebagai entitas (company rating) dan atau berkaitan
dengan efek yang diterbitkan oleh pihak dimaksud yang diperingkat (instrument
rating).

Terkait dengan penerbitan efek bersifat utang atau obligasi di pasar modal,

berlaku peraturan Bapepam-LK Nomor IX.C.11 tentang Pemeringkatan atas Efek

Bersifat Utang. Peraturan tersebut pada intinya mewajibkan emiten yang menerbitkan

obligasi untuk mendapatkan peringkat atas obligasi tersebut dari perusahaan

pemeringkat efek yang memperoleh ijin usaha dari Bapepam-LK. Peringkat atas

obligasi tersebut wajib disampaikan kepada Bapepam-LK, bursa efek dan pihak-pihak

terkait lainnya serta wajib diumumkan melalui media massa.


12

Peringkat dikeluarkan oleh perusahaan pemeringkat efek. Saat ini, terdapat tiga

perusahaan pemeringkat efek yang beroperasi di Indonesia yaitu PT. Pefindo, PT.

Moody’s Rating Indonesia dan PT. Fitch Rating Indonesia. Peringkat yang

dikeluarkan biasanya meliputi penilaian terhadap risiko dimasa yang akan datang

yang berpotensi terhadap obligasi tersebut. Peringkat obligasi juga bisa dikatakan

sebagai cerminan kemampuan dan keinginan suatu perusahaan untuk membayarkan

kembali utangnya.

Peringkat obligasi dibuat oleh perusahaan pemeringkat berdasarkan analisis

berbagai aspek perusahaan dari informasi disediakan oleh pihak penerbit dan

didapatkan dari berbagai sumber dengan mempertimbangkan keasliannya. Peringkat

kredit tersebut dapat diubah, ditangguhkan, atau ditarik kembali sebagai hasil dari

perubahan material dalam struktur utang perusahaan. Karena penelitian ini hanya

menggunakan peringkat dari Pefindo, bukan dari lembaga lain, sebagai salah satu

variabel independennya, maka hanya akan dibahas mengenai peringkat obligasi yang

dikeluarkan oleh Pefindo.

Peringkat obligasi yang dikeluarkan oleh Pefindo memiliki rentang dari idAAA

(sangat istimewa atau superior) sampai dengan idD (gagal bayar). Semakin dekat

peringkat obligasi dengan idAAA berarti semakin bagus peringkatnya dan semakin

kecil kemungkinan obligasi akan gagal dalam memenuhi kewajiban membayar bunga

dan pokok pinjamannya. Hal ini berarti semakin tinggi peringkat obligasi, semakin

rendah risiko yang dihadapi investor. Dan sebaliknya semakin rendah peringkat

obligasi, semakin tinggi risiko investor untuk mengalami utang yang macet.
13

Tabel II.1 Peringkat Obligasi yang Dikeluarkan oleh PT Pefindo

Peringkat Keterangan
idAAA Efek utang dengan peringkat idAAA merupakan efek utang dengan peringkat
tertinggi dari Pefindo yang didukung oleh kemampuan obligor yang superior
relatif dibanding obligor Indonesia lainnya untuk memenuhi kewajiban finansial
jangka panjangnya sesuai dengan yang diperjanjikan.
idAA Efek utang dengan peringkat idAA memiliki kualitas kredit sedikit di bawah
peringkat tertinggi didukung oleh kemampuan obligor yang sangat kuat (very
strong) untuk memenuhi kewajiban finansial jangka panjangnya sesuai dengan
yang diperjanjikan, relatif dibanding dengan obligor Indonesia lainnya.
idA Efek utang dengan peringkat idA memiliki kemampuan dukungan obligor yang
kuat (strong) dibanding obligor Indonesia lainnya untuk memenuhi kewajiban
finansial jangka panjangnya sesuai dengan yang diperjanjikan, namun cukup peka
terhadap perubahan keadaan bisnis dan perekonomian yang merugikan.
idBBB Efek utang dengan peringkat idBBB didukung oleh kemampuan obligor yang
memadai (adequate) relatif dibanding efek utang Indonesia lainnya untuk
memenuhi kewajiban finansial jangka panjang sesuai dengan yang diperjanjikan
namun kemampuan tersebut dapat diperlemah oleh perubahan keadaan
perekonomian yang merugikan.
idBB Efek utang dengan peringkat idBB menunjukkan dukungan kemampuan obligor
yang agak lemah (somewhat weak) relatif dibanding efek utang Indonesia lainnya
untuk memenuhi kewajiban finansial jangka panjang sesuai dengan yang
diperjanjikan serta peka terhadap keadaan bisnis, keuangan dan perekonomian
yang tidak menentu dan merugikan.
idB Efek utang dengan peringkat idB menunjukkan parameter perlindungan yang
lemah (weak). Walaupun obligor masih memiliki kemampuan untuk memenuhi
kewajiban finansial jangka panjangnya, namun adanya perubahan keadaan bisnis
dan perekonomian yang merugikan akan memperburuk kemampuan obligor
tersebut untuk memenuhi kewajiban finansialnya.
idCCC Efek utang dengan peringkat idCCC menunjukkan efek utang yang tidak mampu
lagi (vulnerable) memenuhi kewajiban finansialnya serta hanya bergantung kepada
perbaikan keadaan bisnis dan keuangan.
idD Efek utang dengan peringkat idD menandakan efek utang yang gagal bayar
(default) atau emitennya sudah berhenti berusaha.

Sumber: Publikasi Pefindo (www.new.pefindo.com)

Catatan:

1. Tanda tambah (+) atau kurang (-) dapat dicantumkan dengan peringkat mulai dari

idAA hingga idB.

2. Tanda tambah (+) menunjukkan bahwa suatu kategori peringkat mendekati

kategori peringkat yang diatasnya.


14

3. Tanda kurang (-) menunjukkan bahwa suatu kategori peringkat lebih baik dari

kategori peringkat dibawahnya, namun mendekati.

C. Risiko Investasi Obligasi

Sebagaimana investasi pada instrumen lainnya, investasi pada obligasi juga

memiliki risiko. Namun, tingkatan risiko dari setiap instrumen investasi tentunya

berbeda. Ada sebuah ungkapan yang sangat populer di bidang keuangan yaitu ‘high

risk, high return’. Ungkapan tersebut merupakan salah satu simbol bahwa return dari

sebuah instrumen sangat dipengaruhi oleh risiko instrumen tersebut. Fabozzi (2007, 6)

menguraikan jenis-jenis risiko terkait investasi pada instrumen obligasi diantaranya

adalah sebagai berikut:

1. Risiko perubahan suku bunga.

Risiko naik turunnya harga sebuah obligasi yang diakibatkan oleh perubahan suku

bunga pasar. Risiko ini sering disebut juga sebagai risiko pasar. Harga dari obligasi

berbanding terbalik dengan perubahan pada tingkat suku bunga. Saat suku bunga

bergerak naik, maka harga obligasi akan turun, begitu juga sebaliknya.

2. Risiko penarikan.

Risiko ini dihadapi bagi pemilik obligasi yang mempunyai fitur penarikan (call)

di dalamnya. Risiko dimana obligasi akan dibeli oleh penerbit dengan harga yang

lebih rendah daripada saat dibeli oleh investor. Seperti misalnya investor membeli

pada harga premium, sedangkan penerbit membelinya pada harga par.

3. Risiko gagal bayar.

Risiko ini berkaitan dengan kemampuan pihak penerbit obligasi untuk

membayar kupon dan prinsipal dari sebuah obligasi. Tingkat risiko ini juga berbeda-
15

beda menurut perusahaan penerbit obligasi. Risiko gagal bayar ini biasanya

digambarkan dengan menggunakan peringkat.

4. Risiko inflasi.

Pembayaran kupon biasanya dalam jumlah yang tetap, tentu saja nilai pembayaran

ini akan menurun karena dipengaruhi oleh inflasi. Saat tingkat inflasi meningkat, harga

obligasi akan cenderung turun karena daya beli dari pembayaran kupon berkurang.

Tingkat inflasi yang lebih rendah dari yang diharapkan akan membuat harga obligasi naik.

5. Risiko perubahan nilai tukar.

Risiko yang muncul apabila investor memiliki obligasi dalam denominasi mata

uang asing, dan terjadi pergerakan kurs dari mata uang asing tersebut.

6. Risiko likuiditas.

Risiko ini muncul akibat tidak likuidnya obligasi di pasar sehingga dapat

menimbulkan kesulitan mengubah obligasi ini menjadi uang. Likuiditas penting sekali

karena investor yang membeli obligasi akan lebih puas bila bisa dengan mudah

menjual obligasi tersebut ke pasar, sehingga kas dapat dimiliki kapan pun. Risiko ini

penting bagi para investor yang tidak merencanakan untuk memegang obligasi hingga

jatuh tempo.

D. Jenis Obligasi

Menurut Bursa Efek Indonesia dalam situs www.idx.co.id, obligasi memiliki

beberapa jenis yang berbeda sebagai berikut:

1. Berdasarkan penerbit obligasi.

a. Obligasi korporasi: obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan, baik yang

berbentuk badan usaha milik negara (BUMN) atau badan usaha swasta.
16

b. Obligasi pemerintah pusat: obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah pusat.

c. Obligasi pemerintah daerah: obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah daerah

untut membiayai proyek-proyek yang berkaitan dengan kepentingan publik

(public utility).

2. Berdasarkan sistem pembayaran bunga.

a. Obligasi tanpa kupon: obligasi yang tidak melakukan pembayaran bunga

secara periodik. Namun, bunga dan pokok dibayarkan sekaligus pada saat

jatuh tempo.

b. Obligasi berkupon: obligasi dengan kupon yang dapat diuangkan secara

periodik sesuai dengan ketentuan penerbitnya (biasanya setiap triwulan,

semesteran, atau tahunan).

c. Obligasi berkupon tetap: obligasi dengan tingkat kupon bunga yang telah

ditetapkan sebelum masa penawaran di pasar perdana dan akan dibayarkan

secara periodik.

d. Obligasi berkupon mengambang: obligasi dengan tingkat kupon bunga yang

tidak tetap selama periode obligasi, biasanya berdasarkan suatu acuan tertentu

seperti average time deposit (ATD) yaitu rata-rata tertimbang tingkat suku

bunga deposito dari bank pemerintah dan swasta.

3. Berdasarkan hak penukaran/opsi.

a. Convertible Bonds: obligasi yang memberikan hak kepada pemegang obligasi

untuk mengkonversikan obligasi tersebut ke dalam sejumlah saham milik

penerbitnya.
17

b. Exchangeable Bonds: obligasi yang memberikan hak kepada pemegang

obligasi untuk menukar saham perusahaan ke dalam sejumlah saham

perusahaan afiliasi milik penerbitnya.

c. Callable Bonds: obligasi yang memberikan hak kepada emiten untuk membeli

kembali obligasi pada harga tertentu sepanjang umur obligasi tersebut.

d. Putable Bonds: obligasi yang memberikan hak kepada investor yang

mengharuskan emiten untuk membeli kembali obligasi pada harga tertentu

sepanjang umur obligasi tersebut.

4. Berdasarkan jaminan atau kolateralnya.

a. Secured Bonds: obligasi yang dijamin dengan kekayaan tertentu dari

penerbitnya atau dengan jaminan lain dari pihak ketiga. Dalam kelompok ini,

termasuk didalamnya adalah:

1) Guaranteed Bonds: Obligasi yang pelunasan bunga dan pokoknya dijamin

dengan penanggungan dari pihak ketiga.

2) Mortgage Bonds: obligasi yang pelunasan bunga dan pokoknya dijamin

dengan agunan hipotik atas properti atau asset tetap. Apabila terjadi

default, pemegang obligasi berhak memperoleh properti yang dijaminkan

dan menjualnya sebagai klaim atas perusahaan.

3) Collateral Trust Bonds: obligasi yang dijamin dengan efek yang dimiliki

penerbit dalam portofolionya, misalnya saham-saham anak perusahaan

yang dimilikinya.

b. Unsecured Bonds: obligasi yang tidak dijaminkan dengan kekayaan tertentu

tetapi dijamin dengan kekayaan penerbitnya secara umum.


18

5. Berdasarkan nilai nominal.

a. Obligasi konvensional: obligasi yang lazim diperjualbelikan dalam satu

nominal, Rp 1 miliar per satu lot.

b. Obligasi retail: obligasi yang diperjual belikan dalam satuan nilai nominal

yang kecil, baik obligasi korporasi maupun obligasi pemerintah pusat.

6. Berdasarkan perhitungan imbal hasil.

a. Obligasi konvensional: obligasi yang diperhitungkan dengan menggunakan

sistem kupon bunga.

b. Obligasi syariah: obligasi yang perhitungan imbal hasil dengan menggunakan

perhitungan bagi hasil. Dalam perhitungan ini dikenal dua macam obligasi

syariah, yaitu:

1) Obligasi Syariah Mudharabah merupakan obligasi syariah yang

menggunakan akad bagi hasil sedemikian sehingga pendapatan yang

diperoleh investor atas obligasi tersebut diperoleh setelah mengetahui

pendapatan emiten.

2) Obligasi Syariah Ijarah merupakan obligasi syariah yang menggunakan

akad sewa sedemikian sehingga kupon (fee ijarah) bersifat tetap, dan bisa

diketahui/diperhitungkan sejak awal obligasi diterbitkan.

E. Yield Obligasi (Imbal Hasil Obligasi)

Sehubungan dengan yield obligasi, Rahardjo (2004, 71) menyatakan bahwa:

Yield obligasi merupakan faktor terpenting sebagai pertimbangan investor


dalam melakukan pembelian obligasi sebagai instrumen investasinya. Investor
obligasi akan menghitung seberapa besar pendapatan investasi atas dana yang
dibelikan obligasi tersebut dengan menggunakan alat ukur yield.
19

“Yield adalah keuntungan atas investasi obligasi yang dinyatakan dalam

persentase”.(Samsul 2006, 229). Menurut Tandelilin (2010, 257), terdapat beberapa

ukuran yield obligasi yang dapat digunakan oleh investor, yaitu:

1. Nominal yield.

Nominal yield obligasi atau lebih dikenal dengan sebutan tingkat kupon

(coupon rate) adalah penghasilan bunga kupon tahunan yang dibayarkan kepada para

pemegang obligasi. Tingkat kupon dinyatakan sebagai persentase nilai nominal.

Nominal yield =

2. Current yield.

Current yield obligasi adalah penghasilan bunga kupon tahunan dibagi dengan

harga pasar obligasi. Nominal yield mendasarkan pada nilai nominal yang selalu

berjumlah tetap, sedangkan current yield mendasarkan pada nilai pasar yang dapat

berubah-ubah. Harga pasar obligasi yang diperdagangkan biasanya dinyatakan dalam

persentase dari nilai nominalnya (tanpa menuliskan %). Jika harga penutupan suatu

obligasi 107 berarti obligasi tersebut diperdagangkan pada harga 107% dari nilai

nominalnya.

Current yield =

3. Yield to maturity.

Yield to maturity (YTM) bisa diartikan sebagai tingkat return majemuk yang

akan diterima investor jika membeli obligasi pada harga pasar saat ini dan menahan

obligasi tersebut hingga jatuh tempo. Yield to maturity merupakan ukuran yield yang
20

banyak digunakan, karena yield tersebut mencerminkan return dengan tingkat bunga

majemuk (compounded rate of return) yang diharapkan investor, jika dua asumsi

yang disyaratkan bisa terpenuhi. Apabila dua asumsi yang disyaratkan tersebut bisa

terpenuhi maka yield to maturity yang diharapkan akan sama dengan realized yield.

Asumsi pertama adalah bahwa investor akan mempertahankan obligasi tersebut

sampai dengan waktu jatuh tempo. Nilai yang didapat jika asumsi pertama dipenuhi

sering disebut dengan yield to maturity (YTM). Asumsi kedua adalah investor

menginvestasikan kembali pendapatan yang diperoleh dari obligasi pada tingkat YTM

yang dihasilkan. YTM dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:

P =∑ +
( ) ( )

Dimana :

P : harga pasar obligasi saat ini

n : jumlah tahun sampai dengan jatuh tempo obligasi

t : 1,2,3,...,n

Ct : kupon obligasi pada periode t

YTM : yield to maturity

Mn : nilai obligasi pada saat jatuh tempo

4. Yield to call.

Yield to call adalah yield yang diperoleh pada obligasi yang bisa dibeli kembali

(callable). Obligasi callable berarti bahwa emiten bisa melunasi atau membeli

kembali obligasi yang telah diterbitkannya dari tangan investor yang memegang
21

obligasi tersebut sebelum tanggal jatuh tempo. Untuk menghitung yield to call, bisa

digunakan persamaan sebagai berikut:

P=∑ +
( ) ( )

Dimana :

P : harga pasar obligasi saat ini

c : periode sampai dengan saat obligasi dilunasi (first call date)

t : 1,2,3,...,c

Ct : kupon obligasi pada periode t

YTC : yield to call

Pc : call price obligasi

5. Realized yield.

Realized yield atau horizon yield adalah tingkat return harapan investor dari

sebuah obligasi jika obligasi tersebut dijual kembali oleh investor sebelum waktu

jatuh tempo. Perhitungan yang harus dilakukan dalam menentukan realized yield ini

memerlukan beberapa estimasi yang sebelumnya tidak digunakan pada ukuran yield

lainnya. Estimasi yang harus dilakukan investor antara lain adalah estimasi harga jual

obligasi pada akhir periode investasi yang diharapkan dan estimasi tingkat reinvestasi

untuk pendapatan kupon yang diperoleh. Dengan menggunakan estimasi tingkat

reinvestasi dan harga jual obligasi tersebut, investor dapat menghitung realized yield

yang akan diperoleh jika estimasi tersebut terealisasi. Untuk menghitung realized

yield, dapat digunakan persamaan sebagai berikut:


22

P=∑ +
( ) ( )

Dimana :

P : harga pasar obligasi saat ini

h : periode investasi obligasi (dalam tahun)

Ct : kupon obligasi pada periode t

RY : realized yield

Pf : harga jual obligasi di masa yang akan datang

F. BI Rate.

Menurut situs Bank Indonesia (www.bi.go.id), BI Rate adalah suku bunga

kebijakan yang mencerminkan sikap atau stance kebijakan moneter yang ditetapkan

oleh Bank Indonesia dan diumumkan kepada publik. BI Rate diumumkan setiap bulan

oleh Dewan Gubernur Bank Indonesia dan diimplementasikan pada operasi moneter

yang dilakukan Bank Indonesia melalui pengelolaan likuiditas di pasar uang untuk

mencapai sasaran operasional kebijakan moneter. Sasaran operasional kebijakan

moneter dicerminkan pada perkembangan suku bunga Pasar Uang Antar Bank

Overnight (PUAB O/N). PUAB O/N adalah kegiatan pinjam meminjam dana antara

satu Bank dengan Bank Lainnya yang berjangka waktu satu hari kerja. Pergerakan di

suku bunga PUAB ini diharapkan akan diikuti oleh perkembangan di suku bunga

deposito, dan pada gilirannya suku bunga kredit perbankan.

G. Debt to Equity Ratio

Samsul (2006, 204) menyatakan bahwa:

Investor perlu mengetahui kesehatan perusahaan melalui perbandingan


antara modal sendiri dan modal pinjaman. Jika modal sendiri lebih besar
23

daripada modal pinjaman, maka perusahaan itu sehat dan tidak mudah bangkrut.
Jadi, investor harus selalu mengikuti perkembangan rasio ekuitas terhadap utang
ataupun debt to equity ratio.

Selanjutnya, Purwanto dan Haryanto (2004, 23) memberikan definisi debt to

equity ratio sebagai berikut:

Debt to equity ratio merupakan indikator struktur modal dan risiko


finansial, yang merupakan perbandingan antara utang dan modal sendiri.
Bertambah besarnya debt equity ratio suatu perusahaan menunjukkan risiko
distribusi laba usaha perusahaan akan semakin besar terserap untuk melunasi
kewajiban perusahaan.

Sedangkan menurut Horne dan Wachowicz (1998, 45), “debt to equity ratio is

computed by simply dividing the total debt of the firm (including current liabilities)

by its shareholders equity”. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Ross et al. (2003, 66)

yang menyatakan bahwa “debt to equity ratio is dividing total debt with total equity”.

Dapat disimpulkan bahwa debt to equity ratio merupakan rasio yang membandingkan

total utang dengan total modal dari pemegang saham. Berdasarkan hal tersebut, debt

to equity ratio secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut:

Debt to Equity Ratio = (2.7)

H. Hasil Penelitian Sebelumnya

Nurfauziah dan Setyarini (2004) melakukan penelitian mengenai faktor-faktor

yang memengaruhi yield to maturity obligasi pada industri perbankan dan finansial.

Penelitian tersebut mengambil sampel sebanyak 41 obligasi korporasi yang

diterbitkan oleh 19 perusahaan dari rentang waktu tahun 1996-2003 yang tercatat di

Bursa Efek Surabaya dan diperingkat oleh PEFINDO. Penelitian dilakukan

menggunakan analisis regresi berganda yang menunjukkan hasil bahwa tidak terdapat
24

pengaruh yang signifikan antara tingkat suku bunga dan peringkat obligasi terhadap

yield to maturity obligasi.

Setyapurnama (2005) melakukan penelitian mengenai pengaruh corporate

governance dan kualitas audit terhadap peringkat dan yield to maturity obligasi.

Sampel yang diambil adalah 72 obligasi yang diterbitkan oleh 26 perusahaan dengan

periode waktu antara 1 Januari 2001 sampai dengan 31 Desember 2003, tercatat di

Bursa Efek Surabaya, dan diperingkat oleh PEFINDO. Penelitian dilakukan

menggunakan teknik analisis logistic regression (logit) dan regresi linear berganda.

Analisis logit digunakan untuk menguji pengaruh corporate governance terhadap

peringkat obligasi. Analisis regresi linear berganda digunakan untuk menguji

pengaruh corporate governance terhadap yield obligasi. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa debt to equity ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap yield

to maturity obligasi.

Ibrahim (2008) melakukan penelitian mengenai pengaruh tingkat suku bunga,

peringkat obligasi, ukuran perusahaan, dan debt to equity ratio terhadap yield to

maturity obligasi. Sampel yang diambil adalah 22 obligasi korporasi yang masih aktif

diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2004-2006 dan diperingkat oleh

PEFINDO. Penelitian dilakukan dengan menggunakan analisis regresi berganda yang

menunjukkan hasil bahwa tingkat suku bunga dan debt to equity ratio berpengaruh

positif dan signifikan terhadap yield to maturity obligasi, sedangkan peringkat

obligasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap yield to maturity obligasi.

Hutajulu (2008) melakukan penelitian mengenai pengaruh faktor fundamental

ekonomi dan perusahaan terhadap yield to maturity obligasi. Penelitian ini mengambil
25

sampel 50 perusahaan terbuka yang terdaftar di Bursa Efek Surabaya sejak tahun

2003-2005. Uji statistik yang dilakukan adalah regresi linear berganda yang

diestimasi dengan metode OLS (Ordinary Least Square). Hasil penelitian tersebut

menunjukkan bahwa debt to equity ratio berpengaruh negatif dan signifikan terhadap

yield to maturity obligasi.

I. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan uraian telaah pustaka diatas, maka hipotesis yang diajukan dalam

penelitian ini adalah:

1. Hipotesis 1.

H0 : BI Rate, debt to equity ratio, dan peringkat obligasi secara bersama-sama tidak

berpengaruh terhadap yield to maturity obligasi.

H1 : BI Rate, debt to equity ratio, dan peringkat obligasi secara bersama-sama

berpengaruh terhadap yield to maturity obligasi.

2. Hipotesis 2.

H0 : BI Rate tidak berpengaruh terhadap yield to maturity obligasi.

H1 : BI Rate berpengaruh terhadap yield to maturity obligasi.

3. Hipotesis 3.

H0 : Debt to equity ratio tidak berpengaruh terhadap yield to maturity obligasi.

H1 : Debt to equity ratio berpengaruh terhadap yield to maturity obligasi.

4. Hipotesis 4.

H0 : Peringkat obligasi tidak berpengaruh terhadap yield to maturity obligasi.

H1 : Peringkat obligasi berpengaruh terhadap yield to maturity obligasi.


BAB III

INTI PENELITIAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

Objek penelitian yang akan diteliti adalah obligasi korporasi. Obligasi

korporasi merupakan obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan, baik yang berbentuk

badan usaha milik negara (BUMN) atau badan usaha swasta. Dibandingkan dengan

obligasi pemerintah, investasi pada obligasi korporasi menghadapi lebih banyak risiko

sehingga faktor-faktor yang memengaruhi yield obligasi korporasi lebih beragam.

Obligasi korporasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah obligasi

korporasi konvensional karena penerbitan obligasi tersebut lebih banyak

dibandingkan dengan obligasi syariah. Di samping itu, obligasi konvensional

memiliki karakteristik yang berbeda dimana keuntungan yang diperoleh oleh investor

dari besaran bunga yang ditetapkan, sedangkan investor obligasi syariah menerima

keuntungan dari besarnya fee ijarah yang ditetapkan ataupun dari bagi hasil atas

proporsi penghasilan. Obligasi syariah di setiap transaksinya ditetapkan berdasarkan

akad, diantaranya adalah akad mudharabah dan ijarah, sedangkan untuk obligasi

konvensional tidak terdapat akad di setiap transaksinya.

26
27

Periode penelitian ini diambil dari tahun 2007-2009 karena dianggap cukup

mewakili populasi dengan pertimbangan adanya keterbatasan waktu jatuh tempo

obligasi. Di samping itu, periode yang diambil cukup update mengingat data laporan

keuangan perusahaan terbaru (tahun 2010) masih belum bisa diakses sampai selesai

disusunnya penelitian ini.

B. Jenis dan Metode Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

bersifat kuantitatif maupun kualitatif, berupa data BI Rate, debt to equity ratio, harga

pasar, dan peringkat obligasi bulan Desember tahun 2007-2009. Data penelitian juga

terdiri dari banyak seri obligasi korporasi, sehingga dapat digolongkan sebagai data

panel.

Data BI Rate diperoleh dari situs Bank Indonesia (www.bi.go.id). Kemudian,

data debt to equity ratio diperoleh dari Indonesia Bond Market Directory (IBMD)

yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia dalam situs www.idx.co.id.

Sedangkan, data harga pasar dan peringkat obligasi diperoleh secara langsung dari

Bursa Efek Indonesia dan PT Pefindo.

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

Penelitian ini menggunakan dua macam variabel, yaitu variabel bebas dan

variabel terikat. Variabel bebas yang dipakai dalam penelitian ini adalah BI Rate, debt

to equity ratio, dan peringkat obligasi. Sedangkan, variabel terikat yang dipakai dalam

penelitian ini adalah yield to maturity obligasi korporasi. Adapun definisi operasional

dari masing-masing variabel dapat diuraikan sebagai berikut:


28

1. Yield to maturity.

Yield to maturity (YTM) bisa diartikan sebagai tingkat return majemuk yang

akan diterima investor jika membeli obligasi pada harga pasar saat ini dan menahan

obligasi tersebut hingga jatuh tempo.

2. BI Rate.

BI Rate adalah suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau stance

kebijakan moneter yang ditetapkan oleh Bank Indonesia dan diumumkan kepada

publik.

3. Debt to equity ratio.

Debt to equity ratio merupakan indikator struktur modal dan risiko finansial,

yang merupakan perbandingan antara utang dan modal sendiri.

4. Peringkat obligasi.

Peringkat (rating) adalah opini tentang kemampuan untuk memenuhi

kewajiban pembayaran secara tepat waktu oleh suatu pihak sebagai entitas (company

rating) dan atau berkaitan dengan efek yang diterbitkan oleh pihak dimaksud yang

diperingkat (instrument rating).

D. Pengukuran Variabel Penelitian

Variabel-variabel penelitian dapat dilakukan pengukuran sebagai berikut:

1. Yield to Maturity.

Yield to maturity dinyatakan dalam skala rasio dan dapat dihitung dengan

menggunakan persamaan sebagai berikut:

P=∑ +
( ) ( )
29

Dimana :

P : harga pasar obligasi saat ini

n : jumlah tahun sampai dengan jatuh tempo obligasi

t : 1,2,3,...,n

Ci : kupon obligasi pada periode t

YTM : yield to maturity

Mn : nilai obligasi pada saat jatuh tempo

Yield to maturity dapat dengan mudah dihitung menggunakan program

Microsoft Excell 2007 dengan memasukkan formula: YIELD = (tanggal transaksi;

tanggal jatuh tempo; kupon; harga; 100; frekuensi kupon). Selanjutnya, variabel yield

to maturity diberi simbol YTM.

2. BI Rate.

BI Rate juga dinyatakan dalam skala rasio. Suku bunga SBI ditetapkan oleh BI

setiap 1 bulan sekali dan dapat diakses di www.bi.go.id. Karena konsisten dengan

data laporan keuangan yang diterbitkan secara tahunan guna perhitungan debt to

equity ratio, maka BI Rate yang dimaksud pada penelitian ini adalah data BI Rate

bulan Desember dari tiap tahun pengamatan. Variabel BI Rate diberi simbol IRATE.

3. Debt to equity ratio.

Debt to equity ratio dinyatakan dalam skala rasio. Variabel debt to equity ratio

diberi simbol DER. Rumus untuk menghitung Debt to Equity Ratio (DER) adalah

sebagai berikut:

Debt to equity ratio =


30

4. Peringkat Obligasi.

Peringkat obligasi merupakan tingkatan yang mencerminkan kualitas dari suatu

obligasi, namun tingkatan tersebut tidak memberikan nilai absolut terhadap obligasi.

Oleh karena itu, peringkat obligasi merupakan data ordinal dan bersifat kualitatif.

Adanya kebutuhan untuk melakukan analisis statistika parametrik menuntut peneliti

untuk mengkonversi variabel peringkat obligasi menjadi format yang relevan guna

kepentingan analisis. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Nurfauziah dan

Setyarini (2004) serta Ibrahim (2008) menyatakan peringkat obligasi sebagai variabel

dummy, yaitu 1 jika masuk dalam kategori investment grade dan 0 jika masuk dalam

kategori non investment grade. Ketentuan mengenai dua kategori tersebut dapat

diuraikan sebagai berikut :

a. Kategori investment grade untuk perusahaan yang risiko default-nya rendah.

Kategori ini dinyatakan dalam peringkat AAA, AA, A, BBB.

b. Kategori non investment grade untuk perusahaan yang risiko default-nya tinggi.

Kategori ini dinyatakan dalam peringkat BB, B, CCC, D.

Namun, dalam penelitian ini penulis menemukan bahwa dari 34 sampel

obligasi hanya terdapat 1 seri obligasi yang masuk dalam kategori non investment

grade, yaitu seri FREN01 (Obligasi I Mobile-8 Telecom Tahun 2007), maka

pengelompokan peringkat obligasi berdasarkan penelitian sebelumnya dianggap

kurang tepat.

Oleh karena itu, demi kepentingan analisis statistika parametrik, penulis

menaikkan tingkat pengukuran skala peringkat obligasi dari ordinal menjadi interval.

Metode konversi yang digunakan oleh penulis adalah method of successive intervals
31

(MSI), mengingat metode tersebut merupakan metode konversi data dari ordinal

menjadi interval yang sering digunakan oleh peneliti (Muhidin, 2009). Perlakuan

memanipulasi data dengan cara menaikkan skala dari ordinal menjadi interval ini,

selain bertujuan untuk tidak melanggar kelaziman, juga untuk mengubah agar syarat

distribusi normal bisa dipenuhi ketika menggunakan statistika parametrik. Akan

tetapi, interpretasi yang dilakukan terbatas pada arah koefisien dan signifikansi

pengaruh variabel konversi terhadap variabel terikat, karena data aslinya berskala

ordinal (Suharto, 2009).

Adapun langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk menaikkan tingkat

pengukuran dari skala ordinal ke skala interval melalui method of successive intervals

adalah (Junaidi, 2008):

a. Hitung frekuensi penggunaan dari setiap kategori peringkat, kemudian jumlahkan

frekuensi dari seluruh kategori.

b. Hitung proporsi masing-masing kategori berdasarkan frekuensi penggunaannya.

c. Dari proporsi yang diperoleh, hitung proporsi kumulatif untuk setiap kategori.

d. Hitung nilai Z untuk setiap proporsi kumulatif.

e. Tentukan pula nilai batas Z (nilai fungsi padat probabilitas pada absis Z) untuk

setiap kategori.

f. Hitung scale value (interval rata-rata) untuk setiap kategori melalui persamaan

berikut:


Scale value =

g. Hitung score (nilai hasil transformasi) untuk setiap kategori melalui persamaan:
32

Score = scale value + | scale valuemin | + 1

h. Transformasi seluruh data asli ke skala interval.

Hasil konversi peringkat obligasi dari skala ordinal menjadi interval dapat

dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel III.1 Hasil Konversi Skala Peringkat Obligasi

Peringkat Skala Ordinal Skala Interval


idAAA 18 6,12
idAA+ 17 4,97
idAA 16 4.51
idAA- 15 4,24
idA+ 14 3,8
idA 13 3,53
idA- 12 3,07
idBBB+ 11 2,5
idBBB 10 2,07
idBBB- 9 0
idBB+ 8 0
idBB 7 0
idBB- 6 0
idB+ 5 0
idB 4 0
idB- 3 0
idCCC 2 1,49
idD 1 1

Sumber : Publikasi Pefindo (diolah)

Karena konsisten dengan data laporan keuangan yang diterbitkan secara

tahunan guna perhitungan debt to equity ratio, maka peringkat obligasi yang

dimaksud pada penelitian ini adalah data peringkat obligasi bulan Desember dari tiap

tahun pengamatan. Untuk selanjutnya, variabel peringkat obligasi diberi simbol

RATING.
33

E. Model Penelitian

Penelitian dilakukan secara kuantitatif dengan analisis statistik inferensial.

Statistik inferensial ini memungkinkan kita untuk menarik kesimpulan dari sampel ke

populasi. Hipotesis yang akan diuji merupakan hipotesis asosiatif (hubungan), antara

variabel bebas dan terikat. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan

pertimbangan tertentu dari peneliti (judgement sampling). Tingkat keyakinan yang

diterapkan untuk penelitian ini adalah 95% atau dengan kata lain, tingkat signifikansi

(alpha) adalah 5%. Tingkat keyakinan ini lazim diterapkan dalam penelitian-

penelitian yang terkait dengan ilmu sosial.

F. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi.

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono 2004, 72). Populasi dalam

penelitian ini adalah semua obligasi korporasi yang tercatat diperdagangkan di Bursa

Efek Indonesia (BEI) sampai dengan tahun 2009, yaitu 239 obligasi korporasi yang

dikeluarkan oleh 90 perusahaan.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut (Sugiyono 2004, 73). Teknik yang digunakan untuk menentukan sampel

dalam penelitian ini adalah judgement sampling. Adapun kriteria sampel adalah:

a. Obligasi korporasi yang tercatat diperdagangkan terakhir pada bulan Desember

dari tahun 2007-2009.


34

b. Obligasi masih beredar atau belum jatuh tempo sehingga dapat diperoleh data

harga obligasi yang berlaku.

c. Obligasi mempunyai kupon yang berbunga tetap, untuk meyakinkan bahwa tidak

adanya pengaruh floating rate terhadap yield to maturity obligasi.

d. Obligasi perusahaan terdaftar dalam peringkat obligasi yang dikeluarkan oleh

Pefindo.

e. Obligasi tidak mempunyai fitur khusus, seperti convertible ataupun callable. Hal

ini disebabkan bahwa pengukuran dengan fitur-fitur yang berbeda ini sangat

berpotensi menimbulkan bias. Selain itu memang belum banyak obligasi di

Indonesia yang memiliki fitur khusus seperti callable ataupun convertible.

f. Perusahaan yang menerbitkan obligasi mempunyai laporan keuangan lengkap

selama periode pengamatan.

Berdasarkan kriteria sampel diatas, maka diperoleh 34 obligasi korporasi yang

dikeluarkan oleh 27 perusahaan.

G. Instrumen Penelitian

Penelitian dilakukan dengan memanfaatkan software Microsoft Excell 2007

untuk mengumpulkan data yang diperlukan dan menghitung nilai variabel, kemudian

dilakukan pengolahan data dengan memanfaatkan software Eviews 6. Eviews

merupakan software statistik berbasis windows. Keunggulan dari software eviews

diantaranya adalah mampu mengolah data ekonomi secara terpisah dan bersama-sama

semua bentuk data seperti runtut waktu (time series), lintas sektoral (cross section),

dan panel (pooling).


35

H. Teknik Pengolahan Data

1. Pemilihan metode estimasi.

Widarjono (2005, 255) menjelaskan bahwa persamaan regresi dengan

menggunakan data panel akan menghasilkan nilai koefisien intercept dan slope yang

berbeda-beda untuk setiap item (data cross section) dan setiap periode, sehingga

dalam mengestimasi persamaan regresinya tergantung pada asumsi-asumsi yang

mendasari perhitungan intercept, slope dan residual. Ada lima kemungkinan asumsi

yaitu:

a. Intercept dan slope diasumsikan tetap sepanjang waktu dan individu (data cross

section), perbedaan intercept dan slope dijelaskan oleh residual.

b. Slope diasumsikan tetap, tetapi intercept berbeda untuk tiap individu.

c. Slope diasumsikan tetap tetapi intercept berbeda baik untuk antar waktu maupun

antar individu.

d. Intercept dan slope diasumsikan berbeda antar individu.

e. Intercept dan slope diasumsikan berbeda antar individu dan antar waktu.

Ada tiga metode dalam mengestimasi model regresi dengan data panel yaitu

(Widarjono 2005, 255–261):

a. Pooled least square.

Metode pooled least square mengasumsikan bahwa intercept dan slope sama

antar waktu dan antar individu.

b. Fixed effect.

Metode ini mengasumsikan bahwa slope bersifat konstan sedangkan intercept

berbeda antar individu.


36

c. Random effect.

Dalam metode ini, perbedaan antar individu dan waktu diakomodasi melalui

residual dari model. Teknik ini juga memperhitungkan bahwa residual mungkin

berkorelasi sepanjang time series dan cross section.

Untuk menentukan metode estimasi yang digunakan, dilakukan dua jenis

pengujian, yaitu Uji Chow dan Uji Hausman. Uji Chow digunakan untuk memilih

antara metode pooled least square atau fixed effect, sedangkan Uji Hausman

digunakan untuk memilih antara metode random effect atau fixed effect.

2. Model regresi berganda.

Untuk mengetahui pengaruh BI Rate, debt to equity ratio, dan peringkat

obligasi terhadap yield to maturity dalam penelitian ini digunakan model analisis

regresi berganda (multiple regression). Mengingat jenis data yang digunakan adalah

data panel, maka model regresi berganda yang diterapkan dalam penelitian ini dapat

dinotasikan sebagai berikut:

Yit = 0 + β1X1it + β2X2it + β3X3it + εit

Dimana:

Y = variabel terikat

0 = konstanta (intercept)

X1 ,X2 ,X3 ,dan X4 = variabel bebas

β1 ,β2 ,β3 , dan β4 = koefisien arah (slope) regresi

ε = residual

i = banyaknya observasi
37

t = banyaknya waktu

Berdasarkan perumusan model tersebut, penulis berusaha

mengoperasionalisasikan di dalam variabel yang digunakan sehingga diperoleh

bentuk persamaan sebagai berikut:

YTMit = 0 + β1IRATEit + β2DERit + β3RATINGit + εit

Ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dapat diukur dari

goodness of fit. Secara statistik, setidaknya hal tersebut dapat diukur dari nilai statistik

F, nilai koefisien determinasi, dan nilai statistik t (Ghozali 2007,87).

3. Pengujian hipotesis.

a. Uji statistik F.

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabel-variabel bebas

secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat.

Hipotesisnya adalah sebagai berikut:

H0 : variabel-variabel bebas secara bersama-sama tidak berpengaruh secara signifikan

terhadap variabel terikat

H1 : variabel-variabel bebas secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan

terhadap variabel terikat

Uji ini dilakukan dengan membandingkan F hitung dengan F tabel. Apabila:

1) F Hitung > F Tabel, maka H0 di tolak dan H1 diterima.

2) F Hitung < F Tabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak.

b. Koefisien determinasi (R2).

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan

model dalam menerangkan variasi variabel terikat. Nilai koefisien determinasi adalah
38

antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel bebas

dalam menjelaskan variasi variabel terikat amat terbatas. Nilai yang mendekati satu

berarti variabel-variabel bebas memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan

untuk memprediksi variasi variabel terikat. Kelemahan mendasar penggunaan

koefisien determinasi adalah bias terhadap jumlah variabel terikat yang dimasukkan

ke dalam model. Setiap tambahan satu variabel bebas, maka R2 pasti meningkat tidak

peduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel

terikat. Oleh karena itu banyak peneliti menganjurkan untuk menggunakan nilai

Adjusted R2 pada saat mengevaluasi mana model regresi terbaik. Tidak seperti R2,

nilai Adjusted R2 dapat naik atau turun apabila satu variabel bebas ditambahkan ke

dalam model (Ghozali 2007, 87).

c. Uji statistik t.

Pengujian ini dilakukan untuk melihat variabel bebas apa saja yang secara

signifikan memengaruhi variabel terikat. Hipotesisnya adalah sebagai berikut:

H0 : variabel bebas X tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat

H1 : variabel bebas X berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat

Uji ini dilakukan dengan membandingkan antara t hitung dengan t tabel.

Apabila:

1) t hitung > t tabel atau t hitung < - t tabel, maka H0 di tolak dan H1 diterima.

2) t hitung < t tabel atau t hitung < - t tabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak.

I. Pengujian Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik merupakan syarat utama untuk menilai apakah persamaan

regresi yang digunakan sudah memenuhi syarat BLUE (Best Linear Unbiased Estimator).
39

Pengujian asumsi klasik tersebut meliputi kolinearitas berganda (multicollinearity),

heteroskedastisitas (heteroscedasticity), dan autokorelasi (autocorrelation). Namun,

sebelum pengujian-pengujian tersebut dilakukan, perlu diketahui terlebih dahulu

apakah residual berdistribusi normal melalui uji normalitas.

1. Uji normalitas.

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel

pengganggu atau residual mempunyai distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t

dan F mengasumsikan nilai residual mengikuti distribusi normal. Apabila asumsi ini

dilanggar, maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil (Ghozali

2009, 107). Widarjono (2005, 65) menyatakan bahwa uji normalitas dapat dilakukan

dengan Uji Jarque-Bera. Uji ini dilakukan dengan membandingkan nilai statistik J-B

dengan nilai tabel Chi-square dengan derajat kebebasan (df) 2. Apabila nilai statistik

J-B lebih kecil dari nilai tabel Chi-square, maka residual dinyatakan berdistribusi

normal. Dapat juga dilihat dari nilai probabilitas J-B, apabila p-value-nya lebih besar

dari 5% maka residual dinyatakan berdistribusi normal.

Untuk mengatasi masalah normalitas, cara yang dapat dilakukan adalah dengan

mengeluarkan data yang masuk dalam kategori outlier. Menurut Nachrowi dan

Usman (2006, 135-136), outlier adalah nilai yang terpisah dari kumpulan observasi,

yang dapat bernilai sangat besar atau sangat kecil. Data outlier dapat dideteksi dengan

melihat nilai absolut residual standarnya, apabila nilai tersebut lebih dari 2 maka data

yang bersangkutan dianggap outlier. Deteksi adanya data outlier tersebut dapat

diformulasikan sebagai berikut:


40

ε
>2
ε

Dimana:

ε : nilai residual

ε : standar deviasi nilai residual

2. Uji multikolinieritas.

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan

adanya korelasi antar variabel bebas. Jika terjadi korelasi yang tinggi, maka dalam

model regresi tersebut terdapat masalah multikolinearitas. Untuk melihat ada atau

tidaknya multikolinearitas pada model dapat dideteksi dengan melihat correlation

matrix. Jika antar variabel bebas terdapat korelasi yang cukup tinggi (umumnya di

atas 0,9), maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolinieritas (Ghozali 2007,

95). Menurut Winarno (2009, 5.7), dampak dari multikolinieritas adalah estimator

masih bisa bersifat BLUE, tetapi memiliki varian dan kovarian yang besar, sehingga

sulit dipakai sebagai alat estimasi.

Masalah multikolinearitas dapat diatasi antara lain dengan cara adalah dengan

mengkombinasikan data cross-section dan time series (data panel), mengeluarkan

variabel bebas yang kolinier dari model, menambah jumlah variabel bebas lainnya

untuk membantu prediksi, atau mentransformasikan variabel (Ghozali 2007, 99).

3. Uji heteroskedasatisitas.

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain.

Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka
41

disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi

yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali

2007, 125). Menurut Widarjono (2005, 147) adanya heteroskedastisitas menyebabkan

estimator tidak lagi mempunyai varian yang minimum (tidak lagi best), sehingga

hanya memenuhi karakteristik Linear Unbiased Estimator (LUE). Jika model dengan

masalah heteroskedastisitas tetap dipakai, maka perhitungan standard error metode

ordinary least square (OLS) tidak lagi bisa dipercaya kebenarannya. Akibatnya, uji t

maupun uji F tidak lagi dapat diyakini jika dipakai untuk menguji hipotesis dalam

proses evaluasi hasil regresi.

Dalam penelitian ini, untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas

dilakukan pengujian Glejser. Ghozali (2007,129) mengutip pernyataan Gujarati

(2003) bahwa uji Glejser dilakukan dengan meregresikan variabel-variabel bebas

terhadap nilai absolut residualnya. Sebagai pengertian dasar, residual adalah selisih

antara nilai observasi dengan nilai prediksi; dan absolut adalah nilai mutlaknya.

Apabila nilai ouput t-statistik dari tiap variabel lebih besar dari 5% (tidak ada yang

signifikan secara statistik), maka model regresi tidak mengandung adanya

heteroskedastisitas.

Menurut Nachrowi dan Usman (2006, 120-123), apabila dalam model regresi

terdapat masalah heteroskedastisitas, ada dua teknik untuk menanggulanginya:

a. Varian variabel gangguan (σi) diketahui.

Jika varian variabel gangguan σi diketahui nilainya, maka persamaan regresi

dibagi dengan σi. Persamaan awal sebagai berikut:

YTM = β0 + β1IRATE+ β2DER + β3RATING + ε


42

dibagi dengan σi menjadi:

ε
= β0 + β2 + β2 + β3 +
σ

b. Varian variabel gangguan (σi) tidak diketahui.

Dalam banyak pembuatan model regresi, ternyata nilai-nilai σi hampir tidak

pernah diketahui. Untuk menanggulangi kendala tersebut maka teknik yang dapat

digunakan adalah dengan mentransformasi variabel salah satunya dalam bentuk

logaritma natural. Transformasi ini ditujukan untuk memperkecil skala antar variabel.

Dengan semakin ‘sempitnya’ range nilai observasi, diharapkan variasi error juga

tidak akan berbeda besar antar kelompok observasi.

4. Uji autokorelasi.

Ghozali (2007, 99) menyatakan bahwa uji autokorelasi bertujuan menguji

apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada

periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (periode sebelumnya). Jika

terjadi korelasi, maka model tersebut mengalami autokorelasi. Autokorelasi muncul

karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya.

Masalah ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu

observasi ke observasi lainnya. Seperti halnya pengaruh heteroskedastisitas,

autokorelasi juga menyebabkan estimator hanya bersifat LUE, tidak lagi BLUE

(Winarno 2009, 5.27).

Penelitian ini menggunakan Uji Durbin Watson dalam mendeteksi autokorelasi

dari model. Nilai Durbin Watson yang didapat dari hasil regresi model panel least

square dibandingkan dengan nilai d L dan dU tabel Durbin Watson berdasarkan jumlah
43

objek observasi (n) dan jumlah variabel bebas (k). Selanjutnya, pengambilan

keputusan mengenai ada tidaknya autokorelasi dengan ketentuan sebagai berikut

(Ghozali 2009,80):

a. Bila nilai DW terletak antara dU dan 4 - dU, maka koefisien autokorelasi sama

dengan nol, berarti tidak ada autokorelasi.

b. Bila nilai DW lebih rendah daripada d L, maka koefisien autokorelasi lebih besar

daripada nol, berarti ada autokorelasi positif.

c. Bila nilai DW lebih besar daripada 4 - d L, maka koefisien autokorelasi lebih kecil

daripada nol, bearati ada autokorelasi negatif.

d. Bila nilai DW terletak di antara d L dan d U atau nilai DW terletak di antara 4 - d U

dan 4- d L, maka hasilnya tidak dapat disimpulkan.

Apabila di dalam model persamaan terdapat masalah autokorelasi, salah satu

pemecahannya adalah dengan metode Cochrane-Orcutt. Metode ini menggunakan

nilai estimasi residual εt untuk memperoleh informasi nilai ρ. Langkah-langkahnya

adalah sebagai berikut (Ghozali 2007,111-112):

a. Estimasi persamaan regresi awal untuk memperoleh nilai residual (εt)

YTMt = 0 + 1IRATEt + 2DERt + 3RATINGt + εt (3.1)

b. Lakukan regresi untuk memperoleh nilai ̅ dengan persamaan berikut ini:

εt = 0^ + ̅ εt-1 + vt

c. Gunakan nilai ̅ untuk mengestimasi generalized difference equation seperti di

bawah ini:
44

YTMt - ̅ YTMt-1 = (1- ̅ )β0 + β1 ( IRATEt - ̅ IRATEt-1 ) + β2 ( DERt - ̅ DERt-1 ) +

β3 ( RATINGt - ̅ RATINGt-1 ) + (εt - εt –1 ̅ )

atau

YTMt^ = β0^^ + β1^IRATEt^ + β2^DERt^ + β3^RATINGt^ + εt^

Keterangan : YTMt^ = YTMt - ̅ YTMt-1; β0^^ = (1- ̅ )β0;

IRATEt^ = (IRATEt - ̅ IRATE t-1); DERt^ = (DERt - ̅ DER t-1);

RATINGt^ = (RATINGt - ̅ RATING t-1); εt ^ = (εt - εt -1 ̅ )

d. Hitung nilai β0^^^ berdasarkan rumus β0^^^ = 0^ (1- ̅ ), kemudian dapatkan nilai

residual baru εt^^ dengan persamaan di bawah ini:

εt^^ = YTMt - 0^^^ - 1^IRATEt - 2^DERt - 3^RATINGt

e. Lakukan estimasi regresi di bawah ini:

εt^^ = ̿ εt-1^^ + ωt

Nilai ̿ merupakan estimasi ρ tahap kedua.

f. Generate setiap variabel dengan perhitungan sebagai berikut:

YTM2 = YTMt – YTMt-1 * ̿

IRATE2 = IRATEt - IRATEt-1 * ̿

DER2 = DERt - DERt-1 * ̿

RATING2 = RATINGt – RATINGt-1 * ̿

g. Kemudian lakukan regresi untuk perbaikan autokorelasi dengan MAKE

EQUATION

YTM2 C IRATE2 DER2 RATING2


45

J. Hasil yang Diharapkan

Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah ditemukannya pengaruh dari

setiap variabel bebas terhadap variabel terikat sesuai dengan hasil studi literatur yang

telah dilakukan oleh penulis. Variabel BI Rate diharapkan akan berpengaruh

signifikan dan positif terhadap yield to maturity. Selanjutnya, variabel debt to equity

ratio diharapkan akan berpengaruh signifikan dan positif terhadap yield to maturity.

Sedangkan variabel peringkat obligasi diharapkan akan berpengaruh signifikan dan

negatif terhadap yield to maturity. Selain itu diharapkan juga dapat diketahui

signifikansi dan seberapa kuat pengaruh ketiga variabel tersebut secara bersama-sama

terhadap yield to maturity.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN EVALUASI

A. Deskripsi Data Penelitian

1. Pengambilan sampel data.

Populasi dalam penelitian ini adalah semua obligasi korporasi yang tercatat

diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) sampai dengan tahun 2009, yaitu 239

obligasi korporasi yang dikeluarkan oleh 90 perusahaan. Teknik yang digunakan

untuk menentukan sampel dalam penelitian ini adalah judgement sampling.

Berdasarkan kriteria sampel sebagaimana disebutkan dalam BAB III, maka diperoleh

34 obligasi korporasi yang dikeluarkan oleh 27 perusahaan. Sampel terdiri dari data

cross section berupa 34 seri obligasi korporasi dan data time series selama 3 tahun

sehingga jumlah keseluruhan sampel adalah 102 sampel dan disusun secara berurutan.

Data sampel obligasi dapat dilihat pada lampiran 2.

2. Statistik Deskriptif.

Statistik deskriptif adalah suatu rangkaian proses pengumpulan, penyajian, dan

peringkasan berbagai karakteristik data dengan tujuan mengkomunikasikan data

tersebut agar dapat menjadi informasi yang bermanfaat. Sekaran (2006, 287)

46
47

menyebutkan dua ukuran yang dapat menggambarkan karakteristik data yaitu ukuran

tendensi sentral dan ukuran dispersi.

1. Ukuran tendensi sentral adalah ukuran terpusat dari data tersebut yang diangggap

mewakili seluruh nilai atau menggambarkan semua data yang ada. Ukuran-ukuran

tendensi sentral antara lain adalah mean, median, dan modus.

2. Ukuran dispersi adalah ukuran yang menggambarkan bagaimana berpencarnya

data kuantitatif. Ukuran dispersi yang kecil menunjukkan nilai data saling

berdekatan (perbedaan kecil) sedangkan nilai dispersi yang besar menunjukkan

bahwa nilai data menyebar. Ukuran-ukuran dispersi antara lain adalah standar

deviasi dan range.

Pada tabel IV.1 digambarkan hasil perhitungan statistik deskriptif untuk semua

data variabel penelitian.

Tabel IV.1 Statistik Deskriptif

IRATE DER YTM RATING


Mean 0,0792 4,3929 0,1259 -
Median 0,0800 2,1000 0,1159 14
Modus - 1,7200 0,1100 12
Maximum 0,0925 13,6200 0,4919 -
Minimum 0,0650 0,0400 0,0625 -
Std. Dev. 0,0113 3,9076 0,0444 -
Range 0,0300 13,5800 0,4300 -
Observations 102 102 102 102

Sumber: Pengolahan data dengan Microsoft Excell 2007

Variabel BI Rate menunjukkan nilai range yang paling kecil diantara variabel

yang lain, yaitu 0,03. Hal tersebut menandakan variabel BI Rate memiliki variabilitas

yang kecil, dimana juga dapat terlihat pada nilai maksimum BI Rate sebesar 0,0925
48

dan nilai minimumnya sebesar 0,065. Nilai tengah (median) dari variabel BI Rate

adalah 0,08. Nilai yang paling sering terjadi (modus) dari BI Rate tidak ada karena

semua nilai memiliki peluang keluar yang sama. Nilai rata-rata (mean) dari BI Rate

adalah 0,0792. Deviasi standar dari BI Rate menunjukkan nilai yang paling kecil

diantara variabel lain (0,0113). Hal tersebut menandakan bahwa nilai BI Rate

mengelompok di sekitar nilai rata-rata.

Variabel debt to equity ratio memiliki nilai range yang paling besar diantara

variabel yang lain, yaitu 13,58. Hal tersebut menandakan variabel debt to equity ratio

memiliki variabilitas yang besar, dimana juga dapat terlihat pada nilai maksimum debt

to equity ratio sebesar 13,62 dan nilai minimumnya sebesar 0,04. Nilai tengah

(median) dari variabel debt to equity ratio adalah 2,1. Nilai debt to equity ratio yang

lebih besar menunjukkan bahwa semakin besar proporsi utang dibandingkan modal

pemegang saham. Dengan penggunaan utang yang semakin besar akan

mengakibatkan semakin tingginya risiko untuk tidak mampu membayar hutang. Nilai

yang paling sering terjadi (modus) dari debt to equity ratio adalah 1,72, sedangkan

nilai rata-ratanya sebesar 4,3929. Deviasi standar dari debt to equity ratio

menunjukkan nilai yang paling besar diantara variabel lain (3,9076). Hal tersebut

menandakan bahwa nilai debt to equity ratio lebih menyebar di sekitar nilai rata-rata.

Variabel yield to maturity memiliki nilai range pertengahan diantara variabel

yang lain, yaitu sebesar 0,43. Nilai maksimum variabel yield to maturity adalah

0,4919, sedangkan nilai minimumnya sebesar 0,0625. Nilai tengah (median) dari

variabel yield to maturity adalah 0,1159. Nilai yang paling sering terjadi (modus) dari

yield to maturity adalah 0,11, sedangkan nilai rata-ratanya sebesar 0,1259. Deviasi
49

standar dari yield to maturity menunjukkan nilai yang kecil (0,0444) yang

menunjukkan bahwa nilai yield to maturity mengelompok di sekitar nilai rata-rata.

Khusus untuk variabel peringkat obligasi, karena data aslinya berskala ordinal

maka statistik deskriptif yang sesuai adalah modus, median, dan distribusi frekuensi

(Ghozali 2007, 4). Sebagaimana telah disebutkan pada tabel IV.1 bahwa nilai yang

paling sering terjadi (modus) dari variabel RATING adalah 12 (idA-), sedangkan nilai

tengahnya berada pada 14 (idA+). Berdasarkan hal tersebut, maka secara umum

emiten obligasi memiliki kemampuan yang kuat untuk memenuhi kewajiban finansial

jangka panjangnya sesuai dengan yang diperjanjikan. Adapun distribusi frekuensi dari

variabel RATING dapat dilihat pada tabel IV.2 sebagai berikut:

Tabel IV.2 Distribusi Frekuensi Peringkat Obligasi

Peringkat Skala Ordinal Frekuensi


idAAA 18 2
idAA+ 17 16
idAA 16 1
idAA- 15 17
idA+ 14 17
idA 13 6
idA- 12 28
idBBB+ 11 5
idBBB 10 8
idBBB- 9 0
idBB+ 8 0
idBB 7 0
idBB- 6 0
idB+ 5 0
idB 4 0
idB- 3 0
idCCC 2 1
idD 1 1
Jumlah 102

Sumber: Indonesian Bond Market Directory (diolah)


50

Berdasarkan tabel IV.2 terlihat bahwa nilai variabel peringkat obligasi

berkumpul pada kisaran peringkat idBBB sampai dengan idAAA. Hal tersebut

menguatkan pernyataan sebelumnya bahwa secara umum emiten obligasi memiliki

kemampuan yang kuat untuk memenuhi kewajiban finansial jangka panjangnya sesuai

dengan yang diperjanjikan. Namun, terdapat 2 kejadian dari sampel obligasi korporasi

yang menduduki peringkat bawah. Sampel obligasi tersebut adalah obligasi seri

FREN01 (Obligasi I Mobile-8 Telecom Tahun 2007). Peringkat obligasi FREN01

mengalami penurunan yang sangat drastis dari idBBB+ pada tahun 2007, menjadi

idCCC pada tahun 2008. Pada tahun 2009, peringkat obligasi seri FREN01 semakin

terpuruk menuju peringkat paling bawah (idD).

B. Teknik Pengolahan Data

1. Pemilihan metode estimasi.

Dalam menentukan metode estimasi, digunakan dua pengujian, yaitu Uji Chow

dan Uji Hausman. Uji Chow digunakan untuk memilih antara metode pooled least

square dan metode fixed effect. Sedangkan Uji Hausman digunakan untuk memilih

antara metode random effect dan metode fixed effect.

a. Uji Chow.

Hipotesis yang digunakan dalam pengujian ini adalah sebagai berikut:

H0 : Model pooled least square

H1 : Model fixed effect

Apabila dengan Uji Chow diketahui bahwa F statistik dan atau Chi Square

tidak signifikan ( p-value lebih dari 5% ), maka terima H0 dan model yang digunakan

adalah pooled least square. Namun, apabila bahwa F statistik dan atau Chi Square
51

signifikan ( p-value kurang dari 5% ), maka tolak H0 dan model yang digunakan

adalah fixed effect. Keputusan penggunaan model fixed effect perlu dilanjutkan

dengan Uji Hausman untuk memilih penggunaan model fixed effect atau random

effect. Adapun hasil Uji Chow dapat dilihat pada tabel IV.3 di bawah ini:

Tabel IV.3 Hasil Uji Chow

Redundant Fixed Effects Tests


Equation: Chow test
Test cross-section fixed effects

Effects Test Statistic d.f. Prob.

Cross-section F 0.670847 (33,65) 0.8942


Cross-section Chi-square 29.896731 33 0.6224

Sumber: Hasil pengolahan data dengan Eviews

Hasil pengujian pada Tabel IV.3 menunjukkan bahwa F statistik dan Chi-

square tidak signifikan ( p-value lebih dari 5% ), sehingga H0 diterima dan model

yang digunakan adalah pooled (panel) least square.

2. Model regresi berganda.

Berdasarkan hasil uji Chow diatas, maka model yang digunakan untuk

membuat persamaan regresi adalah mengikuti metode panel least square. Hasil

persamaan regresi dengan metode panel least square dapat diuraikan sebagai berikut:

YTM = 0,161 + 0,445*IRATE – 0,0015*DER – 0,017*RATING + εit

T = 4,75 1,22 -1,412 -4,126

p value = 0,0000 0,225 0,161 0,0001

R2 = 0,166

Adj. R2 = 0,14

F-stat = 6,504
52

3. Pengujian hipotesis.

a. Uji statistik F.

Hipotesis yang digunakan adalah:

H0 : tidak ada pengaruh secara signifikan antara BI Rate, debt to equity ratio, dan

peringkat obligasi secara bersama-sama terhadap yield to maturity.

H1 : ada pengaruh secara signifikan antara BI Rate, debt to equity ratio, dan peringkat

obligasi secara bersama-sama terhadap yield to maturity.

Data yang diperoleh untuk melakukan uji F adalah sebagai berikut:

F-hitung = 6,504

F-tabel = ( α = 5%, df1 (jumlah variabel-1) = 3, df2 (n-k-1) = 102-3-1=98)

= 2,697

Karena F-hitung > F-tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima. Hal tersebut

menunjukkan bahwa BI Rate, debt to equity ratio, dan peringkat obligasi secara

bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap yield to maturity.

b. Koefisien determinasi (R2).

Koefisien determinasi (R2) menjelaskan besarnya pengaruh variabel bebas

secara serentak terhadap variabel terikat. Dalam regresi linier berganda, nilai yang

digunakan adalah adjusted R2. Nilai adjusted R2 pada model regresi linier ini adalah

0,14. Hal tersebut menunjukkan bahwa BI Rate, debt to equity ratio, dan peringkat

obligasi mampu menjelaskan atau mempengaruhi yield to maturity (variabel terikat)

sebesar 14%, sedangkan sisanya yaitu sebesar 86% diterangkan oleh variabel lain di

luar variabel BI Rate, debt to equity ratio, dan peringkat obligasi.


53

c. Uji statistik t.

Nilai t tabel dicari pada α = 5% : 2 = 2.5% (uji dua sisi) dengan derajat

kebebasan (df) = n – k – 1 = 102 – 3 – 1 = 98 (n adalah jumlah observasi, k adalah

variabel bebas), sehingga didapat nilai t tabel adalah 2,276.

1) Variabel BI Rate (IRATE).

Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut:

H0 : secara parsial, BI Rate tidak berpengaruh secara signifikan terhadap yield to

maturity.

H1 : secara parsial, BI Rate berpengaruh secara signifikan terhadap yield to maturity.

Nilai koefisien slope BI Rate adalah 0,445, t hitung = 1,22, dan p-value =

0,225.

Gambar IV.1 Kurva Distribusi t IRATE

-2,276 1,22 2,276

Nilai positif pada t hitung menunjukkan bahwa BI Rate berpengaruh positif

terhadap yield to maturity. Akan tetapi, pengaruhnya tidak signifikan karena t hitung

< t tabel (1,22 < 2,276).

2) Variabel debt to equity ratio (DER).

Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut:


54

H0 : secara parsial, debt to equity ratio tidak berpengaruh secara signifikan terhadap

yield to maturity.

H1 : secara parsial, debt to equity ratio berpengaruh secara signifikan terhadap yield to

maturity.

Nilai koefisien slope debt to equity ratio adalah -0,0015, t hitung = - 1,412, dan

p-value = 0,161.

Gambar IV.2 Kurva Distribusi t DER

-2,276 -1,412 2,276


Nilai negatif pada t hitung menunjukkan bahwa debt to equity ratio

berpengaruh negatif terhadap yield to maturity. Akan tetapi, pengaruhnya tidak

signifikan karena t hitung > - t tabel (-1,412 > -2,276).

3) Variabel peringkat obligasi (RATING).

Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut:

H0 : secara parsial, peringkat obligasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap

yield to maturity.

H1 : secara parsial, peringkat obligasi berpengaruh secara signifikan terhadap yield to

maturity.

Nilai koefisien slope peringkat obligasi adalah -0,017, t hitung = -4,126, dan p-

value = 0,0001.
55

Gambar IV.3 Kurva Distribusi t RATING

- 4,126 -2,276 2,276

Nilai negatif pada t hitung menunjukkan bahwa peringkat obligasi berpengaruh

negatif terhadap yield to maturity. Nilai t hitung < - t tabel sehingga H0 ditolak, berarti

peringkat obligasi berpengaruh secara signifikan terhadap yield to maturity.

C. Pengujian Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas.

Uji normalitas dilakukan dengan uji Jarque-Bera (J-B). Tabel IV.4

menunjukkan hasil uji normalitas dan hasilnya nilai JB statistik (7151,283) lebih besar

dari nilai tabel Chi-square pada df=2 (5,991), serta nilai probabilitas J-B (0,0000)

lebih kecil dari 5%, sehingga residual dinyatakan tidak berdistribusi normal.

Tabel IV.4 Uji Jarque-Bera


20
Series: Standardized Residuals
Sample 2007 2009
16 Observations 102

Mean -2.69e-17
12 Median -0.005585
Maximum 0.326736
Minimum -0.063934
8 Std. Dev. 0.040528
Skewness 5.260704
Kurtosis 42.64788
4
Jarque-Bera 7151.283
Probability 0.000000
0
-0.05 0.00 0.05 0.10 0.15 0.20 0.25 0.30

Sumber: Hasil pengolahan data dengan Eviews


56

2. Uji Multikolinieritas.

Untuk melihat ada atau tidaknya multikolinearitas pada model regresi linier

dapat dideteksi dengan melihat correlation matrix sebagai berikut:

Tabel IV.5 Matriks Korelasi

Correlation Matrix
IRATE DER RATING
IRATE 1.0000 0.1100 -0.0647
DER 0.1100 1.0000 -0.1490
RATING -0.0647 -0.1490 1.0000

Sumber: Hasil pengolahan data dengan Eviews

Dari Tabel IV.5, nilai koefisien korelasi untuk semua variabel bebas kurang dari

0,9, sehingga disimpulkan tidak terdapat masalah multikolinieritas antar variabel bebas.

3. Uji Heteroskedastisitas (Uji Glejser).

Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dilakukan pengujian

Glejser. Uji Glejser dilakukan dengan meregresikan variabel-variabel bebas terhadap

nilai absolut residualnya.

Tabel IV.6 Uji Glejser

Dependent Variable: RESABS


Method: Panel Least Squares
Sample: 2007 2009
Periods included: 3
Cross-sections included: 34
Total panel (balanced) observations: 102

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 0.077525 0.026283 2.949572 0.0040


IRATE -0.096510 0.282846 -0.341209 0.7337
DER -0.000662 0.000825 -0.802619 0.4241
RATING -0.012073 0.003268 -3.694660 0.0004

Sumber: Hasil pengolahan data dengan Eviews


57

Tabel IV.6 menunjukkan nilai p-value untuk variabel RATING signifikan

(kurang dari 5%) sehingga model masih terdapat masalah heteroskedastisitas.

4. Uji Autokorelasi.

Untuk mendeteksi adanya autokorelasi, digunakan uji Durbin-Watson. Nilai dL

dan d U pada tingkat signifikan 0,05, n = 102 dan k = 3 adalah 1,617 dan 1,7383.

Adapun area pengujian statistik Durbin Watson dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar IV.4 Area Pengujian Statistik Durbin Watson

ragu-ragu ragu-ragu

autokorelasi tidak ada autokorelasi


positif autokorelasi negatif

0 dL dU 4-d U 4-d L 4
1,617 1,7383 2,2617 2,383

Sumber: Diolah dari Ghozali (2009,80)

Nilai statistik Durbin Watson model regresi pada lampiran 10 adalah 2,056.

Berdasarkan gambar IV.4, nilai tersebut berada pada area tidak ada autokorelasi,

sehingga model regresi tidak ada masalah autokorelasi.

D. Teknik Pengolahan Data Model Log-Log

Pada pengolahan data sub bab B ternyata model regresi yang digunakan tidak

terdistribusi normal dan menunjukkan adanya gejala heteroskedastisitas. Untuk

mengatasi masalah normalitas, penulis melakukan uji untuk mendeteksi adanya data

outlier. Hasilnya menunjukkan bahwa obligasi seri FREN01 terdeteksi sebagai data

outlier, oleh karena itu seri tersebut dikeluarkan dari pengolahan data. Selanjutnya,
58

permasalahan heteroskedastisitas dapat ditangani dengan melakukan transformasi

variabel ke dalam bentuk logaritma natural. Transformasi tersebut akan menghasilkan

Model Log-log (Double Log) sebagai berikut:

LnYit = 0 + β1LnX1it + β2LnX2it + β3LnX3it + εit

LnYTMit = 0 + β1LnIRATEit + β2LnDERit + β3LnRATINGit + εit

Teknik pengolahan data pada model log-log sama dengan langkah-langkah

dalam model linear, tetapi untuk model ini data asli harus ditransformasikan ke dalam

bentuk logaritma natural sebelum membentuk persamaan modelnya.

1. Pemilihan metode estimasi.

a. Uji Chow.

Hipotesis yang digunakan dalam pengujian ini adalah sebagai berikut:

H0 : Model pooled least square

H1 : Model fixed effect

Adapun hasil Uji Chow dapat dilihat pada tabel IV.7 di bawah ini:

Tabel IV.7 Hasil Uji Chow Model Log-log

Redundant Fixed Effects Tests


Equation: Chow test
Test cross-section fixed effects

Effects Test Statistic d.f. Prob.

Cross-section F 0.659565 (32,63) 0.8999


Cross-section Chi-square 28.605479 32 0.6391

Sumber: Hasil pengolahan data dengan Eviews

Hasil pengujian pada Tabel IV.7 menunjukkan bahwa F statistik dan Chi-

square tidak signifikan (p-value lebih dari 5%), sehingga H0 diterima dan model yang
59

digunakan adalah pooled (panel) least square.

2. Model regresi berganda.

Berdasarkan hasil uji Chow diatas, maka model yang digunakan untuk

membuat persamaan regresi model log-log adalah mengikuti metode panel least

square. Hasil persamaan regresi dengan metode panel least square dapat diuraikan

sebagai berikut:

LnYTM = -0,695 + 0,493*LnIRATE – 0,034*LnDER – 0,138*LnRATING + εit

t = -2,276 4,13 -2,031 -3,168

p value = 0,0251 0,0001 0,0451 0,0021

R2 = 0,25

Adj. R2 = 0,23

F-stat = 10,818

3. Pengujian hipotesis.

a. Uji statistik F model log-log.

Hipotesis yang digunakan adalah:

H0 : tidak ada pengaruh secara signifikan antara BI Rate, debt to equity ratio, dan

peringkat obligasi secara bersama-sama terhadap yield to maturity.

H1 : ada pengaruh secara signifikan antara BI Rate, debt to equity ratio, dan peringkat

obligasi secara bersama-sama terhadap yield to maturity.

Data yang diperoleh untuk melakukan uji F adalah sebagai berikut:

F-hitung = 10,818

F-tabel = ( α = 5%, df1 (jumlah variabel-1) = 3, df2 (n-k-1) = 99-3-1=95)

= 2,7
60

Karena F-hitung > F-tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima. Hal tersebut

menunjukkan bahwa BI Rate, debt to equity ratio, dan peringkat obligasi secara

bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap yield to maturity.

b. Koefisien determinasi (R2).

Koefisien determinasi (R2) menjelaskan besarnya pengaruh variabel bebas

secara serentak terhadap variabel terikat. Dalam regresi linier berganda, nilai yang

digunakan adalah adjusted R2. Nilai adjusted R2 pada regresi model log-log adalah

0,23. Hal tersebut menunjukkan bahwa BI Rate, debt to equity ratio, dan peringkat

obligasi mampu menjelaskan atau mempengaruhi yield to maturity (variabel terikat)

sebesar 23%, sedangkan sisanya yaitu sebesar 77% diterangkan oleh variabel lain di

luar variabel BI Rate, debt to equity ratio, dan peringkat obligasi.

c. Uji statistik t model log-log.

Nilai t tabel dicari pada α = 5% : 2 = 2.5% (uji dua sisi) dengan derajat

kebebasan (df) = n – k – 1 = 99 – 3 – 1 = 95 (n adalah jumlah observasi, k adalah

variabel bebas), sehingga didapat nilai t tabel adalah 2,277.

1) Variabel BI Rate (LnIRATE).

Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut:

H0 : secara parsial, BI Rate tidak berpengaruh secara signifikan terhadap yield to

maturity.

H1 : secara parsial, BI Rate berpengaruh secara signifikan terhadap yield to maturity.

Nilai koefisien slope BI Rate adalah 0,493, t hitung = 4,13, dan p-value =

0,0001.
61

Gambar IV.5 Kurva Distribusi t LnIRATE

-2,277 2,277 4,13

Nilai positif pada t hitung menunjukkan bahwa BI Rate berpengaruh positif

terhadap yield to maturity. Nilai t hitung > t tabel (4,13 > 2,277) sehingga H0 ditolak,

berarti BI Rate berpengaruh secara signifikan terhadap yield to maturity.

4) Variabel debt to equity ratio (LnDER).

Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut:

H0 : secara parsial, debt to equity ratio tidak berpengaruh secara signifikan terhadap

yield to maturity.

H1 : secara parsial, debt to equity ratio berpengaruh secara signifikan terhadap yield to

maturity.

Nilai koefisien slope debt to equity ratio adalah -0,034, t hitung = - 2,031, dan

p-value = 0,0451.

Gambar IV.6 Kurva Distribusi t LnDER

-2,277 -2,031 2,277


62

Nilai negatif pada t hitung menunjukkan bahwa debt to equity ratio

berpengaruh negatif terhadap yield to maturity. Nilai t hitung < -t tabel (-2,277 <

-2,031) sehingga H0 ditolak, berarti debt to equity ratio berpengaruh secara signifikan

terhadap yield to maturity.

5) Variabel peringkat obligasi (LnRATING).

Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut:

H0 : secara parsial, peringkat obligasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap

yield to maturity.

H1 : secara parsial, peringkat obligasi berpengaruh secara signifikan terhadap yield to

maturity.

Nilai koefisien slope peringkat obligasi adalah -0,138, t hitung = -3,168, dan p-

value = 0,0021.

Gambar IV.7 Kurva Distribusi t LnRATING

- 3,168 -2,277 2,277

Nilai negatif pada t hitung menunjukkan bahwa peringkat obligasi berpengaruh

negatif terhadap yield to maturity. Nilai t hitung < - t tabel (-3,168 < -2,277) sehingga

H0 ditolak, berarti peringkat obligasi berpengaruh secara signifikan terhadap yield to

maturity.
63

E. Pengujian Asumsi Klasik Model Log-log

1. Uji Normalitas.

Uji normalitas dilakukan dengan uji Jarque-Bera (J-B). Tabel IV.8 menunjukkan

hasil uji normalitas dan hasilnya nilai JB statistik (2,559) lebih kecil dari nilai tabel

Chi-square pada df=2 ( 5.991 ), serta nilai probabilitas J-B (0,278) lebih besar dari

5%, sehingga residual regresi model log-log dinyatakan berdistribusi normal.

Tabel IV.8 Uji Jarque-Bera Model Log-log


16
Series: Standardized Residuals
14 Sample 2007 2009
Observations 99
12
Mean -5.87e-16
10 Median -0.000745
Maximum 0.446857
8 Minimum -0.556121
Std. Dev. 0.168953
6 Skewness 0.254597
Kurtosis 3.600836
4

Jarque-Bera 2.558663
2
Probability 0.278223
0
-0.6 -0.4 -0.2 -0.0 0.2 0.4

Sumber: Hasil pengolahan data dengan Eviews

2. Uji Multikolinieritas.

Untuk melihat ada atau tidaknya multikolinearitas pada regresi model log-log

dapat dideteksi dengan melihat correlation matrix sebagai berikut:

Tabel IV.9 Matriks Korelasi Model Log-log

Correlation Matrix
LnIRATE LnDER LnRATING
LnIRATE 1.0000 0.0208 -0.0658
LnDER 0.0208 1.0000 -0.0214
LnRATING -0.0658 -0.0214 1.0000

Sumber: Hasil pengolahan data dengan Eviews


64

Berdasarkan Tabel IV.9, nilai koefisien korelasi untuk semua variabel bebas

kurang dari 0,9, sehingga dapat disimpulkan tidak terdapat masalah multikolinieritas

antar variabel bebas.

3. Uji Heteroskedastisitas (Uji Glejser).

Hasil Uji Glejser dari pengolahan data dengan Eviews dapat dilihat pada tabel

IV.10 di bawah ini:

Tabel IV.10 Uji Glejser Model Log-log

Dependent Variable: RESABS


Method: Panel Least Squares
Sample: 2007 2009
Periods included: 3
Cross-sections included: 33
Total panel (balanced) observations: 99

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 0.378908 0.183258 2.067624 0.0414


LNIRATE 0.098408 0.071592 1.374565 0.1725
LNDER -0.002978 0.010081 -0.295384 0.7683
LNRATING 0.008659 0.026204 0.330467 0.7418

Sumber: Hasil pengolahan data dengan Eviews

Tabel IV.10 menunjukkan bahwa nilai p-value dari masing-masing variabel

bebas tidak signifikan (lebih dari 5%) sehingga regresi model log-log sudah tidak

mengandung masalah heteroskedastisitas.

4. Uji Autokorelasi.

Untuk mendeteksi adanya autokorelasi, digunakan uji Durbin-Watson. Nilai dL

dan dU pada tingkat signifikan 0,05, n = 99 dan k = 3 adalah 1,611 dan 1,736. Adapun

area pengujian statistik Durbin Watson dapat digambarkan sebagai berikut:


65

Gambar IV.8 Area Pengujian Statistik D-W Model Log-log

ragu-ragu ragu-ragu

autokorelasi tidak ada autokorelasi


positif autokorelasi negatif

0 dL dU 4-d U 4-d L 4
1,611 1,736 2,264 2,389

Sumber: Diolah dari Ghozali (2009,80)

Nilai statistik Durbin Watson dari regresi model log-log pada lampiran 12

adalah 2,342. Berdasarkan gambar IV.4, nilai tersebut berada pada area ragu-ragu,

sehingga regresi model log-log tidak dapat disimpulkan.

Masalah autokorelasi menyebabkan estimator hanya bersifat LUE (Linear

Unbiased Estimator) dan belum bersifat BLUE (Best Linear Unbiased Estimator). Oleh

karena itu, masalah pada regresi model log-log tersebut perlu diselesaikan dengan

metode Cochrane-Orcutt. Metode ini menggunakan nilai estimasi residual εt untuk

memperoleh informasi nilai ρ. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

a. Estimasi persamaan regresi awal untuk memperoleh nilai residual (εt)

LnYTMt = 0 + β1LnIRATEt + β2LnDERt + β3LnRATINGt + εt

LnYTMt = -0,695 + 0,493*LnIRATE – 0,034*LnDER – 0,138*LnRATING

b. Nilai ̅ diperoleh dengan persamaan berikut ini:

εt = 0^ + ̅ εt-1 + vt

 εt = 0,0473 - 0,5784εt-1 + vt
66

c. Nilai ̅ digunakan untuk mengestimasi generalized difference equation seperti di

bawah ini:

LnYTMt - ̅ LnYTMt-1 = (1- ̅ )β0 + β1 ( LnIRATEt - ̅ LnIRATEt-1 ) + β2 ( LnDERt

- ̅ LnDERt-1 ) + β3 ( LnRATINGt - ̅ LnRATINGt-1 ) + (εt - εt –1 ̅ )

 LnYTMt - (-0,5784)*LnYTMt-1 = (1-(-0,5784))β0 + β1(LnIRATEt - (-0,5784)*

LnIRATEt-1 ) + β2(LnDERt - (-0,5784)*LnDERt-1) + β3(LnRATINGt - (-0,5784)*

LnRATINGt-1 ) + (εt - (-0,5784)*εt –1 )

atau

LnYTMt^ = β0^^ + β1^LnIRATEt^ + β2^LnDERt^ + β3^LnRATINGt^ + εt^

 LnYTMt^= -0,6077 + 0,5157*LnIRATEt^ - 0,04*LnDERt^- 0,0151*

LnRATINGt^ + εt^

Keterangan : LnYTMt^ = LnYTMt - (-0,5784) LnYTMt-1

β0^^ = (1-(-0,5784)) β0

LnIRATEt^ = LnIRATEt - (-0,5784) LnIRATEt-1

LnDERt^ = LnDERt - (-0,5784) LnDERt-1

LnRATINGt^ = LnRATINGt - (-0,5784) LnRATINGt-1

εt ^ = εt - (-0,5784)*εt –1

d. Nilai β0^^^= 0^ (1- ̅ ) = 0,0473*(1-(-0,5784)) = 0,05

Nilai residual baru εt^^ diperoleh dengan rumus:

εt^^ = LnYTMt - 0^^^ - 1^ LnIRATEt - 2^LnDERt - 3^LnRATINGt

 εt^^ =LnYTMt -0,05 -0,5157*LnIRATEt - 0,04*LnDERt - 0,0151*LnRATINGt


67

e. Kemudian lakukan estimasi regresi di bawah ini:

εt^^ = 0^^^^ + ̿ εt-1^^ + ωt

 εt^^ = -0,656 -0,051 εt-1^^ + ωt

Nilai ̿ merupakan estimasi ρ tahap kedua.

f. Generate setiap variabel dengan perhitungan sebagai berikut:

LnYTM2 = LnYTMt – (-0,051)*LnYTMt-1

LnIRATE2 = LnIRATEt - (-0,051)*LnIRATEt-1

LnDER2 = LnDERt - (-0,051)*LnDERt-1

LnRATING2 = LnRATINGt – (-0,051)*LnRATINGt-1

g. Kemudian lakukan regresi untuk perbaikan autokorelasi dengan MAKE

EQUATION

LnYTM2 C LnIRATE2 LnDER2 LnRATING2

Adapun hasil yang diperoleh dari penyembuhan autokorelasi dengan metode

Cochrane-Orcutt akan diuraikan dalam teknik pengolahan data pada bab F dan

pengujian asumsi klasik pada bab G.

F. Teknik Pengolahan Data Model Log-log 2

1. Pemilihan metode estimasi.

a. Uji Chow.

Hipotesis yang digunakan dalam pengujian ini adalah sebagai berikut:

H0 : Model pooled least square

H1 : Model fixed effect

Adapun hasil Uji Chow dapat dilihat pada tabel IV.11 sebagai berikut:
68

Tabel IV.11 Hasil Uji Chow Model Log-log 2

Redundant Fixed Effects Tests


Equation: Chow test
Test cross-section fixed effects

Effects Test Statistic d.f. Prob.

Cross-section F 1.115807 (32,30) 0.3827


Cross-section Chi-square 51.743351 32 0.0150

Sumber: Hasil pengolahan data dengan Eviews

Hasil pengujian pada Tabel IV.11 menunjukkan bahwa Chi-square signifikan

( p-value kurang dari 5% ), sehingga H0 ditolak dan model yang digunakan adalah

fixed effect. Keputusan penggunaan model fixed effect perlu dilanjutkan dengan Uji

Hausman untuk memilih penggunaan model fixed effect atau random effect.

b. Uji Hausman.

Hipotesis yang digunakan dalam pengujian ini adalah sebagai berikut:

H0 : metode yang digunakan adalah metode random effect.

H1 : metode yang digunakan adalah metode fixed effect.

Tabel IV.12 Hasil Uji Hausman Model Log-log 2

Correlated Random Effects - Hausman Test


Equation: Hausman test
Test cross-section random effects

Chi-Sq.
Test Summary Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 0.448126 3 0.9301

Sumber: Hasil pengolahan data dengan Eviews

Pengujian yang ditunjukkan pada Tabel IV.12 memberikan hasil tidak

signifikan (p-value lebih dari 5%) sehingga H0 diterima, maka metode yang

digunakan adalah metode random effect.


69

2. Model regresi berganda.

Berdasarkan hasil uji Chow dan uji Hausman diatas, maka metode yang

digunakan untuk mengestimasi persamaan regresi model log-log 2 adalah random

effect. Hasil persamaan regresi dengan metode random effect dapat diuraikan sebagai

berikut:

LnYTM2 = -0,597 + 0,519*LnIRATE2 – 0,039*LnDER2 – 0,15*LnRATING2 + εit

T = -1,745 4,10 -1,872 -2,661

p value = 0,0859 0,0001 0,0659 0,0099

R2 = 0,33

Adj. R2 = 0,29

F-stat = 9,98

3. Pengujian hipotesis.

c. Uji statistik F model log-log 2.

Hipotesis yang digunakan adalah:

H0 : tidak ada pengaruh secara signifikan antara BI Rate, debt to equity ratio, dan

peringkat obligasi secara bersama-sama terhadap yield to maturity.

H1 : ada pengaruh secara signifikan antara BI Rate, debt to equity ratio, dan peringkat

obligasi secara bersama-sama terhadap yield to maturity.

Data yang diperoleh untuk melakukan uji F adalah sebagai berikut:

F-hitung = 9,98

F-tabel = ( α = 5%, df1 (jumlah variabel-1) = 3, df2 (n-k-1) = 66-3-1=62)

= 2,753
70

Karena F-hitung > F-tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima. Hal tersebut

menunjukkan bahwa BI Rate, debt to equity ratio, dan peringkat obligasi secara

bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap yield to maturity.

d. Koefisien determinasi (R2).

Koefisien determinasi (R2) menjelaskan besarnya pengaruh variabel bebas

secara serentak terhadap variabel terikat. Dalam regresi linier berganda, nilai yang

digunakan adalah adjusted R2. Nilai adjusted R2 pada regresi model log-log 2 adalah

0,29. Hal tersebut menunjukkan bahwa BI Rate, debt to equity ratio, dan peringkat

obligasi mampu menjelaskan atau mempengaruhi yield to maturity (variabel terikat)

sebesar 29%, sedangkan sisanya yaitu sebesar 71% diterangkan oleh variabel lain di

luar variabel BI Rate, debt to equity ratio, dan peringkat obligasi.

e. Uji statistik t model log-log 2.

Nilai t tabel dicari pada α = 5% : 2 = 2,5% (uji dua sisi) dengan derajat

kebebasan (df) = n – k – 1 = 66 – 3 – 1 = 62 (n adalah jumlah observasi, k adalah

variabel bebas), sehingga didapat nilai t tabel adalah 2,297.

1) Variabel BI Rate (LnIRATE2).

Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut:

H0 : secara parsial, BI Rate tidak berpengaruh secara signifikan terhadap yield to

maturity.

H1 : secara parsial, BI Rate berpengaruh secara signifikan terhadap yield to maturity.

Nilai koefisien slope BI rate adalah 0,519, nilai t hitung = 4,10, dan p-value =

0,0001.
71

Gambar IV.9 Kurva Distribusi t LnIRATE2

-2,297 2,297 4,10

Nilai positif pada t hitung menunjukkan bahwa BI Rate berpengaruh positif

terhadap yield to maturity. Nilai t hitung > t tabel ( 4,10 > 2,297) sehingga H0 ditolak,

berarti BI Rate berpengaruh secara signifikan terhadap yield to maturity.

2) Variabel debt to equity ratio (LnDER2).

Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut:

H0 : secara parsial, debt to equity ratio tidak berpengaruh secara signifikan terhadap

yield to maturity.

H1 : secara parsial, debt to equity ratio berpengaruh secara signifikan terhadap yield to

maturity.

Nilai koefisien slope debt to equity ratio adalah -0,039, t hitung = - 1,872, dan

p-value = 0,0659.

Gambar IV.10 Kurva Distribusi t LnDER2

-2,297 -1,872 2,297


72

Nilai negatif pada t hitung menunjukkan bahwa debt to equity ratio

berpengaruh negatif terhadap yield to maturity. Akan tetapi, pengaruhnya tidak

signifikan karena t hitung > -t tabel (-1,872 > -2,297).

3) Variabel peringkat obligasi (LnRATING2).

Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut:

H0 : secara parsial, peringkat obligasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap

yield to maturity.

H1 : secara parsial, peringkat obligasi berpengaruh secara signifikan terhadap yield to

maturity.

Nilai koefisien slope peringkat obligasi adalah -0,15, t hitung = -2,661, dan p-

value = 0,0099.

Gambar IV.11 Kurva Distribusi t LnRATING2

- 2,661 -2,297 2,297

Nilai negatif pada t hitung menunjukkan bahwa peringkat obligasi berpengaruh

negatif terhadap yield to maturity. Nilai t hitung < - t tabel ( -2,661< -2,297) sehingga

H0 ditolak, berarti peringkat obligasi berpengaruh secara signifikan terhadap yield to

maturity.
73

G. Pengujian Asumsi Klasik Model Log-log 2

1. Uji Normalitas.

Uji normalitas dilakukan dengan uji Jarque-Bera (J-B). Tabel IV.13

menunjukkan hasil uji normalitas dan hasilnya nilai JB statistik (3,559) lebih kecil

dari nilai tabel Chi-square pada df=2 ( 5.991 ), serta nilai probabilitas J-B (0,169)

lebih besar dari 5%, sehingga residual regresi model log-log 2 dinyatakan

berdistribusi normal.

Tabel IV.13 Uji Jarque-Bera Model Log-log 2


16
Series: Standardized Residuals
14 Sample 2008 2009
Observations 66
12
Mean 3.03e-16
10 Median -0.006016
Maximum 0.394193
8 Minimum -0.594516
Std. Dev. 0.177869
6
Skewness -0.325116
Kurtosis 3.933514
4

Jarque-Bera 3.559188
2
Probability 0.168707
0
-0.6 -0.4 -0.2 -0.0 0.2 0.4

Sumber: Hasil pengolahan data dengan Eviews

2. Uji Multikolinieritas.

Untuk melihat ada atau tidaknya multikolinearitas pada regresi model log-log 2

dapat dideteksi dengan melihat correlation matrix sebagai berikut:

Tabel IV.14 Matriks Korelasi Model Log-log 2

Correlation Matrix
LnIRATE2 LnDER2 LnRATING2
LnIRATE2 1.0000 0.0185 -0.0671
LnDER2 0.0185 1.0000 0.0270
LnRATING2 -0.0671 0.0270 1.0000

Sumber: Hasil pengolahan data dengan Eviews


74

Berdasarkan Tabel IV.14, nilai koefisien korelasi untuk semua variabel bebas

kurang dari 0,9, sehingga disimpulkan tidak terdapat masalah multikolinieritas antar

variabel bebas.

3. Uji Heteroskedastisitas (Uji Glejser).

Hasil Uji Glejser dari pengolahan data dengan Eviews dapat dilihat pada tabel

IV.15 di bawah ini:

Tabel IV.15 Uji Glejser Model Log-log 2

Dependent Variable: RESABS2


Method: Panel EGLS (Cross-section random effects)
Sample (adjusted): 2008 2009
Periods included: 2
Cross-sections included: 33
Total panel (balanced) observations: 66
Swamy and Arora estimator of component variances

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 0.427309 0.265693 1.608282 0.1129


LNIRATE2 0.117363 0.098384 1.192915 0.2374
LNDER2 0.010438 0.015256 0.684173 0.4964
LNRATING2 0.007521 0.040608 0.185205 0.8537

Sumber: Hasil pengolahan data dengan Eviews

Tabel IV.15 menunjukkan bahwa nilai p-value dari masing-masing variabel

bebas tidak signifikan (lebih dari 5%) sehingga regresi model log-log 2 tidak

mengandung heteroskedastisitas.

4. Uji Autokorelasi.

Untuk mendeteksi adanya autokorelasi, digunakan uji Durbin-Watson. Nilai dL

dan dU pada tingkat signifikan 0,05, n = 66 dan k = 3 adalah 1,508 dan 1,697. Adapun

area pengujian statistik Durbin Watson dapat digambarkan sebagai berikut:


75

Gambar IV.12 Area Pengujian Statistik D-W Model Log-log 2

ragu-ragu ragu-ragu

autokorelasi tidak ada autokorelasi


positif autokorelasi negatif

0 dL dU 4-d U 4-d L 4
1,508 1,697 2,303 2,492

Sumber: Diolah dari Ghozali (2009,80)

Nilai statistik Durbin Watson dari regresi model log-log 2 pada lampiran 13

adalah 1,952. Berdasarkan gambar IV.4, nilai tersebut berada pada area tidak ada

autokorelasi, sehingga regresi model log-log 2 sudah tidak terdapat masalah

autokorelasi.

H. Interpretasi dan Pembahasan

Penelitian yang baik adalah penelitian yang dapat menghasilkan model regresi

dengan estimator yang bersifat BLUE (Best Linear Unbiased Estimator), artinya

penelitian tersebut dapat memberikan keyakinan yang baik dan terbebas dari varian

kesalahan yang dapat menyesatkan pembaca dalam menginterpretasikan penelitian

tersebut. Untuk menghasilkan model regresi dengan estimator yang bersifat BLUE,

setiap penelitian diwajibkan untuk mampu memenuhi pengujian-pengujian asumsi

klasik.

Dalam rangka memenuhi pengujian-pengujian asumsi klasik, penelitian ini

menempuh beberapa langkah pengolahan data. Pada pengolahan data awal, penulis

menemukan adanya masalah normalitas dan heteroskedastisitas. Masalah normalitas


76

dapat diatasi dengan mengeluarkan data outlier, sedangkan masalah

heteroskedastisitas diatasi dengan melakukan transformasi variabel ke dalam model

log-log. Nachrowi dan Usman (2006, 67) menyatakan bahwa model log-log dapat

menggambarkan peningkatan variabel terikat akibat kenaikan variabel bebas secara

proporsional (dalam persen).

Selanjutnya, penulis melakukan pengolahan data model log-log. Masalah

normalitas dan heteroskedastisitas pada model ini dapat diatasi, akan tetapi timbul

masalah baru berupa adanya autokorelasi. Untuk mengatasi masalah tersebut, metode

penyembuhan yang dapat diterapkan adalah Cochrane-Orcutt.

Metode Cochrane-Orcutt menghasilkan model regresi baru, sehingga perlu

dilakukan pengujian-pengujian asumsi klasik seperti halnya pengolahan data model

sebelumnya. Hasil dari pengujian menunjukkan bahwa model regresi baru telah

memenuhi keseluruhan uji asumsi klasik sehingga estimator model regresi sudah

bersifat BLUE. Adapun model regresi yang dihasilkan tersebut adalah:

LnYTM2 = -0,597 + 0,519*LnIRATE2 – 0,039*LnDER2 – 0,15*LnRATING2 + εit

Interpretasi atas model regresi di atas dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Nilai konstanta -0,597 dapat diartikan bahwa dalam kondisi semua variabel bebas

bernilai nol, diperkirakan yield to maturity akan tetap mengalami perubahan

sebesar -0,597%.

2. Koefisien regresi LnIRATE2 sebesar 0,519 menyatakan bahwa setiap peningkatan

1% BI Rate diperkirakan akan berdampak pada peningkatan yield to maturity

obligasi sebesar 0,519%, dengan asumsi variabel bebas lainnya tetap.


77

3. Koefisien regresi LnDER2 sebesar -0,039 menyatakan bahwa setiap peningkatan

1% debt to equity ratio diperkirakan akan berdampak pada penurunan yield to

maturity obligasi sebesar -0,039%, dengan asumsi variabel bebas lainnya tetap.

4. Koefisien regresi LnRATING2 tidak dapat diinterpretasikan karena data aslinya

berskala ordinal.

Berdasarkan hasil uji F dapat diketahui bahwa terdapat pengaruh yang

signifikan dari BI Rate, debt to equity ratio, dan peringkat obligasi secara bersama-

sama terhadap yield to maturity obligasi korporasi, sehingga H1 hipotesis 1 diterima.

Namun, nilai koefisien determinasi Adjusted R2 hanya sebesar 29%. Hal tersebut

menunjukkan bahwa BI Rate, debt to equity ratio, dan peringkat obligasi mampu

menjelaskan atau mempengaruhi yield to maturity (variabel terikat) sebesar 29%,

sedangkan sisanya yaitu sebesar 71% diterangkan oleh variabel lain di luar variabel

BI Rate, debt to equity ratio, dan peringkat obligasi.

Adapun hasil uji t yang menunjukkan signifikansi pengaruh secara parsial dari

masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat dapat diuraikan sebagai

berikut:

1. Variabel BI Rate berpengaruh signifikan dan positif terhadap yield to maturity

obligasi, sehingga H1 hipotesis 2 diterima. Hal tersebut ditunjukkan dengan t

hitung > t tabel (4,10 > 2,297) dan arah koefisien regresi yang positif sebesar

0,519. Arah koefisien variabel BI Rate yang positif mengindikasikan bahwa

apabila terjadi kenaikan pada BI Rate maka akan mengakibatkan kenaikan yield to

maturity obligasi korporasi. Hal ini selaras dengan pendapat Tandelilin (2010,103)
78

yang menyatakan bahwa apabila suku bunga meningkat, maka tingkat return yang

diisyaratkan investor atas suatu obligasi akan meningkat.

Hasil penelitian ini menunjukkan hasil yang konsisten atau mendukung penelitian

sebelumnya yang dilakukan oleh Ibrahim (2008) yang menemukan bahwa tingkat

suku bunga berpengaruh positif dan signifikan terhadap yield to maturity obligasi.

Namun, hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian yang telah dilakukan oleh

Nurfauziah dan Setyarini (2004) yang menemukan hasil bahwa tingkat suku

bunga tidak berpengaruh signifikan terhadap yield to maturity obligasi.

2. Variabel debt to equity ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap yield to

maturity obligasi yang ditunjukkan dengan nilai t hitung > -t tabel (-1,872 >

-2,297), sehingga H1 hipotesis 3 ditolak.. Arah koefisien variabel debt to equity

ratio yang negatif sebesar -0,039 mengindikasikan bahwa apabila terjadi kenaikan

debt to equity ratio suatu obligasi korporasi maka akan menyebabkan penurunan

yield to maturity obligasi tersebut begitu juga sebaliknya. Hal tersebut dapat

terjadi karena debt to equity ratio tidak memengaruhi yield to maturity obligasi

secara langsung, tetapi melalui potensi risiko berupa turunnya kemampuan

perusahaan untuk membayar utang. Namun, apabila biaya modal dari hutang yang

dikeluarkan mampu diimbangi dengan pendapatan yang diperoleh dari

penggunaan harta yang dibiayai oleh hutang tersebut, maka besarnya pembiayaan

yang diperoleh dari hutang tidak menjadi masalah dan dimungkinkan tidak akan

mengganggu kemampuan perusahaan untuk membayar utang.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh

Setyapurnama (2005) yang menemukan bahwa debt to equity ratio tidak


79

berpengaruh signifikan terhadap yield to maturity obligasi. Namun, hasil

penelitian ini tidak mendukung penelitian yang telah dilakukan oleh Ibrahim

(2008) yang menemukan hasil bahwa debt to equity ratio berpengaruh positif dan

signifikan terhadap yield to maturity obligasi. Penelitian ini juga tidak mendukung

penelitian yang telah dilakukan oleh Hutajulu (2008) dalam hal signifikansi

pengaruh debt to equity ratio terhadap yield to maturity, namun mendukung di sisi

lainnya berupa kesamaan arah koefisien variabel debt to equity ratio yang bernilai

negatif.

3. Variabel peringkat obligasi berpengaruh signifikan dan negatif terhadap yield to

maturity obligasi, sehingga H1 hipotesis 4 diterima. Hal tersebut ditunjukkan

dengan nilai t hitung < - t tabel (-2,661 < -2,297) dan arah koefisien regresi yang

negatif sebesar -0,15. Arah koefisien variabel peringkat obligasi yang negatif

mengindikasikan bahwa apabila terjadi kenaikan peringkat suatu obligasi

korporasi maka akan menyebabkan penurunan yield to maturity obligasi tersebut

begitu juga sebaliknya. Hasil penelitian ini selaras dengan pendapat Sulistyastuti

(2002, 66) bahwa obligasi dengan peringkat rendah merupakan obligasi yang

lebih berisiko. Implikasinya, obligasi dengan peringkat rendah harus menyediakan

yield to maturity lebih tinggi, karena untuk mengkompensasi risiko yang besar.

Tandelilin (2010, 294) juga menyatakan bahwa obligasi dengan risiko kegagalan

pembayaran yang relatif lebih tinggi (peringkatnya lebih rendah) akan

menawarkan yield yang lebih besar dibandingkan dengan obligasi yang risikonya

relatif lebih kecil (peringkatnya lebih tinggi).


80

Hasil penelitian ini juga menunjukkan hasil yang konsisten atau mendukung

penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ibrahim (2008) yang menemukan

bahwa peringkat obligasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap yield to

maturity obligasi. Namun, hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian yang

telah dilakukan oleh Nurfauziah dan Setyarini (2004) yang menemukan hasil

bahwa peringkat obligasi tidak berpengaruh signifikan terhadap yield to maturity

obligasi.
BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh BI Rate, debt to equity ratio,

dan peringkat obligasi terhadap yield to maturity obligasi korporasi, dengan

mengambil sampel 34 obligasi korporasi pada kurun waktu tahun 2007-2009, dapat

diambil simpulan sebagai berikut:

1. Uji statistik F memberikan hasil bahwa secara bersama-sama, variabel BI Rate,

debt to equity ratio, dan peringkat obligasi berpengaruh secara signifikan terhadap

yield to maturity obligasi korporasi.

2. Berdasarkan nilai adjusted R2, dapat diketahui bahwa variabel BI Rate, debt to

equity ratio, dan peringkat obligasi mampu menjelaskan atau mempengaruhi

variabel yield to maturity obligasi korporasi sebesar 29%. Sedangkan sisanya,

71%, dipengaruhi oleh faktor-faktor lain di luar ketiga variabel yang diteliti.

3. Secara parsial, variabel BI Rate berpengaruh positif dan signifikan terhadap yield

to maturity obligasi korporasi. Setiap peningkatan 1% BI Rate diperkirakan akan

berdampak pada peningkatan yield to maturity obligasi sebesar 0,519%, dengan

asumsi variabel bebas lainnya tetap.

81
82

4. Secara parsial, variabel debt to equity ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap

yield to maturity obligasi korporasi dan mempunyai arah koefisien yang negatif.

Setiap peningkatan 1% debt to equity ratio diperkirakan akan berdampak pada

penurunan yield to maturity obligasi sebesar -0,039%, dengan asumsi variabel

bebas lainnya tetap.

5. Secara parsial, variabel peringkat obligasi berpengaruh negatif dan signifikan

terhadap yield to maturity obligasi korporasi. Berdasarkan hal tersebut, apabila

terjadi kenaikan peringkat suatu obligasi korporasi maka diperkirakan akan

menyebabkan penurunan yield to maturity obligasi, begitu juga sebaliknya.

B. Saran

1. Bagi investor

Berdasarkan hasil dari penelitian ini, investor sebaiknya mempertimbangkan

variabel BI Rate dan peringkat obligasi dalam penentuan keputusan investasi obligasi.

Hal ini karena salah satu faktor penentu keputusan investasi obligasi adalah yield to

maturity, sedangkan yield to maturity obligasi secara signifikan dipengaruhi oleh

variabel-variabel tersebut.

Untuk memperkirakan besarnya yield to maturity yang akan diterima, investor

perlu memonitor pergerakan dari BI Rate. Apabila BI Rate mengalami kenaikan maka

yield to maturity obligasi juga akan meningkat, sehingga saat itu merupakan waktu

yang tepat untuk membeli obligasi dan waktu yang tidak tepat untuk merealisasikan

capital gain, dengan demikian sebaiknya investor menahan obligasi. Sebaliknya,

apabila BI Rate mengalami penurunan maka nilai yield to maturity obligasi juga akan
83

menurun, sehingga merupakan waktu yang tepat bagi investor untuk menjual obligasi

atau merealisasikan capital gain (Ibrahim 2008, 67).

Investor juga perlu mempertimbangkan peringkat obligasi karena hal tersebut

mencerminkan risiko default atau gagal bayar dari utang (obligasi) emiten di masa

yang akan datang. Dengan demikian, bagi investor berkarakter risk taker yang ingin

berinvestasi pada obligasi maka sebaiknya membeli obligasi yang memiliki rating

yang rendah karena akan menawarkan yield to maturity yang tinggi, sedangkan bagi

investor berkarakter risk averter maka sebaiknya membeli obligasi yang memiliki

rating yang tinggi karena memiliki risiko default yang rendah akan tetapi

menawarkan yield to maturity yang rendah (Ibrahim 2008, 70).

2. Bagi peneliti selanjutnya

a. Sampel obligasi korporasi penelitian ini diterbitkan oleh berbagai sektor industri.

Mengingat BI Rate, debt to equity ratio, dan peringkat obligasi kemungkinan

memiliki tingkat pengaruh yang berbeda-beda untuk setiap sektor industri, peneliti

selanjutnya diharapkan untuk mempertimbangkan penggunaan sampel dari

industri se-sektor dengan jumlah sampel yang lebih besar. Hal tersebut bertujuan

agar dapat menghasilkan variasi penelitian dan diharapkan memberikan hasil

penelitian yang lebih akurat.

b. Penelitian ini hanya menggunakan tiga variabel bebas yang mempengaruhi yield

to maturity obligasi korporasi yaitu BI Rate, debt to equity ratio, dan peringkat

obligasi. Apabila dilihat dari nilai adjusted R2, diartikan bahwa variabel BI Rate,

debt to equity ratio, dan peringkat obligasi mampu menjelaskan atau

mempengaruhi variabel yield to maturity obligasi korporasi sebesar 29%.


84

Sedangkan sisanya, 71%, dipengaruhi oleh faktor-faktor lain di luar ketiga

variabel yang diteliti. Oleh karena itu, penelitian selanjutnya diharapkan dapat

menambah variabel yang lebih banyak lagi sehingga diperoleh nilai adjusted R2

yang lebih besar. Adapun variabel yang dapat ditambahkan dengan merujuk pada

penelitian sebelumnya diantaranya adalah variabel inflasi, likuiditas, dan maturitas.


DAFTAR PUSTAKA

Bapepam. 2003. Panduan Investasi di Pasar Modal Indonesia. Jakarta: Bapepam.

BEI. 2007. Indonesian Bond Market Directory (IBMD) 2007. Jakarta: Bursa Efek
Indonesia.

BEI. 2008. Indonesian Bond Market Directory (IBMD) 2008. Jakarta: Bursa Efek
Indonesia.

BEI. 2009. Indonesian Bond Market Directory (IBMD) 2009. Jakarta: Bursa Efek
Indonesia.

Bodie, Zvi, Alex Kane dan Alan J. Marcus. 2008. Essentials of Investments. Edisi ke-
7. United States of America: McGraw-Hill.

Darmadji, Tjiptono dan Hendy M. Fakhruddin. 2006. Pasar Modal di Indonesia


Pendekatan Tanya Jawab. Edisi ke-1. Jakarta:Penerbit Salemba Empat.

Fabozzi, Frank. 2007. Bond Markets, Analysis,and Strategies. Edisi ke-6. United
States of America: Prentice Hall-Inc.

Fabozzi, J. Franco dan Franco Mondigliani. 2003. Capital Market Institution and
Instruments. Edisi ke-3. New Jersey: Pearson Education,Inc.

Fauziah, Nur dan Adistien F. Setyarini. 2004. Analisis Faktor-Faktor yang


Mempengaruhi Yield Obligasi Perusahaan (Studi Kasus Pada Industri
Perbankan dan Industri Finansial). Jurnal Siasat Bisnis 2, no. 9: 241-256.

Ghozali, Imam. 2007. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi ke-
4. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Ghozali, Imam. 2009. Ekonometrika: Teori, Konsep dan Aplikasi dengan SPSS 17.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Horne, James C.V. dan John M. Wachoviz Jr. 1998. Fundamental of Financial
Management. Edisi ke-8. New Jersey: Prentice Hall International.

Hutajulu, Maju. 2008. Pengaruh Faktor Fundamental Ekonomi dan Perusahaan


terhadap Imbal Hasil Obligasi Perusahaan Terbuka di Bursa Efek Indonesia.
Master Tesis Program Studi Magister Manajemen, Universitas Sumatera Utara.

85
86

Ibrahim, Hadiasman. 2008. Pengaruh Tingkat Suku Bunga, Peringkat Obligasi,


Ukuran Perusahaan dan DER terhadap Yield to Maturity Obligasi Korporasi di
Bursa Efek Indonesia Tahun 2004-2006. Master Tesis Program Studi Magister
Manajemen, Universitas Diponegoro.

Junaidi. 2008. Penjelasan Tahap Transformasi Data Ordinal ke Interval dg Excel.


http://junaidichaniago.wordpress.com/2008/07/30/penjelasan-tahap-
transformasi-data-ordinal-ke-interval-dg-excel/ (diakses 28 Februari 2011)

Keown, et.al. 2002. Financial Management : Principles and Applications. Edisi ke-9.
United States of America: Pearson Prentice Hall.

Muhidin, Sambas Ali. 2009. Metode Succesive Interval. http://sambasalim.com


/statistika/metode-succesive-interval.html (diakses 28 Februari 2011)

Nachrowi, D. Nachrowi dan Hardius Usman. 2006. Pendekatan Populer dan Praktis
Ekonometrika untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan. Jakarta: Lembaga
Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Purwanto dan Agus Haryanto. 2004. Pengaruh Perkembangan Informasi Rasio


Laporan Keuangan Terhadap Fluktuasi Harga Saham dan Tingkat Keuntungan
Saham. Jurnal Akuntansi & Auditing 1, No.1: 17-33.

Rahardjo, Sapto. 2004. Panduan Investasi Obligasi. Edisi ke-2. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama.

Ross, A. Stephen, Randolph W. Westerfield, dan Bradford D. Jordan. 2003.


Fundamentals of Corporate Finance. Edisi ke-6. New York: Mc Graw-Hill.

Samsul, Mohammad. 2006. Pasar Modal & Manajemen Portofolio. Jakarta: Penerbit
Erlangga.

Sekaran, Uma. 2006. Metodologi Penelitian Untuk Bisnis. Penerjemah Kwan Men
Yon. Edisi ke-4. Buku 2. Jakarta: Salemba Empat.

Setyapurnama, Yudi S. 2005. Pengaruh Corporate Governance dan Kualitas Audit


Terhadap Peringkat dan Yield Obligasi. Master Tesis Program Magister
Akuntansi, Universitas Gajah Mada.

Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Suharto. 2009. Transformasi Data Ordinal Menjadi Interval.http://suhartoumm.


blogspot.com/2009/07/transformasi-data-ordinal-ke-interval.html (diakses 28
Februari 2011)
87

Sulistyastuti, Dyah Ratih. 2002. Saham dan Obligasi Ringkasan Teori dan Tanya
Jawab. Yogyakarta: Penerbit Universitas Atma Jaya.

Sunariyah. 2006. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Edisi ke-5. Yogyakarta: UPP
STIM YKPN.

Tandelilin, Eduardus. 2010. Portofolio dan Investasi: Teori dan Aplikasi. Yogyakarta:
Penerbit Kanisius.

Widarjono, Agus. 2005. Ekonometrika. Teori dan Aplikasi Untuk Ekonomi dan
Bisnis. Yogyakarta: Penerbit Ekonisia. Fakultas Ekonomi UII.

Winarno, Wing Wahyu. 2009. Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan


Eviews.Edisi ke-2. Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan STIE YKPN.

Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal.

Peraturan Bank Indonesia Nomor 4/10/PBI/2002 tentang Sertifikat Bank Indonesia.

Peraturan Bapepam-LK Nomor V.C.2 tentang Perizinan Perusahaan Pemeringkat


Efek.

Peraturan Bapepam-LK Nomor IX.C.11 tentang Pemeringkatan atas Efek Bersifat


Utang.

www.bi.go.id

www.new.pefindo.com
Lampiran 1
Ringkasan Penelitian Terdahulu

Metode
Judul / Peneliti / Tahun Variabel Hasil Penelitian
Analisis
Analisis Faktor- Faktor Yield to maturity, Regresi liner Likuiditas, Durasi dan
yang Mempengaruhi Inflasi, Likuiditas, Berganda Secure berpengaruh
Yield Obligasi Tingkat suku dengan bantuan terhadap yield to
Perusahaan (Studi Kasus bunga, Durasi, program SPSS maturity; sedangkan
Pada Industri Perbankan Rating, Buyback, Inflasi,Tingkat suku
dan Industri Finansial) / Sinking fund, bunga, Rating, Sinking
Nurfauziah dan Setyarini Secure fund tidak berpengaruh
/ 2004 terhadap yield to
maturity.
Pengaruh Corporate Yield to maturity, Analisis logit Kualitas audit, Total
Governance dan Kualitas Kepemilikan dan regresi asset berpengaruh
Audit Terhadap Peringkat institusi, linear terhadap yield to
dan Yield Obligasi / Kepemilikan berganda maturity, sedangkan
Setyapurnama / 2005 manajerial, dengan bantuan Kepemilikan institusi,
Kualitas audit, program SPSS Kepemilikan manajerial,
Total asset, Debt Debt to equity ratio tidak
to equity ratio berpengaruh terhadap
yield to maturity.
Pengaruh Tingkat Suku Yield to maturity, Regresi linear Tingkat suku bunga,
Bunga, Peringkat tingkat suku bunga, berganda peringkat obligasi,
Obligasi, Ukuran peringkat obligasi, dengan bantuan ukuran perusahaan dan
Perusahaan, dan DER ukuran perusahaan program SPSS debt to equity ratio
terhadap Yield to dan debt to equity berpengaruh terhadap
Maturity Obligasi ratio. yield to maturity.
Korporasi di Bursa Efek
Indonesia Periode Tahun
2004-2006 / Hadiasman
Ibrahim / 2008
Pengaruh Faktor Yield to maturity, Regresi linear Debt to equity ratio, nilai
Fundamental Ekonomi current ratio, debt berganda tukar, dan inflasi
dan Perusahaan terhadap to equity ratio, metode estimasi berpengaruh yield to
Imbal Hasil Obligasi return on OLS (Ordinary maturity; sedangkan
Perusahaan Terbuka di investment, return Least Square) current ratio, return on
Bursa Efek Indonesia / on equity, nilai dengan bantuan investment, dan return on
Maju Hutajulu / 2008 tukar, dan inflasi program SPSS equity tidak berpengaruh
terhadap yield to
maturity.

Sumber : Nurfauziah dan Setyarini (2004), Setyapurnama (2005), Hadiasman Ibrahim


(2008), dan Hutajulu (2008)
Lampiran 2
Daftar Emiten Obligasi
No Kode Perusahaan Sektor Industri (JASICA*)
1 ADHI Adhi Karya (Persero),Tbk. Property, Real Estate, and
Building Constrution
2 APEX Apexindo Pratama Duta,Tbk. Mining
3 BBNI Bank Negara Indonesia (Persero),Tbk. Finance
4 BBTN Bank Tabungan Negara (Persero) Finance
5 BCAF BCA Finance Finance
6 BDMN Bank Danamon Indonesia,Tbk. Finance
7 BEXI Bank Ekspor Indonesia (Persero) Finance
8 BJBR Bank Jabar Banten Finance
9 BLAM Bank Lampung Finance
10 BNIS BNI Securities Finance
11 BSDE Bumi Serpong Damai,Tbk. Property, Real Estate, and
Building Constrution
12 BTEL Bakrie Telekom,Tbk. Infrastructure, Utilities &
Transportation
13 CLPK Ciliandra Perkasa Agriculture
14 DUTI Duta Pertiwi,Tbk. Property, Real Estate, and
Building Constrution
15 EXCL Excelcomindo Pratama,Tbk. Infrastructure, Utilities &
Transportation
16 FREN Mobile-8 Telecom,Tbk. Infrastructure, Utilities &
Transportation
17 INDF Indofood Sukses Makmur,Tbk. Consumer Goods Industry
18 ISAT Indosat,Tbk. Infrastructure, Utilities &
Transportation
19 JSMR Jasa Marga (Persero),Tbk. Infrastructure, Utilities &
Transportation
20 OTMA Oto Multiartha Finance
21 PJAA Pembangunan Jaya Ancol,Tbk. Trade,Service,&Investment
22 PLJA PAM Lyonnaise Jaya Infrastructure, Utilities &
Transportation
23 PNBN Bank Pan Indonesia,Tbk. Finance
24 PPLN Perusahaan Listrik Negara (Persero) Infrastructure, Utilities &
Transportation
25 RMBA Bentoel International Investama,Tbk. Consumer Goods Industry
26 TUFI Tunas Financindo Sarana Finance
27 WOMF Wahana Ottomitra Multiartha,Tbk. Finance
* JASICA = Jakarta Stock Industry Classification
Lampiran 3
Daftar Sampel Obligasi

No Kode Obligasi Nama Obligasi


1 ADHI04 Obligasi IV Adhi Tahun 2007
2 APEX01A Obligasi I Apexindo Pratama Duta Tahun 2005
3 BBNI01XXBFTW Obligasi I Bank BNI Tahun 2003
4 BBTN11 Obligasi XI Bank BTN Tahun 2005
5 BCAF02B Obligasi II BCA Finance Tahun 2007 Seri B
6 BDMN01B Obligasi I Bank Danamon Tahun 2007 Seri B
7 BEXI03B Obligasi III Bank Ekspor Indonesia Tahun 2006 Seri B
8 BJBR05 Obligasi V Bank Jabar Tahun 2006
9 BLAM02 Obligasi II Bank Lampung Tahun 2007
10 BNIS01 Obligasi I BNI Securities Tahun 2007
11 BSDE02 Obligasi II Bumi Serpong Damai Tahun 2006
12 BTEL01 Obligasi I Bakrie Telecom Tahun 2007
13 CLPK02 Obligasi II Ciliandra Perkasa Tahun 2007
14 DUTI05 Obligasi V Duta Pertiwi Tahun 2007
15 EXCL02 Obligasi II Excelcom Tahun 2007
16 FREN01 Obligasi I Mobile-8 Telecom Tahun 2007
17 INDF04 Obligasi IV Indofood Sukses Makmur Tahun 2007
18 ISAT03BXBFTW Obligasi III Indosat Tahun 2003 Seri B
19 ISAT04A Obligasi II Indosat Tahun 2005 Seri A
20 ISAT05A Obligasi V Indosat Tahun 2007 Seri A
21 ISAT05B Obligasi V Indosat Tahun 2007 Seri B
22 JMPD10OXBFTW Obligasi X Jasa Marga Seri O Tahun 2002
23 OTMA05B Obligasi V Oto MultiArtha Tahun 2007 Seri B
24 PJAA01A Obligasi I Jaya Ancol Tahun 2007 Seri A
25 PLJA01C Obligasi I PAM Lyonnaise Jaya Tahun 2005 Seri C
26 PNBN02B Obligasi II Bank Panin Tahun 2007 Seri B
27 PPLN08A Obligasi VIII PLN Tahun 2006 Seri A
28 PPLN08B Obligasi VIII PLN Tahun 2006 Seri B
29 RMBA01 Obligasi I Bentoel Tahun 2007
30 TUFI04C Obligasi Tunas Financindo Sarana IV Tahun 2007 Seri C
31 WOMF03C Obligasi III WOM Finance Tahun 2006 Seri C
32 WOMF04A Obligasi IV WOM Finance Tahun 2007 Seri A
33 WOMF04B Obligasi IV WOM Finance Tahun 2007 Seri B
34 WOMF04C Obligasi IV WOM Finance Tahun 2007 Seri C
Lampiran 4
Data Detail Sampel
Tanggal
Tanggal Frekuensi
No Kode Obligasi Jatuh Kupon
Terbit Kupon
Tempo
1 ADHI04 06-07-2007 06-07-2012 11,00% 4
2 APEX01A 08-04-2005 08-04-2010 12,25% 4
3 BBNI01XXBFTW 10-07-2003 10-07-2011 13,13% 4
4 BBTN11 06-07-2005 06-07-2010 12,00% 4
5 BCAF02B 27-02-2007 27-02-2010 10,75% 4
6 BDMN01B 19-04-2007 19-04-2012 10,60% 4
7 BEXI03B 28-09-2006 28-09-2010 12,70% 4
8 BJBR05 08-12-2006 08-12-2011 11,25% 4
9 BLAM02 09-11-2007 09-11-2012 11,85% 4
10 BNIS01 10-05-2007 10-05-2012 12,00% 4
11 BSDE02 20-10-2006 20-10-2011 15,00% 4
12 BTEL01 04-09-2007 04-09-2012 11,90% 4
13 CLPK02 27-11-2007 27-11-2012 11,50% 4
14 DUTI05 11-07-2007 11-07-2012 12,85% 4
15 EXCL02 26-04-2007 26-04-2012 10,35% 4
16 FREN01 15-03-2007 15-03-2012 12,38% 4
17 INDF04 15-05-2007 15-05-2012 10,01% 4
18 ISAT03BXBFTW 22-10-2003 22-10-2010 12,88% 4
19 ISAT04A 21-06-2005 21-06-2011 12,00% 4
20 ISAT05A 29-05-2007 29-05-2014 10,20% 4
21 ISAT05B 29-05-2007 29-05-2017 10,65% 4
22 JMPD10OXBFTW 04-12-2002 04-12-2010 16,15% 4
23 OTMA05B 19-06-2007 19-06-2010 10,30% 4
24 PJAA01A 27-06-2007 27-06-2010 9,98% 4
25 PLJA01C 12-07-2005 12-07-2010 13,38% 4
26 PNBN02B 19-06-2007 19-06-2012 10,75% 4
27 PPLN08A 21-06-2006 21-06-2016 13,60% 4
28 PPLN08B 21-06-2006 21-06-2021 13,75% 4
29 RMBA01 27-11-2007 27-11-2012 10,50% 4
30 TUFI04C 22-02-2007 22-02-2010 11,00% 4
31 WOMF03C 07-06-2006 07-06-2010 15,35% 4
32 WOMF04A 29-05-2007 29-05-2010 11,25% 4
33 WOMF04B 29-05-2007 29-05-2011 11,63% 4
34 WOMF04C 29-05-2007 29-11-2011 12,00% 4
Keterangan: Frekuensi Kupon = 4, menandakan kupon dibagikan triwulanan.
Lampiran 5
Data Transaksi Sampel

Tanggal Transaksi Harga


No Kode Obligasi
2007 2008 2009 2007 2008 2009
1 ADHI04 13-12-2007 12-12-2008 23-12-2009 102,4 102,5 100
2 APEX01A 28-12-2007 18-12-2008 30-12-2009 94,67 100,3 100
3 BBNI01XXBFTW 19-12-2007 12-12-2008 22-12-2009 100,78 101,86 104
4 BBTN11 26-12-2007 30-12-2008 30-12-2009 103 100 101,33
5 BCAF02B 18-12-2007 12-12-2008 17-12-2009 100,43 96,95 100,3
6 BDMN01B 07-12-2007 24-12-2008 28-12-2009 100,84 99,79 99,25
7 BEXI03B 14-12-2007 15-12-2008 29-12-2009 100 96 102,2
8 BJBR05 19-12-2007 19-12-2008 21-12-2009 103,8 93 97,49
9 BLAM02 28-12-2007 30-12-2008 22-12-2009 101,05 101,5 101,1
10 BNIS01 06-12-2007 17-12-2008 03-12-2009 100,65 80 98
11 BSDE02 28-12-2007 30-12-2008 21-12-2009 105,5 97,9 102,95
12 BTEL01 12-12-2007 24-12-2008 30-12-2009 101 100 96,09
13 CLPK02 14-12-2007 24-12-2008 23-12-2009 100 75,04 101
14 DUTI05 28-12-2007 23-12-2008 30-12-2009 99,15 85 98,37
15 EXCL02 27-12-2007 23-12-2008 30-12-2009 101,15 78,65 100
16 FREN01 28-12-2007 30-12-2008 30-12-2009 100,12 97,9 52
17 INDF04 28-12-2007 24-12-2008 23-12-2009 100 85,04 93,47
18 ISAT03BXBFTW 06-12-2007 18-12-2008 30-12-2009 106,5 102 103,02
19 ISAT04A 12-12-2007 15-12-2008 14-12-2009 106 95 100,15
20 ISAT05A 28-12-2007 16-12-2008 30-12-2009 100,79 101,45 95,96
21 ISAT05B 28-12-2007 30-12-2008 30-12-2009 100,18 100,07 97,85
22 JMPD10OXBFTW 12-12-2007 22-12-2008 29-12-2009 115,45 103,4 103,8
23 OTMA05B 11-12-2007 30-12-2008 23-12-2009 99,96 93 99
24 PJAA01A 07-12-2007 04-12-2008 22-12-2009 99,96 93,75 100,58
25 PLJA01C 03-12-2007 30-12-2008 30-12-2009 107,4 95 100
26 PNBN02B 26-12-2007 26-12-2008 28-12-2009 100 83 99,75
27 PPLN08A 13-12-2007 12-12-2008 30-12-2009 118,1 94,1 110
28 PPLN08B 13-12-2007 15-12-2008 15-12-2009 119 80 100
29 RMBA01 26-12-2007 26-12-2008 29-12-2009 100 98,75 101,2
30 TUFI04C 05-12-2007 22-12-2008 16-12-2009 100,9 98,61 100
31 WOMF03C 05-12-2007 03-12-2008 15-12-2009 104 102,8 104,25
32 WOMF04A 05-12-2007 30-12-2008 23-12-2009 101,31 98 100
33 WOMF04B 13-12-2007 24-12-2008 30-12-2009 100,5 103,25 97,15
34 WOMF04C 28-12-2007 30-12-2008 30-12-2009 102,35 98 94
Lampiran 6
Data Yield to Maturity

Yield to Maturity
No Kode Obligasi
2007 2008 2009
1 ADHI04 10,33% 10,15% 11,00%
2 APEX01A 15,05% 11,99% 12,24%
3 BBNI01XXBFTW 12,85% 12,27% 10,30%
4 BBTN11 10,63% 12,00% 9,33%
5 BCAF02B 10,52% 13,52% 9,13%
6 BDMN01B 10,36% 10,67% 10,97%
7 BEXI03B 12,70% 15,30% 9,61%
8 BJBR05 10,08% 14,18% 12,71%
9 BLAM02 11,56% 11,36% 11,39%
10 BNIS01 11,81% 20,28% 12,97%
11 BSDE02 13,14% 15,94% 13,15%
12 BTEL01 11,62% 11,90% 13,66%
13 CLPK02 11,50% 20,98% 11,09%
14 DUTI05 13,10% 18,72% 13,62%
15 EXCL02 10,02% 19,14% 10,35%
16 FREN01 12,34% 13,19% 49,19%
17 INDF04 10,01% 15,79% 13,23%
18 ISAT03BXBFTW 10,23% 11,65% 8,96%
19 ISAT04A 9,96% 14,40% 11,89%
20 ISAT05A 10,03% 9,85% 11,37%
21 ISAT05B 10,62% 10,64% 11,08%
22 JMPD10OXBFTW 10,08% 14,12% 11,77%
23 OTMA05B 10,32% 15,72% 12,44%
24 PJAA01A 9,99% 14,51% 8,81%
25 PLJA01C 10,11% 17,15% 13,36%
26 PNBN02B 10,75% 17,36% 10,87%
27 PPLN08A 10,37% 14,92% 11,39%
28 PPLN08B 11,03% 17,76% 13,75%
29 RMBA01 10,50% 10,89% 10,02%
30 TUFI04C 10,54% 12,29% 10,92%
31 WOMF03C 13,44% 13,27% 6,25%
32 WOMF04A 10,64% 12,81% 11,23%
33 WOMF04B 11,45% 10,10% 13,87%
34 WOMF04C 11,25% 12,83% 15,68%
Lampiran 7
Data Nilai Variabel Bebas

BI rate (%) DER Peringkat Obligasi


No Kode Obligasi
2007 2008 2009 2007 2008 2009 2007 2008 2009
1 ADHI04 8,00 9,25 6,50 7,13 7,75 6,69 idA- idA- idA-
2 APEX01A 8,00 9,25 6,50 1,09 0,83 0,99 idA- idA+ idA+
3 BBNI01XXBFTW 8,00 9,25 6,50 9,65 12,07 10,88 idA+ idAA- idAA-
4 BBTN11 8,00 9,25 6,50 12,16 13,62 9,71 idA+ idAA- idAA-
5 BCAF02B 8,00 9,25 6,50 2,5 1,83 1,45 idA- idA+ idAA-
6 BDMN01B 8,00 9,25 6,50 7,22 9,09 5,23 idAA- idAA+ idAA+
7 BEXI03B 8,00 9,25 6,50 1,47 0,04 1,98 idA- idA+ idAAA
8 BJBR05 8,00 9,25 6,50 9,34 9,22 9,48 idA idA+ idA+
9 BLAM02 8,00 9,25 6,50 10,66 9,84 9,12 idBBB idBBB+ idBBB+
10 BNIS01 8,00 9,25 6,50 2,06 2,09 2,83 idBBB+ idBBB idBBB
11 BSDE02 8,00 9,25 6,50 1,84 1,11 0,96 idBBB idBBB idBBB+
12 BTEL01 8,00 9,25 6,50 1,49 0,68 1,27 idA- idA- idA-
13 CLPK02 8,00 9,25 6,50 2,76 2,39 1,37 idA- idA- idA-
14 DUTI05 8,00 9,25 6,50 1,37 0,81 0,62 idBBB idBBB idBBB
15 EXCL02 8,00 9,25 6,50 3,22 5,71 2,11 idAA- idAA- idA+
16 FREN01 8,00 9,25 6,50 1,53 5,6 5 idBBB+ idCCC idD
17 INDF04 8,00 9,25 6,50 2,62 3,11 2,45 idAA+ idAA+ idAA
18 ISAT03BXBFTW 8,00 9,25 6,50 1,72 1,95 2,05 idAA+ idAA+ idAA+
19 ISAT04A 8,00 9,25 6,50 1,72 1,95 2,05 idAA+ idAA+ idAA+
20 ISAT05A 8,00 9,25 6,50 1,72 1,95 2,05 idAA+ idAA+ idAA+
21 ISAT05B 8,00 9,25 6,50 1,72 1,95 2,05 idAA+ idAA+ idAA+
22 JMPD10OXBFTW 8,00 9,25 6,50 1,28 1,18 1,17 idA+ idAA- idAA-
23 OTMA05B 8,00 9,25 6,50 4,4 3,95 3,31 idA+ idAA- idAA-
24 PJAA01A 8,00 9,25 6,50 0,57 0,51 0,58 idA+ idA+ idA+
25 PLJA01C 8,00 9,25 6,50 1,19 0,93 0,77 idA- idA- idA-
26 PNBN02B 8,00 9,25 6,50 6,02 7,02 6,16 idA idA+ idAA-
27 PPLN08A 8,00 9,25 6,50 1 1,29 1,36 idA+ idAA- idAA-
28 PPLN08B 8,00 9,25 6,50 1 1,29 1,36 idA+ idAA- idAA-
29 RMBA01 8,00 9,25 6,50 1,5 1,58 1,45 idA idA idAAA
30 TUFI04C 8,00 9,25 6,50 5,37 5,35 4,49 idA- idA idA
31 WOMF03C 8,00 9,25 6,50 12,67 11,45 6,65 idA- idA- idA-
32 WOMF04A 8,00 9,25 6,50 12,67 11,45 6,65 idA- idA- idA-
33 WOMF04B 8,00 9,25 6,50 12,67 11,45 6,65 idA- idA- idA-
34 WOMF04C 8,00 9,25 6,50 12,67 11,45 6,65 idA- idA- idA-
Lampiran 8
Transformasi Data Ordinal-Interval

nilai
Skor Proporsi nilai batas scale skor
Peringkat ordinal Frekuensi Proporsi Kumulatif z z value interval
idD 1 1 0,01 0,01 -2,33 0,03 -2,67 1,00
idCCC 2 1 0,01 0,02 -2,06 0,05 -2,18 1,49
idB- 3 0 0 0,02 -2,06 0,05 0 0
idB 4 0 0 0,02 -2,06 0,05 0 0
idB+ 5 0 0 0,02 -2,06 0,05 0 0
idBB- 6 0 0 0,02 -2,06 0,05 0 0
idBB 7 0 0 0,02 -2,06 0,05 0 0
idBB+ 8 0 0 0,02 -2,06 0,05 0 0
idBBB- 9 0 0 0,02 -2,06 0,05 0 0
idBBB 10 8 0,08 0,10 -1,29 0,17 -1,60 2,07
idBBB+ 11 5 0,05 0,15 -1,05 0,23 -1,17 2,51
idA- 12 28 0,27 0,42 -0,20 0,39 -0,59 3,08
idA 13 6 0,06 0,48 -0,05 0,40 -0,12 3,55
idA+ 14 17 0,17 0,65 0,38 0,37 0,16 3,83
idAA- 15 17 0,17 0,81 0,89 0,27 0,62 4,29
idAA 16 1 0,01 0,82 0,93 0,26 0,91 4,58
idAA+ 17 16 0,16 0,98 2,06 0,05 1,35 5,02
idAAA 18 2 0,02 1,00 0 0 2,43 6,10
Jumlah 102
Lampiran 9
Data Panel Penelitian

No Kode Obligasi tahun irate der rating ytm


1 ADHI04 2007 0,08 7,13 3,08 0,10
2008 0,09 7,75 3,08 0,10
2009 0,07 6,69 3,08 0,11
2 APEX01A 2007 0,08 1,09 3,08 0,15
2008 0,09 0,83 3,83 0,12
2009 0,07 0,99 3,83 0,12
3 BBNI01XXBFTW 2007 0,08 9,65 3,83 0,13
2008 0,09 12,07 4,29 0,12
2009 0,07 10,88 4,29 0,10
4 BBTN11 2007 0,08 12,16 3,83 0,11
2008 0,09 13,62 4,29 0,12
2009 0,07 9,71 4,29 0,09
5 BCAF02B 2007 0,08 2,5 3,08 0,11
2008 0,09 1,83 3,83 0,14
2009 0,07 1,45 4,29 0,09
6 BDMN01B 2007 0,08 7,22 4,29 0,10
2008 0,09 9,09 5,02 0,11
2009 0,07 5,23 5,02 0,11
7 BEXI03B 2007 0,08 1,47 3,08 0,13
2008 0,09 0,04 3,83 0,15
2009 0,07 1,98 6,10 0,10
8 BJBR05 2007 0,08 9,34 3,55 0,10
2008 0,09 9,22 3,83 0,14
2009 0,07 9,48 3,83 0,13
9 BLAM02 2007 0,08 10,66 2,07 0,12
2008 0,09 9,84 2,51 0,11
2009 0,07 9,12 2,51 0,11
10 BNIS01 2007 0,08 2,06 2,51 0,12
2008 0,09 2,09 2,07 0,20
2009 0,07 2,83 2,07 0,13
11 BSDE02 2007 0,08 1,84 2,07 0,13
2008 0,09 1,11 2,07 0,16
2009 0,07 0,96 2,51 0,13
12 BTEL01 2007 0,08 1,49 3,08 0,12
2008 0,09 0,68 3,08 0,12
2009 0,07 1,27 3,08 0,14
13 CLPK02 2007 0,08 2,76 3,08 0,11
2008 0,09 2,39 3,08 0,21
2009 0,07 1,37 3,08 0,11
14 DUTI05 2007 0,08 1,37 2,07 0,13
2008 0,09 0,81 2,07 0,19
2009 0,07 0,62 2,07 0,14
15 EXCL02 2007 0,08 3,22 4,29 0,10
2008 0,09 5,71 4,29 0,19
2009 0,07 2,11 3,83 0,10
16 FREN01 2007 0,08 1,53 2,51 0,12
2008 0,09 5,6 1,49 0,13
2009 0,07 5 1,00 0,49
17 INDF04 2007 0,08 2,62 5,02 0,10
2008 0,09 3,11 5,02 0,16
2009 0,07 2,45 4,58 0,13
18 ISAT03BXBFTW 2007 0,08 1,72 5,02 0,10
2008 0,09 1,95 5,02 0,12
2009 0,07 2,05 5,02 0,09
19 ISAT04A 2007 0,08 1,72 5,02 0,10
2008 0,09 1,95 5,02 0,14
2009 0,07 2,05 5,02 0,12
20 ISAT05A 2007 0,08 1,72 5,02 0,10
2008 0,09 1,95 5,02 0,10
2009 0,07 2,05 5,02 0,11
21 ISAT05B 2007 0,08 1,72 5,02 0,11
2008 0,09 1,95 5,02 0,11
2009 0,07 2,05 5,02 0,11
22 JMPD10OXBFTW 2007 0,08 1,28 3,83 0,10
2008 0,09 1,18 4,29 0,14
2009 0,07 1,17 4,29 0,12
23 OTMA05B 2007 0,08 4,4 3,83 0,10
2008 0,09 3,95 4,29 0,16
2009 0,07 3,31 4,29 0,12
24 PJAA01A 2007 0,08 0,57 3,83 0,10
2008 0,09 0,51 3,83 0,15
2009 0,07 0,58 3,83 0,09
25 PLJA01C 2007 0,08 1,19 3,08 0,10
2008 0,09 0,93 3,08 0,17
2009 0,07 0,77 3,08 0,13
26 PNBN02B 2007 0,08 6,02 3,55 0,11
2008 0,09 7,02 3,83 0,17
2009 0,07 6,16 4,29 0,11
27 PPLN08A 2007 0,08 1 3,83 0,10
2008 0,09 1,29 4,29 0,15
2009 0,07 1,36 4,29 0,11
28 PPLN08B 2007 0,08 1 3,83 0,11
2008 0,09 1,29 4,29 0,18
2009 0,07 1,36 4,29 0,14
29 RMBA01 2007 0,08 1,5 3,55 0,10
2008 0,09 1,58 3,55 0,11
2009 0,07 1,45 6,10 0,10
30 TUFI04C 2007 0,08 5,37 3,08 0,11
2008 0,09 5,35 3,55 0,12
2009 0,07 4,49 3,55 0,11
31 WOMF03C 2007 0,08 12,67 3,08 0,13
2008 0,09 11,45 3,08 0,13
2009 0,07 6,65 3,08 0,06
32 WOMF04A 2007 0,08 12,67 3,08 0,11
2008 0,09 11,45 3,08 0,13
2009 0,07 6,65 3,08 0,11
33 WOMF04B 2007 0,08 12,67 3,08 0,11
2008 0,09 11,45 3,08 0,10
2009 0,07 6,65 3,08 0,14
34 WOMF04C 2007 0,08 12,67 3,08 0,11
2008 0,09 11,45 3,08 0,13
2009 0,07 6,65 3,08 0,16
Lampiran 10

Output Regresi Model Linier

Dependent Variable: YTM


Method: Panel Least Squares
Date: 03/02/11 Time: 20:40
Sample: 2007 2009
Periods included: 3
Cross-sections included: 34
Total panel (balanced) observations: 102

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 0.161117 0.033919 4.749991 0.0000


IRATE 0.445491 0.365021 1.220451 0.2252
DER -0.001503 0.001065 -1.411504 0.1613
RATING -0.017399 0.004217 -4.125749 0.0001

R-squared 0.166032 Mean dependent var 0.125895


Adjusted R-squared 0.140502 S.D. dependent var 0.044379
S.E. of regression 0.041144 Akaike info criterion -3.505072
Sum squared resid 0.165894 Schwarz criterion -3.402132
Log likelihood 182.7587 Hannan-Quinn criter. -3.463388
F-statistic 6.503502 Durbin-Watson stat 2.056087
Prob(F-statistic) 0.000465
Lampiran 11
Hasil Deteksi Outlier

kode obligasi tahun r r/stdev [r/stdev] [r/stdev]-2 outlier


ADHI04 2007 -0,0290 -0,7166 0,7166 -1,2834 -
2008 -0,0355 -0,8751 0,8751 -1,1249 -
2009 -0,0164 -0,4037 0,4037 -1,5963 -
APEX01A 2007 0,0091 0,2246 0,2246 -1,7754 -
2008 -0,0145 -0,3568 0,3568 -1,6432 -
2009 0,0005 0,0116 0,0116 -1,9884 -
BBNI01XXBFTW 2007 0,0129 0,3183 0,3183 -1,6817 -
2008 0,0132 0,3253 0,3253 -1,6747 -
2009 0,0039 0,0967 0,0967 -1,9033 -
BBTN11 2007 -0,0055 -0,1353 0,1353 -1,8647 -
2008 0,0128 0,3162 0,3162 -1,6838 -
2009 -0,0075 -0,1851 0,1851 -1,8149 -
BCAF02B 2007 -0,0341 -0,8408 0,8408 -1,1592 -
2008 0,0024 0,0580 0,0580 -1,9420 -
2009 -0,0220 -0,5417 0,5417 -1,4583 -
BDMN01B 2007 -0,0077 -0,1889 0,1889 -1,8111 -
2008 0,0054 0,1338 0,1338 -1,8662 -
2009 0,0148 0,3659 0,3659 -1,6341 -
BEXI03B 2007 -0,0139 -0,3430 0,3430 -1,6570 -
2008 0,0174 0,4294 0,4294 -1,5706 -
2009 0,0152 0,3742 0,3742 -1,6258 -
BJBR05 2007 -0,0202 -0,4989 0,4989 -1,5011 -
2008 0,0200 0,4936 0,4936 -1,5064 -
2009 0,0180 0,4438 0,4438 -1,5562 -
BLAM02 2007 -0,0290 -0,7164 0,7164 -1,2836 -
2008 -0,0303 -0,7478 0,7478 -1,2522 -
2009 -0,0188 -0,4645 0,4645 -1,5355 -
BNIS01 2007 -0,0320 -0,7890 0,7890 -1,2110 -
2008 0,0397 0,9798 0,9798 -1,0202 -
2009 -0,0201 -0,4955 0,4955 -1,5045 -
BSDE02 2007 -0,0265 -0,6545 0,6545 -1,3455 -
2008 -0,0052 -0,1285 0,1285 -1,8715 -
2009 -0,0135 -0,3330 0,3330 -1,6670 -
BTEL01 2007 -0,0246 -0,6077 0,6077 -1,3923 -
2008 -0,0287 -0,7070 0,7070 -1,2930 -
2009 0,0021 0,0529 0,0529 -1,9471 -
CLPK02 2007 -0,0239 -0,5909 0,5909 -1,4091 -
2008 0,0648 1,5985 1,5985 -0,4015 -
2009 -0,0234 -0,5778 0,5778 -1,4222 -
DUTI05 2007 -0,0276 -0,6816 0,6816 -1,3184 -
2008 0,0222 0,5480 0,5480 -1,4520 -
2009 -0,0169 -0,4162 0,4162 -1,5838 -
EXCL02 2007 -0,0171 -0,4208 0,4208 -1,5792 -
2008 0,0723 1,7849 1,7849 -0,2151 -
2009 -0,0167 -0,4130 0,4130 -1,5870 -
FREN01 2007 -0,0275 -0,6780 0,6780 -1,3220 -
2008 -0,0362 -0,8925 0,8925 -1,1075 -
2009 0,3267 8,0620 8,0620 6,0620 OUTLIER
INDF04 2007 -0,0054 -0,1324 0,1324 -1,8676 -
2008 0,0476 1,1743 1,1743 -0,8257 -
2009 0,0257 0,6335 0,6335 -1,3665 -
ISAT03BXBFTW 2007 -0,0045 -0,1104 0,1104 -1,8896 -
2008 0,0044 0,1094 0,1094 -1,8906 -
2009 -0,0100 -0,2467 0,2467 -1,7533 -
ISAT04A 2007 -0,0072 -0,1783 0,1783 -1,8217 -
2008 0,0320 0,7890 0,7890 -1,2110 -
2009 0,0192 0,4747 0,4747 -1,5253 -
ISAT05A 2007 -0,0065 -0,1609 0,1609 -1,8391 -
2008 -0,0135 -0,3337 0,3337 -1,6663 -
2009 0,0141 0,3480 0,3480 -1,6520 -
ISAT05B 2007 -0,0006 -0,0158 0,0158 -1,9842 -
2008 -0,0057 -0,1403 0,1403 -1,8597 -
2009 0,0111 0,2746 0,2746 -1,7254 -
JMPD10OXBFTW 2007 -0,0274 -0,6749 0,6749 -1,3251 -
2008 0,0153 0,3780 0,3780 -1,6220 -
2009 0,0040 0,0994 0,0994 -1,9006 -
OTMA05B 2007 -0,0203 -0,5002 0,5002 -1,4998 -
2008 0,0355 0,8768 0,8768 -1,1232 -
2009 0,0140 0,3442 0,3442 -1,6558 -
PJAA01A 2007 -0,0293 -0,7228 0,7228 -1,2772 -
2008 0,0102 0,2521 0,2521 -1,7479 -
2009 -0,0344 -0,8500 0,8500 -1,1500 -
PLJA01C 2007 -0,0402 -0,9923 0,9923 -1,0077 -
2008 0,0242 0,5974 0,5974 -1,4026 -
2009 -0,0016 -0,0399 0,0399 -1,9601 -
PNBN02B 2007 -0,0185 -0,4558 0,4558 -1,5442 -
2008 0,0485 1,1969 1,1969 -0,8031 -
2009 0,0025 0,0623 0,0623 -1,9377 -
PPLN08A 2007 -0,0248 -0,6122 0,6122 -1,3878 -
2008 0,0235 0,5790 0,5790 -1,4210 -
2009 0,0006 0,0149 0,0149 -1,9851 -
PPLN08B 2007 -0,0183 -0,4506 0,4506 -1,5494 -
2008 0,0519 1,2795 1,2795 -0,7205 -
2009 0,0242 0,5959 0,5959 -1,4041 -
RMBA01 2007 -0,0278 -0,6854 0,6854 -1,3146 -
2008 -0,0293 -0,7223 0,7223 -1,2777 -
2009 0,0184 0,4542 0,4542 -1,5458 -
TUFI04C 2007 -0,0296 -0,7314 0,7314 -1,2686 -
2008 -0,0097 -0,2383 0,2383 -1,7617 -
2009 -0,0124 -0,3056 0,3056 -1,6944 -
WOMF03C 2007 0,0104 0,2564 0,2564 -1,7436 -
2008 0,0013 0,0318 0,0318 -1,9682 -
2009 -0,0639 -1,5775 1,5775 -0,4225 -
WOMF04A 2007 -0,0176 -0,4347 0,4347 -1,5653 -
2008 -0,0033 -0,0821 0,0821 -1,9179 -
2009 -0,0141 -0,3475 0,3475 -1,6525 -
WOMF04B 2007 -0,0096 -0,2362 0,2362 -1,7638 -
2008 -0,0305 -0,7518 0,7518 -1,2482 -
2009 0,0123 0,3036 0,3036 -1,6964 -
WOMF04C 2007 -0,0116 -0,2852 0,2852 -1,7148 -
2008 -0,0031 -0,0776 0,0776 -1,9224 -
2009 0,0304 0,7504 0,7504 -1,2496 -
stdev 0,0405
Keterangan:
r : residual; r/stdev : residual dibagi standar deviasi; [r/stdev] : nilai absolut dari
residual dibagi standar deviasi
Lampiran 12
Transformasi Data Ordinal-Interval Sesudah Outlier Dikeluarkan

nilai
skor Proporsi nilai batas scale skor
Peringkat ordinal Frekuensi Proporsi Kumulatif z z value interval
idD 1 0 0 0 0 0 0 0
idCCC 2 0 0 0 0 0 0 0
idB- 3 0 0 0 0 0 0 0
idB 4 0 0 0 0 0 0 0
idB+ 5 0 0 0 0 0 0 0
idBB- 6 0 0 0 0 0 0 0
idBB 7 0 0 0 0 0 0 0
idBB+ 8 0 0 0 0 0 0 0
idBBB- 9 0 0 0 0 0 0 0
idBBB 10 8 0,08 0,08 -1,40 0,15 -1,85 1,00
idBBB+ 11 4 0,04 0,12 -1,17 0,20 -1,28 1,58
idA- 12 28 0,28 0,40 -0,24 0,39 -0,66 2,20
idA 13 6 0,06 0,46 -0,09 0,40 -0,17 2,69
idA+ 14 17 0,17 0,64 0,35 0,38 0,13 2,98
idAA- 15 17 0,17 0,81 0,87 0,27 0,60 3,45
idAA 16 1 0,01 0,82 0,91 0,26 0,89 3,74
idAA+ 17 16 0,16 0,98 2,05 0,05 1,33 4,19
idAAA 18 2 0,02 1,00 0 0 2,42 5,27
Jumlah 99
Lampiran 13
Output Regresi Model Log-log

Dependent Variable: LNYTM


Method: Panel Least Squares
Date: 03/02/11 Time: 21:21
Sample: 2007 2009
Periods included: 3
Cross-sections included: 33
Total panel (balanced) observations: 99

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -0.695445 0.305623 -2.275505 0.0251


LNIRATE 0.493132 0.119395 4.130241 0.0001
LNDER -0.034144 0.016813 -2.030838 0.0451
LNRATING -0.138430 0.043700 -3.167702 0.0021

R-squared 0.254641 Mean dependent var -2.121999


Adjusted R-squared 0.231103 S.D. dependent var 0.195696
S.E. of regression 0.171600 Akaike info criterion -0.647741
Sum squared resid 2.797410 Schwarz criterion -0.542887
Log likelihood 36.06317 Hannan-Quinn criter. -0.605317
F-statistic 10.81843 Durbin-Watson stat 2.341853
Prob(F-statistic) 0.000004
Lampiran 14

Output Regresi Model Log-log 2

Dependent Variable: LNYTM2


Method: Panel EGLS (Cross-section random effects)
Date: 03/02/11 Time: 23:01
Sample (adjusted): 2008 2009
Periods included: 2
Cross-sections included: 33
Total panel (balanced) observations: 66
Swamy and Arora estimator of component variances

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -0.596542 0.341830 -1.745142 0.0859


LNIRATE2 0.518910 0.126440 4.103993 0.0001
LNDER2 -0.039404 0.021051 -1.871848 0.0659
LNRATING2 -0.149952 0.056348 -2.661188 0.0099

Effects Specification
S.D. Rho

Cross-section random 0.052329 0.0805


Idiosyncratic random 0.176909 0.9195

Weighted Statistics

R-squared 0.325632 Mean dependent var -2.018359


Adjusted R-squared 0.293002 S.D. dependent var 0.207748
S.E. of regression 0.174681 Sum squared resid 1.891838
F-statistic 9.979331 Durbin-Watson stat 1.952170
Prob(F-statistic) 0.000019

Unweighted Statistics

R-squared 0.321458 Mean dependent var -2.187838


Sum squared resid 2.056425 Durbin-Watson stat 1.795927

Estimasi Persamaan Regresi


Estimation Command:
=========================
LS(CX=R) LNYTM2 C LNIRATE2 LNDER2 LNRATING2

Estimation Equation:
=========================
LNYTM2 = C(1) + C(2)*LNIRATE2 + C(3)*LNDER2 + C(4)*LNRATING2 + [CX=R]

Substituted Coefficients:
=========================
LNYTM2 = -0,596542347815 + 0,518910469722*LNIRATE2 - 0,0394043493299*LNDER2 -
0,149952044691*LNRATING2 + [CX=R]
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. DATA PRIBADI
Nama : Dedi Pramono
Tempat dan Tanggal Lahir : Klaten, 4 Februari 1985
Agama : Islam
Alamat : Jl. Kelurahan No. 50 G RT 01 RW 02 Jurang
Mangu Timur, Pondok Aren, Tangerang
Selatan, Banten 15222
Alamat Email : aboe.anas@gmail.com
Status Perkawinan : Menikah
Nama Ayah : Hariyanto
Nama Ibu : Siti Endarwati
Nama Istri : Siti Fatimah
Nama Anak : Anas Abdul Aziz

II. RIWAYAT PENDIDIKAN


Tahun 1991-1997 : SD Negeri Karang I Wedi
Tahun 1997-2000 : SLTP Negeri 2 Klaten
Tahun 2000-2003 : SMU Negeri 1 Klaten
Tahun 2003-2006 : Diploma III Spesialisasi Perpajakan Sekolah
Tinggi Akuntansi Negara (STAN)

III. RIWAYAT PEKERJAAN


Tahun 2006-2008 : Pelaksana pada Bagian Yurisprudensi dan
Pengolahan Data Pengadilan Pajak

Das könnte Ihnen auch gefallen