Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Disusun oleh
Yuri Sadewo
20100310027
2013
i
PENGESAHAN KTI
Disusun oleh:
Yuri Sadewo
20100310027
Disetujui oleh:
Mengetahui
ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
NIM : 20100310027
lidah buaya (aloe vera) dan olesan ekstrak etanol rimpang kunyit (curcuma longa
penulis tulis ini benar-benar merupakan hasil karya penulis sendiri dan belum
diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari
penulis lain telah disebutkan dalam teks yang dicantumkan dalam Daftar Pustaka
Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil
Yuri Sadewo
iii
HALAMAN MOTTO
“Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari
segunmpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajar dengan
Qalam. Dialah yang mengajar manusia segala yang belum diketahui”
“Hai anak Adam, infaklah (nafkahkanlah hartamu), niscaya Aku memberikan nafkah
kepadamu.”
(HR. MUSLIMIN)
“Setiap orang punya jatah gagal, Habiskan jatah gagalmu ketika kamu masih muda.”
(DAHLAN ISKAN)
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya Tulis Ilmiah ini penulis persembahkan dengan sepenuh cinta kepada:
v
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT, Rab segala pengetahuan atas berkat rahmat
dan hidayah-NYA sehingga penulis dapat menyusun proposal karya tulis ilmiah
ini. Karya tulis ilmiah ini berjudul “Perbedaan kecepatan kesembuhan luka insisi
antara olesan gel lidah buaya (aloe vera) dan olesan ekstrak etanol rimpang kunyit
(curcuma longa linn.) pada tikus putih (rattus norvegicus).”
Karya tulis ilmiah ini di kembangkan dalam rangka memenuhi salah satu
tugas di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta.
1. Allah SWT yang telah memberikan Ridho, Rahmat, Taufik, dan Hidayah-
NYA kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
2. dr. H. Ardi Pramono, Sp.An, M.Kes selaku Dekan Fakultas Kedokteran
dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
3. dr. H. Ardi Pramono, Sp.An, M.Kes selaku Pembimbing KTI yang dengan
penuh kesabaran telah banyak memberikan bimbingan serta motivasi
dalam penyusunan dan pelaksanaan penelitian hingga dapat
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
4. dr. Ratna Indriawati, M.Kes selaku Penguji Seminar Proposal Karya Tulis
Ilmiah dan Sidang Hasil Karya Tulis Ilmiah yang dengan penuh ketelitian
mengoreksi dan memberikan masukkan untuk Karya Tulis Ilmiah ini.
5. Seluruh dosen Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta yang telah memberi bekal ilmu kepada
penulis dan seluruh staf Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
vi
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta atas bantuan yang diberikan
selama proses perkuliahan.
6. Pihak Laboratorium Penelitian FKIK UMY Yogyakarta, Mas Topan dan
Mbak Linggar atas bantuan yang telah diberikan dalam pelaksanaan
penelitian.
7. Pihak Laboratorium Hewan Uji FKIK UMY Yogyakarta, Mas Eko atas
bantuan yang telah diberikan dalam pelaksanaan penelitian.
8. Orang-orang tercinta dan tersayang penulis, Mama dan Ayah.
9. Seluruh keluarga besar penulis yang selalu memberikan do’a, nasehat,
motivasi, cinta, dan kasih sayang yang tak henti-hentinya kepada penulis
sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
10. Teman-teman satu bimbingan, Wahid Nur Arifin, Rheza Tuzaka, Jovita
Desi, Ayu Mareta dan Nurul Alia atas kerja keras kita bersama selama ini
sehingga kita semua dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
11. Nurul Rohmawati, yang telah memberikan dukungan, bantuan, dan
semangat ketika penulis lelah, serta mendengarkan setiap keluhan penulis
selama ini.
12. Seno Adi Wicaksono yang telah membantu penulis serta teman-teman lain
dalam pelaksanaan penelitian sehingga dapat terlaksana dengan baik dan
lancar.
13. Teman setia Arif kurniawan, Sadar santoso, Tika nur eka, Khofi khafizah,
& Nindya Puspita Tsani.
14. Teman-teman angkatan 2010, sebagai teman seperjuangan terimakasih
atas dukungan dan kebersamaannya.
15. Pihak-pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu disini yang
telah membantu sehingga terselesaikan karya tulis ilmiah ini.
vii
Penulis dengan sepenuhnya menyadari, bahwa Karya Tulis Ilmiah ini jauh
dari kata sempurna. Masih banyak kekurangan baik dari segi isi ataupun
penulisannya, namun dengan segala kemampuan yang ada penulis berusaha
menyusun Karya Tulis Ilmiah ini dengan harapan dapat bermanfaat bagi semua
dan menambah khasanah ilmu pengetahuan terutama kedokteran.
Amin.
Yogyakarta, 2013
Penulis
viii
DAFTAR ISI
ix
E. Definisi operasional .............................................................................................. 39
F. Alat dan bahan penelitian...................................................................................... 42
G. Jalannya penelitian ................................................................................................ 42
H. Uji validitas dan reliabilitas .................................................................................. 48
I. Analisis data .......................................................................................................... 49
BAB IV ................................................................................................................. 50
HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................. 50
A. Hasil Penelitian ..................................................................................................... 50
B. PEMBAHASAN ................................................................................................... 56
BAB V................................................................................................................... 64
KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................. 64
A. Kesimpulan .............................................................................................................. 64
B. Saran ................................................................................................................. 64
C. Kekuatan penelitian .......................................................................................... 65
D. Kelemahan penelitian ....................................................................................... 66
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 67
LAMPIRAN .......................................................................................................... 70
x
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. Skema representasi dari struktur gel daun lidah buaya dan
komponennya................................................................................................27
xii
INTISARI
Luka merupakan suatu kerusakan integritas kulit yang dapat terjadi ketika
kulit terpapar suhu atau pH, zat kimia, gesekan, trauma tekanan dan radiasi.
Penyembuhan luka terkait dengan regenerasi sel sampai fungsi organ tubuh
kembali pulih, ditunjukkan dengan tanda-tanda dan respon yang berurutan dimana
sel secara bersama-sama berinteraksi, melakukan tugas dan berfungsi secara
normal. Beberapa tumbuhan obat yang dapat digunakan dalam proses
penyembuhan luka seperti gel lidah buaya dan rimpang kunyit. Tujuan penelitian
ini adalah untuk mengetahui perbedaan kecepatan kesembuhan pada luka insisi
yang diolesi gel lidah buaya, ekstrak etanolik rimpang kunyit dan povidone iodine
sebagai kelompok kontrol pada tikus putih.
Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimental pada hewan coba
yaitu tikus putih sebanyak 15 ekor, usia 3-4 bulan dan berat 150-250 gram. Tikus
putih dibagi dalam 3 kelompok, yaitu kelompok gel lidah buaya, kelompok
ekstrak etanolik rimpang kunyit, dan kelompok kontrol. Luka insisi sepanjang 2
cm dan kedalaman 2 mm dibuat secara bersih mengunakan pisau bedah.
Pengamatan fase penyembuhan luka secara makroskopis dengan skoring untuk
mengetahui proses penyembuhan luka, di ukur menggunakan pengaris untuk
mengetahui luas luka. Hasil pengamatan dianalisis dengan uji statistic
nonparametic krusskal wallis dengan taraf kepercayaan 95% dan dilanjutkan
dengan uji mann-whitney Test,
Hasil penelitian menunjukan bahwa rerata waktu sembuh luka sayat
dengan olesan gel lidah buaya memiliki waktu sembuh paling cepat yaitu selama
10,60 0,894 hari, ekstrak etanolik rimpang kunyit 11,20 1,304 hari dan
kelompok kontrol13,00 0,707 hari. Hasil uji beda lama waktu kesembuhan
luka antara ketiga variable adalah 0,007 dan hasil man whitney tidak ada
perbedaan yang signifikan antara kelompok gel lidah buaya dan ekstrak etanolik
rimpang kunyit dengan nilai p=0,174. Berdasarkan hasil yang dicapai dapat
disimpulkan bahwa gel lidah buaya pada kesembuhan luka sayat lebih cepat
dibandingkan dengan kelompok ekstrak etanolik rimpang kunyit dan kelompok
kontrol.
xiii
Abstract
Wound is skin integrity damage that happened when the skin influenced by
temperature or pH, chemistry substance, rubbing, pressure trauma, and radiation.
Wound healing is influenced by cell regeneration until the body’s function back to
normal, it showed by cells response and sign, which have normal interaction so it
can do the jobs, and function normally. Some herbal medicine can used on wound
healing process such as aloevera gel and curcuma. The aim of this study is to
know the celerity difference in wound healing process in incision wound which
smeared by aloevera gel, curcuma etanolic extract, and povidone iodine as a
control group in white mice.
This study is a true experimental in 15 white mice, the age between 3-4
month and weight 150-250 gram, were randomly assigned into 3 groups, aloevera
gel group, curcuma etanolic extraxt group, and control group. Incision wound is
made by scalpel, the length was 2 cm and the depth was 2 mm. The macroscopical
observation of wound healing is using scoring system to know wound healing
process and measured by ruler to know the wound wide. The result will analized
by nonparametric statistic test krusskal wallis with 95% confidence interval and
continued by man whitney test.
The study shows that the fastest wound healing process is by aloevera gel,
10,60 0,894 days, curcuma etanolic extraxt is 11,20 1,304 days, and control
group is 13,00 0,707 days. The result of difference celerity in wound healing
process between all variable is 0,007 and man whitney shows there is an
insignificant difference between aloevera gel group and curcuma etanolic extract
(p=0,174). From the result above shows that aloevera gel group is faster than
curcuma etanolic extract group and control group in wound healing process
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
baik dengan tingkat keparahan ringan, sedang atau berat. Luka adalah
disebabkan oleh trauma benda tajam atau tumpul, perubahan suhu, zat
yang rusak dapat dibagi dalam tiga fase yaitu fase inflamasi, fase poliferasi
luka) merupakan proses perbaikan atau rekonstitusi dari suatu defek pada
organ atau jaringan yang sangat kompleks dan dinamis serta tidak terbatas
sistem organ dalam tubuh, baik dalam tingkatan fisik, seluler, maupun
1
2
inflamasi, fase proliferasi, dan fase remodeling. Semua jenis luka perlu
2007).
penyembuhan pada luka, pada sakit lambung (maag) dan obat herbal pada
Hasil penelitian Baiq (2011), menunjukan bahwa luka yang diberi olesan
iodine.
penyembuhan luka adalah aloe vera atau lazim disebut lidah buaya. Sejak
obat untuk menyembuhkan berbagai penyakit, mulai dari obat untuk kulit,
pada yang demikian itu benar-benar ada tanda (kekuasaan Allah) bagi
telah menubuhkan tanaman tanaman dari yang cepat layu sampai dengan
yang paling panjang usianya dan paling banyak manfaatnya. Allah Swt
yang dapat dimakan mentah ataupun matang dan juga anggur yang dapat
Tanaman lidah buaya dapat dimanfaatkan sebagai tanaman obat. Obat itu
Ibnu Majah, Abu Daud & At-Tirmidzi). Lidah buaya (Aloe vera)
2007). Oleh karena itu, perlu penelitian pendukung agar potensinya bisa
gum dan unsur lain seperti minyak atsiri. Lidah buaya juga mengandung
macam penyakit seperti demam, sakit mata, tumor, penyakit kulit dan obat
dengan olesan gel lidah buaya (aloe vera) dan olesan ekstrak etanol
rimpang kunyit (curcuma longa linn.) pada tikus putih (rattus norvegicus).
B. Rumusan Masalah
antara olesan gel lidah buaya (aloe vera) dan olesan ekstrak etanol
rimpang kunyit (curcuma longa linn.) pada tikus putih (rattus norvegicus).
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
olesan gel lidah buaya (aloe vera) dan olesan ekstrak etanol rimpang
2. Tujuan Khusus
diolesi gel lidah buaya (aloe vera) dan yang diolesi ekstrak etanol
D. Manfaat penelitian
Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi :
1. Peneliti
proses perawatan luka dengan mengunakan olesan gel lidah buaya (aloe
2. Praktek kedokteran
perawatan luka insisi dengan mengunakan gel lidah buaya (aloe vera)
perawatan luka insisi dengan penggunaan gel lidah buaya (aloe vera)
dan ekstrak etanol rimpang kunyit (curcuma longa linn) dan sebagai
4. Rumah sakit
5. Penelitian lain
selanjutnya.
E. Keaslian penelitian
mineral, asam amino, asam folat dan zat-zat lainnya yang penting
melakukan reepitelisasi.
aloe vera.
luka yang dibuat pada tikus putih. Hasilnya kunyit terbukti lebih
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Pustaka
1. Luka
a. Definisi Luka
disebabkan oleh trauma benda tajam atau tumpul, perubahan suhu, zat
Jong, 2004). Luka adalah diskontinuitas dari suatu jaringan (Barbul &
Efron, 2010). Menurut Fletcher (2008) bahwa luka dibagi dalam jenis
luka akut dan luka kronik. Luka akut merupakan kondisi rusaknya
proyektil, panas, listrik, bahan kimia atau gesekan. Luka akut diharapkan
10
11
4) Kontaminasi bakteri
5) Kematian sel
terjadinya luka pada kulit dan hal ini berpengaruh pada jenis luka, efek
4) Trauma kimia disebabkan oleh zat kimia yang bersifat asam dan basa
suddarth, 2001).
a) Clean Wounds (Luka bersih), yaitu luka bedah tak terinfeksi yang
dermis dan fasia tetapi tidak mengenai otot. Luka timbul secara
luas.
berikut:
dengan benda lain yang biasanya dengan benda yang tidak tajam.
peluru atau pisau yang masuk kedalam kulit dengan diameter yang
kecil.
e. Penyembuhan luka
(remodelling).
a) Fase inflamasi
kira hari ke lima. Pembuluh darah yang terputus pada luka akan
pembengkakan.
kotoran luka dan bakteri (fagositosis). Fase ini disebut juga fase
b) Fase poliferasi
berlangsung pada dari akhir fase inflamasi sampai kira kira akhir
dan prolin yang merupakan bahan dasar kolagen serat yang akan
luka yang terdiri atas sel basal terlepas dari dasarnya dan berpindah
arah yang lebih rendah atau datar. Proses ini baru berhenti setelah
c) Fase penyudahan
yang ada. Selama proses ini dihasilkan jaringan parut yang pucat,
tipis, dan lemas, serta mudah digerakkan dari dasar. Pada akhir fase
penyembuhan luka.
bisanya dengan bantuan jahitan. Pada kondisi ini parut yang terjadi
bakteri kepada orang lain, terutama tenaga medis yang merawat luka
debris dan zat kontaminan dari luka tanpa merusak jaringan sehat yang
baru terbentuk. Kuncinya adalah, selalu menjaga secara rutin dan benar-
benar bersih sebelum membalut luka tersebut. Fungsi dari membalut luka
antara lain untuk melindungi luka dari kontaminasi dan trauma, bisa
dalam tubuh sendiri (endogen) atau oleh penyebab luar tubuh (eksogen)
penyembuhan luka :
1) Usia
tua. Orang tua lebih sering terkena penyakit kronis, penurunan fungsi
2) Nutrisi
3) Infeksi
infeksi.
lebih mudah infeksi, dan lama untuk sembuh. Aliran darah dapat
5) Hematoma
penyembuhan luka.
21
6) Benda asing
ini timbul dari serum, fibrin, jaringan sel mati dan lekosit, yang
(Pus).
7) Iskemia
darah pada bagian tubuh akibat dari obstruksi dari aliran darah. Hal
ini dapat terjadi akibat dari balutan pada luka terlalu ketat. Dapat
8) Diabetes
gula darah, nutrisi tidak dapat masuk ke dalam sel. Akibat hal tersebut
9) Keadaan Luka
10) Obat
Obat anti inflamasi (seperti steroid dan aspirin), heparin dan anti
infeksi luka.
1) Infeksi
Invasi bakteri pada luka dapat terjadi pada saat trauma, selama
2) Perdarahan
membeku pada garis jahitan, infeksi, atau erosi dari pembuluh darah
oleh benda asing (drain). Hipovolemia mungkin tidak cepat ada tanda.
Sehingga balutan dan luka di bawah balutan jika mungkin harus sering
luka dapat terjadi 4-5 hari setelah operasi sebelum kollagen meluas di
daerah luka. Ketika dehiscence dan eviscerasi terjadi luka harus segera
2. Lidah buaya
Tanaman lidah buaya (Aloe vera) lebih dikenal sebagai tanaman hias
dan banyak digunakan sebagai bahan dasar obat-obatan dan kosmetika, baik
secara langsung dalam keadaan segar atau diolah oleh perusahaan dan
keluarga liliaceae yang memiliki sekitar 200 spesies. Dikenal tiga spesies
lidah buaya yang dibudidayakan yakni Aloe sorocortin yang berasal dari
Zanzibar (Zanzibar aloe), Aloe barbadansis miller dan Aloe vulgaris. Pada
memiliki sinonim Aloe vera linn. Jenis Aloe yang banyak dikenal hanya
beberapa antara lain adalah Aloe nobilis, Aloe variegata, Aloe vera (Aloe
(Setiabudi, 2009).
24
tubuh, anti oksidan bahkan sebagai antikanker. Hal ini merupakan suatu
(Hutapea, 1993) :
Kingdom : Plantae
Divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Liliales
25
Family : Liliaceae
Genus : Aloe
Spesies : Barbadensis
daunnya agak runcing berbentuk taji, tebal, getas, tepinya bergerigi atau
1) Batang Tanaman
Lidah buaya atau Aloe vera berbatang pendek dan kecil yang
2) Daun
memanjang. Daun lidah buaya melekat dari bagian bawah batu satu
batang bersaf-saf. Pada tepi daun terdapat duri yang tidak terlalu
keras, warna daunnya berwarna hijau, dan pada daun yang masih
3) Bunga
4) Akar
sel. Ketiga komponen gel daun lidah buaya telah terbukti menjadi
berbeda dari satu sama lain baik dari segi morfologi dan komposisi
Gambar 2. Skema representasi dari struktur gel daun lidah buaya dan
komponennya.
rambut.
cacing, luka bakar, bisul, luka bermasalah, amandel, sakit mata, dan
keseleo.
hormon, dan zat golongan obat. Antara lain antibiotik, antiseptik, anti
serta anti virus yang resisten terhadap anti biotik. Dengan segudang
muncul dari puncuk batang semu dengan panjang sekitar 10-15 cm dan
aromatis dan rasanya agak manis. Bagian utama dari tanaman adalah
b. Taksonomi kunyit
Kingdom : Plantea
Division : Spermatophyta
Sub-Divisio : Angiospermae
Class : Monocotyledone
Ordo : Zingiberales
Family : Zingiberaceae
Genus : Curcuma
(Winarto, 2005)
itu terdapat juga arabinaso, fruktosa, glukosa, pati tannin dan dammar
warna, dan zat ini digunakan baik dalam industri pangan maupun
dan memacu apoptosisi sel kanker. Bahan warna kurkumin dapat juga
cit Kurniati (2008), kandungan kurkumin dalam kunyit adalah 2,38 % per
berikut:
33
diena-3,5-dion)
obat sakit dada dan perut, lengan sakit, sakit pada saat haid, luka-luka
dan dijadikan reserp untuk mengobati sakit perut, dada dan punggung.
luka dan goresan dengan cara diparut dan dioleskan pada bagian yang
laju penyembuhan luka meningkat 23,3% pada kelinci dan 24,4% pada
bahwa kunyit baru memberikan efek toksik terhadap tubuh manusia jika
B. Kerangka Konsep
C. Hipotesis
Bedasarakan referensi diatas, terdapat perbedaan kecepatan kesembuhan
luka insisi antara olesan gel lidah buaya (aloe vera) dan olesan ekstrak
etanol rimpang kunyit (curcuma longa linn.) pada tikus putih (rattus
norvegicus).
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
desain penelitan True Experiment Design dengan post test control group,
kelompok kontrol.
diteliti. Dalam penelitian ini populasi dan sample yang digunakan adalah
1. 5 ekor tikus putih diberi perlakuan dengan olesan gel lidah buaya (aloe
vera).
2. 5 ekor tikus putih diberi perlakuan dengan olesan ekstrak etanol rimpang
36
37
kontrol.
a. Teknik Sampling
ramdom sampling
b. Kriteria Sampel
1) Kriteria Inklusi
jantan galur wistar karena Tikus Wistar lebih aktif daripada jenis
berumur antara 3-4 bulan atau yang cukup umur dengan berat
badan 250-300 gram, dalam keadaan sehat, aktif bergerak dan tidak
rata rata 250-300 gram, karena pada usia dan berat ini tikus
yang baik, karena tikus putih yang tidak sehat, tidak aktif dan
penelitian dan hal ini sangat berpegaruh pada saat dan hasil
penelitian.
2) Kriteria Eksklusi
eksklusi adalah tikus putih yang sakit atau mati pada saat proses
penelitian berlangsung.
39
D. Variabel Penelitian
1. Variabel bebas: Perawatan luka insisi dengan diberi olesan gel lidah
buaya (aloe vera), ekstrak etanol rimpang kunyit (curcuma longa linn),
2. Variabel terikat: Waktu kesembuhan luka insisi pada tikus putih yang
diolesi gel lidah buaya (aloe vera), ekstrak etanol rimpang kunyit
3. Variabel penggangu:
E. Definisi operasional
1. Luka Insisi
40
steril yang diberi batas untuk mendapatkan hasil sayatan yang sama.
2. Perawatan luka
yaitu dengan olesan gel lidah buaya, ekstrak etanol rimpang kunyit atau
lebih singkat.
gel lidah buaya yang didapat dari tanaman hias. Gel lidah buaya
didapat dengan cara proses pengambilan gel yang diambil dari bagian
sehingga didapatkan gel lidah buaya yang siap pakai. Gel lidah buaya
kunyit yang dibeli dari pemasok kunyit yang ada dipasaran. Kemudian
infeksi atau tidak, adanya eksudat, edema, granulasi dan epitelisasi luka.
Luka dikatakan sembuh 100% apabila ukuran luka 0 cm, tidak ada tanda
infeksi, tidak terdapat eksudasi, tidak ada edema, granulasi 100% dan
sesuai kriteria kesembuhan setiap hari dan dinilai sesuai dengan kriteria
1. Alat penelitian
f) Kandang m) Gunting
h) Penggaris
2. Bahan penelitian
c) Nacl 0,9 %
d) Eter
G. Jalannya penelitian
1. Bahan
lain tingkat kematangan yang dapat dilihat dari warna daun yang
luar daun.
permukaan daun.
luka.
mengunakan oven.
ini digunakan tikus putih jantan galur wistar yang sehat (tidak ada
kelainan genetik, tidak cacat, mata jernih dengan bulu lebat dan
a. 5 ekor tikus putih diberi perlakuan dengan olesan gel lidah buaya
(aloe vera).
kunyit.
3. Pemberian Perlakuan
akan di insisi
4) Cuci tangan
tangan steril.
penyembuhan luka.
b. Perawatan luka
intensitas yang sama yaitu tiap hari sekali pada waktu pagi hari jam
1) Cuci tangan
akan dirawat.
47
pemulihan luka.
c. Pengamatan
d. Penelitian
Center) oleh peneliti Agriyanto (2012) pada dua pasien dan dua observer,
serta pada pasien home care dengan 4 observer dengan hasil reliabilitas
I. Analisis data
hari. Analisis data yang digunakan adalah skala data numeric dengan
metode analitik Shapiro-wilk tes karena sampel kecil yaitu kurang ≤50.
A. Hasil Penelitian
olesan gel lidah buaya (Aloe vera) dan olesan ekstrak etanol rimpang
yang berumur antara 3-4 bulan atau yang cukup umur dengan berat badan
sama dengan pemberian makan yang sama. Selama proses penelitian tidak
luka dalam bentuk checklist perawatan luka yang sudah di validitas dan
terbukti valid. Kriteria dari checklist adalah wound base, ukuran luka,
50
51
semakin tinggi skor maka semakin lama proses penyembuhan luka dan
Pada hari ke 1 tidak di nilai skor nya karena proses insisi tikus dan
mencapi skor 0.
SKOR
16
14
12
10
Kontrol Povidone
8
Ekstrak kunyit
6 Gel lidah buaya
0
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 WAKTU
a. Wound base
SKOR
4.5
4
3.5
3
2.5 Kontrol Povidone
2 Ekstrak Kunyit
1.5 Gel lidah buaya
1
0.5
0
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 WAKTU
skor. Penuruanan skor pada penelitian ini berarti penurunan pada proses
disusul oleh kelompok perlakuan ekstrak kunyit dan yang tertingi adalah
b. Luas luka
Selain bisa terlihat dari wound base perkembagan luka sayat juga tampak
SKOR
4.5
4
3.5
3
2.5 Kontrol Povidone
2 Ekstrak kunyit
1
0.5
0
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 WAKTU
memiliki skor 4 sebagi skor tertinggi yaitu luas luka dengan panjang 1,5-
memiliki waktu sembuh penutupan luka yang lebih singkat yaitu pada hari
Table 3 menunjukan bahwa kelompok tikus putih yang diberi olesan gel
lidah buaya (10,60 0,894) memiliki rerata waktu kesembuhan luka paling cepat
(11,20 1,304) dan kontrol (13,00 0,707 ) memiliki waktu kesembuhan paling
Witney untuk mengetahui masa sembuh luka masing masing pasangan. Perbedann
waktu kesembuhan luka terdapat perbedaan yang bermakna pada masing masing
pasangan kelompok gel aloe vera dengan kontrol (povidone iodine) (p=0,006).
perbedaan yang bermakna sedangakan pada Kelompok kunyit dan kelompok gel
B. PEMBAHASAN
penurunan skor ini karena sudah mengalami proses penyebuhan luka yang
luka, pada hari pertama sampai hari ke 7 terjadi fase inflamasi. Setelah
cedera respon inflamasi terjadi. Kelompok gel aloe vera , kelompok kunyit
dan kelompok kontrol pada fase inflamasi terlihat seperti tanda dan gejala
2011)
ditunjukan oleh penurunan skor ini memperlihatkan luka berada pada fase
dan substansi dasar. Dua substansi ini membentuk lapisan perbaikan luka.
Sebuah lapisan tipis dari sel epitel terbentuk melintasi luka dan aliran
rata-rata lebih cepat (10,60 0,894 hari ) dari pada kelompok lain. Ini
kesembuhan luka yang cepat dan efektif setiap harinya. Keadaan ini tidak
vivo telah menunjukkan bahwa gel aloe vera dapat menyembuhan luka
58
2010). Aktivasi fibroblast oleh gel aloe vera telah dilaporkan dapat
komponen gula utama dari gel Aloe vera. Mannose 6 - fosfat mungkin
iskemia dermal progresif yang disebabkan oleh luka bakar, luka listrik dan
59
lambat dari kelompok gel lidah buaya akan tetapi lebih cepat dari
mencegah terjadinya infeksi karena efek dari kurkumin sebagai salah satu
Keunggulan lain dari kunyit adalah kemampuan sebagai anti radang dan
fase ini biasanya dimulai pada hari ke 24 samapai bertahun tahun setelah
terjadinya luka tergantung dari kondisi luka. Luka yang tidak terlalu parah
seperti pada luka insisi yang dilakukan dalam penelitian, fase maturasi
60
paling paling cepat hari ke 9 dan paling lambat pada hari ke 11, pada
mempercepat fase inflamasi dan fase proliferasi gel aloe vera juga
mempercepat fase maturasi luka pada penelitian. Hal ini sesuai dengan
penelitian (Haritha et.al, 2012) yang menunjukan bahwa olesan gel aloe
penyembuhan wound base dan luas luka tidak jauh berbeda dengan
kelompok gel lidah buaya berjalan efektif dan cepat. Tinggi rendahnya
skor pada wound base dipengaruhi oleh ke munculan nekrotik dan slough.
Luka nekrotik berisikan jaringan yang telah mati. Luka akan tampak keras
bakteri.
penurunan ukuran luka secara normal dimulai dari fase proliferasi hingga
luka. Semakin cepat jaringan itu tumbuh maka semakin cepat pula luka
lidah buaya dapat meregnerasi sel yang rusak akibat luka sehingga luka
olesan gel lidah buaya membutuhkan waktu tercepat yaitu rata-rata 10,60
0,894 hari waktu sembuh. Luka insisi dengan olesan kunyit rata rata
selama 11,20 1,304 hari waktu sembuh, sedangkan luka insisi kelompok
ini terjadi karena memang fase kesembuhan selain terjadi karena proses
dikatakan bahwa proses penyembuhan yang baik karena tidak ada delay
dan kelompok gel aloe vera tidak terdapat perbedaan yang bermakna
dalam waktu yang sama dikarenakan bahwa pada gel aloe vera dan ekstrak
menjadi tidak efektif. Selain itu aktifitas tikus yang berlebihan ini
tidak dapat dikontrol kebersihannya tiap waktu. Pada kelompok aloe vera
dipengaruhi oleh ke tidak pastian kadar gel aloe vera, pada setiap
pembuatan ekstraknya.
BAB V
A. Kesimpulan
terdapat perbedaan yang bermakna antara olesan gel lidah buaya dengan olesan
ekstrak etanolik rimpang kunyit dan berdasarkan hasil rerata proses penyembuhan
gel lidah buaya memiliki waktu paling cepat yaitu selama 10,60 0,894 hari
B. Saran
2. Bagi masyarakat
64
65
alaternatif.
luka insisi antara olesan gel lidah buaya (aloe vera) dan olesan ekstrak
etanol rimpang kunyit (curcuma longa linn.) pada tikus putih dengan
d. Perlu dilakukan pemilihan sediaan gel lidah buaya yang efektif dalam
perawatan luka.
C. Kekuatan penelitian
secara lagsung pada hewan coba, metodologinya lebih akurat dan kuat, dan
4. Jumlah sample pada penelitian ini sudah cukup mewakili yaitu 5 tikus
ekstrak kunyit.
D. Kelemahan penelitian
1. Aktifitas tikus putih tidak bisa dikontrol dan lingkungan tikus putih tidak
berupa konsisi umum luka, tidak didapatkan hasil yang lebih detail seperti
3. Penggunaan gel lidah buaya yang secara langsung tanpa proses apapun
DAFTAR PUSTAKA
Adam JS, & Alexander BD. (2008) Current management of acute cutaneous
wound. N Engl J Med. 2008 Sep 4;359:1037-46
Barbul A. (2006). Schwartz's Manual of Surgery. 8th ed. Wound Healing. New
York: McGraw-Hill; 2006. p. 165-82.
Baririet, B.D. (2011). Konsep luka. Basic Nursing Department UMM, Artikel.
Diakses 07 april 2013, dari http://s1
keperawatan.umm.ac.id/files/file/konsep%20luka.pdf
Brunner & suddarth. (2001). Buku ajar keperawatan medikal bedah edisi 8 vol 1.
Jakarta: EGC
Cruse P.J, & McPhedran NT. (1995). Wound healing and management. In:
Sabiston DC (ed) Essentials of surgery. Saunders: Philadelphia
Fletcher, J. (2008). Differences between acute and chronic wounds and the role of
wound bed preparation. Nursing Standard. 22, 24, 62-68. Diakses 07 April
2013, dari http://nursingstandard.rcnpublishing.co.uk/archive/article-
differences-between-acute-andchronic-wounds-and-the-role-ofwound-bed-
preparation
Kalangi, & Sonny J.R. (2007). Khasiat Aloe Vera pada Penyembuhan Luka. BIK
Biomed (serial di internet). diakses 6 April 2011. dari :
http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/3307108111.pdf
69
Lu L, & Galiano RD. (2007). Wound Healing and Principles of Wound Care. In:
Kryger ZB, Sisco M, editors. Practical Plastic Surgery. Austine, Texas:
Landes Bioscience; p. 1-3.
Nagori, B.P & Solakin,R. (2011). Role of medicinal plant in wound healing.
Research Journal of medecine plants. 5 (4) :392-405.
Potter & Perry, (2006) Buku Ajar Fundamentak Keperawatan. Jakarta : EGC
Sembiring, Mamun, & Ginting. (2006). Pengaruh Kehalusan dan Lama Ekstraksi
Terhadap Mutu Ekstrak Temulawak ( Curcuma xantorhiza,Roxb).17:53-58.
Sjamsuhidajat,R & Nim de jong. (2004). Buku ajar ilmu bedah. Jakarta: EGC
William & Wilkins, L. (2003). Wound care made incredibly easy. A walters
kluwer company. London
Winarto, WP. (2005). Khasiat & manfaat kunyit, Jakarta : Agro Media Pustaka.
70
LAMPIRAN
Tabel . checklist perawatan luka
Hari ke-
SKOR Karakteristik
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Wound base
0 Epitelializer
1 Epitelisasi
2 Epithelial bridging
3 Granulasi
4 Slough
5 Nekrotik
Ukuran luka (PxL)
0 Menutup Sempurna
1 <0,5 cm
2 0,5-0,99cm
3 1 cm - 1,49 cm
4 1,5 - 1,99cm
5 >2 Cm
Tanda Infeksi
Tidak ada tanda
0 infeksi
1 Terdapat sebagian
2 Infeksi lokal
3 Infeksi sistemik
Kedalaman
0 Intake
1 Epidermis
2 Dermis
3 Subkutan
Lemak, Tendon dan
4 Tulang
Jumlah Eksudat
0 Tidak ada
1 Ringan
2 Sedang
3 Berat
4 Sangat berat
Tepi Luka
0 Tidak ada edema
1 Ada edema
2 Kemerahan
3 Maserasi
Total
71
Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
Perlakuan Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Masapenyebuhan Kontrol Povidone ,300 5 ,161 ,883 5 ,325
Lidah Buaya ,473 5 ,001 ,552 5 ,000
Ekstrak Kunyit ,330 5 ,079 ,735 5 ,021
a. Lilliefors Significance Correction
Descriptives
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
Masapenyebuhan Based on Mean 1,042 2 12 ,383
Based on Median ,286 2 12 ,756
Based on Median and
,286 2 8,663 ,758
with adjusted df
Based on trimmed mean ,911 2 12 ,428
NPar Tests
Kruskal-Wallis Test
Ranks
Te st Statisticsa,b
Masapen
yebuhan
Chi-Square 9,808
df 2
As ymp. Sig. ,007
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable: Perlakuan
NPar Tests
Mann-Whitney Test
Ranks
Te st Statisticsb
Masapen
yebuhan
Mann-W hit ney U ,000
W ilcox on W 15,000
Z -2, 730
As ymp. Sig. (2-tailed) ,006
Ex act Sig. [2*(1-tailed a
,008
Sig.)]
a. Not correct ed for ties.
b. Grouping Variable: Perlakuan
Mann-Whitney Test
Ranks
Te st Statisticsb
Masapen
yebuhan
Mann-W hit ney U 1,500
W ilcox on W 16,500
Z -2, 402
As ymp. Sig. (2-tailed) ,016
Ex act Sig. [2*(1-tailed a
,016
Sig.)]
a. Not correct ed for ties.
b. Grouping Variable: Perlakuan
Mann-Whitney Test
Ranks
Te st Statisticsb
Masapen
yebuhan
Mann-W hit ney U 6,500
W ilcox on W 21,500
Z -1, 361
As ymp. Sig. (2-tailed) ,174
Ex act Sig. [2*(1-tailed a
,222
Sig.)]
a. Not correct ed for ties.
b. Grouping Variable: Perlakuan