Sie sind auf Seite 1von 11

jika anda lihat histogram pada citra awal histogramnya, tingkat keabuan cendrung lebih banyak disebelah

kiri dan tengah .


fungsi dari histogram equalisasi adalah meratakan derjat keabuan sehingga gambar/citra tidak terlalu
gelap atau terlalu terang..

Histogram Equalization (perataan histogram). Tujuan dari perataan histogram adalah


untuk memperoleh penyebaran histogram yang merata, sedemikian sehingga setiap derajat
keabuan memiliki jumlah pixel yang relatif sama.

Histogram
Pengertian histogram dalam pengolahan citra adalah .representasi grafis untuk distribusi
warna dari citra digital atau menggambarkan penyebaran nilai-nilai intensitas pixel dari
suatu citra atau bagian tertentu di dalam citra. Dari sebuah histogram dapat diketahui
frekuensi kemunculan relative dari intensitas pada citra, kecerahan, dan kontas dari
sebuah gambar.
Proses Histogram :
- Gambar gelap : histogram cenderung ke sebelah kiri
- Gambar terang : histogram cenderung ke sebelah kanan
- Gambar low contrast : histogram mengumpul di suatu tempat
- Gambar high contrast : histogram merata di semua tempat
Sumbu ordinat vertikal merupakan representasi piksel dengan nilai tonal dari tiap-tiap
deret bin pada sumbu axis horizontalnya. Sumbu axis terdiri dari deret logaritmik
bindensitometry yang membentuk rentang luminasi atau exposure range yang
mendekati respon spectral sensitivity visual mata manusia. Deret bin pada density yang
terpadat mempunyai interval yang relatif sangat linear dengan variabel mid-tone terletak
tepat di tengahnya. Pada umumnya, sebuah histogram hanya memetakan seluruh nilai
tonal dari citra digital pada bin luminasi masing-masing. Nilai tonal tersebut telah
tersedia dalam color space yang umum digunakan adalah sRGB dan AdobeRGB yang
mempunyai nilai gamma γ = 2,2.

Informasi yang didapat dari Histogram :


- Puncak histogram → intensitas pixel yangpaling menonjol
- Lebar puncak → rentang kontras
- Citra yang baik mengisi daerah derejatkeabuan secara penuh dan merata pada setiap
nilai intensitas pixel
- Over-exposed (terlalu terang) dan under-exposed (terlalu gelap) memiliki rentang
kontras sempit.
Kegunaan histogram dalam pengolahan citra :
- Untuk melihat apakah distribusi informasi yang ada dalam suatu citra sudah baik atau
belum.
- Histogram juga banyak digunakan dalam texture analysis, yaitu analisa untuk melihat
apakah kedua tekstur sama atau berbeda. Misalkan seberapa mirip tekstur karpet A
dengan tekstur karpet B.
- Untuk melihat apakah pencahayaan dan contrast suatu citra sudah cukup atau belum
(terlalu terang atau terlalu gelap). Caranya histogram dari suatu citra yang terlalu
terang cenderung mengumpul di nilai grey level yang tinggi (ke arah nilai 255),
sebaliknya histogram dari suatu citra yang terlalu gelap cenderung mengumpul di nilai
grey level yang rendah (ke arah nilai 0).

Histogram citra banyak memberikan informasi penting sebagai berikut :


1. Nilai hi menyatakan peluang (probability) pixel, P(i), dengan derajat keabuan i. Jumlah
seluruh nilai hi sama dengan 1, atau

Peluang suatu pixel memiliki derajat keabuan lebih kecil atau sama dengan derajat
keabuan tertentu adalah jumlah hi untuk 0 £ i £ j, atau

2. Puncak histogram menunjukkan intensitas pixel yang menonjol. Lebar dari puncak
menunjukkan rentang kontras dari gambar. Citra yang mempunyai kontras terlalu terang
(overexposed) atau terlalu gelap (underexposed) memiliki histogram yang sempit.
Histogramnya terlihat hanya menggunakan setengah dari daerah derajat keabuan. Citra
yang baik memiliki histogram yang mengisi daerah derajat keabuan secara penuh dengan
distribusi yang merata pada setiap nilai intensitas pixel
(a) citra gelap, (b) citra terang, (c) citra normal (normal brightness), (d) normal
brightness dan hi gh contrast

Berikut ini adalah contoh citra yang terlalu gelap dan terang beserta histogramnya.
Algoritma Histogram
Misalkan citra digital memiliki L derajat keabuan, yaitu dari nilai 0 sampai L – 1
(misalnya pada citra dengan kuantisasi derajat keabuan 8-bit, nilai derajat keabuan dari
0 sampai 255). Secara matematis histogram citra dihitung dengan rumus sebagai berikut
:

dimana :
ni = jumlah pixel yang memiliki derajat keabuan i
n = jumlah seluruh pixel di dalam citra

Plot hi versus fi dinamakan histogram. Secara grafis histogram ditampilkan dengan


diagram batang. Nilai ni telah dinormalkan dengan membaginya dengan n. Nilai hi
berada di dalam selang 0 sampai 1. Pada MatLab, untuk membuat Histogram dari sebuah
gambar / citra, cukup dengan memanggil fungsi imhist.

Pertama, inisialisasikan gambar yang akan digunakan. Letakkan gambar dalam satu
direktori yang sama dengan file histogram. Kemudian gambar ditampilkan dengan
menggunakan sintak imshow.
% Read in standard MATLAB color demo image.
rgbImage = imread(‘powerranger.jpg’);
[rows columns numberOfColorBands] = size(rgbImage);
subplot(2, 2, 1);
imshow(rgbImage, []);
set(gcf, ‘Position’, get(0,’Screensize’)); % Maximize figure.

Selanjutnya memanggil matriks gambar yang berisi piksel-piksel tertentu.


% Extract the individual color planes.
redPlane = rgbImage(:, :, 1); % memanggil matriks gambar yang hanya berisi
piksel warna merah
greenPlane = rgbImage(:, :, 2); % memanggil matriks gambar yang hanya berisi
piksel warna hijau
bluePlane = rgbImage(:, :, 3); % memanggil matriks gambar yang hanya berisi
piksel warna biru.

Untuk mengambil nilai piksel merah memiliki indeks 1, warna hijau memiliki indeks 2
dan warna biru memiliki indeks 3.
Kemudian tampilkan histogram pada layar. Sintak berikut untuk menampilkan
histogram dari piksel-piksel yang berwarna merah saja, dipanggil dengan sintak
imhist(redPlane); bar yang ditampilkan pada histogram dapat diberi warna merah
dengan menggunakan sintak bar(pixelCountR, ‘r’); lakukan hal yang sama pada
kedua histogram lainnya, yaitu histogram untuk menampilkan piksel-piksel hijau dan
biru. Serta berikan masing-masing warna pada bar histogram tersebut.

% Let’s get its histograms.


[pixelCountR grayLevelsR] = imhist(redPlane);
subplot(2, 2, 2);
bar(pixelCountR, ‘r’);
xlim([0 grayLevelsR(end)]); % Scale x axis manually.
[pixelCountG grayLevelsG] = imhist(greenPlane);
subplot(2, 2, 3);
bar(pixelCountG, ‘g’);
xlim([0 grayLevelsG(end)]); % Scale x axis manually.
[pixelCountB grayLevelsB] = imhist(bluePlane);
subplot(2, 2, 4);
bar(pixelCountB, ‘b’);
xlim([0 grayLevelsB(end)]); % Scale x axis manually.

Output
Tempatkan file gambar yang digunakan ke dalam folder yang sama dengan file MatLab.
Kemudian jalankan program dengan menekan tombol F5. Berikut adalah tampilan
Histogram dari sebuah gambar. Khusus untuk citra berwarna, histogramnya dibuat
untuk setiap kanal RGB (merah, hijau, dan biru). Jadi outputnya ada tiga Histogram,
yaitu Histogram untuk pixel Merah, Hijau dan Biru.
Kesimpulan
Gambar yang dimasukan terlalu terang. Histogramnya banyak menumpuk pada bagian
kanan karena citra tersebut mengandung banyak nilai intensitas yang dekat dengan 255
(putih).

Penggunaan Fungsi Pada Matlab


MATLAB adalah sebuah bahasa dengan kemampuan tinggi untuk komputasi teknis. Ia
menggabungkan komputasi, visualisasi, dan pemrograman dalam satu kesatuan yang mudah
digunakan di mana masalah dan penyelesaiannya diekspresikan dalam notasi matematik yang sudah
dikenal. Pemakaian MATLAB meliputi :
· Matematika dan komputasi
· Pengembangan algoritma
· Akuisisi data
· Pemodelan, simulasi dan prototype
· Grafik saintifik dan engineering
· Perluasan pemakaian, seperti graphical user interface (GUI).
MATLAB adalah system interaktif yang mempunyai basis data array yang tidak
membutuhkan dimensi. Ini memungkinkan kita dapat menyelesaikan banyak masalah komputasi
teknis, khususnya yang berkaitan dengan formulasi matrik dan vector.

Nama MATLAB merupakan singakatn dari matrix labolatory . MATLAB awalnya dibuat
untuk memudahkan dalam mengakses software matriks yang telah dikembangkan oleh LINPACK
dan EISPACK. Dalam perkembangannya, MATLAB mampu mengintegrasikan beberapa software
matriks sebelumnya dalam satu software untuk komputasi matriks. Tidak hanya itu, MATLAB
juga mampu melakukan komputasi simbolik yang biasa dilakukan oleh MAPLE.

Sistem MATLAB terdiri atas lima bagian utama :


1. Development Environment. Ini adalah kumpulan semua alat-alat dan fasiltas untuk membantu
kita dalam menggunakan fungsi dan file MATLAB. Bagian ini memuat desktop, Command
window, command history, editor and debugger, dan browser untukmelihat help, workspace, files.
2. The MATLAB Mathematical Function Library. Bagian ini adalah koleksi semua algoritma
komputasi, mulai dari fungsi sederhana seperti sum, sine, cosine sampai fungsi lebih rumit
seperti, invers matriks, nilai eigen, fungsi Bessel dan fast Fourier transform.
3. The MATLAB language. Ini adalah bahasa matriks/array level tinggi dengan control flow,
fungsi, struktur data, input/output, dan fitur objek programming lainnya.
4. Graphics. MATLAB mempunyai fasilitas untuk menampilkan vector dan matriks sebagai grafik.
Fasilitas ini mencakup visualisasi data dua / tiga dimensi, pemrosesan citra (image), animasi, dan
grafik animasi.
5. The MATLAB Application Program Interface (API). Paket ini memungkinkan kita menulis
bahasa C dan Fortran yang berinteraksi dengan MATLAB. Ia memuat fasilitas untuk pemanggilan
kode-kode dari MATLAB (dynamic linking), yang disebut MATLAB sebagai mesin penghitung,
dan untuk membaca dan menulis MAT-files.

Pada artikel ini akan membahas mengenai fungsi-fungsi atau perintah-perintah dasar yang ada
pada Matlab, diantaranya :
A. Imread
B. Imshow
C. Size
D. Imfinfo
E. Imhist
A. Imread
Adalah suatu perintah dalam Matlab untuk membaca suatu data citra dari file atau gambar
dengan menggunakan suatu perintah a=imread(‘nama file.bmp’). Imread digunakan untuk
membaca image dari file qoleb.bmp yang hasilnya berupa matrik dan disimpan dalam sebuah
variable a.

maka akan muncul suatu hasil seperti pada gambar berikut :

Data di atas merupakan hasil dari perintah a=imread(‘qoleb.bmp’). hasilnya dapat diketahui
mengenai data citra dari sebuah file atau foto.

B. Imshow
Adalah suatu perintah dalam Matlab yang berfungsi untuk menampilkan suatu objek citra
pada sebuah file atau foto. Perintah yang digunakan yaitu imshow(‘qoleb.bmp’) lalu tekan enter,
maka akan muncul jendela baru seperti pada gambar berikut :
C. Size
Adalah sebuah perintah yang ada pada Matlab yang berfungsi untuk menampilkan suatu
dimensi citra pada sebuah file atau foto dengan menggunakan suatu perintah size(a). menghasilkan
ukuran matriks(ordo matriks), maka akan muncul hasil dimensi citra seperti pada gamabar berikut
:

D. Imfinfo
Adalah sebuah perintah dalam Matlab yang berfungsi untuk menampilkan informasi secara
lengkap mengenai sebuah citra. Imfinfo digunakan untuk memberikan informasi gambar suatu file
grafik. Untuk perintah Imfinfo menggunakan imfinfo(‘qoleb.bmp’) maka akan menghasilkan
suatu tampilan seperti pada gambar berikut, yaitu informasi lengkap mengenai citra, seperti
ukuran, format, nama file, dan lain-lain. Kita gunakan untuk mengetahui detail informasi dari suatu
file gambar. Mulai dari Nama File, Format, Size, Color Type, dan lain. Caranya cukup sederhana
dengan memanfaatkan fungsi imfinfo().
E. Imhist
Adalah suatu perintah yang ada pada Matlab yang berfungsi untuk menampilkan suatu
histogram dari sebuah citra dengan diawali menggunakan perintah p=imread(‘qoleb.bmp’) sebagai
perintah deklarasi citra sebelum menampilkan histogram. Histogram adalah tampilan grafis dari
tabulasi frekuensi yang digambarkan dengan grafis batangan manifestasi data benning. Tiap
tampilan batang menunjukan proporsi frekuensi pada masing-masing deret karegori yang
berdampingan dengan interval yang tidak tumpang tindih. Cara menjalankan langkah pertama
sama seperti pada postingan sebelumnya (Cara Menampilkan File Gambar Menggunakan
Matlab). Masukkan gambar (File -> Import Data) pilih gambar.

Setelah itu, gunakan perintah imhist(p) maka akan muncul tampilan histogram dari sebuah citra.

Das könnte Ihnen auch gefallen