Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
DAN
MENGGALI SUMBER MOTIVASI
Oleh :
c. Teori Insentif
Teori motivasi yang memberi tekanan khusus pada peranan faktor-faktor
eksternal tanpa mengabaikan sama sekali peranan faktor-faktor internal.
Contoh – contoh teori motivasi insentif, misalkan teori :
Teori motivasi isentif dari Hobart Mowrer
Motivasi insentif adalah pendorong utama bagi tingkah laku.
Motivasi insentif berkaitan erat dengan proses belajar respons-respons
emosional yang dilakukan oleh organisme
Model Bolles – Moot Teori
Dalam konsep insentifnya menjelaskan bahwa isyarat-isyarat menjadi
motivator-motivator insentif sejauh isyarat-isyarat tersebut bisa
meramalkan kedatangan ataupun menjauhkan objek tujuan. Bisa
tidaknya isyarat-isyarat itu memainkan peranan sebagai pengendali
motivasional adalah tergantung pada bisa tidaknya isyarat-isyarat
tersebut dijadikan ukuran peramalan atas akibat-akibat yang akan
muncul (isyarat-isyarat prediktif) akan berfungsi sebagai pemerkuat-
pemerkuat sekunder ( secondary reinforcers) dan karenanya akan bisa
memotivasi organisme untuk melanjutkan tingkah lakunya.
Model Bindra
Model motivasi yang mencakup tidak hanya isyarat-isyarat prediktif,
melainkan keadaan organismik (dorongan) dan insentif-insentif.
Teori motivasi insentif Eric Klinger.
Teori insentif Eric Klinger memusatkan perhatian dan analisisnya pada
tingkah laku manusia, dengan menekankan pentingnya makna dan
kebermaknaan dalam kehidupan manusia. Kebermaknaan (
meaningfulness ) dicapai oleh individu –individu melalui insentif-
insentif yang diperolehnya. Setiap individu selalu berusaha
memperoleh objek-objek, kejadian-kejadian, dan pengalaman-
pengalaman yang secara emosional penting bagi mereka. Dan teori
motivasi Insentif yang lainnya.
3. Teori Motivasi Hedonik
Teori motivasi hedonisme menerangkan bahwa tingkah laku manusia
dimotivasi ke arah pencapaian kesenangan dan penghindaran kesakitan.
Contoh-contoh teori teori hedonik adalah :
Teori hedonik Paul T.Young
Teori ini menerangkan bahwa terdapat kontinum hedonik dengan afeksi
positif (perasaan menyenangkan) maksimum di ujung yang satu dan
afeksi negatif (perasaan tidak menyenangkan) maksimum di ujung yang
lainnya. Afeksi positif berkaitan dengan tingkah laku yang mendekat,
sedangkan afeksi negatif berkaitan dengan tingkah laku menghindar.
Teori hedonik Thomas Hobbes
Teori ini menerangkan bahwa seluruh tingkah laku manusia dimotivasi
oleh hasrat memperoleh kesenangan dan menghindarkan kesakitan.
Teori hedonik Herbert Spencer
Tingkah laku-tingkah laku yang menyenangkan (menimbulkan
kesenangan) oleh organisme akan dipertahankan, sebab tingkah laku –
tingkah laku tersebut bersifat adaptif atau memiliki nilai survival.
Sebaliknya, respons-respons atau tingkah laku –tingkah laku yang
menimbulkan kesakitan akan disingkirkan dari perbendaharaan tingkah
laku organisme. Baik kesenangan maupun kesakitan adalah dua aspek
yang memegang peranan menentukan dalam pemodifikasian tingkah laku.
Dan teori-teori motivasi hedonik yang lainnya.
4. Teori Motivasi Pertumbuhan
Contoh - contoh teori motivasi pertumbuhan terdiri dari teori-teori :
Teori tendensi pengaktualisasian Carl Rogers
Rogers menekankan bahwa tendensi pengaktualisasian adalah Master
Motive yang merepresentasikan tendensi yang inheren pada manusia
sebagai organisme untuk mengembangkan segenap kapasitas atau potensi
yang dimilikinya dengan berbagai cara.
Teori bertingkat dan aktualisasi diri Abraham Maslow
Teori motivasi yang menekankan pada pertumbuhan diri
Teori motivasi Erick Fromm
Fromm menekankan 3 faktor dalam motivasi yaitu Motive, Expentancy
dan Incentif.
Teori motivasi kebutuhan Model Edwards
Edwards mengklasifikasikan 15 kebutuhan (instrinsik) yang nampak pada
manusia dengan kekuatan yang berbeda-beda yang dapat mempengaruhi
motivasi individu. Kebutuhan tersebut adalah achievement, deference,
order, exhibition, autonomy, affiliation, intraception, succorance, dominan,
abasement, nurturance, change, endurance, heterosexuality, aggresion.
Teori motivasi sosial model Mc Clelland
Dalam konsepnya mengenai motivasi, dalam diri individu terdapat 3
kebutuhan pokok yang mendorong tingkah laku yaitu need for
achievement, need for affiliation, need for power.
5. Pendekatan kognitif
Teori motivasi yang memfokuskan penguraian dan penelitian motivasi tingkah
laku manusia serta memandang individu sebagai agen yang aktif mengolah
dan menentukan tingkah laku yang diungkapkannya. Contoh Teori – teori
yang dimaksud antara lain adalah teori :
Teori lapangan ( field theory) Kurt Lewin
Pendekatan kognitif Lewin terutama dipengaruhi oleh psikologi gestalt,
yakni satu aliran psikologi yang menekankan bahwa organisme dalam
bertingkah laku bersifat aktif dan disertai insight (pemahaman) atas situasi
atau masalah yang dihadapinya. Tingkah laku organisme atau individu
hanya bisa dimengerti sebagai hasil dari seluruh kekuatan yang bekerja
mempengaruhi diri individu tersebut.
Teori keseimbangan (balance theory) Fritz Heider
Menurut teori keseimbangan Heider, relasi antara individu dengan objek
bisa positif dan bisa pula negatif. Relasi individu –objek positif adalah
relasi yang melibatkan perasaan menyukai atau sikap memiliki.
Sebaliknya, relasi individu objek negatif adalah relasi yang menyertakan
atau melibatkan perasaan tidak menyukai atau sikap tidak memiliki.
Teori ketidakseimbangan kognitif (cognitive dissonance theory) dari
Festinger.
Teori disonansi kognitif berdasarkan gagasan bahwa individu selalu
berusaha memelihara konsistensi keyakinan-keyakinan dan sikap-sikapnya
dengan tingkah laku overt-nya (tingkah laku nampak). Kognisi-kognisi
individu mengenai dirinya sendiri dan mengenai dunia sekitarnya selalu
berelasi satu sama lain dengan tiga kemungkinan relasi, sehingga akan
terdapat tiga bentuk keadaan kognitif, yakni disonan (tidak konsisten),
tidak relevan, atau konsonan (konsisten). Jika kognisi – kognisi individu
berada dalam keadaan disonan, yakni kognisi yang satu tidak konsisten
atau tidak sejalan dengan kognisi yang lainnya, maka individu akan
mengalami perasaan tidak menyenangkan. Pada gilirannya individu
tersebut akan termotivasi untuk melakukan perubahan dengan tujuan agar
kognisi-kognisinya itu ada dalam keadaan konsonan atau konsisten satu
sama lain.
Teori persepsi diri (self perception theory) dari Bem
Individu mengamati tingkah lakunya sendiri sebagaimana orang luar atau
individu lain melakukannya.
Selamat mencoba......
Salam Rahmad Agung Nugraha.....