Sie sind auf Seite 1von 28

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seluruh tubuh manusia bagian terluar terbungkus oleh suatu sistem yang
disebut sebagai sistem integumen. Sistem integumen adalah sistem organ
yang paling luas.Sistem ini terdiri atas kulit dan aksesorisnya, termasuk
kuku, rambut, kelenjar (keringat dan sebaseous), dan reseptor saraf khusus
(untuk stimuli perubahan internal atau lingkungan eksternal).
Sistem integumen terdiri dari organ terbesar dalam tubuh, kulit. Ini sistem
organ yang luar biasa melindungi struktur internal tubuh dari kerusakan,
mencegah dehidrasi, menghasilkan vitamin dan hormon. Hal ini juga
membantu untuk mempertahankan homeostasis dalam tubuh dengan
membantu dalam pengaturan suhu tubuh dan keseimbangan air. Sistem
integumen adalah garis pertama pertahanan tubuh terhadap bakteri, virus dan
mikroba lainnya. Hal ini juga membantu untuk memberikan perlindungan
dari radiasi ultraviolet yang berbahaya. Kulit adalah organ sensorik dalam
hal ini memiliki reseptor untuk mendeteksi panas dan dingin, sentuhan,
tekanan dan nyeri. Komponen kulit termasuk rambut, kuku, kelenjar
keringat, kelenjar minyak, pembuluh darah, pembuluh getah bening, saraf
dan otot. Mengenai anatomi sistem yang menutupi, kulit terdiri dari lapisan
jaringan epitel (epidermis) yang didukung oleh lapisan jaringan ikat (dermis)
dan lapisan yang mendasari (hypodermis atau subcutis).
Selain kulit, ada pula rambut dan kuku yang termasuk kedalam sistem
integumen. Rambut adalah organ seperti benang yang tumbuh di kulit
terluar. Rambut muncul dari epidermis (kulit luar), walaupun berasal dari
folikel rambut yang berada jauh di bawah dermis. Serta pada kuku tumbuh
dari sel mirip gel lembut yang mati, mengeras, dan kemudian terbentuk saat
mulai tumbuh dari ujung jari. Kulit ari pada pangkal kuku berfungsi
melindungi dari kotoran. Fungsi utama kuku adalah melindungi ujung jari
yang lembut dan penuh urat saraf, serta mempertinggi daya sentuh. Secara

1
kimia, kuku sama dengan rambut yang antara lain terbentuk dari keratin
protein yang kaya akan sulfur.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana anatomi fisiologi sistem integument?
2. Bagaimana asuhan keperawatan sistem integument?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui anatomi fisiologi sistem integument
2. Untuk mengetahui asuhan keperawatan sistem integument

D. Manfaat
1. Bagi Institusi Pendidikan
Untuk mengetahui tingkat kemampuan mahasiswa sebagai peserta didik
dalam menelaah suatu fenomena kesehatan yang spesifik tentang Asuhan
keperawatan sistem integument
2. Bagi Tenaga Kesehatan (Perawat)
Makalah ini bagi tenaga kesehatan khususnya untuk perawat adalah
untuk mengetahui pentingnya bagaimana pelayanan yang tepat terhadap
Asuhan keperawatan sistem integument
3. Bagi Mahasiswa
Manfaat makalah ini bagi mahasiswa baik menyusun maupun pembaca
adalah untuk menambah wawasan terhadap seluk beluk tentang Asuhan
keperawatan sistem integument

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Anatomi Fisiologi

Kulit merupakan pembatas tubuh dengan lingkungan sekitar karena


posisinya yang terletak di bagian paling luar. Luas kulit dewasa 1,5 m2
dengan berat kira-kira 15% berat badan. Integument mencakup kulit
pembungkus tubuh dan turunannya termasuk kuku, rambut, dan kelenjar.
Kulit adalah lapisan jaringan yang terdapat pada bagian luar yang menutupi
dan melindungi permukaan tubuh.
Kulit merupakan organ tubuh yang terletak paling luar dan merupakan
proteksi terhadap organ-organ yang terdapat dibawahnya dan membangun
sebuah barrier yang memisahkan organ-organ internal dengan lingkungan
luar dan turut berpartisipasi dalam banyak fungsi tubuh yang vital (Syaifudin,
2011).
1. Lapisan Epidermis (kutikel)

3
a) Stratum Korneum (lapisan tanduk)
Lapisan kulit paling luar yang terdiri dari sel gepeng yang
mati, tidak berinti, protoplasmanya berubah menjadi keratin (zat
tanduk)
b) Stratum Lusidum
Terletak di bawah lapisan korneum, lapisan sel gepeng
tanpa inti, protoplasmanya berubah menjadi protein yang disebut
eleidin. Lapisan ini lebih jelas tampak pada telapak tangan dan
kaki.
c) Stratum Granulosum (lapisan keratohialin)
Merupakan 2 atau 3 lapis sel gepeng dengan sitoplasma
berbutir kasar dan terdapat inti di antaranya. Butir kasar terdiri
dari keratohialin. Mukosa biasanya tidak mempunyai lapisan ini.
d) Stratum Spinosum (stratum Malphigi) atau prickle cell
layer (lapisan akanta )
Terdiri dari sel yang berbentuk poligonal, protoplasmanya
jernih karena banyak mengandung glikogen, selnya akan semakin
gepeng bila semakin dekat ke permukaan. Di antara stratum
spinosum, terdapat jembatan antar sel (intercellular bridges) yang
terdiri dari protoplasma dan tonofibril atau keratin. Perlekatan
antar jembatan ini membentuk penebalan bulat kecil yang disebut
nodulus Bizzozero. Di antara sel spinosum juga terdapat pula sel
Langerhans.
e) Stratum Basalis
Terdiri dari sel kubus (kolumnar) yang tersusun vertikal
pada perbatasan dermo-epidermal berbaris seperti pagar
(palisade). Sel basal bermitosis dan berfungsi reproduktif. Sel
kolumnar yaitu protoplasma basofilik inti lonjong besar, di
hubungkan oleh jembatan antar sel.
f) Sel pembentuk melanin (melanosit) atau clear cell
Sel berwarna muda, sitoplasma basofilik dan inti gelap,
mengandung pigmen (melanosomes)

4
2. Lapisan Dermis (korium, kutis vera, true skin)
Terdiri dari lapisan elastik dan fibrosa pada dengan elemen-elemen
selular dan folikel rambut.

a) Pars Papilare
Bagian yang menonjol ke epidermis, berisi ujung serabut
saraf dan pembuluh darah
b) Pars Retikulare
Bagian bawah yang menonjol ke subkutan. Terdiri dari
serabut penunjang seperti kolagen, elastin, dan retikulin. Dasar
(matriks) lapisan ini terdiri dari cairan kental asam hialuronat dan
kondroitin sulfat, dibagian ini terdapat pula fibroblas. Serabut
kolagen dibentuk oleh fibroblas, selanjutnya membentuk ikatan
(bundel) yang mengandung hidroksiprolin dan hidroksisilin.
Kolagen muda bersifat elastin, seiring bertambahnya usia, menjadi
kurang larut dan makin stabil. Retikulin mirip kolagen muda.
Serabut elastin biasanya bergelombang, berbentuk amorf, dan
mudah mengembang serta lebih elastis.
3. Lapisan Subkutis (hipodermis)

Lapisan paling dalam, terdiri dari jaringan ikat longgar berisi sel
lemak yang bulat, besar, dengan inti mendesak ke pinggir sitoplasma
lemak yang bertambah. Sel ini berkelompok dan dipisahkan oleh

5
trabekula yang fibrosa. Lapisan sel lemak disebut dengan panikulus
adiposa, berfungsi sebagai cadangan makanan. Di lapisan ini terdapat
saraf tepi, pembuluh darah, dan getah bening. Lapisan lemak
berfungsi juga sebagai bantalan, ketebalannya berbeda pada beberapa
kulit. Di kelopak mata dan penis lebih tipis, di perut lebih tebal
(sampai 3 cm).
a). Kelenjar Kulit
Terdapat pada lapisan dermis
 Kelenjar Keringat (glandula sudorifera): Keringat
mengandung air, elektrolit, asam laktat, dan glukosa. pH
nya sekitar 4-6,8. Terdapat beberapa macam kelenjar:
1) Kelenjar Ekrin: kecil-kecil, terletak dangkal di
dermis dengan secret encer. Kelenjar Ekrin
terbentuk sempurna pada minggu ke 28 kehamilan
dan berfungsi 40 minggu setelah kelahiran.
Salurannya berbentuk spiral dan bermuara langsung
pada kulit dan terbanyak pada telapak tangan, kaki,
dahi, dan aksila. Sekresi tergantung beberapa faktor
dan saraf kolinergik, faktor panas, stress emosional.
2) Kelenjar Apokrin: lebih besar, terletak lebih dalam,
secretnya lebih kental. Dipengaruhi oleh saraf
adrenergik, terdapat di aksila, aerola mammae,
pubis, labia minora, saluran telinga. Fungsinya
belum diketahui, waktu lahir ukurannya kecil, saat
dewasa menjadi lebih besar dan mengeluarkan
secret
3) Kelenjar Palit (glandula sebasea) Terletak di seluruh
permukaan kuli manusia kecuali telapak tangan dan
kaki. Disebut juga dengan kelenjar holokrin karena
tidak berlumen dan sekret kelenjar ini berasal dari
dekomposisi sel-sel kelenjar. Kelenjar palit biasanya
terdapat di samping akar rambut dan muaranya

6
terdapat pada lumen akar rambut (folikel rambut).
Sebum mengandung trigliserida, asam lemak bebas,
skualen, wax ester, dan kolesterol. Sekresi
dipengaruhi oleh hormon androgen. Pada anak-
anak, jumlahnya sedikit. Pada dewasa menjadi lebih
banyak dan berfungsi secara aktif.
B. Klasifikasi kulit
1. Klasifikasi Menurut Warna :
b. Terang (fair skin), pirang, dan hitam
c. Merah muda : pada telapak kaki dan tangan bayi
d. Hitam kecokelatan : pada genitalia orang dewasa
2. Klasifikasi Menurut Jenisnya :
a. Elastis dan longgar : pada palpebra, bibir, dan preputium
b. Tebal dan tegang : pada telapak kaki dan tangan orang dewasa
c. Tipis : pada wajah
d. Lembut : pada leher dan badan
e. Berambut kasar : pada kepala

C. Fisiologi
1. Fungsi Proteksi: Kulit punya bantalan lemak, ketebalan, serabut jaringan
penunjang yang dapat melindungi tubuh dari gangguan :
a) Fisis Atau Mekanis : Tekanan, Gesekan, Tarikan.
b) Kimiawi : Iritan Seperti Lisol, Karbil, Asam, Alkali Kuat
c) Panas : Radiasi, Sengatan Sinar UV
d) Infeksi Luar : Bakteri, Jamur
Beberapa macam perlindungan :
a) Melanosit: lindungi kulit dari pajanan sinar matahari dengan
mengadakan tanning (penggelapan kulit)
b) Stratum korneum impermeable terhadap berbagai zat kimia dan
air.
c) Keasaman kulit kerna ekskresi keringat dan sebum: perlindungan
kimiawo terhadap infeksi bakteri maupun jamur

7
d) Proses keratinisasi: sebagai sawar (barrier) mekanis karena sel
mati melepaskan diri secara teratur.
3. Fungsi Absorpsi: permeabilitas kulit terhadap O2, CO2, dan uap air
memungkinkan kulit ikut mengambil fungsi respirasi. Kemampuan
absorbsinya bergantung pada ketebalan kulit, hidrasi, kelembaban,
metabolisme, dan jenis vehikulum. PEnyerapan dapat melalui celah antar
sel, menembus sel epidermis, melalui muara saluran kelenjar.
4. Fungsi Ekskresi: mengeluarkan zat yang tidak berguna bagi tubuh seperti
NaCl, urea, asam urat, dan amonia. Pada fetus, kelenjar lemak dengan
bantuan hormon androgen dari ibunya memproduksi sebum untuk
melindungi kulitnya dari cairan amnion, pada waktu lahir ditemui sebagai
Vernix Caseosa.
5. Fungsi Persepsi => kulit mengandung ujung saraf sensori di dermis dan
subkutis. Saraf sensori lebih banyak jumlahnya pada daerah yang erotik.
6. Fungsi Pengaturan Suhu Tubuh (termoregulasi): dengan cara
mengeluarkan keringat dan mengerutkan (otot berkontraksi) pembuluh
darah kulit. Kulit kaya pembuluh darah sehingga mendapat nutrisi yang
baik. Tonus vaskuler dipengaruhi oleh saraf simpatis (asetilkolin). Pada
bayi, dinding pembuluh darah belum sempurna sehingga terjadi
ekstravasasi cairan dan membuat kulit bayi terlihat lebih edematosa
(banyak mengandung air dan Na)
7. Fungsi Pembentukan Pigmen: karena terdapat melanosit (sel pembentuk
pigmen) yang terdiri dari butiran pigmen (melanosomes)
8. Fungsi Keratinisasi: Keratinosit dimulai dari sel basal yang mengadakan
pembelahan, sel basal yang lain akan berpindah ke atas dan berubah
bentuknya menjadi sel spinosum, makin ke atas sel makin menjadi gepeng
dan bergranula menjadi sel granulosum. Makin lama inti makin
menghilang dan keratinosit menjadi sel tanduk yang amorf. Proses ini
berlangsung 14-21 hari dan memberi perlindungan kulit terhadap infeksi
secara mekanis fisiologik.
9. Fungsi Pembentukan Vitamin D: kulit mengubah 7 dihidroksi kolesterol
dengan pertolongan sinar matahari. Tapi kebutuhan vit D tubuh tidak

8
hanya cukup dari hal tersebut. Pemberian vit D sistemik masih tetap
diperlukan

9
Asuhan Keperawatan Sistem Integumen
1. Pengkajian Umum
a. Identitas atau data demografi
Identitas yang dikaji meliputi nama, usia, jenis kelamin, pekerjaan
yang sering terpapar sinar matahari secara langsung, tempat tinggal
sebagai gambaran kondisi lingkungan dan keluarga, dan keterangan
lain mengenai identitas pasien.
b. Keluhan Utama
Ada beberapa keluhan yang dirasakan oleh pasien yang mengalami
gangguan pada sistem integumen, terdapat keluhan secara umum
diantaranya gatal-gatal, terasa terbakar, nyeri, badan panas, mual
muntah, malaise.
c. Riwayat Penyakit Sekarang
Biasanya didahului oleh adanya lesi berupa pembesaran pada kulit.
Keluhan pembesaran tersebut biasanya bersifat lambat, tetapi
beberapa lesi membesar dengan cepat, pasien juga merasa malu,
menggaruk-garuk kulit, kulit tampak luka, suhu meningkat,
d. Riwayat penyakit dahulu
Berisi tentang kapan terjadinya penyakit kulit yang diderita, apakah
ada keluhan yang paling dominan seperti sering gatal/ menggaruk
pada area mana, ada lesi pada kulit penyebab terjadinya penyakit, apa
yang dirasakan klien dan apa yang sudah dilakukan untuk mengatasi
sakitnya sampai pasien bertemu perawat yang mengkaji.
e. Riwayat penyakit keluarga
Apakah ada anggota keluarga mempunya riwayat penyakit menular,
seperti akibat infeksi jamur, virus, atau bakteri
2. Pola fungsi kesehatan
a. Pola Persepsi
Menggambarkan Persepsi pemeliharaan dan penanganan
kesehatan persepsi terhadap arti kesehatan,dan penatalaksanaan
kesehatan

10
b. Pola Nurtisi –Metabolik
Ditandai dengan penurunan pola makan karena adanya nyeri
sehingga nafsu makan menurun
c. Pola hygine
Ditandai dengan kurangnya menjaga kebersihan sehingga terjadi
infeksi pada kulit.
d. Pola Latihan-Aktivitas
Menggambarkan pola latihan, aktivitas, fungsi pernafasan
dan sirkulasi. Pentingnya latihan/gerak dalam keadaan sehat dan
sakit, pembatasan aktivitas atau kerja sehubungan dengan efek
proses penyakit.
e. Pola Kognitif Perseptual
Menjelaskan Persepsi sensori dan kognitif. Pola persepsi
sensori meliputi pengkajian fungsi penglihatan, pendengaran,
perasaan, pembau dan kompensasinya terhadap tubuh.
f. Pola Istirahat-Tidur
Gejala : badan terasa panas, gelisah, merasa gatal, nyeri,
penbatasan aktivitas/ kerja sehubungan dengan efek proses
penyakit
g. Pola Konsep Diri-persepsi Diri
Menggambarkan sikap tentang diri sendiri dan persepsi
terhadap kemampuan. Kemampuan konsep diri antara lain
gambaran diri, harga diri, peran, identitas dan ide diri sendiri. Pada
klien dengan gangguan kulit biasanya merasa malu atau minder
dengan gambaran dirinya.
h. Pola Peran dan Hubungan
Menggambarkan dan mengetahui hubungan dan peran klien
terhadap anggota keluarga dan masyarakat tempat tinggal klien
Pekerjaan.
i. Pola Reproduksi/Seksual
Menggambarkan kepuasan atau masalah yang actual atau
dirasakan dengan seksualitas. Dampak sakit terhadap seksualitas,

11
riwayat haid,pemeriksaan mamae sendiri, riwayat penyakit hub
sex.
j. Pola Pertahanan Diri (Coping-Toleransi Stres )
Menggambarkan kemampuan untuk menanngani stress dan
penggunaan system pendukung penggunaan obat untuk menangani
stress. Biasanya klien memilih untuk menyendiri dan tidak mau
berbaur dengan teman dekatnya.
k. Pola Keyakinan Dan Nilai
Menggambarkan dan Menjelaskan pola nilai, keyakinan
termasuk spiritual. Menerangkan sikap dan keyakinan klien dalam
melaksanakan agama yang dipeluk dan konsekuensinya.klien
biasanya tidak dapat melaksanakan beribadah dengan baik hal ini
bisa disebakan karena adanya nyeri di bagian sekujur tubuh klien.
3. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik pada kulit, rambut dan kuku adalah inspeksi dan
palpasi. Sistem integument meliputi kulit, rambut, dan kuku. Sistem ini
berfungsi memberikan proteksi eksternal bagi tubuh, membantu dalam
proses pengaturan suhu tubuh, sebagai sensor nyeri, dan indera peraba.
Inspeksi: Pada pasien dengan gangguan sistem integumen secara
umum kulit dikaji dengan mengamati warna, kekeringan, adanya lesi,
vaskularitas, mobilitas, edema yang mungkin terjadi.
Palpasi: Untuk palpasi secara umum dikaji dengan perabaan pada kulit
mencangkup kelembapan tekstur kulit, kasar atau halus, elestisitas kulit.
Tugor kulit akan kembali dalam waktu < 2 detik (normal), jika di
temukan piting edema pada daerah yang di tekan akan tampak bekas
jari pemeriksa dan akan kembali dengan lambat (>2detik).

1. Dekubitus
Inspeksi kulit: Warna menghitam (dipengaruhi oleh aliran darah,
oksigenasi, suhu badan dan produksi pigmen), edema, Integritas, Yang
harus diperhatikan yaitu lokasi, bentuk, warna, distribusi, apakah ada
drainase atau infeksi.

12
Palpasi kulit: Yang perlu diperhatikan yaitu lesi pada kulit, kelembaban,
suhu, tekstur atau elastisitas, turgor kulit.
2. Ca kulit (melanoma)
Inspeksi: adanya warna hitam kebiruan, kelabu kebiruan, merah kebiruan,
disekitar lokasi melanoma terdapat adanya lesi, tonjolan, dan lekukan yang
tidak merata, terdapat adanya pembesaran sekitar melanoma.
Palpasi : terdapat nyeri tekan, terabanya tonjolan pada ,melanoma./
3. Kusta
Inspeksi : Terdapat kelainan berupa hipopigmentasi (seperti panu), bercak
eritem (kemerah-merahan), adanya nodul (benjolan).
Palpasi : yang perlu diperhatikan Jika ada kerusakan fungsi otonom terjadi
gangguan kelenjar keringat, kelenjar minyak dan gangguan sirkulasi darah
sehingga kulit kering, tebal, mengeras dan pecah-pecah.
4. Dermatitis
Inspeksi : kulit Nampak seperti bersisik, bercak eritem/
kemerahan,terdapat lesi,
Palpasi : Biasanya terdapat nyeri tekan nyeri tekan
5. Scabies
Inspeksi : Adanya perubahan warna yaitu putih atau keabu-abuan,
berbentuk garis lurus atau berkelok, rata-rata panjang 1cm, ditemukan
papul atau vesikel, tampak ruam dibagian yaitu sela-sela jari tangan,
pergelangan tangan bagian volar, siku bagian luar, lipat ketiak bagian
depan, aerola mammae (wanita) dan lipat glutea, umbilicus, bokong,
genitalia eksterna (pria), dan perut bagian bawah. Pada bayi dapat
menyerang bagian telapak tangan dan telapak kaki bahkan seluruh
permukaan kulit. Pada remaja dan orang dewasa dapat timbul pada kulit
kepala dan wajah.
Palpasi : terdapat nyeri tekan, dan apabila diraba terasa panas.

13
4. Pemeriksaann Diagnostic
a. Pemeriksaan pengerokan kulit
Sampel jaringan di kerok dari lokasi lesi jamur yang di curigai.
Pengerokan ini di lakukan dengan mata pisau scalpel yang sudah di
basahi dengan minyak sehingga jaringan kulit yang di kerok melekat
pada mata pisau tersebut. Bahan hasil kerokan di pindahkan ke sebuah
slide kaca, tutup dengan kaca objektif dan kemudia di periksa ke
bawah mikroskop.
b. Pemeriksaan apus tzanck.
Tes ini di lakukan untuk memeriksa sel-sel dari kulit yang mengalami
pelepuhan, seperti herpes zoster, varisela, herpes simpleks dan semua
bentuk pemfigus. Secret dari lesi yang di curigai di oleskan pada slide
kaca, di warnai dan di periksa.
1) Indikasi: Herpes zoster,varisella, herpes simplek dan semua
bentuk pemfigus, Secret dari lesi yang dicurigai dioleskan pada
slide kaca diwarnai dan periksa.
2) Prosedur Tindakan:
 Vesikel utuh, maupun yang baru, pada bagian atas vesikel
diambildan dasarnya dikerok dengan skalpel atau kuret kecil
 Debris diapuskan pada sediaan yang telah diberi label dan
dikirim untuk pemeriksan sitologis
3) Evaluasi: Adanya sel multinuklear besar dapat menegakkan
diagnosis infeksi virus seperti herpes simpleks atau infeksi herpes
zoster
c. Pemeriksaan cahaya wood.
Tes ini bergantung pada lampu khusus untuk memproduksi
cahanya ultraviolet gelombang-panjang (black light) yang akan
menghasilkan sinyal berpendar warna ungu-gelap yang has. Warna
sinar berpendar ini terlihat paling jelas pada kamar yang gelap di
gunakan untuk membedakan lesi serta hiperpigmentasi dengan kulit
yang normal. Kepada pasien harus di jelaskan bahwa cahaya tersebut
tidak berbahaya bagi kesehatan kulit maupun mata.

14
1) Indikasi
 Mendeteksi jamur superfisial dan infeksi bakteri kulit
 Menggmabarkan gangguan pigmentasi dengan pencahayaan
kadar kontras antara lesi dan warna kulit normal
 Mengaksentuasi kontras antara area hipopigmentasi dan area
total amelanotik
2) Hasil: Merupakan sumber sinar ultraviolet yang difilter dengan
nikel oksida, digunakan untuk memperjelas 3 gambaran penyakit
kulit :
 Organisme tertentu penyebab bercak-bercak jamur
(ringworm), pada kulit kepala memeberikan fluoresensi hijau
(berguna untuk menentukan diagnosis awal dan membantu
dalam memantau terapi.
 Organisme yang berperan dalam terjadinya eritrasma
memberikan fluoresensi merah terang.
 Beberapa kelainan pigmen lebih jelas terlihat-terutama
bercak-bercak pucat pada sklerosis tuberosa dan tanda cafẽ-
au-lait pada neurofibromatosa.
d. Biopsi kulit
Biopsi kulit yang bertujuan untuk mendapatkan jaringan bagi
pemeriksa misrokropik di lakukan lewat eksisi. Dengan scalpel atau
menusukkan dengan alat khusus (skin punch) biasakan mengambil
sedikit bagian tengah jaringan. Biopsi dilakukan terhadap nodul kulit
yang asalnya tidak jelas untuk menyingkirkan kemungkinan
malignitas dan terhadap plak dengan bentuk serta warna yang tidak
lazim, biopsi kulit memastikan diaknosis yang tepat pada pembentuan
lepuh dan kelainan kulit lainnya.
1) Indikasi
Nodul asal nya tidak jelas (mencegah malignitas), warna
dan bentuk tidak lazim. Pembentukan lepuh, Kanker, Kelainan
bulosa Infeksi – infeksi seperti TBC dan Lepra

15
a. Biopsi insisi/eksisi:
1) Butuh sampel cukup besar ukurannya
2) Untuk mengangkat lesi yg sangat besar
3) Pemberian anestesi lokal: lidoakain (lignokain) 1-2%, adrenalin
(epinefrin) 1:10.000 untuk mengurangi perdarahan
4) Utk diagnostik: Buat 2 sayatan yang berbentuk elips. Pastikan
bahwa sediaan tadi diambil melewati tepi lesi, beserta tepi dari
kulit yang normal sekitar lesi. Untuk eksisi yang menyeluruh.
Perluas elips yang mengelilingi keseluruhan lesi ;pastikan tepi
eksisi memotong vertikal dan tidak miring ke arah tumornya.
Perbaiki kerusakan yang ditimbulkan Kedua tepi, baik karena
biopsi insisi maupun eksisi, dirapatkan satu sama lain dengan
jahitan. Untuk memberikan hasil kosmetik yang terbaik pakailah
benang yang sehalus mungkin contoh benang mono filamen
sintesis yaitu prolen.
5) Bila diperkirakan terdapat tegangan yang kuat pada garis jahitan
pertimbangkan untuk meminta saran ahli bedah plastik/ bedah
kulit
b. Punch biopsy
1) Lebih cepat, namun hanya memperoleh sampel yang kecil
2) Hanya cocok untuk biopsi diagnostik/mengangkat lesi yang kecil.
3) Lakukan anastesi local
4) Tusukkan pisau biopsi ke dalam lesi dan lakukan gerakkan
melingkar
5) Tarik ke atas jaringan di tengah irisan tadi dan pisahkan dengan
menggunakan gunting atau scalpel
6) Atasi perdarahan dengan perak nitrat atau dengan jahitan kecil
7) Cukur (Shave)
Mengambil contoh jaringan dari epidermis dan secara umum
bagian atas dari dermis dengan menggunakan instrumen, yaitu
pisau untuk mengambil lesi/spesimen disekitar daerah jaringan
kulit untuk diagnosis atau terapi

16
l. Imunofluorensensi (IF)
Untuk mengidentifikasi lokasi suatu reaksi imun, peneriksaan IF
mengkombinasikan anti gen atau anti bodi dengan zat warna
fluorokrom (anti bodi dapat di buat berpendar dengan mengikatnya
pada zat warna). Tes IF pada kulit (direct IF test) merupakan
tekhnik pemeriksaan untuk mendeteksi autoantibody terhadap
bagian-bagian kulit. Indirect IF test mendeteksi antibody yang
sefesific dalam sirum pasien.
m. Patch test
Di lakukan untuk mengenali subtansi yang menimbulkan alergi
pada pasien, meliputi aplikasi allergen yang di curigai pada kulit
normal di bawah plester khusus (occlusive ptches) jika terjadi
dermatitis, gejala kemerahan, tonjolan halus dan gatal-gatal di
anggap sebagai reaksi positif lemah. Blister yang halus, papula dan
gatal-gatal yang hebat menunjukkan reaksi positif tegang,
sementara blister (bullae) nyeri serta ulsrasi menunjukkan reaksi
positif kuat penjelasan yang di berikan kepada pasien sebelum dan
sesudah pelaksanaan patch tes mmencakup hal-hal berikut:
1. Jangan menggunakan obat sejenis kortison selama satu minggu
sebelum tanggal pelaksanaan tes.
2. Sampel masing-masing bahan tes dalam jumlah yang sedikit di
bubuhkan pada plester berbentuk cakram.

1) Penatalaksanaan Farmakologi
a. Terapi farmakologi
Menurut fauzi kasim(2017) Pengobatan penyakit kulit yang di sebabkan
oleh jamur, bakteri, ataupun virus dapat diobati dengan topical ataupun oles
namun jika penyakitnya meluas dapat di obati dengan oral.

17
a. Obat topikal untuk kulit
No Golongan Nama obat Keterangan
1. Antiakne Acnosil  Kandungan: tretinoin 0,1% dan
0,05%
 Indikasi: pengobatan topikal
aknevulgaris, pengurangan
komedo, papel dan postul
 Dosis: oleskan secukupnya pada
kulit satu kali pada waktu akan
tidur
 Sediaan: 10g krim
2. Anti Bakteri Bravodoremn  Kandungan: fluosinolon asetonide
0,2mg dan neomisin sulfat 5mg/g
 Indikasi: dermatitis yang terinfeksi
oleh kuman yang peka terhadap
neomisin / yang tampak pada ada
infeksi sekunder
 Kontra indikasi: hipersensitifitas
terhadap kandungan obat ini.
Gangguan kulit yang disebabkan
oleh infeksi akut, tuberkulosis,
herpes simplek, virus, varicella,
hindari pemakaian yang lama atau
wanita hamil.
 Perhatian: hindari penggunaan
daerah dengan luka terbuka,
penggunaan jangka panjang,
hentikan pengobatan jika terjadi
reaksi sensitasi dan iritasi
 Dosis: sehari, 2 – 3 x sehari,
oleskan tipis pada bagian yang

18
sakit
 Sediaan: tube 5g krim

3 Antifungi Citotilin  Kandungan: zinci oksidum 125mg,


kamfer 6,25mg, asam benzoat
30mg
 Indikasi: sebagai obat penyakit
kulit yang disebabkan oleh jamur
dan parasit seperti eksim, panu,
kadas, kurap, micosis, psoriasi.
 Perhatian: hanya untuk pemakain
luar tubuh bukan untuk bayi
 Dosis: di oleskan pada tempat yang
sakit 3-4 kali sehari
 Sediaan: botol 8g

4 Antisekabies aloxid  Kandungan: minoksidil


 Indikasi: alopesia seperti gatal,
kulit kering, eritema, ruam kulit,
rasa panas terbakar
 Perhatian: iritasi pada mata, hindari
kontak dengan kulit yang lecet
 Dosis: oleskan satu ml pada area
yang membutuhkan sehari 2 x
maksimal 2ml

19
b. Obat oral
No Golongan Nama obat Keterangan

1. Antijamur Grisefulvin  Manfaat: mengobati infeksi jamur


 Sediaan: tablet
 Indikasi: infeksi jamur di kulit
kepala, selangkangan, lipatan paha
dan kuku.
 Kontra indikasi: hipersensitifitas,
wanita yang sedang hamil
 Dosis: orang dewasa(0,5-1g/hari),
anak > 2 tahun (10mg/kgBB/hari)
 Efek samping: gangguan fungsi
hati, ruam kulit, diare, nyeri ulu hati
dan mual muntah.
2 Antijamur Terbinafin  Manfaat: mengatasi infeksi jamur
 Sediaan: tablet dan krim
 Dosis: dewasa (250mg 1x/hari),
untuk tinia cruris 2-4 minggu untuk
tenea corporis 4 minggu, tinia pedis
2-6 minggu dan untuk jamur kuku
6-12 mingu
 Manfaat: mengatasi infeksi jamur
 Indikasi: infeksi jamur di kulit
kepala, kuku tangan dan kaki
3. Antijamur ketoconazole  Manfaat: menangani infeksi jamur
dan mengatasi ketombe
 Sediaan: tablet 200mg
 Indikasi: infeksi jamur pada kulit
misal kurap pada kaki, badan
lipatan paha, panu, dermatitis
seboroik, ketombe

20
 Kontra indikasi: hipersensitifitas
dan ibu hamil
 Dosis: 200mg/hari bagi orang
dewasa
 Efek samping: mual, diare, sakit
kepala, sakit perut, ruam atau iritasi
kulit perih pada kulit.

1. Keperawatan
 Melakukan promosi kesehatan mengenai tanda dan gejala
penyakit kulit, dan bagaimana cara melakukan perawatan kulit,
pemilihan kosmetik sesuai dengan kondisi kulit, diet makanan,
menjaga emosi, dan disarankan untuk tidak menyentuh area
yang terkena luka.
 Memberikan edukasi mengenai penggunaan air mengalir saat
mandi untuk menghindari iritasi dengan sabun (pewarna,
pewangi, bahan pengawet)
 Memberikan edukasi untuk Menghindari detergen yang dapat
membuat iritasi pada kulit. Menghindari detergen laundry
karena dapat mengandung allergen
 Memberikan edukasi untuk mengeringkan kulit dengan handuk
kering yang halus, serta tidak menggunakan handuk secara
tidak bergantian ataupun bbergiliran memperhatikan pewarna,
pewngi dan bahan pengawet) 3 menit setelah mandi
 Melakukan kompres basah pada lesi dermatitis yang
mempunyai tujuan untuk mengeringkan lesi dermatitis yang
basah dan dengan dermatitis dengan infeksi bakteri. Cara
pengobatanyya adalah menggunakan kasa steril 3-5 lapis yang
dimasukkan kedalam cairan kompres Nacl 0,9% lalu diperas
1,2 basah dan diletakkan pada lesi. Bila kasa hamper kering
dapat ditetesi cairan, kompres beberapa kali selama 10-15

21
menit. Kompres dilakukan 2-3 kali dalam sehari sampai lesi
mongering dan bersih (Retno Danarti, 2014)
 Pecucian sesegea mugkin papa are yang terpapar agen ritasi
akan mengurangi waktu kontak agen iritasi dengan kulit, dan
jika terjai respon kulit, hal ini akan membantu unuk mencegah
penyebaan dermatitis
 Penggunaan baju pelindung, sarung tangan, dan peralatan
proteksi lainnya akan mengurangi pemapaan iritasi dan
sebaiknya penggunaan alat proteksi diganti secara periodik
1) Komplementer
 Lidah buaya
Kandungan yang ada di lidah buaya adalah Vitamin,
Mineral. Asam amino. Niacin, Asam folat, Vitamin E, Vitamin
C, Vitamin B1, B2, B6, dan B12, Vitamin A, Enzim aktif.
Tanaman herbal ini memiliki beberapa khasiat yang baik untuk
kulit. Jenis ini juga sangat aman untuk kulit bayi, karena tidak
memiliki efek samping. Berikut beberapa khasiat dari tanaman
ini :
 membantu pengobatan penyakit kulit seperti gatal atau
alergi, luka bakar, psoriasis.
 Mengkonsumsi jus lidah buaya akan membantu
mengatasi kulit keriput.
 Digunakan sebagai pelembab yang bagus untuk
menyembuhkan masalah kulit.
 Lidah buaya juga sangat membantu dalam
menenangkan rasa sakit yang muncul akibat gigitan
serangga, lecet, dan luka bakar dan lain-lain
(Joe Indrade, 2017)

22
5. Terapi Diet Pada Sistem Integumen
a. Jenis nutrisi yang diperlukan untuk kesehatan kulit normal
 Selenium
Membantu menjaga kesehatan rambut dan kuku,
meningkatkan imunitas, bekerja sama dengan vitamin E untuk
melindungi sel dari kerusakan.(Bawang putih, kacang brasil,
daging, telur, unggas, hasil laut).
 Beta-carotene
Memelihara kulit sehat, membantu mencegah infeksi dan
kebutaan malam, mendorong pertumbuhan dan perkembangan
tulang. (wortel, tomat, bayam, brokoli, kentang manis dan labu
kuning.)
 Vitamin E
Berguna sebagai pelindung dari esensi lemak dalam sel
darah merah dan membranes sel. merupakan antioksidan lain
yang bisa mencegah kerusakan kulit akibat sinar matahari.
Vitamin ini juga berperan sebagai antiperadangan dan
menguatkan sistem kekebalan tubuh. (Peanut butter, kacang-
kacangan, biji-bijian, minyak nabati dan mentega, gandum
kuman, alpukat). Vitamin yang sering disebut-sebut sangat
penting untuk kulit ini bisa ditemui di sayuran hijau berdaun,
vitamin E juga dikandung oleh kacang tanah, paprika merah,
buah zaitun, beras merah, apel, whole grain, ubi jalar dan
polong-polongan.Vitamin E dapat mengurangi risiko penyakit
dengan kandungan antioksidannya, memerangi kerusakan akibat
zat radikal bebas dan berpotensi untuk memperlambat penuaan.
bisa mencegah kerusakan kulit akibat sinar matahari.Vitamin ini
juga berperan sebagai antiperadangan dan menguatkan sistem
kekebalan tubuh
 Vitamin A
Sangat penting karena kandungan antioksidannya yang
membantu mengurangi resiko penyakit tertentu termasuk

23
kanker. Antioksidan juga membantu mencegah infeksi serta
mendukung pertumbuhan dan perbaikan sel-sel, jaringan kulit.
Membantu menjaga kelembaban lapisan kulit bawah.
Kekurangan vitamin A bisa menyebabkan kulit kering, gatal dan
kehilangan elastisitas.
 Vitamin B Kompleks (riboflavin, niacin, B-6, B-12 dan
biotin)
Paling banyak terkandung di whole grain dan sereal whole
grain, juga produk-produk sereal serta biji-bijian yang
diperkaya. Jika tidak terlalu suka sereal bisa juga mendapatkan
vitamin ini pada beras, oatmeal, biji bunga matahari, ikan, telur,
hati dan produk susu rendah lemak.Vitamin B Klompeks
berguna untuk mengurangi rasa kering dan gatal di kulit.
Kekurangan vitamin B dapat menyebabkan kulit kering,
mengelupas dan sensitif. Riboflavin atau vitamin B-2 juga dapat
ditemukan di daging, kacang-kacangan dan sayuran hijau
berdaun. Sedangkan niacin dapat pula diperoleh dari unggas,
ikan, daging sapi, mentega kacang dan polong-polongan.
 Vitamin C
Juga bisa didapat dari jeruk, buah beri,paprika,kentang,
bawang putih, bawang bombay, sayur hijau atau hijau gelap
berdaun (bayam), apel, kubis, kecambah dan melon. Vitamin C
penting karena kandungan antioksidannya, juga efek
antihistamin, dapat mencegah infeksi kulit dan menyembuhkan
luka, memproduksi kolagen dan elastin untuk mengencangkan
kulit, mendukung gusi yang sehat dan pembuluh darah yang
lentur.Kekurangan vitamin C dapat menyebabkan gigi goyah,
gusi bengkak, pendarahan berlebihan dan luka yang tidak
sembuh-sembuh.
 Zinc
Dapat ditemukan pada daging, hidangan laut, telur, susu.
Zinc juga bisa didapat dari buah aprikot, bawang bombay kokoa.

24
Zinc penting untuk pertumbuhan dan kesehatan kulit secara
keseluruhan, karena nutrisi ini bekerja dengan vitamin A untuk
menjaga dan memperbaiki kulit, mendukung kekuatan,
elastisitas dan kekencangan kulit.Zinc juga mendukung
pertumbuhan jaringan sehingga memegang peranan penting
pada banyak fungsi tubuh. Kekurangan nutrisi ini dapat
menyebabkan kita mudah terkena infeksi.
 Asam lemak esensial
Seperti omega-3 dan omega-6 membantu memproduksi
lapisan minyak pelindung alami kulit serta mencegah
munculnya jerawat. Sumber lemak esensial ini dari minyak
zaitun dan canola oil, biji rami, kenari, serta jenis ikan seperti
salmon, sarden dan makarel.
b. Terapi Diet Karotenoid
Menurut jurnal Georgia S. Bixley (2018) Sayuran Buah
karotenoid diet penilaian diet warna kulit. Karotenoid dari deposit
konsumsi Fruit atau Vegetable di kulit dan jaringan adiposa,
berkontribusi terhadap perubahan warna kulit. Konsumsi buah dan
sayuran secara teratur mendukung berat badan yang sehat, dan
seperti yang ditunjukkan oleh bukti epidemiologis, sangat penting
dalam pencegahan penyakit kronis. Karotenoid adalah senyawa
larut lemak berpigmen merah, oranye dan kuning yang ditemukan
dalam berbagai buah dan sayur. Karena mereka berasal dari
tanaman, hampir semua karoten dalam makanan manusia
dikonsumsi sebagai komponen buah dan sayur. Karena mereka
tidak dapat disintesis oleh manusia, senyawa ini mewakili
biomarker potensial dari asupan buah dan sayur. Karotenoid diet
yang paling umum adalah alfa-karoten, beta-karoten, likopen, dan
kombinasi lutein-zeaxanthin.
Karotenoid diet terakumulasi dalam kulit dan status
karotenoid. manusia secara tradisional telah diukur dengan
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi baik dari jaringan yang dipotong

25
atau sampel plasma . Namun, sifat invasif dan memakan waktu dari
metode ini tidak menjadikannya sebagai langkah praktis dari
asupan karotenoid atau asupan buah dan sayur. Karena mereka
menumpuk di kulit (14) penilaian kulit kuning dan kemerahan
dapat digunakan untuk memperkirakan status karotenoid.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sistem Integumen pada manusia adalah terdiri dari kulit, kuku, rambut,
kelenjar keringat, kelenjar minyak dan kelenjar susu.Anatomi Sistem
Integumen pada Manusia kulit tersusun atas tiga lapisan, yaitu : Epidermis,
Dermis, Skin Appendages atau /Struktur asesoris kulit dan Warna Kulit
Kulit memiliki banyak fungsi, yang berguna dalam menjaga
homeostasis tubuh. Fungsi-fungsi tersebut dapat dibedakan menjadi : fungsi

26
proteksi, absorpsi, ekskresi, persepsi, pengaturan suhu tubuh (termoregulasi),
dan pembentukan vitamin D.
Gangguan Pada Sistem Integumen Manusia diantaranya yaitu Kanker
Kulit, penyakit pupus, Rubeola atau Penyakit Campak, Jerawat, Hemangioma,
Cold Sore (Herpes Simplex Virus), Psoriasis, Rosacea, Seborrheic Eczema
(Eksim Seborrheic), dan Hives atau Urticaria (Gatal Alergi).

B. Saran
Makalah ini hanya mencakup materi-materi umum Sistem Integumen
sehingga masih diperlukan referensi-referensi lain dalam menyusun makalah
maupun pembuatan tugas.

Daftar Pustaka

Black, M. J, Hawks. 2014. Keperawatan Medikal Bedah: Manajemen


Klinis untuk Hasil yang Diharapkan Edisi 8 Buku 2. Elsevier: Singapura
Brown, RG, Tony Burns. Dermatologi Edisi 8. Jakarta: EMS
Journal Of Georgia A. Bixley. 2018. Skin Colour Predicts Fruit And
Vegetable Intake In Young Caucasion Men: A. Cross Sectional Study. Australia.
Elservier
Kee, Joyce LeFever. 2008. Pedoman Pemeriksaan laboratorium &
Diagnostik. Jakarta: EGC

27
Lee. 2013. Penyebab, Gejala, Dan Pengobatan Penyakit Kudis Atau
Kudisan. Jakarta: EGC
Syaifudin. 2011. Anatomi Fisiologi. Jakarta: Egc
Kasim, fauzi. 2017. ISO(informasi spesialite obat). Jakarta: PT. ISFI
Brunner & suddart, Suzanne C. smeltzer, Brenda G. 2004. Keperaatan
medical bedah. Jakarta: ECG

28

Das könnte Ihnen auch gefallen