Sie sind auf Seite 1von 11

Jurnal Anestesiologi Indonesia

TINJAUAN PUSTAKA
Pengukuran CVC pada pasien Sepsis, Apakah terdapat keuntungan?

Measurement of CVC on Septic condition, is there any benefit ?

Charismaulana Oloan Harahap *, Johan Arifin*

* Bagian Anestesi dan Terapi Intensif Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi,
Semarang
Korespondensi/ Correspondence: charis.harahap@gmail.com

ABSTRACT
Sepsis is the leading cause of death in the United States 10. Approximately
751,000 cases of severe sepsis per year in the United States, with a mortality rate of
28.6% at an annual cost of nearly 167 million US dollars. Sepsis is also happening
around the world with an average of 18 million cases of severe sepsis occur each year,
killing about 1400 people every day and causing health costs of US $ 9.4 billion in
European countries
The guidelines of the Surviving Sepsis Campaign for management of severe
sepsis and septic shock was published in 2004. The emphasis of these guidelines are
aimed at the achievement of the initial resuscitation of early goal-directed therapy
(EGDT).
Central venous pressure is generally more useful to help determine the cause of
an issue than it detects a problem in hemodynamic monitoring. CVP measure pressure
in the right atrium can describe the end-diastolic pressure or end diastolic pressure
(EDP). Ventricular preload is more closely associated with ventricular end-diastolic
volume or ventricular end diastolic (EDV) compared to the pressure, it is therefore
important to know the relationship between EDP and EDV, where this relationship
depends on the compliance of the ventricles.
Measurement of CVP and pulmonary artery occlusion pressure (PAOP) is a
measurement of static, in contrast to pegukuran dynamic as pulse pressure variaton
(PPV), systolic pressure variation (SPV) or stroke volume variation (SVV),
echocardiography vena-cava diameter and esophageal Doppler aortic blood flow
changing during breathing, this has resulted in a dynamic measurement is more
representative to predict in terms of adequacy of fluid in the patient. Measurement of
static nature does not describe the adequacy of fluid in the patient.
The changes in 2015 by the leadership of the Surviving Sepsis Campaign stated
that the installation of CVC to monitor central venous pressure (CVP) and oxygen

Volume VIII, Nomor 1, Tahun 2016


48 Volume VIII, Nomor 1, Tahun 2016
Terakreditasi DIKTI dengan masa berlaku 3 Juli 2014 - 2 Juli 2019
Dasar SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 212/P/2014
Jurnal Anestesiologi Indonesia

saturation of central venous (ScvO2) is not mandatory in all patients with septic shock
who have received antibiotics and fluid resuscitation

ABSTRAK
Sepsis adalah penyebab utama 10 kematian di Amerika Serikat. Sekitar
751.000 kasus sepsis berat per tahun terjadi di Amerika Serikat, dengan angka
kematian 28,6% dengan biaya tahunan hampir 167 juta US dollar. Sepsis juga terjadi
seluruh dunia dengan rata-rata 18 juta kasus sepsis berat terjadi setiap tahun, yang
menewaskan sekitar 1400 orang setiap hari dan menimbulkan biaya kesehatan dari
US $ 9,4 miliar di negara-negara Eropa
Pedoman dari The Surviving Sepsis Campaign untuk pengelolaan berat sepsis
dan syok septik diterbitkan pada tahun 2004. Penekanan dari pedoman tersebut yaitu
resusitasi awal yang bertujuan tercapainya early goal-directed therapy (EGDT) .
Tekanan vena sentral secara umum lebih berguna untuk membantu
menentukan penyebab dari suatu masalah daripada mendeteksi suatu masalah pada
pemantauan hemodinamik. CVP mengukur tekanan pada atrium kanan yang bisa
menggambarkan tekanan akhir diastolik atau end diastolic pressure (EDP). Preload
ventrikel lebih erat kaitannya dengan volume akhir diastolik ventrikel atau end
diastolic ventricle (EDV) dibandingkan tekanannya, karena itu penting untuk
mengetahui hubungan antara EDP dan EDV, di mana hubungan ini tergantung dari
compliance ventrikel.
Pengukuran CVP dan pulmonary artery occlusion pressure (PAOP)
merupakan pengukuran yang bersifat statis, berbeda dengan pegukuran yang bersifat
dinamis seperti pulse pressure variaton (PPV), systolic pressure variation (SPV) atau
stroke volume variation (SVV), echocardiography vena-cava diameter dan esophageal
Doppler aortic blood flow yang selalu berubah pada saat bernafas, hal ini
mengakibatkan pengukuran yang bersifat dinamis lebih representatif untuk
memprediksi dalam hal kecukupan cairan pada pasien. Pengukuran yang bersifat
stastis tidak menggambarkan kecukupan cairan pada pasien.
Perubahan tahun 2015 berdasarkan The leadership of the Surviving Sepsis
Campaign menyatakan bahwa pemasangan CVC untuk memonitor tekanan vena
sentral (CVP) dan saturasi oksigen vena sentral (ScvO2) bukan suatu keharusan pada
semua pasien dengan syok sepsis yang sudah mendapatkan pemberian antibiotik dan
resusitasi cairan

PENDAHULUAN vena cava superior. CVP diukur


Tekanan vena sentral (CVP) (biasanya per jam) di hampir semua
adalah tekanan dari atrium kanan atau pasien di ICU di seluruh dunia, pada

Volume VIII, Nomor 1, Tahun 2016 49


Jurnal Anestesiologi Indonesia

pasien gawat darurat, serta pada pasien critical ill membutuhkan waktu yang
yang menjalani operasi besar. CVP lama dan fleksibel. Kateter intravena
sering digunakan sebagai dasar untuk berdiameter kecil yang bertempat di
membuat keputusan mengenai vena-vena perifer memiliki batas waktu
pemberian cairan atau diuretik. yang sebentar dan berpotensi
Guideline klinis internasional mengakibatkan inflamasi lokal dan
merekomendasikan penggunaan CVP trombosis. 3, 4
sebagai titik akhir resusitasi cairan. Inflamasi disebabkan oleh
Dasar untuk menggunakan CVP untuk mechanical injury pada pembuluh
panduan manajemen cairan berasal dari darah dan chemical injury disebabkan
dogma bahwa CVP mencerminkan obat-obatan yang dimasukkan melalui
volume intravaskular, khususnya secara pembuluh darah itu sendiri. Kejadian
luas diyakini bahwa pasien dengan trombosis berhubungan dengan aliran
CVP rendah menggambarkan volume cairan infus yang sedikit dan tingkat
yang kurang sementara pasien dengan viskositas darah yang dipicu oleh
CVP tinggi adalah volume berlebihan .1 inflamasi dan diperberat karena
Tekanan vena sentral secara diameter intravena yang kecil.
umum lebih berguna untuk membantu Pembuluh darah vena yang besar
menentukan penyebab dari suatu memiliki keunggulan dalam diameter
masalah daripada mendeteksi suatu dan aliran yang lebih besar. Diameter
masalah pada pemantauan yang lebih besar dapat dimasukkan
hemodinamik. CVP mengukur tekanan kateter intravena yang lebih besar dan
pada atrium kanan yang bisa multilumen, hal ini bertujuan agar lebih
menggambarkan tekanan akhir diastolik efisien dalam penggunaannya terhadap
atau end diastolic pressure (EDP). pasien. Aliran cairan infus yang lebih
Preload ventrikel lebih erat kaitannya besar dapat mengurangi kejadian
dengan volume akhir diastolik ventrikel trombosis. 4
atau end diastolic ventricle (EDV) Prinsip pemasangan kateter
dibandingkan tekanannya, karena itu vena sentral tidak memiliki
penting untuk mengetahui hubungan kontraindikasi absolut, walaupun
antara EDP dan EDV, di mana dilakukan pada pasien dengan
hubungan ini tergantung dari gangguan koagulasi. Indikasi utama
2
compliance ventrikel. pemasangan kateter vena sentral
ditujukan pada pasien-pasien di bawah
PERAN CENTRAL VENOUS ini, antara lain. 4
CATHETER (CVC) PADA PASIEN Pemasangan vena perifer yang
SEPSIS sulit (pasien dengan obesitas, pasien
Akses intravena pada pasien dengan intravenous drug abusers,

50 Volume VIII, Nomor 1, Tahun 2016


Jurnal Anestesiologi Indonesia

pasien agitasi yang tidak kooperatif) femoralis dapat secara akurat mengukur
Pasien yang mendapat obat- tekanan CVP intratorakal terkecuali
obatan vasokonstriktor, hypertonic pada pasien dengan tekanan
solutions (nutrisi parenteral) atau intraabdominal yang tinggi, namun
multiple parenteral medications tempat insersi di daerah ini berkaitan
(penggunaan kateter intravena dengan terjadinya peningkatan risiko
multilumen) trombosis vena dalam atau deep vein
Pasien yang mendapatkan thrombosis (DVT) dan kolonisasi
prolonged parenteral drug therapy bakteri 2, 4.
Pasien yang menjalani Sepsis adalah penyebab utama
hemodialisa, transversus cardiac 10 kematian di Amerika Serikat.
pacing, atau yang membutuhkan Sekitar 751.000 kasus sepsis berat per
monitoring hemodinamik invasif tahun terjadi di Amerika Serikat,
(kateter swan ganz pada arteri dengan angka kematian 28,6% dengan
pulmonal) biaya tahunan hampir 167 juta US
Pencegahan infeksi pemasangan dollar. Sepsis juga terjadi seluruh dunia
kateter vena sentral merupakan suatu dengan rata-rata 18 juta kasus sepsis
kewajiban bagi petugas kesehatan yang berat terjadi setiap tahun, yang
akan memasangnya. Pencegahan menewaskan sekitar 1400 orang setiap
infeksi dilakukan bertujuan untuk hari dan menimbulkan biaya kesehatan
meminimalisir kejadian catheter- dari US $ 9,4 miliar di negara-negara
related bloodstream infections yang Eropa 5.
erat dengan pasien dengan criticall ill Definisi sepsis adalah infeksi
dan sepsis. Langkah-langkah yang ditambah dengan tanda-tanda
pencegahan tersebut dirangkum respon inflamasi terhadap infeksi
menjadi sebuah kesatuan berupa central tersebut atau sering dikenal systemic
line bundle, antara lain yaitu 4. inflamatory respons syndrome (SIRS) 6,
7
Komplikasi pemasangan . SIRS ditandai oleh gejala Suhu > 38o
Central Venous Catheter (CVC) antara C atau < 36o C, Heart rate > 90 kali per
lain adalah pneumothorak, menit, Respiratory rate > 20 kali per
hematothorak, chylothorax, kerusakan menit atau PaCO2 < 32 torr, Lekosit >
vena atau struktur sekitarnya, trombosis 12 ribu atau < 4 ribu sel/mm3 atau >
vena, tromboflebitis, infeksi, embolisasi 10% immature form
kateter atau guidewire, aritmia jantung Dikatakan SIRS bila terdapat 2 atau
dan perdarahan 2. Tempat pemasangan lebih dari gejala di atas 7.
CVC bisa dilakukan pada vena Sepsis berat adalah sepsis
jugularis interna, vena subklavia dan ditambah dengan adanya bukti
vena femoralis. Kateter pada vena penghantaran oksigenasi ke jaringan

Volume VIII, Nomor 1, Tahun 2016 51


Jurnal Anestesiologi Indonesia

yang tidak adekuat (contohnya: mengakibatkan asidosis hiperkloremik,


perubahan status mental, oliguria, sedangkan koloid lebih mahal dan
peningkatan laktat dan hipotensi). Syok pemakaian jumlah besar dapat
septik adalah sepsis berat disertai mengakibatkan kejadian koagulopati,
hipotensi yang tidak memberikan disfungsi ginjal dan reaksi anafilaktik.
respon terhadap terapi cairan. Syok Rekomendasi penggunaan cairan koloid
septik adalah satu dari dua penyebab HES 130/0,4 dibatasi sebanyak 50 mL/
syok yang paling sering. kgBB/hari. Penggunaan koloid HES
Penatalaksanaannya antara lain dengan 200/0,5 sudah tidak disarankan karena
resusitasi, mencari penyebab, terapi berkaitan dengan peningkatan disfungsi
definitif dan adjuvan 6, 7. ginjal dan koagulopati, bila digunakan
Pedoman dari The Surviving volume yang diberikan sebanyak 33
Sepsis Campaign untuk pengelolaan mL/kgBB/hari. Kebanyakan cairan
berat sepsis dan syok septik diterbitkan koloid dikombinasikan dengan pelarut
pada tahun 2004. Penekanan dari NaCl, penggunaan dalam jumlah besar
pedoman tersebut yaitu resusitasi awal dapat meningkatkan kejadian asidosis
yang bertujuan tercapainya early goal- hiperkloremik dan koagulopati. Cairan
directed therapy (EGDT) yang penting koloid yang dilarutkan dalam lactated
untuk dokter jaga gawat darurat. Ringer’s solution dalam larutan
Pedoman tersebut menyatakan bahwa berimbang merupakan pilihan karena
resusitasi pasien dengan sepsis berat tidak mengakibatkan asidosis
10
atau sepsis yang disebabkan hipoperfusi hiperkloremik .
jaringan (hipotensi atau asidosis laktat) Severe Sepsis Bundle telah
harus dimulai segera setelah diagnosis diperbaharui dan disempurnakan pada
ditegakkan dan tidak boleh ditunda tahun 2012 sesuai dengan perubahan-
sampai masuk ke unit perawatan perubahan pada tahun pedoman
intensif (ICU) 5. internasional pengelolaan sepsis berat
Pilihan resusitasi cairan pada dan syok septik. Perubahan dari versi
pasien sepsis adalah kristaloid, sebelumnya yaitu memodifikasi bundel
walaupun pada dasarnya tidak ada resusitasi menjadi dua bundel yaitu 11,
12
cairan yang ideal untuk melakukan :
resusitasi. Penggunaan antara NaCl Bundel resusitasi 3 jam pertama
0,9% (kristaloid) dengan albumin 4% untuk sepsis berat. Target bundel ini
(koloid) sebagai cairan resusitasi harus selesai dalam waktu 3 jam sejak
memberikan hasil yang sama pada terdiagnosis sepsis berat, terdiri dari:
pasien. Cairan kristaloid NaCl 0,9% Pengukuran kadar laktat darah,
berharga murah namun bila digunakan mengambil sampel darah untuk
dalam volume yang besar dapat pemeriksaan kultur sebelum pemberian

52 Volume VIII, Nomor 1, Tahun 2016


Jurnal Anestesiologi Indonesia

antibiotik, pemberian antibiotik “Dynamic assessment of fluid


spektrum luas, apabila terjadi hipotensi responsiveness with passive leg raise or
atau kadar laktat darah ≥ 4 mmol/L fluid challenge” menyatakan bahwa
diberikan kristaloid 30 ml/kgbb pemasangan CVC untuk memonitor
Bundel resusitasi 6 jam tekanan vena sentral (CVP) dan saturasi
berikutnya untuk syok sepsis. Target oksigen vena sentral (ScvO2) bukan
bundel ini harus selesai dalam waktu 6 suatu keharusan pada semua pasien
jam, terdiri dari pemberian vasopresor dengan syok sepsis yang sudah
pada keadaan hipotensi yang gagal mendapatkan pemberian antibiotik dan
diatasi dengan resusitasi cairan agar resusitasi cairan seperti yang
tekanan arteri rata-rata (MAP) ≥ 65 direkomendasikan pada 3 jam pertama
mmHg pada bundel sepsis berat 13.
Apabila masih terjadi hipotensi Pengukuran CVP dan
arteri meskipun telah dilakukan pulmonary artery occlusion pressure
resusitasi cairan (syok septik) atau (PAOP) merupakan pengukuran yang
konsentrasi awal laktat darah ≥ 4 mmol/ bersifat statis, berbeda dengan
L (36 mg/dl), maka: Ukur tekanan vena pegukuran yang bersifat dinamis seperti
sentral (CVP), ukur saturasi oksigen pulse pressure variaton (PPV), systolic
vena sentral (ScvO2), periksa ulang pressure variation (SPV) atau stroke
kadar laktat darah apabila kadarnya volume variation (SVV),
meningkat sejak awal echocardiography vena-cava diameter
Perubahan tahun 2015 dan esophageal Doppler aortic blood
berdasarkan The leadership of the flow yang selalu berubah pada saat
Surviving Sepsis Campaign, bundel bernafas, hal ini mengakibatkan
syok sepsis yang harus terpenuhi pada 6 pengukuran yang bersifat dinamis lebih
jam mengatakan apabila masih terjadi representatif untuk memprediksi dalam
hipotensi arteri meskipun telah hal kecukupan cairan pada pasien.
dilakukan resusitasi cairan (syok septik) Pengukuran yang bersifat stastis tidak
atau konsentrasi awal laktat darah ≥ 4 menggambarkan kecukupan cairan
mmol/L (36 mg/dl), maka lakukan pada pasien, terdapat dua prinsip yang
salah satu pemeriksaan ulang (setelah menjelaskan hal tersebut, yaitu 10.
resusitasi cairan) tanda vital, sistem Hukum Frank-Starling, preload
kardiopulmoner, pengisian kapiler, (CVP atau PAOP) berhubungan dengan
kekuatan nadi dan tampilan kulit stroke volume atau cardiac output
(akral), kemudian dua pemeriksaan dalam satu kurva. Peningkatan preload
lanjutan yang terdiri dari: Pengukuran diikuti peningkatan stroke volume,
tekanan CVP, pengukuran ScvO2, namun bila kurva stroke volume
Bedside cardiovascular ultrasound mencapai titik maksimal terdapat flat

Volume VIII, Nomor 1, Tahun 2016 53


Jurnal Anestesiologi Indonesia

part yang sudah tidak dapat Akses intravena pada pasien


memodifikasi preload untuk critical ill membutuhkan waktu yang
meningkatkan stroke volume. lama dan fleksibel. Kateter intravena
Left ventricular compliance berdiameter kecil yang bertempat di
yang bervariasi pada setiap pasien dan vena-vena perifer memiliki batas waktu
berbeda-beda setiap waktu walaupun yang sebentar dan berpotensi
pada pasien yang sama. mengakibatkan inflamasi lokal dan
trombosis.
RINGKASAN Inflamasi disebabkan oleh
Pedoman dari The Surviving mechanical injury pada pembuluh
Sepsis Campaign untuk pengelolaan darah dan chemical injury disebabkan
berat sepsis dan syok septik diterbitkan obat-obatan yang dimasukkan melalui
pada tahun 2004. Penekanan dari pembuluh darah itu sendiri. Kejadian
pedoman tersebut yaitu resusitasi awal trombosis berhubungan dengan aliran
yang bertujuan tercapainya early goal- cairan infus yang sedikit dan tingkat
directed therapy (EGDT) yang penting viskositas darah yang dipicu oleh
untuk dokter jaga gawat darurat. inflamasi dan diperberat karena
Pedoman tersebut menyatakan bahwa diameter intravena yang kecil.
resusitasi pasien dengan sepsis berat Pembuluh darah vena yang besar
atau sepsis yang disebabkan hipoperfusi memiliki keunggulan dalam diameter
jaringan (hipotensi atau asidosis laktat) dan aliran yang lebih besar. Diameter
harus dimulai segera setelah diagnosis yang lebih besar dapat dimasukkan
ditegakkan dan tidak boleh ditunda kateter intravena yang lebih besar dan
sampai masuk ke unit perawatan multilumen, hal ini bertujuan agar lebih
intensif (ICU). efisien dalam penggunaannya terhadap
Pengukuran tekanan vena sentral pasien. Aliran cairan infus yang lebih
(CVP) dan saturasi oksigen vena sentral besar dapat mengurangi kejadian
(ScvO2) pada pasien sepsis sudah tidak trombosis.
menjadi hal yang utama dalam severe Komplikasi pemasangan Central
sepsis bundle melainkan pemeriksaan Venous Catheter (CVC) antara lain
lanjutan berdasarkan The leadership of adalah pneumothorak, hematothorak,
the Surviving Sepsis Campaign tahun chylothorax, kerusakan vena atau
2015. Pengukuran tekanan vena sentral struktur sekitarnya, trombosis vena,
secara umum lebih berguna untuk tromboflebitis, infeksi, embolisasi
membantu menentukan penyebab dari kateter atau guidewire, aritmia jantung
suatu masalah daripada mendeteksi dan perdarahan. Tempat pemasangan
suatu masalah pada pemantauan CVC bisa dilakukan pada vena
hemodinamik. jugularis interna, vena subklavia dan

54 Volume VIII, Nomor 1, Tahun 2016


Jurnal Anestesiologi Indonesia

vena femoralis. Kateter pada vena tempat insersi di daerah ini berkaitan
femoralis dapat secara akurat mengukur dengan terjadinya peningkatan risiko
tekanan CVP intratorakal terkecuali trombosis vena dalam atau deep vein
pada pasien dengan tekanan thrombosis (DVT) dan kolonisasi
intraabdominal yang tinggi, namun bakteri.

Tabel 1. Perbandingan ukuran diameter kateter intravena dan flow rates dengan pembuluh darah

Vena Diameter Flow Rate

Badan Atas Vena Cava Superior 18-22 mm 1800-2000 ml/menit

Vena Jugularis Interna 10-22 mm 500-1400 ml/menit

Vena Subklavia 7-12 mm 350-800 ml/menit

Vena Metakarpal 2-5 mm 8-10 ml/menit

Badan Bawah Vena Cava Inferior 27-36 mm 1200-2000 ml/menit

Vena Femoralis 8-16 mm 700-1100 ml/menit

Tabel 2. Central Line Bundle

Komponen Rekomendasi

Higienitas Gunakan handrub alkohol atau sabun dan air sebelum dan sesudah
Tangan memasukkan kanul kateter

Alat Gunakan alat perlindungan termasuk topi, masker, sarung tangan steril, baju
Perlindungan steril untuk pemasangan kateter atau penggantian guidewire

Antisepsis Gunakan chlorhexidin di area pemasangan kateter dan biarkan mengering


kulit selama 2 menit

Tempat Jika memungkinkan hindari kanulasi Vena Femoralis, dan kanulasi Vena
Kanulasi Subklavia lebih baik dibanding Vena Jugularis Interna

Pelepasan Kateter segera dilepas ketika sudah tidak diperlukan lagi


Kateter

Volume VIII, Nomor 1, Tahun 2016 55


Jurnal Anestesiologi Indonesia

Gambar 1. CVC triple lumen 7 Fr dengan ukuran Gambar 2. Kateter double lumen ukuran 12 Fr,
merupakan kateter bentuk khusus yang digunakan

Gambar 3. Anatomi vena Subclavia dan vena Gambar 4. Anatomi vena Femoralis 4
Jugularis Interna 4

Gambar 5. Hubungan antara infeksi, sepsis dan

56 Volume VIII, Nomor 1, Tahun 2016


Jurnal Anestesiologi Indonesia

Gambar 6. Penentuan diagnosis sepsis

Gambar 7. Early Goal-Directed Therapy’s Protocol

Volume VIII, Nomor 1, Tahun 2016 57


Jurnal Anestesiologi Indonesia

DAFTAR PUSTAKA Shock dan Terapi Cairan. Semarang:


SMF Anestesi dan Terapi Intensif FK
1. Marik PE, Baram M, Vahid B. Does UNDIP/RSUP Dr. Kariadi, 2006, p. 1-
Central Venous Pressure Predict Fluid 10.
Responsiveness? chestjournal. 2007; 8. Critical Care. In: Butterworth JF,
134: 1-7. Mackey DC, Wasnick JD, (ed.).
2. Gomersall CD. Pemantauan Morgan and Mikhail's Clinical
Hemodinamik Dasar. In: Tampubolon Anesthesiology. 5 ed. New York:
OE, Wibowo RDP, Hariyanto H, et al, McGraw Hill Education, 2013, p.
(ed.). Basic Assessment and Support 1312-9.
in Intensive Care. Jakarta: PERDICI, 9. Fitzpatrick F, Hamilton V. Sepsis
2012, p. 61-7. Management. National Clinical
3. Babbage C. Vascular Catheters. In: Guideline. 2014: 1-60.
Marino PL, (ed.). Marino's The ICU 10. Divatia JV, Khan PA. Fluid Therapy,
Book. 4 ed. Philadelphia: Lippincott Vasopressors, and Inotropes. In:
Williams & Wilkins, 2014, p. 13-24. Chawla R, Todi S, (ed.). ICU
4. Hurst JW. Central Venous Access. In: Protocols. 1 ed. India: Springer, 2012,
Marino PL, (ed.). Marino's The ICU p. 143-9.
Book. 4 ed. Philadelphia: Lippincott 11. Hendrajana P. Bundel Resusitasi
Williams & Wilkins, 2014, p. 26-46. Sepsis Berat dan Rekomendasi Terapi
5. Nguyen HB, Rivers EP. The Clinical Sepsis 2012. In: Pangalila F, (ed.).
Practice of Early Goal-Directed Penatalaksanaan Infeksi Pada
Therapy in Severe Sepsis and Septic Penderita Penyakit Kritis. Jakarta:
Shock. Advanced In Sepsis. 2005; 4: PERDICI, 2013, p. 66-80.
126-33. 12. Dellinger RP, Levy MM, Rhodes A, et
6. Gomersall CD, Freebairn RC. Sepsis al. Surviving Sepsis Campaign:
Berat dan Syok Septik. In: International Guidelines for
Tampubolon OE, Wibowo RDP, Management of Severe Sepsis and
Hariyanto H, et al, (ed.). Basic Septic Shock: 2012. Critical Care
Assessment and Support in Intensive Medicine and Intensive Care
Care. Jakarta: PERDICI, 2012, p. 111 Medicine. 2013; 41: 1-61.
-4. 13. SSC Executive Committee. Surviving
7. Leksana E. SIRS dan Sepsis. SIRS, Sepsis Campaign Bundles. http://
Sepsis, Keseimbangan Asam-Basa, www.survivingsepsis.org/, 2015.

58 Volume VIII, Nomor 1, Tahun 2016

Das könnte Ihnen auch gefallen