Sie sind auf Seite 1von 220

Pemicu 3 Biomedik 1

Air panas melumpuhkanku

DPM FK UNTAR
LO 1 : MEMAHAMI OSTEOLOGI
EXTREMITAS INFERIOR

DPM FK UNTAR
OS COXAE
1 2 3 4a 4b 4c 5 7 6
1. Linea glutea posterior
2. Ala ossis ilii
3. Linea glutea anterior
4. Cristae illiaca (a) labium externum
7 (b) lab. Intermedia
8 (c) lab. Internum
9 5. Facies glutea
10 6. SIAS
11 7. Linea glutea inferior
12 8. SIAI
15 9. Facies lunata
10. Eminentia iliopectinea
13
11. Fossa acetabuli
14
12. Incisura acetabuli
13. Corpus ossis pubis
14. Crista obturatoria
DPM FK UNTAR 15. Pecten ossis pubis
OS COXAE
17. Ramus superior ossis pubis
18. Tuberculum pubicum
19. Ramus inferior ossis pubis
29 20. Tuberculum obtutatorium
28 posterior
21. tub. Obt. Anterior
22. Ramus ossis ischii
27
23. Tuber ischiadicum
26
24. Corpus ossis ischii
25
25. Incisura ischiadica minor
24 26. Spina ischiadica
27. Incisura ischiadica major
28. SIPI
29. SIPS

23 22 20 21 19 17 18
DPM FK UNTAR
1 2 5 4 3 OS COXAE
1. SIAS
2. Fossa iliaca
3. Tuberositas iliaca
4. Facies auricularis
5. Sulcus paraglenoidalis
6 6. SIPI
7. Incisura ischiadica major
8. Corpus ossis ilii
7
9. Corpus ossis ischii
10. Corpus ossis pubis
8
11. Linea arcuata
11 12. Pecten ossis pubis
9 13. Sulcus obturatorius
10 14. Crista pubica
13 15. Facies symphysialis
14 15 12 DPM FK UNTAR
2 OS COXAE
3
1 1. SIAS
2. Fossa iliaca
3. Tuberositas iliaca
5 4. Facies auricularis
10 5. Sulcus paraglenoidalis
6 6. Eminentia iliopectinea
14 7. Ramus superior ossis pubis
8. Ramus inferior ossis pubis
7
9. Ramus ossis ischii
9 10. Corpus ossis ilii
8 11. Corpus ossis ischii
11 12. Corpus ossis pubis
12 13. Tuberculum pubicum
14. Pecten ossis pubis
13
15. Crista pubica
14 16. Facies symphysialis
12 15 16
DPM FK UNTAR
1
OS FEMUR
1. Fovea capitis femoris
2 12
2. Trochanter major
3 13 3. Caput femoris
14 4. Collum femoris
4
15 5. Linea intertrochanterica
5 6. Trochanter minor
6 7. Epicondylus lateralis
8. Condylus lateralis
9. Facies patellaris
10. Condylus medialis
16 11. Epicondylus medialis
7 17 12. Crista intertrochanterica
18 13. Linea pectinea
8 14. Tuberositas glutea
9 19 15. Linea aspera (labium med & lat)
10 20 16. Facies medialis
8 17. Facies poplitea
11 18. Tuberculum adductorium
10 19. Linea intercondylaris
20. Fossa intercondylaris
DPM FK UNTAR
1
OS FEMUR
2
13
1. Fovea capitis femoris
2. Trochanter major
3 3. Caput femoris
4 4. Collum femoris
6 5. Trochanter minor
5 6.Crista intertrochanterica
7 7. Linea pectinea
8 8. Tuberositas glutea
10
9. Linea intercondylaris
10. Fossa intercondylaris
13
11. Condylus medialis
9
12. Condylus lateralis
12
13. Fovea trochanterica
11

DPM FK UNTAR
14 13
OS TIBIA
1 1. Condylus lateralis
1
2 2. Condylus medialis
2
10 3. Tuberositas tibiae
3 4. Facies medialis
15
5. Facies lateralis
11
4 6. Margo anterior
7 7. Margo interossea
5
8 8. Margo medialis
6
9. Malleolus medialis
7 10. Linea musculi solei
12
8 11. Facies posterior
12. Sulcus malleolaris
13. Facies articularis superior
condyli lateralis
9
14. Facies articularis superior
condyli medialis
15. Foramen nutricium
DPM FK UNTAR
HUBUNGAN
2 9 6 5 1 OS TIBIA-FIBULA
1. Facies articularis superior
condyli lateralis
2. Facies articularis superior
condyli medialis
3.Caput fibulae
4. Apex capitis fibulae
5. Tuberositas tibiae
6. Area intercondylaris anterior
7. Area intercondylaris posterior
8. Tuberositas intercondylare
laterale
7 8 3 4 9. Tuberositas intercondylare
mediale
DPM FK UNTAR
1 1 OS FIBULA
2 2 1. Apex capitis fibulae
2. Caput fibulae
3. Facies lateralis
3
4. Facies medialis
5. Margo anterior
4 5 6. Margo interossea
5
7. Margo posterior
6 7 8. Crista medialis
7 9. Facies posterior
8 10. Malleolus lateralis
9 10 11. Sulcus tendo musculi peroneo-
rum
10 11
12. Facies articularis malleoli
12

Medial lateral DPM FK UNTAR


HUBUNGAN
OS TIBIA-FIBULA
TIBIA:
1. Facies posterior
2. Facies medialis
3. Facies lateralis
4. Margo anterior
5. Margo medialis
6. Margo interossea
3
2 FIBULA:
3
1. Facies lateralis
2. Facies medialis
1 4
3. Margo anterior
6 6
4. Margo interossea
4 5
5. Margo posterior
2 1 6. Crista medialis
5 DPM FK UNTAR
OS PATELLAE
1. Basis patelae
2. Apex patelae
1
3. Facies articularis

OS PATELA KANAN

DPM FK UNTAR
9 OSSA TARSALIA
1. Talus
8 2. Calcaneus
7 3. Os naviculare
6 4. Os cuboideum
5. Os cuneiforme laterale
5
6. Os cuneiforme intermedium
4
7. Os cuneiforme mediale
3
1
8. OSSA METATARSALIA
2
9. PHALANGES
1 2 3 4 6 5 8 9

DPM FK UNTAR
LO 2 : MEMAHAMI SISTEM SARAF DAN
MEKANISME NYERI

DPM FK UNTAR
SISTEM SARAF
 Termasuk sistem pengendali
 Merupakan rangkaian organ yang kompleks membentuk sistem
terdiri dari jaringan saraf. Jaringan saraf tersebar di seluruh
jaringan tubuh.
 Sistem informasi yang terintegrasi, berfungsi menerima data,
mengolahnya, menentukan respon dan memberi perintah ke
setiap organ tubuh untuk melakukan tindakan yang penting
demi keadaan homeostasis

Homeostasis : Pengaturan ketenangan internal dan pemelihara-an


kondisi dalam tubuh meskipun terjadi perubahan pada lingkungan
sekitarnya.
DPM FK UNTAR
Tanpa sistem saraf manusia tidak mampu berkomunikasi, berinteraksi, beradaptasi
terhadap perubahan lingkungan (internal & eksternal)

• Stimulus
Setiap perubahan yang terjadi di luar dan di
dalam tubuh yang memicu pengiriman pesan
ke sistem saraf
Mis: huruf  mata

DPM FK UNTAR
3 FUNGSI SISTEM SARAF
• Fungsi kewaspadaan
Membantu mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi di
sekitar untuk disampaikan ke alat indera. Pada alat indera terdapat
saraf sensorik yang befungsi khusus sebagai penginput data
• Fungsi intergrasi
Menerima pesan (input data) sensorik dari lingkungan luar,
interpretasi oleh CNS, mengatur informasi dan mengintegrasikan
dengan informasi yang telah ada untuk menentukan jenis respon
yang akan diberikan
• Fungsi koordinasi
Setelah dari otak informasi yang sudah terintegrasi untuk
mengirimkan pesan/perintah pada otot2 dan kelenjar2,
menghasilkan gerak dan sekresi terorganisasi

DPM FK UNTAR
NERVOUS SYSTEM

Central NS Peripheral NS

Brain Spinal cord Somatic NS Autonomic NS

Forebrain Hindbrain
Efferent nerves
Midbrain
Afferent nerves Symphathetic
Reticular
Formation
(extend to
midbrain) Parasymphahetic

Cerebrum Limbic
system Medulla
Thalamus Cerebelum

Hypothalamus Pons
DPM FK UNTAR
SISTEM SARAF
• Sistem saraf sebagai jalur utama informasi biologis,
bertanggung jawab mengendalikan seluruh proses biologi dan
gerakan tubuh dan dapat menerima informasi dan
menginterpretasinya melalui sinyal elektrik di dalam sistem
• Terdiri atas sistem saraf pusat (CNS) dan sistem saraf perifer
(PNS).
• CNS merupakan tempat proses berlangsung dan PNS bekerja
mendeteksi dan mengirimkan impuls elektrokimia yang
digunakan pada sistem saraf
• PNS terdiri dari saraf2 yang membawa impuls antara CNS
dengan otot, kelenjar, kulit dan organ2 lain

DPM FK UNTAR
SISTEM SARAF
• CNS merupakan pusat sistem saraf, dimana bagiannya
memproses informasi yang diterima oleh PNS
• CNS terdiri atas otak dan tulang belakang. Bertanggung jawab
menerima dan menginterpretasi sinyal dari PNS dan dan
mengirimkan sinyal itu kembali, baik sadar maupun tidak sadar.
• Otak dan sumsum tlg belakang merupakan CNS, sedangkan
saraf sensorik dan saraf motorik membentuk PNS
• PNS terdiri dari organ indera (mata, telinga, saraf peraba,
perasa, penciuman)

DPM FK UNTAR
SISTEM SARAF
• Sistem saraf somatik dan otonomik merupakan bagian dari
saraf motorik
• Sistem saraf berperan seperti sistem telepon. Informasi
ditransmisikan dari dan ke otak, otak menerima informasi dari
saraf sensorik dan dikirimkan ke saraf motorik.
• Informasi dari lingkungan sekeliling diterima oleh saraf
sensorik lalu dikirimkan ke otak. Pada waktu yang sama
informasi ttg tubuh kita (mis.lapar) diterima oleh saraf motorik
dan dikirimkan ke otak
• Informasi disampaikan oleh sel2 saraf: neuron

DPM FK UNTAR
DPM FK UNTAR
OTAK & SUMSUM TL BELAKANG
OTAK
Merupakan pusat kendali tubuh
Bobot + 2% dari total BB (+1-1,5 kg)
Memerlukan 20% dari oksigen dalam tubuh
Terdiri dari batang otak, serebrum, serebelum
Terdapat jaringan kelabu (gray matter) dan putih (white
matter)

SUMSUM TL BELAKANG
Panjang + 45 cm
Garis tengah + 12 mm
Terdapat jaringan kelabu dan putih
DPM FK UNTAR
Gray Matter - White Matter
• Gray Matter – bagian SSP yang mengandung
serabut saraf yang tidak bermyelin – sel saraf
korteks serebral, bag dalam sumsum tlg
belakang
• White Matter – bagian SSP yang
mengandung serabut saraf (akson) yang
bermyelin (warna putih) - lapisan dalam
serebrum

DPM FK UNTAR
OTAK & SUMSUM TL BELAKANG

• Tengkorak dan tulang belakang


• Dilindungi oleh 3 lapisan : meninges
1. Duramater (lap. luar): terdiri atas jaringan
penghubung, pembuluh darah, dan saraf
2. Lapisan arachnoid (lap. tengah): elastis
3. Piamater (lap.dalam): mengandung saraf &
pembuluh darah

DPM FK UNTAR
DPM FK UNTAR
DPM FK UNTAR
CAIRAN SEREBROSPINAL
 Disekresi oleh pleksus khoroid
ke ventrikel2 di otak
 Cairan bening/seperti air
 Sebagai penahan goncangan
 Tempat pertukaran nutrien
antara darah dan sistem saraf
 Digunakan untuk deteksi
penyakit meningitis

DPM FK UNTAR
Section 35-3
Cerebrum

Thalamus

Pineal gland

Hypothalamus

Cerebellum
Pituitary gland
Pons

Spinal cord
Medulla oblongata

DPM FK UNTAR
SEREBRUM (1)
 Merupakan bagian terbesar otak
 Fungsi : mengendalikan mental, tingkah laku,
pikiran, kesadaran, kemauan, kecerdasan,
kemampuan berbicara, bahasa
 Terdiri dari 2 hemisfer : kiri dan kanan
 Mengandung substansi/jaringan kelabu dan
putih
 Hemisfer dipisahkan suatu celah yang dalam
dan dihubungkan kembali oleh corpus
callosum
DPM FK UNTAR
SEREBRUM (2)
 Sebelah kiri mengendalikan bagian sebelah kanan
tubuh, begitu sebaliknya
 Bagian luar substansi kelabu : korteks
 Korteks serebri bergulung2/berlipat tidak teratur 
luas permukaan >>
 Lekukan diantaranya : sulkus
 Sulkus yang terdalam membentuk fisura
longitudinalis dan lateralis
 Fisura dan sulkus membagi otak menjadi beberapa
lobus, yg letaknya sesuai dengan tulang yang berada
di atasnya
DPM FK UNTAR
SEREBRUM (3)
 Terbagi menjadi bagian2 : LOBUS
1. Lobus frontalis
2. Lobus parietalis
3. Lobus oksipitalis
4. Lobus temporalis
 Substansi putih terletak lebih dalam
 Korteks serebri juga terbagi bagian yang memiliki
fungsi sensorik dan sebagian fungsi sensorik

DPM FK UNTAR
DPM FK UNTAR
SEREBELUM

 Bagian otak terbesar kedua  bag otak belakang


 Berada di bawah serebrum, pada belakang
tengkorak
 Berperan dalam koordinasi otot & menjaga
keseimbangan  sikap tubuh
 Susunan substansi kelabu & putih = serebelum
 Hemisfer serebeli mengendalikan tonus otot dan
sikap pada sisinya sendiri >< korteks serebrum

DPM FK UNTAR
BATANG OTAK
Menghubungkan otak dengan sumsum tulang
belakang
Terdiri dari 2 daerah :
• Medulla Oblongata – bag bawah batang otak,
menghubungkan pons dg sumsum tlg blkg,
mengendalikan denyut jantung , kecepatan bernafas
dan aliran darah dalam pembuluh
• Pons – menyampaikan sinyal dari serebrum ke
serebelum

DPM FK UNTAR
Bagian lain dalam otak
• Thalamus
– menerima impuls dari reseptor sensorik
menyampaikan informasinya ke bagian yang tepat di
serebrum
• Hypothalamus
– mengatur suhu tubuh rasa lapar, haus, marah,
lelah,dll
– Mengendalikan kelenjar pituitari untuk fungsi
endokrin
• Keduanya berada di otak bagian depan
DPM FK UNTAR
OTAK

DPM FK UNTAR
SUMSUM TULANG BELAKANG
• = Medula spinalis
• Berawal dari medula oblongata ke arah kaudal
mll foramen magnum, berakhir diantara vertebra
L1 dan L2
• Penghubung otak dengan seluruh tubuh/perifer
(PNS)
• Berperan langsung dalam proses/
gerak refleks
• Mengandung 31 psg saraf spinal
DPM FK UNTAR
SUMSUM TULANG BELAKANG
• Serviks
• Thoraks
• Lumbal
• Sakral
• Koksigeal
• Penebalan serviks +
lumbal
• Kauda equina
• Konus medullaris
• Filum terminale

DPM FK UNTAR
SUMSUM TULANG BELAKANG

DPM FK UNTAR
4 jenis serabut saraf
• Sensorik somatik – “body senses”
– sentuhan, tekanan, suhu, keseimbangan
• Sensorik viseral – “organ senses”
– Rasa sakit, suhu di dalam organ
– C/ mual, lapar, kram
• Motorik somatik – “body movement”
– Kontraksi tidak sadar otot rangka
• Motorik viseral – “organ movement”
– Kontraksi otot2 polos, kelenjar
– = sistem saraf otonom

DPM FK UNTAR
Substansi abu2/gray matter (1)

• Gray Matter
– Bentuk huruf “H” di
lapisan dalam
– Kanal tengah = pada gray
commissure
– Tanduk posterior/dorsal
– Tanduk anterior/ventral
• Terdiri atas
– Badan sel
– Akson tak bermyelin
– Dendrit
– Saraf glia

DPM FK UNTAR
Substansi abu2/gray matter (2)
• Tanduk posterior = mengandung interneuron, menghantarkan
informasi dari badan sel di luar sumsum tulang ke sumsum tulang
– Akar dorsal mengandung serabut sensorik
• Sensorik somatik
• Sensorik viseral
– Ganglia akar dorsal - mengembang di akar dorsal, tempat
interneuron melewatinya
• Tanduk anterior = mengandung badan sel saraf motorik yang
mengirimkan impuls dari akson sumsum tulang ke otot dan
kelenjar
– Akar ventral mengandung
• Motorik viseral
• Motorik somatik
DPM FK UNTAR
Substansi putih/white matter (2)

– Mengelilingi substansi
kelabu/gray matter
– Membentuk kolom
putih
» Funiculus posterior
» Funiculus anterior
» Funiculus lateral
– Terdiri atas
» Akson bermyelin
» Akson tanpa myelin
DPM FK UNTAR
Substansi putih/white matter (2)
• Fungsi : memungkinkan komunikasi diantara sumsum
tulang dan antara otak + sumsum tulang
• 2 tipe utama serabut saraf :
– Serabut saraf menaik/ascending : membawa
informasi sensorik dari tubuh ke otak
• c/ sentuhan, tekanan, rasa sakit dan suhu
– Serabut saraf menurun/descending: membawa
informasi motorik dari otak ke sumsum tulang
• c/ mengendalikan ketelitian, gerakan terlatih =
menulis, menjaga keseimbangan, melakukan
gerakan
DPM FK UNTAR
SISTEM SARAF PERIFER

• 31 pasang saraf spinal (serabut motorik, sensorik


menyebar pada ekstremitas & dinding tubuh)
• 12 pasang saraf kranial (serabut motorik saja,
sensorik saja, atau campuran keduanya menyebar
di daerah leher & kepala)

DPM FK UNTAR
Saraf Spinal
• Tiap pasang saraf terletak pada segmen tertentu
(serviks, toraks, lumbar, dll.)
• Tiap pasang saraf diberi nomor sesuai tulang
belakang di atasnya :
– 8 pasang saraf spinal serviks; C1-C8
– 12 pasang saraf spinal toraks; T1-T12
– 5 pasang saraf spinal lumbar; L1-L5
– 5 pasang saraf spinal sakral; S1-S5
– 1 pasang saraf spinal koksigeal; C0
DPM FK UNTAR
Saraf kranial (1)
• Saraf kranial I: olfaktorius
• Saraf kranial II: optikus
• Saraf kranial III: okulomotorius
• Saraf kranial IV : trokhlearis
• Saraf kranial V: trigeminalis
• Saraf kranial VI: abdusens
• Saraf kranial VII: fasialis
• Saraf kranial VIII: vestibulokohlear
• Saraf kranial IX: glosofaringeal
• Saraf kranial X : vagus
• Saraf kranial XI : asesorius
• Saraf kranial XII: hipoglosus
DPM FK UNTAR
Saraf kranial (2)
• I (olfaktorius) = serabut sensorik, menerima & menghantar
impuls pada sensasi penciuman
• II (optikus) = transmisi impuls dari dan ke retina mata
• III (okulomotorius), IV (trokhlearis), VI (abdusens) =
serabut motorik mensuplai otot ekstrinsik mata.
• III (okulomotorius) = mensuplai serabut otonom otot
siliaris intrinsik & otot sfingter iris
• V (trigeminalis) = saraf kranial terbesar, serabut campuran
• VII (fasialis) = serabut motorik & sensorik mempersarafi
otot wajah, kelenjar ludah & lakrimal

DPM FK UNTAR
Saraf kranial (3)
• VIII (vestibulokohlear) = saraf sensorik terdistribusi di
telinga dalam dan mempersarafi pendengaran &
keseimbangan
• IX (glosofaringeal) = saraf campuran, mempersarafi lidah &
farings
• X (vagus) = serabut campuran, terdistribusi paling luas,
mensuplai farings, larings, organ dalaman di rongga leher,
dada & abdomen
• XI (asesorius) = bergabung dan terdistribusi dengan serabut
vagus
• XII (hipoglosus) = saraf motorik, mensuplai otot intrinsil dan
ekstrinsik lidah
DPM FK UNTAR
Susunan sistem saraf
Sistem saraf terdiri dari neuron/sel saraf & sel glia
• Sel saraf berfungsi menghantarkan impuls, dari lingkungan
atau dalam tubuh, diolah & respon akan disampaikan ke sel
saraf atau organ lainnya. Tidak dapat membelah
• Sel2 glia merupakan sel pendukung pada otak dan sumsum
tulang belakang, mengisi ruangan di antara sel2 saraf, tidak
mengkonduksi impuls listrik.
Pada sel2 saraf, sel glia ini membentuk mielin bagi akson
sehingga mempengaruhi kecepatan penghantaran impuls
dari saraf. Dapat membelah.

DPM FK UNTAR
NEURON/SEL SARAF
• Merupakan satuan dasar sistem saraf
• Mempunyai ciri struktur tertentu yang membedakan dengan
sel tubuh lainnya
• Pada bagian tengah neuron ada serabut tipis menjulur :
Akson melalui serabut inilah neuron melaksanakan
fungsinya
• Fungsi serabut/akson : menyampaikan isyarat ke & dari otak,
serta sumsum tlg belakang
• Isyarat disampaikan dari neuron ke neuron lain disebelahnya
melalui sinapsis
• Pasokan energi untuk neuron berasal dari penguraian oksidatif
glukosa dan benda2 keton

DPM FK UNTAR
NEURON

Jenis neuron

Sensorik/ Motorik/
aferen eferen Interneuron
NEURON
• Interneuron/neuron penyambung – neuron yang berada
di dalam CNS – menggerakkan isyarat antar neuron
• Neuron aferen = neuron sensorik, mengirim impuls
dari sistem perifer ke dalam CNS
• Neuron eferen = neuron motorik - sel saraf yang
membawa sinyal dari CNS ke sel-sel dalam sistem
perifer (otot, kelenjar)

DPM FK UNTAR
Penghantaran impuls

• Sinyal kimia  neurotransmiter


Adrenalin, noradrenalin, dopamin, asetilkolin
• Sinyal listrik
Potensial aksi  sel saraf untuk menghantarkan impuls
sepanjang akson

DPM FK UNTAR
Sel Saraf Sensorik (aferen)

• Mrpkan sel saraf yg bfungsi untk mhantarkan


impuls dr reseptor (alat indera) menuju ke otak
atu sumsum tulang belakang.
• Disbt jg neuron indera krn dendrit neuron ini
bhubgn dng alat indera untk menerima impuls
sdngkn aksonya brhubgn dng neuron lain.

DPM FK UNTAR
Sel Saraf Motorik (eferen)

• Mrpkan sel saraf yg bfungsi untk mbawa


impuls dr otak atau sumsum tulang belakang
menuju ke efektor (otot atu kelenjar dlm tubuh).
• Neuron ini disbt neuron penggerak krn neuron
motorik dendritnya bhubgan dng akson lain
sdngkan aksonnya bhubngan dng efektor yg
berupa otot atau kelenjar.

DPM FK UNTAR
Sel Saraf konektor /Asosiasi

• Mrpakan neuron brkutub bnyk (multipolar) yg


mmiliki bnyk dendrit & akson.
• Neuron konektor brfungsi untk mneruskn rangsangan
dr neuron sensorik ke neuron motorik.
• Neuron ini disbt neuron penghubung atau perantara
krn ujung dendrit neuron yg satu bhubgn dng ujung
akson neuron yg lain.

DPM FK UNTAR
DPM FK UNTAR
Akson
• Serabut panjang pada sel
saraf/neuron yang bekerja
membawa keluar pesan
(efferent)
• Neuron2 mengirim impuls
listrik dari dalam sel melalui
akson ke sel sasaran/target
• Setiap sel saraf memiliki 1
akson, panjang + 20 cm
• Struktur menyerupai tabung
& bercabang di ujung akhir 
berhubungan dengan dendrit
sel lain
DPM FK UNTAR
Selaput myelin
• Lapisan lemak berwarna
putih melapisi akson
• Sebagai isolator elektrik
• Tidak semua sel
mengandung myelin
• Fungsi : meningkatkan
kecepatan sinyal saraf
akson

DPM FK UNTAR
SISTEM SARAF OTONOM
• Memegang peran penting dalam pengaturan keadaan konstan
dalam tubuh, memberikan perubahan dalam tubuh yang sesuai
• Kerja tidak sadar (berbeda dengan SS somatik)
• Menggunakan 2 kelompok neuron motorik untuk menstimulasi
efektor.
– Neuron preganglionik  muncul dari CNS ke ganglion
tubuh, bersinapsis dengan
– Neuron pascaganglionik  menuju organ efektor (otot
jantung, otot polos, atau kelenjar).

DPM FK UNTAR
SISTEM SARAF OTONOM
• Mengendalikan fungsi motorik viseral
• Tidak dengan mudah dikendalikan dg kehendak
• Terdiri dari sistem saraf simpatis & parasimpatis 
berbeda anatomi maupun fungsinya

DPM FK UNTAR
SISTEM SARAF OTONOM

• Pada umumnya organ dalaman tubuh/viseral dipersarafi oleh


kedua sistem saraf tsb.
• Stimulasi SS simpatis biasanya akan menghasilkan efek
berlawanan dengan stimulasi SS parasimpatis.
• Bila satu sistem merintangi fungsi tertentu, sistem lain justru
menstimulasinya
• Aktivasi simpatis : vasokonstriksi, naiknya kerja jantung,
TD, sirkulasi darah, kadar glukosa sel, dilatasi pupil,
bronkhus dan naiknya aktivitas mental

DPM FK UNTAR
SISTEM SARAF OTONOM
• Parasimpatis : berperan dalam pencernaan, eliminasi &
pada pembaruan suplai energi
• Sistem simpatis = sistem adrenergik
Stimulasi sistem ini akan menimbulkan reaksi yang
meningkatkan penggunaan zat2 oleh tubuh (aktif & perlu
energi)
• Sistem parasimpatis = sistem asetilkolin
Stimulasi pada sistem ini, timbul efek dengan tujuan
menghemat penggunaan zat2 & mengumpulkan energi
• Ada keseimbangan antara keduanya

DPM FK UNTAR
SISTEM SARAF OTONOM

CNS  jalur efferen  SS otonom  pleksus otonom  organ


efektor
Berperan 2 neuron :
• Neuron preganglionik : pada CNS
• Neuron pascaganglionik : di luar CNS (pada ganglion otonom)

DPM FK UNTAR
Sistem saraf simpatis
• Terletak di depan kolumna vertebra, berhubungan dengan sumsum tulang
belakang melalui serabut saraf
• Tersusun dari ganglion2 pada daerah :
– 3 psg ganglion servikal
– 11 psg ganglion torakal
– 4 psg ganglion lumbal
– 4 psg ganglion sakral
– 1 psg ganglion koksigen
• Sering disebut sistem saraf torakolumbar
• Fungsi :
– Mempersarafi otot-otot jantung, otot tak sadar pembuluh darah,
organ2 dalam (lambung, pankreas, usus), serabut motorik sekretorik
pada kelenjar keringat, serabut motorik otot tak sadar pada kulit
– Mempertahankan tonus semua otot termasuk otot tak sadar

DPM FK UNTAR
Sistem saraf parasimpatis
• Disebut sistem saraf kraniosakral
• Terbagi menjadi 2 bagian
– Saraf otonom kranial: ke-3 (okulomotorius),7
(fasialis),9 (glosofaringeal),10 (vagus)
– Saraf otonom sakral : ke-2, 3, 4  membentuk urat
saraf pada organ dalam pelvis & bersama2 SS
simpatis membentuk pleksus yang mempengaruhi
kolon, rektum dan kdg kemih

DPM FK UNTAR
SISTEM SARAF OTONOM

Parasimpatis Simpatis

• Sistem asetilkolin • Sistem adrenergik


• Rest, digest or repose • Fight, Flight or Fright
• Saat tubuh tidak aktif • Saat tubuh aktif
• Mis. Digesti, ekskresi, • Mis. Berkeringat nafas
urinasi dalam , peningkatan denyut
jantung
• Menyimpan energi
• Menggunakan energi
• Segmen spinal kraniosakral
(CN III, VII, IX, X & S2-4) • Segmen spinal torakolumbal
(T1-L2)

DPM FK UNTAR
SISTEM SARAF OTONOM

Parasimpatis Simpatis

• Serabut preganglionik
panjang/pascaganglionik • Serabut praganglionik
pendek pendek/ pasca ganglionik
• “D” division : Digestion, panjang
defecation & diuresis • “E” division : Exercise,
excitement, emergency &
embarrassment

DPM FK UNTAR
Target Organ Parasympathetic Effects Sympathetic Effects

Eye (Iris) Stimulates constrictor Stimulates dilator


muscles. Pupil muscles. Pupil dilates.
constriction
Eye (Ciliary muscle) Stimulates. Lens No innervation.
accommodates – allows
for close vision
Salivary Glands Watery secretion Mucous secretion
Sweat Glands No innervation Stimulates sweating in
large amounts
(Cholinergic)
Gallbladder Stimulates smooth muscle Inhibits gallbladder
to contract and expel bile smooth muscle

DPM FK UNTAR
Target Organ Parasympathetic Effects Sympathetic Effects

Cardiac Muscle Decreases HR Increases HR and force


of contraction

Coronary Blood Vessels Constricts Dilates

Urinary Bladder; Urethra Contracts bladder smooth Relaxes bladder smooth


muscle; relaxes urethral muscle; contracts urethral
sphincter sphincter
Lungs Contracts bronchiole Dilates bronchioles
(small air passage)
smooth muscle
Digestive Organs Increases peristalsis and Decreases glandular and
enzyme/mucus secretion muscular activity

Liver No innervation No innervation (indirect


effect)
DPM FK UNTAR
Target Organ Parasympathetic Effects Sympathetic Effects

Kidney No innervation Releases the enzyme


renin which acts to
increase BP
Penis Vasodilates penile Smooth muscle
arteries. Erection contraction. Ejaculation.

Vagina; Clitoris Vasodilation. Erection Vaginal reverse peristalsis

Blood Coagulation No effect Increases coagulation rate

Cellular Metabolism No effect Increases metabolic rate

Adipose Tissue No effect Stimulates fat breakdown

DPM FK UNTAR
Target Organ Parasympathetic Effects Sympathetic Effects

Mental Activity No innervation Increases alertness

Blood Vessels Little effect Constricts most blood


vessels and increases BP.
Exception – dilates blood
vessels serving skeletal
muscle fibers
(cholinergic)
Uterus Depends on stage of the Depends on stage of the
cycle cycle

Endocrine Pancreas Stimulates insulin Inhibits insulin secretion


secretion

DPM FK UNTAR
MEKANISME NYERI
Nyeri  pengalaman sensorik dan
emosional yang tidak menyenangkan terkait
kerusakan jaringan, baik aktual maupun
potensial atau yang digambarkan dalam
bentuk kerusakan tersebut.

DPM FK UNTAR
Pain can occur due to :
 Potential tissue damage --- >
Physiological Pain

 Actual tissue damage ----- > Nociceptive pain or Acute pain or


inflammation pain

 Described in term of such damage ----- > Chronic Pain

DPM FK UNTAR
1. PHYSIOLOGICAL PAIN
 Pain that occur to stimulate withdrawals reflex

 To prevent tissue damage

 To prevent our body from hatmful things.

DPM FK UNTAR
2. Acute or Nociceptive Pain
 Acute Pain or Nociceptive Pain is pain that elicited by
activation of nociceptors

 There are 4 distinct process involved:


1. Transduction
2. Transmission
3. Modulation and
4. Perception

DPM FK UNTAR
The Pain Pathway
Pain Perception
Brain

Dorsal Root Dorsal Horn


Ganglion

Spinal Cord
Nociceptor Gottschalk A et al. Am Fam Physician. 2001;63:1979-84.
Fields HL et al. Harrison’s Principles of Internal Medicine. 1998:53-8.
DPM FK UNTAR
Stage of Nociception
1. Transduction Conversion of noxious stimuli
(mechanical, thermal, chemical into
electrical activation
2 Transmission Communication of the nerve impulse from
the periphery to the spinal cord, up to
spinothalamic track to the thalamus and
cerebral cortex

3 Modulation Process by which impulse travel from the


brain back down to the spinal cord to
selectiveley inhibit (or sometimes amlpify)
pain impulse
4 Perception Net result of three events – the subjective
experience of pain
DPM FK UNTAR
4. Pain Perception

Pain perception much depend on


modulation ---- > 3 possibilities
1. Nociception without pain
(ada nosisepsi tanpa nyeri)
2. Nociception with pain
(ada nosisepsi dengan nyeri).

3. Pain without Nociception


(ada nyeri tanpa nosisepsi)
DPM FK UNTAR
The Somatosensory System
Somatosensory cortex

Frontal
cortex Thalamus
Hypothalamus
Descending
pathway Ascending tracts
Periaqueductal
gray matter Midbrain

Medulla

Dorsal horn area Spinal


cord

DPM FK UNTAR
Noxious stimuli activate receptors in periphery
The Pain Response
Activation of the
Tissue Damage
Peripheral Nervous
System

Activation of the Central


Transmission of the Pain Signal Nervous System
to the Brain at the Spinal
Cord Level

Pain
DPM FK UNTAR Samad TA et al. Nature. 2001;410:471-5.
Pendahuluan

Nyeri dibedakan atas:


Nyeri Neuropatik: Nyeri yang disebabkan oleh
lesi (kerusakan) sistem saraf.
Nyeri Nosiseptif: Nyeri yang disebabkan oleh
proses inflamasi dan kerusakan jaringan

DPM FK UNTAR
Pendahuluan
Pd keadaan sakit, tubuh merasakan nyeri
Nyeri merupakan mekanisme pertahanan
tubuh sehingga individu memindahkan
stimulus nyeri
Ada 2 jenis rasa nyeri:
☼ Nyeri cepat: tajam, menusuk, rasa kesetrum
dan akut.
☼ Nyeri lambat: rasa terbakar, pegal, berdenyut,
nyeri mual dan khronik
DPM FK UNTAR
Peripheral Activation

VR1
•Heat Voltage-Gated
Externa Ca 2+
Sodium Channels
l •Mechanical

•Chemical
Action Potentials
Stimuli

Adapted from Woolf CJ et al. Science. 2000;288:1766.


DPM FK UNTAR
Pendahuluan
Reseptor nyeri dan rangsangannya:
Semua reseptor adalah ujung saraf bebas.
Tersebar dipermukaan kulit dan jaringan
seperti: - periosteum
- dinding dalam arteri
- permukaan sendi
- falks / tentorium serebri
Ada 3 macam stimulus: - mekanik
- suhu
- kimiawi
DPM FK UNTAR
Peripheral Modulation

External Stimulus
VR1
HEAT

Sensitizing Stimulus PK
EP
Recepto
A
SNS/PN3
PGE r

2
PKC TTX-Resistant
Sodium
Bradykinin Channel
BK
Recepto
r

EP = prostaglandin E; BK = bradykinin. Adapted from Woolf CJ et al. Science. 2000;288:1766.


DPM FK UNTAR
Sensasi Nyeri
Nyeri berperan melindungi tubuh
Nosiseptor adalah suatu reseptor nyeri pada
ujung saraf bebas yg ditemukan pada jaringan
tubuh, kecuali otak.
Rangsangan termal, kimia dan mekanik akan
mengaktifkan nosiseptor, dengan jalan
melepaskan prostaglandin, kinin dan ion
kalium

DPM FK UNTAR
Jenis Nyeri:
☻Impuls nyeri cepat
- berlangsung cepat (0,1 dtk pasca
rangsangan
- disepanjang saraf tipe A bermielin
- nyeri bersifat akut, tajam atau menusuk
- tdk dijumpai pd struktur dalam

DPM FK UNTAR
Jenis Nyeri:
☻ Impuls nyeri lambat terjadi disepanjang
saraf tipe C tdk bermielin
- nyeri sangat menyiksa, dan menjadi khronik
spt; rasa terbakar, tumpul dan berdenyut. spt
sakit gigi dan infeksi kuku,
- nyeri pd rangsangan reseptor kulit disebut
dgn; superficial somatic pain
- pd rangsangan otot skeletal, sendi, tendon
disebut; deep somatic pain
DPM FK UNTAR
Jenis Nyeri:
- nyeri viseral; akibat rangsangan nosiseptor
organ pd viseral spt distensi abdomen dan
iskhemia organ internal.
- zat kimia yg merangsang nyeri adalah
bradikinin, serotonin, ion kalium, asetil
kholine dan enzim proteolitik

DPM FK UNTAR
Jaras rangkap penjalaran sinyal nyeri
Dua jaras penyaluran sinyal nyeri ke sistem
saraf pusat
☻Nyeri cepat dan tajam dirangsang oleh
mekanik dan suhu.
- disalurkan ke medula spinalis oleh serabut
tipe Aδ
- kecepatan 6-10 m/detik.
☻Nyeri lambat dirangsang secara kimia,
mekanik dan suhu
- disalurkan melalui saraf tipe C
- kecepatan 0,5-2 m/dtk
DPM FK UNTAR
Karakteristik Nyeri
Nyeri Cepat Nyeri Lambat

Terjadi pada stimulasi nosiseptor Terjadi pada stimulasi nosiseptor


mekanis dan suhu. polimodal.

Disalurkan oleh serat A-Delta Disalurkan oleh serat C halus tak


halus bermielin. bermielin.

Menibulkan sensasi tajam Menibulkan sensasi tumpul,


menusuk. panas, pegal.
Mudah diketahui lokasinya. Lokalisasinya tidak jelas.

Muncul pertama kali. Muncul berikutnya; menetap


lebih
lama; lebih tidak menyenangkan.
Proses Sensasi Nyeri
Pd reseptor sensasi diseleksi dan di-olah jadi
4 tahap
1. Rangsangan reseptor sensorik
- Hrs tepat dan adekuat hingga terjadi
respons.
2. Transduksi stimulus.
- terjadi pd kornu dorsalis MS (dikonversi)
menjadi energi rangsangan (gradasi pot
tergantung kuat rangsangan dan ampl
DPM FK UNTAR
Proses Sensasi Nyeri
3. Membangkitkan impuls saraf.
- Pd grad. potensial mencapai ambang
tercetus 1 impuls atau lebih, kmdian
menyebar ke pusat.
4. Integrasi input sensorik.
Daerah tertentu di-otak akan menerima
dan meng-integrasikan impuls sensorik
dan diterima pd area tertentu di korteks

DPM FK UNTAR
LO 3 : MEMAHAMI GERAK
BIASA DAN GERAK REFLEKS

DPM FK UNTAR
• 1. Gerak Biasa / sadar
Trjd melalui rangkaian arus impuls yg dimulai
dr reseptor sbg penerima rangsang  saraf
sensorik  otak u/ diolah  saraf motorik 
otot/kelenjar
2. Gerak refleks / tdk disadari
Trjd melalui arus impuls pendek, dimulai dr
reseptor  s. sensorik  saraf pusat (tdk
diolah) s. motorik  efektor
Disebut sbg lengkung refleks

DPM FK UNTAR
Lengkung refleks
Refleks
• Cepat, otonom, respon yang tidak disadari
• Hasil dari reflex arcs/lengkung refleks – jalur saraf terpendek

DPM FK UNTAR
Macam” gerak refleks :
1. Refleks otak
.Melibatkan s. perantara yg trlibat di otak
.Cth : refleks pupil mata krna rangsang cahaya
2. Refleks sumsum tulang belakang
.Melibatkan saraf perantara yg ada di sum”
belakang
.Cth : terangkatnya kaki krna menginjak batu

DPM FK UNTAR
LO 4 : MEMAHAMI HISTOLOGI
JARINGAN SARAF DAN SISTEM
INTEGUMEN

DPM FK UNTAR
DEFINISI

Jaringan saraf (Nervous) adalah salah satu


dari 4 jaringan dasar dalam tubuh kita yang
disusun oleh sel saraf (neuron) dan sel
penyokong saraf (sel neuroglia) yang
berfungsi untuk komunikasi

DPM FK UNTAR
Cellular Organization in Neural Tissue

• Neural tissue contains 2 distinct cell types: nerve cells,


or neurons, and supporting cells, or neuroglia
• Neurons are responsible for the transfer and processing
of information in the nervous system
• Supporting cells, or neuroglia, isolate the neurons

DPM FK UNTAR
Organ Penyusun Sistem Saraf

Neurons
• F : Menerima , meneruskan, memproses stimulus,
memicu aktivitas sel tertentu, pelepasan
neurotransmiter
• Secara histologis :
– Badan sel saraf (perikarion)
– Juluran saraf (prosessus saraf) yg terdiri :
• Akson
• Dendrit

DPM FK UNTAR
DPM FK UNTAR
Perikarion
• Perikarion dibentuk oleh inti dan sitoplasma
• Di dalam inti terdapat DNA yang merupakan pembawa
sifat turunan
• Di dalam sitoplasma terdapat berbagai organel dan
badan inklusi.
• Ukuran perikarion sangat beragam 4-135 mikrometer.
• Bentuk bervariasi Ada yg brbntk piramid, lonjong,
bulat & sebagainya.

DPM FK UNTAR
Struktur dalam Perikarion

1. Nukleus (inti sel)


• Ukuran besar, bentuk brvariasi, bewarna pucat, dan
umumnya terletak di pusat perikarion.
• Nukleolusnya pada umumnya satu dan tampak sangat
jelas terlihat di bawah mikroskop cahaya.
• Inti sel terdapat rantai double helix ”deoxyribonucleate
acid (DNA)” yang merupakan pembawa kode genetik.
• Kromatin halus tersebar rata

DPM FK UNTAR
Lanjutan…

2. Sitoplasma
• Sitoplasma diisi dengan beragam organel dan granula
(badan inklusi) yang tersusun kurang lebih mengitari inti.
• Organel a/ struktur2 yg tdpt di dlm sitoplasma yg
diperlukan u/ mpertahanka kehidupan & mnjlnkn fungsi-
fungsi sel secara keseluruhan.
• Badan inklusi a/ struktur2 yg trdpt di dlm sitoplasma yg
diprgunakn sbgi tempat penyimpanan zat-zat atau
substansi tertentu.

DPM FK UNTAR
Lanjutan….

Organel2 yg terdapat di sitoplasma adalah:


– Sitoskeleton
– Apparatus (kompleks) Golgi
– Mitokondria ME

– Badan Nissl (endoplasmik retikulum kasar/


rough endoplasmic reticulum dan ribosom )

DPM FK UNTAR
badan sel saraf

DPM FK UNTAR
Lanjutan….

• Badan inklusi yang ditemukan pada perikarion sel


saraf adalah
– Vesikel Neuron yang mengandung neurotransmitter dan ensim-
ensim.
– Granular
– Hormon
– Pigmen
– Lipofuksin
– Besi
– Glikogen

DPM FK UNTAR
Histologis Dendrit

• Pngklya lbh tebal & smakin kdistal smakin tipis.


• Tiap dendrit dpt brcbng mjdi cab primer, sekunder tertier
& seterusnya.
• Pmukanya diliputi olh tonjoln kcl/ duri (spine/gemullae)
yg bfungsi sbgi tmpt kontak sinaps.
• Batang utama dendrit mgndung badan Nissl, ribosom
bebas, mitokondria, mikrotubulus & mikrofilamen, tetapi
kandungan badan Nissl dan ribosom bebas makin
berkurang olh percabangannya
• Dendrit tidak mempunyai kompleks Golgi.

DPM FK UNTAR
Histologis akson

 Mempunyai pangkal akson pd perikarion yg disbt akson


Hillock.
 Umumnya lebih tipis (halus) & jauh lbh panjang drpd
dendrit.
 Mmiliki sitoplasma aksoplasma yg diselimuti olh
membran sel axolemma
 Aksoplasma mengandung neurofilament, mikrotubulus
& mitokondria.
 Akson tdk trdapt badan nissl, ribosom, RE & KG

DPM FK UNTAR
Lanjutan…..

• Spanjang axon trdpt percabangan yg disbt axon kolateral


• Dendrit & axon disbt serat saraf/prossesus
• Saraf (nerve) a/ sklmpk serat saraf, biasanya berisi serat
sensorik & motorik yg dikelilingi olh jar. penunjang.
• Kelompok serat saraf yg tdk dikelilingi jar.penunjang
disbt traktus

DPM FK UNTAR
Akson

– Sbgin bsr akson brmielin, ttp ada pula akson yg


tdk brmielin
– Selubung mielin bkn mrpakn bgian dr neuron, ttp
mrpkn bag dr slubung neuron.
– Slubung mielin hnya ada pd akson & tdk pernah
pd dendrit.

DPM FK UNTAR
Selubung Mielin

DPM FK UNTAR
SERAT SARAF : AKSON BERMIELIN & TIDAK
BERMIELIN

• SSP pembentukan dan mielinisasi selubung


dilakukan oleh Oligodendrosit
• SST sel schwan(neurilema)

Membentuk slubung mielin

DPM FK UNTAR
DPM FK UNTAR
Lanjutan…..

– Dgn MC trlihat serat saraf bermielin


mk sdh tentu itu akson.
– Bila serat sarafnya tdk brmielin mk
serat trsbt mngkin akson & mngkn pula
dendrit.
– Pd ujung ranting aksonal mperlihatkn
pembengkakan kecil dsbt “boutons
terminaux”. (bnyk mgandung vesikel
brisi neurotransmitter)
DPM FK UNTAR
AKSON

 Selubung myelin ini brpran dlm mengisolasi suatu


sel saraf shngga impuls suatu neuron tdk
mpengaruhi neuron didekatnya (isolator).
 Sepanjang akson, selubung myelin terputus-putus.
Celah di antara 2 bagian selubung yg terputus disbt
nodus of Ranvier (mpercepat pghantaran impuls).
 Fungsi akson : meneruskan atau menyalurkan
rangsang saraf ke neuron lainnya, serat otot atau
sel kelenjar

DPM FK UNTAR
Aliran pd Akson

• Proses pengankutan dlm akson dsbt transportasi


aksonal
• Komponen yg trlibat dlm transportasi
– Mikrotubulus
– Protein pengerak (Kinesin, dynein dll)
– Vesikel transport : f sbg konteiner mgangkut
prot,glikoprot,faktr prtmbhan sel saraf, neurotransmitter, dll

DPM FK UNTAR
Lanjutan….

• Berdasarkan arah transportasi


aksonal :
– Aliran Anterograd dspanjng akson
kbag terminalnya, yg mgakut
makromolekul & organel yg dsintesis
dlm badan sel
– Aliran Retrograd arah brlwan mbw
sjmlh molekul ke perikarion
DPM FK UNTAR
Vesicle

DPM FK UNTAR
Lanjutan…

• Aliran anterograd berlangsung dengan 3


kecepatan :
– Aliran lambat mentranspor protein dan
mikrofilamen
– Aliran sedang mentransport mitokondria
– Aliran cepat mentransport bahan2 yg trkandung
dlm vesikel yg diperlukan pd terminal akson slama
transmisi neuron

DPM FK UNTAR
Sel Glia (neuroglia cells)

• Istilah neuroglia berasal dr nerve glue (nerve=saraf dan


glue= lem)
• Neuroglia mrpkan 70-80% dr sluruh sel yg ada di SSP.
• Disebut juga sel glia yg mberikan dukungan,
nutrisi,perbaikan jar. rusak , pertahanan & fungsi
fagositosis
• Neuroglia paling baik dipelajari dng teknik impregnasi
perak & emas khusus yg mperlihatkn seluruh sel.

DPM FK UNTAR
Asal & fungsi utama sel neuroglia

DPM FK UNTAR
NEUROGLIA PADA SSP

• Sel penyokong pada SSP, dengan banyak


cabang yang terdapat diantara neuron
• Sel-sel ini tidak mengantar implus dan secara
morfologik dan fungsional, berbeda dengan
neuron
• Ukuran lebih kecil dari neuron dan inti terpulas
gelap

DPM FK UNTAR
Lanjutan….

• Jumlah 10 x dari jumlah neuron di dalam


susunan syaraf
• Ada empat jenis:
– Astrosit
– Oligodendrosit
– Mikroglia
– Sel ependim

DPM FK UNTAR
Lokasi
Sel Glial
DPM FK UNTAR
Astrosit

 Bbntk bintang dgn bnyk cab, mmliki berkas filamen


intermedia
 Inti yg paling besar & brbntk avoid atau bulat
 Warna yg pucat olh krn butir2 khromatin yg halus &
tersebar.
 Sbagian besar khromatin menempel pd selubung inti
shingga batas inti menjadi lbh jelas.
 Di dlm intinya kadang-kadang dpt terlihat nukleolus.

DPM FK UNTAR
Astrosit
 Astrosit mngikat neuron pd kapiler & pia mater,
 2 macam astrosit :
Astrosit dgn sdkit cab panjang dsbt astrosit
fibrosa (tdpt dsubstansi alba)
Astrosit dgn cab pendek astrosit protoplasma
(tdpt di substansi grissea)

DPM FK UNTAR
Astrosit

DPM FK UNTAR
Fungsi astrosit
• Sbgi sel penyokong & jg berfungsi untk :
» Menyerap klebihan ion kalsium yg lolos dari sel saraf
slama proses konduksi impuls saraf.
» Brperan dlm transportasi zat metabolisme antar
neuron.
» Berperan dlm pmbentukan jar. parut di SSP bila
mengalami cedera.
• Bila terjadi cedera pd SSP & neuronnya rusak, mk astrosit
mjadi sangat reaktif & disbt astrosit hipertrofi & astrosit
reaktif menggantikan tempat neuron rusak.

DPM FK UNTAR
DPM FK UNTAR
Oligodendroglia /Oligodendrosit

 Populasi yg paling bnyk ditemukn sebagai kumpulan inti


 Ukuran lebih kecil drpd inti astrosit.
 Inti yg bbentuk bulat & ovoid ini bwarna lebih gelap krn
khromatinnya lebih padat.
 Kadang2 dlm intinya dpt ditemukan nukleolus pula.
 Miliki cab2 yg mbungks akson & mghslkn slubung mielin

DPM FK UNTAR
Fungsi oligodendroglia

• Membentuk selubung mielin di SSP & sebagai sel


penyokong.
• Cabang sitoplasma yg serupa daun dr badan2 sel
meluas mengitari serat2 saraf secara spiral.
• Tiap oligodendroglia mpunyai bebrapa cab shg dpt
mbntk sarung2 myelin disekitar bbrapa serat2
saraf yg berdekatan.

DPM FK UNTAR
Mikroglia
 Berasal dari jaringan mesenkhim.
 Sel ini dpt dibdkn dng yg lain krn bntk intinya yg
manjang/gep & pdt, dng butir-butir khromatin yang
tersebar rata.
 Sel kecl dgn cab2 pendek
 Kadang-kadang masih dapat terlihat sitoplasma di
sekitar intinya.

DPM FK UNTAR
Lanjutan….

• Trlibat dlm reaksi peradangan & perbaikan dlm SSP


• Mehslkn & mlpskan protease netral & radikal oksidatif
• Jk traktivasi mikroglia akn bkrja sbgi sel penyaji-antigen
• Sel ini myekresi sitokin pgatur imun & mgeluarkn debris
sel yg dssbkn olh krusakn SSP
• Fungsinya sel mikroglia sebagai fagositosis. Mikroglia
akan memfagosit jaringan yg nekrotik shgga daerah
tersebut mjadi bersih.

DPM FK UNTAR
Sel Mikroglia

DPM FK UNTAR
Sel ependim
 Bbentuk silindris pendek yg mlapisi ventrikel otak &
kanalis sentralis di MS
 Sel mirip spongioblas diketemukan di antara sel-sel
neroglia yang lain
 Inti yg paling kecil, bbentuk bulat & lbh padat susunan
khromatinnya
F:
 Sebagai sel penyokong.
 Sebagai pembatas rongga Sistem Saraf Pusat.
 Sebagai epitel Plexus choroideus (melapsi pleksus koroideus)

DPM FK UNTAR
DPM FK UNTAR
NEUROGLIA PADA SST
• Dalam SST jg tdpt sel penyokong
• Sel-sel ini tdk mengantar implus & secara
morfologik & fungsional, bbeda dng neuron
• Ada dua jenis:
– Sel satelit sel-sel kuboid kecil yang
mengelilingi sel syaraf pada ganglia
– Sel schwan membungkus dan berada
disepanjang akson

DPM FK UNTAR
Sel Schwan
Mmiliki fungsi yg sama dgn oligodendrosit,
namun trltk dsekitar akson dSST
Mbntk mielin diskliling satu segmen dr satu
akson
Sel Satelit
mensupport ganglia;berada di dekat badan
sel (ganglion)

DPM FK UNTAR
Sel Schwann

DPM FK UNTAR
DPM FK UNTAR
Jenis Neuron

• Berdasarkan jumlah julurannya,


dikenal 3 jenis neuron:
– Neuron unipolar/pseudo-unipolar
– Neuron bipolar
– Neuron Multipolar

DPM FK UNTAR
Neuron Pseudounipolar
• Memiliki satu cab dkt perikarion &
trbagi mjadi 2 cab. Cab tsbt mbntk
huruf T, 1 cab mjulur keujung perifer
& lainya trjulur kSSP
• C : Neuron unipolar/ pseudo-
unipolar
 Neuron unipolar masa

embrio
 Ganglion kraniospinal

DPM FK UNTAR
Neuron Bipolar
• Sel saraf brbntk kumparan dng
2 juluran yg masing2 keluar dr
ujung perikarion (badan sel
saraf)
• Neuron bipolar
 Ganglion vestibular

 Ganglion koklear

 Neuron olfaktoris

DPM FK UNTAR
Neuron Multipolar

• Neuron brbntk poligonal yg mempunyai bnyk


prosesus.
• Bentuk neuron ini merupakan bentuk yang paling
banyak dijumpai ditubuh kita.
• Neuron multipolar
 Neuron motoris kornu anterior medula
spinalis
 Sel Purkinje di otak kecil
 Sel piramid pada korteks serebri

DPM FK UNTAR
Macam Sel Saraf pada Manusia

DPM FK UNTAR
KULIT (INTEGUMEN)

• 1/6 DARI BERAT BADAN


• BERVARIASI DALAM :
1. KETEBALAN
2. WARNA
3. DISTRIBUSI RAMBUT
4. KELENJAR

DERIVAT KULIT
1. RAMBUT
2. KUKU
3. KELENJAR SEBASEA (MINYAK)
4. KELENJAR SUDORIVERA (KERINGAT)

DPM FK UNTAR
DPM FK UNTAR
FUNGSI PERLINDUNGAN

• TERHADAP SINAR ULTRAVIOLET


• PENGARUH MEKANIS, KIMIA DAN SUHU
• PERMUKAAN RELATIF TIDAK TEMBUS SEHINGGA
MENCEGAH DEHIDRASI
• BARIER FISIK TERHADAP INVASI MIKROORGANISME

FUNGSI SENSASI

• ORGAN SENSORIS TERLUAS DITUBUH


• KULIT MENGANDUNG RESEPTOR UNTUK :
1. PERABAAN (MEISNER CORPUSCLE)
2. TEKANAN ( VATER PACINI)
3. NYERI
4. SUHU PANAS (RUFFINI)
5. SUHU DINGIN (KRAUSE)

DPM FK UNTAR
FUNGSI TERMOREGULATOR

• PERLINDUNGAN TERHADAP HILANGNYA SUHU TUBUH OLEH


RAMBUT DAN LEMAK SUBKUTAN
• PENURUNAN SUHU DIPERCEPAT OLEH
1. PENGUAPAN KERINGAT DARI PERMUKAAN KULIT
2. PENINGKATAN ALIRAN DARAH MELALUI JALINAN
KAPILER DERMIS

FUNGSI METABOLIK

• LEMAK SUBKUTAN MERUPAKAN CADANGAN ENERGI


UTAMA
• VITAMIN D YANG DIPRODUKSI KULIT MELENGKAPI VITAMIN
D DARI SUMBER MAKANAN

DPM FK UNTAR
GAMBARAN HISTOLOGIS KULIT

1. EPIDERMIS

– EPITEL BERLAPIS GEPENG BERTANDUK (TIPIS / TEBAL)


– AVASKULER
– PADA TELAPAK :TEBAL
– PADA UJUNG JARI MEMILIKI POLA UNIK : SIDIK JARI
– TERDIRI DARI LAPISAN-LAPISAN :
1. STRATUM GERMINATIVUM / BASALE
2. STARTUM SPINOSUM  AWAL SINTESA KERATIN
3. STARTUM GRANULOSUM  AWAL PERTANDUKAN
4. STRATUM LUCIDUM (PD KULIT TIPIS -)
5. STRATUM CORNEUM  PROTEIN FIBROSA (KERATIN)

DPM FK UNTAR
1. Stratum korneum
.Td dr puluhan lapis sel yg mati
.Bbtk pipih dan penuh keratin
.Mmbntuk lap. Kedap air
.Slalu lluh & digantikan lap. dibawahnya

2. Stratum Lucidum
.Td dr bbrp lapis sel mati yg jernih
.Tembus cahaya krna mengandung eledin
.Hanya tdp pd kulit tebal

DPM FK UNTAR
3. Stratum Granulosum
Td dr bbrp lapis sel yg sudah memipih
 menunjukkan tnda” kematian sel
Mengandung keratohialin (cikal bakal keratin)

4. Stratum Spinosum
Td dr bbrp lapis sel
 terlihat memiliki tonjolan & saling melekat
 tdpt diskus merkel u/ meraba

5. Stratum basalis
Td dr 1 lapis sel kolumner
 sll mengadakan mitosis
Sel hasil mitosis di drong ke atas stratum basalis

DPM FK UNTAR
DPM FK UNTAR
Sel penyusun epidermis :
1. Keratonosit : sel epidermis yg sdang
mmbentuk keratin
2. S. langerhans : spt makrofag, ptg u/ imunitas
3. S. granstein : brperan dlm penyajian antigen
kpd supressor sel T, brpern dlm imunitas
4. Melanosit : membentuk pigmen melanin

DPM FK UNTAR
2. DERMIS

– TERDAPAT DIBAWAH LAPISAN EPIDERMIS


– UNTUK MENGATUR SUHU
– SEL FIBROBLAST: MEMPRODUKSI KOLAGEN DAN ELASTIN
– LAPISAN-LAPISAN
1. PAPILA DERMIS
MENGANDUNG PEMBULUH DARAH, LIMF , MEISSNER
2. STRATUM PAPILARE
JARINGAN LONGGAR SRB KOLAGEN HALUS, ELASTIN
SANGAT VASKULERPLEKSUS ARTERI, VENA & LIMF
3. STRATUM RETIKULARE
PALING TEBAL
SRBT KOLAGEN KASAR DAN ELASTIN
PEMBULUH DARAH : ARTERIOL
3. HIPODERMIS
- SUBDERMIS
- JARINGAN LONGGAR
- MENGANDUNG JARINGAN LEMAK DG JUMLAH BERVARIASI

DPM FK UNTAR
DPM FK UNTAR
STRUKTUR HISTOLOGIS KULIT
RESEPTOR SENSORIS KULIT

1. UJUNG SARAF BEBAS


- CABANG HALUS SERABUT SARAF AFEREN
- TERDAPAT SEPANJANG BATAS DERMIS-EPIDERMIS
- PELEBARAN PADA BAGIAN TERMINAL : SEL MERKEL

2. BADAN MEISSNER (MEISSNER CORPUSCLE)


- PD UJUNG JARI TANGAN DAN KAKI, PAPILA MAMMAE,
PALPEBRA, BIBIR DAN GENITAL
- MENERIMA RANGSANG PERABAAN RINGAN

DPM FK UNTAR
3. BADAN PACINI (VATER PACINI)
- RESEPTOR SENSORIS BERSIMPAI, BESAR
- TERDAPAT PADA LAPISAN DALAM KULIT, LIGAMEN,
SEROSA
- MENERIMA RANGSANGAN TEKANAN, RABAAN KASAR,
GETARAN DAN TEGANGAN

4. BADAN RUFFINI
- MEKANORESEPTOR
- BERSIMPAI
- TERDAPAT PADA TELAPAK KAKI

5. BADAN KRAUSE
RESEPTOR HALUS PADA LAPISAN OROFARINGS DAN
KONJUNNTIVA

DPM FK UNTAR
DPM FK UNTAR
MEISSNER CORPUSCLE

DPM FK UNTAR
VATER PACINI

DPM FK UNTAR
WARNA KULIT

• DITENTUKAN OLEH
1. PIGMEN KAROTEN PADA LEMAK SUBKUTAN KEKUNINGAN
2. OKSIGENASI HEMOGLOBIN
3. MELANIN
- DIPRODUKSI OLEH MELANOSIT DI LAPISAN BASAL
- TDP DL VESIKEL MELANOSUM
- TERGANTUNG PADA INDIVIDU, SINAR MATAHARI DAN
RAS (BANGSA CAUCASUS <, NEGRO >>)

DPM FK UNTAR
DPM FK UNTAR
DERIVAT KULIT
1. FOLIKEL RAMBUT
- DASAR: BULBUS RAMBUT
- MENGANDUNG MELANOSIT AKTIF, BESAR
2. KELENJAR SEBASEA
- TIPE KELENJAR HOLOKRIN
- MEMINYAKI RAMBUT
3. KELENJAR KERINGAT MEROKRIN (SUDIRIFERA)
- BERBENTUK TUBULER, SEKRESI ENCER
- TERDAPAT DISELURUH TUBUH KECUALI: BIBIR, GLANDS PENIS
- PENGUAPAN PENTING UTK TERMOREGULASI
4. KELENJAR KERINGAT APOKRIN
- TERDAPAT PADA KETIAK, GENITAL, MAMAE
- SEKRET KENTAL, BILA ADA BAKTERI BAU KHAS
5. KUKU
- LEMPENG KERATIN PADAT PADA UJUNG JARI
- PERTUMBUHAN DARI MATRIKS KUKU

DPM FK UNTAR
DPM FK UNTAR
DPM FK UNTAR
DPM FK UNTAR
DPM FK UNTAR
LO 5 : MEMAHAMI MEKANISME
IMPULS SARAF DAN BIOLISTRIK

DPM FK UNTAR
Bagaimana neuron2 berkomunikasi? (1)

• Neuron2 berkomunikasi melalui sinyal :


potensial aksi
Potensial aksi : muatan listrik yang dihasilkan
o/ perubahan keseimbangan kimia dari cairan di
dalam & sekeliling neuron  bergantung pada
pergerakan ion2 bag luar dan bag dalam sel
• Jika potensial aksi terjadi pada neuron  pesan
molekular dikirimkan ke neuron di sebelahnya

DPM FK UNTAR
Bagaimana neuron2 berkomunikasi? (2)

• Terjadi jika impuls yang masuk adalah depolarisasi


yang mencapai ambang tertentu  pada pangkal
akson timbul potensial aksi  sel terstimulasi
• Potensial diteruskan  ujung neuron mem-bebaskan
neurotransmiter

DPM FK UNTAR
Bagaimana neuron2 berkomunikasi? (3)
• Neuron membawa informasi ke neuron lain atau ke
otot
• Terjadinya komunikasi antara sel-sel saraf dengan sel
efektor diperantarai oleh sinaps (-is)

Sinaps terdiri atas:


• Ujung saraf
• Membran pasca-sinaptik sel yang kontak
• Celah sinapsis yang terletak di antara keduanya

DPM FK UNTAR
• Kecepatan impuls saraf bergantung kepada ada
tidaknya mielin
-Akson tanpa mielin = 20-50m/detik
-Akson dengan mielin = 100 m/detik

• Pada keadaan istirahat, ion Na+ di luar sel


banyak, potensial dalam sel menjadi lebih
negatif. Potensial membran negatif/istirahat
adalah -90mVolt = polarisasi

• Ada rangsangan listrik terhadap membran


menyebabkan ion Na+ masuk ke dalam sel,
sehinga potensial dalam sel menjadi lebih
positif. Potensial membran positif = depolarisasi
Gerakan impuls

DPM FK UNTAR
Membran sel semipermeabel

K+ Na+ Cl-
Outside of Cell

Cell Membrane at rest

Na+ - 70 mV
K+ A-
Cl-
Inside of Cell
Result - inside is
Potassium (K+) can Sodium and
negative relative to
pass through to Chloride cannot
outside
equalize its pass through
concentration
DPM FK UNTAR
Potensial istirahat

• Pada kondisi istirahat, akson mengandung cairan bermuatan negatif, sedangkan


disekelilingnya ion positif  polarisasi
• Potensial di bagian dalam -65 sampai -70 mV
• Muatan ke daerah dendrit lebih positif
• Jika potensial istirahat meningkat melampaui ambang suatu potensial aksi mulai
berjalan dr badan sel ke akson
DPM FK UNTAR
Depolarisasi mengawali PA

• Jika terjadi stimulasi, PA membuka pintu aksonmembran  ion muatan


+ (Na+) masuk ke akson  depolarisasi
• Bagian dalam sel dg cepat berubah menjadi lebih positif dibandingkan
bag. luar
DPM FK UNTAR
Repolarisasi

• Berlanjut sampai nilai ambang tercapai  impuls dihantarkan dari akson


ke dendrit neuron berikutnya  kembali ke posisi istirahat
• Sth depolarisasi ion K+ bergerak keluar, menjaga kondisi di dalam
menjadi bertegangan negatif  repolarisasi
DPM FK UNTAR
Hiperpolarisasi

• Repolarisasi mengakibatkan tegangan di bawah potensial istirahat


• Sel saraf pada saat ini tidak menghasilkan potensial aksi lagi
• Disebut periode refraktori
DPM FK UNTAR
Bagaimana jalannya impuls?

• Impuls mencapai akson akhir/terminal  prasinapsis


akhir
• Potensial aksi mencapai terminal
• Neurotransmiter dilepaskan ke celah sinaps
• Neurotransmiter berikatan dengan membran
pascasinaps
• Impuls melintasi sinaps dengan bantuan
neurotransmiter  menuju reseptor di dendrit 
pintu/kanal terbuka
DPM FK UNTAR
Neurotransmiter
1. Acetylchonine
2. Norephinephrine
3. Asam glutamat
 -aminobutyric acid (GABA)
5. Dopamin
6. Serotin
7. Glisin
8. Endorphins
9. Enkephalins
Neurotransmiter (1)
• Suatu senyawa kimia endogen yang
menyampaikan, memperkuat, memodulasi sinyal
antara neuron dengan sel lainnya
• Berada pada vesikel sinaps yang berkelompok di
bawah membran presinaps dari sinaps & dilepaskan
ke celah sinaps  yang berikatan dg reseptor di
bagian pascasinaps
• Pelepasannya biasanya diikuti dg sampainya
potensial aksi pada sinaps

DPM FK UNTAR
Neurotransmiter (2)
• Ujung saraf mensintesis neurotransmiter khas u/
neuron ybs  disimpan dalam vesikel
• Pada saat potensial aksi terjadi, ion Ca2+ ekstrasel  ke
akson  neurotransmiter dibebaskan ke celah sinapsis
• Neurotransmiter berdifusi mengaktifkan reseptor
neurotransmiter pd membran pascasinaps sel yang
berkontak

DPM FK UNTAR
Transmisi melalui celah sinapsis

• Potensial aksi neuron prasinapsis mencapai ujung


terminal  vesikel bergerak ke ujung aksi (bantuan
dari gerakan ion Ca2+)  transmiter dibebaskan,
kontak dengan membran pascasinapsis 
permeabilitas berubah
Jika permeabilitas thdp ion Na+ meningkat, potensial
istirahat menjadi kurang –
• Jika nilai ambang tercapai  terjadi potensial aksi
pada neuron pascasinapsis  impuls ditransmisikan

DPM FK UNTAR
Transmisi melalui celah sinapsis

DPM FK UNTAR
Penerimaan impuls oleh saraf aferen/sensorik

• Neuron kolinergik
– Asetilkolin
– Berperan pada pengendalian sistem motorik
• Neuron dopaminergik
– Dopamin
– Berperan pada gerakan dan kerja obat antipsikotik
• Neuron nor adrenergik
– Nor adrenalin
– Berperan pada regulasi TD dan kerja obat antidepresan
• Neuron adrenergik
– Adrenalin
– Berperan = nor adrenergik

DPM FK UNTAR
Penerimaan impulsimpuls
Penerimaan oleh saraf
olehaferen/sensorik
saraf aferen/sensorik
• Neuron gabaergik
– GABA (asam –aminobutirat)
– Ada pada CNS, sebagai neuron inhibitorik
– Berperan pada regulasi motorik
• Neuron serotoninergik
– Serotonin
– Tidak banyak terdapat di CNS
– Serotonin dibentuk dari asam amino triptofan

DPM FK UNTAR
Penerusan impuls melalui saraf efferen

• Mengatur hubungan antara bagian dalam tubuh (tegangan otot, TD)


dengan lingkungan (gerakan tertentu) melalui serabut motorik dan
viseral
• Yang berperan:
– Serabut eferen kolinergik
• Motoneuron  mempersarafi otot skelet ( kontraksi) & mrp
serabut kolinergik
• Neuron pasca-ganglion parasimpatis Mrp serabut kolinergik
yang mempersarafi berbagai organ
• Neuron praganglion simpatis & parasimpatis
– Neuron eferen nor adrenergik  merupakan serabut kolinergik.
Reseptor asetilkolin merupakan reseptor nikotinik

DPM FK UNTAR
DPM FK UNTAR
Excitatory and inhibitory synapses
 Excitatory neurotransmitters cause postsynaptic cell to fire action
potentials
 Inhibitory neurotransmitters prevent postsynaptic cell from firing
 Excitatory neurotransmitters (eg acetylcholine, glutamine) act on
ion channel receptors selective for Na+ and Ca2+
• Neurotransmitter binding to receptor  channel opening 
Na+ influx  depolarisation of postsynaptic membrane 
threshold  action potential
 Inhibitory neurotransmitters (eg -aminobutyric acid - GABA) act
on Cl- channels
• Neurotransmitter binding to receptor  channel opening  Cl-
influx  prevents depolarisation of postsynaptic membrane 
no action potential

DPM FK UNTAR
Fast excitatory transmission

Na + Ca2+

Na+

-70mV
Na+ Na+
Excitatory
postsynaptic potential
(EPSP)
Ca2+
DPM FK UNTAR
Fast inhibitory transmission

Na + Ca2+

Cl-

-70mV
Na+ Cl-

Inhibitory
postsynaptic
Ca2+ potential (IPSP)
DPM FK UNTAR
Slow inhibitory transmission

Na + Ca2+

K+

-70mV
Na+
K+
Slow IPSP

Ca2+
DPM FK UNTAR
Slow excitatory transmission

Na + Ca2+

-70mV
Na+
x
Slow EPSP

Ca2+
DPM FK UNTAR
DPM FK UNTAR
DPM FK UNTAR
Transpor membran
Pasif: tanpa energi
–Difusi (gerakan acak, larutan atau gas, konsentrasi tinggi ke rendah)
–Difusi terfasilitasi (sesuai penurunan konsentrasi, tergantung substansi pembawa / protein
carrier)
–Osmosis (hanya air yang bergerak dari konsentrasi terlarut rendah ke tinggi)
–Gated channel

Aktif: memerlukan energi


–Transport aktif (melawan gradien konsentrasi, pompa ion Na dan K, butuh ATP),
–Endoksitosis dan eksositosis
LO 6 : MEMAHAMI MEKANISME
PEMBELAHAN SEL

DPM FK UNTAR
Siklus sel

DPM FK UNTAR
MITOSIS
• Tujuan : Pada hewan bersel satu, untuk memperbanyak
diri(reproduksi).Pada hewan bersel banyak untuk memperbanyak sel dan
pertumbuhan

• Terjadi pada seluruh jaringan tubuh, baik jaringan somatik (vegetatif)


maupun jaringan germinatif (generatif).

• Tahap pembelahan : PROMAT (profase, metafase, anafase, dan telofase).

• Hasil : dua sel anakan yang memiliki jumlah kromosom seperti


induknya(diploid)

DPM FK UNTAR
MITOSIS

DPM FK UNTAR
PROFASE
Benang-benang kromatin
makin menjadi pendek
sehingga menjadi tebal.
Terbentuklah kromosom-
kromosom. Tiap kromosom
lalu membelah dan
memanjang dan anakan
kromosom ini dinamakan
kromatid. Membran inti mulai
menghilang. Sentriol (bentuk
seperti bintang dalam
sitoplasma) juga membelah

DPM FK UNTAR
METAFASE.
Kromosom-
kromosom
menempatkan diri
di bidang
ecuatorial
(tengah) dari sel

DPM FK UNTAR
ANAFASE.
Kedua buah kromatid
memisahkan diri dan
ditarik benang
gelendong yang
dibentuk ditiap kutub
sel yang berlawanan.
Tiap kromatid itu
mamiliki sifat
keturunan yang sama.
Mulai saat ini
kromatid-kromatid
berlaku sebagai
kromosom baru.
DPM FK UNTAR
Di setiap kutub sel terbentuk sel
kromosom yang serupa.
Benang-benang gelendong
lenyap dan membran inti
terbentuk lagi. Kemudian
plasma sel terbagi menjadi dua
TELOFASE

bagian. Proses ini dinamakan


sitokinesis. Pada sel hewan
sitokinesis ditandai dengan
melekuknya sel kedalam,
sedang pada tumbuhan karena
selnya berdinding, maka
sitokinesis ditandai dengan
terbentuknya dinding pemisah
ditengah-tengah sel

DPM FK UNTAR
MEIOSIS
• Pada hewan bersel banyak, untuk membentuk
sel kelamin(gamet). Meiosis berfungsi
mengurangi jumlah kromosom agar
keturunannya memiliki jumlah kromosom
yang sama.
• Pada tumbuhan terjadi di benangsari dan putik.
Pada hewan terjadi pada alat kelamin

DPM FK UNTAR
MEIOSIS
• Terjadi lewat dua rangkaian tahap yaitu
meiosis I (PRO(lezipadidia)MAT I) dan
meiosis II (PROMAT II).
• Hasil : empat sel anakan yang memiliki
setengah jumlah kromosom sel induknya
(haploid)

DPM FK UNTAR
MEIOSIS

DPM FK UNTAR
• Meiosis I, yang dibedakan atas beberapa fase :
(a),(b) Profase I, dibagi menjadi 5 tahap: leptoten, zigoten, pakiten, diploten,
dan diakinesis
(c) Metafase 1. bivalen-bivalen menempatkan diri dibidang tengah dari sel
secara acak (random).
(d) Anafase 1. Kini kromosom-kromosom homolog (masing-masing terdiri
dari 2 kromatid) saling memisahkan diri dan ditarik oleh benang-benang
gelendong kekutub sel yang berlawanan. Berarti jumlah kromosom telah
diparuh, dari keadaan diploid (2n) menjadi haploid (n)
(e) Telofase 1. Sekarang berlanjut sitokinesis sehingga sel induk yang mula-
mula diploid telah menjadi dua sel anakan masing-masing haploid.
DPM FK UNTAR
• Meiosis II, yang dibedakan atas beberapa fase :
(f) Profase II, benang-benang gelendong terbentuk lagi
(g) Metafase II. Kromosom-kromosom menempatkan diri ditengah sel
(h) Anafase II. Tiap kromosom membelah, kromatid- kromatid
memisahkan diri dan ditarik kekutub kearah yang berlawanan dan
merupakan kromosom.
(i), (j) Telofase II. Berlangsunglah sitokinesis lagi, diikuti dengan
pembentukan membran inti.

DPM FK UNTAR
PERBEDAAN MITOSIS DAN MEIOSIS

DPM FK UNTAR

Das könnte Ihnen auch gefallen