Sie sind auf Seite 1von 4

ASUHAN KEPERAWATAN REUMATOID HEART DISEASE (RHD)

A. KONSEP DASAR PENYAKIT


1. Pengertian RHD
Rematoid heart disease ( RHD ) merupakan penyebab terpenting dari penyakit
jantung yang didapat, baik pada anak maupun pada dewasa. Rematoid fever adalah
peradangan akut yang sering diawali oleh peradangan pada farings. Sedangkan RHD
adalah penyakit berulang dan kronis. Pada umumnya seseorang menderita penyakit
Rematoid fever akut kira-kira dua minggu sebelumnya pernah menderita radang
tenggorokan. Rematoid heart disease (RHD) adalah suatu proses peradangan yang
mengenai jaringan-jaringan penyokong tubuh, terutama persendian, jantung dan
pembuluh darah oleh organisme streptococcus hemolitic-b grup A (Pusdiknakes,
1993).
RHD adalah suatu penyakit peradangan autoimun yag mengenai jaringan konektif
seperti pada jantung, tulang, jaringan subcutan pembuluh darah dan pada sistem
pernafasan yag diakibatkan oleh infeksi stretococcus hemolitic-b grup A.

2. Epidemiologi / Insiden Kasus


RHD terdapat diseluruh dunia. Lebih dari 100.000 kasus baru demam rematik
didiagnosa setiap tahunnya, khususnya pada kelompok anak usia 6-15 tahun.
Cenderung terjangkit pada daerah dengan udara dingin, lembab, lingkungan yang
kondisi kebersihan dan gizinya kurang memadai. Sementara dinegara maju insiden
penyakit ini mulai menurun karena tingkat perekonomian lebih baik dan upaya
pencegahan penyakit lebih sempurna. Dari data 8 rumah sakit di indonesia tahun
1983-1985 menunjukkan kasus RHD rata-rata 3,44% dari seluruh jumlah penderita
yang dirawat. Secara nasional mortalitas akibat RHD cukup tinggi dan ini merupakan
penyebab kematian utama penyakit jantung sebelum usia 40 tahun.

3. Penyebab / Faktor Predisposisi


Penyebab secara pasti dari RHD belum diketahui, namun penyakit ini sangat
berhubungan serat dengan infeksi saluran nafas bagian atas yang disebabkan oleh
streptococcus hemolitik-b grup A yang pengobatannya tidak tuntas atau bahkan tidak
terobati. Pada penelitian menunjukkan RHD terjadi akibat adanya reaksi imunologis
antigen-antibody dari tubuh. Antibody yang melawan streptococcus bersifat sebagai
antigen sehingga terjadi reaksi autoimun.
Terdapat faktor-faktor predisposisi yang berpengaruh pada reaksi timbulnya RHD :
a. Faktor-faktor pada individu
 Faktor genetik
Meskipun pengetahuan tentang faktor genetik pada RHD ini tidak lengkap
namun pada umumnya ada pengaruh faktor keturunan pada proses terjadinya
RHD, walaupun cara penurunnya belum dapat dipastikan.
 Jenis kelamin
Dulu sering dinyatakan bahwa RHD lebih sering terjadi pada anak wanita
daripada anak laki-laki.
 Golongan etnik dan ras
Data dari Amerika menunjukkan bahwa serangan awal maupun serangan
ulangan lebih sering terjadi pada orang berkulit hitam dibandingkan orang
berkulit putih.
 Umur
RHD paling sering terjadi pada anak-anak berumur antara 6-15 tahun (usia
sekolah) dengan puncak sekitar umur 8 tahun. Tidak biasanya ditemukan pada
nanak umur 3 tahun atau setelah 20 tahun.
b. Faktor-faktor lingkungan
 Keadaan sosial ekonomi yang buruk
Keadaan sosial ekonomi yang buruk adalah sanitasi lingkungan yang buruk,
rumah dengan penghuni yang padat, rendahnya pendidikan sehingga mencari
pengobatan untuk anak yang menderita infeksi tenggorokan sangat kurang
ditambah pendapatan yang rendah sehingga biaya perawatan kesehatan
kurang.
 Iklim dan geografis
RHD adalah penyakit kosmopolit. Penyakit terbanyak didapatkan pada daerah
beriklim sedang, tetapi data akhir-akhir ini menunjukkan bahwa daerah
tropispun mempunyai insidenyang tinggi. Didaerah yang letaknya tinggi,
insiden RHD lebih tinggi daripada dataran rendah.
 Cuaca
Perubahan cuaca yang mendadak sering mengakibatkan insiden infeksi saluran
nafas atas meningkat, sehingga mengakibatkan kejadian RHD juga dapat
meningkat.

4. Patofisiologi
Hubungan yang pasti antara infeksi streptokokus dan demam rematik akut tidak
diketahui. Cedera jantung bukan merupakan akibat langsung infeksi, seperti yang
ditunjukkan oleh hasil kultur streptokokus yang negative pada bagian jantung yag
terkena. Fakta berikut ini menunjukkan bahwa hubungan tersebut terjadi akibat
hipersensifitas imunologi yang belum terbukti terhadap antigen-antigen streptokokus
:
1. Demam rematik akut terjadi 2-3 minggu setelah faringitis streptokokus, sering
setelah pasien sembuh dari faringitis.
2. Kadar antibody anti streptokokus tinggi ( antistreptolisin o, anti DNase, anti
hialoronidase) terdapat padda pasien demam rematik akut.
3. Pengobatan dini faringitis streptokokus dengan penisilin menurunkan resiko
demam rematik akut.
4. Immunoglobulin dan komplemen terdapat pada permukaan membrane sel-sel
miokardium yang terkena.
Hipersensitifitas kemungkinan bersifat imunologik, tetapi mekanisme demam
rematik akut masih belum diketahui. Adanya antibody-antibodi yang memiliki
aktifitas terhadap antigen streptokokus dan sel-sel miokardium menunjukkan
kemungkinan adanya hipersensitifitas tipe II yang diperantarai oleh antibody
reaksi silang. Adanya antibodi-antibodi tersebut di dalam serum beberapa pasien
yang kompleks imunnya terbentuk untuk melawan antigen-antigen streptokokus
menunjukkan hipersensitifitas tipe III.

5. Manifestasi klinis dan kriteria diagnosis


Untuk menegakkan diagnosis RHD dengan melihat tanda dan gejala maka
digunakan kriteria jones yang terdiri dari kriteria mayor dan kriteria minor.
a. Kriteria mayor
1). Carditis
Yaitu terjadi peradangan pada jantung (miokarditis dan atau endokarditis)
yang menyebabkan terjadinya gangguan pada katup mitral dan aorta
dengan manifestasi terjadi penurunan curah jantung ( seperti hipotensi,
pucat, sianosis, berdebar-debar dan heart rate meningkat), bunyi jantung
melemah dan terdengar suara bising katup pada auskultasi akibat stenosis
dari katup terutama mitral (bising sistolik) Friction rub.
2). Polyarthritis
Klien yang menderita RHD biasanya datang dengan keluhan nyeri pada
sendi yang berpindah-pindah, radang sendi-sendi besar, lutut, pergelangan
kaki, pergelangan tangan, siku (polyarthritis migrans), gangguan fungsi
sendi.
3). Khorea Syndenham
Merupakan gerakan yang tidak disengaja / gerakan abnormal, bilateral,
tanpa tujuan dan involunter, serta sering kali disertai dengan kelemahan
otot sebagai manifestasi peradangan pada sistem saraf pusat.
4). Eritema Marginatum
Eritema marginatum merupakan manifestasi RHD pada kulit, berupa
bercak-bercak merah dengan bagian tengah berwarna pucat sedangkan
tepinya berbatas tegas, berbentuk bulat dan bergelombang tanpa indurasi
dan tidak gatal. Biasanya terjadi pada batang tubuh dan telapak tangan.
5). Nodul Subcutan
Nodul subcutan ini terlihat sebagai tonjolan-tonjolan keras dibawah kulit
tanpa adanya perubahan warna atau rasa nyeri. Biasanya timbul pada
minggu pertama serangan dan menghilang 1-2 minggu. Ini jarang
ditemukan pada orang dewasa. Nodul ini terutama muncul pada
permukaan ekstensor sendi terutama siku, ruas jari, lutut, persedian kaki.
Nodul ini lunak dan bergerak bebas.
b. Kriteria minor
1). Memang mempunyai riwayat RHD
2). Artralgia atau nyeri sendi tanpa adanya tanda objektif pada sendi, klien
kadang-kadang sulit menggerakkan tungkainya.
3). Demam namun tidak lebih dari 39 derajat celcius dan pola tidak tentu.
4). Leukositosis
5). Peningkatan laju endap darah (LED)
6). C- reaktif Protein (CRP) positif
7). P-R interval memanjang
8). Peningkatan pulse / denyut jantung saat tidur (sleeping pulse)
9). Peningkatan Anti Streptolisin O (ASTO)
Selain kriteria mayor dan minor tersebut terjadi juga gejala-gejala umum seperti,
akral dingin, lesu, terlihat pucat dan anemiaakibat gangguan eritropoesis. Gejala
lain yang dapat muncul juga gangguan pada GI tract dengan manifestasi
peningkatan HCL dengan gejala mual anoreksia
Diagnosis RHD ditegakkan apabila ada dua kriteria mayor dan satu kriteria
minor, atau dua kriteria minor dan satu kriteria mayor.
6. Pemeriksaan Diagnostik / Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
Dari pemeriksaan laboratorium darah didapatkan peningkatan ASTO,
peningkatan laju endap darah (LED), terjadi leukositosis dan dapat terjadi
penurunan hemoglobin.
b. Radiologi
Pada pemeriksaan foto toraks menunjukkan pembesaran pada jantung.
c. Pemeriksaan Echokardiogram
Menunjukkan pembesaran pada jantung dan terdapat lesi
d. Pemeriksaan Elektrokardiogram
Menunjukkan interval P-R memanjang
e. Hapusan tenggorokan : ditemukan streptokokus hemolitikus-b grup A
7. Komplikasi
Penyakit jantung rematik merupakan komplikasi dari demam rematik dan
biasanya terjadi setelah serangan demam rematik. Insiden penyakit jantung
rematik telah dikurangi dengan luas antibiotic efektif terhadap streptokokal
bakteri yang menyebabkan demam rematik.
8. Therapy / Penatalaksanaan
Tata laksana RHD aktif atau reaktifitas adalah sebagai berikut :
a. Tirah baring dan mobilisasi bertahap sesuai dengan keadaan jantungnya.

Das könnte Ihnen auch gefallen