Sie sind auf Seite 1von 13

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN TALASEMIA

3.1 Pengkajian
a. Identitas
 Usia : anak 1 S/d 5 tahun
 Jenis Kelamin : laki-laki dan perempuan
b. Keadaan Umum
Pasien tampak pucat, lemah, anoreksia dan sesak nafas
c. Riwayat Penyakit Keluarga
Bahwa thalasemia merupakan penyakit anemia hemolitik yang diturunkan dari kedua orang
tua kepada anak-anaknya secara resesif.
d. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi : - Konjungtiva terlihat anemis
- Pertumbuhan gigi yang buruk
- Sinusitis
Auskultasi : - Sesak nafas
e. Aktivitas / Istirahat
Kelesuan, kelelahan, kelemahan, malaise umum
Hilangnya produktivitas, penurunan toleransi latihan, kebutuhan yang lebih besar untuk tidur dan
istirahat
Mungkin menunjukkan: Kelesuan, kelemahan parah
dan pucatmeningkat (krisis aplastik),kiprah gangguan (nyeri, kyphosis,lordosis), ketidakmampua
n untuk berjalan (nyeri), dan postur tubuh yang
buruk (merosot dari bahu penunjukkan kelelahan)
f. Sirkulasi
Dapat melaporkan: Palpitasi atau nyeri dada angina (penyakit
arterikoroner bersamaan [CAD] iskemia / miokard, sindrom dada akut)
g. Makanan / Cairan
Anorexia, mual / muntah
Mungkin menunjukkan: Tinggi / berat badan biasanya di bawah persentil
Kulit buruk turgor dengan tenting terlihat (krisis, infeksi, dan dehidrasi)
Kulit kering / membran mukosa
h. Pemeriksaan persistem
Respirasi : Frekuensi nafas, bunyi nafas.
Muskuloskeletal : Tonus otot, pergerakan, kekakuan
Neurologi : Tingkat kesadaran, reflek pupil
Kardiovaskuler : Frekuensi, kualitas dan irama denyut jantung, pengisian kapiler,
sirkulasi.
Gastrointestinal : Bising usus, pola defekasi, distensi
Perkemihan : Produksi urine

i. Pemeriksaan penunjang
1. Darah tepi :
Hb rendah dapat sampai 2-3 g%
Gambaran morfologi eritrosit : mikrositik hipokromik, sel target, anisositosis berat dengan
makroovalositosis, mikrosferosit, polikromasi.
Retikulosit meningkat.
2. Sumsum tulang (tidak menentukan diagnosis) :
Hiperplasi sistem eritropoesis dengan normoblas terbanyak dari jenis asidofil.
Granula Fe (dengan pengecatan Prussian biru) meningkat.
j. Pemeriksaan khusus :
Hb F meningkat : 20%-90% Hb total
Elektroforesis Hb : hemoglobinopati lain dan mengukur kadar Hb F.
Pemeriksaan pedigree: kedua orangtua pasien thalassemia mayor merupakan trait (carrier)
dengan Hb A2 meningkat (> 3,5% dari Hb total).

k. Pemeriksaan lain :
Foto Ro tulang kepala : gambaran hair on end, korteks menipis, diploe melebar dengan
trabekula tegak lurus pada korteks.
Foto tulang pipih dan ujung tulang panjang : perluasan sumsum tulang sehingga trabekula
tampak jelas.

2. Diagnosa Keperawatan dan Intervensi


1) Perubahan perfusi jaringan b/d berkurangnya komponen seluler yang penting untuk
menghantar O2/zat nutrisi ke sel (berkurangnya kapasitas darah).
Tujuan : Tidak terjadinya gangguan perfusi jaringan
Kriteria hasil : Menunjukkan perfusi jaringan adequat dengan ditandai tanda-tanda syok tidak
ada, TTV normal, dll.
Intervensi Rasional
1. Monitor TTV - Adanya perubahan perfusi jaringan otak 2)
dapat menyebabkan terjadinya perubahan Perub
tanda-tanda vital : TD↓, RR↑ ahan
2. Tinggikan posisi kepala di tempat tidur - Meningkatnya ekspansi paru dan Nutris
sesuai toleransi memaksimalkan oksigenasi paru untuk i
kebutuhan seluler. kuran
3. Awasi upaya pernafasan, auskultasi - Dispnea, gemericik menunjukkan GJK g dari
bunyi nafas : perhatikan bunyi nafas karena regangan jantung lama/peningkatan kebut
adventisius. kompensasi curah jantung. uhan
4. Selidiki keluhan nyeri dada, palpitasi. - Iskemia seluler mempengaruhi jaringan tubuh
5. Catat keluhan rasa dingin, pertahankan mio kardal /potensial resiko inflan. b/d
suhu lingkungan dan tubuh hangat sesuai - Kenyaman pasien/kebutuhan rasa hangat kuran
dengan indikasi. harus seimbang dengan kebutuhan untuk gnya
6. Ajarkan untuk menghindari penggunaan menghindari panas berlebiha pencetus selera
bantalan penghangat/botol air panas. vasodilatasi. maka
7. Kolaborasikan untuk pemberian - Termoreseptor jaringan deral dangkal n.
PRC.Awasi ketat untuk komplikasi karena gangguan oksigen. Tujua
transfusi. n :
8. Berikan oksigen tambahan sesuai Kebut
indikasi uhan
-Meningkatkan jumlah sel pembawa
nutrisi
oksigen:memperbaiki difisiensi untuk
tubuh
menurunkan resiko perdarahan.
terpen
-Memaksimalkan transport oksigen ke
uhi.
jaringan.
Kriter
ia Hasil : Menunjukkan BB naik, tidak terjadi malnutrisi.
No Intervensi Rasional
1 Kaji riwayat nutrisi, termasuk - Mengidentifikasi defisiensi,
makanan yang disukai. menduga kemungkinan intervensi
2 Observasi dan catat masukan makanan - Mengawasi masukan kalori atau
Px kualitas kekurangan konsumsi
makanan
3 Timbang BB tiap hari - Mengawasi penurunan BB atau
efektifitas intervensi nutrisi
4 Observasi dan mencatat kejadian mual - Gejala GI menunjukkan efek anemia
/ muntah, flatus dan gejala lain yang (Hipoksia) pada organ
berhubungan

5 Berikan dan bantu higiene mulut yang - Meningkatkan nafsu makan dan
baik pemasukan oral, menurunkan
pertumbuhan bakteri meminimalkan
kemungkinan infeksi

6 Konsul pada Ahli Gizi - Membantu dalam membuat rencana


diet untuk memenuhi kebutuhan
individual.

3) Intoleransi Aktivitasi b/d tidak seimbangnya kebutuhan pemakaian dan supali oksigen (O2)
Tujuan : Intoleransi terhadap aktivitas akan teratasi
Kriteria hasil : Menujukkan peningkatan toleransi aktivitas
No Intervensi Rasional
1 Kaji kemampuan Px untuk - Mempengaruhi pilihan intervensi
melakukan tugas / bantuan
2 Kaji kehilangan / gangguan - Menunjukkan perubahan
keseimbangan gaya jalan, hemolegi karena defisiensi Vit
kelemahan otot B12 mempengaruhi keamanan Px
/ resiko cidera
3 Monitor TTV - Manifestasi kardiopulmonal dari
upaya jantung dan paru untuk
membawa jumlah O2adekuat ke
jaringan
4 Ubah posisi Px dengan perlahan -Hipotensi postural / hipoksio
dan pantau terhadap pusing serebral dapat menyebabkan
pusing, berdenyut dan
peningkatan resiko cidera
5 Beri bantuan dalam ambulasi -Membantu meningkatkan harga
diri ditingkatkan bila pasien
melakukan sesuatu sendiri
6 Mengajukan Px untuk -Regangan / stress
menghentikan aktivitas bila kardiopulmonal berlebihan /
polipitas nyeri dada, nafas peridek stress dapat menimbulkan
kelemahan atau pusing terjadi dekonsasi / kegagalan.

4) Resiko Tinggi Infeksi b/d transfusi darah


Tujuan : Infeksi teratasi
Kriteria Hasil : Menunjukkan TTV normal, tidak ada tanda-tanda infeksi
No Intervensi Rasional
1 Tingkatkan cuci tangan yang baik - Mencegah kontaminasi silang /
oleh pemberi-pemberi perawatan kolonisasi bakterial
dan pasien
2 Observasi TTV - Adanya proses informasi /
infeksi membutuhkan evaluasi /
pengobatan
3 Kaji semua sistem (misal : kulit, - Pengenaian dini dan interensi
pernafasan) terhadap tanda / gejala segera dapat mencegah progesi
infeksi secara kontinu pada situasi / sepsis yang lebih
serius.
4 Kaji dengan tanda-tanda gejala - Tanda dan gejala menunjukkan
reaksi pirogenik seperti : demam, adanya infeksi dan membutuhkan
mual dan muntah, sakit kepala. intervensi segera.
5 Periksa tempat dilakukannya - Identifikasi / perawatan awal dari
prosedur infasif terhadap tanda- infeksi sekunder dapat mencegah
tanda radang terjadinya sepsis.
6 Pertahankan teknik aseptik ketat - Menurunkan resiko
pada prosedur/perawatan luka. kolonisasi/infeksi bakteri.
7 Kolaborasikan dengan petugas lab - Membedakan adanya infeksi,
untuk pengambilan spesimen mengidentifikasi patogen khusus
dan mempengaruhi pilihan
pengobatan.

5) Konstipasi atau diare b/d penurunan pemasukan diet


Tujuan : membuat kembali pola normal dari fungsi usus
Kriteria hasil : Menunjukkan perubahan perilaku/pola hidup
No Intervensi Rasional
1 Observasi,warna Membantu mengidentifikasi
feses,konsistensi, frekwensi,dan penyebab/factor pemberat dan
jumlah intervensi yan tepat.

2 Awasi masukan dan haluaran Dapat


dengan perhatian khusus pada mengidentifikasidehidrasi,kehilangan
makanan/cairan berlebihan/alat dalam mengidentifikasi
defisiensi diet.

3 Dorong asupan cairan 2500-3000 Membantu


ml/hari dalam toleransi jantung. dalam memperbaikikonsistensi feses
bila konstipasi.
4 Hindari makanan yang Menurunkan distress gastric dandistensi
membentuk gas abdomen.
5 Konsul dengan ahli gizi untuk
memberikan diet seimbang
Serat menahan enzim pencernaan dan
dengan tinggi serat
mengabsorpsi air dalam alirannya
sepanjang traktus intestinal.

6 Berikan pelembek fese,stimulan Mempermudah defekasi bila konstipasi


ringan terjadi.

7 Kolaborasikan dengan dokter Menurunkan motilitas usus bila terjadi


untuk pemberian obat antidiare diare.
(metamucil)

6) Kerusakan Integritas kulit b/d perubahan fungsi dermal


Tujuan : mempertahankan integritas kulit
Kriteria hasil : Mempetahankan integritas kulit
No Intervensi Rasional
1 Kaji integritas kulit,catat perubahan -Kondisi kulit dipengaruhi oleh
pada turgor, gangguan sirkulasi,nutrisidanimobilisasi.
warna,hangat
local,eritema,ekskoriasi

2 Ubah posisi secara periodic dan -Meningkatkan sirkulasi ke semua


pijat permukaan tulang bila pasien area kulit membatasi iskemia/atau
tidak bergerak atau di tempat tidur mempengaruhi hipoksia seluler.

3 Bantu bererak pasif atau aktif -Meningkatkan sirkulasi jaringan,


mencegah stasis.

4 Ajarkan permukaan kulit kering -Sabun dapat mengeringkan kuliat


dan bersih.Batasi pengunaan sabun secara berlebihan dan mengakibatkan
iritasi.

5 Gunakan alat pelindung, mis. Kasur -Menghindari kerusakan kulit dengan


tekanan udara/air. mencegah/menurunkan tekanan
terhadap permukaan kulit.

7) Nyeri (akut) b/d agen fisikal;pembesaran organ/nodus limfe


Tujuan : nyeri hilang/terkontrol
Kriteria hasil : Melaporkan nyeri/ketidaknyamanan hilang
No Intervensi Rasional
1 Selidiki keluhan nyeri Membantu mengkaji kebutuhan
untuk intervensi
2 Awasi tanda verbal, pantau
petunjuk non verbal, mis; Dapat membantu mengevaluasi
tegangan otot gelisah pernyataan verbal dan
keefektifan intervensi.
3 Berikan lingkungan tenang dan
kurangi rangsangan penuh stress Meningkatkan istirahat dan
meningkatkan kemampuan
4 Tempatkan pada posisi nyaman koping.
dan sokong sendi, dan ekstrimitas
5 dengan bantal/bantalan Dapat menurunkan ketidak
Kolaborasikan dengan dokter nyamanan tulang/sendi.
untuk pemberian obat analgesik.
Menurunkan tegangan otot dan
kontrol nyeri adekuat.

8) Defisit Pengetahuan b/d ketidaktahuan pasien dan keluarga tentang penyakit yang di derita
Tujuan : keluarga mengerti dan memahami
riteria Hasil : - Memulai perilaku yang diperlukan / perubahan gaya hidupuntuk
mencegah komplikasi.
- Berpartisipasi dalam medis untuk tindak lanjut, genetikkonseling / pelayanan KB
- Orang tua dapat mengetahui tentang penyakit anaknya tanda dan pengobatan
- Orang tua dapat kooperatif dan mampu merawat anak dirumah
No Intervensi Rasional
1 Berikan informasi tentang- Memberikan dasar pengetahuan
penyakit pasien. sehingga pasien dapat membuat
pilihan yang tepat.

2 Diskusikan pentinganya menjalani- Menurunkan ansietas dan dapat


terapi pengobatan. meningkatkan kerjasama dalam
program terapi.
3 Mendorong latihan ROM dan - Mencegah demineralisasi tulang
aktivitas fisik teratur dan dapat mengurangi risiko
dengankeseimbangan patah tulang. Aids dalam
antara istirahat dan aktivitas. mempertahankan tingkat
resistensi dan mengurangi
kebutuhan oksigen.

4 Beritahu pasien serta keluarga - Screening DNA perlu ditingkat


untuk menghidari faktor pencetus untuk menghindari faktor
penyakitnya. pencetus.
5 Kolaborasi dengan psikolog untuk- Berbagi perasaan kepada orang
membantu mengeluarkan/dapat terdekat mampu meminimalisir
mengekspresikan perasaan pasien. stress serta beban pikiran.
9) Gangguan Citra Diri b/d adanya penyakit kronk
Tujuan : px dan keluarga menerima keadaan dirinya
Kriteria hasil: - menunjukkan adaptasi awal terhadap perubahan tubuh
- Mulai mengembangkan rencana untuk perubahan pola hidup
Intervensi Rasional
1. Diskusikan arti kehilangan /perubahan - Alat dalam mengidentifikas/mengartikan
dengan pasien. Identifikasi persepsi masalah untuk menfokuskan perhatian dari
situasi/harapan yang akan datang. intervensi secara konstruktif.
2. Catat bahasa tubuh non-verbal, perilaku - Dapat mennjukkan depresi/keputusasaan,
negative/bicara sendiri. Kaji pengrusakan kebutuhan untuk
diri/ perilaku bunuh diri. pengkajianlanjut/intervensi lebih intensif.
3. Pertahankan tindakan tenang, meyakinkan. - Dapat membantu menghilangkan takut px
Akui dan terima pengungkapan perasaan akan kematian, sulit bernapas, ketidak
kehilangan, permusuhan. mampuan berkomunikasi.
4. Dorong px/ orang terdekat untuk saling - Semua yag terlibat dalam mengalami
komuniksai perasaan kesulitan dalam area ini, memerlukan
pemahaman bahwa mereka dapat saling
meningkatkan doronagn dan bantuan.
5. Rujuk pasien/ orang terdekat ke sumber - Menalarkan perasaan kepada orang
pendukung, seperti ahli terapi psikologis terdekat dapat membantu atau memberikan
dorongan kepercayaan dalam diri.
. Latar Belakang
Hematologi adalah ilmu yang mempelajari tentang darah serta jaringan yang membentuk darah. Darah merupakan
bagian penting dari sistem transport. Darah merupakan jaringan yang berbentuk cairan yang terdiri dari 2 bagian besar yaitu
plasma darah dan bagian korpuskuli.
Dalam arti lain hematologi juga dikenal sebagai cabang ilmu kedokteran mengenai sel darah, organ pembentuk darah,
dan kelainan yang berhubungan dengan sel serta organ pembentuk darah. Setiap orang mengetahui bahwa pendarahan pada
akhirnya akan berhenti ketika terjadi luka atau terdapat luka lama yang mengeluarkan darah kembali. Saat pendarahan
berlangsung, gumpalan darah beku akan segera terbentuk dan mengeras, dan luka pun pulih seketika. Sebuah kejadian yang
mungkin tampak sederhana dan biasa saja di mata Anda, tapi tidak bagi para ahli biokimia. Penelitian mereka menunjukkan,
peristiwa ini terjadi akibat bekerjanya sebuah sistem yang sangat rumit. Hilangnya satu bagian saja yang membentuk sistem ini,
atau kerusakan sekecil apa pun padanya, akan menjadikan keseluruhan proses tidak berfungsi.
Darah harus membeku pada waktu dan tempat yang tepat, dan ketika keadaannya telah pulih seperti sediakala, darah
beku tersebut harus lenyap. Sistem ini bekerja tanpa kesalahan sedikit pun hingga bagian-bagiannya yang terkecil. Jika terjadi
pendarahan, pembekuan darah harus segera terjadi demi mencegah kematian. Di samping itu, darah beku tersebut harus menutupi
keseluruhan luka, dan yang lebih penting lagi, harus terbentuk tepat hanya pada lapisan paling atas yang menutupi luka. Jika
pembekuan darah tidak terjadi pada saat dan tempat yang tepat, maka keseluruhan darah pada makhluk tersebut akan membeku
dan berakibat pada kematian.
a. Fungsi darah

1. Mengangkut O2 dari paru-paru ke jaringan dan CO2 dari jaringan ke paruparu.


2. Mengangkut sari makanan yang diserap dari usus halus ke seluruh tubuh.
3. Mengangkut sisa metabolisme menuju alat ekskresi
4. Berhubungan dengan kekebalan tubuh karena didalamnya terkandung lekosit, antibody dan substansi protektif lainnya.
5. Mengangkut ekskresi hormon dari organ yang satu ke organ lainnya.
6. Mengatur keseimbangan air dalam tubuh.
7. Mengatur suhu tubuh.
8. Mengatur keseimbangan tekanan osmotik.
9. Mengatur keseimbangan asam basa tubuh.
10. Mengatur keseimbangan ion-ion dalam tubuh
b. Komponen darah

1. Bagian korpuskuli (elemen seluler)

a) ErItrosit (sel darah merah)


Merupakan bagian utama dari sel darah. Jumlah pada pria dewasa adalah lima juta/μl darah sedangkan pada wanita
empat juta/μl darah. Berbentuk bikonkaf, warna merah disebabkan oleh adanya Hemoglobin. Dihasilkan oleh limpa, hati dan
sum-sum tulang pada tulang pipih. Berusia sekitar 120 hari, sel yang telah tua dihancurkan di hati dan dirombak menjadi pigmen
bilirubin (Pigmen empedu). Fungsi primernya adalah mengangkut O2 dari paru-paru ke jaringan dan CO2 dari jaringan ke paru-
paru. Morfologi Mikroskopis Eritrosit dengan Pembesaran objektif 100 kali

b) Lekosit (sel darah putih)


Jumlah sel pada orang dewasa 6000 – 9000 sel/μl darah. Diproduksi di sum-sum tulang, limpa dan kelenjar limfe.
Terdiri dari beberapa jenis, yaitu :

1. Granulosit : Lekosit yang di dalam sitoplasmanya memiliki granula. Terdiri dari :

a) Eosinofil: Mengandung granula berwarna merah dan berperan pada reaksi alergi (terutama infeksi cacing)
b) Basofil : Mengandung granula berwarna biru dan berperan pada reaksi alergi
c) Netrofil (Batang dan Segmen) : Disebut juga sel Poly Morpho Nuclear dan berfungsi sebagai fagosit

2. Agranulosit : Lekosit yang sitoplasmanya tidak memiliki granula. Terdiri dari:

a) Limfosit Berfungsi sebagai sel kekebalan tubuh, yaitu

· Limfosit T : Berperan sebagai imunitas seluler

· Limfosit B : Berperan sebagai imunitas humoral

b) Monosit yaitu Lekosit dengan ukuran paling besar


Fungsi lekosit ada dua, yaitu :

1. Fungsi defensip yaitu fungsi untuk mempertahankan tubuh terhadap benda-benda asing termasuk mikroorganisme penyebab
infeksi.
2. Fungsi reparatif yaitu fungsi yang memperbaiki / mencegah terjadinya kerusakan terutama kerusakan vaskuler / pembuluh darah.

c) Trombosit (keping darah / sel darah pembeku)


Jumlah pada orang dewasa 200.000 – 500.000 sel/μl darah. Bentuknya tidak teratur dan tidak mempunyai inti.
Diproduksi pada sum-sum tulang dan berperan dalam proses pembekuan darah.

c) Bagian cair (plasma / serum)

a) Plasma adalah cairan berwarna kuning muda yang didapat dengan cara memutar sejumlah darah yang sebelumnya ditambah
dengan antikoagulan.

b) Serum adalah cairan berwarna kuning muda yang didapat dengan cara memutar sejumlah darah yang dibiarkan membeku tanpa
penambahan antikoagulan.

1. Serum komposisinya hampir sama dengan plasma. Perbedaannya adalah pada serum :

(1). Tidak mengandung fibrinogen

(2). Tidak mengandung faktor pembekuan (faktor II, V dan VIII)

(3). Mengandung serotonin tinggi karena adanya perusakan pada platelet

2. Bagian cairan ini terdiri atas 91 % air dan 9 % bahan padat (organik dan anorganik) dan didalamnya mengandung berbagai
macam zat, yaitu :

(1). Golongan karbohidrat contohnya glukosa

(2). Golongan protein contohnya albumin, globulin, fibrinogen


(3). Golongan lemak contohnya kolesterol

(4). Golongan enzim contohnya amilase, transaminase

(5). Golongan hormon contohnya insulin, glukagon

(6). Golongan mineral contohnya zat besi (Fe), kalium (K)

(7). Golongan vitamin contohnya vitamin A, vitamin K

(8).Golongan sisa metabolisme contohnya urea, asam urat, kreatinin.

(9).Golongan zat warna contohnya bilirubin

Sistem hematologi tersusun atas darah dan tempat darah diproduksi, termasuk sumsum tulan dan nodus limfa. Darah
merupakan medium transport tubuh, volume darah manusia sekitar 7%-10% berat badan normal dan berjumlah sekitar 5 liter.
Darah terdiri atas 2 komponen utama, yaitu sebagai berikut :
1. Plasma darah, bagian cair darah yang sebagian besar terdiri atas air, elektrolit, dan protein darah.
2. Butir-butir darah ( blood corpuscles), yang terdiri atas komponen sebagai berikut :
a. Eritrosit (sel darah merah)
b. Leukosit (sel darah putih)
c. Trombosit (platelet) butir pembeku darah.

Anemia yang sering terjadi pada anak dapat digolongkan dalam beberapa bagian antara lain:

A. Anemia Aplastik
B. Anemia Defesiensi Zat besi
C. Anemia Sel Sabit
Pengkajian perawatan

Pada pengkajian anak dengan hematologi dapat ditemukan adanya pendarahan kambuhan yang dapat timbul setelah
trauma baik ringan maupun berat. Pada umumnya pendarahan di daerah persendian lutut, siku, pergelangan kaki, bahu, dan
pangkal paha ; sedangkan otot yang paling sering terkena adalah lengan bawah. Khususnya pada bayi dapat terlihat adanya
perdarahan yang berkepanjangan setelah bayi dilakukan sirkumsisi, adanya hematoma setelah terjadinya infeksi , sering
pendarahan pada mukosa oral dan jaringan lunak, sering awalnya disertai dengan nyeri kemudian setelah nyeri akan menjadi
bengkak, hangat, dan menurunnya mobilitas. Pada pemeriksaan laboratorium dapat dijumpai jumlah trombositnya normal, masa
protombinnya normal, masa tromboplastin parsialnya meningkat.

b. Riwayat Keperawatan

1. Aktivitas/Istrahat

Gejalah :Keltihan, kelemahan, Malaise umum. Kehilangan produktivitas, penurunan semangat untuk bekerja.
Toleransi terhadap latihan rendah. Kebutuhan untuk tidur dan istirahat lebih banyak Tanda :Takikardia/takipnea. Letargi,
menarik diri, apatis, lesu dan kurang tertarik pada sekitarnya. Kelemahan otot dan penurunan kekuatan. Ataksia, tubuh tidak
tegak.

2. Sirkulasi

Gejalah : Riwayat kehilangan darah kronis. Riwayat endokarditis infektif kronis.


Tanda : TD : Peningkatan sistolik dengan diastolic stabil dan tekanan nadi melebar. Distritmia;atnormalitas EKG. Bunyi
jantung : murmus sitolik. Ekstermitas (warna) : Pucat pada kulit dan membrane mukosa.
3. Integritas ego

Gejalah : Keyakian agama/budaya mempengaruhi pilihan pengobatan.


Mis : penolakan transfuse darah
Tanda :Depresi

4. Eliminasi

Gejalah : Riwayat pilonefritis, gagal ginjal, Flatulen, sindrom, malabsorbsi, hematemesis, Diare atau konstipasi, penurunan
haluaran urine
Tanda : Distensi abdomen

5. Makan dan cairan

Gejalah : Penurunan masukan diet, nyeri mulut atau lidah, kesulitan menelan, mual dan muntah, dyspepsia, anoreksia
Tanda :Lidah tampak merah daging/halus, membrane mukosa kering, pucat,
Turgor kulit : buruk, kering tampak kisut, stomatitis dan glositis, Bibir : selitis

6. Higiene

Gejalah : Kurang bertenaga, penampilan tak rapih

7. Neurosensori

Gejalah :Sakit kepala, Insomnia, kelemahan, sensasi menjadi dingin


Tanda :Peka rangsang, gelisah, defresi, cenderung tidur, apatis. Mental : tak mampu berespon lambat dan dangkal. Oftalmik
: Hemoragis retina.

8. Nyeri/Kenyamanan

Gejalah : Nyeri abdomen , sakit kepala

9. Pernafasan
Gejalah : Riwayat TB. Abses paru, nafas pendek pada istirahat dan aktivitas
Tanda : Takipnea, ortopnea, dan dispnea.

10. Keamanan

Gejalah : Riwayat terpajan terhadap bahan kimia, Gangguan penglihatan, penyembuhan luka buruk, sering infeksi.
Tanda : Demam rendah, menggigil, berkeringat malam, limfadeuopati umum, peteki dan ekimosis.
11. Penyuluhan dan pembelajaran

Gejala : Kecenderungan keluarga untuk anemia

2.3. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan yang sering muncul pada penderita anemia adalah

1. Perubahan perfusi jaringan berbanding penurunan komponen seluler yang diperlukan untuk pengiriman O2/nutrient ke sel
2. Intoleran aktivitas berhubungan dengan kelemahan dan keletihan
3. Gangguan pertukaran gas berbanding Peningkatan tekanan dalam sirkulasi paru
4. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berbanding gangguan membran mukosa oral
5. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit berbanding adanya peradangan perubahan sirkulasi
6. Nyeri berbanding adanya kulit yang pecah, licin dan meradang
7. Diare berbanding perubahan proses pencernaan
8. Ansietas berbanding perubahan situasi kesehatan
9. Kurang pengetahuan berbanding salah interpretasi informasi.

2.4. Intervensi dan Rasional

1. Perubahan perfusi jaringan berbanding penurunan komponen seluler yang diperlukan untuk pengiriman O 2/nutrient ke jaringan
tubuh
a. Awasi tanda vital, kaji pengisian kapiler, warna kulit/membran mukosa, dasar kuku.
Rasional→ Memberikan informasi tentang derajat/keadekuatan ferfusi jaringan dan membantu kebutuhan intervensi
b. Catat keluhan rasa dingin, pertahankan suhu lingkungan dan tubuh hangat sesuai indikasi
Rasional→Vasokontriksi menurunkan sirkulasi perifer
c. Berikan O2 tambahan sesuai indikasi
Rasional→Memaksimalkan transport O2 kejaringan

2. Intoleran aktivitas berhubungan dengan kelemahan dan keletihan

a. Kaji kemampuan pasien untuk melakukan tugas/aktivitas normal, catat laporan keleahan keletihan dan kesulitan menyelesaikan
tugas
Rasional→Mempengaruhi pilihan intervensi/bantuan
b. Kaji kehilangan/gangguan keseimbangan gaya jalan kelemahan otot
Rasional→Menunjukkan perubahan neurology karena defesiensi vit B12, mempengaruhi keamanan pasien/resiko cedera
c. Awasi TD, nadi, pernafasan selama dan sesudah aktivitas
Rasional→Manifestasi kardiopulmonal dari upaya jantung dan paru untuk membawa jumlah O2 adekuat
d. Anjurkan vasien untuk menghentikan aktivitas palpitasi, nyeri dada, kelemahan dan pusing terjadi
Asional→Regangan/stress kardiopulmonal lebih bannyak dapat menimbulkan dekompensasi.

3. Gangguan pertukaran gas b/d Peningkatan tekanan dalam sirkulasi paru

a. Kaji frekuensi kedalaman dan dan kemudahan pernafasan


Rasional→Manifestasi distress pernafasan tergantung pada derajat
keterlibatan paru dan status kesehatan umum
b. Observasi warna kulit membran mukosa dan kuku, catat sianosis perifer
Rasional→Sianosis kuku menunjukkan vasokontriksi atau respon tubuh
terhadap demam/ menggigil namun sianosis daun telinga, membran mukosa dan sekitar mulut menunjukkan hipoksemia sistemik

4. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berbanding gangguan membran mukosa oral
Mandiri :
a. Kaji riwayat nutrisi termasuk makanan yang disukai
Rasional→Mengidentifikasi defisiensi menduga kemungkinan intervensi
b. Observasi dan catat masukan makanan pasien
Rasional→Mengawasi masukan kalori atau kualitas konsumsi makanan
c. Berikan dan Bantu hygiene mulut yang baik sebelum dan sesudah makan
Rasional→Meningkatkan nafsu makan

Kolaborasi :
a. Konsul pada ahli gizi
Rasional→Membantu dalam membuat rencana diet untuk kebutuhan
individual
b. Berikan obat sesuai indikasi misalnya vitamin dan suolemen mineral
Rasional→Kebutuhan pergantian tergantung pada tipe anemia

5. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit berbanding adanya peradangan perubahan sirkulasi

a. Kaji integritas kulit, perubahan turgor kulit, gangguan warna, hangat lokal, eritema, eskoriasi.
Rasional→Kondisi kulit dipengaruhi oleh sirkulasi, nutrisi dan imobilisasi
b. Bantu untuk latihan rentang gerak pasif dan aktif
Rasional→Meningkatkan sirkulasi jaringan, mencegah statis

6. Nyeri adanya kulit yang pecah, licin dan meradang

a. Kaji nyeri, perhatikan lokasi, intensitas


Rasional→untuk mengetahui intervensi yang akan diberikan, bermanfaat dalam mengevaluasi nyeri
b. Berikan rendam duduk atau lampu penghangat bila diindikasikan
Rasional→untuk meningkatkan perfusi jaringan dan perbaikan, perbaikan penyembuhan

7. Diare akibat perubahan proses pencernaan

a. Observasi warna feses, konsistensi, frekuensi dan jumlah


Rasional→membantu mengidentifikasi penyebab/faktor pemberat dan intervensi yang tepat
b. Auskultasi bunyi usus
Rasional→bunyi usus secara umum meningkat pada diare dan menurun pada konstipasi
c. Awasi masukan dan haluaran dengan perhatian khusus pada makanan/cairan
Rasional→mengidentifikasi dehidrasi, kehilangan berlebihan atau alat dalam mengidentifikasi defesiensi diet.

8. Ansietas b/d perubahan situasi kesehatan

a. Kaji tingkat rasa takut pada klien dan orang terdekat perhatikan tanda pengingkaran
Rasional→Membantu menetukan jenis intervensi yang diperlukan
b. Akui kenormalan perasaan pada situasi saat ini
Rasional→mengetahui perasaan normal dapat menghilangkan takut bahwa klien kehilangan kontrol
c. Dorong orang terdekat berpartisipasi dalam asuhan keperawatan sesuai indikasi
Rasional→Keterlibatan meningkatkan perasaan berbagi, menguatkan perasaan berguna dan memperkecil rasa takut.

9. Kurang pengetahuan b/d salah interpretasi informasi.

a. Tinjau tujuan untuk persiapan pemeriksaan diagnostik


Rasional→Ansietas tentang ketidaktahuan meningkatkan stress yang selanjutnya meningkatkan beban jantung
b. Jelaskan bahwa dara diambil untuk pemeriksaan laboratorium tidak akan memperburuk anemia
Rasional→Ini sering merupakan kekuatiran yang tidak diungkapkan yang dapat memperkuat ansietas pasien.

2.5. Evaluasi

1. Tanda vital stabil, membran mukosa warna mera mudah, pengisian kapiler baik. haluaran urine adekuat.
2. Melaporkan peningkatan toleransi aktivitas
3. Mempertahankan integritas kulit
4. Mendemonstrasikan ventilasi dan ogsigenasi adekuat pada jaringan ditunjukkan oleh GDA/Oksimetri dalam
rentang normal

Das könnte Ihnen auch gefallen