Sie sind auf Seite 1von 9

MAKALAH BIOSTASTISTIK

DATA, VARIABEL, DAN SKALA PENGUKURAN

Disusun Oleh :
1. Endah Titis Ningrum
2. Hanifah Sahar Alafra
3. Agus Supriono
4. Eka Sarima Hardiani

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN DAN ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2019
BAB I
PENDAHULUAN

BAB II
PEMBAHASAN
A. DATA
1. Definisi Data
Data berasal dari kata Latin, yaitu datum, yang merupakan bentuk jamak, datum
adalah keterangan atau informasi yang diperoleh dari suatu pengamatan sedangakan
data adalah segala keterangan atau informasi yang dapat memberikan gambaran
tentang suatu keadaan.
Menurut Sutanto (2007) Mengemukakan data adalah merupakan kumpulan
angka/huruf hasil dari penelitian terhadap staf/karakteristik yang akan kita teliti.
Data merupakan materi mentah yang membentuk semua laporan riset (Dempsey,
2002).
Data statistik merupakan keterangan atau ilustrasi mengenai suatu hal yang bisa
berbentuk kategori ( misal: rusak, baik, cerah, berhasil, ataupun bilangan). Tujuan
pengumpulan data untuk memperoleh gambaran suatu keadaan dan untuk dasar
pengambilan keputusan.

2. Macam – Macam Data


a. Klasifikasi Data Berdasarkan Jenis Datanya
1. Data Kualitatif
Adalah data yang berbentuk kualitas, seperti penyataan terhadap KB yang
dikategorikan menjadi tiga kategori yaitu : setuju, kurang setuju, tidak
setuju). Berbentuk kata-kata atau pengkategorian. Dalam mengolah data
mengunakan komputer, kategori tersebut harus dilakuka proses “coding”
terlebih dahulu. Misalkan : untuk setuju di beri kode 2, kurang setuju diberi
kode 1 dan tidak setuju diberi kode 0. Data Kualitatif disebut juga dengan
data kategori.
2. Data Kuantitatif
Data dalam bentuk bilangan (numerik), misalnya : jumlah balita yang
mendapatkan imunisasi, Berat Badan Bayi. Diperoleh dengan cara
menghitung maupun mengukur. Data Kuantitatif disebut juga dengan data
numerik.
b. Jenis data menurut cara memperolehnya
1. Data Primer
Data primer adalah secara langsung diambil dari objek / obyek penelitian
oleh peneliti perorangan maupun organisasi. Contoh : Mewawancarai
langsung penonton bioskop 21 untuk meneliti preferensi konsumen bioskop.
2. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari objek
penelitian. Peneliti mendapatkan data yang sudah jadi yang dikumpulkan
oleh pihak lain dengan berbagai cara atau metode baik secara komersial
maupun non komersial. Contohnya adalah pada peneliti yang menggunakan
data statistik hasil riset dari surat kabar atau majalah.
c. Macam-Macam Data Berdasarkan Sumber Data
1. Data Internal
Data internal adalah data yang menggambarkan situasi dan kondisi pada
suatu organisasi secara internal. Misal : data keuangan, data pegawai, data
produksi, dsb.
2. Data Eksternal
Data eksternal adalah data yang menggambarkan situasi serta kondisi yang
ada di luar organisasi. Contohnya adalah data jumlah penggunaan suatu
produk pada konsumen, tingkat preferensi pelanggan, persebaran penduduk,
dan lain sebagainya.
d. Jenis-jenis Data Menurut Waktu Pengumpulannya
1. Data Cross Section
Data cross-section adalah data yang menunjukkan titik waktu tertentu.
Contohnya laporan keuangan per 31 desember 2006, data pelanggan PT.
angin ribut bulan mei 2004, dan lain sebagainya.
2. Data Time Series / Berkala
Data berkala adalah data yang datanya menggambarkan sesuatu dari waktu
ke waktu atau periode secara historis. Contoh data time series adalah data
perkembangan nilai tukar dollar amerika terhadap euro eropa dari tahun
2004 sampai 2006, jumlah pengikut jamaah nurdin m. top dan doktor
azahari dari bulan ke bulan, dll.
e. Pembagian Jenis Data Berdasarkan Sifat Data
1. Data Literal (diskrit)
Adalah data yang berbentuk bilangan bulat, misalnya: Jumlah anak dalam
keluarga, jumlah penyakit TBC, jumlah kecelakaan jalan raya. Diperoleh
dengan cara menghitung.
2. Data Kontinyu
Adalah data yang berbentuk rangkaian data, nilainya berbentuk desimal.
Misalnya :Tinggi Badan, Berat Badan, Tekanan Darah. Diperoleh dengan
cara mengukur.

B. VARIABEL
1. Definisi Variabel
Sutrisno Hadi mendefinisikan variabel sebagai gejala yang bervariasi misalnya
jenis kelamin, karena jenis kelamin mempunyai variasi: laki-laki – perempuan;
berat badan, karena ada berat badan 40 kg, dan sebagainya. Gejala adalah objek
penelitian, sehingga variabel adalah objek penelitian yang bervariasi.
Variabel adalah suatu sifat yang akan diukur atau diamati yang nilainya
bervariasi antara satu obyek dengan obyek lainnya atau dengan kata lain variabel
adalah suatu sifat/karakteristik yang mempunyai variasi nilai.
Variabel adalah karakteristik subyek penelitian yang berubah dari satu subyek
ke subyek lain. Yang dimaksud dengan variabel adalah karakteristik suatu subyek
bukan subyek atau bendanya sendiri. Misalnya badan, kelamin, darah atau
hemoglobin bukan merupakan variabel; yang merupakan variabel adalah tinggi atau
berat badan, jenis kelamin, tekanan darah, atau kadar hemoglobin.

2. Macam – Macam Variabel


Menurut hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain, (Sugiyono:
2012:39) menyebutkan macam-macam variabel dalam penelitian dapat dibedakan
menjadi variabel idependen, variabel dependen,variabel moderator, dan variabel
kontrol.
a. Variabel Independen
Variabel independen juga disebut dengan variabel bebas yaitu merupakan
variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau
timbulnya variabel dependen( terikat).
b. Variabel Dependen
Disini variabel dependen juga disebut dengan variabel terikat yaitu variabel
yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.

Komitmen Kerja Produktivitas Kerja


(Variabel Independen) (Variabel Dependen)

Contoh hubungan variabel independen-dependen

c. Variabel Moderator
Variabel moderator disebut juga dengan variabel independen kedua yaitu
variabel yang mempengaruhi hubungan antara variabel independen dengan
dependen.

Motivasi Kerja Produktivitas Kerja


(Variabel Independen) (Variabel Dependen)

Kepemimpinan
(Variabel Moderator)

Contoh hubungan variabel independen-moderator, dependen4

d. Variabel Intervering
Adalah variabel yang secara teoritis yang mempengaruhi hubungan antara
variabel independen dengan dependen menjadi hubungan yang tidak langsung
dan tidak dapat diamati dan diukur.
Penghasilan Gaya Hidup Harapan Hidup
(variabel independen) (variabel intervening) (variabel
dependen)

Budaya Lingkungan
Tempat Tinggal
(variabel moderator)

Contoh hubungan variabel independen-moderator-intervening, dependen4

e. Variabel Kontrol
Adalah variabel yang dapat dikendalikan sehingga pengaruh variabel
independen terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak
diteliti. Umumnya variabel kontrol sering digunakan peneliti untuk jenis
penelitian perbandingan.

Pendidikan SMA & SMK Keterampilan Mengetik


(variabel independen) (variabel dependen)

Naskah, tempat, mesin tik


sama (variabel kontrol)

Contoh hubungan variabel independen-kontrol, dependen4

Pendapat tersebut diperkuat oleh pendapat B.Sandjaja dan Albertus (2006: 84)
yang membedakan variabel sebagai berikut:
a. Variabel Nominal
Variabel Nominal adalah variabel yang di tetapkan berdasar atas proses
penggolongan. Misalnya: jenis kelamin (dipilah dalam pria dan wanita), jenis
pekerjaan (dipilah dalam PNS dan swasta) dan lain-lain.
b. Variabel Ordinal
Variabel ordinal adalah variabel yang disusun berdasarkan atas jenjang dalam
atribut tertentu. misalnya ranking mahasiswa dalam suatu mata kuliah (dipilah
dalam ranking tinggi, sedang dan rendah).
c. Variabel Interval
Variabel interval adalah variabel yang dihasilkan dari suatu pengukuran dimana
pengukuran itu di asumsikan terdapat satuan pengukuran yang sama. Sifat yang
melekat pada variabel ini yaitu adanya penggolongan, urutan atau ranking dan
satuan pengukuran. Misalnya prestasi belajar, penghasilan dan sikap yang
dinyatakan dalam skor.
d. Variabel Ratio
Variabel ratio adalah variabel dalam kuantifikasinya terdapat nol mutlak. Sifat
variabel ratio yaitu adanya penggolongan, ranking, satuan pengukuran dan nol
mutlak.

Lebih lanjut Budino (2003: 29) menyatakan bahwa menurut fungsinya variabel
dibedakan menjadi variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas sering
disebut dengan variabel independen atau variabel penyebab. Variabel terikat
dipikirkan sebagai variabel yang keadaannya tergantung (terikat) kepada variabel
bebas.
Suharsimi Arikunto (2006: 116) membedakan variabel menjadi variabel
kuantitatif dan variabel kualitatif. Variabel kuantitatif dikelompokkan menjadi 2
kelompok yaitu menjadi variabel diskrit dan variabel kontinum (discrete and
continous).
a. Variabel Diskrit
Disebut juga variabel nominal atau variabel kategorik karena hanya
diategorikan dalam 2 jawaban yang berlawanan yaitu “ya” dan “tidak”.
b. Variabel Kontinum
Dipisahkan dalam 3 variabel kecil yaitu varibel ordinal, interval, dan rasio.

Lebih lanjut Arikunto (2006: 123) mengungkapkan bahwa variabel penelitian


ditinjau dari sifatnya dibedakan menjadi 2 yaitu:
a. Variabel Statis
Varibel statis adalah variabel yang tidak dapat dirubah keberadaannya seperti
jenis kelamin, tempat tinggal, dan lain-lain.
b. Variabel Dinamis
Variabel dinamis adalah variabel yang dapat dirubah keberadaannya, berupa
pegubahan, peningkatan, atau penurunan. Misalnya, kedisiplinan, motivasi
kepedulian, dan lain-lain.

C. SKALA PENGUKURAN
1. Definisi Skala Pengukuran
Skala merupakan hasil pengukuran yang terdiri atas beberapa jenis skala yang
bervariasi. Pengukuran adalah pemberian angka terhadap objek atau fenomena
menurut aturan tertentu. Tiga buah kata kunci yang diperlukan dalam memberikan
definisi terhadap konsep pengukuran. Kata-kata kunci tersebut adalah angka,
penetapan dan aturan.
Skala pengukuran adalah seperangkat aturan yang diperlukan untuk
mengkuantitaftikan data dari pengukuran suatu variabel.

2. Mcam – Macam Skala Pengukuran


Dalam mengumpulkan nilai dari variabel perlu juga diketahui skala pengukuran
dari variabel tersebut. Skala ada 4 macam yaitu skala nominal, ordinal, interval dan
rasio.
a. Skala Nominal
Merupakan skala pengukuran yang paling lemah tingkatannya. Terjadi bila
pengukuran terhadap variabel tersebut hanya dapat membedakan satu
pengamatan dengan pengamatan yang lain. Setiap obyek akan masuk kedalam
salah satu kelompok/ kategori.Tidak mungkin ada tumpang tindih (over
lapping). Nomor yang diberikan kepada obyek tidak mempunyai besaran, jadi
hanya sekedar label.
Ciri – Ciri :
 isinya dapat dibedakan
 nilainya sederajat (antara kategori tidak dapat diketahui tingkat
perbedaannya.
Contoh :
- jenis kelamin (laki-laki ; perempuan)
- agama (Islam, Kristen dll)
- suku bangsa (Jawa, Sunda, Betawi, dll)

b. Skala Ordinal
Apabila pengukuran terhadap variabel tersebut dapat membedakan serta
mengurutkan (order = urutan = ranking). Antara kategori dapat diketahui tingkat
perbedaannya. Jadi dari kelompok yang sudah ditentukan dapat diurutkan
menurut besar kecilnya. Nomor yang diberikan kepada obyek mempunyai
besaran, yang dapat diurutkan.
Ciri - Ciri :
 dapat dibedakan
 ada tingkatan
 belum ada jarak/ besar beda
Contoh :
- Status ekonomi : baik, sedang, kurang
- status gizi : baik, kurang, buruk
- tingkat pendidikan : SD, SLTP, SLTA, PT

c. Skala Interval
Apabila pengukuran terhadap variabel tersebut dapat membedakan,
mengurutkan, serta melihat besar beda antara nilai variabel. Jadi pada skala
interval dapat ditentukan jarak dari urutan kelompok tersebut.
Ciri – Ciri :
 dapat dibedakan
 ada tingkatan
 ada jarak/ besar beda
 belum ada kelipatan
Contoh:
- Suhu badan (0C) (pasien A: 36,0 0C ; pasien B: 37,5 0C, jarak: 1,5 0C)
Pada skala interval tidak dapat dikaitkan kelipatannya secara mutlak.
Subyek yang bersuhu 50 0C tidak dua kali lebih panas daripada subyek yang
bersuhu 25 0C. Hal ini karena tidak ada nilai nol mutlak. Seperti diketahui
bahwa 0 0C adalah 32 0 Fahrenheit.
d. Skala Rasio
Apabila pengukuran terhadap variabel tersebut dapat membedakan,
mengurutkan, memperlihatkan besar beda, serta juga dapat memperlihatkan
kelipatannya. Jadi disini terdapat nilai nol mutlak.
Ciri - Ciri :
 dapat dibedakan
 ada tingkatan
 ada jarak/ besar beda
 ada kelipatan
Contoh :
- berat badan
- tinggi badan
Pada skala rasio arti kelipatan disini yaitu bila subyek A mempunyai berat
badan 60 kg dan subyek B mempunyai berat badan 30 kg maka subyek A berat
badannya 2 kali subyek B.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

Budiono. 2003. Biostatistika untuk kedokteran dan kesehatan masyarakat.


EGC : Jakarta.
Sugiono, (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta
Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik edisi IV.
Rineka Cipta. Jakarta. 2006.
Suprananto, Kusaeri, (2012). Pengukuran dan Penilaian Pendidikan
Yogjakarta :Graha ilmu

Das könnte Ihnen auch gefallen