Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Disusun Oleh :
1. Endah Titis Ningrum
2. Hanifah Sahar Alafra
3. Agus Supriono
4. Eka Sarima Hardiani
BAB II
PEMBAHASAN
A. DATA
1. Definisi Data
Data berasal dari kata Latin, yaitu datum, yang merupakan bentuk jamak, datum
adalah keterangan atau informasi yang diperoleh dari suatu pengamatan sedangakan
data adalah segala keterangan atau informasi yang dapat memberikan gambaran
tentang suatu keadaan.
Menurut Sutanto (2007) Mengemukakan data adalah merupakan kumpulan
angka/huruf hasil dari penelitian terhadap staf/karakteristik yang akan kita teliti.
Data merupakan materi mentah yang membentuk semua laporan riset (Dempsey,
2002).
Data statistik merupakan keterangan atau ilustrasi mengenai suatu hal yang bisa
berbentuk kategori ( misal: rusak, baik, cerah, berhasil, ataupun bilangan). Tujuan
pengumpulan data untuk memperoleh gambaran suatu keadaan dan untuk dasar
pengambilan keputusan.
B. VARIABEL
1. Definisi Variabel
Sutrisno Hadi mendefinisikan variabel sebagai gejala yang bervariasi misalnya
jenis kelamin, karena jenis kelamin mempunyai variasi: laki-laki – perempuan;
berat badan, karena ada berat badan 40 kg, dan sebagainya. Gejala adalah objek
penelitian, sehingga variabel adalah objek penelitian yang bervariasi.
Variabel adalah suatu sifat yang akan diukur atau diamati yang nilainya
bervariasi antara satu obyek dengan obyek lainnya atau dengan kata lain variabel
adalah suatu sifat/karakteristik yang mempunyai variasi nilai.
Variabel adalah karakteristik subyek penelitian yang berubah dari satu subyek
ke subyek lain. Yang dimaksud dengan variabel adalah karakteristik suatu subyek
bukan subyek atau bendanya sendiri. Misalnya badan, kelamin, darah atau
hemoglobin bukan merupakan variabel; yang merupakan variabel adalah tinggi atau
berat badan, jenis kelamin, tekanan darah, atau kadar hemoglobin.
c. Variabel Moderator
Variabel moderator disebut juga dengan variabel independen kedua yaitu
variabel yang mempengaruhi hubungan antara variabel independen dengan
dependen.
Kepemimpinan
(Variabel Moderator)
d. Variabel Intervering
Adalah variabel yang secara teoritis yang mempengaruhi hubungan antara
variabel independen dengan dependen menjadi hubungan yang tidak langsung
dan tidak dapat diamati dan diukur.
Penghasilan Gaya Hidup Harapan Hidup
(variabel independen) (variabel intervening) (variabel
dependen)
Budaya Lingkungan
Tempat Tinggal
(variabel moderator)
e. Variabel Kontrol
Adalah variabel yang dapat dikendalikan sehingga pengaruh variabel
independen terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak
diteliti. Umumnya variabel kontrol sering digunakan peneliti untuk jenis
penelitian perbandingan.
Pendapat tersebut diperkuat oleh pendapat B.Sandjaja dan Albertus (2006: 84)
yang membedakan variabel sebagai berikut:
a. Variabel Nominal
Variabel Nominal adalah variabel yang di tetapkan berdasar atas proses
penggolongan. Misalnya: jenis kelamin (dipilah dalam pria dan wanita), jenis
pekerjaan (dipilah dalam PNS dan swasta) dan lain-lain.
b. Variabel Ordinal
Variabel ordinal adalah variabel yang disusun berdasarkan atas jenjang dalam
atribut tertentu. misalnya ranking mahasiswa dalam suatu mata kuliah (dipilah
dalam ranking tinggi, sedang dan rendah).
c. Variabel Interval
Variabel interval adalah variabel yang dihasilkan dari suatu pengukuran dimana
pengukuran itu di asumsikan terdapat satuan pengukuran yang sama. Sifat yang
melekat pada variabel ini yaitu adanya penggolongan, urutan atau ranking dan
satuan pengukuran. Misalnya prestasi belajar, penghasilan dan sikap yang
dinyatakan dalam skor.
d. Variabel Ratio
Variabel ratio adalah variabel dalam kuantifikasinya terdapat nol mutlak. Sifat
variabel ratio yaitu adanya penggolongan, ranking, satuan pengukuran dan nol
mutlak.
Lebih lanjut Budino (2003: 29) menyatakan bahwa menurut fungsinya variabel
dibedakan menjadi variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas sering
disebut dengan variabel independen atau variabel penyebab. Variabel terikat
dipikirkan sebagai variabel yang keadaannya tergantung (terikat) kepada variabel
bebas.
Suharsimi Arikunto (2006: 116) membedakan variabel menjadi variabel
kuantitatif dan variabel kualitatif. Variabel kuantitatif dikelompokkan menjadi 2
kelompok yaitu menjadi variabel diskrit dan variabel kontinum (discrete and
continous).
a. Variabel Diskrit
Disebut juga variabel nominal atau variabel kategorik karena hanya
diategorikan dalam 2 jawaban yang berlawanan yaitu “ya” dan “tidak”.
b. Variabel Kontinum
Dipisahkan dalam 3 variabel kecil yaitu varibel ordinal, interval, dan rasio.
C. SKALA PENGUKURAN
1. Definisi Skala Pengukuran
Skala merupakan hasil pengukuran yang terdiri atas beberapa jenis skala yang
bervariasi. Pengukuran adalah pemberian angka terhadap objek atau fenomena
menurut aturan tertentu. Tiga buah kata kunci yang diperlukan dalam memberikan
definisi terhadap konsep pengukuran. Kata-kata kunci tersebut adalah angka,
penetapan dan aturan.
Skala pengukuran adalah seperangkat aturan yang diperlukan untuk
mengkuantitaftikan data dari pengukuran suatu variabel.
b. Skala Ordinal
Apabila pengukuran terhadap variabel tersebut dapat membedakan serta
mengurutkan (order = urutan = ranking). Antara kategori dapat diketahui tingkat
perbedaannya. Jadi dari kelompok yang sudah ditentukan dapat diurutkan
menurut besar kecilnya. Nomor yang diberikan kepada obyek mempunyai
besaran, yang dapat diurutkan.
Ciri - Ciri :
dapat dibedakan
ada tingkatan
belum ada jarak/ besar beda
Contoh :
- Status ekonomi : baik, sedang, kurang
- status gizi : baik, kurang, buruk
- tingkat pendidikan : SD, SLTP, SLTA, PT
c. Skala Interval
Apabila pengukuran terhadap variabel tersebut dapat membedakan,
mengurutkan, serta melihat besar beda antara nilai variabel. Jadi pada skala
interval dapat ditentukan jarak dari urutan kelompok tersebut.
Ciri – Ciri :
dapat dibedakan
ada tingkatan
ada jarak/ besar beda
belum ada kelipatan
Contoh:
- Suhu badan (0C) (pasien A: 36,0 0C ; pasien B: 37,5 0C, jarak: 1,5 0C)
Pada skala interval tidak dapat dikaitkan kelipatannya secara mutlak.
Subyek yang bersuhu 50 0C tidak dua kali lebih panas daripada subyek yang
bersuhu 25 0C. Hal ini karena tidak ada nilai nol mutlak. Seperti diketahui
bahwa 0 0C adalah 32 0 Fahrenheit.
d. Skala Rasio
Apabila pengukuran terhadap variabel tersebut dapat membedakan,
mengurutkan, memperlihatkan besar beda, serta juga dapat memperlihatkan
kelipatannya. Jadi disini terdapat nilai nol mutlak.
Ciri - Ciri :
dapat dibedakan
ada tingkatan
ada jarak/ besar beda
ada kelipatan
Contoh :
- berat badan
- tinggi badan
Pada skala rasio arti kelipatan disini yaitu bila subyek A mempunyai berat
badan 60 kg dan subyek B mempunyai berat badan 30 kg maka subyek A berat
badannya 2 kali subyek B.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA