Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Disusun Oleh:
Kelompok 2
MUHAMMADIYAH
PONTIANAK
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmat Nya penyusun
masih diberi kesehatan sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada
waktunya. Makalah yang berjudul “ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT
DARURAT PADA PASIEN TRAUMA THORAKS” ini disusun untuk memenuhi
tugas mahasiswa dari mata kuliah kegawatdarutatan diprogram studi ilmu
keperawatan. Kami menyadari bahwa makalah ini tidaklah sempurna oleh karena
itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat perlukan untuk penyusun
harapkan demi kesempurnaan makalah ini dimasa akan datang. Semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi para mahasiswa khususnya dan masyarakat pada
umumnya. Dan semoga makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan untuk
menambah pengetahuan para mahasiswa dan masyarakat dan pembaca.
Pontianak, 2019
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakag
Trauma thoraks adalah luka atau cedera yang mengenai rongga thorax
yang dapat menyebabkan kerusakan pada dinding thorax ataupun isi dari cavum
thorax yang disebabkan oleh benda tajam atau benda tumpul dan dapat
menyebabkan keadaan gawat thorax akut (Sudoyo, 2010).
Trauma adalah penyebab kematian terbanyak pada dekade 3 kehidupan
diseluruh kota besar didunia dan diperkiraan 16.000 kasus kematian akibat
trauma per tahun yang disebabkan oleh trauma toraks di Amerika. Sedangkan
insiden penderita trauma toraks di Amerika Serikat diperkirakan 12 penderita
per seribu populasi per hari dan kematian yang disebabkan oleh trauma toraks
sebesar 20-25%. dan hanya 10-15% penderita trauma tumpul toraks yang
memerlukan tindakan operasi, jadi sebagian besar hanya memerlukan tindakan
sederhana untuk menolong korban dari ancaman kematian (Sudoyo, 2010).
Di Australia, 45% dari trauma tumpul mengenai rongga toraks. dengan
adanya trauma pada toraks akan meningkatkan angka mortalitas pada pasien
dengan trauma. Trauma toraks dapat meningkatkan kematian akibat
Pneumotoraks 38%, Hematotoraks 42%, kontusio pulmonum 56%, dan flail
chest 69% (Nugroho, 2015).
Pada trauma dada biasanya disebabkan oleh benda tajam, kecelakaan lalu
lintas atau luka tembak.Bila tidak mengenai jantung, biasanya dapat menembus
rongga paru-paru. Akibatnya, selain terjadi pendarahan dari rongga paru-paru,
udara juga akan masuk ke dalam rongga paru-paru. Oleh karena itu, pau-paru
pada sisi yang luka akan mengempis. Penderita Nampak kesakitan ketika
bernapas danmendadak merasa sesak dan gerakan iga disisi yang luka menjadi
berkurang (Sudoyo, 2010).
Trauma tumpul thoraks sebanyak 96.3% dari seluruh trouma thoraks,
sedangkan sisanya sebanyak 3,7% adalah trauma tajam. Penyebab terbanyak
dari trauma tumpul thoraks masih didominasi oleh korban kecelakaan lalu lintas
(70%). Sedangkan mortalitas pada setiap trauma yang 5 disertai dengan trauma
thoraks lebih tinggi (15,7%) dari pada yang tidak disertai trauma thoraks
(12,8%) pengolahan trauma thoraks, apapun jenis dan penyebabnya tetap harus
menganut kaidah klasik dari pengolahan trauma pada umumnya yakni
pengolahan jalan nafas, pemberian pentilasi dan control hemodianamik
(Patriani, 2012).
Jadi menurut kelompok trauma thorak adalah luka atau cedera fisik
sehingga dapat menyebabkan kematian utama pada anak-anak atau orang
dewasa. Di dalam thoraks terdapat dua organ yang sangat vital bagi kehidupan
manusia, yaitu paru-paru dan jantung. Paru-paru sebagai alat pernapasan dan
jantung sebagai alat pemompa darah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat
TINJAUAN TEORI
A. Anatomi Fisiologi
Muskulus interkostal merupakan tiga otot pipih yang terdapat pada tiap
spatium interkostalis yang berjalan di antara tulang rusuk yang bersebelahan. Setiap
otot pada kelompok otot ini dinamai berdasarkan posisi mereka masing-masing:
1. M.interkostal eksternal merupakan yang paling superficial.
2. M.interkostal internal terletak diantara m.interkostal eksternal dan profundal
a. Suplai arterial
Pembuluh-pembuluh darah yang memvaskularisasi dinding toraks
terutama terdiri dari arteri interkostal posterior dan anterior, yang berjalan
mengelilingi dinding toraks dalam spatium interkostalis di antara rusuk-
rusuk yang bersebelahan (Hudak, 2011).
Drainase vena dari dinding toraks pada umumnya paralel dengan pola suplai
arterialnya. Secara sentral, vena - vena interkostal pada akhirnya akan didrainase
menuju sistem vena atau ke dalam vena torakal internal, yang terhubung dengan
vena brakhiosefalika dalam leher. Vena-vena interkostal posterior pada sisi kiri
akan bergabung dan membentuk vena interkostal superior kiri, yang akan
didrainase ke dalam vena brakhiosefalik kiri (Patriani, 2012).
c. Drainase Limfatik
d. Innervasi
B. Definisi
Trauma adalah luka atau cedera fisik lainnya atau cedera fisiologis
akibat gangguan emosional yang hebat (Nugroho, 2015).
Trauma thoraks adalah luka atau cedera yang mengenai rongga thorax
yang dapat menyebabkan kerusakan pada dinding thorax ataupun isi dari
cavum thorax yang disebabkan oleh benda tajam atau benda tumpul dan dapat
menyebabkan keadaan gawat thorax akut. Trauma thoraks diklasifikasikan
dengan tumpul dan tembus. Trauma tumpul merupakan luka atau cedera yang
mengenai rongga thorax yang disebabkan oleh benda tumpul yang sulit
diidentifikasi keluasan kerusakannya karena gejala-gejala umum dan rancu
(Sudoyo, 2010).
C. Klasifikasi
1. Pneumothoraxs
2. Hematothoraxs
3. Kontusio Pulmonum
4. Flail Chest
D. Manifestasi Klinis
1. pneumothoraxs
a. Nyeri dada mendadak dan sesak nafas
b. Gagal pernafasan dengan sianosis
c. Kolaps sirkulasi
d. Dada atau sisi yang terkena lebih resonan pada perkusi dan suara nafas yang
terdengar jauh atau tidak terdengar sama sekali
e. Pada auskultasi terdengar bunyi klik (ovedoff, 2002)
2. Hematothoraxs
Gejala klinis yang muncul pada pasien dengan hematotoraks adalah nyeri
dada, pasien menunjukan distres pernapasan berat, napas pendek, takikardi,
hipotensi, pucat, dingin dan takipnea.
3. Kontusio Pulmonum
4. Flail Chest
E. Etiologi
Trauma pada toraks dapat dibagi 2 yaitu oleh karena trauma tumpul 65%
dan trauma tajam 34.9 % (Ekpe & Eyo, 2014). Penyebab trauma toraks
tersering adalah kecelakaan kendaraan bermotor (63-78%) (Saaiq, et al., 2010).
Dalam trauma akibat kecelakaan, ada lima jenis benturan (impact) yang
berbeda, yaitu depan, samping, belakang, berputar, dan terguling (Sudoyo,
2010).
Oleh karena itu harus dipertimbangkan untuk mendapatkan riwayat yang
lengkap karena setiap orang memiliki pola trauma yang berbeda. Penyebab
trauma toraks oleh karena trauma tajam dibedakan menjadi 3 berdasarkan
tingkat energinya, yaitu berenergi rendah seperti trauma tusuk, berenergi
sedang seperti tembakan pistol, dan berenergi tinggi seperti pada tembakan
senjata militer. Penyebab trauma toraks yang lain adalah adanya tekanan yang
berlebihan pada paru-paru yang bisa menyebabkan Pneumotoraks seperti pada
aktivitas menyelam (Hudak, 2011).
F. Patofisiologi
Rongga pleura berada diantara pleura viseral dan parietal dan dapat terisi
oleh darah ataupunudara yang menyertai suatu trauma toraks. Parenkim paru
termasuk paru–paru dan jalan nafas yang berhubungan, dan mungkin dapat
mengalami kontusio, laserasi, hematoma dan pneumo kel.Mediastinum
termasuk jantung, aorta/pembuluh darah besar dari toraks, cabang
trakeobronkial dan esofagus. Secara normal toraks bertanggung jawab untuk
fungsi vital fisiologi kardiopulmonerdalam menghantarkan oksigenasi darah
untuk metabolisme jaringan pada tubuh. Gangguan pada aliran udara dan
darah, salah satunya maupun kombinasi keduanya dapat timbul akibat dari
cedera toraks (Sudoyo, 2009).
Thoraks
Diskontiunitas jaringan
Edema tracheal atau Memasang reseptor nyeri
faringeal, Nyeri akut pada periver kulit
peningkatan produksi
secretndan penurunan Ketidakefektifan
Resiko infeksi kerusakan
kemampuan batuk bersihan jalan nafas
integritas kulit
G. Komplikasi
efektif
( Sudoyo, 2009 ).
H. Komplikasi
I. Penatalaksanaan
J. Pencegahan
A. Kasus
B. Pengkajian
1. Pengkajian Primer
1. Anamnesis
a. Identitas klien
Nama : Tn. D
Umur : 30 tahun
Agama : Islam
Bahasa : Melayu
Pendidikan : SMA
Golongan darah : B
No. register :
Nama : Ny. D
Agama : Islam
c. Keluhan utama
Pasien datang ke RSUD Dr. M. Yunus kota bengkulu, dengan
kecelakaan bermobil, pasien mengalami penurunan kesadaran dan ada
bengkak dan jejas di bagian dada sebelah kiri.
d. Riwayat kesehatan
e. Riwayat penyakit sekarang
Tn. D (30 tahun) dibawa penolong dan keluarganya ke rumah sakit
karena mengalami kecelakaan bermobil. Pasien mengalami penurunan
kesadaran. Penolong mengatakan dada korban membentur stir mobil,
setelah kecelakaan pasien muntah darah lalu kemudian pasien tidak
sadar. Keaadaan pasien saat di IGD klien mengalami penurunan
kesadaran, napas cepat dan dangkal, auskultasi suara napas ronchi, dan
pasien ngorok. Terdapat bengkak dan jejas di dada sebelah kiri. Hasil
pemeriksaan GCS 8(E2V2M4) kesadaran sopor, hasil pemeriksaan
TTV, TD : 120/80 mmHg, nadi : 110x/menit, RR : 35x/menit, suhu :
38,7oC, akral teraba dingin, tanpak sianosis, penggunaan otot-otot
pernapasan, dan napas cuping hidung.
f. Riwayat penyakit dahulu
Keluarga mengatakan pasien sudah berberapa kali mengalami
kecelakaan tetapi belum perna separah ini sampai mengaami
penurunan kesadaran serta pasien tidak memiliki riwayat penyakit
apapun
2. Pemeriksaan fisik
TD :120/80 mmHg
N : 110x/m
P : 35x/m
S : 38,7oc
Diskontinuitas
jaringan
E. Diagnosa keperawatan
F. Tindakan Keperawatan
PENUTUP
A. Kesimpulan
Trauma thoraks adalah luka atau cedera yang mengenai rongga thorax
yang dapat menyebabkan kerusakan pada dinding thorax ataupun isi dari
cavum thorax yang disebabkan oleh benda tajam atau benda tumpul dan
dapat menyebabkan keadaan gawat thorax akut. Trauma tumpul merupakan
luka atau cedera yang mengenai rongga thorax yang disebabkan oleh benda
tumpul yang sulit diidentifikasi keluasan kerusakannya karena gejala-gejala
umum dan rancu (Sudoyo, 2010).
Trauma adalah penyebab kematian terbanyak pada dekade 3
kehidupan diseluruh kota besar didunia dan diperkiraan 16.000 kasus
kematian akibat trauma per tahun yang disebabkan oleh trauma toraks di
amerika. Sedangkan insiden penderita trauma toraks di amerika serikat
diperkirakan 12 penderita per seribu populasi per hari dan kematian yang
disebabkan oleh trauma toraks sebesar 20-25%. Dan hanya 10-15%
penderita trauma tumpul toraks yang memerlukan tindakan operasi, jadi
sebagian besar hanya memerlukan tindakan sederhana untuk menolong
korban dari ancaman kematian (Sudoyo, 2010).
Trauma dada adalah abnormalitas rangka dada yang disebabkan oleh
benturan pada dinding dada yang mengenai tulang rangka dada, pleura paru-
paru, diafragma ataupun isi mediastinal baik oleh benda tajam maupun
tumpul yang dapat menyebabkan gangguan sistem pernapasan (Rendy,
2012).
B. Saran