Sie sind auf Seite 1von 12

Sari et al.

/ Effect of Menopause Duration and Biopsychosocial Factors

Effect of Menopause Duration and Biopsychosocial Factors


on Quality of life of Women in Kediri District, East Java
Nunik Ike Yunia Sari1), Rita Benya Adriani2), Ambar Mudigdo 3)

1) Masters Program in Public Heath, Sebelas Maret University, Surakarta


2) Health Polytechnics Program, Ministry of Health, Surakarta
3) Department of Anatomical Pathology, Faculty of Medicine, Sebelas Maret University

ABSTRACT

Background: Menopause is defined as the point in time when menstrual cycles permanently
cease due to the natural depletion of ovarian oocytes from aging. Studies have shown, menopause
causes decrease in quality of life and a positive correlation between menopausal symptoms and
quality of live. This study aimed to determine the effect of menopause duration and
biopsychosocial factors on quality of life of women.
Subjects and Method: This study was an analytic study using cross-sectional design. The study
was conducted in Bendo Community Health Center, Kediri District, East Java, from 8–31 March
2017. A sample was of 105 menopausal women was selected for this study by proportionate
random sampling. The dependent variable was quality of life. Quality of life encompassed several
constructs including physical, functional, emotional, social, and cognitive variables. The
independent variables were duration of menopause, Body Mass Index (BMI), education, family
support, and family income. The data were collected by pre-tested questionnaire, and analyzed by
path analysis.
Results: Quality of life was affected by menopause duration (b=2.19; SE=0.38; p<0.001),
education (b=6.72; SE=1.72; p<0.001), family support (b=0.42; SE=0.17; p=0.011), BMI (b=0.71;
SE=0.27; p=0.010), and family income (b= 0.13; SE= 1.60; p= 0.936). BMI was affected by
education (b= 1.87; SE= 0.50; p<0.001).
Conclusion: Quality of life is directly affected by menopause duration, education, family support,
BMI, and family income. Quality of life is indirectly affected by education.

Keywords: menopause duration, biopsychosocial factors, quality of life, path analysis

Correspondence:
Nunik Ike Yunia Sari. Masters Program in Public Health, Sebelas Maret University, Surakarta.
Email: nunikike@yahoo.com. Mobile: +6282257969278.

LATAR BELAKANG perubahan-perubahan yang mereka alami


Dalam setiap tahap kehidupan, wanita akan ketika memasuki masa menopause (Seeta
menghadapi perubahan mulai dari masa me- et al., 2015).
narche hingga pada tahap menopause. Me- Menurut Proverawati dalam Apriyanti
nopause didefinisikan sebagai berhentinya (2012), sidrom pre menopause dialami oleh
menstruasi pada wanita selama dua belas banyak wanita hampir di seluruh dunia,
bulan secara berturut-turut akibat penu- sekitar 70-80% wanita Eropa, 60% di
runan kadar esterogen. Sebelum melalui Amerika, 57% di Malaysia, 18% di Cina, dan
masa menopause, wanita biasanya mengala- 10% di Jepang dan Indonesia. Berdasarkan
mi gejala klimakterik terlebih dahulu di- data Survey Demografi Kesehatan Indonesia
antaranya gejala vasomotor, fisik, keluhan (SDKI) tahun 2013 menunjukkan bahwa
psikologis maupun seksual. Sebagian besar proporsi wanita 30-49 tahun di Indonesia
wanita menopause tidak menyadari akan yang mengalami menopause meningkat

e-ISSN: 2549-0257 (online) 125


Journal of Maternal and Child Health (2017), 2(2): 125-136
https://doi.org/10.26911/thejmch.2017.02.02.04

seiring dengan meningkatnya usia wanita. dengan durasi menopause kurang dari 5
Seperti yang diduga persentase menopause tahun memiliki perbedaan signifikan dalam
meningkat dari 11% pada wanita umur 30- domain psikososial dan seksual. Berdasar-
34 tahun, menjadi 23% pada wanita umur kan variabel dukungan keluarga didapatkan
44-45; dan menjadi 44% pada wanita umur hasil yang signifikan mengenai domain fisik
48-49 tahun. dan psikologis.
Berdasarkan penelitian yang telah Menurut penelitian yang dilakukan
dilakukan oleh Senba dan Matsuo et al., oleh Daley et al., (2007) didapatkan hasil
(2010) tentang Effects of a health education bahwa efek BMI secara signifikan ditemukan
program on climacteric women didapatkan untuk sub-skala gejala vasomotor dan gejala
hasil bahwa 22.7% perempuan klimakterium somatik pada wanita dengan BMI yang
tanpa mengalami gejala, 36.4 % mengalami tinggi. Menurut Kothiyal (2013) wanita yang
gejala yang sedang dan 36.4% mengalami memiliki pendapatan keluarga yang rendah
gejala yang berat. cenderung memiliki pendidikan yang ren-
Hasil penelitian Trisetyaningsih(2016) dah, akses terhadap fasilitas pelayanan
tentang hubungan gejala menopause de- kesehatan yang sulit terjangkau, serta keter-
ngan kualitas hidup perempuan klimakterik, sediaan makanan yang bergizi yang ber-
didapatkan hasil bahwa 78.4% wanita kli- kaitan dengan keluhan yang dirasakan pada
makterium mengalami gejala ketidaknya- masa menopause (Kothiyal dan Monika,
manan akibat nyeri otot dan persendian, 2013)
72.2% wanita juga mengalami masalah Menurut Bener and Anas (2014),
seksual berupa perubahan gairah dan aktivi- dampak yang dapat ditimbulkan pada saat
tas seksual serta rasa kering di vagina. Gejala wanita mengalami menopause adalah resiko
tersebut bila terus menerus dirasakan tentu- terjadinya penyakit tertentu yang berhu-
nya akan menurunkan kualitas hidup wanita bungan dengan penurunan hormon estero-
menopause. gen. Salah satunya adalah kematian akibat
Seiring dengan meningkatnya usia penyakit jantung iskemik dan stroke. Tanpa
harapan hidup wanita menjadi 70.43 tahun adanya intervensi lanjut pada wanita meno-
pada tahun 2014 dan 73.77 tahun di tahun pause, lebih dari 75% perempuan akan
2025, maka dapat diprediksi bahwa mayo- mengalami gejala sisa dari menopause yang
ritas wanita akan mengalami gejala meno- meliputi sakit kepala, lekas marah, kelelah-
pause lebih dari 30 tahun setelah melalui an, depresi, gangguan psikologis, konsen-
masa menopause dan menghabiskan sekitar trasi buruk, disfungsi seksual, osteoporosis,
sepertiga umur dari kehidupan mereka dan pola umum penuaan pada setiap indi-
dengan keadaan kekurangan estero-gen vidu (Bener and Anas, 2014). Solusi yang
yang berdampak pada berbagai masalah dapat dilakukan untuk mencegah terjadi-
kesehatan yang mempengaruhi kualitas nya dampak yang berkelanjutan pada
hidupnya (Bener and Anas, 2014). menopause adalah dengan melakukan pe-
Berbagai faktor biopsikososial ber- nyuluhan kesehatan terkait pola hidup
pengaruh pada kualitas hidup menopause sehat, peningkatan aktivitas fisik, konsumsi
diantaranya durasi menopause, BMI, du- makanan kaya fitoesterogen serta pengguna-
kungan keluarga, tingkat pendidikan dan an hormone replacement therapy (HRT).
pendapatan keluarga. Hasil penelitian yang Jumlah wanita menopause di Jawa
dilakukan oleh Sudeshna and Aparajita Timur pada tahun 2010 mengalami pe-
(2012) didapatkan hasil bahwa wanita ningkatan yang cukup tinggi, yaitu menjadi

126 e-ISSN: 2549-0257 (online)


Sari et al./ Effect of Menopause Duration and Biopsychosocial Factors

69.65%, namun hanya 39.53% yang telah kuantitatif ini adalah sebagian wanita
mendapatkan layanan kesehatan (Depkes menopause di wilayah kerja puskesmas
RI, 2010). Berdasarkan hasil sensus pendu- Bendo sebesar 102 subjek penelitian.
duk 2013 jumlah penduduk wanita yang 3. Teknik sampling
berusia ≥45 tahun di Kabupaten Kediri se- Teknik sampling yang digunakan dalam
banyak 763,808 jiwa (BPS, 2013). Kabupa- penelitian ini yaitu proportionate random
ten Kediri memiliki poyandu lansia seba- sampling. Teknik ini digunakan bila popu-
nyak 514 posyandu. Tingginya jumlah Pos- lasinya mempunyai anggota atau unsur
yandu Lansia di Kabupaten Kediri tersebut yang tidak homogen dan dalam jumlah
tidak diimbangi dengan pencapaian target yang besar. (Sugiyono, 2015). Teknik peng-
terhadap pelayanan kesehatan lansia di ambilan sampel secara proporsi dilakukan
Kabupaten Kediri yang masih di bawah dengan mengambil subjek dari setiap wila-
target yaitu 63% dari target 65% (Profil yah ditentukan seimbang dengan banyak-
Kesehatan Kabupaten Kediri, 2014). Dari nya subjek dalam masing-masing wilayah,
studi pendahuluan yang telah dilakukan di dan selanjutnya diambil sampel mengguna-
wilayah kerja puskesmas Bendo, Kabupaten kan teknik simple random sampling.
Kediri didapatkan hasil bahwa dari 10 Subjek penelitian dipilih berdasarkan
wanita menopause, 70% diantaranya me- kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria eks-
ngalami keluhan dalam domain fisik, yaitu klusi meliputi wanita dengan terapi Hor-
nyeri otot dan sendi yang mengganggu mone Replacement Therapy (HRT), peng-
dalam menjalani aktivitas sehari-hari. obatan kemoterapi serta pernah melakukan
Tujuan penelitian ini adalah untuk operasi hysterectomy maupun ovarectomy.
menganalisis pengaruh durasi menopause Sampel diambil dari masing-masing desa
dan faktor biopsikososial terhadap kualitas sebesar 18-22 subjek penelitian.
hidup wanita menopause di wilayah Puskes- 4. Variabel penelitian
mas Bendo Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Terdapat enam variabel dalam penelitian
ini yang terdiri dari variabel eksogen yang
SUBJEK DAN METODE meliputi durasi menopause, dukungan ke-
1. Desain Penelitian luarga, tingkat pendidikan, pendapatan ke-
Penelitian ini merupakan analitik observa- luarga dan variabel endogen yang meliputi
sional dengan pendekatan dilakukan secara BMI dan kualitas hidup menopause.
cross sectional yaitu suatu penelitian untuk 5. Definisi operasional
mempelajari korelasi antara faktor-faktor Definisi operasional variabel durasi meno-
risiko dengan efek yang dilakukan pada pause adalah rentang waktu mulainya
suatu saat (point time approach). Peneliti- menopause dialami sampai penelitian di-
an ini dilakukan untuk mempelajari faktor- lakukan; BMI adalah perbandingan dari
faktor yang berhubungan dengan kualitas berat badan terhadap tinggi badan pada
hidup menopause. Penelitian ini dilaksana- wanita menopause; dukungan keluarga
kan di beberapa desa di wilayah kerja pus- adalah dukungan dari suami, anak/keluarga
kesmas Bendo, Kabupaten Kediri, Jawa terdekat dalam bentuk membantu atau
Timur pada tanggal 8–31 Maret 2017. memberikan perhatian kepada subjek pe-
2. Populasi dan sampel nelitian; tingkat pendidikan adalah jenjang
Populasi dalam penelitian ini adalah selu- pendidikan formal tertinggi yang telah
ruh wanita menopause di wilayah kerja diselesaikan oleh subjek penelitian; pen-
puskesmas Bendo. Sampel dalam penelitian dapatan keluarga adalah penghasilan yang

e-ISSN: 2549-0257 (online) 127


Journal of Maternal and Child Health (2017), 2(2): 125-136
https://doi.org/10.26911/thejmch.2017.02.02.04

diperoleh suami dan istri dari berbagai yang terbaik menurut komputer (SPSS)
kegiatan ekonomi dalam satu bulan; dan disebut model saturasi, yang dibuat ber-
kualitas hidup menopause adalah persepsi dasarkan data sampel yang dikumpulkan
wanita menopause atas kesehatannya peneliti.
dengan menilai besarnya keluhan yang ber- d. Estimasi parameter
hubungan dengan keberfungsian dirinya Hubungan sebab akibat variabel ditunjukan
dalam menjalani kehidupan. oleh koefisien regresi (b), baik yang belum
Pengumpulan data menggunakan kue- terstandarisasi (unstandardized) maupun
sioner. Variabel yang diukur yakni dukung- yang sudah distandarisasi (standardized).
an keluarga, meliputi dukungan informasi, Koefisien regresi yang belum terstandari-
finansial, emosional, dan penghargaan. sasi menunjukkan hubungan variabel inde-
Instrumen yang diuji reliabilitasnya adalah penden dan dependen dalam unit pengu-
kuesioner dukungan keluarga. Berdasarkan kuran yang asli.
hasil uji reliabilitas korelasi item-total e. Respesifikasi model
didapatkan bahwa pada pengukuran varia- Jika model yang dibuat peneliti tidak sesuai
bel dukungan keluarga r hitung ≥0.47, serta dengan data sampel sebagaimana ditunjuk-
Cronbach's Alpha ≥0.72, sehingga semua kan oleh model saturasi dan juga terdapat
butir pertanyaan dinyatakan reliabel. koefisien regresi yang bernilai sangat kecil
6. Analisa data mendekati nol serta secara statistik tidak
Analisis data dalam penelitian ini menggu- signifikan, maka perlu dibuat ulang model
nakan analisis univariat dan multivariat. analisis jalur sehingga diperoleh model
Analisis multivariat menggunakan analisis yang sesuai dengan data sampel.
jalur. Menurut Murti (2014) langkah-
langkah dalam melakukan analisis jalur, HASIL
yaitu sebagai berikut: Dimensi karakteristik dari wanita meno-
a. Spesifikasi model, pause dilihat menurut usia dan pekerjaan.
Spesifikasi model digambarkan hubungan Tabel 1 menunjukkan bahwa dari 102
antara variable-variabel yang akan diteliti. subjek penelitian didapatkan 83.3% berusia
Variabel yang diteliti dibedakan menurut 51-59 tahun; 67.7% sebagai IRT islam.
variable endogen dan eksogen. Hasil statistik deskriptif data kontinu
b. Identifikasi model yang berupa durasi menopause, BMI,
Tahap ini dilakukan identifikasi jumlah dukungan keluarga, tingkat pendidikan,
variabel yang terukur, jumlah variabel pendapatan keluarga dan kualitas hidup
endogen, variabel eksogen, dan parameter menopause dapat dilihat pada Tabel 2.
yang akan diestimasi. Tahap ini dihitung Tabel 3 menunjukkan bahwa masing-
degree of freedom (df) yang menunjukkan masing variabel memiliki keberagaman
analisis jalur bisa dilakukan. Analisis jalur data yang relatif kecil. Mean menggambar-
bisa dilakukan apabila df ≥0, dalam pene- kan nilai rata-rata, sedangkan nilai stan-
litian ini didapatkan hasil degree of free- dard deviation (SD) menggambarkan se-
dom (df) sebesar 3 dikatakan over identi- berapa jauh bervariasinya data. SD yang
fied sehingga analisis jalur dapat dilakukan kecil merupakan indikasi bahwa data
c. Kesesuaian model representtatif.
Model analisis jalur yang dibuat oleh pene-
liti berdasarkan teori dicek/ dites kesesuai-
annya dengan model hubungan variabel

128 e-ISSN: 2549-0257 (online)


Sari et al./ Effect of Menopause Duration and Biopsychosocial Factors

Tabel 1. Karakteristik subjek penelitian


Karakteristik Kriteria n %
Usia 45-50 tahun 5 3.4
51-59 tahun 85 50.8
≥ 60 tahun 12 45.8
Pekerjaan IRT 69 67.7
Swasta 7 6.9
Wiraswasta 23 22.5
PNS 3 2.9

Tabel 2. Analisis univariat variabel penelitian


Variabel n Min. Maks. Mean SD
Durasi menopause (tahun) 102 1 9 5.16 1.99
BMI (kg/m2) 102 17 32 23.22 2.69
Dukungan keluarga 102 17 37 28.08 4.32
Pendapatan keluarga per bulan 102 750,000 2,500,000 1,253,431.37 374,645.69
(rupiah)
Kualitas hidup menopause 102 7 56 23.75 10.3

Tabel 3. Analisis bivariat pengaruh durasi menopause dan faktor biopsikososial


terhadap kualitas hidup menopause
Variabel Independen r p
Durasi menopause (tahun) 2.19 <0.001
BMI (kg/m2) 0.71 0.14
Dukungan keluarga 0.42 0.16
Tingkat pendidikan terakhir 6.26 <0.001
Pendapatan keluarga per bulan (rupiah) 0.13 0.938

Tabel 3 menunjukkan bahwa durasi me-miliki pengaruh positif terhadap kua-


menopause (r=2.19, p<0.001), BMI (r=0.71, litas hidup menopause dan secara statistik
p=0.14), dukungan keluarga (r=0.42, p= signifikan.
0.16), tingkat pendidikan (r=6.26, p<0.001),
pen-dapatan keluarga (r=0.13, p=0.938)

Gambar 1. Model struktural analisis jalur


Gambar 1 menunjukkan model struk- kan IBM SPSS AMOS 22, sehingga didapat-
tural setelah dilakukan estimasi mengguna- kan nilai seperti pada gambar tersebut. Indi-

e-ISSN: 2549-0257 (online) 129


Journal of Maternal and Child Health (2017), 2(2): 125-136
https://doi.org/10.26911/thejmch.2017.02.02.04

kator yang menunjukan kesesuaian model > 0.05; NFI= 0.98 ≥ 0.90; CFI 1.00 ≥ 0.95;
analisis jalur yaitu seperti pada Tabel 5 juga RMSEA= 0.00 ≤ 0.08 yang berarti model
menunjukan adanya goodness of fit mea- empirik tersebut memenuhi kriteria yang
sure (pengukuran kecocokan model) dida- ditentukan dan dinyatakan sesuai dengan
patkan bahwa hasil fit index (indeks keco- data empirik.
cokan) CMIN sebesar 2.57 dengan p= 0.463
Tabel 4. Hasil analisis jalur
Variabel Endogen Variabel Eksogen b* SE p β**
Pengaruh Langsung
Kualitas hidup  Durasi Menopause (tahun) 2.19 0.38 < 0.001 0.42
Kualitas hidup  Dukungan keluarga 0.42 0.17 0.011 0.18
Kualitas hidup  Pendapatan keluarga (rupiah) 0.13 1.60 0.936 0.01
Kualitas hidup  Tingkat pendidikan 6.27 1.72 < 0.001 0.30
Kualitas hidup  BMI (kg/m2) 0.71 0.27 0.010 0.18
Pengaruh Tidak Langsung
BMI  Tingkat pendidikan 1.87 0.50 < 0.001 0.35
Model Fit
CMIN = 1.94 p = 0.59 ( >0.05 )
GFI = 0.99 (≥ 0.90)
NFI = 0.99 (≥ 0.90)
CFI = 1.00 (≥ 0.95)
RMSEA = 0.00 (≤ 0.08)
*: koefisien jalur tidak terstandarisasi **: koefisien jalur terstandarisasi

Melalui Tabel 4 dapat diketahui BMI dipengaruhi oleh tingkat pendi-


bahwa kualitas hidup menopause dipenga- dikan. Setiap peningkatan satu unit tingkat
ruhi secara langsung oleh durasi meno- pendidikan tinggi akan meningkatkan BMI
pause, dukungan keluarga, dan pendapatan sebesar 1.87 unit (b=1.87; SE=0.50; p<
keluarga. 0.001).
Setiap peningkatan satu unit durasi Setiap peningkatan satu unit BMI
menopause lama akan meningkatkan kua- normal akan meningkatkan kualitas hidup
litas hidup menopause sebesar 2.19 unit menopause sebesar 0.71 unit (b= 0.71; SE=
(b= 2.19; SE= 0.38; <0.001). 0.27; p= 0.010).
Setiap peningkatan satu unit dukung-
an keluarga yang mendukung akan me- PEMBAHASAN
ningkatkan kualitas hidup menopause se- 1. Pengaruh durasi menopause ter-
besar 0.42 unit (b=0.42; SE=0.17; p= hadap kualitas hidup menopause
0.011). Terdapat pengaruh positif durasi meno-
Setiap peningkatan satu unit penda- pause terhadap kualitas hidup menopause
patan keluarga yang tinggi akan mening- dan secara statistik signifikan. Penelitian
katkan kualitas hidup menopause sebesar ini sejalan dengan penelitian yang dilaku-
0.13 unit (b= 0.13; SE= 1.60; p= 0.936). kan oleh Sudeshna and Aparajita (2012)
Setiap peningkatan satu unit tingkat yang menyebutkan bahwa durasi meno-
pendidikan yang tinggi akan meningkatkan pause kurang dari 5 tahun memiliki per-
kualitas hidup menopause sebesar 6.72 unit bedaan signifikan dalam domain psiko-
(b= 6.72; SE= 1.72; p<0.001). sosial dan seksual. Secara garis besar masa

130 e-ISSN: 2549-0257 (online)


Sari et al./ Effect of Menopause Duration and Biopsychosocial Factors

awal menopause merupakan masa adaptasi perempuan mengalami kemunduran. Keba-


wanita dalam menghadapi perubahan ter- nyakan pakar seksologi berpendapat bahwa
kait dengan penurunan hormon esterogen sebenarnya bukan faktor fisik yang menjadi
yang berdampak pada seksualitasnya, se- penyebab perempuan menopouse tidak
lain itu adanya berbagai keluhan di awal mau berhubungan seks, masalah utamanya
masa menopause membuat wanita merasa adalah faktor psikis. Ketika menopouse,
terbebani dengan berbagai ketidaknyaman- perempuan mempunyai rasa takut, gelisah
an yang dihadapinya dan tidak percaya diri (Hawari, 2013).
Memasuki masa klimakterium terjadi Berdasarkan pemaparan di atas dapat
penurunan produksi estrogen dan kenaikan disimpulkan bahwa durasi menopause ≤ 5
hormon gonadotropin. Kekurangan estro- tahun memiliki kualitas hidup yang buruk
gen menyebabkan pengeluaran β-endorfin pada domain fisik, domain psikososial, dan
berkurang, sehingga ambang sakit juga domain seksual. Wanita pada tahapan
berkurang yang menyebabkan wanita menopause membutuhkan intervensi lan-
menopause sering mengeluh sakit pinggang jutan yakni pemberian KIE tentang per-
atau mengeluh nyeri di daerah kemaluan, ubahan fisik, psikologis, vasomotor dan
tulang, dan otot (Baziad, 2003). seksual selama menopause serta bagaimana
Selain perubahan fisik, pada masa cara mengalihkan perhatian dari keluhan
menopause terjadi perubahan steroid seks yang dirasakan yaitu dengan peningkatan
yang sangat berperan terhadap fungsi susu- dukungan keluarga terutama dukungan
nan saraf pusat, terutama terhadap peri- suami untuk meningkatkan rasa percaya
laku, suasana hati, serta fungsi kognitif dan diri dalam menghadapi perubahan yang
sensorik seseorang. Akibat kekurangan hor- dialaminya serta mengurangi stress dengan
mon estrogen pada wanita paska meno- melakukan hal yang bersifat rekreatif.
pause, timbulah keluhan seperti mudah ter- Selain dukungan, mereka juga membutuh-
singgung, cepat marah, dan rasa tertekan kan. KIE tentang istirahat cukup dan
(Baziad, 2003). Penyebab depresi diduga peningkatan aktivitas fisik yang merupakan
akibat berkurangnya aktivitas serotonin di salah satu langkah untuk meminimalisir
otak. Estrogen menghambat aktivitas keluhan fisiknya.
enzim monoamine oksidase (MAO). Enzim 2. Pengaruh BMI terhadap kualitas
ini mengakibatkan serotonin dan noradre- hidup menopause
nalin menjadi tidak aktif (Baziad, 2003). Terdapat pengaruh positif BMI terhadap
Selain depresi, gangguan tidur meru- kualitas hidup menopause dan secara
pakan keluhan paling banyak dikeluhkan statistik signifikan. Penelitian ini sejalan
wanita menopause. Kurang nyenyak tidur dengan penelitian yang dilakukan Daley et
pada malam hari menurunkan kualitas al., (2007) tentang efek aktivitas fisik dan
hidup wanita tersebut. Estrogen memiliki BMI terhadap kualitas hidup menopause
efek terhadap kualitas tidur. Reseptor di-dapatkan hasil bahwa efek BMI secara
estrogen telah ditemukan di otak yang signifikan ditemukan untuk sub-skala ge-
mengatur tidur. (Baziad, 2003). jala vasomotor dan gejala somatik daripada
Perubahan lain yang tidak kalah wanita dengan BMI normal. Wanita dengan
pentingnya, dan sering menjadi masalah BMI yang tinggi memiliki risiko lebih tinggi
utama adalah menurunnya dorongan sek- terhadap kejadian hot flushes, inkontinen-
sual. Hal ini disebabkan pada masa meno- sia urin dan nyeri sendi daripada wanita
pause kemampaun organ-organ seksual

e-ISSN: 2549-0257 (online) 131


Journal of Maternal and Child Health (2017), 2(2): 125-136
https://doi.org/10.26911/thejmch.2017.02.02.04

dengan BMI yang rendah (Kothiyal dan Obesitas tidak hanya mengawali timbulnya
Monika, 2013). penyakit osteoartritis, tetapi juga merupa-
Penyebab terjadinya keluhan vaso- kan akibat lanjut dari inaktivitas para pen-
motorik umumnya pada saat kadar estro- derita osteoartritis (Yanuarti, 2014).
gen mulai menurun. Semburan panas Berdasarkan pemaparan di atas dapat
dirasakan mulai dari daerah dada dan disimpulkan bahwa BMI obesitas memiliki
menjalar ke leher dan ke kepala yang akan kualitas hidup yang buruk pada domain
diikuti dengan rasa sakit kepala, perasaan fisik, domain psikososial, dan domain vaso-
kurang nyaman, dan peningkatan frekuensi motor. Pada tahapan ini wanita menopause
nadi. Hal ini disebabkan oleh peningkatan membutuhkan intervensi lanjutan yakni
pengeluaran hormon adrenalin dan neuro- pemberian KIE tentang pola nutrisi (diet)
tensin oleh tubuh wanita tersebut. Selain seimbang dan gaya hidup sehat yang me-
itu, terjadi pula penurunan sekresi hormon liputi peningkatan aktivitas fisik merupa-
noradrenalin sehingga terjadi vasodilatasi kan salah satu upaya untuk mempertahan-
pembuluh darah kulit, temperatur kulit kan BMI normal dan menurunkan berat
sedikit meningkat dan timbul perasaan badan pada wanita menopause. BMI
panas. Akibat vasodilatasi dan keluarnya normal akan meminimalisir terjadinya
keringat, terjadi pengeluaran panas tubuh keluhan-keluhan pada menopause yang
sehingga kadang-kadang wanita merasa ke- mempengaruhi kualitas hidupnya.
dinginan. Gejolak panas tidak hanya meng- 3. Pengaruh dukungan keluarga
ganggu pekerjaan dan aktivitas sehari-hari, terhadap kualitas hidup menopause
tetapi juga dapat menyebabkan gangguan Terdapat pengaruh positif dukungan
tidur, cepat lelah, dan cepat tersinggung keluarga terhadap kualitas hidup meno-
atau kurang sabar. Banyak wanita melapor- pause dan secara statistik signifikan. Pene-
kan sulit konsentrasi dan emosional labil litian ini sejalan dengan hasil penelitian
selama transisi menopause (Baziad, 2003). yang dilakukan oleh Sudeshna dan Apara-
Selain domain vasomotor, domain jita (2012) didapatkan hasil bahwa wanita
fisik juga merupakan keluhan yang paling menopause yang tidak mendapatkan du-
banyak dialami menopause. Hal tersebut kungan keluarga mengalami keluhan pada
sesuai dengan hasil penelitian yang menun- domain fisik dan psikologis. Dukungan
jukkan bahwa perubahan gejala atau keluh- keluarga memiliki perbedaan signifikan da-
an yang dirasakan oleh menopause dikait- lam domain fisik dan psikososial. Dukung-
kan dengan penumpukan lemak pusat dan an suami dan keluarga akan mempengaruhi
lemak intra-abdominal khususnya yang kesejahteraan psikologisnya yang ditandai
berhubungan dengan sindrom metabolik dengan rasa nyaman dan bahagia yang
(Yanuarti, 2014). Kegemukan (obesitas) tentunya juga akan berdampak pada
adalah faktor risiko terkuat untuk terjadi- berkurangnya keluhan akan gejala vaso-
nya osteoartritis. Efek obesitas terhadap motor, fisik dan seksual yang dialaminya.
perkembangan osteo-artritis yakni melalui Masa menopause dengan berbagai
peningkatan beban pada sendi-sendi pe- perubahan yang dialaminya tentunya akan
nopang berat badan. Tiga hingga enam kali menimbulkan stress yang dapat meng-
berat badan dibebankan pada sendi lutut akibatkan berbagai jenis keluhan. Stres
pada saat tubuh bertumpu pada satu kaki. dapat meningkatkan penge-luaran β-endor-
Peningkatan berat badan akan melipat fin, dan zat ini memicu pengeluaran ACTH.
gandakan beban sendi lutut saat berjalan. β-endorfin dan ACTH berasal dari precur-

132 e-ISSN: 2549-0257 (online)


Sari et al./ Effect of Menopause Duration and Biopsychosocial Factors

sor yang sama, yaitu prepiomelanocortin yang tidak mendapatkan dukungan kelu-
(POMC), yang banyak ditemukan di dalam arga memiliki kualitas hidup yang buruk
nukleus arkuatus. POMC ini merupakan pada domain fisik, domain psikososial, dan
suatu peptida yang membentuk β-endorfin domain seksual. Peningkatan pemberian
di hipotalamus dan ACTH di hipofisis KIE terhadap keluarga dan masyarakat
anterior (Baziad, 2003). Meningkatnya tentang pentingnya dukungan keluarga
kadar β-endorfin dalam tubuh tentuya akan terhadap kualitas hidup menopause meru-
semakin menambah terjadinya keluhan ter- pakan salah satu upaya untuk meningkat-
utama pada domain psikososial. kan rasa percaya diri wanita menopause
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam menghadapi berbagai keluhan yang
sebagian besar wanita menopause yang me- dirasakan. Pengertian, penerimaan dan
miliki kualitas hidup buruk tidak menda- dukungan dari suami, keluarga dan ling-
patkan dukungan keluarga dari aspek peng- kungan sangat besar artinya bagi perem-
hargaan (74%), emosional (70%) dan infor- puan yang menjalani menopouse. Perhati-
masi (59%). Dukungan penghargaan dapat an yang diperoleh akan membuatnya me-
diperoleh dengan memberikan pengharga- rasa berharga.
an positif kepada orang lain yang sedang 4. Pengaruh tingkat pendidikan ter-
stress, dorongan atau persetujuan terhadap hadap kualitas hidup menopause
ide ataupun perasaan individu. Dukungan Terdapat pengaruh positif tingkat pendi-
ini dapat menyebabkan individu yang dikan terhadap kualitas hidup menopause
menerima dukungan membangun rasa secara signifikan yaitu secara tidak lang-
menghargai dirinya, percaya diri dan sung melalui BMI. Wanita dengan pendi-
merasa bernilai (Lubis dan Hasnida, 2009). dikan tinggi akan lebih memahami bagai-
Dukungan jenis ini akan sangat berguna mana cara untuk mempertahankan status
ketika individu mengalami stress terkait gizi mereka. Sebaliknya, perkembangan
dengan keluhan yang dialami pada masa kognitif, intelektual, serta mental seseorang
menopause. yang berpendidikan rendah di-batasi oleh
Dukungan emosional dapat diperoleh keterbatasan informasi serta kemampuan
dari pemberian ungkapan empati, kepedu- yang dimilikinya. Maka orang yang ber-
lian dan perhatian terhadap orang yang pendidikan tinggi lebih mudah menerima
bersangkutan misalnya reward, pemberian dan memahami informasi, sehingga lebih
semangat serta pujian terhadap hal yang mampu menentukan sikap yang tepat bagi
sudah dilalui (Lubis dan Hasnida, 2009). dalam mempertahankan status kesehatan-
Pemberian dukungan emosional nya terutama dalam hal status gizi diban-
wanita menopause yang mengalami keluh- dingkan dengan seseorang yang tingkat
an terkait menopause akan merasa tenang pendidikannya rendah.
karena adanya empati dan perhatian dari Selain pengaruh secara tidak lang-
keluarga, sehingga keluhan tersebut tidak sung, tingkat pendidikan juga berpengaruh
begitu dirasakan dampaknya terhadap kua- secara langsung terhadap kualitas hidup
litas hidup wanita tersebut. Selain dukung- menopause dan secara statistik signifikan.
an penghargaan dan emosional, dukungan Penelitian ini sejalan dengan penelitian
informasi juga sangat diperlukan oleh yang dilakukan oleh Eugnia et al., (2014)
menopause. yang menyebutkan bahwa pendidikan ber-
Berdasarkan pemaparan di atas dapat hubungan dengan kualitas hidup wanita
disimpulkan bahwa wanita menopause menopause.

e-ISSN: 2549-0257 (online) 133


Journal of Maternal and Child Health (2017), 2(2): 125-136
https://doi.org/10.26911/thejmch.2017.02.02.04

Wanita yang memiliki pendidikan Menurut penelitian yang dilakukan oleh


tinggi berhubungan baik dengan ke- Kalarhoudi et al., (2011) didapatkan hasil
mudahan mengakses layanan kesehatan, bahwa terdapat hubungan antara penda-
memperoleh pekerjaan dan pendapatan patan dengan kualitas hidup wanita meno-
yang lebih tinggi (Kalarhoudi et al., 2011), pause. Wanita yang memiliki pendapatan
memiliki karakter mudah beradaptasi dan keluarga yang rendah cenderung memiliki
mengendalikan situasi yang berdampak pendidikan yang rendah, akses terhadap fa-
pada tingkat stress dan kemampuan untuk silitas pelayanan kesehatan yang sulit
bersikap positif dalam menghadapi penua- terjangkau, serta ketersediaan makanan
an dan menopause sehingga kualitas hidup- yang bergizi yang berkaitan dengan faktor
nya lebih baik daripada yang berpendidikan resiko timbulnya masalah kesehatan yang
rendah dan belum mendapatkan informasi berkaitan dengan keluhan yang dirasakan
tentang menopause. Selain itu, pendidikan pada masa menopause (Kothiyal dan
juga mengajarkan individu dan masyarakat Monika, 2013).
untuk dapat berpikir secara objektif, yang Penelitian ini menunjukkan pengaruh
mana akan membangun kemampuan untuk pendapatan keluarga terhadap kualitas
menilai apakah kebudayaan masyarakat hidup yang tidak signifikan. Hal ini
dapat memenuhi kebutuhan sesuai kondisi- dikarenakan kualitas hidup yang baik tidak
nya (Eugenia et al., 2014). Kemudahan hanya dipengaruhi oleh tingkat pendapatan
untuk memilih dan mengatur asupan saja, namun juga dipegaruhi oleh durasi
makanan apa saja yang akan dikonsumsi menopause, BMI, dukungan keluarga, dan
demi menunjang derajat kesehatannya. tingkat pendidikan. Meskipun pendapatan
Berdasarkan pemaparan di atas dapat keluarga rendah, namun jika mereka cukup
disimpulkan bahwa wanita menopause puas dan terbiasa dengan nutrisi yang
yang berpendidikan rendah memiliki kua- dikonsumsi serta akses pelayanan kesehat-
litas hidup yang buruk. Peningkatan pem- an dan transportasi yang harus dijalani
berian KIE dan evaluasi secara rutin di dapat membuat wanita menopause merasa
setiap kegiatan posyandu mengenai pola keluhan yang dialami tidak begitu ber-
nutrisi (diet) seimbang, gaya hidup sehat, pengaruh terhadap kualitas hidupnya. Hal
dan cara mengatasi keluhan yang dialami tersebut sejalan dengan penelitian yang
selama menopause merupakan salah satu dilakukan oleh Tamai (2006) yang menye-
upaya untuk meningkatkan pengetahuan butkan bahwa dari 100 subjek penelitian
menopause terhadap cara mempertahan- didapatkan 64% wanita menopause dengan
kan dan memperbaiki kualitas hidupnya. pendapatan rendah. Mereka mengakui
Riwayat pendidikan yang rendah dan faktor bahwa mereka cukup puas terhadap tempat
usia merupakan suatu tantangan untuk tinggal, akses pelayanan kesehatan, dan
memberikan intervensi lebih lanjut untuk transportasi yang harus dijalani. Hal ter-
meningkatkan pengetahuan dan mengubah sebutlah yang menimbulkan tidak ditemu-
gaya hidup terkait kualitas hidup meno- kannya perbedaan kualitas hidup menurut
pause. pekerjaan dan pendapatan.
5. Pengaruh pendapatan keluarga Berdasarkan pemaparan di atas dapat
terhadap kualitas hidup menopause disimpulkan bahwa wanita menopause
Terdapat hubungan positif antara budaya yang memiliki pendapatan yang rendah
dengan perilaku perawatan alat reproduksi memiliki kualitas hidup yang baik pada
dan secara statistik tidak signifikan. domain fisik, domain psikososial, dan

134 e-ISSN: 2549-0257 (online)


Sari et al./ Effect of Menopause Duration and Biopsychosocial Factors

domain seksual. Peningkatan pemberian of menopausal age. British Journal of


KIE dan evaluasi secara rutin di setiap General Practice, February 2007
kegiatan posyandu mengenai pola nutrisi Eugenia D, Eleni T, Anna K, Georgia F,
(diet) seimbang, gaya hidup sehat, dan cara John K, Martha K, Ourania G (2014).
mengatasi keluhan yang dialami selama Sociodemographic Characteristics and
menopause merupakan salah satu upaya Quality-of-life of Greek Meno-pausal
untuk meningkatkan pengetahuan meno- Women treated with Hormone Thera-
pause terhadap cara mempertahankan dan py. Health Science Journal, 8(3).
memperbaiki kualitas hidupnya. Intervensi Hawari D (2013). Manajemen Stres Cemas
yang dilakukan secara berkesinambungan dan Depresi. Cetakan Keempat, Ed.
dapat meningkatkan kualitas hidup wanita Kedua, Jakarta: FKUI.
menopause. Kalarhoudi A (2011). Assessment of Quality
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat of Life in Menopausal Periods: A
disimpulkan bahwa hidup menopause dipe- Population Study in Kashan, Iran.
ngaruhi oleh durasi menopause, BMI, Iranian Red Crescent Medical Jour-
dukungan keluarga, tingkat pendidikan, nal. 13(11):811-817.
dan pendapatan keluarga. BMI dipengaruhi Kemenkes RI (2015). Profil Kesehatan
oleh tingkat pendidikan. Indonesia Tahun 2014. Jakarta:
Kemenkes RI, ISBN: 978-602-235-
DAFTAR PUSTAKA 9111.
Apriyanti, E, Sumantri, Arum S (2012). Kothiyal P, Monika S (2013). Post meno-
Attitudes of Klimakterium’s Women pausal quality of life and associated
in Dealing Menopause Period at factors-A Review. Journal of Scientific
Jimus Village Polanharjo District and Innovative Research, 2(4): 814-
Klaten Regency. Jurnal Ilmu Kese- 823.
hatan, 4(2). Luoto R (2009). Hot flushes and quality of
Baziad A (2003). Menopause dan Andro- life during menopause. BMC Wo-
pause. Cetakan Pertama. Jakarta: men's Health, 9:13.
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Lubis N, Hasnida (2009). Dukungan Sosial
Prawiraharjo. pada Pasien Kanker Perlukah?.
Bener A, Anas F (2014). Measurement- Medan: USU Press.
specific quality-of-life satisfaction Murti B (2013). Desain dan Ukuran Sampel
during premenopause, perimeno- untuk Penelitian Kuantitatif dan
pause and postmenopause in Arabian Kualitatif di Bidang Kesehatan. Yog-
Qatari women. Journal of Mid-life yakarta: Gajah Mada University Press.
Health. 5(3). Profil Kesehatan Kabupaten Kediri Tahun
BPS Provinsi Jawa Timur (2015). Jawa 2014. (2014). Diakses dari http:
Timur dalam Angka 2015. Surabaya: //www.depkes.go.id/resources/downl
BPS Provinsi Jawa Timur. ISSN: 0215 oad/profil/PROFIL_KAB_KOTA_201
– 2193. 4/3506_Jatim_Kab_Kediri_2014.pdf
Daley A, Christine M, Helen S, Richard M, Seeta D, Sheela U, Ranjana C, Sheetal B
Sue W, Nanette M (2007). Exercise (2015). Assessment of Menopausal
participation, body mass index, and Symptoms Using Modified Meno-
health-related quality of life in women pause Rating Scale (MRS) Among
Middle Age Women in Selected

e-ISSN: 2549-0257 (online) 135


Journal of Maternal and Child Health (2017), 2(2): 125-136
https://doi.org/10.26911/thejmch.2017.02.02.04

Urban And Rural Area Of Pune Tamai SB, Paschoal SMP, Litvoc J,
District. Journal Of Advanced Scien- Machodo AN, Curiati PK, Prada L
tific Research 2015, 6(3): 47-50, (2006). Impact of a program to pro-
ISSN 0976-9595. mote health and quality of life of
Senba N, Matsuo H (2010). Effects of a elderly. Einstein.
health education program on climac- Trisetiyaningsih Y (2016). Hubungan gejala
teric women. Climacteric. 2010; 13: menopause dengan kualitas hidup
561-569 perempuan klimakterik. Jurnal Kese-
Sudeshna R, Aparajita D (2012). An assess- hatan “Samodra Ilmu”, 7(1).
ment of QOL and its determining Yanuarty M (2014). Hubungan Antara
factors of post menopausal women in Faktor Risiko Osteoartritis Lutut
a rural area of West Bengal, India: A dengan nyeri, Disabilitas, Dan Berat
multivariate analysis. International Ringannya osteoartritis. eprints.un-
Journal of Medicine and Public dip.ac.id/44826/3/ Diakses 5 Mei
Health, 2(4). 2017.

136 e-ISSN: 2549-0257 (online)

Das könnte Ihnen auch gefallen