Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
net/publication/324537892
Depresi dan Kesejahteraan Spiritual pada Ibu Hamil Risiko Tinggi Depression
and Spiritual Well-Being Among High-Risk Pregnant Women
CITATIONS READS
0 406
2 authors:
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Endang Fourianalistyawati on 16 April 2018.
Abstract: This study aimed to investigate the relationship between depression and
spiritual well-being among women with high-risk pregnancy. A quantitative method
with correlational design was employed. Eighty-five participants were recruited for
this study using accidental sampling technique. All participants were pregnant
women with a high-risk pregnancy (between 24 and 36 weeks of gestation). Data
were collected using two instruments, namely an adapted CESD-R (Center for
Epidemiological Studies-Depression Scale Revised) to measure depression and an
adapted Gomez & Fisher’s SWBQ (Spiritual Well-Being Questionnaire) to measure
spiritual well-being. Results showed that there was a significant negative
relationship between depression and spiritual well-being (r = -0,422 in the
significance level of 0.01). It can be concluded from the result that the low level of
depression correlates with the high spiritual well-being.
Key words: Depression, spiritual well-being, high-risk pregnancy
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk melihat depresi dan kesejahteraan spiritual
pada ibu hamil risiko tinggi. Metode penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain
korelasional. Dalam penelitian ini depresi dan kesejahteraan spiritual diukur dengan
alat ukur yang telah diadaptasi, depresi diukur dengan Center For Epidemiological
Studies - Depression Scale Revised (CESD-R) sedangkan kesejahteraan spiritual
diukur dengan Spiritual Well-being Questionnaire (SWBQ). Pengambilan sampel
dilakukan dengan teknik accidental sampling dan sebanyak 89 ibu hamil risiko
tinggi dengan usia kehamilan diatas 6 bulan (24 – 36 minggu) menjadi partisipan
dalam penelitian ini. Hasil menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan dan
bernilai negatif antara depresi dengan kesejahteraan spiritual sebesar r= - 0,422
(hubungan sedang) dengan signifikansi 0,01. Kesimpulan dari hasil penelitian ini
adalah tingkat depresi yang rendah memiliki hubungan dengan kesejahteraan
spiritual yang tinggi.
Kata Kunci: Depresi, kesejahteraan spiritual, kehamilan risiko tinggi
Korespondensi tentang artikel ini dapat dialamatkan kepada Fitrias Putri Handayani melalui email:
fitrias.putri08@gmail.com, atau Endang Fourianalistyawati melalui email:endangfouriana@gmail.com
145
F. P. Handayani & E. Fourianalistyawati: Depresi dan Kesejahteraan Spiritual…(145-153)
146
Jurnal Psikologi Teori dan Terapan, Vol. 8, No. 2, Februari, 2018
berisiko tinggi memiliki kualitas hidup takan ada sembilan dimensi yang bisa di-
yang lebih rendah dibandingkan ibu hamil gunakan untuk menilai adanya depresi,
yang tidak mengalami kehamilan risiko yaitu: 1) kesedihan; 2) kehilangan minat;
tinggi (Fourianalistyawati & Caninsti, 3) nafsu makan; 4) tidur; 5) berpikir dan
2014). konsentrasi; 6) rasa bersalah dan tidak
Depresi selama kehamilan merupakan berharga; 7) kelelahan; 8) pergerakan; 9)
gangguan mood yang sama seperti halnya keinginan untuk bunuh diri.
pada depresi yang terjadi pada orang pada Banyak faktor yang terkait dengan
umumnya, dimana pada kejadian depresi depresi ibu hamil. Selain kondisi sosial,
akan terjadi perubahan kimiawi pada otak. ekonomi, dan psikologis, spiritualitas juga
Perubahan kimiawi pada otak ibu hamil ini memiliki kaitan dengan depresi ibu hamil.
akan mempengaruhi kondisi psikologisnya Hasil penelitian Maselko, Gilman, dan
(Kurniawan, Ratep, & Westa, tanpa tahun). Buka (2008) menunjukkan bahwa tingkat
Depresi juga terjadi karena adanya peru- spiritualitas yang tinggi dapat mengurangi
bahan hormon yang memengaruhi mood 30% gejala depresi. Hasil dari penelitian
ibu hamil, sehingga mereka merasa kesal, Chairunnisa dan Fourianalistyawati (2017)
jenuh atau sedih tanpa alasan. Selain itu, juga menunjukkan bahwa spiritualitas
gangguan tidur yang kerap terjadi men- dapat menurunkan depresi pada ibu hamil.
jelang proses kelahiran, dan adanya ke- Hal ini terjadi karena spiritualitas dapat
khawatiran akan kandungannya dapat me- memberikan kekuatan psikologis (Price,
nyebabkan ibu menjadi merasa tertekan 2007). Spiritualitas memiliki hubungan
dan depresi (Dietz, Williams, Callaghan, yang positif dengan kesejahteraan psiko-
Bachman, Whitlock, & Hornbrook, 2007). logis individu (Fourianalistyawati, 2017).
Perubahan psikologis dan risiko Selain itu, dilaporkan bahwa memi-
munculnya kecemasan, stres, dan depresi liki pengetahuan tentang spiritualitas saja
lebih mungkin terjadi pada ibu dengan sudah dapat mengurangi kecemasan dan
kehamilan risiko tinggi (Hawari, 2006). depresi. Hasil penelitian menunjukkan
Pada kehamilan yang berisiko tinggi, per- bahwa pengetahuan tentang spiritual mem-
masalahan psikologis seperti stres dan bantu individu dalam mengontrol stres dan
depresi bukan hanya terjadi pada saat depresi yang terjadi pada keluarga ibu
kehamilan, namun juga masih berlangsung hamil risiko tinggi (Sittner, DeFrain, &
setelah kelahiran (Vasquez, Acuna, & Hudson, 2005). Spiritualitas yang tinggi
Montanez, 2012). Kondisi stres ibu dan juga berpengaruh signifikan terhadap
masalah depresinya yang dialami sebelum dukungan sosial yang baik, keberhargaan
kelahiran akan berdampak buruk terhadap diri yang tinggi dan dapat mengurangi
janin. Sementara depresi ibu yang terjadi masalah psikososial pada ibu hamil risiko
setelah kelahiran dapat berdampak buruk tinggi (Jesse & Reed, 2006). Hasil peneli-
terhadap perkembangan kognitif, perilaku tian Bowen, Baetz, dan D’Arcy (2006)
dan psikomotorik bayi (Kingston, Tough, bahkan menunjukkan bahwa spiritualitas
& Whitfield, 2012). sebagian subjek studi mereka meningkat
Depresi merupakan kondisi dimana pada saat timbul gejala depresi. Beberapa
individu mengalami gejala seperti perasaan hasil penelitian tersebut menunjukkan bah-
sedih, tertekan, kesepian, merasa pesimis, wa depresi berkaitan dengan spiritualitas.
berkurang nafsu makan, membutuhkan Dalam hal ini, konsep spiritualitas dalam
usaha yang lebih besar untuk melakukan penelitian-penelitian tersebut umumnya
sesuatu, sulit tidur, sulit melakukan sesuatu merujuk pada kesehatan spiritual (spiritual
dan memiliki hubungan sosial yang kurang health) atau kesejahteraan spiritual
baik (Radloff, 1977). Eaton, Muntaner, (Moodley, 2008). “Kesejahteraan spiritual”
Smith, Tien, dan Ybarra (2004) menya- lebih dipilih sebagai nama variabel dalam
147
F. P. Handayani & E. Fourianalistyawati: Depresi dan Kesejahteraan Spiritual…(145-153)
penelitian ini dengan alasan istilah atau Timur memiliki angka kematian ibu
konsep tersebut lebih dapat melingkupi dengan hamil risiko tinggi yang lebih besar
isu-isu terkait kondisi spiritual dan dibandingkan wilayah lainnya.
kesehatan spiritual. Penelitian ini meggunakan non-
Kesejahteraan spiritual adalah suatu probability sampling, artinya tidak semua
keadaan yang merefleksikan perasaan populasi memiliki kesempatan yang sama
positif, perilaku dan kognisi dari hubungan untuk menjadi sampel dari penelitian.
dengan diri sendiri dan orang lain, serta Dalam hal ini, hanya ibu hamil yang sesuai
hubungan dengan Yang Maha Kuasa dengan kriteria saja yang dapat direkrut
(transcedent) dan alam, yang pada akhir- menjadi subjek penelitian. Selain itu,
nya memberikan individu suatu rasa teknik accidental sampling juga diguna-
identitas, keutuhan, kepuasan, suka cita, kan. Teknik sampling ini merupakan cara
rasa puas, keindahan, cinta, rasa hormat, pengambilan sampel secara kebetulan.
sikap positif, kedamaian dan keharmonian Artinya, siapa saja yang sesuai kriteria
batin, serta tujuan dan arah dalam hidup yang bertemu saat itu dengan peneliti bisa
(Gomez & Fisher, 2005). dijadikan sampel.
Spiritualitas merupakan salah satu Karakteristik sampel pada penelitian
aspek yang dapat memengaruhi depresi ibu ini adalah ibu hamil dengan resiko tinggi,
dengan kehamilan risiko tinggi. Keadaan dengan karakteristik dari Manuaba (2007)
kesejahteraan spritual ibu hamil dengan yaitu: (1) Pernah melakukan operasi pada
risiko kehamilan tinggi berkaitan dengan rahim atau operasi saat persalinan; (2)
kemungkinan depresi yang mereka alami Mengalami keguguran yang berulang, ke-
dan kemampuan dalam mengatasi kondisi matian intrauteri (3) Sering mengalami
tersebut. Berdasarkan hal tersebut perlu pendarahan, nyeri abdomen, serviks in-
dilakukan penelitian untuk menguji apakah kompeten atau serviks yang tidak ber-
ada hubungan antara depresi dengan fungsi, kista ovarium dan terjadi infeksi
kesejahteraan spiritual pada ibu hamil yang saat kehamilan; (4) Persalinan prematur;
memiliki risiko kehamilan tinggi. dan (5) Usia kehamilan 6 bulan keatas.
Pemilihan sampel dengan usia kehamilan 6
Metode (enam) bulan ke atas didasari alasan bahwa
alat ukur kesejahteraan spiritual dalam
Penelitian ini menggunakan desain penelitian ini lebih tepat untuk melihat
penelitian korelasional untuk menguji pengalaman spiritual individu dalam 6
hubungan antara variabel bebas (X) dan bulan terakhir.
variabel terikat (Y). Variabel bebas
(independen) dalam penelitian ini adalah Tekni pengumpulan data
depresi, sedangkan variabel terikatnya
Depresi diukur menggunakan CESD-
(dependen) adalah kesejahteraan spiritual
R (Center For Epidemiological Studies-
Sampel Depression Scale Revised) yang telah
diadaptasi.. Semakin tinggi skor yang
Sampel pada penelitian ini berjumlah didapatkan subjek, maka semakin tinggi
89 partisipan ibu hamil resiko tinggi yang depresi seseorang. Sebaliknya, semakin
berada di wilayah Jakarta Timur. Lokasi rendah skor yang didapatkan subjek, maka
penelitian yang digunakan adalah beberapa semakin rendah tingkat depresinya.
rumah sakit atau klinik bersalin yang Variabel kesejahteraan spiritual di-
berada di daerah Jakarta Timur. Penentuan ukur dengan skala hasil adaptasi spiritual
tempat pengambilan sampel ini didasari well-being questionnaire (SWBQ) yang
oleh pertimbangan bahwa wilayah Jakarta dikembangkan oleh Gomez dan Fisher
148
Jurnal Psikologi Teori dan Terapan, Vol. 8, No. 2, Februari, 2018
(2005). Terdapat empat dimensi dalam alat jumlah responden, memiliki gejala depresi.
ukur ini, yaitu personal, communal, Peneliti tidak dapat mengetahui dari 20%
environmental dan transcendental. Skor responden, berapa saja yang berada pada
pada masing masing dimensi akan di depresi rendah, sedang atau tinggi, karena
dapatkan melalui respon dari individu pada
tiap-tiap butir atau aitem dari dimensi Tabel 2. Kategorisasi Depresi
tersebut. Semakin tinggi skor seseorang
maka semakin tinggi pula kesejahteraan Kategori Rentang Skor Persen
spiritualnya. Sebaliknya, semakin rendah Tidak terdapat
gejala depresi 0 – 16 80%
skor seseorang maka semakin rendah
kesejahteraan spiritualnya. Terdapat gejala 17 – 42 20%
Dalam penelitian ini, digunakan depresi
teknik analisis korelasi product moment
dari Pearson dengan bantuan SPSS. memerlukan pemeriksaan lebih lanjut oleh
praktisi medis yang dalam hal ini adalah
Hasil dan Pembahasan psikiater.
Selanjutnya, hasil analisis data dari
Penelitian ini menghasilkan analisis pengukuran kesejahteraan spiritual. Skor
data terkait uji asumsi, dan hipotesis Skor pada alat ukur kesejahteraan spiritual
pada alat ukur depresi (CESDR) (SWBQ) adalah skor tunggal, memiliki
merupakan skor tunggal, memiliki rentang rentang antara 0-100. Untuk mengetahui
antara 0-80. Berikut merupakan gambaran tingkat kesejahteraan spiritual maka skor
statistik deskriptif skor depresi: total dibandingkan dengan norma.
149
F. P. Handayani & E. Fourianalistyawati: Depresi dan Kesejahteraan Spiritual…(145-153)
yang rendah, dan 14 % memiliki kese- ini dapat diterima, yaitu ada hubungan
jahteraan spiritual yang tinggi. antara depresi dan kesejahteraan spiritual.
Selanjutnya uji normalitas meng- Secara teoritis hubungan tersebut juga
hasilkan data seperti tercantum dalam diasumsikan bersifat negatif. Hasil pene-
Tabel 5. Kedua variabel yang digunakan litian ini sejalan dengan penelitian sebe-
dalam penelitian ini diketahui berdistribusi lumnya yang melaporkan bahwa pada ibu
normal dengan skor depresi (K-SZ=1,326 hamil yang berisiko tinggi, depresi memi-
p=0,060, p>0,05), dan kesejahteraan liki korelasi negatif dengan setiap aspek
spiritual (KSZ=1,094 p=0,183, p>0,05). kualitas hidup seperti kesejahteraan psiko-
logis, dan hubugan sosial (Fauzy &
Tabel 5. Normalitas Data Fourianalistyawati, 2016). Penelitian lain
juga menunjukkan bahwa kesejahteraan
Depresi Kesejahteraan
spiritual yang tinggi memiliki hubungan
Spiritual
yang signifikan dengan penurunan tingkat
K-SZ 1,326 1,094
depresi (Bekelman, Dy, Becker, Wittstein,
Sig (2-tailed) 0,060 0,183 Hendricks, Yamashita, & Gottlieb, 2007).
Penjelasan yang dapat diberikan ter-
Dalam melihat hubungan antara hadap hasil penelitian ini adalah bahwa
depresi dengan kesejahteraan spiritual kehamilan risiko tinggi berkaitan dengan
pada ibu hamil risiko tinggi, dilakukan uji emosi negatif seperti kecemasan atau
hipotesis. Uji ini dilakukan dengan cara depresi akibat kondisi negatif yang diala-
mengkorelasikan skor total depresi dengan minya. Kesejahteraan spiritual yang me-
skor total pada kesejahteraan spiritual. reka miliki berperan penting dalam mem-
Hasil uji korelasi produk momen dari bantu mengatasi emosi negatif tersebut.
Pearson seperti tampak pada Tabel 6 Semakin baik kesejahteraan spiritual para
menunjukkan nilai korelasi yang negatif ibu hamil risiko tinggi, semakin besar
(r=-0,422) dengan nilai signifikansi peluang mereka untuk dapat mengatasi
p=0,01. gejala depresi. Sebaliknya, jika kesejah-
teraan spiritualnya rendah, maka mereka
Tabel 6. Hasil Uji Korelasi
akan lebih sulit menangani emosi negatif
Depresi Kesejahteraan tersebut. Hasil penelitian sebelumnya juga
Spiritual mendukung penjelasan ini bahwa ibu
Depresi 0,01 -0,422** hamil risiko tinggi cenderung memiliki
Kesejahteraan kesejahteraan spiritual rendah, sehingga
-0,422** 0,01 cenderung mengalami depresi lebih besar
Spiritual
(Dunn, Handley, & Shelton, 2007).
Hasil uji korelasi tersebut menun- Namun, data penelitian ini menunjuk
jukkan bahwa terdapat hubungan yang kan bahwa sebagian besar partisipan tidak
signifikan (p<0,05) dan bernilai negatif memiliki gejala depresi (80%). Hal ini
antara depresi dengan kesejahteraan dapat dikaitkan dengan tingkat kesejah-
spiritual. Kekuatan hubungan ada di level teraan spiritual sebagian besar subjek
sedang (r = -0,422). Hubungan yang ber- penelitian ini yang berada dalam keadaan
sifat negatif ini memiliki arti bahwa sedang (67%) dan tinggi (14%).
semakin tinggi depresi, semakin rendah Dari hasil analisis data demografis,
kesejahteraan spiritualnya. Sebaliknya, penelitian ini menemukan bahwa suku
semakin rendah depresi, maka semakin bangsa Jawa adalah yang paling besar
tinggi kesejahteraan spiritualnya. (46%), sedangkan yang paling sedikit
Hasil penelitian ini menunjukkan adalah Melayu (4%). Sedangkan, berdasar-
bahwa hipotesis yang diajukan penelitian kan analisis statistik, berdasarkan suku
150
Jurnal Psikologi Teori dan Terapan, Vol. 8, No. 2, Februari, 2018
bangsa, diperoleh data bahwa ibu hamil nya juga akan semakin rendah. Sebaliknya,
dengan suku bangsa Melayu memiliki nilai semakin rendah depresinya, maka akan
rata-rata (mean) depresi paling tinggi semakin tinggi kesejahteraan spiritualnya.
(25,50), sedangkan ibu hamil dari suku Kekuatan hubungan atau korelasi pada
bangsa Minangkabau memiliki mean penelitian ini menunjukkan level sedang.
depresi yang paling rendah (4,33). Selain itu, hasil penelitian menunjukkan
Selain itu, hasil analisis tambahan sebanyak 80% dari ibu hamil risiko tinggi
menemukan bahwa tidak ada perbedaan yang menjadi subjek penelitian ini tidak
mean yang signifikan antara skor depresi menunjukkan adanya gejala depresi dan
ibu ditinjau dari aspek demografis seperti 67% dari total jumlah subjek memiliki
usia kehamilan, karakteristik ibu, agama, kesejahteraan spiritualitas dalam kategori
pendidikan, penghasilan, usia ibu dan sedang.
status pernikahan. Hal ini dapat disebab- Saran
kan oleh persebaran data yang tidak
merata, misalnya usia 20-30 paling banyak Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pada partisipan dibandingkan usia 31-41. terdapat hubungan antara depresi dengan
Sarafino (1998) menyatakan banyak faktor kesejahteraan spiritual pada ibu hamil
psikososial yang memengaruhi depresi, risiko tinggi. Diharapkan praktisi medis
diantaranya kematian orang terdekat, ke- seperti psikiater atau psikolog agar dapat
hilangan pekerjaan, dan adanya perubahan memberikan intervensi untuk ibu hamil
dalam kehidupan seseorang. Hal ini bisa yang memiliki risiko kehamilan tinggi
menjelaskan mengapa tidak ditemukan terkait dengan cara mengatasi depresi dan
per-bedaan yang signifikan antara depresi meningkatkan kesejahteraan spiritualnya.
dengan tingkat penghasilan, pendidikan, Selain itu, metode sampling yang
usia, agama, dan status pernikahan. digunakan dalam penelitian ini adalah
accidental sampling, hal ini lah yang dapat
Simpulan menjadi salah satu penyebab tidak ditemu-
kannya hubungan yang signifikan antara
Penelitian ini menyimpulkan bahwa data demografis dengan depresi dan kese-
terdapat hubungan antara depresi dengan jahteraan spiritual. Penelitian selanjutnya
kesejahteraan spiritual pada ibu hamil diharapkan menggunakan metode pengam-
risiko tinggi. Depresi memiliki korelasi bilan sampel yang lebih sistematik, agar
negatif yang signifikan dengan kesejah- lebih terstruktur dan lebih merata dalam
teraan spiritual. Artinya, semakin tinggi pembagian sampel.
depresi individu, kesejahteraan spiritual-
Daftar Pustaka
Bekelman, D. B., Dy, S. M., Becker, D. Bowen, R., Baetz, M., & D’Arcy, C.
M., Wittstein, I. S., Hendricks, D. E., (2006). Self-rated importance of
Yamashita, T. E., & Gottlieb, S. H. religion predicts one year outcome of
(2007). Spiritual well-being and patients with panic disorder. Journal
depression in patients with heart of Depression and Anxiety, 23, 266-
failure. Journal of General Internal 273. DOI: 10.1002/da.20157.
Medicine, 22 (4), 470-477. DOI: Chairunnisa, A & Fourianalistyawati, E.
http://dx.doi.org/10.1007/s11606- (2017). The Role of Self-Compassion
006-0044-9 and Spirituality Toward Depression
Among Pregnant Women. Presented
151
F. P. Handayani & E. Fourianalistyawati: Depresi dan Kesejahteraan Spiritual…(145-153)
152
Jurnal Psikologi Teori dan Terapan, Vol. 8, No. 2, Februari, 2018
153