Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Disusun Oleh:
2112162064
NIM : 2112162064
Cessna Caravan
Pembimbing I Pembimbing II
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “Analisis
Laju Korosi Logam Alumunium Paduan 2024- T42 Akibat Air Laut pada Pesawat
Amfibi Cessna Caravan” dengan baik.
Penulisan laporan Tugas Akhir ini merupakan salah satu syarat untuk
memenuhi kelulusan di Jurusan Teknik Mesin Universitas Jendral Achmad Yani.
Laporan ini membahas mengenai analisis laju korosi, khususnya pada material
Alumunium Paduan 2024-T42 pada bagian rangka elevator pesawat Cessna
Caravan.
Penulis sadar bahwa dalam penulisan laporan Tugas Akhir ini masih memiliki
banyak kesalahan dan kekurangan di dalamnya. Oleh karena itu, penulis menerima
kritik dan saran guna sebagai perbaikan kedepannya. Penulis juga berharap tulisan
laporan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi setiap pembacanya juga kepada
penulis sendiri.
1. Pesawat yang digunakan adalah jenis amfibi Cessna Caravan 208 yang beroprasi
di daerah pantai.
2. Penelitian dilakukan di laboratorium yang dibuat semirip mungkin keadaannya
seperti daerah pantai.
3. Model yang digunakan adalah part number 2634013-8 yaitu Spar Assy-FWD
RH.
4. Penelitian yang dilakukan hanya mengenai laju korosi yang terjadi pada part
tersebut.
1.3 Tujuan
Molten-Salt Corrosion on stainless steels due to molten fluorides (LiF, BeF2, etc)
2.2.3 gdfh
2.2.4 hrfjjrt
2.2.5 htdf
Laju korosi adalah kecepatan rambatan atau kecepatan penurunan kualitas bahan
terhadap waktu. Menghitung laju korosi pada umumnya menggunakan 2 cara
yaitu:
Metode ini bila dijalankan dengan waktu yang lama dan suistinable dapat dijadikan
acuan terhadap kondisi tempat objek diletakkan (dapat diketahui seberapa korosif
daerah tersebut) juga dapat dijadikan referensi untuk treatment yang harus diterapkan
pada daerah dan kondisi tempat objek tersebut.
Metode elektrokimia ini meggunakan rumus yang didasari pada Hukum Faraday
yaitu menggunakan rumus sebagai berikut :
Metode ini menggunakan pembanding dengan meletakkan salah satu material dengan
sifat korosif yang sangat baik dengan bahan yang akan diuji hingga beda potensial yang
terjadi dapat diperhatikan dengan adanya pembanding tersebut. Berikut merupakan
gambar metode yang dilakukan untuk mendapatkan hasil pada penelitian laju korosi
dengan metode elektrokimia yang diuraikan diatas.
(Furqan, 2013)
2.5 Alumunium Paduan 2024- T42
2024 aluminium alloy is an aluminium alloy, with copper as the primary alloying
element. It is used in applications requiring high strength to weight ratio, as well
as good fatigue resistance. It is weldable only through friction welding, and has
average machinability. Due to poor corrosion resistance, it is often clad with
aluminium or Al-1Zn for protection, although this may reduce the fatigue
strength.[1][2] In older systems of terminology, this alloy was named 24ST.Al
2024 is commonly extruded, and also available in alclad sheet and plate forms. It
is not commonly forged (the related 2014 aluminium alloy is, though).[3]
(Wikipedia, n.d.)
Property Value
Atomic Number 13
Atomic Weight (g/mol) 26.98
Valency 3
Crystal Structure FCC
Melting Point (°C) 660.2
Boiling Point (°C) 2480
Mean Specific Heat (0-100°C) (cal/g.°C) 0.219
Thermal Conductivity (0-100°C) (cal/cms. °C) 0.57
Co-Efficient of Linear Expansion (0-100°C) (x10-6/°C) 23.5
Electrical Resistivity at 20°C (Ω.cm) 2.69
Density (g/cm3) 2.6898
Modulus of Elasticity (GPa) 68.3
Poissons Ratio 0.34
Alloying, cold working and heat-treating can all be utilised to tailor the properties
of aluminium.
The tensile strength of pure aluminium is around 90 MPa but this can be increased
to over 690 MPa for some heat-treatable alloys.
2.7 Heat Treatment of Aluminium
The non-heat treatable alloys are those in the 3XXX, 4XXX and 5XXX groups.
Term Description
Cooled from an elevated temperature shaping process cold worked and naturally
T2
aged.
T5 Cooled from an elevated temperature shaping process and then artificially aged.
• Aqueous salts
• Combinations with other metals
3 BAB III
METODOLOGI
Tahap persiapan semua alat dan spesimen yang akan diteliti, baik itu alat – alat yang
akan digunakan dan juga material yang akan dijadikan spesimen.
Pada Tahap ini dilakukan pengerjaan yaitu proses pengelasan yang sebelumnya
telah direncanakan dan dilakukan pengujian sifat mekanik setelahnya.
Pada tahap ini adalah menganalisa hasil data yang diperoleh pada pengujian sifat
mekanik yang telah diperoleh sebelunya, sehingga dapat diketahui hasil akhir yang
ingin didapat.