Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Dosen Pengampu:
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Puji syukur kami haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat dan karuniaNya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat dan salam
senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta keluarga
dan para sahabatnya. Dalam makalah ini kami akan membahas “Implementasi Sikap
Ta’addul (Adil) dalam Bidang Profesi Apoteker”. Pmbuatan makalah ini tidak lepas
dari bantuan, bimbingan, dan dukungan dari banyak pihak, maka dalam kesempatan ini
penulis mengucapkan terimakasih kepada bapak Dr. H. Nur Cholid, M.Ag., M.Pd.
selaku dosen pengampu mata kuliah pendidikan aswaja dan teman-teman yang telah
Penulis menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh dari
sempurna, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun guna sempurnanya makalah ini. Penulis berharap semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Penulis
DAFTAR ISI
COVER .............................................................................................................................. I
C. Tujuan ..................................................................................................................... 2
A. Kesimpulan .............................................................................................................
B. Saran ........................................................................................................................
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
keagamaan yang telah lama dikembangkan dan dianut oleh masyarakat Nahdlatul
Ulama (NU), khususnya harus menjadi perhatian serius untuk terus diaktualisasikan.
Sebab, nilai-nilai Aswaja dapat dijadikan sebagai counter untuk membendung arus
secara massif, salah satunya melalui jalur pendidikan diharapkan dapat memberikan
dasar-dasar pendirian keagamaan salah satunya adalah sikap Ta’addul (adil) merupakan
sehingga memiliki komitmen dan konsistensi dalam memegang prinsip kebenaran dan
kebaikan diberbagai bidang kehidupan (Cholid, 2017). Sikap keagamaan inilah sebagai
perwujudan dari pengalaman dan penghayatan seseorang terhadap agama, dan agama
menyangkut persoalan batin seseorang, karenanya persoalan sikap keagamaan pun tak
dapat dipisahkan dari kadar ketaatan seseorang terhadap agamanya. Sikap keagamaan
profesional. Profesi apoteker merupakan salah satu dari sekian profesi lain karena
profesi ini sangat bersentuhan langsung dengan kesehatan masyarakat yang mengarah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
2. Untuk mengetahui apa saja prinsip dan karakter sikap Ta’addul (adil).
apoteker.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Aswaja
kata Ahlun yang artinya keluarga, golongan atau pengikut. Al-Sunnah berarti orang-
orang yang mengikuti sunnah (perkataan, pemikiran atau amal perbuatan Nabi
tujuan. Jika dikaitkan dengan madzhab, Aswaja mempunyai arti sekumpulan orang
yang berpegang teguh pada salah satu imam madzhab dengan tujuan mendapatkan
(toleran) dan tawazun (seimbang) serta ta’adul (keadilan), yaitu Said Aqil Sirodj yang
mencakup semua aspek kehidupan yang berdasarkan pada proses modernisasi, menjaga
keseimbangan dan toleransi. Konsep yang ditawarkan ini bertujuan untuk memberikan
warna baru terhadap pemahaman Aswaja yang selama ini dianggap “final”.
peserta didik tentang Aswaja sehingga menjadi muslim yang terus berkembang
keimanan dan ketakwaannya kepada Allah SWT berdasarkan faham Ahlussnnah wal
jama’ah. Mewujudkan umat Islam yang taat beragama dan berakhlak mulia, yaitu umat
yang berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas, produktif, etis, jujur dan adil.
Sikap Ta’addul atau Al-I’tidal yang berarti tegak lurus, tidak condong ke kanan
dan tidakcondong ke kiri, diambil dari kata al’adlu keadilan atau I’diluu = bersikap
adillah. Jadi, Al-I’tidal adalah perilaku yang tidak condong ke kanan atau ke kiri serta
dapat berlaku adil, dan tidak berpihak kecuali pada yang benar dan yang harus dibela.
menjadi rang-orang yang tegak membela (kebenaran) karena Allah menjadi saksi
(pengukur kebenaran) yang adil. Dan janganlah kebencian kamu pada suatu kaum
menjadikan kamu berlaku tidak adil. Berbuat adillah karena keadilan itu lebih
mendekatkan pada taqwa. Dan bertaqwalah kepada Allah, karena sesungguhnya Allah
Dalam hidup ini untuk mencapai sesuatu dengan sukses dalam segala hal
dan bidang apapun sebenarnya, selain kerja keras, usaha, dan talenta, ada satu lagi yang
paling penting demi sebuah profesionalisme atau keberhasilan yaitu keadilan. Sikap
Ta’addul atau Adil adalah dimana semua orang mendapat hak menurut kewajibannya.
Sebagian besar orang mendefenisikan kata adil adalah suatu sikap yang tidak memihak
atau sama rata, tidak ada yang lebih dan tidak ada yang kurang, tidak ada pilih kasih
dan masih banyak lagi persepsi yang lainnya. Sedangkan sikap prefesional adalah
seseorang yang hidup dengan mempraktekkan suatu keahlian tertentu atau dengan
terlibat dalam suatu kegiatan tertentu yang menurut keahlian. Jadi bisa di simpulkan
bahwa sikap prefesional lebih condong ke dalam dunia kerja sedangkan siikap adil
lebih condong dalam kehidupan sehari hari dan dalam mengambil sebuah keptusan.
kedilan, menjadi saksi karena Allah, walaupun terhadap dirimu sendiri atau terhadap
ibu bapak dan kaum kerabatmu. Jika dia (yang terdakwa) kaya ataupin miskin, maka
Allah lebih tahu kemaslahatan (kebaikannya). Maka janganlah kamu mengikuti hawa
nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutarbalikan (kata-
kata) atau enggan menjadi saksi, maka ketahuilah Allah Maha Mengetahui terhadap
Profesional berarti anda menempatkan diri sebagai seorang yang mengerti dan
paham akan tugas dan tanggung jawab pekerjaan, hubungan dan relasi kerja dengan tim
lain, serta fokus dan konsisten dengan target serta tujuan organisasi. Perilaku yang
cenderung individu semakin dieliminir karena tidak hanya merugikan pribadi sendiri
pasien. Untuk itu kompetensi Apoteker perlu ditingkatkan secara terus menerus agar
memenuhi hak pasien agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan termasuk
melalui pendidikan, lebih dari sekedar madzhab tetapi merupakan manhajul fikr
(metodologi berpikir). Hal ini tercermin dari sikap Aswaja yang mendahulukan Nash,
namun juga memberikan porsi yang longgar terhadap akal, sehingga tidak gampang
menganggap bid’ah berbagai tradisi dan perkara baru yang muncul dalam semua aspek
kehidupan, baik aqidah, mu’amalah, akhlaq, sosial, politik, budaya dan lain-lain.
Karakter Aswaja yang sangat dominan adalah selalu bisa beradaptasi dengan situasi dan
kondisi.
berlaku adil kepada pasien. Tidak boleh ada perlakuan istimewa/khusus terhadaptas
dasar apapun. Pasien mempunyai hak untuk dilayani secara adil. Dalam hal ini profesi
apoteker harus memegang teguh prinssip kedua dari primafacie ini yaitu adil. Dalam
memberikan pelayanan kepada pasien tidak boleh ada diskriminasi atau perlakuan
khusus berbasiskan ras, suku, agama, jabatan dan lainnya. Perlakuan khusus akan
dilakukan jika dalam resep tertulis bahwa resep harus segera dikerjakan atau diserahkan
Suatu contoh lain kasus dalam bersikap Ta’addul (Adil). Pada suatu rumah sakit
di Instalasi Farmasi seorang Apoteker dihadapi dengan sebuah kendala dimana harus
membuat jadwal sift malam kepada dua orang asisten apoteker. Kendala yang dihadapi
yaitu ada Asisten Apoteker (A) yang baru saja memiliki bayi yang berusia 5 bulan dan
seorang Asisten Apoteker (B) yang belum menikah. Berdasarkan kasus tersebut dalam
1 minggu Asisten Apoteker harus memiliki jadwal shift malam sebanyak 2 kali.
Sehingga seorang Apoteker ini harus membuat jadwal shift malam yang secara adil dan
tidak pilih kasih terhadap ke dua Asisten Apoteker tersebut. Agar tidak terjadi
Farmasi agar mereka dapat memahamai bahwa hak dan kewajiban harus berjalan secara
adil. Dalam contoh kasus tersebut keadilan memang harus dimiliki dalam diri
seseorang, keadilan adalah dambaan setiap orang, ingin diperlakukan adil sebagaimana
yang lainnya, tidak ada kata pembedaan-bedaan. Jika keadilan ini terwujud semestinya,
maka ketertiban dan kedamaian akan menjadi balasan atas apa yang kita perbuat.
patient oriented. Perubahan paradigma ini dikenal dengan nama Pharmaceutical care
atau asuhan pelayanan kefarmasian (Kemenkes RI, 2011). Pharmaceutical care atau
pasien. Pola pelayanan ini bertujuan mengoptimalkan penggunaan obat secara rasional
yaitu efektif, aman, bermutu dan terjangkau bagi pasien (Depkes RI, 2008). Hal ini
meningkatkan tuntutan terhadap pelayanan farmasi yang lebih baik demi kepentingan
menyelesaikan masalah terapi pasien, terkait dengan obat yang bertujuan untuk
farmasi dan kesehatan, serta dilengkapi dengan pelayanan konsultasi, informasi dan
edukasi (KIE) terhadap pasien serta melakukan monitoring terkait terapi pengobatan
yang baik (Depkes RI, 2008). Apoteker harus menyadari serta memahami jika
keputusan yang tepat dan profesional agar pengobatan rasional (Depkes RI, 2008).
Salah satu contoh penerapan sikap Ta’adul dalam dunia kefarmasian yaitu ketika
didalam suatu rapat tahunan IAI, terjadi perbedaan pendapat antara apoteker satu
dengan apoteker lainnya, maka sikap seorang apoteker ketua sidang harus adil, tidak
boleh langsung membela salah satu seorang apoteker dengan menjatuhkan yang lain
yang akhirnya akan menguntungkan diri anggota yang dibelanya. Tetapi harus benar-
benar tidak memihak salah satu, bahkan berusaha menjembatani perbedaan pendapat
Contoh lain ketika seorang pasien bertanya kepada apoteker mengenai penyakit
pasien lainnya. Sikap seorang apoteker adalah dengan tidak memberi informasi yang
sesuai dengan Kode Etik Apoteker Indonesia (2009) yaitu seorang apoteker harus
serta selalu mengutamakan dan berpegang teguh pada prinsip kemanusiaan dalam
melaksanakan kewajibannya.
Sikap dan perilaku seperti contoh diatas harus benar-benar dapat dibiasakan.
Seorang apoteker harus berlatih dan membiasakan diri bersikap netral dalam segala hal,
dan adil dalam menghadapi masalah. Dengan demikian, akan tercipta seorang apoteker
menjadi manusia yang benar-benar mempunyai sikap yang luhur dan dapat dicontoh
bagi orang lain serta akan menempatkan dirinya pada posisi yang terhormat dan
3.1 Simpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
IAI. 2009. Kode Etik Apoteker Indonesia dan Implementasi Jabaran Kode Etik. Jakarta:
ISFI.
Kemenkes RI. 2011. Profil Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2010. Direktorat
Jendral Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan RI, Kementrian Kesehatan RI.
Permenkes No.72. 2016. Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit. Jakarta:
Depkes RI.