Sie sind auf Seite 1von 8

AL QUR’AN PENYEJUK HATI

ORANG-ORANG YANG BERIMA


Al Qur’anul Karim adalah kalam ilahi (firman Allah ) yang diwahyukan kepada Nabi
besar Muhammad , penutup dan pemimpin para Nabi dan Rasul. Al Qur’an
diturunkan kepada beliau secara berangsur-angsur (tidak sekaligus). Allah berfirman:
“Berkatalah orang-orang kafir: “Kenapa Al Qur’an tidak diturunkan kepadanya
sekaligus saja?” Demikianlah supaya kami memperkuat hatimu (Muhammad).” (Al
Furqan: 32)
Demikianlah proses penurunan Al Qur’an kepada Nabi Muhammad dan ketika beliau
wafat, Al Qur’an benar-benar telah sempurna, tak ada satu ayatpun yang belum
diturunkan kepada beliau .
Sepeninggal Nabi , Al Qur’an diemban oleh para shahabat dan murid-murid beliau.
Mereka sampaikan Al Qur’an tersebut kepada umat, sebagaimana Nabi
menyampaikannya, yang tak berubah nilai kemurnian dan keasliannya, hingga sampai
ditangan kita sekarang ini. Maka dari itu, siapapun yang di hatinya ada keimanan,
pasti yakin bahwa Al Qur’an yang ada ditangan kaum muslimin ini adalah kitab suci
yang selalu terpelihara keabsahannya. Sebagaimana firman Allah (artinya):
“Sesungguhnya Kami telah menurunkan Al Qur’an dan sesungguhnya Kami benar-
benar yang memeliharanya.” (Al Hijr: 9)
Namun, sejarah membuktikan bahwa para musuh Al Qur’an telah berkali-kali
mencoba menggugat nilai keasliannya!? Kaum Syi’ah Rafidhah dengan beraninya
menyatakan bahwa Al Qur’an yang ada di tangan kaum muslimin ini telah mengalami
perubahan dari yang semestinya. (lihat Ushul Al-Kaafi karya Abu Ja’far Muhammad
bin Ya’qub Al-Kulaini 2/634 -salah satu ulama syi’ah). Dan juga di zaman ini pula
muncul sekte (baca: agama baru) Ahmadiyah yang mengaku pula membawa kitab
suci baru (baca: kitab palsu) At Tadzkirah yang dikarang oleh nabi (palsu) Mirza
Ghulam Ahmad (lahir 13 Februari 1839, wafat 26 Mei 1908).
Para pembaca, realita sejarah dan pembuktian ilmiah telah menolak dan membatalkan
tuduhan perubahan dan pemalsuan Al Qur’an. Karena bila Allah sendiri yang
memelihara kemurniannya, maka tiada seorang pun dari manusia ataupun jin mampu
merubah-rubahnya dan tiada seorang pun yang mampu membuat serupa dengan Al
Qur’an. Maha benar janji Allah dalam firman-Nya (artinya): “Katakanlah:
“Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Al
Qur’an , niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan dia, sekalipun
sebagian mereka menjadi pembantu atas sebagian yang lainnya”. (Al Isra’: 88)
Demikianlah, Allah selalu menjaga keaslian Al Qur’an dari masa ke masa sampai ia
kembali kepada-Nya.
Lebih dari itu, Al Qur’an pun memilki sifat-sifat yang istemewa, diantaranya:
1. Mau’izhah (pemberi pelajaran)
2. Syifa’ (penyembuh)
3. Huda (petunjuk) dan Rahmat
Allah berfirman (artinya): “Wahai para manusia, sesungguhnya telah datang kepada
kalian Mau’izhah (pemberi pelajaran) dari Rabb kalian, dan Syifa’ (penyembuh segala
penyakit -pen) yang ada di dalam dada, serta Huda (petunjuk) dan Rahmat bagi orang-
orang yang beriman”. (Yunus: 57)
4. Penerang jalan keselamatan
Allah berfirman (artinya):
“Sesunguhnya telah datang kepada kalian cahaya dari Allah dan kitab yang
menerangkan, dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti
keridhaan-Nya ke jalan keselamatan dan mengeluarkan mereka dari kegelapan kepada
cahaya yang terang benderang dengan seidzin-Nya.” (Al Maidah: 15-16)
5. Tibyan (penjelas segala sesuatu)
Allah berfirman (artinya):
“Dan Kami turunkan Al Kitab (Al Qur’an) sebagai penjelas segala sesuatu.” (An
Nahl: 89)
Sehingga Al Qur’an merupakan nikmat yang amat agung dan sekaligus sebagai
mu’jizat terbesar bagi umat Islam. Hal ini menuntut umat Islam untuk bersyukur
kepada Allah yang telah melimpahkan nikmat yang besar berupa kesempurnaan
agama Islam, dipilihkan seorang Nabi/Rasul sebagai pemimipin para nabi dan rasul,
serta dianugerahkan kitab suci yang menjelaskan segala sesuatu dan terjamin
keasliannya sampai akhir zaman.
Namun bila menengok keadaan diri kita dan umat Islam di negeri ini pada umumnya,
sudahkah kita menjadi hamba Allah yang memuliakan Al Qur’an sebagai wujud
syukur kepada-Nya? Sudahkah kita meluangkan waktu tiap harinya untuk membaca
Al Qur’an?, … menghafal Al Qur’an? Dan sudahkah kita menelaah dan memahami
ayat-ayat Al Qur’an sesuai dengan apa yang telah dipahami oleh Rasulullah dan para
shahabatnya?
Para pembaca, ketahuilah, sesungguhnya bila kita mau peduli dengan Al Qur’an
dengan membacanya, mempelajarinya dan mengajarkannya niscaya Allah akan
memberikan jaminan keselamatan (hidayah), bahkan Allah akan memberikan
tambahan balasan yang luar biasa kepada kita sebagai wujud kasih sayang-Nya.
Keutamaan Membaca Al Qur’an
Diantara keutamaannya:
1. Wasilah meraih derajat mukmin yang tertinggi
“Perumpamaan orang mukmin yang membaca Al Qur’an itu bagaikan buah utrujjah,
harum baunya dan enak rasanya, sedangkan perumpamaan orang mukmin yang tidak
membaca Al Qur’an itu bagaikan buah kurma yang tidak ada baunya namun enak
rasanya. Dan perumpamaan orang munafiq yang membaca Al Qur’an bagaikan buah
raihanah, harum baunya tapi pahit rasanya. Sedangkan orang munafiq yang tidak
membaca Al Qur’an itu bagaikan buah handzalah yang tidak ada baunya bahkan pahit
rasanya. (H.R. Al Bukhari no.5427 dan Muslim no.797)
2. Mendapatkan syafa’at dari Al Qur’an

“Bacalah Al Qur’an, karena sesungguhnya Al Qur’an itu akan datang pada hari
kiamat untuk memberi syafa’at bagi shahibul qur’an”. (H.R. Muslim no.804)
3. Memperoleh balasan (pahala) yang sangat besar disisi Allah
“Barangsiapa yang membaca satu huruf dari kitabullah (Al Qur’an) maka baginya
satu kebaikan dan satu kebaikan itu dilipat gandakan dengan sepuluh kebaikan. Aku
(Nabi Muhammad) tidaklah mengatakan AlifLaamMiim adalah satu huruf, melainkan
alif satu huruf, lam satu huruf dan mim satu huruf.” (H.R. At Tirmidzi no. 2910,
dishahihkan oleh Asy Syaikh Al Albani)
Apa keutamaan orang yang mahir membaca Al Qur’an?
Dari Aisyah y meriwayatkan hadits dari Rasulullah , bahwa beliau bersabda:

“Orang yang mahir Al Qur’an niscaya akan bersama para malaikat yang mulia dan
sedangkan orang yang terbata-bata membacanya karena mengalami kesulitan, maka
baginya dua pahala.” (H.R. Muslim)
Didalam membaca Al Qur’an pun seharusnya disertai dengan beberapa adab yang
dituntunkan oleh Rasulullah . Berikut ini diantara adab-adab membaca Al Qur’an:
1. Membaca dengan tartil (yaitu sesuai kaidah ilmu tajwid dan makharijul huruf).
Allah berfirman: “Dan bacalah Al Qur’an secara tartil”.(Al Muzammil no. 4)
2. Membaca bacaan Ta’awudz (berlindung dari gangguan syaithan).

“Aku berlindung kepada Allah dari gangguan syaithan yang terkutuk.”


Allah berfirman:
“Apabila kamu membaca Al Qur’an, maka hendaklah berlindung kepada Allah dari
syaithan yang terkutuk.” (An Nahl: 98)
3. Membaca dengan bacaan yang indah.
Rasulullah bersabda:
َ‫ْس ِمنَّا َم ْن لَ ْم يَتَغ ََّن ِب ْالقُرآن‬
َ ‫لَي‬
“Bukan dari golongan kami siapa saja yang tidak memperindah bacaan Al Qur’an.”
(Muttafaqun alaihi)
Tetapi perlu diingat!!! Tatkala memperindah bacaan Al Qur’an jangan sampai
melapaui batas (ghuluw/ekstrim) dari ilmu tajwid yang telah dipraktekkan oleh
Rasulullah dan para sahabatnya.
4. Men-tadabbur-inya (memperhatikan makna-maknya).
Allah berfirman (artinya):
“Ini adalah sebuah Kitab yang Kami turunkan kepadamu dengan penuh berkah,
supaya mereka mentadabburi ayat-ayat-Nya”. (Ash Shad: 29)
“Apabila dibacakan Al Qur’an, maka hendaklah mereka mendengarkannya dan diam,
supaya mereka mendapatkan rahmat.” (Al A’raf: 204)

Keutamaan Mempelajari Al Qur’an


Diantara keutamaannya adalah sebagaimana berikut:
1. Tanda kebaikan/kejujuran iman seseorang di sisi Allah
ُ‫َخي ُْر ُك ْم َم ْن تَعَلَّ َم ْالقُرآنَ َو َعلَّ َمه‬
“Sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari Al Qur’an dan mengajarkannya.
(H.R. Al Bukhari)
2. Mendapatkan ketenangan, diliputi rahmat, dinaungi para malaikat, dan mendapat
pujian dari Allah
Rasulullah bersabda:
‫ت ُه ُم‬ ْ َ‫س ِك ْينَةُ َو َغ ِشي‬ ْ َ‫س ْونَ بَ ْينَ ُه ْم إالَّ نَزَ ل‬
َّ ‫ت َعلَ ْي ِه ُم ال‬ ُ ‫ار‬ َ َ‫هللا َويَتَد‬
ِ ‫َاب‬َ ‫هللا يَتْلُ ْونَ ِكت‬
ِ ‫ت‬ ٍ ‫َو َما اجْ ت َ َم َع قَ ْو ٌم ِف ْي بَ ْي‬
ِ ‫ت ِم ْن بُي ُْو‬
ُ‫ت ُه ُم ْال َمالَئِ َكةُ َوذَ َك َر ُه ُم هللاُ فِ ْي َم ْن ِع ْندَه‬ْ َّ‫الرحْ َمةُ َو َحف‬ َّ
“Tidaklah suatu kaum berkumpul di suatu rumah dari rumah (masjid) Allah dalam
keadaan mereka membaca kitabullah dan saling mengkaji diantara mereka, melainkan
diturunkan ketenangan kepada mereka, diliputi rahmat, dinaungi para malaikat, dan
Allah menyebut-nyebut mereka disisi malaikat-Nya. (H.R. Muslim no. 2699).
3. Terangkat derajatnya di sisi Allah
Dari Umar Bin Khaththab bahwasanya Rasulullah bersabda:
َ َ‫ب أ َ ْق َوا ًما َوي‬
َ‫ض ُع بِ ِه آخ َِريْن‬ ِ ‫إِ َّن هللاَ يَ ْرفَ ُع بِ َهذَا ال ِكت َا‬
“Sesungguhnya Allah akan mengangkat derajat beberapa kaum dengan Al Qur’an dan
akan merendahkan beberapa kaum yang lain. “(H.R. Muslim no. 817)
Penutup
Para pembaca, telah kita ketahui bahwa rukun iman ketiga adalah beriman kepada
kitab-kitab Allah , termasuk Al Qur’an sebagai kitab suci terakhir. Beriman kepada Al
Qur’an mengandung konsekuensi tidak sekedar meyakini kebenarannya saja, namun
harus disertai dengan mengamalkan kandungannya. Tentunya, tidaklah bisa
mengamalkannya melainkan harus membaca dan mempelajarinya. Dan inilah
sebenar-benarnya hakekat dari beriman kepada Al Qur’anul Karim. Sehingga
manakala suatu kaum/negeri tersibukkan dengan membaca, mengkaji/memahami dan
mengajarkan Al Qur’an, niscaya Allah akan mengangkat derajat suatu kaum/negeri
tersebut. Sebaliknya bila suatu kaum/negeri lalai dan menyia-nyiakan Al Qur’an,
maka Allah pun akan menghinakan mereka.
Atas dasar ini, berita/kabar dari Rasulullah (sebagaimana hadits yang diriwayatkan
oleh shahabat Umar diatas, yang tidaklah beliau berkata dari hawa nafsunya), bahwa
penyebab terpuruknya negeri ini disebabkan karena kebanyakan dari kita telah lalai
dan menyia-nyiakan Al Qur’an. Sehingga solusi agar negeri kita menjadi tentram dan
aman dibawah naungan rahmat ilahi, maka kita harus bangkit kembali untuk
memuliakan Al Qur’an dengan membacanya, mengkajinya, mengamalkannya dan
mengajarkannya.
Wahai para pembaca, kalau sekiranya kita mau memperhatikan Al Qur’an,
sesungguhnya banyak dari ayat-ayat Al Qur’an yang memberitakan sebab kehancuran
pada kaum-kaum terdahulu disebabkan mereka lalai dan menyia-nyiakan kitab yang
diturunkan kepada mereka. Diantaranya firman Allah (artinya): “Perumpamaan orang-
orang (Yahudi) yang dipikulkan kepada mereka Taurat, kemuduian tiadalah mereka
memikulnya (tidak mau mempelajari dan mengamalkannya -pent) adalah seperti
keledai yang membawa tumpukan-tumpakan kitab yang berat. Sungguh amatlah
buruknya perumpamaan kaum yang mendustakan ayat-ayat Allah.” (Al Jum’ah: 5)
Akhir kata, mudah-mudahan kajian kali ini sebagai pendorong kita, sanak keluarga,
handai taulan dan lainnya dalam meramaikan syi’ar Islam yang terbesar yaitu Al
Qur’anul Karim.

Al-Qur’ān (ejaan : Alquran, Arab : ‫ )القرآن‬adalah kitab suci agama Islam. Umat Islam
percaya bahwa Al-Qur'an merupakan puncak dan penutup wahyu Allah yang
diperuntukkan bagi manusia, dan bagian dari rukun iman, yang disampaikan kepada
Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, melalui perantaraan malaikat Jibril. Dan
sebagai wahyu pertama yang diterima oleh Rasulullah SAW adalah sebagaimana yang
terdapat dalam surat Al-'Alaq ayat 1-5.

Al Quran mengandung mukjizat sebagai obat penenang bagi siapa yang ditimpa
kecemasan, gelisah, sukar tidur, dan dibayang-bayangi oleh pikiran buruk. “Syekh Abi
Qasim Al Qusyairi merasa sedih karena putra tersayangnya sakit keras. Ketika sedang
tidur, ia bermimpi ketemu Rasulullah“ Shalallahu Alaihi wa Sallam. Ia mengeluhkan
keadaannya kepada Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam. Bagaimana usahamu
dengan ayat-ayat penyembuhan (syifa?),“ tanya Rasulullah Shalallahu Alaihi wa
Sallam. Ketika bangun ia berpikir tentang ayat-ayat penyembuhan itu. Dia menemukan
6 (enam) ayat tersebut dalam kandungan Al Quran yaitu :

1. "Serta melegakan hati orang-orang yang beriman". (Q.S. At - Taubah :14).


2. "Dan Al Quran itu penyembuh bagi penyakit- penyakit yang berada dalam dada".
(QS.Yunus : 57 )
3. "Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya,
di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia". (QS. An-Nahl :
69.)
4. "Dan Kami turunkan dari Al Quran itu suatu yang menjadi penawar dan rahmat
bagi orang-orang yang beriman.“ (QS. Al- Isra : 82).
5. "Dan apabila aku sakit, maka Dialah yang menyembuhkan aku". (QS.Asy-Syuara
:80).
6. Katakanlah Al Quran itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang yang
beriman.“(QS. Fhusilat : 44).
Segera ia membacakan ayat-ayat tersebut kepada anaknya dan ternyata ia seakan
terlepas dari belenggu ikatan yang memberatkan. Maka dari itu diantara Doa Rasulullah
Shalallahu Alaihi wa Sallam, tiap selesai membaca Al Quran, “Aku bermohon kepada-
MU ya Allah, Jadikanlah Al Quran yang agung ini sebagai penyembuh dadaku,
pembebas sedihku dan kesembuhan untuk dadaku.“ Seorang lelaki menceritakan
perihalnya kepada Abdullah bin Mas’ud , “Wahai Ibnu Mas’ud! Sudah lama aku
menderita. Makanku tidak enak, tidurku tidak nyenyak, dan hatiku selalu gelisah.“
Laksana seorang dokter yang teramat ahli, Abdullah bin Mas’ud langsung berkata,
“Kalau demikian keadaanmu, maka aku nasehatkan agar engkau melakukan tiga
perkara :

1. Pertama bacalah Al Quran. Kalau kamu tidak bisa membacanya, cukup


mendengarkan dan hayati maknanya.
2. Kemudian yang kedua hadiri tajkirah – tajkirah agama.
3. Dan ketiga, bawa hatimu berkhalwat dimalam sepi dengan melakukan shalat
tahajjud.
Insya Allah penderitaanmu akan berakhir.“ Masya Allah. Baru saja
lelaki itu mendengar resep yang teramat mujarab dari salah seorang sahabat
dekat Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam, ini hatinya mulai tenang, dan
wajahnya nampak ceria,bersegera pulang ke rumahnya. Dia ambil mashhab Al
Quran yang memang sudah lama tidak dibacanya itu. Pelan-pelan tapi pasti.
Tiap ayat demi ayat yang dibacanya, hatinya bertambah lega. Akhirnya bukan
saja rasa dukacitanya sirna, tapi ia menjadi ketagihan membaca Al Quran.
Sungguh ajaib. Masya Allah. Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam bersabda :
Sinarilah“ rumah-rumah kamu sekalian dengan Shalat Sunat dan bacaan Al
Quran“ (HR.Baihaqi). Rumah tampak terang benderang menurut pandangan
Allah Subhanahu wa Ta’ala apabila di dalamnya selalu ada ayat-ayat suci Al
Quran yang dibaca. Hati menjadi lega, pemaaf, dermawan dan sifat terpuji
lainnya. Dalam Hadits lain Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam menegaskan :
Dan“ tidaklah suatu kelompok yang ada di dalam masjid Allah merasa tenang,
kecuali mereka membaca kitab Allah dan menderasnya serta berusaha
menyingkapkan kata-kata kepada pengertian yang benar dari ayat yang dibaca.“
Abu Hurairah Rhadiyallahu Anhu berkata, “Rumah yang didalamnya dibacakan
Al Quran akan dilimpahi kebaikan, dihadiri para malaikat dan akan dijauhi oleh
syetan. Dan rumah yang dialamnya tidak pernah dibacakan Al Quran, akan
terasa sempit, tidak ada kebaikan, didatangi oleh syetan dan dijauhi oleh
malaikat“ (Az- Zuhud). “Diceritakan, ada seorang lelaki mengeluh kepada
Rasulullah Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam. “Ya Rasulullah. Dadaku
merasa sempit dan sesak nafasku.” Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam.
menjawab, “Bacalah Al Quran “ (HR. Abu Said Al Khudry). Para kaum shalafus
shalIhin (orang-orang shaleh)’ menjadikan Al Quran selain sebagai sumber
hukum, juga sebagai penyiram dan penyejuk hati ditengah gersangnya
kehidupan. Serta mereka menjadikan Al Quran sebagai wirid dalam beribadah.
Sangat dianjurkan ketika membaca Al Quran sekaligus menghayati maknanya.
Ujar Ibrahim al-Khawash, Yang“ menyembuhkan penyakit hati ada lima yaitu :
Pertama, membaca Al Quran dengan menelaah maknanya. Kedua perut yang
kosong (shaum/puasa) . Ketiga, Qiyamul lail., Keempat, Mendekatkan diri
kepada Allah diwaktu sahur, dan Kelima bergaul dengan orang-orang shaleh“
(At-Tibyan). K.H.Misbah, (Allahu Yarham), mantan Ketua MUI Jawa Timur
pernah memberi resep anti pikun Pertama“ istiqamah Qiyamul lail, kedua
membaca Al Quran dan ketiga jangan cepat emosi, yang diatasi dengan banyak
Dzikir.“ Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam pun pernah memberi resep
kepada Khalid bin Walid, ketika mantan panglima perang Islam kenamaan itu
menderita sakit neurosa. Yang pertama agar ia istiqamah membaca Al Quran.
Yang kedua, agar banyak berdoa dan yang ketiga jangan meninggalkan qiyamul
lail. Simak pengakuan muallaaf Akhmad Christoffer, sarjana ekonomi kawakan
dari Inggris, ketika ia memilih memeluk Islam “Aku menemukan dalam Islam apa
yang aku cari-cari selama ini, problem apa juga yang dihadapi manusia dalam
hidupnya maka ia akan menemukan penyelesaiannya dalam Al Quran.“

Satu pelajaran berharga, kembali dari Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah. Saat ini beliau memberikan faedah tentang Al
Qur’an. Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata,
Al Qur’an adalah obat mujarab untuk hati. Al Qur’an menjadi obat bagi hati yang terkena syubhat (racun pemikiran)
dan syahwat (nafsu jelek untuk maksiat). Dalam Al Qur’an terdapat penjelas, di mana kebatilan dienyahkan oleh
kebenaran. Penyakit syubhat yang merusak bisa enyah (pergi) karena adanya ilmu dan keinginan (yang baik), di mana
hakikat sesuatu begitu jelas karenanya. Dalam Al Qur’an terdapat berbagai hikmah yang bisa dipetik, terdapat berbagai
nasehat yang baik untuk memotivasi dalam beramal dan menakut-nakuti dari berbuat kejelekan. Dalam Al Qur’an juga
terdapat kisah-kisah yang bisa diambil ‘ibroh (pelajaran) sehingga hati pun menjadi baik. Al Qur’an begitu memberi
semangat hati pada hal-hal yang bermanfaat dan memperingatkan pula dari hal-hal yang membahayakan. Akhirnya, hati
semakin cinta pada kebenaran dan benci pada kebatilan. Padahal sebelumnya bisa jadi hati sangat ingin berbuat
kebatilan dan benci pada kebenaran.
Al Qur’an sungguh bisa menghilangkan penyakit yang dapat mengantarkan pada keinginan-keinginan jelek (rusak) hingga
baiklah hati. Keinginannya menjadi baik dan ia pun kembali pada fithrahnya yang telah ditabiatkan untuknya
sebagaimana badan kembali pada tabi’atnya.
Hati akan semakin hidup dengan adanya iman dan Al Qur’an. Sebagaimana badan semakin hidup dengan sesuatu yang
dapat menumbuhkan dan menguatkannya. Suburnya hati itulah semisal dengan tumbuhnya badan.

Das könnte Ihnen auch gefallen