Sie sind auf Seite 1von 5

ETIKA YANG BAIK SEBAGAI BENTUK

KEPEDULIAN TERHADAP SESAMA


PENUMPANG COMMUTER LINE

Diserahkan untuk memenuhi nilai UAS

Disusun Oleh:

Hans Rinaldo (2014-041-001) ID: 12014001278

LOGIKA – SEKSI L

UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA ATMA JAYA JAKARTA

2017
Sebagian besar dari kita mungkin tidak asing lagi dengan kata peduli. Namun, apakah
kita mengerti arti yang sebenarnya dari kata tersebut? Menurut KBBI, peduli adalah
mengindahkan, memperhatikan, atau menghiraukan. Lain halnya dengan kata ‘peduli’, arti kata
‘kepedulian’ menurut KBBI adalah perihal sangat peduli, atau sikap mengindahkan.

Manusia, sebagai makhluk sosial, memerlukan sikap peduli terhadap sesamanya. Sikap
peduli yang ada di dalam setiap individu dan diwujudkan terhadap sesama akan memudahkan
manusia dalam menjalankan kehidupan mereka sehari-hari. Kepedulian yang diarahkan kepada
sesama manusia disebut juga dengan kepedulian sosial. Kepedulian sosial 1 adalah sikap
keterhubungan dengan kemanusiaan, sebuah empati bagi setiap anggota komunitas manusia.
Kepedulian sosial ini tumbuh dalam proses komunikasi sosial dalam bentuk kepekaan terhadap
permasalahan masing-masing. Kepekaan itu akan mendorong semua yang terlibat dalam
komunikasi sosial dalam mencari solusi bersama. Kepekaan ini diperlukan untuk menciptakan
hidup yang sejahtera bagi masyarakat. Apabila ada individu yang tidak melakukan komunikasi
sosial, maka dapat dipastikan bahwa dirinya akan tersesat, tidak bisa menafisirkan situasi yang ia
hadapi2.

Salah satu aktivitas manusia yang membutuhkan adanya komunikasi sosial adalah
bepergian menggunakan jasa angkutan umum. Perjalanan yang ditempuh dengan menggunakan
jasa angkutan umum mendorong sesama manusia untuk melakukan kontak satu sama lain.
Kontak tersebut, yang dapat terjadi secara fisik maupun verbal, merupakan salah satu bentuk dari
komunikasi sosial.

Salah satu contoh aktivitas bepergian menggunakan jasa angkutan umum adalah
bepergian menggunakan jasa commuter line. Menurut Badan Pusat Statistik3, jumlah orang di
wilayah Jabodetabek yang menggunakan jasa kereta api (termasuk commuter line) pada bulan
Desember 2015 adalah 22.996.000 orang. Jumlah penumpang kereta api yang banyak tersebut
pasti menimbulkan banyak komunikasi sosial, seperti meminta izin penumpang yang sedang
duduk untuk membagi ruangan tempat duduk bagi penumpang yang diprioritaskan (manula, ibu-
ibu hamil, ibu yang membawa balita, serta penyandang cacat).

1 Purwulan, H. Kepedulian Sosial dalam Pengembangan Interpersonal Pendidik. Jurnal Ilmiah Pendidikan: 60
2 Mudjiono, Y. 2012. Komunikasi Sosial. Jurnal Ilmu Komunikasi, 2 (1): 100
3 https://www.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/1417
Namun, dari sekian banyak komunikasi sosial yang terjadi antar-penumpang, tidak
sedikit jumlah komunikasi sosial yang terjadi memiliki sifat negatif. Salah satu contohnya adalah
peristiwa saling menjambak rambut antara kedua penumpang wanita, yang terjadi pada awal
bulan April 2017. Menurut liputan Kompas 4, perkelahian itu terjadi karena kedua penumpang
memperebutkan sebuah tempat duduk. Kedua penumpang wanita yang saling menjambak
kemudian dilerai oleh penumpang-penumpang yang lain, sebab pada saat itu petugas keamanan
tidak berada pada gerbong tersebut.

Perkelahian tersebut merupakan tanda bahwa kedua penumpang yang terlibat dalam aksi
jambak-menjambak tidak memiliki kepedulian terhadap “lawan perkelahian” mereka, sebab
mereka rela menyakiti sesama penumpang secara fisik, demi memenuhi kebutuhan mereka untuk
duduk selama perjalanan. Selain itu, kedua penumpang tersebut juga tidak memiliki kepedulian
terhadap penumpang lain yang berada di gerbong itu, karena dengan berkelahi di gerbong,
kenyamanan penumpang yang lain terganggu. Kedua penumpang wanita tersebut
mengedepankan kepentingan dan kenyamanan diri mereka sendiri dan tidak memiliki empati
terhadap sesama penumpang. Berdasarkan pengertian kepedulian sosial yang telah dibahas pada
paragraf sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa kedua penumpang tersebut tidak memiliki
rasa kepedulian sosial.

Kepentingan dan kesejahteraan semua pihak yang terlibat dalam kasus di atas, baik
secara langsung maupun secara tidak langsung, akan terhambat karena tidak adanya rasa
kepedulian sosial pada dua penumpang wanita yang berkelahi di dalam gerbong. Seperti pada
kasus yang di atas, kedua penumpang yang berkelahi tersebut tidak mendapatkan kursi tempat
duduk sama sekali selama perjalanan. Mereka pada akhirnya diturunkan di stasiun terdekat,
karena telah mengganggu kenyamanan penumpang lain. Kenyamanan penumpang lain juga
terganggu, sebab perkelahian antara kedua penumpang wanita mengganggu ketenangan
perjalanan mereka. Selain itu, penumpang yang lain juga harus bersusah payah melerai kedua
penumpang yang saling menjambak. Pendek kata, semua penumpang commuter line tidak dapat
bepergian dengan sejahtera, karena minimnya rasa kepedulian sosial dari dua orang penumpang
saja.

4 http://megapolitan.kompas.com/read/2017/05/16/10121011/berebut.duduk.di.krl.dua.perempuan.jambak-jambakan
Agar semua penumpang commuter line dapat bepergian dengan nyaman dan tenteram,
maka rasa kepedulian sosial perlu ditanamkan di dalam setiap penumpang commuter line. Rasa
kepedulian sosial akan mendorong setiap penumpang untuk mencari solusi jalan tengah, atau
win-win solution, atas permasalahan yang mereka hadapi. Solusi jalan tengah mendorong kedua
pihak yang bertentangan untuk berkorban, agar masing-masing pihak dapat mencapai tujuan
masing-masing. Solusi jalan tengah menguntungkan kedua pihak yang bertentangan.

Apabila salah satu wanita yang berebut kursi di commuter line mengalah, dan memberi
kesempatan bagi penumpang yang lain untuk duduk, maka tidak akan terjadi keributan di
gerbong tersebut, sehingga perjalanan akan ditempuh dengan nyaman dan sejahtera. Selain itu,
pihak yang diberikan tempat duduk akan merasa nyaman, sebab ia mendapatkan tempat duduk
dengan mudah. Penumpang yang memberikan tempat duduk-pun juga mendapatkan rasa bahagia
dari sikap altruisme yang ia tunjukan. Terdapat rasa bahagia yang timbul dari sikap altruisme,
sebab altruisme dan kebahagiaan memiliki hubungan positif yang sangat signifikan5. Semakin
tinggi altruisme pada seseorang, maka orang tersebut akan semakin bahagia.

Rasa kepedulian dibutuhkan agar semua orang dapat melakukan aktivitasnya dengan
baik, sehingga tujuan mereka tercapai dan hidup mereka sejahtera. Rasa kepedulian ini dapat
dipraktikan di dalam perjalanan menggunakan commuter line, di mana sering terjadi perselisihan
antar-penumpang. Apabila masing-masing penumpang memiliki rasa kepedulian, khususnya rasa
kepedulian sosial yang tinggi, maka perjalanan di commuter line menjadi aman dan damai bagi
semua penumpang.

5 Iryana, I. 2015. Altruisme dengan Kebahagiaan pada Petugas PMI. Skripsi. Surakarta: Universitas
Muhammadiyah Surakarta: 11
DAFTAR PUSTAKA

Iryana, I. 2015. Altruisme dengan Kebahagiaan pada Petugas PMI. Skripsi. Surakarta:
Universitas Muhammadiyah Surakarta

Mudjiono, Y. 2012. Komunikasi Sosial. Jurnal Ilmu Komunikasi, 2 (1) : 99 - 112

Purwulan, H. Kepedulian Sosial dalam Pengembangan Interpersonal Pendidik. Jurnal Ilmiah


Pendidikan : 59 - 65

Das könnte Ihnen auch gefallen