Sie sind auf Seite 1von 12

10

ISSN: 2548 - 1843

STATUS FUNGSIONAL SEBAGAI FAKTOR DETERMINAN KUALITAS


HIDUP LANSIA PASCA STROKE DI JAKARTA SELATAN

Puspita Hanggit Lestari*)

*)Dosen Akademi Keperawatan RS Husada, Jakarta, 10730, Indonesia

ABSTRAK

Perubahan fungsional pada lansia pasca stroke dapat mempengaruhi lansia dan keluarga
secara fisik, psikologis, sosial, dan spiritual. Berfokus pada dampak stroke bagi lansia dan
keluarga, maka tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi status fungsional sebagai
faktor yang mempengaruhi kualitas hidup lansia pasca stroke. Penelitian cross-sectional
ini menggunakan teknik purposive sampling dengan 70 responden lansia pasca stroke
yang tinggal bersama keluarga di Jakarta Selatan. Penelitian mengkaji status fungsional
dengan instrumen IADL dan kualitas hidup lansia pasca stroke dengan SS-QOL12.
Peneliti mengkaji faktor lain yang memiliki hubungan signifikan dengan kualitas hidup
yaitu dukungan sosial dan beban pelaku rawat. Model regresi linear digunakan dalam
penelitian untuk mengetahui factor yang paling mempengaruhi kualitas hidup. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa status fungsional, dukungan sosial dan beban pelaku
rawat keluarga mempengaruhi kualitas hidup lansia pasca stroke. Status fungsional
merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap kualitas hidup lansia pasca stroke.
Kesimpulan penelitian adalah tingginya status fungsional lansia pasca stroke
berhubungan dengan meningkatnya kualitas hidup lansia pasca stroke. Perawat komunitas
dan keluarga memiliki peran penting dalam proses rehabilitasi lansia pasca stroke.

Kata kunci : lansia pasca stroke, pelaku rawat keluarga, kualitas hidup, beban rawat

ABSTRACT

Functional changes in elderly post-stroke can affect the elderly and families physically,
psychologically, socially, and spiritually. Focusing on the impact of stroke for the elderly
and families, then the purpose of this study was to identify functional status as
determinant factor of elderly’s post-stroke quality of Life. This cross-sectional study
using purposive sampling with 70 respondents post-stroke elderly who live with their
families in South Jakarta. The study evaluated the burden of caregivers with Zarit Burden
Interview, the elderly's quality of life after a stroke with SS-QOL 12, social support with
MOS-SSS and functional status with IADL. A linear regression model used in the study to
identify determinant factors of quality of life. The results showed that functional status is
dominant factor of quality of life. Conclusion of the study is the high functional status
associated with high quality of life of the elderly post-stroke. Community Nurses and
family have an important in rehabititation of elderly’s stroke. .

Key words : elderly post-stroke, caregiver, quality of life, caregiver burden

JKH/ Volume 1/ Nomor 2/ Juni 2017

10
11
Status Fungsional Sebagai Faktor Determinan Kualitas... (P.H. Lestari)

Pendahuluan meningkat lebih tinggi (Hussain,


Pertumbuhan penduduk lanjut usia Huxley & Al Mamun, 2015).
(lansia) diprediksi akan mengalami
Penyakit kronis akan mempengaruhi
peningkatan dengan cepat dari tahun
lansia dan berkaitan dengan
ke tahun. Perserikatan Bangsa-Bangsa
kecacatan, berkurangnya kualitas
(PBB) memproyeksikan bahwa pada
hidup, dan peningkatan biaya
tahun 2050, Indonesia termasuk
perawatan kesehatan dan perawatan
dalam negara dengan jumlah lansia
jangka panjang (Center for Desease
terbanyak urutan keempat setelah
Control and Prevention, 2009). Lima
China (437 juta), India (324 juta),
penyakit kronis terbanyak lansia pada
Amerika Serikat (107 juta) dan
tahun 2013 di Indonesia adalah
menyusul Indonesia (70 juta) (United
hipertensi, artritis, stroke, penyakit
Nations, 2002).
paru obstruksi kronik dan diabetes
Data BPS RI 2015 melaporkan jumlah milletus (Kemenkes RI, 2013). Stroke
lansia di Indonesia mencapai 20,24 merupakan penyakit ketiga tertinggi
juta jiwa, setara dengan 8,03 % dari pada lansia berdasarkan data
seluruh penduduk Indonesia tahun Riskesdas 2013. Penyebab utama
2014. Jumlah ini diprediksi meningkat stroke adalah hipertensi (Riyadina &
pada tahun 2035 akan menjadi Rahajeng, 2013; Prasetya, 2002;
15,77% dari seluruh total penduduk Ansari, Akhund & Shaikh, 2001).
(BPS RI, 2013). Peningkatan jumlah
Stroke merupakan penyakit yang
lansia juga terjadi di wilayah Daerah
serangannya berdampak pada
Khusus Ibukota (DKI) Jakarta dimana
penurunan fungsi tubuh. Penelitian
diproyeksikan tahun 2015 jumlah
Landi et al. (2006) melaporkan
lansia 660.000 (6,5%) meningkat
penurunan fungsi tubuh yang dialami
menjadi 1.187.200 jiwa (10.8%) pada
lansia pasca stroke antara lain
tahun 2025 (BPS RI, 2013; BPS RI,
gangguan kognitif, tekanan ulkus,
2015). Peningkatan penduduk lansia
inkontinenstaia urin, dan gangguan
menjadi tantangan bagi suatu negara
mendengar. Penurunan fungsi tubuh
karena pada usia diatas 60 tahun
pada penderita stroke mengakibatkan
angka morbiditas penyakit kronis
ketidakmampuan tubuh melakukan

JKH/ Volume 1/ Nomor 2/ Januari 2017


12
Status Fungsional Sebagai Faktor Determinan Kualitas... (P.H. Lestari)
Status Fungsional Sebagai Faktor Determinan Kualitas... (P.H. Lestari)

suatu aktifitas atau kegiatan tertentu penderita stroke maka semakin rendah
sebagaimana orang normal pada kualitas hidup penderita tersebut.
umumnya. Namun hasil ini tidak dapat
digeneralisasikan kepada seluruh
Schmid (2005) menjelaskan bahwa
penderita stroke. Sebuah penelitian
dampak dari stroke diantaranya
kualitatif tentang kualitas hidup
keterbatasan mobilitas, berkurangnya
setelah stroke oleh Clarke dan Black
aktivitas sehari-hari, menurunnya
(2005) menunjukkan bahwa stroke
partisipasi sosial dan kualitas hidup
memiliki dampak yang signifikan
menjadi menurun. Keterbatasan
terhadap kualitas hidup penderita
aktivitas juga berhubungan dengan
stroke, tetapi beberapa orang yang
perkembangan yang terjadi pada
menemukan cara untuk beradaptasi
lansia. Wolfe (2000) menjelaskan satu
dengan disabilitas fungsional tetap
dari tiga penderita stroke menderita
memiliki kualitas hidup yang tinggi.
disabilitas sedang dan berat dan dua
dari lima penderita stroke lebih Metode
lumpuh setelah tiga bulan serangan Penelitian ini merupakan penelitian
stroke. Kelumpuhan ataupun korelasi dengan desain cross-
kelemahan yang dialami individu sectional. Sampel pada penelitian ini
stroke akan berdampak pada adalah lansia pasca stroke yang
kemampuannya dalam melakukan tinggal dengan keluarga di wilayah
kegiatan kesehariannya dan Jakarta Selatan berjumlah 70 lansia.
pemenuhan kebutuhan dasar, seperti: Penentuan sampel ditentukan dengan
makan, berpakaian, berkemih, teknik purposive sampling..
kebersihan diri, dan lainnya. Penerapan prinsip etik dalam
penelitian ini dibuat untuk menjamin
Disabilitas pada pasien stroke
hak-hak lansia pasca stroke dan
berdampak pada kualitas hidup
keluarga sebagai responden yang
penderita stroke (Cramm, Strating &
terdiri dari respect for human dignity,
Nieboer, 2011). Hal ini sejalan
respect for privacy and
dengan hasil penelitian Cerniauskaite,
confidentiality, respect for justice
et al. (2012) mendapatkan semakin
buruknya disabilitas kecacatan

JKH/ Volume 1/ Nomor 2/ Januari 2017


Status Fungsional Sebagai Faktor Determinan Kualitas... (P.H. Lestari) 13

inclusiveness, dan balancing harm menggunakan analisis Pearson


and benefits. Product Moment. Analisis multivariat
menggunakan regresi linear berganda
Kualitas hidup lansia pasca stroke untuk mengetahui faktor yang paling
dalam penelitian ini menggunakan berpengaruh dengan kualitas hidup
kuesioner Stroke Spesifik Quality of lansia pasca stroke.
Life-12 (SSQol-12). Uji reliabilitas
pada kuesioner ini adalah 0,831. Alat Hasil
ukur yang digunakan untuk beban Hasil analisis karakteristik lansia
pelaku rawat menggunakan kuesioner pasca stroke di Jakarta Selatan
Zarit Burden Interview (ZBI) yang menunjukkan bahwa nilai tengah usia
telah diuji reliabilitasnya dengan lansia adalah 62,50 tahun dengan usia
Alpha Cronbach’s 0,884. Status minimum 60 tahun dan usia
fungsional lansia diukur dengan maksimum 87 tahun, jenis kelamin
kuesioner The Lawton Instrumental terbanyak adalah laki-laki yaitu 38
Activity Daily Living (IADL). Uji responden (54,3%), dengan nilai
reliabilitas kuesioner ini adalah 0, tengah lama menderita stroke 36
817. Dukungan sosial lansia dinilai bulan atau 3 tahun. Rerata nilai
menggunakan kuesioner Medical dukungan sosial yang didapat oleh
Outcomes Study: Social Support lansia adalah 64,11 dan nilai rerata
Survey (MOS-SSS) yang telah diuji status fungsional adalah 6,44.
reliabilitasnya dengan hasil 0,880.
Mayoritas pelaku rawat keluarga
adalah perempuan (67,1%). Mayoritas
Analisis data yang digunakan pada
pelaku rawat berpendidikan dasar
penelitian ini adalah analisis univariat,
(SD-SMP) sebesar 54,3%. Hubungan
bivariat dan multivariat. Analisis
kekerabatan pelaku rawat keluarga
univariat menggunakan distribusi
dengan lansia pasca stroke mayoritas
frekuensi dan tendensi sentral.
adalah pasangan (suami/istri) sebesar
Analisis bivariat digunakan untuk
57,1%, terdapat 1 orang yang
mengetahui hubungan variabel
mempunyai hubungan kekerabatan
independen dan variabel confounding
sebagai adik lansia pasca stroke. Suku
dengan variabel dependen

JKH/ Volume 1/ Nomor 2/ Januari 2017


14
Status Fungsional Sebagai Faktor Determinan Kualitas... (P.H. Lestari)

bangsa mayoritas dari pelaku rawat Tabel 2.


Hasil seleksi analisis bivariat variabel-
keluarga adalah Betawi (45,7%) dan variabel kandidat multivariat dengan kualitas
hidup lansia pasca stroke di Jakarta Selatan
Jawa (44,3%). Terdapat satu pelaku Desember 2016 (n= 70)
Variabel Kandidat Nilai p
rawat dengan latar belakang suku Multivariat
bangsa makasar dan satu pelaku rawat Usia lansia 0.383
Lama menderita stroke 0.264
dengan latar belakang suku bangsa Usia keluarga 0.714
Jenis kelamin lansia 0.807
padang. Jenis kelamin keluarga 0.819
Dukungan social 0.172*
Tabel 1. Beban pelaku rawat 0.032*
Hubungan antara status fungsional dengan keluarga
kualitas hidup lansia pasca stroke di Jakarta Tingkat pendidikan 0.140*
Selatan Bulan Desember 2016 (n=70) keluarga
Hubungan kekerabatan 0.649
Variabel Variabel Nilai r P Suku bangsa 0.423
Independen Dependen value *bermakna pada α< 0,25
Status Kualitas 0,391 0,001
fungsional hidup Tabel 2 menunjukkan bahwa variabel
yang akan masuk pada model
Tabel 1. menjelaskan tentang analisis multivariat adalah dukungan sosial,
hubungan antara variabel status beban pelaku rawat dan tingkat
fungsional dengan kualitas hidup pendidikan keluarga. Selanjutnya
lansia pasca stroke memiliki nilai model multivariat akan dilakukan
probabilitas sebesar 0.001 (p value < analisis multivariat dengan regresi
0,05) yang menunjukan bahwa linear berganda dan didapatkan hasil
terdapat hubungan yang signifikan pada tabel 3.
antara status fungsional dengan
Tabel 3.
kualitas hidup lansia pasca stroke.
Pemodelan Awal Multivariat Dukungan
Sosial, Beban Pelaku Rawat Keluarga,
Karakteristik responden merupakan Tingkat Pendidikan Keluarga dan Beban
variabel konfonding dalam penelitian Pelaku Rawat Keluarga dengan Kualitas
Hidup Lansia Pasca Stroke di Jakarta Selatan,
ini. Analisis multivariat diawali Desember 2016

dengan seleksi kandidat model Model Koefisien p value R


B Square
multivariat didapatkan hasil pada Konstanta 23,826 0,009
Status fungsional 0,927 0,004
tabel 2. Beban pelaku
rawat keluarga -0,136 0,109
0,232
Dukungan sosial 0,063 0,563
Tingkat
pendidikan 1,678 0,072
keluarga

JKH/ Volume 1/ Nomor 2/ Januari 2017


Status Fungsional Sebagai Faktor Determinan Kualitas... (P.H. Lestari) 15

Tabel 3. menunjukkan hasil analisis fungsion 04


al
regresi linear ganda dengan variabel Beban
pelaku - - 0,1
bebas yang ikut kandidat. Prinsip rawat 0,136 0,188 09
keluarga
analisis multivariat regresi linear Dukung
0,063 0,068
0,5
an sosial 63
ganda apabila nilai p>0,05 maka Tingkat
pendidik 0,0
variabel akan dikeluarkan dari model. an
1,678 0,201
72
keluarga
Selanjutnya peneliti menghitung
perubahan koefisien B variabel Model akhir menunjukkan bahwa
kandidat lainnya setelah variabel variabel independen yang masuk
dukungan sosial dan beban pelaku dalam regresi linear adalah status
rawat dikeluarkan dari pemodelan. fungsional, beban pelaku rawat
Perubahan koefisien B setelah keluarga, dukungan sosial dan tingkat
variabel dukungan sosial sebesar pendidikan keluarga. Variabel yang
18,9% dan Perubahan koefisien B paling berpengaruh terhadap kualitas
setelah variabel beban pelaku rawat hidup lansia pasca stroke adalah status
dikeluarkan sebesar 33,46%. Jika fungsional dengan nilai koefisien beta
perubahan koefisien B lebih dari 10 % terbesar 0,330. Nilai R Square sebesar
maka variabel tersebut masuk kembali 0,232 artinya ke empat variabel
dalam model regresi linear berganda. independen dapat menjelaskan
Karena tidak terdapat perubahan variabel kualitas hidup lansia sebesar
model maka model akhir dan model 23,2% sedangkan sisanya oleh
awal dari penelitian ini sama atau variabel lain. Dari hasil uji statistik
tidak terdapat perubahan. (Anova) didapatkan p=0,002 berarti
Tabel 4. pada alpha 5% dapat dikatakan bahwa
Pemodelan Akhir Multivariat Dukungan model regresi cocok (fit) dengan data
Sosial, Beban Pelaku Rawat Keluarga,
Tingkat Pendidikan Keluarga dan Beban
yang ada atau dapat diartikan
Pelaku Rawat Keluarga dengan Kualitas persamaan garis regresi secara
Hidup Lansia Pasca Stroke di Jakarta Selatan,
Desember 2016 keseluruhan sudah signifikan.
Model Koefisi Koefisi p R Berdasarkan nilai koefisien B pada
en B en Beta value Squa
re hasil analisis multivariat maka dapat
Konstant 23,82 0,0
a 6 09 0,232
Status 0,927 0,330 0,0

JKH/ Volume 1/ Nomor 2/ Januari 2017


16
Status Fungsional Sebagai Faktor Determinan Kualitas... (P.H. Lestari)

ditentukan model regresi linar ganda mengalami disabilitas sebesar 52,1%.


sebagai berikut : Berdasarkan pengkategorian dalam
penelitian Buijck, et al, (2014)
Y=0,330 - 0,188X1 +0,068X2 +0,201X3
mayoritas lansia membutuhkan
Semakin besar nilai beta semakin bantuan dalam beraktivitas.
besar pengaruhnya terhadap variabel Disabilitas yang dialami lansia
kualitas hidup lansia pasca stroke. menunjukkan hubungan pada
Variabel yang paling besar rendahnya nilai kualitas hidup. Carod-
pengaruhnya pada penelitian ini Artal (2012) menjelaskan bahwa
adalah status fungsional, dimana kejadian stroke dapat berdampak
setiap kenaikan 1 angka nilai status kecacatan pada penderita dan
fungsional maka angka kualitas hidu memerlukan perawatan lanjutan
lansia akan naik sebesar 0,330 setelah dalam aktivitas hidup sehari-hari.
dikontrol variabel lain yaitu beban
Kondisi status fungsional seseorang
belaku rawat, dukungan sosial dan
mempengaruhi kualitas hidup terkait
tingkat pendidikan keluarga.
kesehatan (CDC, 2011). Hal ini
sejalan dengan penelitian Jonsoon et
Pembahasan al. (2005) mendapatkan hasil penentu
Status fungsional lansia pasca stroke yang paling penting pada kualitas
pada penelitian ini memiliki nilai hidup klien pasca stroke adalah status
rerata 6,44. Status fungsional diteliti fungsional. Lansia karena perubahan
untuk menilai kemampuan hidup fisiologis sehubungan dengan usia dan
mandiri (Lawton & Brody, 1969). berbagai penyakit kronik akan
Rerata skor status fungsional pada mengalami keterbatasan status
penelitian ini berada dalam rentang fungsional dan kehilangan
skor 1-8 yang berarti rata-rata lansia kemandirian (Stanhope & Lancaster,
memerlukan bantuan dalam 2014).
melakukan aktivitas. Penelitian lain
Miller (2012) menjelaskan lansia yang
yang dilakukan oleh Buijck, et al.
tidak memiliki gangguan kualitas
(2014) mendapatkan hasil dari 46
hidup telah melakukan adaptasi
lansia pasca stroke lansia yang
konsekuensi fungsional positif.

JKH/ Volume 1/ Nomor 2/ Januari 2017


17
Status Fungsional Sebagai Faktor Determinan Kualitas... (P.H. Lestari)

Konsekuensi fungsional positif pada sebaliknya nilai skor dukungan tinggi


lansia pasca stroke terjadi apabila menandakan tingginya dukungan
lansia dengan kondisi pasca stroke sosial yang didapat oleh lansia.
masih dapat beraktivitas dan
Penelitian menunjukkan adanya
ketergantungan lansia minimal.
hubungan antara status fungsional
Sebaliknya apabila ketergantungan
lansia dengan kualitas hidup lansia
seseorang meningkat dan terdapat
pasca stroke. Kekuatan hubungan
gangguan pada fungsional dan
antara beban pelaku rawat keluarga
kualitas hidup maka konsekuensi
dan kualitas hidup lansia bersifat
fungsional negatif terjadi pada lansia
sedang dengan korelasi positif, artinya
pasca stroke.
semakin tinggi skor status fungsional
Dukungan sosial diperlukan pada semakin tinggi skor kualitas hidup
lansia untuk dapat beradaptasi dengan lansia. Begitupun sebaliknya, apabila
keterbatasan status fungsional dan skor status fungsional dirasakan
kehilangan kemandirian akibat stroke. rendah maka kualitas hidup lansia
Rerata nilai dukungan sosial yang akan rendah.
diperoleh lansia pasca stroke dalam
penelitian ini adalah 64.11. Penelitian Hasil multivariat menunjukkan bahwa
pendukung terkait dukungan sosial status fungsional, dukungan sosial,
oleh Shao et al., (2014) yang beban pelaku rawat keluarga dan
diberikan pada lansia stroke memiliki tingkat pendidikan keluarga
nilai rerata yang lebih tinggi yaitu berpengaruh terhadap kualitas hidup
71,42. Analisis peneliti dalam hasil ini lansia pasca stroke. Faktor yang
adalah bahwa pada penelitian ini dan paling mempengaruhi kualitas hidup
sebelumnya nilai rerata dukungan lansia pasca stroke adalah status
sosial lebih mendekati nilai skor fungsional.
tertinggi menunjukkan bahwa rerata
lansia memiliki dukungan sosial yang Status fungsional tubuh pada
baik. Nilai skor dukungan rendah penderita stroke berhubungan dengan
menandakan dukungan sosial yang kualitas hidup lansia pasca stroke. Hal
didapat oleh lansia rendah dan ini sejalan dengan penelitian di

JKH/ Volume 1/ Nomor 2/ Januari 2017


18
Status Fungsional Sebagai Faktor Determinan Kualitas... (P.H. Lestari)

Luxembourg dan Portugal oleh rendah adalah lansia dengan status


Baumann, Lurbe, Leandro, dan Chau fungsional membutuhkan bantuan
(2012) mendapatkan hasil kepuasan penuh dalam beraktivitas dengan nilai
hidup rendah diantara penderita stroke dukungan sosial yang lebih rendah.
yang mengalami kerusakan fungsional Hal ini menunjukkan bahwa status
motorik. Buijk, et al (2014) fungsional dan dukungan sosial
mendapatkan hasil bahwa kualitas memiliki pengaruh terhadap kualitas
hidup yang tinggi dari lansia pasca hidup lansia pasca stroke.
stroke dipengaruhi oleh tingginya
kemandirian fungsional dan gejala Penelitian kualitatif tentang kualitas
neuropsikiatri yang rendah. hidup setelah stroke oleh Clarke dan
Kemandirian dalam beraktivitas Black (2005) menunjukkan bahwa
sehari-hari mmpengaruhi kualitas stroke memiliki dampak yang
hidup (Kaneko & Kanekawa, 2015). signifikan terhadap kualitas hidup
Penelitian kualitas hidup penderita penderita stroke, tetapi beberapa
pasca stroke di Indonesia dilakukan orang yang menemukan cara untuk
secara kualitatif oleh Kariasa (2009) beradaptasi dengan disabilitas
melaporkan hasil pasien pasca fungsional tetap memiliki kualitas
serangan stroke mengalami gangguan hidup yang tinggi. Penurunan nilai
fisik dan fungsional tubuh yang fungsional, persepsi yang dipengaruhi
bersifat jangka panjang dan oleh cedera, penyakit dan pengibatan
menimbulkan gangguan respon dapat merubah penilaian terhadap
psikologis yang mempengaruhi kualitas hidup dalam kesehatan
perubahan kualitas hidupnya. (Carod-Artal et al., 2009). CDC
(2011) menjelaskan kualitas hidup
Pada penelitian ini karakteristik lansia
terkait kesehatan pada individu
yang memiliki kualitas hidup tinggi
meliputi persepsi kesehatan fisik dan
adalah lansia yang memiliki status
mental serta keterkaitan antara risiko
fungsional membutuhkan bantuan
kesehatan dan kondisi, status
beraktivitas sehari-hari dengan
fungsional, dukungan sosial, dan
dukungan sosial yang tinggi. Lansia
status sosial ekonomi mereka.
yang mendapatkan nilai kualitas hidup

JKH/ Volume 1/ Nomor 2/ Januari 2017


19
Status Fungsional Sebagai Faktor Determinan Kualitas... (P.H. Lestari)

Kesimpulan Badan Pusat Statistik


Indonesia.(2010). Profil
Penelitian ini menunjukkan bahwa
penduduk lanjut usia di
terdapat lansia yang memiliki skor Indonesia. Jakarta – Indonesia
kualitas hidup rendah dengan status
Baumann, M., Lurbe, K., Leandro,
fungsioal yang rendah. Terdapat M., & Chau, N. (2012). Life
Satisfaction of Two-Year Post-
hubungan antara status fungsional
Stroke Survivors:Effects of
lansia dengan kualitas hidup lansia Socio-Economic Factors,
Motor Impairment, Newcastle
pasca stroke. Status fungsional
Stroke-Specific Quality of Life
merupakan faktor determinan dalam Measure and World Health
Organization Quality of Life –
menentukan kualitas hidup lansia
bref of Informal Caregivers in
pasca stroke. Hasil penelitian ini Luxembourg and a Rural Area
in Portugal. Cerebrovasc
menggambarkan perbaikan status
Disease 2012;33:219–230
fungsional lansia dapat meningkatkan DOI: 10.1159/000333408
kualitas hidup lansia. Peran keluarga
Buijck ,B., Zuidema,S,U., Eijk,M.,
sangat diperlukan dalam proses Bora H., Gerritsena, D,L. &
Koopmansa,R. Determinants
rehabilitasi lansia pasca stroke.
of geriatric patients’ quality of
Perawat komunitas perlu melakukan life after stroke rehabilitation.
Aging Ment Health.
intervensi yang dapat membantu
2014;18(8):980-5. doi:
lansia pasca stroke dan keluarga 10.1080/13607863.2014.8999
69. Epub 2014 Mar 31
dalam memperbaiki atau
meningkatkan status fungsional Carod-Artal,F.J. (2012).
Determining quality of life in
lansia. Penelitian eksperimetal
stroke survivors. Expert review
selanjutnya diperlukan untuk of pharmacoeconomics &
outcomes research 12(2):199-
mengetahui intervensi yang efektif
211
dalam meningkatkan status fungsional
Center for Desease Control And
lansia.
Prevention. (2009). Healthy
aging improving and extending
quality of life among older
Daftar Pustaka
americans. National Center for
Badan Pusat Statistik Chronic Disease Prevention
Indonesia.(2015). Statistik and Health Promotion.
Penduduk Lanjut Usia 2014.
Jakarta – Indonesia Center for Desease Control And
Prevention. (2011). Health-

JKH/ Volume 1/ Nomor 2/ Januari 2017


20
Status Fungsional Sebagai Faktor Determinan Kualitas... (P.H. Lestari)

Related Quality of Life Lindgren, A.(2005).


(HRQOL). National Center for Determinants of quality of life
Chronic Disease Prevention in stroke survivors and their
and Health Promotion. Diakses informal caregivers. Stroke.
dari 2005 Apr;36(4):803-8. Epub
http://www.cdc.gov/hrqol/conc 2005 Mar 10.
ept.htm
Kaneko, S. & Kanekawa, M. (2015).
Cerniauskaite, M., Quintas, R., Evaluation of Health-Related
Koutsogeorgou,E., Meucci,P., Quality of Life Associated with
Sattin,D., Leonardi, M,. & Provision of Healthcare to
Raggi,A. (2012). Quality-of- Stroke Patients Living at Home
life and disability in patients in Japan. Health, 7, 1105-
with stroke. Am J Phys Med 1113. doi:
Rehabil. 2012 Feb;91(13 10.4236/health.2015.79126
Suppl 1):S39-47. Diakses dari
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/p Kariasa, I. M., .(2009). Persepsi
ubmed/22193309. Pasien Pasca Serangan Stroke
Terhadap Kualitas Hidupnya
Clarke, P., & Black, S. E. (2005). Dalam Perspektif Asuhan
Quality of life following Keperawatan. Tesis,
stroke: Negotiating disability, Universitas Indonesia.
identity, and resources.
Journal of Applied Kemenkes R.I. (2013). Riset
Gerontology, 24, 319-336. Kesehatan Dasar. Badan
doi:10.1177/07334648052779 Penelitian dan Pengembangan
76. Kesehatan Kementrian
Kesehatan RI.
Cramm, J. N., Strating, M. M. H.,
Nieboer, A. P. (2012). Landi, F., Onder, G., Cesari, M.,
Satisfaction with care as a Zamboni, V., Russo, A.,
quality-of-life predictor for Barillaro, C., Bernabei, R;
stroke patients and their Silvernet-HC study group.
caregivers. Quality of Life Functional decline in frail
Research. 2012 Dec; 21(10): community-dwelling stroke
1719–1725. patients. Eur Jurnal
Neurology. 2006 Jan;13(1):17-
Hussain, M., Huxley, R. & Al 23.
Mamun, A. (2015).
Multimorbidity prevalence and Lawton & Brody. (1969) .The
pattern in Indonesian adults: Lawton Scale for Instrumental
an exploratory study using Activities of Daily Living
national survey data. BMJ (IADL)
Open. 5 (12).
Miller, C. A. (2012). Nursing for
Jönsson, A.C., Lindgren, I., Wellness in Older Adults:
Hallström, B., Norrving, B., & Theory and Practice. Sixth

JKH/ Volume 1/ Nomor 2/ Januari 2017


21
Status Fungsional Sebagai Faktor Determinan Kualitas... (P.H. Lestari)

Edition. Philadelphia: J.B Stanhope, M., & Lancaster, J. (2014).


Lippincott Company. Fondations of nursing in the
community : comunity-
Riyadina, W & Rahajeng, E. (2013). oriented Practice. Fourth
Determinan Penyakit Stroke. edition, Mosby :St Louis
Kesmas, Jurnal Kesehatan Missouri.
Masyarakat Nasional Vol. 7,
No. 7, Februari 2013 United Nations .(2002).World
Population Ageing 1950-2050.
Schmid, A.A. (2005). Impact of Population Division. DESA,
post-stroke mobiliy on activity United Nations.
and participation. UMI.
University of Florida— Wolfe,C.D.(2000). The impact of
Amerika. stroke . British Medical
Bulletin 2000, 56 (No 2) 275-
286

JKH/ Volume 1/ Nomor 2/ Januari 2017

Das könnte Ihnen auch gefallen