Sie sind auf Seite 1von 8

MENGEVALUASI KEKUATAN DAN KELEMAHAN

PERUSAHAAN

DOSEN PENGAMPU :

Anas Hidayat Drs. MBA

DISUSUN OLEH :

Rama Ardhi 17311008

Agie Agung Pratama 17311038

PRODI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

YOGYAKARTA

2019
Pengertian perusahaan adalah keseluruhan perbuatan yang dilakukan secara terus
menerus, bertindak ke luar untuk mendapatkan penghasilan dengan cara memperdagangkan,
menyerahkan barang, atau pengadaan perjanjian perdagangan (Willem Molengraaff). Dengan
kata lain suatu perusahaan (business) adalah suatu organisasi di mana sumber daya (input),
seperti bahan baku dan tenaga kerja (SDM) diproses untuk menghasilkan barang dan jasa
(output) bagi pelanggan. Tujuan dari perusahaan secara umum ialah laba/keuntungan. Laba
(profit) adalah selisih antara jumlah yang diterima dari pelanggan atas barang atau jasa yang
dihasilkan dengan jumlah yang dikeluarkan untuk membeli sumber daya alam dalam
menghasilkan barang atau jasa tersebut.

Setiap perusahaan memiliki kekuatan dan kelemahan dalam bidang fungsional bisnis.
Tidak ada perusahaan yang sama kuat di semua area. Kekuatan dan kelemahan dapat
dikombinasikan dengan peluang dan ancaman, sehingga dapat menciptakan dasar untuk
menetapkan sasaran dan strategi sukses dalam mencapai tujuan.

Setiap perusahaan harus mampu menjalankan strategi yang sesuai dengan keahlian atau
kemampuan utamanya (core competency) sehingga memiliki kemampuan bersaing yang paling
kuat dan pada gilirannya akan mampu menempatkan perusahaan dalam posisi keunggulan
pasar (market advantage). Sementara itu, kelemahan merupakan sesuatu kekurangan yang
mungkin dirasakan dibandingkan dengan pesaing atau yang menimbulkan keterbatasan
sehingga tidak dapat meraih apa yang diharapkan.

Core Competencies – Suatu perusahaan dianggap kompeten jika perusahaan mampu


melakukan usahanya dengan sangat baik dibandingkan dengan pesaing. Jika pesaing tidak
mempunyai kemampuan yang sama, akan butuh waktu dan biaya mahal bagi pesaing untuk
menandingi kemampuan perusahaan. Jadi, core competence merupakan asset yang bermanfaat
dan menjadi penyangga utama keberhsilan perusahaan.

Ada cara dengan menggunakan teori teori untuk menentukan kekuatan dan kelemahan
perusahaan, diantaranya adalah :
1. Teori Kompetensi yang Berbeda
Teori Kompetensi yang berbeda adalah kompetensi menonjol dan unik yang dimiliki
perusahaan, dan dapat dimanfaatkan untuk memenangkan persaingan dalam memuaskan
pelanggan. Kompetensi ini meliputi efisiensi, mutu, inovasi, dan respon pada pelanggan.
Dalam buku tersebut dibagi menjadi 2 kategori : yang pertama adalah manajer sebagai
kompetensi yang berbeda, dan tentang atribut orginisasi yang berbeda, yang keduanya dapat
digunakan sebagai media dalam competitive advantage.
a. Manajer yang berbeda
Manajer sebagai alat kompetensi yang unik atau berbeda yaitu seorang manajer harus
memiliki kemampuan yang unik atau berbeda juga sulit ditiru, sehingga dapat memanfaatkan
dan menyeimbangkan dengan baik antara kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh
perusahaan, sehingga dapat digunakan untuk keunggulan bersaing.
b. Kepemimpinan Organisasi yang berbeda
Barlett (lih. Young, 1956) jenis institusional biasanya otoritas dari pemimpin
didasarkan atas adat kebiasaan atau oleh peraturan-peraturan yang telah disepakati yang
mengakibatkan berbeda dengan organisasi lainnya.

Analisis Kekuatan dan Kelemahan Organisasi

1. Kekuatan
Kekuatan (strength) merupakan sumber daya atau kapabilitas yang dikendalikan oleh
atau tersedia bagi suatu perusahaan yang membuat perusahaan relatif lebih unggul
dibandingkan pesaingnya dalam memenuhi kebutuhan pelanggan yang dilayaninya. Kekuatan
muncul dari sumber daya dan kompetensi yang tersedia bagi perusahaan.

2. Kelemahan
Kelemahan (weakness) merupakan keterbatasan atau kekurangan dalam satu atau lebih
sumber daya atau kapabilitas suatu perusahaan relative terhadap pesaingnya, yang menjadi
hambatan dalam memenuhi kebutuhan pelanggan secara efektif.

Oleh karena itu, agar perusahaan menilai kemampuannya memanfaatkan peluang,


mereka harus menilai kekuatan dan kelemahan mereka sendiri. Ini memungkinkan perusahaan
untuk memahami bidang apa yang dapat mereka tingkatkan, dan bidang apa yang perlu mereka
perkuat. Salah satu metode menganalisis ini adalah menggunakan kerangka kerja VRIO.

Menurut Jay Barney (2011), "Kerangka kerja VRIO disusun dalam serangkaian empat
pertanyaan yang akan ditanyakan tentang kegiatan bisnis di mana perusahaan terlibat:
(1) pertanyaan tentang nilai, (2) pertanyaan tentang kelangkaan, ( 3) pertanyaan tentang
kemampuan meniru, dan (4) pertanyaan tentang organisasi.

Kerangka VRIO adalah suatu alat untuk menganalisa sumber daya internal dari
perusahaan dan kemampuan untuk mengetahui apakah perusahaan dapat menjadi sumber
keunggulan kompetitif yang berkelanjutan. Dalam analisa VRIO, perusahaan akan
menganalisa dari empat pertanyaan sebagai berikut (Antonio, & Cardael, 2012) :

1. Valuable
Pertanyaan pertama dalam kerangka analisa ini adalah apakah perusahaan memilki sumber
daya yang menambah nilai dalam memanfaatkan peluang dan bertahan dalam menghadapi
ancaman. Jika jawaban dari pertanyaan tersebut adalah iya, maka sumber daya dapat
diasumsikan berharga. Selain hal tersebut, sumber daya juga berharga jika sumber daya mampu
meningkatkan nilai yang dirasakan pelanggan. Hal ini dilakukan dengan meningkatkan
diferensiasi atau / dan penurunan harga produk. Jika sumber daya perusahaan tidak dapat
memenuhi kondisi ini maka perusahaan memiliki kelemahan dalam keunggulan kompetitif.
Hal ini penting untuk terus ditinjau karena perubahan secara internal dan eskternal yang terjadi
secara terus menerus.

2. Rare
Sumber daya yang hanya bisa diperoleh oleh satu atau sangat sedikit perusahaan
merupakan sumber daya yang dianggap langka. Jika sumber daya dapat dikatakan langka dan
berharga maka peursahaan memiliki keunggulan kompetitif sementara. Di sisi lain, jika
beberapa perusahaan memiliki sumber daya yang sama dan menggunakan kemampuan tersebut
dalam cara yang sama, maka perusahaan dapat dikatakan memilki keunggulan kompetitif
paritas / comptitive parity. Hal ini karena perusahaan dapat menggunakan sumber daya yang
sama untuk menerapkan strategi yang sama dan tidak ada organisasi dapat mencapai kinerja
yang unggul.

3. Inimitable
Sumber daya yang memiliki biaya tinggi akan sulit ditiru, dibeli, dan digantikan oleh
perusahaan pesaing. Dalam hal imitasi perusahaan pesaing memiliki dua cara yaitu dengan cara
langsung meniru / menduplikasi sumber daya dan menyediakan produk atau jasa sebanding.
Jika perusahaan memiliki sumber daya yang berharga, langka, dan mahal untuk ditiru maka
perusahaan dapat diasumsikan sebagai perusahaan yang memiliki keunggulan kompetitif yang
berkelanjutan. Menurut Barney (1991) perusahaan dapat sulit ditiru karena tiga alasan yang
akan dijelaskan sebagai berikut :
a. Kondisi Sejarah
Perusahaan yang dikembangkan karena peristiwa sejarah atau dalam jangka
waktu lama akan sulit ditiru.
b. Ambiguitas Kausal
Perusahaan pesaing tidak dapat mengidentifikasi sumber daya tertentu yang
menyebabkan keunggulan kompetitif.
c. Kompleksitas Sosial
Sumber daya dan kemampuan yang didasarkan pada budaya perusahaan atau
hubungan interpersonal.

4. Organized to Captured Value


Sumber daya itu sendiri tidak memberikan keuntungan apapun bagi perusahaan jika tidak
terorganisir untuk menangkap nilai dari mereka. Sebuah perusahaan harus mengatur sistem
manajemen, proses, kebijakan, struktur dan budaya organisasi untuk dapat sepenuhnya
menyadari potensi yang berharga, langka dan mahal agar dapat mencapai keunggulan
kompetitif yang berkelanjutan.

Penerapan kerangka kerja VRIO

Tabel 5.2 VRIO framework, Is a resource or capability.

Tabel 5.3 The relationship between the VRIO framework and organizational strenghts and
weakness.

Pertanyaan-pertanyaan terkait nilai, kelangkaan, kemampuan meniru, dan


keorganisasian dapat disatukan dalam kerangka tunggal untuk dapat memahami potensi yang
dimiliki terkait pemanfaatan sumber daya atau kemampuan perusahaan. Hubungan kekuatan
dan kelemahan sumbe daya di sajikan dalam tabel VRIO (value,rare, imitate,organization).
Jika sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan tidak bernilai, maka sumber daya itu tidak
akan memungkinkan perusahaan memilih atau menerapkan strategi yang lebih untuk
mengekploitasi dari peluang yang ada di lingkungan atau bahkan menetralisir ancaman dari
lingkungan. Berikut dijelaskan pada tabel 5.2 kerangka VRIO mengenai ciri sumber daya atau
kemampuan perusahaan yang bernilai dan tidak, dan tabe 5.3 yang menjelaskan mengenai
hubungan antara kerangka VRIO dan kekuatan / kelemahan perusahaan.

Implikasi pandangan berbasis sumber daya

Tabel 5.4 Broader implications of the resource-based view.

Menyarankan pada perusahaan untuk :

1. Tanggung jawab untuk keunggulan bersaing perusahaan:


 Keunggulan bersaing merupakan tanggung jawab setiap karyawan.
2. Paritas bersaing dan keunggulan bersaing:
 Jika semua perusahaan hanya melakukan apa yang disebut sebuah persaingan, maka
perusahaan tersebut hanya akan mendapatkan persaingan paritas.
 Sehingga untuk mendapatkan keunggulan bersaing suatu perusahaan haru bisa lebih
baik, untuk dapat mengekploitasi dari nilai-nilai yang dimiliki oleh perusahaan itu
sendiri, lebih langka, dan sumber daya yang mahal untuk ditiru, daripada sumber daya
atau nilai-nilai yang dimiliki oleh pesaing.
3. Strategi yang sulit untuk diemplementasikan:
 Selama biaya implementasi strategi lebih kecil dari nilai implementasi strategi, maka
biaya relatif implementasi strategi tersebut dapat menjadi lebih penting untuk
mendukung keunggulan dalam bersaing, dari pada biaya implementasi strategi
absolut.
 Secara sistematis setiap perusahaan dapat melebih-lebihkan dan mengabaikan
keunikan yang dimilikinya.
4. Sumber daya yang kompleks secara sosial:
 Tidak hanya dapat memberdayakan karyawan dengan baik, budaya organisasi dan
kerja tim juga juga bernilai karena dapat menjadi sumber pendukung perusahaan
dalam keunggulan bersaing.
5. Peran organisasi
 Organisasi harus mendukung dari penggunaan sumber daya yang bernilai, langka, dan
mahal untuk ditiru. Jika muncul konflik antara atribut-atribut perusahaan tersebut,
maka perlu merubah organisasi.
Keterlibatan antara pandangan berbasis sumber daya dan kerangka VRIO bisa
diaplikasikan kepada perusahaan individu untuk memahami bagaimana perusahaan akan
memperoleh keunggulan bersaing, bagaimana keberlanjutan keunggulan bersaing tersebut, dan
apa sumber dari keunggulan bersaing yang dimiliki tersebut. Dalam kasus ini pandangan
berbasis sumber daya dan kerangka VRIO dapat dipahami sebagai bagian penting yang dapat
melengkapi dari five forces analysis dan the opportunities analysis yang telah dijelaskan pada
bab sebelumnya untuk menganalisis dari situasi bersaing perusahaan.

Batasan kerangka kerja VRIO

Pandangan berbasis sumber daya perusahaan oleh perusahaan dan kerangka kerja VRIO yang
terpresentasikan pada tabel 5.2, telah memberikan alat yang kuat untuk menganalisis
kemampuan dan kelemahan internal perusahaan. Namun, dalam pendekatan seperti model SCP
yang menganalisis ancaman dan peluang lingkungan, memiliki keterbatasan :

1. Keunggulan bersaing berkelanjutan dan perubahan lingkungan


keunggulan bersaing sebuah perusahaan yang berkelanjutan dapat mengalami
kegagalan jika ancaman dan peluang perusahaan mengalami perubahan secara cepat
dan tidak terprediksi, sehingga seringkali perusahaan tidak mampu mempertahankan
keunggulan yang dimiliki tersebut.
2. Pengaruh manajerial
Manajer memiliki kemampuan terbatas untuk menciptakan suatu keunggulan bersaing
perusahaan yang berkelanjutan . hal ini diringkas dan biasa disebut dengan paradigma
imitabilitas: yaitu semakin kurangnya biaya untuk manajer di suatu perusahaan dalam
mengembangkan atau memperoleh sumber daya yang dapat menghasilkan keunggulan
bersaing, maka semakin kecil pula kemungkinan bahwa sumber daya yang dimiliki
akan menjadi sumber keunggulan bersaing yang berkelanjutan.
3. Unit analisis
Dalam model SCP unit analisis ini memiliki keunggulan lebih dalam akses data dengan
mudah, karena sebagian pemerintah menyusun laporan tentang perusahaan dalam
kategori industi, sehingga membuat informasi tentang jumlah pesaing, pemasok,
pembeli, dll, cenderung mudah diakses. Sedangkan dalam model berbasis sumber daya
cukup sulit untuk mendapatkan akses infomasi intraorganisasional, hal ini menjadi
lebih parah ketika diketahui bahwa sumber daya dan kemampuan perusahaan pesaing
dapat termanfaatkan lebih baik untuk mendukung keunggulan bersaing yang
bekelanjutan, justru karena susahnya akses informasi menjadikan mereka sulit untuk
ditiru.

DAFTAR PUSTAKA

Barney, Jay.B. 2007. Gaining and Sustaining Competitive Advantage. The Ohio University:
Pearson Education International.

CORPORATE GOVERNANCE MENURUT PARA AHLI. (2018). Diperoleh 3 Maret 2019,


https://pelsifebriani.com/2012/10/2
KETERAMPILAN MANAJERIAL. (2018). Diperoleh 3 Maret 2019,
https://www.jurnal.id/id/blog/2018-10-ketrampilan-manajerial-yang-harus-dimiliki-
pengusaha/
STRATEGI TINGKAT BISNIS. (2018). Diperoleh 3 Maret 2019,
http://5martconsultingbandung.com/2012/09/strategi-tingkat-bisnis-business-level.html
0/kepemimpinan-leadership/
TM Sirait. 2017. STRENGTH AND WEAKNESS. Bandung (ID). Jurnal 3(2). Universitas
Katolik Parahyangan

Das könnte Ihnen auch gefallen