Sie sind auf Seite 1von 8

GEVEL SEBAGAI KARAKTER BANGUNAN KOLONIAL DENGAN

FUNGSI RUMAH TINGGAL DI KOTA TEGAL


(STUDI KASUS JALAN GAJAH MADA KOTA TEGAL)

Nuthqy Fariz, Agung Budi S, Titien W M.


Magister Arsitektur Universitas Diponegoro
Jl. Prof. Sudarto, Semarang
Nuthqyfariz040610@gmail.com

Abstrak

Sebagai kota yang berada di pesisir jawa bisa dikatakan Tegal telah
mengalami beberapa perkembangan dan perubahan pada masa kolonial
sampai dengan sekarang, baik dari segi manusianya, budaya ataupun
peniggalannya. Kota tegal merupakan satu dari beberapa kota di pesisir
pantai utara yang dijajah atau dikuasai oleh pemerintah belanda pada
masa penjajahan dahulu.
Bangunan peninggalan di tegal yang pertama yaitu gedung berau atau
NIS Tegal yang masih bertahan sampai sekarang, bangunan tersebut
dirancang oleh arsitek belanda yaitu Henricus Maclaine Pont, bukan
gedung berau saja tetapi juga ada Stasiun Kereta Api Tegal yang masih
difungsikan sampai sekarang. Dari beberapa bangunan kolonial yang
dibangun pada masa itu banyak dari perumahan atau rumah rumah
belanda yang meniru bentuk dan motif bangunan kolonial yang sudah
dibangun terlebih dahulu.
Dari bangunan yang ditiru yaitu bangunan DPRD Kota Tegal yang
memiliki langam arsitektur eropa brgaya romawi dengan ciri bentuk kolom
yang besar dan mempunyai gevel pada bagian depan bangunan. Dengan
gevel yang semakin banyak digunakan pada bangunan di Kota Tegal tidak
lepas dari rumah rumah yang menggunakan gevel sebagai penanda
bangunan yang sangat manis pada masa itu.
Gevel merupaka bagian dari atap dengan yang dibuat untuk menaungi
bagian teras pad bangunan gevel biasanya menyerupai bentuk segitiga
dan bentuk persegi atau bujur sangkart, gevel banyak digunakan pada
rumah-rumah di kawasan cagar budaya Kota Tegal yaitu di kelurahan
mangkukusuman, kelurahan panggung, kelurahan tegalsari .
Pada penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif
dengan mencari tahu dilapangan rumah-rumah kolonial yang
menggunakan gevel, sehingga bisa dkategorikan gevel menjadi karakter
dari kawasan tersebut.
Hasil dari penelitian ini yaitu mengetahui bahwa gevel menjadi bentuk
karakter yang ada pada sepanjang jalan gajahmada Kota Tegal.

Keywords: Gevel; Karakter; Rumah; Bangunan Kolonial

1
Latar Belakang Menurut Krier (2001) fasad bangunan
merupakan suatu kesatuan tersendiri
Tegal merupakan salah satu dari dengan kemampuan untuk
beberapa kota yang berada di pesisir mengekspresikan dirinya sendiri.
pantai utara atau yang biasa di sebut Namun demikian, komposisi suatu
dengan pantura, dengan fasade terdiri dari penstrukturan di satu
perkembangan dan pertumbuhan sisi dan penataan pada sisi lainnya.
masyarakat dan perkonomiannnya Bangunan rumah yang ada di kota
maka kota tegal merupakan jalur yang tegal termasuk bangunan rumah
biasa dilalui para pedagang baik dari kolonial beberapa sudah menjadi
timur jawa maupun dari barat jawa. tanah rata ada yang masih aktif dan
Moda tranportasi terus berkembang difungsikan dari dahulu sampai
dari mulai tranportasi darat sampai sekarang.
dengan laut, dari kapal laut sampai
dengan bus dan kereta api. Kereta api Metode Penelitian
memang sudah sejak zaman kolonial Penelitian ini menggunakan penelitian
sebagai angkutan yang paling banyak kualitatif deskriptif rasionalistik.
digunakan setelah kapal laut. Setelah Menurut Muhajir (1996), dengan
pemerintah belanda dahulu menggunakan metode ini maka
membangun jalan dan juga menuntut untuk lebih banyak terjun
membangun jalur kereta api dari langsung ke lapangan dengan metode
jakarta sampai ke surabaya. Kota tegal pengumpulan data dengan metode
tidak pernah terlepas dari transit yang pengamatan (observasi) dan metode
biasa dilakukan pada zaman dahulu. survey dan wawancara. Tujuan
Stasiun kereta api tegal yang dibangun penelitian ini adalah untuk mengetahui
oleh belanda pada tahun 1918 ini bahwa gevel sebagai karakter
sampai sekarang masih bisa bangunan kolonial dengan fungsi
dimanfaatkan sebagai stasiun kereta rumah tinggal di kawasan cagar
api besar Kota Tegal. Dan bangunan budaya kota tegal. Dengan mencari
selain sasiun kereta api ada bangunan data dilapangan langsung survey dan
gedung SCS milik KAI yang juga mencari narasumber yang bisa
sebagai bangunan cagar budaya, ada diwawancarai sebagai bahan untuk
gedung DPRD yang mempunyai analisa.
langgam arsitektur romawi dengan
kolom yang besar juga masih banyak
lagi. Lokasi Penelitian
Sesuai dengan UU cagar budaya ada
beberapa bangunan di Kota Tegal Kota Tegal sebagai salah satu daerah
masuk dalam bangunan cagar budaya, otonom di Provinsi Jawa Tengah yang
diantaranya ada pendopo Kota Tegal, terletak 109o08’ sampai 109o10’ garis
Gedung DPRD Kota Tegal, Kantor bujur timur dan 6o50’ sampai 6o53’
Pos, Markas TNI AL Tegal, Stasiun garis lintang selatan. Letak geografis
Tegal, Gedung NIS, dan masih banyak Kota Tegal sangat strategis karena
beberapa bangunan yang masih berada di pertigaan jalur Kota besar
bertahan samapi sekarang. Purwokerto- Tegal- Jakarta dan
Menurut Ching (1979) fasad bangunan Semarang- Tegal- Jakarta. Batas-
merupakan “Komponen visual yang batas Wilayah Kota Tegal diantaranya
menjadi objek transformasi dan adalah : Sebelah Utara : Laut Jawa
modifikasi dari fasade bangunan dapat Sebelah Timur : Kabupaten Tegal
diamati dengan membuat klasifikasi Sebelah Selatan : Kabupaten Tegal
melalui prinsip-prinsip gagasan formatif Sebelah Barat : Kabupaten Brebes
yang menekankan pada geometri,
Berdasarkan laporan tahunan Survei
simetri, kontras, ritme, proporsi dan
Pertanian (SP-VA) yang dilakukan oleh
skala “
2
BPS, luas wilayah Kota Tegal adalah Cagar Budaya, dan Kawasan Cagar
39,68 km2. Luas tersebut sekitar 0,11 Budaya di darat dan/atau di air yang
% dari luas Propinsi Jawa Tengah. perlu dilestarikan keberadaannya
Secara administrasi Kota Tegal dibagi karena memiliki nilai penting bagi
menjadi 4 kecamatan dengan 27 sejarah, ilmu pengetahuan,
Kelurahan, dengan wilayah terluas pendidikan, agama, dan/atau
adalah Kecamatan Tegal barat kebudayaan melalui proses
sebesar 15,13 km2 disusul Kecamatan penetapan.
Margadana seluas 11,76 km2,
Kecamatan Tegal Selatan 6,43 km2 Gaya Arsitektur Indische Empire
dan Kecamatan Tegal Timur seluas
Arsitektur Indische Empire adalah gaya
6,36 km2.
yang berkembang di abad ke-19 di
Menurut RJMD (Rencana Jangka Hindia Belanda. Gaya arsitektur
Menengah Daerah) Kota Tegal pada dipopulerkan oleh Gubernur Jenderal
bagian kawasan cagar budaya HW Daendles (1808-1811). Ciri-ciri
ditentukan bagian cagar budaya pada gaya arsitektur Indische Empire,
kelurahan panggung kecamatan Tegal sebagai berikut
Timur, kelurahan mangkukusuman
(Hadinoto, 2010: 149):
Kecamatan Tegal Timur, dan
kelurahan tegalsari Kecamatan Tegal a. denah bangunan berbentuk simetri.
Barat. Lokasi penelitian terletak di jalan b. terdapat ruang tengah yang terdiri
gajah mada kelurahan tegalsari dari kamar tidur.
kecamatan Tegal Barat sehingga c. Kamar Central secara langsung
kawasan ini sudah masuk kawasan berkaitan dengan teras depan dan
cagar budaya. belakang (Voor Galerij dan Achter)
d. Teras biasanya sangat luas dan
Kajian Pustaka
pada salah satu ujung ada deretan
Benda cagar budaya adalah benda Yunani atau kolom gaya Romawi
buatan manusia, bergerak atau tidak (Doric, Ionic, Corinthian).
bergerak yang berupa kesatuan atau e. Dapur, kamar mandi/WC,
kelompok, atau bagian-bagian atau penyimpanan dan area layanan
sisa-sisanya, yang berumur sekurang- lainnya adalah bagian yang terpisah
kurangnya 50 (lima puluh) tahun, atau dari bangunan utama dan terletak di
mewakili masa gaya yang khas dan bagian belakang.
mewakili masa gaya sekurang- f. Kadang-kadang di samping
kurangnya 50 (lima puluh) tahun, serta bangunan utama ada paviliun, yang
dianggap mempunyai nilai penting bagi digunakan sebagai kamar tidur tamu.
sejarah, ilmu pengetahuan, dan g. Rumah skala besar, biasanya
kebudayaan; dan benda alam yang terletak di sebidang tanah dengan
dianggap mempunyai nilai penting bagi taman depan dan sisi belakang.
sejarah, ilmu pengetahuan, dan
kebudayaan (UU No. 5/1992 Pasal 1). Gaya Arsitektur Transisi (1890-1915)

Menurut undang undang rebuplik Arsitektur transisi plagiarisme Romatik


indonesia yang menatur tentang gaya arsitektur Eropa
bangunan onservasi dan bangunan (Handinoto,2010:125). Bangunan gaya
cagar budaya sudah ada pada UU No arsitektur transisi sebagian besar
10 Tahun 2011 yang sebelumnya telah
dirancang oleh inspektur bangunan
diperbaharui dari UU Tahun 1992.
yang bekerja ganda pada departemen
Cagar Budaya adalah warisan budaya
pengembangan pemerintah Belanda
bersifat kebendaan berupa Benda
(Handinoto 2010: 128).
Cagar Budaya, Bangunan Cagar
Budaya, Struktur Cagar Budaya, Situs
3
Menurut Handinoto (2010: 1414) gaya hayat, kepala kuda, atau roda
arsitektur transisi tidak hanya matahari.
bangunan ala militer, tetapi juga gaya
bangunan umum atau pemerintah 5. Ballustrade, ballustrade adalah
lainnya yang dibangun pada abad ke- pagar yang biasanya terbuat dari
19 sampai awal abad ke-20, seperti: beton cor yang digunakan sebagai
bangunan pagar pembatas balkon, atau dek
bangunan;
kantor PTT (Pos, Telegraaf en
Telefoon) di Jogyakarta (dirancang 6. Bouvenlicht/Lubang ventilasi,
pada tahun 1910 dan dibangun pada bouvenlicht adalah bukaan pada
tahun 1912); bagian wajah bangunan yang
berfungsi untuk memenuhi kebutuhan
Kantor pos Medan (1909), dan markas kesehatan dan kenyamanan termal.
"Nillmij" Jakarta (1909).
7. Windwijzer (Penunjuk angin),
Gaya Arsitektur Indo-Eropah (1920- merupakan ornament yang diletakkan
1930) di atas nok atap. Ornamen ini
berfungsi sebagai penunjuk arah
Arsitektur Indo-Eropah diarahkan pada angin;
bangunan yang memiliki bentuk
campuran arsitektur Nusantara dan 8. Nok Acroterie (Hiasan puncak
arsitektur modern disesuaikan iklim, atap), terletak di bagian puncak atap.
bahan bangunan dan teknologi yang Ornamen ini dulunya dipakai pada
berkembang pada saat itu (Handinoto rumah-rumah petani di Belanda, dan
2010:86). Gaya arsitektur Indo-Eropa terbuat dari daun alang-alang.
yang didirikan oleh arsitek Henri
Maclaine Pont, Thomas Karsten, dan 9. Geveltoppen (Hiasan kemuncak
Hendrik Petrus Berlage. Institut atap depan); - Voorschot, berbentuk
Teknologi Bandung adalah bangunan segitiga dan terletak di bagian depan
menganut gaya arsitektur Indo-Eropa. rumah.

Menurut Handinoto dalam bukunya Gevel yang ada pada bagian rumah
(1996) tentang ciri ciri bangunan yang berarsitektur kolonial yang ada
kolonial sebagai berikut : dikawasan cagar budaya sebagai
bagian dari karakter yang ada pada
1. Gable/gevel, berada pada bangunan dengan fungsi rumah
bagian tampak bangunan, berbentuk tinggal.
segitiga yang mengikuti bentukan atap.
2. Tower/Menara, variasi
bentuknya beragam, mulai dari bulat, Data
kotak atau segi empat ramping, segi
enam, atau bentuk-bentuk geometris
lainnya,
3. Dormer/Cerobong asap semu,
berfungsi untuk penghawaan dan
pencahayaan. Di tempat asalnya,
Belanda, dormer biasanya menjulang
tinggi dan digunakan sebagai ruang
atau cerobong asap untuk perapian.
4. Tympannon/Tadah angin,
merupakan lambing masa prakristen
yang diwujudkan dalam bentuk pohon
4
Bangunan Rumah Tinggal
Kosong

Bangunan Rumah Tinggal


5
Alamat jalan gajah mada
Kota Tegal

Bangunan Rumah Tinggal


Kosong

Bangunan Rumah Tinggal


6.
Alamat jalan gajah mada
Kota Tegal

Bangunan Rumah Tinggal


Kosong
Bangunan Rumah Tinggal
Data yang didapat dilapangan berada 7.
Alamat jalan gajah mada
pada kelurahan tegalsari kecamatan Kota Tegal

tegal barat Kota Tegal. Ada 20 sampel


dari total 30 bangunan dengan fungsi
sebagai rumah tinggal. Bangunan Rumah Tinggal
Kosong

No Objek Penelitian Fungsi Bangunan


Bangunan Rumah Tinggal
8.
Alamat jalan gajah mada
Rumah Tinggal Kota Tegal
Bangunan Rumah Tinggal
1.
Alamat jalan gajah mada
Kota Tegal

Bangunan Rumah Tinggal


kosong

Bangunan Kantor Kosong Bangunan Rumah Tinggal

Bangunan Rumah Tinggal 9.


Alamat jalan gajah mada
sekarang menjadi kantor
Kota Tegal
kosong
2.
Alamat jalan gajah mada
Kota Tegal

Bangunan rumah tinggal


Bangunan Rumah Tinggal
10.
Rumah Tinggal Alamat jalan gajah mada
Kota Tegal

Bangunan Rumah Tinggal


3. Bangunan klinik kesehatan
Alamat jalan gajah mada herbal
Kota Tegal
Bangunan Rumah Tinggal
sekarang menjadi klinik
kesehatan herbal
11

Alamat jalan gajah mada


Bangunan Rumah Tinggal Kota Tegal
Kosong
Bangunan Rumah Tinggal

4.
Alamat jalan gajah mada
Kota Tegal Kantor minuman Yakult Tegal

Bangunan Rumah Tinggal


sekarang kantor yakult
12.
Alamat jalan gajah mada
Kota Tegal

Bangunan Rumah Tinggal


13. Bangunan rumah Tinggal kosong

Alamat jalan gajah mada

5
Kota Tegal Bent
uk
Bentuk
gevel
No Objek Penelitian Gevel gevel
tidak
segitiga
segiti
ga
Bangunan pertokoan kosong
Bangunan rumah tinggal Rumah Tinggal
menjadi toko kosong
14.
Alamat jalan gajah mada
Kota Tegal 1. V

Bangunan rumah tinggal


Bangunan Rumah Tinggal
15. Bangunan Kantor Kosong
Alamat jalan gajah mada
Kota Tegal

Bangunan Rumah Tinggal


Bangunan Rumah Tinggal 2. V V
16.
Alamat jalan gajah mada
Kota Tegal

Bangunan Toko Kosong


Bangunan Rumah Tinggal Rumah Tinggal
sekarang toko kosong
17.
Alamat jalan gajah mada
Kota Tegal 3. V V

Restoran Padang
Bangunan Rumah Tinggal
sekarang restoran padang
18.
Bangunan Rumah Tinggal
Alamat jalan gajah mada Kosong
Kota Tegal

4. V V
Bangunan Kosong
Bangunan Rumah Tinggal
19..
Alamat jalan gajah mada
Kota Tegal Bangunan Rumah Tinggal
Kosong

Bangunan Rumah Tinggal


Bangunan Rumah Tinggal 5 V V
20.
Alamat jalan gajah mada
Kota Tegal

Bangunan Rumah Tinggal


Bangunan Rumah Tinggal Kosong
Bangunan Rumah Tinggal
21.
Alamat jalan gajah mada
Kota Tegal 6. V V

Bangunan Rumah Tinggal

Bangunan Rumah Tinggal


Bangunan Rumah Tinggal
22. Kosong
Alamat jalan gajah mada
Kota Tegal

7. V V

Analisa Bangunan Rumah Tinggal


Kosong

Dari data yang telah peneliti survey


maka bisa diketahui ada skitar 22 8. V V

sampel ,ada beberapa bagian gavel


yang tidak berbentuk segitiga tetapi
berbentuk persegi bisa dikatakan gevel 9.
Bangunan Rumah Tinggal
V V
kosong
yang mirip dengan tympanon, pada
tahap analisa ini peneliti akan melihat
dan mendata apakah benar dari 22
bangunan tersebut mempunyai gevel.

6
Bangunan rumah tinggal Bangunan Rumah Tinggal

20. V V

10. V V
Bangunan Rumah Tinggal

Bangunan klinik kesehatan 21. V


herbal

Bangunan Rumah Tinggal


11 V V

22. V V

Kantor minuman Yakult Tegal

12. V V

Dari 22 bangunan yang telah dianalisa


ada 3 bangunan yang memang
Bangunan rumah Tinggal mempunyai gevel tapi tidak berbentuk
kosong
segitiga atau bisa dikatakan itu
13. V V
tympanon yang hampir mirip dengan
gevel.
Bangunan pertokoan kosong

Bentuk dan ukuran gavel hampir mirip


satu dengan yang lainnya dan bentuk
14. V
ornamennya juga mirip atau bisa
dikatakan sama persis.
Bangunan rumah tinggal Kesimpulan

15. V V Dari analisa diatas bisa diambil


kesimpulan bahwa hampir dari
sepanjang jalan gajah mada Kota
Bangunan Rumah Tinggal
Tegal bangunan kolonial dengan
fungsi rumah tinggal hampir semua
16. V V memiliki gevel pada rumahnya. Dalam
handinoto (2010) bahwa ciri dari
bangunan kolonial yaitu adanya gevel /
Bangunan Toko Kosong
gable. Dari 22 bangunan hanya 19
yang mempunyai gevel dan yang 3
dengan tympanon yang sekilas mirip
17. V V
dengan gevel.
Bisa dikatakan bahwa karakter
Restoran Padang
bangunan kolonial dengan fungsi
rumah tinggal di jalan gajahmada Kota
18. V V
Tegal ini memiliki karakter adanya
gevel atau bentuk atap segitiga yang
19.. Bangunan Kosong V V
ada di depan bangunan.

7
Daftar Pustaka Utomo, Tri Prasetyo. 2005.
Tipologi dan Pelestarian Bangunan
Berry, Wendell. 1980. Good Bersejarah; Sebuah Pemahaman
Neighbors, Building Next to History: Melalui Proses Komunikasi. Jurnal
Design Guidelines Handbook. State Seni Rupa STSI Surakarta. 2 (1): 71-
Historical of Colorado. Colorado. 79.

DK. Ching. 2000. Arsitektur Veronica A., Kumurur. 2015.


bentuk ruang dan tatanan. Edisi ketiga. Pengaruh Gaya Arsitektur Kolonial
Jakarta. Erlangga. Belanda pada Bangunan Bersejarah di
Kawasan Manado Kota Lama
Handinoto. 1996. Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2015.
Perkembangan Kota dan Arsitektur
Kolonial Belanda di Surabaya 1870-
1940. Diterbitkan atas Kerja Sama
Lembaga Penelitian dan Pengabdian
Kepada Masyarakat Universitas
Kristen Petra Surabaya dan Penerbit
Andi. Yogyakarta: Andi Offset.

Hadinoto. 2010. Arsitektur dan


Kota-kota di Jawa. pada Masa
Kolonial. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Krier, Rob. 2001. Komposisi


Arsitektur. Terjemahan Effendi
Setiadharma. Jakarta: Erlangga

Mulyadi, L & G. Sukowiyono.


(2014). Kajian Bangunan Bersejarah di
Kota Malang sebagai Pusaka Kota
(Urban Heritage) Pendekatan Persepsi
Masyarakat - Prosiding Temu Ilmiah
IPLBI 2014. Bandung.
Ronald, Arya, 1997, Arsitektur
Indo – Studi Kasus di Kota Padang,
Medan dan Yogyakarta, Diskusi Ilmiah
Arkeologi VIII Pelestarian dan
pemanfaatan Bangunan Indis,
Yogyakarta.
Sumalyo, Yulianto. 1993.
Arsitektur Kolonial Belanda Di
Indonesia. UGM Press. Yogyakarta.

Das könnte Ihnen auch gefallen