Sie sind auf Seite 1von 10

ANALISIS PELAKSANAAN RELOKASI PEDAGANG KAKI LIMA DI PASAR

SIMPANG PADANG DURI KECAMATAN MANDAU KABUPATEN BENGKALIS


Oleh:Ayu Ulfiani Hidayah
ayu.ulfiani@student.unri.ac.id
Pembimbing: Dr. H. Zaili Rusli SD, M.Si.
Jurusan Ilmu Administrasi - Program Studi Ilmu Administrasi Negara
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Riau
Kampus Bina Widya Jl. HR Soebrantas Km. 12,5 Simpang Baru Pekanbaru 28293
Telp/Fax 0761-63272

Abstract
The street vendors who occupy the street shoulder at Pasar Simpang Padang Duri
causing traffic disruption. Implementation of the relocation of street vendors by Bengkalis
Government through the Department of Market and Hygiene aims to give a decent place for
the vendors and regularity of the market can be maintained. The location provided was
adjusted by the number of vendors who will be relocated. However, the vendors are still
reluctant to occupy a new location with a variety of reasons. This study aims to investigate
the management of implementation and the factors that affect the implementation of the
relocation of street vendors in Pasar Simpang Padang Duri. The concept of the theory used is
the management theory propounded by G. R. Terrry consisting of planning, organizing,
actuating, and controlling. This study uses descriptive qualitative research. The data collected
through interviews, documentation, and observation. The results showed that the
management in the implementation of the relocation of street vendors in Pasar Simpang
Padang Duri have done pretty well. And the factors that affect the implementation of this
relocation is budget, participation, coordination, and infrastructure. There are still some
shortcomings in the implementation of this relocation, so the relocation of street vendors have
not reached the goals set earlier.

Keywords: management, street vendors, relocation.

Latar Belakang
Pedagang kaki lima adalah pelaku 2. Tidak memiliki surat izin usaha;
usaha yang melakukan usaha perdagangan 3. Tidak teratur dalam kegiatan usaha,
dengan menggunakan sarana usaha baik ditinjau dari tempat usaha, jenis
bergerak maupun tidak bergerak, usaha maupun jam kerja;
menggunakan prasarana kota, fasilitas 4. Bergerombol di trotoar atau di tepi-
sosial, fasilitas umum, lahan dan bangunan tepi jalan protokol, di pusat-pusat
milik pemerintah dan/atau swasta yang keramaian:
bersifat sementara atau/tidak menetap 5. Menjajakan barang dagangannya
(Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor sambil berteriak, kadang berlari
41 Tahun 2012 tentang Pedoman Penataan mendekati konsumen;
dan Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima). 6. Teknologi yang dipergunakan sangat
Adapun ciri-ciri pedagang kaki lima sederhana;
sebagai kegiatan sektor informal ini adalah 7. Modal usaha relatif kecil, barang
sebagai berikut: dagangan milik sendiri atau orang
1. Kegiatan usaha tidak terorganisir lain.
dengan baik; (Alma, 2004: 78)
JOM FISIP Vol. 4 No. 1 – Februari 2017 Page 1
Pertumbuhan jumlah penduduk disebabkan adanya perbedaan antara dua
yang semakin melesat tidak sebanding pihak, yaitu pihak pedagang kaki lima dan
dengan jumlah lapangan pekerjaan yang pemerintah. Saat pedagang kaki lima
tersedia, sehingga banyak penduduk yang belum begitu banyak seperti saat ini,
lebih memilih untuk berdagang sebagai keberadaan pedagang kaki lima tidak
rutinitas untuk memenuhi kebutuhan menjadi masalah yang serius. Namun
hidupnya. Pedagang dengan modal kecil seiring dengan perencanaan pembangunan
dan tanpa lokasi berdagang yang memadai yang diikuti dengan menjamurnya usaha
inilah yang akhirnya menjadi pedagang disektor informal, pedagang kaki lima
kaki lima. menjadi masalah serius dan memerlukan
Keberadaan pedagang kaki lima perhatian dari berbagai pihak, karena
sering kali dipermasalahkan karena pedagang kaki lima tidak hanya sekedar
berbagai alasan, antara lain: menyebabkan masalah, tetapi juga
1. Pemanfaatan ruang publik oleh memiliki potensi positif dalam
pedagang kaki lima yang bukan meningkatkan ekonomi masyarakat dan
peruntukannya dapat mengganggu pemerintah daerah.
aktifitas orang lain Pedagang kaki lima merupakan salah
2. Keberadaan pedagang kaki lima satu contoh usaha di sektor informal yang
menyebabkan kacaunya tata ruang mempunyai kontribusi dalam peningkatan
kota pemasukan Pendapatan Asli Daerah
3. Pedagang kaki lima dapat (PAD), yang memiliki peran untuk
menyebabkan pencemaran mendukung pelaksanaan otonomi daerah.
lingkungan Kontribusi pedagang kaki lima ini tidak
4. Menyebabkan kerawanan tindak bisa dianggap remeh, karena kontribusi
kejahatan yang diberikan oleh pedagang kaki lima
Sektor informal seperti pedagang terbilang cukup besar.
kaki lima merupakan dampak dari Pedagang kaki lima sebagai unit dari
banyaknya masyarakat miskin dan tidak usaha di sektor informal mempunyai
mengenyam pendidikan formal. Pedagang potensi yang cukup besar untuk membuka
kaki lima ini muncul dikarenakan kurang dan memprluas lapangan pekerjaan,
tersedianya lapangan pekerjaan bagi terutama unutk tenaga kerja yang memiliki
masyarakat yang kurang berpendidikan. tingkat pendidikan rendah dan kurang
Dikarenakan kurangnya pendidikan untuk memiliki kemampuan dan keahlian yang
mendapatkan pekerjaan dan tidak memiliki memadai untuk dapat bekerja di sektor
pendapatan ekonomi yang mencukupi, formal. Pedagang kaki lima juga mampu
mereka memilih untuk berdagang di memberikan pelayanan terhadap
pinggiran jalan demi mencukupi kebutuhan masyarakat yang
kebutuhan sehari-hari. Kegiatan pedagang berpenghasilan menengah ke bawah.
kaki lima ini dipilih karena pekerjaan ini Kegiatan relokasi pedagang kaki
sesuai dengan kemampuan yang mereka lima yang dicanangkan oleh Pemerintah
miliki, yaitu tidak membutuhkan Daerah Kabupaten Bengkalis merupakan
pendidikan yang tinggi untuk solusi dari pelaksanaan ketertiban umum
menjalankannya, tidak membutuhkan yang dijalankan oleh Satuan Polisi
modal yang begitu besar, dan mudah untuk Pamong Praja yang dulunya para pedagang
mengerjakannya. kaki lima hanya ditertibkan tanpa diberi
Seperti masalah sektor informal pada solusi agar pedagang kaki lima tersebut
umumnya, pedagang kaki lima juga tidak kembali menempati lokasi yang
menyebabkan sejumlah permasalahan. bukan peruntukannya. Oleh karena itu,
Awal permasalahan pedagang kaki lima Pemerintah Daerah Kabupaten Bengkalis
JOM FISIP Vol. 4 No. 1 – Februari 2017 Page 2
memberi solusi dengan memberi tempat Inpres, serta pedagang buah dan makanan
baru yang sesuai peruntukannya bagi ke Pujasera.
pedagang kaki lima tersebut melalui Dinas Tidak seperti yang diharapkan,
Pasar dan Kebersihan Kabupaten beberapa hari setelah relokasi dilaksanakan
Bengkalis. ternyata para pedagang kaki lima kembali
Dinas Pasar dan Kebersihan membanjiri bahu jalan Pasar Simpang
Kabupaten Bengkalis selaku pelaksana Padang Duri. Mereka enggan menempati
kegiatan relokasi pedagang kaki lima di lokasi yang baru dikarenakan berbagai
Pasar Simpang Padang Duri mempunyai macam alasan. Pemerintah Kecamatan
tugas pokok melaksanakan urusan Mandau tidak tinggal diam dengan
Pemerintah Daerah berdasarkan asas keadaan ini. Para pedagang kaki lima
otonomi dan tugas pembantuan di bidang akhirnya dipindahkan secara paksa atau
Pasar dan Kebersihan serta tugas-tugas yang dikenal dengan istilah penertiban.
lain yang diserahkan Kepala Daerah Penertiban ini dilakukan oleh tim
sesuai dengan ketentuan yang berlaku. gabungan yang beranggotakan Satuan
Bidang pasar dalam dinas ini juga Polisi Pamong Praja 40 orang, Koramil 06
mempunyai tugas pokok melaksanaakan Mandau 5 orang, Polsek Mandau 6 orang,
pengkoordinasian di bidang pasar yang UPT Dishubkominfo 10 orang dan UPT
meliputi sarana dan prasarana pasar, Dinas Pasar dan Kebersihan 10 orang.
pengelolaan pasar dan ketertiban pasar. Dengan berbagai pertimbangan,
Sehingga Dinas Pasar dan Kebersihan seperti menjamurnya pedagang kaki lima
Kabupaten Bengkalis inilah yang dijadikan di Pasar Simpang Padang Duri, relokasi
pelaksana dari kegiatan relokasi pedagang yang telah dilakukan oleh instansi terkait,
kaki lima di Pasar Simpang Padang Duri. hingga kembalinya para pedagang kaki
Selain itu, tugas Satuan Polisi lima ke bahu jalan Pasar Simpang Padang
Pamong Praja seperti yang tertulis dalam Duri dan menggunakan bahu jalan sebagai
Peraturan Daerah Kabupaten Bengkalis tempat berdagang yang akhirnya
Nomor 4 Tahun 2012 tentang Organisasi menyebabkan kemacetan. Maka peneliti
dan Tata Kerja Satuan Polisi Pamong Praja merasa perlu untuk meneliti tentang
Kabupaten Bengkalis Pasal 3 yang analisis pelaksanaan relokasi pedagang
berbunyi “Satuan Polisi Pamong Praja kaki lima di Pasar Simpang Padang Duri
mempunyai tugas menegakkan Peraturan Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis.
Daerah, Peraturan Bupati dan Keputusan
Bupati, menyelenggarakan ketertiban
umum dan ketentraman masyarakat serta Rumusan Masalah
perlindungan masyarakat”. Oleh karena 1. Bagaimana pelaksanaan relokasi
itu, Satuan Polisi Pamong Praja pedagang kaki lima di Pasar
merupakan pelaksana ketertiban umum di Simpang Padang Duri Kecamatan
daerah termasuk penertiban pedagang kaki Mandau Kabupaten Bengkalis ?
lima. 2. Apa saja faktor-faktor yang
Relokasi pedagang kaki lima mempengaruhi pelaksanaan relokasi
sebanyak 393 orang di Pasar Simpang pedagang kaki lima di Pasar
Padang Duri tersebut telah dilaksanakan Simpang Padang Duri Kecamatan
pada 26-27 Februari 2015. Para pedagang Mandau Kabupaten Bengkalis ?
kaki lima tersebut dipindahkan ke Pasar
Mandau Raya, Pasar Inpres, dan Pujasera. Konsep Teori
Dengan pembagian pedagang pakaian dan Menurut (Terry, 1992: 1)
aksesoris ke Pasar Mandau Raya, manajemen adalah suatu proses atau
pedagang sayur dan rempah ke Pasar kerangka kerja, yang melibatkan

JOM FISIP Vol. 4 No. 1 – Februari 2017 Page 3


bimbingan atau pengarahan suatu 1. Kepala Seksi Ketertiban Pasar Dinas
kelompok orang-orang kearah tujuan- Pasar dan Kebersihan Kabupaten
tujuan organisasional atau maksud-maksud Bengkalis.
yang nyata. Manajemen adalah suatu
kegiatan, pelaksanaannya adalah
“managing” atau pengelolaan, sedang
pelaksananya disebut manajer atau 4. Jenis dan Sumber Data
pengelola. a. Data Primer
(Terry dalam Badrudin, 2014: 3) Data Primer merupakan data yang
mendefinisikan manajemen sebagai suatu diperoleh langsung dari narasumber atau
proses khas yang terdiri dari tindakan- informan yang berkaitan langsung dengan
tindakan perencanaan, pengorganisasian, permasalahan yang sedang diteliti melalui
penggerakan, dan pengendalian yang wawancara dan observasi.
dilakukan untuk mencapai tujuan dan
sasaran yang telah ditetapkan melalui b. Data Sekunder
pemanfaatan sumber daya manusia dan Data Sekunder merupakan data yang
sumber daya lainnya. sudah jelas dan tersedia yang diperoleh
Fungsi pokok atau tahapan-tahapan dari instansi terkait sebagai data tidak
dalam manjemen merupakan suatu proses langsung. Data sekunder juga dapat berupa
yang meliputi hal-hal sebagai berikut majalah, buletin, publikasi dari berbagai
sebagaimana yang diungkapkan (Terry organisasi, lampiran-lampiran dari badan-
dalam Manullang, 2012: 8) yaitu: badan resmi seperti kementerian-
1. Perencanaan (planning) kementerian, hasil-hasil studi, tesis, hasil
2. Pengorganisasian (organizing) survei, studi historis, dan sebagainya.
3. Penggerakkan (actuating)
4. Pengawasan (controling) 5. Teknik Pengumplan Data
a. Wawancara
Metode Penelitian Wawancara merupakan teknik
1. Jenis Penelitian pengumpulan data yang dilakukan melalui
Adapun dalam penelitian ini, peneliti komunikasi langsung antara informan dan
menggunakan jenis penelitian deskriptif peneliti untuk mengetahui hal-hal awal
kualitatif. mengenai masalah yang diteliti maupun
hal-hal yang lebih mendalam.
2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Pasar b. Dokumentasi
Simpang Padang Duri Kecamatan Mandau Dokumentasi dilakukan dengan cara
Kabupaten Bengkalis, Dinas Pasar dan pengambilan data-data melalui dokumen-
Kebersihan Kabupaten Bengkalis, UPT dokumen. Dokumentasi bertujuan untuk
Dinas Pasar dan Kebersihan Kecamatan melengkapi data yang bersumber dari
Mandau, serta Kantor Unit Pelaksana dokumen-dokumen yang berhubungan
Satuan Polisi Pamong Praja Kecamatan dengan masalah yang diteliti, seperti file,
Mandau. foto, dan lain-lain.

3. Informan Penelitian c. Observasi


Cara menentukan informan dalam Observasi sebagai teknik
penelitian ini adalah dengan menggunakan pengumpulan data mempunyai ciri yang
teknik purposive sampling, yaitu: spesifik bila dibandingkan dengan teknik
wawancara. Kalau wawancara selalu
berkomunikasi dengan orang, maka

JOM FISIP Vol. 4 No. 1 – Februari 2017 Page 4


observasi tidak terbatas pada orang, tetapi Kedua, ialah untuk memperlancar arus
juga obyek-obyek alam yang lain lalu lintas di jalan sudirman duri”.
(Sugiyono, 2007: 165). Observasi (Wawancara dengan Bapak Suhaimi,
dilakukan dengan cara mengadakan S.H. Kepala Seksi Ketertiban Pasar
pengamatan secara langsung terhadap Dinas Pasar dan Kebersihan
obyek penelitian untuk mendapatkan Kabupaten Bengkalis periode 2014-
gambaran sebenarnya dari masalah yang 2016. 28 November 2016)
diteliti.
Berdasarkan hasil wawancara di
6. Teknik Analisis Data atas, dapat diketahui bahwa tujuan dari
Penelitian ini menggunakan metode dilaksanakannya relokasi pedagang
penelitian kualitatif dan model interaktif. kaki lima adalah untuk memberikan
Dalam model interaktif ada tiga komponen tempat yang lebih layak bagi para
kegiatan yang terjadi secara bersamaan, pedagang kaki lima untuk berdagang.
tiga komponen pokok tersebut adalah Selain itu, relokasi juga bertujuan
reduksi data, penyajian data dan penarikan untuk memperlancar arus lalu lintas
kesimpulan (Miles dan Huberman, 1992: dalam rangka pelaksanaan ketertiban
16) umum di Jalan Jendral Sudirman Duri
yang selama ini terhambat akibat
padatnya pedagang kaki lima yang
HASIL PENELITIAN DAN menempati bahu jalan. Walaupun
PEMBAHASAN pemerintah telah memiliki tujuan yang
ingin dicapai, namun masih terdapat
A. Pelaksanaan Relokasi Pedagang
rintangan yang sering terjadi dalam
Kaki Lima di Pasar Simpang
pelaksanaan kegiatan tersebut
Padang Duri Kecamatan Mandau
akibatnya menjadi hambatan dalam
Kabupaten Bengkalis
pelaksanaan relokasi.
1. Perencanaan (planning)
Selain berdasarkan hasil
Sebelum melaksanakan relokasi
wawancara, peneliti juga menemukan
pedagang kaki lima, Pemerintah
fakta serupa dari hasil dokumentasi,
Daerah melalui Dinas Pasar dan
yaitu tujuan dilakukannya relokasi ini
Kebersihan Kabupaten Bengkalis telah
berdasarkan Surat Keputusan Bupati
menetapkan tujuan dari rencana
Bengkalis Nomor: 800/KPTS/DPK-
tersebut. Tujuan yang ingin dicapai
CEK/2014/256 bahwa dalam rangka
dalam rencana kerja ini adalah untuk
untuk meningkatkan pelayanan bagi
mewujudkan adanya ketertiban umum
masyarakat khususnya pedagang kaki
di Kecamatan Mandau.
lima yang berjualan di kiri dan knan
Data dan informasi mengenai
jalan Sudirman dan pasar pemerintah
penetapan tujuan yang peneliti
lainnya termasuk pedagang kaki lima
dapatkan berdasarkan hasil wawancara
yang berjualan di jalan-jalan umum
yang peneliti lakukan, dapat dilihat
yang mengakibatkan terganggunya
dari hasil wawancara berikut:
arus lalu lintas perlu dilakukan
optimalisasi/sosialisasi terhadap para
“Relokasi pedagang pada tahun 2014,
pedagang yang bersangkutan termasuk
tujuannya yang pertama adalah untuk
wacana pemindahan ke lokasi pasar
memindahkan pedagang dari jalan
yang telah di persiapkan oleh
sudirman untuk kita pindahkan ke
Pemerintah Kabupaten Bengkalis.
pusat jajanan yang kita sebut namanya
kebijakan yang menjadi dasar
pujasera dan pasar modern duri.
pelaksanaan relokasi pedagang kaki
JOM FISIP Vol. 4 No. 1 – Februari 2017 Page 5
lima ini tertuang di dalam Peraturan kaki lima Jalan Jenderal Sudirman
Daerah Kabupaten Bengkalis Nomor ke Pasar Mandau Raya termasuk
27 Tahun 1997 tentang Ketertiban pedagang kaki lima yang berada di
Umum Pasal 16 yang berbunyi Pasar Pemerintah lainnya di
“Dilarang menempatkan benda/barang Kecamatan Mandau.
dalam bentuk apapun di tepi/pinggir 2. Melakukan pengawasan
jalan umum, jalur hijau, taman, dan pelaksanaan kegiatan sosialisasi
tempat umum lainnya baik untuk pemindahan pedagang kaki lima
tujuan berdagang/usaha maupun tidak Jalan Jenderal Sudirman ke Pasar
untuk berdagang/usaha kecuali di Mandau Raya Kecamatan Mandau.
tempat-tempat yang telah diizinkan 3. Melaksanakan kegiatan/program
oleh Kepala Daerah atau pejabat yang masing-masing satuan kerja
telah ditunjuk untuk itu”. Dan perangkat daerah (SKPD) sejalan
diperkuat dengan dikeluarkannya Surat dengan pemindahan para pedagang
Keputusan Bupati Bengkalis Nomor: kaki lima Jalan Jenderal Sudirman.
800/KPTS/DPK-CEK/2014/256
Tentang Penetapan Tim Sosialisasi 3. Penggerakkan (actuating)
Relokasi Pedagang Kaki Lima ke Pasar Data dan informasi mengenai
Mandau Raya Kecamatan Mandau penggerakkan dalam pelaksanaan
pada Mei 2014. relokasi pedagang kaki lima di
Program yang dijalankan oleh Kecamatan Mandau yang peneliti
Dinas Pasar dan Kebersihan Kabupaten dapatkan berdasarkan hasil wawancara
Bengkalis sebagai pelaksana kegiatan yang peneliti lakukan, dapat dilihat
relokasi pedagang kaki lima, yaitu dari hasil wawancara berikut:
memberikan fasilitas yang memadai “Kita sering melakukan
bagi pedagang kaki lima yang koordinasi, rapat-rapat ditingkat
direlokasi dengan menyediakan kios, kecamatan, rapat-rapat tingkat
gerobak dan meja untuk berdagang. kebupaten, seringa kita lakukan,
Bahkan Dinas terkait juga memberikan dengan pkl, koramil, babinsar, dinas
keringanan dengan membebaskan perhubungan”.
pedagang kaki lima yang direlokasi “Pendataan pkl tidak tidak tahun,
dari pungutan retribusi pasar dan biaya yang setiap tahun itu penertibannya
kebersihan selama 6 (enam) bulan yaitu 4 kali dalam setahun”.
pertama masa relokasi. (Wawancara dengan Bapak
Suhaimi, S.H. Kepala Seksi
2. Pengorganisasian (organizing) Ketertiban Pasar Dinas Pasar dan
Berdasarkan Surat Keputusan Kebersihan Kabupaten Bengkalis
Bupati Bengkalis Nomor: periode 2014-2016. 28 November
800/KPTS/DPK-CEK/2014/256 2016)
Tentang Penetapan Tim Sosialisasi
Relokasi Pedagang Kaki Lima ke Berdasarkan hasil wawancara di
Pasar Mandau Raya Kecamatan atas, dapat diketahui bahwa
Mandau dapat diketahui bahwa telah penggerakkan telah dilakukan melalui
dibentuk tim sebagai pelaksana berbagai rapat yang telah dilakukan
relokasi pedagang kaki lima di Pasar baik di tingkat Kecamatan maupun di
Simpang Padang Duri. Tim ini tingkat Kabupaten. Dengan adanya
memiliki tugas sebagai berikut: komunikasi yang baik antara atasan
1. Melakukan persiapan dan dan bawahan dapat menunjang
sosialisasi pemindahan pedagang keberhasilan pelaksanaan kegiatan
JOM FISIP Vol. 4 No. 1 – Februari 2017 Page 6
pembangunan, dalam hal ini relokasi Padang Duri Kecamatan Mandau
pedagang kaki lima. Kabupaten Bengkalis
1. Anggaran
4. Pengawasan (controlling) Data dan informasi mengenai
Dalam mealukan pengawasan, anggaran yang peneliti dapatkan
harus ditetapkan suatu standar berdasarkan hasil wawancara yang
pengawasan, agar dapat menilai peneliti lakukan, dapat dilihat dari hasil
apakah kegiatan pembangunan tersebut wawancara berikut:
telah berjalan sebagaimana mestinya. “Faktor yang mempengaruhi
Data dan informasi mengenai relokasi itu yang pertama, faktor yang
penetapan standar dalam pelaksanaan mendukung pada waktu itu dana,
relokasi pedagang kaki lima di setiap pedagang kaki lima yang
Kecamatan Mandau yang peneliti direlokasi kita berikan bantuan dana 1
dapatkan berdasarkan hasil wawancara juta”.
yang peneliti lakukan, dapat dilihat (Wawancara dengan Bapak
dari hasil wawancara berikut: Suhaimi, S.H. Kepala Seksi
“Kita kebetulan kalo pengawasan Ketertiban Pasar Dinas Pasar dan
kemarin setelah relokasi itu untuk Kebersihan Kabupaten Bengkalis
pengawasan kita limpahkan kepada periode 2014-2016. 28 November
satpol pp kecamatan mandau, kalau 2016)
standarnya itu kemarin pengawasan
itu sifatnya semacam memakai shift Berdasarkan hasil wawancara
pagi, siang, malam”. diatas dapat diketahui bahwa dalam
(Wawancara dengan Bapak pelaksanaan relokasi pedagang kaki
Suhaimi, S.H. Kepala Seksi lima ini, anggaran menjadi faktor
Ketertiban Pasar Dinas Pasar dan pendukung keberhasilan kegiatan.
Kebersihan Kabupaten Bengkalis Tidak hanya anggaran yang memadai
periode 2014-2016. 28 November untuk persiapan pelaksanaan relokasi,
2016) namun juga untuk memberikan dana
bantuan pemindahan kepada para
Berdasarkan hasil wawancara di pedagang kaki lima. Dana ini diberikan
atas, dapat diketahui bahwa standar sebagai bentuk bantuan dari
yang digunakan adalah standar Satuan pemerintah kepada pedagang kaki lima
Polisi Pamong Praja dalam mengawasi yang direlokasi selama masa transisi di
ketertiban umum di masyarakat. lokasi yang baru.
Pengawasan dilakukan dengan cara
turun langsung ke lapangan dan 2. Partisipasi
melihat apakah para pedagang kaki “Kalau penghambatnya itu boleh
lima yang telah direlokasi tidak dikatakan Dari pedagang kaki lima itu
kembali menempati bahu jalan. sendiri sulit untuk memindahkannya,
Pengawasan ini dilakukan dengan karena berbagai macam alasan
menggunakan shift sebanyak 3 (tiga) pedagang kaki lima tersebut”.
kali sehari setelah dilakukannya (Wawancara dengan Bapak
relokasi. Suhaimi, S.H. Kepala Seksi
Ketertiban Pasar Dinas Pasar dan
B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebersihan Kabupaten Bengkalis
Pelaksanaan Relokasi Pedagang periode 2014-2016. 28 November
Kaki Lima di Pasar Simpang 2016)

JOM FISIP Vol. 4 No. 1 – Februari 2017 Page 7


Berdasarkan hasil wawancara di elemen di duri itu semuanya ikut kita
atas, dapat diketahui bahwa dalam libatkan seperti LAM, organisasi
pelaksanaan kegiatan relokasi kepemudaan, dll”.
pedagang kaki lima di Kecamatan (Wawancara dengan Bapak
Mandau ini masih terkendala akibat Suhaimi, S.H. Kepala Seksi
kurangnya partisipasi dari para Ketertiban Pasar Dinas Pasar dan
pedagang kaki lima itu sendiri dalam Kebersihan Kabupaten Bengkalis
membantu Pemerintah Daerah periode 2014-2016. 28 November
melaksanakan rencana kerjanya. 2016)

Berdasarkan hasil wawancara di


atas, dapat diketahui bahwa
Pemerintah Daerah melalui Dinas
3. Infrastruktur Pasar dan Kebersihan Kabupaten
“Tempat semua sudah kita siapkan, Bengkalis telah melakukan koordinasi
sudah kita lengkapi, pengamanannya dengan berbagai pihak, seperti Dinas
juga sudah ada. Kalo sarana kita Perhubungan, Komunikasi dan
waktu itu tidak ada masalah, waktu Informasi, Satuan Polisi Pamong Praja,
proses relokasi pedagang kaki lima Polri, LAM, dan organisasi
dari jalan jenderal sudirman ke kepemudaan yang ada di Kecamatan
pujasera dan pasar modern sultan Mandau.
syarif kasim kita sediakan mobil waktu
itu, seperti mobil pick up dan truk Kesimpulan
untuk membantu memindahkan Perencanaan yang dilakukan oleh
dagangan para pkl tersebut”. Pemerintah Daerah melalui Dinas Pasar
(Wawancara dengan Bapak dan Kebersihan Kabupaten Bengkalis
Suhaimi, S.H. Kepala Seksi dalam melaksanakan relokasi pedagang
Ketertiban Pasar Dinas Pasar dan kaki lima di Kecamatan Mandau yang
Kebersihan Kabupaten Bengkalis berpedoman kepada standar operasional
periode 2014-2016. 28 November prosedur ketertiban umum yang bertujuan
2016) untuk menata pedagang kaki lima dan
memperlancar arus lalu lintas demi
Berdasarkan wawancara di atas, mewujudkan ketertiban umum di
dapat diketahui bahwa infrastruktur Kecamatan Mandau.
dalam pelaksanaan relokasi pedagang Pengorganisasian dalan penetapan
kaki lima ini terbilang memadai. tugas, fungsi, wewenang, tanggung jawab,
Dilihat dari tempat yang telah dan koordinasi telah dilakukan oleh
disediakan oleh Pemerintah bagi Pemerintah Daerah melalui Dinas Pasar
pedagang kaki lima yang direlokasi dan Kebersihan Kabupaten Bengkalis
dan transportasi yang juga telah dalam pelaksanaan kegiatan
disediakan untuk mempermudah para pembangunan relokasi pedagang kaki
pedagang kaki lima memindahkan lima di kecamatan Mandau. Pembagian
dagangannya ke lokasi yang baru. tugas telah dilaksanakan berdasarkan
fungsi masing-masing instansi terkait.
4. Koordinasi Penggerakkan yang dilakukan dalam
“Kita kemarin waktu melakukan memberikan saran, bimbingan, dan
relokasi kalo perihal koordinasi tidak motivasi telah dilakukan berkali-kali baik
ada masalah, buktinya kita bisa di tingkat Kecamatan manupun di tingkat
memindahkan kemarin itu, dari semua Kabupaten.

JOM FISIP Vol. 4 No. 1 – Februari 2017 Page 8


Pengawasan dari pelaksanaan Herdiansyah, H. 2011. Metodologi
kegiatan relokasi pedagang kaki lima di Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu
Kecamatan Mandau ini dilakukan oleh Sosial. Salemba Humanika: Jakarta.
Satuan Polisi Pamong Praja selaku Manullang. 1981. Dasar-Dasar
pelaksana ketertiban umum. Manajemen. Ghalia Indonesia:
Faktor-faktor yang mempengaruhi Jakarta.
keberhasilan pelaksanaan relokasi _____. 2012. Dasar-Dasar Manajemen.
pedagang kaki lima di Kecamatan Gadjah Mada University Press:
Mandau Kabupaten Bengkalis yang Yogyakarta.
mendukung berjalannya pelaksanaan Milles, M. B. & A. M. Huberman. 1992.
relokasi ini antara lain anggaran yang Analisis Data Kualitatif: Buku
memadai dan bantuan dana yang Sumber tentang Metode-Metode
diberikan pemerintah kepada pedagang Baru. UI-Press: Jakarta.
kaki lima yang direlokasi, infrastruktur Nasution, S. 2011. Metode Researc
yang disediakan pemerintah dalam (Penelitian Ilmiah). Bumi Aksara:
pelaksanaan relokasi dan sarana dilokasi Jakarta.
baru, serta koordinasi yang dilakukan oleh Nawawi, H. 2005. Metode Penelitian
instansi-instansi terkait dalam Bidang Sosial. Gadjah Mada
pelaksanaan relokasi ini. Namun, terdapat University Press: Yogyakarta.
juga faktor yang menghambat Patilima, H. 2011. Metode Penelitian
pelaksanaan relokasi pedagang kaki lima Kualitatif. Alfabeta: Bandung.
di Kecamatan Mandau Kabupaten Ritonga, H. J. 2015. Manajemen
Bengkalis, yaitu kurangnya partisipasi dan Organisasi: Pengantar Teori dan
kesadaran dari pedagang kaki lima Praktek. Perdana Publishing: Medan.
tersebut untuk membantu pemerintah Ruslan, R. 2007. Manajemen Public
dalam mencapai tujuan relokasi ini. Relation dan Media Komunikasi.
Grafindo: Jakarta.
DAFTAR PUSTAKA Siagian, S. P. 2003. Administrasi
Alma, B. 2004. Manajemen Pemasaran Pembangunan: Konsep, Dimensi,
dan Pemasaran Jasa Marketing. dan Strateginya. Bumi Aksara:
Gramedia: Jakarta. Jakarta.
Amirullah & H. Budiyono. 2004. Soehartono, I. 1995. Metode Penelitian
Pengantar Manajemen. Graha Ilmu: Sosial. Remaja Rosdakarya:
Yogyakarta. Bandung.
Badrudin. 2014. Dasar-Dasar Manajemen. Sugiyono. 2007. Metode Penelitian
Alfabeta: Bandung. Administrasi Dilengkapi dengan
Brantas. 2009. Dasar-Dasar Manajemen. Metode R&D. Alfabeta: Bandung.
Alfabeta: Bandung. Sujianto. 2009. Pemberdayaan Menuju
Handoko, T. H. 1995. Manajemen Edisi 2. Masyarakat Mandiri. Alfa Riau:
BPFE: Yogyakarta. Pekanbaru.
Harun, R., & E. Ardianto. 2012. Sumodiningrat, G. 2007. Pemberdayaan
Komunikasi Pembangunan & Sosial. Kompas: Jakarta.
Perubahan Sosial: Perspektif Tarigan, R. 2005. Perencanaan
Dominan, Kaji Ulang, dan Teori Pembangunan Wilayah. Bumi
Kritis. Rajawali Pers: Jakarta. Aksara: Jakarta.
Hasibuan, M. S. P. 1984. Manajemen Terry, G. R. & L. W. Rue. 1992. Dasar-
Dasar: Pengertian dan Masalah. Dasar Manajemen. Bumi Aksara:
Masagung: Bandung. Jakarta.

JOM FISIP Vol. 4 No. 1 – Februari 2017 Page 9


Wiludjeng, S. 2007. Pengantar
Manajemen. Graha Ilmu:
Yogyakarta.
Yahya, Y. 2006. Pengantar Manajemen.
Graha Ilmu: Yogyakarta.

JOM FISIP Vol. 4 No. 1 – Februari 2017 Page 10

Das könnte Ihnen auch gefallen