A. DASAR PELAKSANAAN : Indonesia merupakan negara yang daerahnya
mayoritas merupakan area persawahan, hutan, rawa serta laut. Area-area ini merupakan habitat yang ideal untuk ular. Pada tahun 2018, sebanyak 9 orang meninggal akibat gigitan ular. Prognosis dari gigitan ular sebenarnya bisa baik jika penanganan gigitan ular dari pra rumah sakit – rumah sakit tepat. Lokakarya ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan serta keterampilan tenaga medis dalam menangani kasus gigitan ular baik yang berbisa maupun tidak.
B. Tempat Tujuan : Pendopo Sipanji
C. Waktu Pelaksanaan : 08.00 – 13.00 WIB
D. Hasil Pelaksanaan :
Materi Lokakarya Penanganan Gigitan Ular oleh Dr. dr. Tri Maharani, M.Si, Sp.EM.
Total spesies ular di Indonesia berjumlah 348 spesies. Untuk spesies
yang berbisa 76 spesies.
Elapidae Hydrophiidae Viperidae Colubridae
Myotoxic Cytotoxic Coagulopathy
Renal Toxic Mytoxic
Coagulopathy
Neurotoxic
Terdapat beberapa poin penting dalam penanganan gigitan ular : data,
penanganan pertama, keterampilan dokter dan perawat serta khususnya dalam tatalaksana ABC (Airway, Breathing, and Circulation) Patofisiologi bisa ular melalui KELENJAR GETAH BENING bukan PEMBULUH DARAH. Penanganan pertama pada pasien tergigit ular adalah IMOBILISASI Hal yang paling penting dalam penanganan gigitan ular adalah apakah pasien tersebut butuh antivenom apa tidak. MANIFESTASI KLINIS PASIEN TERGIGIT ULAR : o LOKAL : Pembengkakan lebih dari setengah anggota gerak yang tergigit selama 48 jam, pembengkakan jari-jari, penyebaran bengkak yang cepat (di ukur tiap 2 jam dengan plester), adanya kelenjar getah bening yang membesar di saluran kelenjar lokasi yang tergigit. o SISTEMIK Kelainan hemostasis (perdarahan spontan sistemik, koagulopati, trombositopenia), gejala neurotoksik (ptosis, oftalmoplegia eksternal, paralisis otot pernapasan), abrnomalitas kardiovaskular (hipotensi, syok, aritmia, kelainan EKG), gagal ginjal akut (oliguria, anuria, serum kreatinin dan urea yang meningkat) Untuk kasus bisa ular yang terkena ke mata (Venom Oftalmia). Mata dikondisikan tetap terbuka, diirigasi dengan normal salin sebanyak 3-6 L. diirigasi dengan selang infus tetesan pelan. Menemukan kasus gigitan ular di puskesmas, yang terpenting : IMOBILISASI, amati pembengkakak di area yang tergigit, pasang IV Line, lakukan 20WTBC, pasang kateter, darah lengkap. Observasi 48 jam (edukasi dengan sangat baik). Puskesmas harus memiliki antikolinesterasi (neostigmine atau pyhsostigmin) Pelaksana Kegiatan