Sie sind auf Seite 1von 11

ISSN : 1693-9883

Majalah Ilmu Kefarmasian, Vol. IV, No. 1, April 2007, 26 - 36

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK


BIJI KLABET (TRIGONELLA FOENUM-
GRAECUM L.) TERHADAP PERKEMBANGAN
KELENJAR MAMAE TIKUS PUTIH BETINA
GALUR WISTAR
Kurnia Agustini, Sumali Wiryowidagdo*, Dadang Kusmana**
Pusat Pengkajian dan Penerapan Teknologi Farmasi dan Medika, BPPT.
*Departemen Farmasi, F-MIPA Universitas Indonesia.
**Departemen Biologi, F-MIPA Universitas Indonesia.

ABSTRACT
Phytoestrogen is the chemical compound contains in plant which has estro-
genic like effect. Estrogen has important function on woman’s sexual organ, such as
proliferation of uterine and vaginal cornification. Phytoestrogen are weak agonists
for estrogen and illicit statistic significantly increases in uterine wet weight, at
definite dose, in uterothrophic bioassay. Biji Klabet or Fenugreek seed (Trigonella
foenum-graecum L.) contains steroidal sapogenins such as diosgenin, tigogenin,
gitogenin, yamogenin and trigoneoside, that suspected having an estrogen-like ef-
fect or as phytoestrogen. The aim of this research was to investigate the estrogenic
effect of fenugreek’s ethanolic extract in ovariectomized and immature rats models.
These models represent the climacteric/menopause phase, where estrogen level is
very low because ovary produces no estrogen. The testing animals were divided into
normal group, ovariectomized control group, estradiol control group and three level
doses of fenugreek extract (30mg/200gBW; 60mg/200gBW and 120mg/200gBW).
The result indicated that start on 60mg/200gBW, fenugreek extract significantly
could increasing mammary gland proliferation. Empirically fenugreek containing
diosgenin, that caused breast enhancement. This research showed that treatment
with fenugreek extract can caused proliferation of mammary gland, both on imma-
ture and ovariectomized rats.
Key word : fenugreek, phytoestrogen, mamae duct, ovariectomized rat, im-
mature rat, Trigonella foenum graecum L.

PENDAHULUAN foenum-graecum L. suku Legumi-


nosae, (MMI, 1979). Biji klabet
Biji klabet atau Foenigraeci se- diduga memiliki potensi efek estro-
men (Fenugreek) adalah biji yang genik pada tubuh karena kandungan
dikeringkan dari tanaman Trigonella beberapa sapogenin steroidnya yaitu
Corresponding author : E-mail : kurnia_atini@yahoo.com

26 MAJALAH ILMU KEFARMASIAN


diosgenin, yang merupakan pre- saluran serta penimbunan lemak
kursor pembentukan hormon seks yang memberikan massa pada ke-
(Evans, 2002), isomernya yamogenin lenjar mamae (Guyton, 1995). Ber-
(Dewick, 1997), gitogenin dan sama progesteron, estrogen selalu
tigogenin, serta trigoneosida (sapo- berfungsi merangsang pertumbuhan
nin steroid mirip estrogen) yang saluran susu dan alveoli kelenjar
memiliki efek sebagai fitoestrogen susu. Progesteron terutama me-
untuk terapi pada pengobatan rangsang pertumbuhan alveoli
simptom menopause (Hoffman, kelenjar susu (Partodihardjo, 1992).
2004). Kandungan diosgeninnya Sedangkan sekresi air susu dipe-
terdapat dalam bentuk basa bebas ngaruhi oleh efek laktogenik dari
0,8 – 2,2 % (Wiryowidagdo, 2000). hormon prolaktin (Guyton, 1995).
Selain sapogenin steroid, biji Klabet Kelenjar mamae merupakan
mengandung minyak lemak 20-30%, kelenjar kulit khusus yang terletak
alkaloid (trigonellin, suatu alkaloid didalam jaringan bawah kulit (sub-
piridina, gentianin dan karpain), fla- kutan). Kelenjar ini adalah modifikasi
vonoid seperti vitexin dalam bentuk dari kelenjar keringat serta menge-
glikosida dan esternya, isovitexin, luarkan sekret tipe apokrin dan tipe
orientin, vicenins, kuersetin dan merokrin. Pertumbuhannya hanya
luteolin (Hoffman, 2004), minyak sedikit selama masa kanak-kanak
atsiri, saponin, nikotinamida, kholin, dan terdapat pada pria maupun
zat pahit dan zat lendir (Evans, 2002). wanita. Kelenjar ini berkembang
Biji Klabet dapat menyebabkan pesat saat pubertas, terutama pada
kontraksi uterus sehingga tidak wanita, karena adanya pertambahan
dianjurkan dikonsumsi pada masa jaringan lemak dan jaringan lainnya.
kehamilan (Hoffman, 2004). Fito- Pertumbuhan yang sempurna terjadi
estrogen digunakan sebagai alternatif pada saat kehamilan. Pada pria,
Terapi Sulih Hormon (TSH) untuk pertumbuhan kelenjar mamae ber-
membantu penyesuaian tubuh dan jalan sangat lambat dan berhenti
mengurangi gejala karena perubahan setelah pubertas (Leeson, 1986).
hormonal yang drastis pada masa Kelenjar mamae terdiri dari
menopause, serta dapat digunakan banyak lobus yang masing-masing
jangka panjang selama beberapa memiliki kelenjar dan bermuara di
tahun hingga tubuh dapat beradap- nipel (puting susu). Sebuah lobus
tasi pada tingkat hormonal yang baru diliputi jaringan interlobular yang
(Badziad, 2003). mengandung banyak sel lemak.
Estrogen merupakan hormon Lemak dan jaringan ikat tersebut
yang berperan penting pada organ membagi lobus menjadi banyak lobu-
wanita, salah satunya terhadap ke- lus. Jaringan ikat intralobular berupa
lenjar mamae. Estrogen merangsang jaringan ikat longgar, halus dan padat
pertumbuhan stroma dan sistem sel. Duktus intralobular bermuara

Vol. IV, No.1, April 2007 27


kedalam duktus interlobular yang Data yang yang diperoleh dapat
kemudian bersatu membentuk menjadi informasi mengenai akti-
sebuah saluran keluar dari setiap lo- vitas Biji Klabet (Trigonella foenum-
bus yang disebut duktus laktiferus graecum L.), suatu tanaman lokal
yang bermuara di puncak puting susu Indonesia, sebagai fitoestrogen, se-
(Leeson, 1986). Perkembangan sistem hingga dapat menjadi data pelengkap
duktus yang terjadi saat pubertas bagi uji klinis atau penelitian se-
dipengaruhi oleh hormon estrogen lanjutnya dalam rangkaian pencarian
dan progesteron yang dikeluarkan fitofarmaka fitoestrogen sebagai
secara siklis oleh ovarium (Leeson, alternatif Terapi Sulih Hormon
1986). (TSH).
Dalam rangka pengembangan
fitofarmaka fitoestrogen dari ta-
naman asli Indonesia, maka perlu BAHAN DAN CARA KERJA
kiranya dilakukan penelitian pra-
klinik dan klinik. Pengujian praklinik BAHAN
meliputi pengujian khasiat dan Simplisia Biji Klabet (Trigonella
toksisitas, melalui penelitian eks- foenum-graecum L) dari Balai Pene-
perimental menggunakan hewan uji. litian Tanaman Obat (BPTO) Tawang
Pengujian khasiat ini bertujuan untuk mangu, Solo. Hewan uji tikus putih
mengetahui efek estrogenik dari betina dan jantan galur Wistar
pemberian ekstrak biji klabet sebagai berusia 4 bulan, dengan berat badan
salah satu sumber fitoestrogen. 150 – 200 gram berasal dari Pusat
Penelitian ini menggunakan model Penelitian dan Pengembangan Gizi
hewan uji tikus putih (Rattus nor- Fakultas Kedokteran Universitas In-
vegicus) galur Wistar dewasa yang donesia (Puslitbang Gizi FK-UI),
diovariektomi dan prepubertal yang Jakarta. Bahan pembuatan ekstrak uji
masih berusia 19 hari dan belum (etanol destilat 96%, kertas saring,
memiliki siklus hormonal. Model akuades, larutan CMC Na 0,5%),
hewan uji tersebut diharapkan dapat Sediaan pembanding estradiol,
mewakili kondisi menopause, yaitu Lynarol® ,Benang bedah/cut gute dan
terjadinya kadar estrogen yang jarum bedah, Bahan pengawet organ
sangat rendah (Kanno, 2001). Para- (larutan Bouin (Asam asetat glasial,
meter yang diukur dalam penelitian kristal asam pikrat, formalin), etanol
ini adalah membandingkan secara 70%, pot plastik), Bahan pembuatan
kualitatif perkembangan kelenjar preparat histopatologi (metanol
mamae antar kelompok uji. Para- absolut, parafin, gelas obyek dan kaca
meter tersebut diharapkan dapat penutupnya, albumin, pereaksi pere-
memberikan informasi untuk me- kat Albumin-Mayer (Albumin telur,
ngetahui efek estrogenik dari biji gliserin, timol), xylene, Larutan al-
klabet. kohol berbagai konsentrasi (30%,

28 MAJALAH ILMU KEFARMASIAN


50%, 70%, 80%, 96%), Balsem Ka- terminasi di Lembaga Herbarium
nada, Akuades, Kertas saring, Bogoriense LIPI, Bogor.
kapas), Pereaksi warna preparat
histopatologi (Ehrlich hematoksilin, 2. Pembuatan Ekstrak Uji
larutan eosin 0,5% dalam etanol 70%). Simplisia diekstraksi dengan
menggunakan pelarut etanol destilat
ALAT 96% disertai pengadukan selama 5
Alat pembuat ekstrak uji (tim- kali 2 jam. Filtrat dikeringkan dengan
bangan, blender kering, alat-alat gelas rotary evaporator hingga didapatkan
(erlenmeyer, gelas ukur, gelas beker, ekstrak kental. Ekstrak kental
corong), homogenizer Heidolph®, ro- disimpan dalam desikator hingga
tary evaporator Heidolph ® ), Alat berat tetap.
perlakuan hewan uji (kandang hewan
uji, timbangan hewan, timbangan 3. Penyiapan Hewan Uji Tikus
analitik, sonde lambung, alat gelas, Prepubertal
peralatan bedah), Mikroskop dileng- Untuk mendapatkan model
kapi kamera Olympus ® , Mikro- hewan uji prepubertal, dilakukan
projektor Ken-A-Vision ® X-1000-1, pengembang biakkan tikus putih
Alat pembuatan preparat histo- betina galur Wistar, yang berumur 4
patologi (oven, mikrotom, staining bulan, dengan berat badan 150 – 200
jar/bejana pereaksi warna, hot plate, gram. Tikus diaklimatisasi terlebih
lampu spiritus, spatula, kuas, pipet dahulu selama 7 hari untuk mem-
tetes). biasakan dengan lingkungan labo-
ratorium. Tikus yang terlihat sakit,
TEMPAT PENELITIAN bulu berdiri dan tidak aktif, tidak
Pembuatan ekstrak uji dan digunakan dalam penelitian. Pe-
perlakuan hewan coba dilakukan di ngembang biakkan dilakukan dengan
Laboratorium Teknologi Farmasi mengawinkan tikus putih betina
dan Medika, BPPT, Kawasan PUS- dengan jantan dari galur yang sama
PIPTEK Serpong, Tangerang. Pem- (satu kandang terdiri dari 2 ekor
buatan dan analisis preparat histo- betina dan satu ekor jantan) selama
patologis dilakukan di Laboratorium 7 hari. Kemudian induk dipisahkan
Reproduksi Biologi Perkembangan, dalam kandang tersendiri selama
Jurusan Biologi, F-MIPA, Universitas masa bunting 21 hari. Setiap tanggal
Indonesia, Depok kelahiran dicatat untuk memastikan
usia setiap anak tikus. Anak tikus
betina yang berumur 19 hari kemu-
CARA KERJA dian dipakai sebagai model pene-
1. Determinasi Simplisia litian ini. Sedangkan induk tikus
Simplisia kering Biji Klabet digunakan untuk persiapan model
(Trigonella foenum-graecum L.) dide- ovariektomi.

Vol. IV, No.1, April 2007 29


4. Penyiapan Hewan Uji Tikus Kelompok II (KO) : Kelompok
Ovariektomi kontrol tikus yang diovariektomi
Tikus betina dewasa yang telah Kelompok III (KE2) : Kelompok
berusia 6 bulan diovariektomi, yaitu kontrol estradiol 0,9µg/200gBB
pengangkatan kedua ovarium me- Kelompok IV (D1) : Kelompok
lalui pembedahan atau operasi di perlakuan ekstrak uji dosis 1 (30
daerah sisi perut kanan dan kiri. mg/200gBB)
Ovariektomi tidak dilakukan pada Kelompok V (D2) : Kelompok
hewan uji kelompok kontrol normal. perlakuan ekstrak uji dosis 2 (60
Setelah ovariektomi, tikus diistira- mg/200gBB)
hatkan selama 7-10 hari untuk Kelompok VI (D3) : Kelompok
memberikan waktu pemulihan pasca perlakuan ekstrak uji dosis 3 (120
operasi. Selama pemulihan, hewan uji mg/200gBB)
diberi diit normal dan air minum.
Pemberian ekstrak uji secara oral
5. Perlakuan ekstrak uji menggunakan sonde lambung sesuai
Tikus betina prepubertal dibagi dosis pada masing-masing kelompok,
menjadi 5 kelompok perlakuan secara satu kali sehari, selama 16 hari ber-
acak, setiap kelompok terdiri dari 5 turut-turut. Pada hari ke-17, seluruh
ekor, yaitu: hewan coba diambil organ mamae-
Kelompok I (N) : Kelompok normal, nya. Lalu direndam dalam larutan
perlakuan CMC Na 0,5% Bouin selama 24 jam, untuk selan-
Kelompok II (KE2) : Kelompok jutnya dibuat preparat histologinya.
kontrol estradiol 0,9µg/200gBB
6. Analisis Struktur Histologi
Kelompok III (D1) : Kelompok Kelenjar Mamae
perlakuan ekstrak uji dosis 1 (30 Analisis struktur histologi
mg/200gBB) kelenjar diharapkan dapat mem-
Kelompok IV (D2) : Kelompok berikan informasi mengenai perkem-
perlakuan ekstrak uji dosis 2 (60 bangan tingkat proliferasi kelenjar
mg/200gBB) mamae. Segera setelah pengambilan
Kelompok V (D3) : Kelompok per- organ mamae, direndam dalam
lakuan ekstrak uji dosis 3 (120 larutan bouin selama 24 jam, kemu-
mg/200gBB) dian larutan pengawet diganti
dengan etanol 70%. Pembuatan
Tikus betina dewasa yang telah preparat histologis menggunakan
diovariektomi dibagi menjadi 6 metode parafin dengan pewarnaan
kelompok perlakuan secara acak, haematoksilin-eosin. Preparat his-
setiap kelompok terdiri dari 5 ekor: tologis kelenjar mamae kemudian di
Kelompok I (N) : Kelompok normal, analisis secara kualitatif dengan
perlakuan CMC Na 0,5% mengamati besarnya lobus.

30 MAJALAH ILMU KEFARMASIAN


HASIL DAN PEMBAHASAN kondisi menopause, mengalami pe-
Model hewan uji yang digunakan nyusutan lobus. Bentuk dan tingkat
pada penelitian ini adalah tikus putih perkembangan menurun tajam bila
betina prepubertal yang baru berusia dibandingkan dengan kelompok lain-
19 hari dan tikus betina dewasa yang nya. Hal ini sesuai dengan keadaan
diovariektomi (Lundeen, 1997). menopause pada wanita. Pada kea-
Berdasarkan data biologi, pada usia daan menopause, kelenjar mamae
19 hari tikus sudah dapat disapih atau wanita mengalami pengerutan dan
dipisahkan dari induknya. Pada involusi. Epitel kelenjar menjadi
kondisi ini diperkirakan tikus belum atrofi dan hanya beberapa sisa sistem
memiliki siklus hormonal yang nor- duktus yang tertinggal. Sering terjadi
mal. Secara umum, tikus putih betina pelebaran kistik dari sisa duktus ini.
baru bisa dikawinkan dengan jantan- Jaringan ikat juga menjadi semakin
nya pada usia 10 minggu atau 70 hari memadat dan homogen (Leeson,
(Smith, 1998). Diharapkan kedua 1986).
model tersebut dapat mewakili kon- Pemberian sampel uji menun-
disi menopause, yaitu tidak adanya jukkan peningkatan perkembangan
siklus menstruasi karena rendahnya lobus secara kualitatif pada tikus pre-
kadar estrogen (Kanno, 2001). pubertal maupun yang diovariek-
Perbandingan perkembangan tomi. Ekstrak biji klabet memberikan
besarnya lobus, pada masing-masing peningkatan perkembangan kelenjar
kelompok tikus prepubertal maupun mamae yang lebih baik bila diban-
yang diovariektomi, dapat dilihat ding sediaan estradiol. Pada model
pada gambar 1 dan 2. Secara kua- tikus prepubertal, peningkatan dosis
litatif, diamati bahwa kelompok menyebabkan peningkatan perkem-
kontrol ovariektomi yang mewakili bangan lobus yang makin besar.

Tabel 1. Penilaian kualitatif perkembangan


lobus kelenjar mamae tikus prepubertal

KELOMPOK
PERKEMBANGAN LOBUS
TIKUS PREPUBERTAL

Normal ++

Kontrol Estradiol 0,9µg/200gBB ++

Dosis 1 (30mg/200gBB) +

Dosis 2 (60mg/200gBB) ++

Dosis 3 (120mg/200gBB) ++++

Vol. IV, No.1, April 2007 31


Tabel 2. Penilaian kualitatif perkembangan lobus kelenjar mamae tikus
yang diovariektomi

KELOMPOK
PERKEMBANGAN LOBUS
TIKUS YANG DIOVARIEKTOMI

Normal ++

Kontrol Ovariektomi +

Kontrol Estradiol 0,9µg/200gBB ++

Dosis 1 (30mg/200gBB) ++

Dosis 2 (60mg/200gBB) ++++

Dosis 3 (120mg/200gBB) +++

Pada model hewan uji tikus goneosida, suatu saponin steroid


betina dewasa yang diovariektomi, mirip estrogen, juga diketahui
pemberian ekstrak biji klabet juga memiliki efek estrogenik untuk
menunjukkan perkembangan lobus. simptom menopause (Hoffman,
Perkembangan lobus tertinggi ter- 2004).
lihat pada kelompok perlakuan Perkembangan lobus kelenjar
ekstrak uji dosis 2 (60mg/200gBB), mamae dipengaruhi oleh hormon
bahkan lebih tinggi daripada kelom- estrogen dan progesteron. Estrogen
pok dosis 3 (120mg/200gBB). menyebabkan pengendapan lemak
Perkembangan lobus kelenjar dalam kelenjar mamae, perkem-
mamae karena pemberian ekstrak biji bangan jaringan stroma kelenjar
klabet ini dimungkinkan oleh adanya mamae dan pertumbuhan sistem
kandungan sapogenin steroid seperti saluran yang luas. Lobulus dan
diosgenin, yamogenin, gitogenin, alveoli kelenjar mamae berkembang
tigogenin serta trigoneosida. Diosge- sedikit, tetapi progesteron dan
nin diketahui sebagai prekursor prolaktin menentukan pertumbuhan
hormon seks, seperti estrogen dan dan fungsi struktur-struktur ini
progesteron (Evan, 2002). Hasil (Guyton, 1995). Berdasarkan hasil
penelitian Aradhana (1992), menun- pengamatan struktur histologi
jukkan bahwa pemberian diosgenin kelenjar mamae pada kedua model
selama 15 hari memberikan efek hewan uji, dapat diketahui bahwa
estrogenik yang nyata terhadap per- ekstrak biji klabet mempunyai efek
kembangan epitelium kelenjar mamae estrogenik terhadap perkembangan
pada hewan uji tikus putih betina kelenjar mamae.
yang diovariektomi. Selain itu, tri-

32 MAJALAH ILMU KEFARMASIAN


KESIMPULAN menunjukkan peningkatan yang
bermakna, terhadap perkembangan
Pemberian ekstrak etanol biji kelenjar mamae. Penelitian ini me-
klabet mulai dosis 60mg/200gBB nyimpulkan bahwa ekstrak etanol
pada tikus betina yang diovariektomi biji klabet (Trigonella foenum-graecum
dan prepubertal, secara kualitatif L.) mempunyai efek estrogenik

Gambar 1. Struktur histologi mamae tikus prepubertal setelah perlakuan 16 hari


(Perbesaran 100x)

N KE2

D1 D2 D3

Keterangan:
N : Kelompok Normal Prepubertal
KE2 : Kelompok Perlakuan Kontrol Estradiol (0,9µg/200gBB/200gBB).
D1 : Kelompok Perlakuan Ekstrak Biji Klabet Dosis 1 (30mg/200gBB).
D2 : Kelompok Perlakuan Ekstrak Biji Klabet Dosis 2 (60mg/200gBB)
D3 : Kelompok Perlakuan Ekstrak Biji Klabet Dosis 3 (120mg/200gBB)
L : Lobus
JI : Jaringan ikat

Vol. IV, No.1, April 2007 33


Gambar 2. Struktur histologi kelenjar mamae tikus betina dewasa yang
diovariektomi setelah perlakuan 16 hari (perbesaran 100 x)

N KE2 KOVX

D1 D2 D2

D3
Keterangan
N : Kelompok Normal Dewasa
KE2 : Kelompok Ovariektomi Perlakuan Kontrol Estradiol (0,9µg/200gBB/200gBB).
KOVX : Kelompok Perlakuan Kontrol Ovariektomi
D1 : Kelompok Ovariektomi Perlakuan Ekstrak Biji Klabet Dosis 1 (30mg/200gBB).
D2 : Kelompok Ovariektomi Perlakuan Ekstrak Biji Klabet Dosis 2 (60mg/200gBB)
D3 : Kelompok Ovariektomi Perlakuan Ekstrak Biji Klabet Dosis 3 (120mg/200gBB)
L : Lobus
JI : Jaringan ikat

34 MAJALAH ILMU KEFARMASIAN


DAFTAR PUSTAKA Production and Action of Estro-
gens. N. Engl. J. Med. : 340-350.
Anonim. 2000. Pedoman Pelaksanaan Guyton, C.Arthur. 1995. Fisiologi
Uji Klinik Obat Tradisional. BPOM manusia dan mekanisme penyakit.
Departemen Kesehatan RI, Ja- Terj. dari Human Physiology and
karta: vi + 47 hlm. mechanism of disease, oleh Petrus
Anonim.1979. Materia Medika Indone- Andrianto. EGC, Jakarta: xii +
sia. Jilid III. Departemen Kese- 821 hlm.
hatan RI, Jakarta: xviii + 196 hlm. Hoffmann, David L., New Holistic
Anonim. 2000. Parameter Standar Herbal, Herbal Materia Medica:
Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. 2 hlm. http://www.health-
BPOM Departemen Kesehatan world.online/herbalmateria-
RI, Jakarta: viii + 68 hlm. medica/html, 4 Juni 2004. 16.00
Aradhana, A.R. Rao & R.K. Kale. WIB.
1992. Diogenin - A Growth Sti- http://www.fenugreek.(Trigo-nella.
mulator of Mamary Gland of foenum.graecum/html, 6 Januari
Ovariectomized Mouse, Indian J. 2004. 15.35 WIB.
Exp. Biol., Vol. 30 : 367-170. Johnson, Martin & B. Everitt. 1980.
Badziad, Ali. 2003. Endokrinologi Essential Reproduction. Blackwell
Ginekologi. Jakarta: Media Aescu- Scientific Publications, London:
lapius. Fakultas Kedokteran Uni- xi + 356 hlm.
versitas Indonesia, Jakarta: xxiv Jones, Georgeanna Seegar & Howard
+ 167 hlm. W. Jones. 1980. Gynecology. 3rd
Dewick, PM. 1997. Medicinal Natural ed. Baltimore: 4 – 482.
Products. A Biosynthetic Approach. Kanno, J.L. Onyon, J. Haseman & P.
John Wiley & Sons, New York: x Fenner-Crisp, J. Ashby, & W.
+ 466 hlm. Owens. 2001. The OECD Pro-
DiFiore, Mariano SH. 1986. Atlas gram to Validate Rat Utero-
Histologi Manusia. Edisi kelima. throphic Bioassay to Screen Com-
Terj. dari Atlas of Human Histol- pounds for in Vivo Estrogenic
ogy, oleh Moch. Martoprawiro, Responses : Phase 1. Enviromental
dkk. EGC, Jakarta: 220-245. Health Perspectives. Vol.109. No.
Ebadi, Manuchair. 1997. Pharmacody- 8: 785-794
namic Basis of Herbal Medicine. Leeson, C.Roland, TS Leeson & AA
CRC Press, London: xxviii + 726 Paparo. 1986. Buku ajar histologi.
hlm. Edisi V. Terj. dari Textbook of his-
Evans, CW. 2002. Pharmacognosy. 15th tology, oleh Koesparti Siswojo
edition. W.B. Saunders, London: dkk. EGC. Jakarta: xi + 622 hlm.
xi + 585 hlm. Loose, DS Mitchell & GM. Stancel.
Gruber, CJ, W. Tschugguel, C. 2001. Estrogen and Progestin.
Schneeberger & JC. Huber. 2002. Dalam: Gilman, Alfred G., LS.

Vol. IV, No.1, April 2007 35


Goodman, TW. Rall & F. Murad. Murine Model. Am. J. Obstet. Gy-
Pharmacological Basic of Therapeu- necol. Vol.184. No. 3: 340-349.
tics. 10th ed. Mc. Graw Hill, New Smith, J.B. & S. Mangkoewidjojo.
York: xvi + 1839 hlm. 1988. Pemeliharaan, Pembiakan dan
Martin, Annamarie, A.S. Bingel & Penggunaan Hewan Percobaan di
D.P. Waller. 1990. Bioscreening Daerah Tropis. Penerbit Universi-
Technique for Antifertility Activ- tas Indonesia, Jakarta: 37-55.
ity. Dalam: Thompson, Emma- Sulaiman, W. 2003. Statistik non-
nuel B. Drug Bioscreening, Drug parametrik: Contoh kasus dan
Evaluation Techniques in Pharma- pemecahannya dengan SPSS.
cology. VCH Publishers, New Penerbit Andi, Yogyakarta: vi +
York: xvii + 288 hlm. 168 hlm.
Mills, Simon & K. Bone. 2000. Prin- Suntoro, Handari. 1983. Metode
ciples and Practice of Phytoterapy. Pewarnaan (Histologi dan Histo-
Modern Herbal Medicine. Churcill kimia). Penerbit Bhratara Karya
Livingstone, Edinburgh: xx + 643 Aksara, Jakarta: viii + 394 hlm.
hlm. Trotter, Andreas, L. Maier, T. Kohn,
Owens, William, J. Ashby, J. Odum W. Bohm & F. Pohlandt. 2002.
& L. Onyon. 2003. The OECD Growth of the Uterus and Ma-
Program to Validate the Rat mary Glands and Vaginal Cyto-
Uterotrophic Bioassay. Phase 2: logic Features in Extremely Pre-
Dietary Phytoestrogen Analyses. mature Infants with Postnatal
Enviromental Health Perspectives. Replacement of Estradiol and
Vol.111. No.12: 1559-1567. Progesterone. Am. J. Obstet. Gy-
Partodirhardjo, Soebadi. 1992. Ilmu necol. Vol 186. No.2:184-188.
reproduksi hewan. Mutiara Sumber Turner, A Robert & P. Hebborn.
Widya, Jakarta : xvi + 588 hlm. 1971. Screening methods in phar-
Raafat, Ahmed, L. Hofset & S.Z. macology. Volume II. Academic
Haslam. 2001. Proliferative Ef- Press, New York: xvii + 288 hlm.
fects of Combination Estrogen Wiryowidagdo, Sumali. 2001. Kimia
and Progesterone Replacement dan Farmakologi Bahan Alam. Uni-
Therapy on The Normal Post- versitas Indonesia, Jakarta: viii +
menopausal Mamary Gland in a 339 hlm.

36 MAJALAH ILMU KEFARMASIAN

Das könnte Ihnen auch gefallen