Sie sind auf Seite 1von 12

See

discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/308199279

PREDIKSI DAERAH POTENSIAL PENANGKAPAN


IKAN PELAGIS BESAR DI PERAIRAN
KABUPATEN MAMUJU

Article · October 2014

CITATION READS

1 346

3 authors, including:

Safruddin Hasyim Mukti Zainuddin


Universitas Hasanuddin Universitas Hasanuddin
7 PUBLICATIONS 4 CITATIONS 18 PUBLICATIONS 273 CITATIONS

SEE PROFILE SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Different project View project

Estimasi Potensi dan Pola Migrasi Ikan Pelagis Besar di Perairan Teluk Bone Berbasis Remote Sensing
View project

All content following this page was uploaded by Safruddin Hasyim on 17 September 2016.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Jurnal IPTEKS PSP, Vol. 1 (2) Oktober 2014: 185-195 ISSN: 2355-729X

PREDIKSI DAERAH POTENSIAL PENANGKAPAN IKAN PELAGIS


BESAR DI PERAIRAN KABUPATEN MAMUJU

Predicting Potential Fishing Zones of Large Pelagic Fish in


Mamuju Regency Waters

Safruddin1), Mukti Zainuddin1) dan Chair Rani2)

1) Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, FIKP, Universitas Hasanuddin, Makassar


2) Program Studi Ilmu Kelautan, FIKP, Universitas Hasanuddin, Makassar

Diterima: 5 Mei 2014 ; Disetujui: 17 September 2014

ABSTRACT
Large pelagic species such as tuna are known to be abundant in Mamuju Waters,
Makassar Strait. The distribution and abundance of the fish in that area are expected to be
related to the distributions of sea surface temperature and chlorophyll-a concentration. This
study aims to predict spatial and temporal distribution of the species during the period of
June 2013-May 2014. Probability indices used for detection of tuna potential fishing zones
(PFZs) were constructed from a model of satellite-based SST and chlorophyll data in relation
to tuna fishery. Results showed that the occurrence of tuna species in Mamuju Water were
mostly predicted in areas of 118°12’-118°48’ E 1°48’ – 2°30’S with the total area of
approximately 7,495 km2. The potential fishing zones were mainly found in August. It was
likely that tuna potential fishing zones associated with the preferred oceanographic factors
throughout the study area.

Keywords: SST, chlorophyll-a, potential fishing zone, tuna

Contact person: Safruddin


Email: safruddin@fisheries.unhas.ac.id

Safruddin dkk. 185


Jurnal IPTEKS PSP, Vol. 1 (2) Oktober 2014: 185-195 ISSN: 2355-729X

PENDAHULUAN oseanografi selama satu tahun bersumber


Kabupaten Mamuju, Provinsi Sulawesi dari data citra satelit.
Metode pengambilan data
Barat, memiliki potensi ikan pelagis terutama
Kondisi oseanografi untuk estimasi
ikan pelagis besar (tuna dan cakalang) yang
sebaran SPL dan densitas klorofil-a di daerah
sangat prospektif yaitu sekitar 1.665
penelitian diperoleh dari database
ton/tahun. Produksi perikanan laut di
NASA (http://oceancolor.gsfc.nasa.gov). Data
Kabupaten ini meningkat tajam dengan
tersebut didapatkan dari satelit AQUA dan
capaian sebanyak 35.789 ton selama tahun
sensor MODIS (Moderate-Resolution
2012. Pada tahun 2010, produksi hasil
Imaging Spectroradiometer) dengan resolusi
tangkapan ikan laut mencapai 8.474 ton dan
spasial masing-masing 4 km untuk resolusi
kemudian pada tahun 2011 meningkat tipis
temporal bulanan (monthly average). Data
sekitar 8.481 ton. Hal ini berarti produksi
global citra MODIS untuk kedua parameter
perikanan laut di Kabupaten Mamuju
oseanografi tersebut yang digunakan dalam
meningkat 27.308 ton (DKP Sulbar 2010-
penelitian ini adalah data level 3 Standad
2013).
Mapped Image (SMI) dan level 2 dengan
Berdasarkan analisis dan tinjauan dari
format HDF (Hierarchical Data Format).
aspek potensi sumberdaya ikan pelagis
Hasil kegiatan estimasi potensi dan
besar, geografis dan demografis, maka
prediksi fishing ground selanjutnya
sangat penting dieksplorasi dan dipetakan
dikumpulkan dalam database. Dalam
(mapping) sumberdaya potensial tersebut
database tersebut diorganisir untuk
sebagai keunggulan komparatif daerah
kemudian daerah potensial penangkapan
untuk peningkatan kesejahteraan dan
ikan pelagis besar dipetakan menggunakan
pendapatan masyarakat Kabupaten Mamuju.
software ENVI dan ArcGIS 10.
Ikan pelagis besar seperti tuna
(Thunnus sp) dan cakalang (Katsuwonus
Analisis data
pelamis) dengan mobilitasnya yang tinggi
Data yang terkumpul dikompilasi dan
lebih mudah dilacak disuatu area dengan
dianalisis dengan model statistik probabilitas
teknologi penginderaan jauh (INDERAJA)
(Zainuddin, 2006). Model ini akan
dan sistem informasi geografis (SIG).
mengestimasi waktu dan lokasi terbaik
Sumberdaya ikan tersebut cenderung
dalam penangkapan ikan tuna di perairan
berkumpul pada kondisi lingkungan tertentu
Mamuju dan sekitarnya. Hasil model akan
seperti adanya peristiwa upwelling,
diverifikasi dengan data lapangan sehingga
perbedaan sebaran suhu dan densitas
akurasi model dapat diterima secara ilmiah.
klorofil-a di perairan.
Dalam penelitian analisis data citra satelit
MODIS, dan AVISO satellite merged
DATA DAN METODE
digunakan untuk memprediksi daerah dan
Data yang dikumpulkan meliputi data
waktu yang tidak dapat dijangkau dengan
produksi ikan pelagis besar dari DKP Prov.
data sampling.
Sulawesi Barat, informasi habitat optimum
Hasil data satelit yang telah diproses
ikan pelagis besar untuk prediksi Daerah
juga dipetakan dan dianalisis dengan
potential penangkapan ikan (DPPI)
berbagi fungsi dan model dalam sistem
berdasarkan referensi yang ada dan data
informasi geografis (Generic Mapping Tools,

Safruddin dkk. 186


Jurnal IPTEKS PSP, Vol. 1 (2) Oktober 2014: 185-195 ISSN: 2355-729X

GMT). Dalam analisis menggunakan teknik kandungan klorofil-a tinggi dan SPL yang
spatial analyst dan geostatistic analyst untuk relatif hangat yang juga diidentifikasi sebagai
memetakan daerah optimal untuk DPPI.
menangkap ikan pelagis besar di perairan Suhu permukaan laut di perairan
Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat. Kabupaten Mamuju dan sekitarnya berada
pada kisaran nilai yang relatif luas 25,8 -
33.5oC (Gambar 1). Pada bulan Mei sampai
HASIL DAN PEMBAHASAN Agustus 2013, SPL tinggi ditemukan hampir
a. Sebaran Suhu Permukaan Laut dan di seluruh wilayah pantai Kabupaten Mamuju
Densitas Klorofil-a
dan SPL di bagian Utara cenderung lebih
Penggunaan suhu permukaan laut
panas dibandingkan di bagian Selatan, hal ini
(SPL) dan konsetrasi klorofil-a yang telah
terkait dengan posisi lintang yang dekat
dibuktikan mampu mendeteksi daerah
dengan ekuator.
penangkapan ikan tuna yang produktif
Sebaran SPL terendah banyak
(Zainuddin et al., 2006). SPL dapat
ditemukan pada bulan Mei 2013 dan teringgi
memberikan informasi tentang distribusi
di bulan Juli dan Agustus 2013. Puncak SPL
isotherm yang cocok bagi ikan pelagis.
tertinggi dapat dilihat pada Bulan September
Di daerah Pasifik Utara bagian barat,
(musim Barat), hal ini sangat kontras pada
Lehodey et al. (1997) menemukan kesesuaian
bulan selanjutnya (Oktober – Desember)
antara densitas ikan cakalang dengan SPL
dengan SPL yang relatif hangat. Penurunan
isotherm 29°C. Disamping itu citra satelit SPL
SPL ini disebabkan oleh perubahan pengaruh
dapat juga digunakan untuk memonitor
musim di perairan Indonesia termasuk di
dinamika fenomena oseanografi seperti
perairan Kabupaten Mamuju yang terletak di
suhu, front dan upwelling. Disamping itu
Selat Makassar.
menjadi indikator tidak langsung mengenai
Pada bulan Oktober sampai Desember
produktivitas biologis atau keberadaan
merupakan musim peralihan II dari musim
makanan ikan (Zainuddin et al., 2013).
Barat ke Musim Timur. Pada bulan Januari
Sedangkan klorofil-a merupakan faktor yang
sampai April, perairan Kabupaten Mamuju
dapat memberikan indikasi langsung
memasuki musim Timur yang menyebabkan
keberadaan makanan ikan maupun jalur
terjadinya musim hujan. Akibatnya suhu
wilayah migrasi ikan tuna (Polovina et al.,
perairan mengalami penurunan.
2001).
Sebaran klorofil-a di dalam kolom
Dengan mengkombinasikan dinamika
perairan sangat tergantung pada konsentrasi
SPL dan konsentrasi klorofil-a, daerah
nutrien. Nutrien memiliki konsentrasi rendah
potensial tuna dapat dideteksi (Zainuddin,
dan berubah-ubah pada permukaan laut dan
2006). Mengacu pada studi sebelumnya
konsentrasinya akan meningkat dengan
diharapkan daerah potensial penangkapan
bertambahnya kedalaman serta akan
(DPPI) ikan pelagis juga dapat diidentifikasi
mencapai konsentrsi maksimum di sekitar
dan dilokalisasi pada daerah yang
dasar perairan. Kisaran konsentrasi klorofil-a
merupakan daerah upwelling. Daerah
selama 1 tahun pengamatan adalah 0,06 –
upwelling terlihat sebagai suhu dingin yang
3,72 mg/m-3. Klorofil-a tertinggi ditemukan
dikelilingi oleh suhu yang lebih tinggi di
pada bulan Januari 2014 dan terendah
sekitarnya. Selain itu daerah ini mempunyai
terjadi pada bulan april 2014 (Gambar 2).

Safruddin dkk. 187


Jurnal IPTEKS PSP, Vol. 1 (2) Oktober 2014: 185-195 ISSN: 2355-729X

Pada bulan Mei sampai Agustus, Kab. Mamuju, 2012). Rata –rata produksi
konsentrasi klorofil-a tinggi dan konsisten ikan ini sejak 2008 hingga 2011 memiliki
setiap bulannya ditemukan di perairan pantai angka produksi dengan nilai diatas 8.000 ton
Kabupaten Mamuju dan sekitarnya. per tahun. Namun pada tahun terakhir 2012,
Tingginya konsentrasi klorofil-a daerah produksi ikan tuna ini mengalami penurunan
pantai banyak dipengaruhi oleh ketersediaan yang sangat signifikan.
nutrien yang cukup untuk fotosintesis Pemetaan daerah potensi
tumbuhan laut (fitoplankton). Sebaran penangkapan ikan yang dinyatakan dalam
konsentrasi klorofil-a tertinggi ditemukan peta distribusi probabilitas (presentase
dihampir seluruh perairan Kabupaten keberadaan ikan). Hal ini berarti sebaran
Mamuju dikisaran 0,88 -1,69 mg/m-3. Pada peluang ditemukannya ikan pelagis besar di
bulan Agustus ditemukan konsentrasi perairan Mamuju dan sekitarnya. Perairan ini
klorofil-a tertinggi dan terendah pada bulan dikenal memiliki potensi ikan pelagis besar
Juni dalam kurung waktu bulan Mei sampai yang sangat prospektif dari perspektif
Agustus. Pada bulan September sampai daerah potensial penangkapan ikan. Hal ini
Desember, konsentrasi klorofil-a relatif sama dapat ditunjukkan bahwa pada bulan Juni
dikisarkan 0,48 -1,69 mg/m-3, kecuali di 2013 daerah potensial penangkapan ikan
perairan pantai yang relatif lebih tinggi pelagis besar yang optimal langsung terlihat
(Gambar 2). Gambar 2 menunjukkan formasinya (perairan warna merah dalam
dinamika klorofil-a yang nyata, pada bulan peta) dengan peluang > 90% (Gambar 3 dan
Januari 2014 ditemukan konsentrasi klorofil- 4).
a yang sangat tinggi berkurang sering Daerah potential penangkapan ikan
dengan perubahan bulan, terendah pada pelagis besar terutama didapatkan disekitar
bulan April 2014 . perairan Tapalang Barat dan Simkep. Selain
Hasil penelitian tentang distribusi dan itu, DPPI juga berkembang dengan sangat
kelimpahan ikan pelagis besar (Zainuddin, et baik di perairan barat daya dam barat laut
al., 2013; Angraeni dkk., 2014; Safruddin dkk., Perairan Mamuju dengan area bujur 117-
2014) menunjukkan konsistensi bahwa ikan 118° BT. Distribusi dan luasan DPPI pelagis
cakalang (Katsuwonus pelamis) cenderung besar di perairan Mamuju dan sekitarnya
berkumpul di kisaran suhu permukaan laut seperti yang tertera pada Tabel 1.
pada interval 30 - 31oC, densitas klorofil-a
sekitar 0,20 -0,30 mg/m-3 dengan kedalaman
maksimum sekitar 500 m, sehingga kisaran
nilai oseanografi tersebut mungkin
merupakan habitat optimum untuk ikan
cakalang.

b. Pemetaan Daerah Potensial


Penangkapan Ikan Pelagis Besar
Ikan pelagis besar yang mendominasi
hasil tangkapan di perairan Mamuju,Sulawesi
Barat antara lain ikan tuna (tuna mata besar
dan madidihang), tongkol dan cakalang (DKP

Safruddin dkk. 188


Jurnal IPTEKS PSP, Vol. 1 (2) Oktober 2014: 185-195 ISSN: 2355-729X

Gambar 1. Sebaran Suhu Permukaan Laut pada bulan Mei 2013– April 2014 di Perairan
Provinsi Sulawesi Barat.

Safruddin dkk. 189


Jurnal IPTEKS PSP, Vol. 1 (2) Oktober 2014: 185-195 ISSN: 2355-729X

Gambar 2. Densitas Klorofil-a pada bulan Mei 2013– April 2014 di Perairan Provinsi
Sulawesi Barat.

Safruddin dkk. 190


Jurnal IPTEKS PSP, Vol. 1 (2) Oktober 2014: 185-195 ISSN: 2355-729X

Gambar 3. Peta Daerah Potensial Penangkapan Ikan (DPPI) pelagis besar di Perairan
Mamuju dan sekitarnya yang dinyatakan dengan menggunakan model
probabilitas (%) periode bulan Juni-November 2013.

Safruddin dkk. 191


Jurnal IPTEKS PSP, Vol. 1 (2) Oktober 2014: 185-195 ISSN: 2355-729X

Gambar 4. Peta Daerah Potensial Penangkapan Ikan (DPPI) pelagis besar di Perairan
Mamuju dan sekitarnya yang dinyatakan dengan menggunakan model
probabilitas (%) periode bulan Desember - Mei 2014.

Safruddin dkk. 192


Jurnal IPTEKS PSP, Vol. 1 (2) Oktober 2014: 185-195 ISSN: 2355-729X

Tabel 1. Distribusi spasial dan temporal (Juni 2013- Mei 2014) serta luas daerah potensial
penangkapan ikan (DPPI) pelagis besar di Perairan Kabupaten Mamuju, Sulawesi
Barat.
No. Bulan Lokasi DPPI Luas DPPI (Km2)

1. Juni 119°30’-119°48’ BT 2°30’ -2°54’ LS


1.481,719
2. Juli 118°12’-118°42’ BT 1°48’ – 2°30’ LS
3.457,343
3. Agustus 118°12’-118°42’ BT 1°48’ – 2°54’ LS
7.408,593
4. September 118°30’-118°42’ BT 1°48’ – 2°12’ LS
1.234,765
5. Oktober 118°18’-118°48’ BT 1°48’ – 2°24’ LS
3.210,390
6. November 118°12’-118°48’ BT 1°48’ – 2°30’ LS
5.062,538
7. Desember 118°18’-118°36’ BT 2°06’ – 2°18’ LS
740,859

8. Januari 119°00’-119°06’ BT 1°48’ – 2°00’ LS


493,906
9. Februari 118°30’-118°54’ BT 2°24’ – 2°42’ LS
1.358,242
10. Maret 118°54’-119°06’ BT 1°48’ – 2°00’ LS
864,336
11. April 118°18’-118°36’ BT 2°00’ – 2°48’ LS
1.975.625
12. Mei 118°0’- 118°45’ BT 1°30’- 3°0’ LS
5.556,444

Tabel 1 menunjukkan bahwa formasi Kemudian disusul DPPI pada bulan


DPPI pelagis besar terbentuk sepanjang Mei, November, dan Juli. DPPI yang paling
tahun di Perairan Mamuju. DPPI yang paling rendah kemungkinan ditemukannya ikan
produktif ditemukan pada bulan Agustus pelagis besar seperti cakalang dan tuna itu
dengan luas sekitar 7.408,593 km2. terjadi pada bulan Januari.

Safruddin dkk. 193


Jurnal IPTEKS PSP, Vol. 1 (2) Oktober 2014: 185-195 ISSN: 2355-729X

c. Musim Penangkapan Berdasarkan indeks musim penangkapan


Musim penangkapan merupakan yang dinyatakan dengan luas DPPI dan
konsekuensi dari respon ikan terhadap polynomial fit didapatkan bahwa musim
perubahan faktor lingkungan. Bila faktor puncak penangkapan ikan pelagis besar di
lingkungan mendukung ketersediaan Perairan Mamuju dan sekitarnya terjadi pada
makanan dan kesesuaian kondisi bulan Agustus. Selanjutnya disusul pada
sekelilingnya seperti suhu, klorofil-a dan bulan Mei dan November (Gambar 5). Hal
arus, maka keberadaan ikan dapat berlimpah ini berarti bahwa ikan tuna (tuna mata besar,
dan itulah indikasi musim keberadaan ikan madidihang), cakalang dan tongkol memiliki
dan akhirnya dikenal sebagai musim kemungkinan terbesar ditangkap pada bulan
penangkapan. tersebut. Sebagai catatan penting dalam
Musim penangkapan ikan penting pendekatan kegiatan ini adalah bahwa
untuk diketahui sehubungan dengan indeks musim yang digunakan adalah
banyaknya jenis ikan yang bernilai ekonomis mengacu pada kondisi optimum konsentrasi
tinggi. Pengetahuan tentang daerah klorofil-a dan suhu permukaan laut.
penangkapan saja tidak akan cukup
memberikan hasil tangkapan optimal. Hal ini
karena meskipun daerah penangkapan
sangat produktif tapi bukan musim ikan
maka daerah tersebut biasanya tidak banyak
ditemukan ikan.

Gambar 5. Indeks musim penangkapan ikan pelagis besar yang dinyatakan


dalam luas DPPI di Kabupaten Mamuju dari Januari hingga
Desember.

Safruddin dkk. 194


Jurnal IPTEKS PSP, Vol. 1 (2) Oktober 2014: 185-195 ISSN: 2355-729X

KESIMPULAN Safruddin, S.A. Farhum, M.A.I. Hajar. 2014.


Dinamika spasial dan temporal Estimasi Potensi dan Daerah
parameter oseanografi seperti SPL dan Potensial Ikan Cakalang
klorofil-a serta kecepatan arus dapat (Katsuwonus Pelamis) di Perairan
menunjukkan secara spesifik lokasi dan Teluk Bone, Provinsi Sulawesi
waktu DPPI ikan pelagis besar di perairan Selatan. LP2M Universitas Hasanuddin.
Kabupaten Mamuju dan sekitarnya 54 hal.
sepanjang tahun. Zainuddin, M. 2006. Predicting potential
Daerah potential penangkapan ikan habitat hot spots for albacore tuna
pelagis besar mengalami perubahan formasi
and Migration Pattern for Albacore
baik terhadap waktu dan tempat. Karena itu
Tuna, Thunnus alalunga, in the
database DPPI sangat diperlukan untuk
Northwestern North Pacific using
membuat kalender penangkapaan ikan di
perairan Mamuju. DPPI pelagis besar di Satellite Remote Sensing and GIS.
perairan Mamuju yang paling produktif Ph.D Dissertation. Hokkaido University.
terjadi pada bulan Agustus, Mei, dan 108 pp.
November.
Zainuddin, M., Saitoh, K. and Saitoh, S. 2008.
Albacore tuna fishing ground in
DAFTAR PUSTAKA relation to oceanographic
conditions of northwestern North
Anggraeni, Safruddin dan M. Zainuddin.
2014. Analisis Spasial dan Temporal Pacific using remotely sensed
Hasil Tangkapan Ikan Cakalang satellite data . Fish.
(Katsuwonus pelamis) dan thermal Oceanography.17(2): 61-73.
front pada musim peralihan di
perairan Teluk Bone. Jurnal IPTEKS Zainuddin. M, A. Nelwan, A. Farhum,
Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Najamuddin, M.I. Hajar, M. Kurnia,
FIKP Unhas. Vol.1 (1): 20 - 27. Sudirman . 2013. Characterizing
Potential Fishing Zone of Skipjack
Anonim. 2010 - 2013. Laporan Statistik Tuna during the Southeast Monsoon
Perikanan Sulawesi Barat. DKP in the Bone Bay-Flores Sea Using
Provinsi Sulawesi Barat. Mamuju. Remotely Sensed Oceanographic
Lehodey, P., Bertignac, M., Hampton, J.,
Data . International Journal of
Lewis, A. and Picaut, J. 1997. El Niño Geosciences, 2013 (4): 259 – 266.
southern oscillation and tuna in the
western Pacific. Nature 389:715‒718.

Polovina, J.J., Howel, E., Kobayashi, D.R. and


Seki, M.P. 2001. The transition zone
chlorophyll front, a dynamic global
feature defining migration and
forage habitat for marine resources.
Progress in Oceanogr. 49: 469 ‒ 483.

Safruddin dkk. 195

View publication stats

Das könnte Ihnen auch gefallen