Sie sind auf Seite 1von 9

Tanggal : 10 Oktober 2017 Metodologi Penelitian

Nama Mahasiswa : Yulia Patma Desita Lokasi penelitian :


Informasi Citasi kelurahan Gunung Sarik, Kecamatan Kuranji,
Pengarang : Padang, Sumatera Barat
Widya Kardela2), Yufri Aldi1), Rozi Variabel yang diteliti :
Efendi2) Bunga Kincung
1)
Fakultas Farmasi Universitas Andalas Metode pengumpulan data :
Sekolah Tinggi Mengunakan analisa ANOVA satu arah dan
2)
Ilmu Farmasi (STIFARM) Padang Kruskal Wallis
Email: Roziefendi03@yahoo.com
Tahun : 2017
Judul artikel :
UJI EFEK ANTI ANAFILAKSIS
KUTAN AKTIF DARI EKSTRAK
ETANOL BUNGA KINCUNG
(Etlingera elatior (Jack) R. M. Smith)
PADA MENCIT PUTIH
JANTAN
Penerbit / nama jurnal :
Jurnal Farmasi Higea
Volume : Vol. 9
Issue / No : No.1
Halaman : 30-40
Latar Belakang Hasil Penelitian / Studi
Indonesia kaya akan sumber bahan Pada penelitian ini digunakan bunga kincung
obat alam dan tradisional yang secara yang diambil di kelurahan Gunung Sarik,
turun-temurun telah digunakan sebagai Kecamatan Kuranji, Padang, Sumatera Barat.
ramuan obat tradisional. Pengobatan Sampel bunga kincung yang diambil
tradisional dengan tanaman obat sebanyak 2 kg.Selanjutnya sampel tersebut
diharapkan dapat dimanfaatkan dalam diidentifikasi di Herbarium Universitas
pembangunan kesehatan masyarakat. Andalas, Jurusan Biologi Fakultas
Kemajuan pengetahuan dan teknologi Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
modern tidak mampu menggeserkan (FMIPA), Universitas Andalas Padang. Hasil
peranan obat tradisional, bahkan pada identifikasi menunjukkan bahwa sampel
saat ini pemerintah tengah tersebut adalah Etlingera elatior (Jack) R. M.
menggalakkan pengobatan kembali ke Smith dari famili zingiberaceae dan
alam (back to nature) (Wijayakusuma, mempunyai sinonim Phaeomeria magnifica
1999). (Roscoe).
Kincung (Etlingera elatior (Jack) R. Proses pembuatan simplisia dimulai dari
M. Smith) adalah salah satu tanaman sortasi basah, pencucian, perajangan,
dari famili zingiberaceae yang pengeringan dan sortasi kering kemudian
multiguna.Secara tradisional bunga sampel dilakukan proses pembuatan serbuk
kincung dimanfaatkan untuk penambah menggunakan blender. Tujuan dari
citarasa masakan dan bahan kosmetik pembuatan serbuk untuk memperkecil daya
alami. Daun serta rimpang dipakai kontak antara serbuk dengan pelarut,
untuk bahan campuran bedak. sehingga mempermudah pelarut dalam
Sedangkan batangnya digunakan untuk menarik senyawa aktif dalam sampel
pemberi citarasa pada masakan daging (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia,
(Naufalin, 2005). Menurut Rohkyani 2011).
(2015) kincung mengandung senyawa Pada proses selanjutnya dilakukan proses
alkaloid, saponin, tanin, fenolik, ekstraksi dengan menggunakan metode
flavonoid, triterpenoid, steroid, vitamin, maserasi. Maserasi adalah proses
mineral dan glikosida yang berperan pengekstrakan simplisia dengan
sebagai antimikroba dan antioksidan. menggunakan pelarut dengan beberapa kali
Beberapa tahun terakhir ini, tanaman pengocokan atau pengadukan pada suhu
kincung (Etlingera elatior (Jack) R. M. kamar. Kelebihan metode ini adalah
Smith) mendapat perhatian sangat besar pengerjaannya lebih mudah, tidak
karena berbagai penelitian memerlukan perlakuan khusus dan tidak
membuktikan adanya aktivitas memerlukan panas sehingga dapat mencegah
antibakteri dan antioksidan (Chan et al., terjadinya kerusakan zat termolabil akibat
2007). Selain itu kincung dapat suhu tinggi. Sedangkan kekurangannya
digunakan untuk mengobati penyakit adalah waktu pengerjaannya lebih lama,
kanker dan tumor (Habsah et al., 2005). cairan penyari yang digunakan lebih banyak
Lingga et al (2012) menjelaskan ekstrak dan tidak dapat digunakan bahan-bahan yang
bunga kincung dapat mencegah infeksi mempunyai tekstur keras seperti benzoin,
saprolegnia sp pada telur lele tiraks dan lilin (Departemen Kesehatan
sangkuriang. Disamping itu, Rislyana et Republik Indonesia, 2000).
al (2015) melaporkan bahwa ekstrak Pada proses maserasi menggunakan botol
batang kincung (Etlingera elatior (Jack) kaca berwarna gelap dan ditempat terlindung
R. M. Smith) memiliki sifat dari cahaya. Hal ini bertujuan untuk
biotermitisida terhadap rayap menghindari terjadinya penguraian struktur
Coptotermes curvignathus. Sp. zat aktif terutama untuk senyawa yang kurang
Sedangkan Tarigan (2013) menjelaskan stabil terhadap cahaya. Maserasi yang
bahwa maserat bunga kincung dapat dilakukan dengan menggunakan etanol
digunakan sebagai bioinsektisida sebagai pelarut, karena pelarut ini relatif
terhadap nyamuk Aedes ssp. kurang toksik dibandingkan dengan pelarut
Hipersensitivitas merupakan reaksi lainnya dan pelarut ini juga dapat melarutkan
imunologik secara tidak wajar pada hampir semua zat, baik yang bersifat polar,
seseorang yang sebelumnya pernah semi polar atau non polar. Pelarut yang
tersensitisasi dengan antigen yang digunakan adalah etanol 70 % karena sampel
bersangkutan sehingga menimbulkan yang digunakan adalah sampel kering yang
reaksi berlebihan, yang bermanifestasi memiliki kandungan air yang relatif sedikit.
pada radang atau kerusakan jaringan. Kadar air dalam etanol sebanyak 30 %
Pada keadaan normal, mekanisme berfungsi untuk membantu memecahkan
pertahanan tubuh baik humoral maupun dinding sel sehingga penetrasi etanol ke
seluler tergantung dari aktifasi sel B dan dalam sel lebih cepat dan optimal
sel T. Aktifasi berlebihan oleh antigen (Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
akan menimbulkan keadaan 2000).
imunopatologi (Kresno, 2001). Pada penelitian ini digunakan metoda
Pada reaksi hipersensitivitas cepat anafilaksis kutan aktif. Metoda ini ini
atau reaksi anafilaksis yang berperan menggunakan bahan dan alat yang sederhana,
adalah IgE. Reaksi ini ditandai dengan tetapi efek dari anafilaksis kutan aktif dapat
respons yang mendadak yang terjadi diamati dengan jelas. Reaksi anafilaksis kutan
dalam beberapa menit setelah aktif adalah reaksi anafilaksis yang terjadi
terpaparnya tubuh dengan antigen, pada kulit, dimana tubuh sendirilah yang
sehingga melepaskan mediator– membentuk antibodi karena pengaruh
mediator yang terdapat dalam sel seperti pemberian antigen tertentu (Stevens &
histamin, bradikinin, asam arakidonat Chistine, 2003). Pada reaksi alergi yang
dan prostaglandin. Lepasnya mediator– berperan adalah imunuglobulin E (IgE).
mediator tersebut menyebabkan rinitis Reaksi ini ditandai oleh respon yang
alergi, asma, dermatis atopi, mendadak yang terjadi dalam beberapa menit
memerahnya kulit dan sesak nafas setelah pemaparan dengan dengan dosis
(Baratawidjaja & Rengganis, 2014). antigen yang menantang, sehingga
Dalam pengobatan alergi saat ini melepaskan mediator-mediator prostaglandin.
digunakan obat-obat sintesis yang Lepasnya mediator-mediator ini
jumlahnya sangat banyak. Diantaranya menyebabkan gatal-gatal, merahnya kulit dan
adalah golongan antihistamin. Namun sesak nafas (Baratawidjaja & Rengganis,
sangat disayangkan obat-obat tersebut 2014).
mempunyai efek samping yang tidak Antigen yang digunakan adalah putih telur
diinginkan. Untuk itu diperlukan suatu ayam ras. Putih telur ayam ras dipilih karena
usaha untuk menghindari atau merupakan antigen yang potensial dalam
memperkecil efek samping yang tidak menimbulkan reaksi anafilaksis, karena
diinginkan tersebut. Diantaranya adalah banyak mengandung senyawa protein
menggunakan tumbuhan sebagai bahan terutama ovalbumin Disamping itu putih telur
obat sebagaimana yang dianjurkan oleh juga mempunyai banyak epitop pada
pemerintah akhir-akhir ini (Soeparman, permukaannya. Epitop merupakan bagian dari
1990). antigen yang dapat menginduksi
Sejauh ini belum ada penelitian pembentukan antibodi dan dapat diikat secara
mengenai pengaruh ekstrak etanol spesifik oleh bagian antibodi reseptor pada
bunga kincung terhadap efek anafilaksis limfosit. Dosis antigen yang dipilih adalah
kutan aktif. Berdasarkan latar belakang dosis terkecil yaitu 10 % (Aldi et al, 2015).
di atas maka perlu diteliti pengaruh Hewan percobaan yang digunakan adalah
ekstrak etanol bunga kincung terhadap mencit putih jantan. Mencit putih jantan
anafilaksis kutan aktif pada mencit putih dipilih karena mudah didapat,harganya relatif
jantan. Parameter yang diamati pada mudah, penanganannya mudah dan anatomi
reaksi anafilaksis kutan aktif ini adalah fisiologinya hampir sama dengan manusia.
waktu timbul bentolan biru, diameter Untuk mengurangi penyimpangan hasil
bentolan biru dan intensitas warna biru penelitian, maka dipilih mencit dengan jenis
yang terjadi pada kulit punggung mencit kelamin, usia dan berat badan yang relatif
putih jantan. sama. Mencit yang digunakan sebagai hewan
percobaan terlebih dahulu diaklimatisasi
dalam kandang hewan penelitian selama satu
minggu. Hal ini bertujuan supaya mencit bisa
beradaptasi dengan lingkungan baru dan bisa
mengontrol kesehatan, berat badan dan
menyeragamkan makanannya (Thampson,
1990). Dimana selisih berat badan mecit
sebelum aklimatisasi dan sesudah aklimatisasi
tidak menunjukkan perubahan berat badan
lebih dari 10 %, perubahan terbesar terjadi
pada persentase 9,95 % dan terkecil 3,40 %.
Hasil aklimatisasi ini menunjukkan bahwa
mencit bisa digunakan sebagai hewan
penelitian.
Pada hari pertama dilakukan sensitisasi
dengan menyuntikkan larutan putih telur
ayam 10 % sebanyak 0,2 mL secara
intraperitoneal pada semua hewan percobaan
dengan tujuan untuk perkenalan pertama kali
antigen dengan sistem imun sehingga hewan
akan menjadi sensitif dan akan terjadi
pembentukan antibodi spesifik terhadap
antigen yang masuk. Hasilnya akan terbentuk
sel memori yang akan mengenal antigen pada
pemaparan berikutnya (Kresno, 2001).
Pada hari ke tujuh dan empat belas, dilakukan
pembosteran dengan larutan putih telur ayam
10 % b/v sebanyak 0,1 mL secara subkutan
dengan tujuan untuk meningkatkan
sensitifitas dari sistem imun hewan terhadap
antigen, sehingga terjadi peningkatan jumlah
pembentukan antibodi dan sel memori. Hal
ini ditandai dengan adanya kemerahan pada
daerah sekitar tempat penyuntikan. Pada
pembosteran antigen diberikan dengan dosis
lebih rendah agar tidak terjadi syok
anafilaksis (Price & Hamilton, 2007).
Pada hari ke lima belas sampai dua puluh,
hewan percobaan kelompok I diberi pembawa
sediaan uji (NaCMC 0,5 %), kelompok II, III
dan IV diberi suspensi ekstrak bunga kincung
dengan dosis 100 mg/kg, 300 mg/kg dan 900
mg/kg secara peroral. Dosis ini dipilih setelah
melakukan uji pendahuluan terlebih dahulu
pada hewan percobaan. Sedangkan kelompok
V diberi pembanding yaitu Difenhidramin
HCL dengan dosis 6,5 mg/kg BB secara
intravena.
Pada hari ke dua puluh satu, hewan percobaan
diberi larutan biru evans 0,25 % b/v sebanyak
0,1 mL secara intravena. Setengah jam
kemudian dilakukan penantangan dengan
dengan menyuntikkan larutan putih telur
ayam 10 % b/v secara intrakutan pada
punggung yang telah dicukur sehari
sebelumnya. Akibat penantangan ini akan
terjadi pembebasan histamin dari sel mast dan
sel basofil disekitar tempat penyuntikan dan
terjadi vasodilatasi pembuluh darah sehingga
darah keluar menuju jaringan. Selanjutnya
pada daerah penyuntikan tersebut timbul
bentolan biru karena didalam darah sudah
terdapat zat warna biru evans yang memiliki
afinitas sangat kuat dengan albumin. Bentolan
biru inilah yang akan menjadi parameter telah
terjadinya reaksi anafilaksis kutan aktif.
Parameter yang diamati untuk melihat efek
ekstrak etanol bunga kincung terhadap
anafilaksis yaitu waktu timbul bentolan biru,
diameter bentolan biru dan intensitas warna
bentolan biru (Aldi et al., 2015).
Alasan dipilihnya tiga rute pada proses
penyuntikan antigen adalah pada proses
sensitisasi rute intraperitoneal dianggap
paling baik karena pada cairan intraperitoneal
banyak terdapat sel-sel Antigen Precenting
cell atau Makrofag yang berfungsi untuk
menangkap dan memperkenalkan antigen
yang masuk ke sel T. Pada tahap pembosteran
albumin tidak diberi lagi secara
intraperitoneal karena takut menyebabkan
syok anafilaksis, sehingga dipilih rute
subkutan karena pada daerah bawah kulit
banyak terdapat reseptor untuk antigen
sehingga antigen yang masuk bersifat
imunogenik namun tidak menyebabakan syok
anafilaksis sedangkan pada proses
penantangan rute yang dipilih adalah
intrakutan agar terbentuk radang pada kulit
yang memudahkan pada proses pengamatan.
Hasil pengamatan waktu timbul bentolan
biru pada punggung mencit putih jantan
setelah pemberian ekstrak etanol bunga
kincung dengan dosis 100 mg/kg BB, 300
mg/kg BB, 900 mg/kg BB dan Difenhidramin
HCL terjadi peningkatan waktu timbul
bentolan. Pada hasil ini terlihat waktu timbul
bentolan biru semakin lama dengan
meningkatnya dosis, ini membuktikan ekstrak
etanol bunga kincung dapat menghambat
reaksi anafilaksis kutan aktif, namun waktu
timbul bentolan biru kelompok hewan yang
diberikan suspensi ekstrak etanol bunga
kicung memiliki waktu timbul lebih cepat bila
dibandingkan dengan kelompok hewan yang
diberikan Difenhidramin HCL.
Pada uji analisa statistik ANOVA satu arah
menunjukkan Sig. 0.000 (P<0,05), waktu
timbul bentolan biru pada setiap kelompok,
yang ditandai dengan peningkatan waktu
timbul bentolan biru dengan meningkatnya
dosis Kemudian dilanjutkan uji Duncan
menunjukkan adanya pengaruh kekuatan
dosis dalam memberikan efek untuk
menghambat reaksi anafilaksis kutan aktif.
Dari hasil analisa Duncan terlihat kemampuan
ekstrak etanol bunga kincung dalam
mempanjang waktu timbul bentolan biru
tetapi waktu timbul bentolan biru yang diberi
esktrak bunga kincung lebih cepat dari pada
Difenhidramin HCL.
Pada pengukuran diameter bentolan biru pada
punggung mencit putih jantan yang
mengalami reaksi anafilaksis kutan aktif
dilakukan pengamatan tiap 30 menit selama 6
jam. Hasil pengukuran diameter bentolan biru
pada kelompok kontrol negatif terjadi
peningkatan diameter bentolan biru dari awal
sampai akhir pengamatan. Hasil ini
disebabkan karena di dalam tubuh hewan
kelompok kontrol negatif tidak terdapat zat
aktif atau obat yang dapat menghambat
perlepasanhistamin, sehingga histamin
banyak dilepas dan terjadi peningakatan
diameter bentolan biru.
Kemudian dilanjutkan hasil pengamatan
kelompok yang diberi dosis 100 mg/kg BB,
300 mg/kg BB dan 900 mg/kg BB,
menunjukkan hasil pada awal pengamatan
terjadi peningkatan diameter bentolan biru
dan menurun pada waktu pengamatan ke 3,5.
Hal ini terjadi karena pada awal pengamatan
efek dari ekstrak bunga kincung belum
mampu mempertahankan perlepasan
histamin, sehingga terjadinya peningkatan
diameter bentolan biru yang disebabkan
banyaknya histamin yang lepas. Selanjutnya
pada kelompok pembanding yang di berikan
injeksi Difenhidramin HCL menunjukan hasil
yang paling bagus bila dibandingkan dengan
kelompok lain, dimana dari awal sampai akhir
pengamatan terjadi penurunan diameter
bentolan biru. Hal ini disebabkan karena
Difenhidramin HCL dapat menghambat
perlepasan histamin (Kresno, 2001).
Pada uji analisa statistik Kruskal Wallis
pengaruh kelompok hewan terhadap diameter
bentolan biru terlihat sig. 0,000 (P<0,05),
yang berarti ada perbedaan nyata pada
masing-masing kelompok hewan dalam
menghambat diameter bentolan biru. Bila kita
membandingkan kekuatan dosis pada
kelompok hewan yang diberikan ekstrak
etanol bunga kincung, didapatkan bahwa
dosis 900 mg/kg BB memiliki efek paling
bagus dalam menghambat reaksi anfilaksis
kutan aktif, tetapi efek yang diberikan masih
kurang bagus bila dibandingkan dengan
Difenhidramin HCL. Kemudian pada uji
statistik Kruskal Wallis pengaruh waktu
terhadap diameter terlihat Sig. 0,144
(P>0,05), yang berarti tidak ada perbedaan
nyata diameter bentolan biru terhadap waktu
pengamatan.
Pengamatan terakhir yang dilakukan adalah
pengamatan intensitas warna bentolan biru
dinyatakan dalam bentuk skor ; 0 (tidak
berwarna) ; 1 (biru kurang jelas) ; 2 (biru
cukup jelas) ; 3 (biru jelas) ; 4 (biru sangat
jelas). Pemakaian larutan biru evans
dikarenakan dapat terikat dengan putih telur
ayam ras 10 % (Aldi et al.,2015). Penetapan
skor ini dilakukan dengan membandingkan
warna bentolan biru pada punggung mencit
dengan warna larutan standar biru.
Hasil pengamatan intensitas warna
menunjukkan adanya perbedaan intensitas
warna pada setiap kelompok hewan. Hasil
pengamatan intensitas warna bentolan pada
kelompok kontrol negatif terjadi peningkatan
dari awal sampai akhir pengamatan. Hasil ini
disebabkan karena larutan biru evans yang
disuntik berikatan dengan antigen
dipembuluh darah, sehingga pada saat
histamin lepas terlihat intensitas warna pada
punggung mencit sangat jelas.
Hasil pengamatan intensitas warna pada
kelompok yang diberi dosis 100 mg/kg BB,
300 mg/kg BB dan 900 mg/kg BB,
menunjukkan hasil pada awal pengamatan
terjadi peningkatan intensitas warna bentolan
dan menurun pada waktu pengamatan ke 3,5.
Hal ini terjadi karena pada awal pengamatan
efek dari ekstrak bunga kincung belum
mampu mempertahankan perlepasan
histamin, sehingga terjadi peningkatan
pelepasan histamin yang menyebabkan
tejadinya peningkatan intensitas warna
bentolan, karena larutan biru evans akan ikut
keluar pada saat histamin lepas. Semakin
banyak histamin yang lepas maka larutan biru
akan semakin jelas terlihat pada punggung
hewan percobaan.
Selanjutnya pada kelompok pembanding yang
di berikan Difenhidramin HCL menunjukan
hasil yang paling bagus bila dibandingkan
dengan kelompok lain, dimana dari awal
sampai akhir pengamatan terjadi penurunan
intensitas warna bentolan. Hal ini disebabkan
karena Difenhidramin HCL dapat
menghambat perlepasan histamin, sehingga
histamin sedikit yang lepas dan larut biru
evans tidak terlalu jelas. Pada uji statistik
Kruskal Wallis pengaruh kelompok hewan
terhadap intensitas warna terlihat Sig. 0,000
(P<0,05) , yang berarti ada perbedaan nyata
intensitas warna bentolan biru pada masing-
masing kelompok hewan. Bila kita
membandingkan kekuatan dari efek yang
diberikan pada setiap kelompok hewan,
didapatkan bahwa ekstrak etanol bunga
kincung dapat menghambat reaksi anafilaksis
kutan aktif.
Kemudian dilakukan uji statistik Kruskal
Wallis pengaruh waktu terhadap intensitas
warna terlihat Sig. 0,011 (P<0,05), yang
berarti ada perbedaan nyata intensitas warna
terhadap waktu. Hasil kekuatan dosis pada
waktu pengamatan dapat disimpulkan bahwa
pada waktu pengamatan ke 6 memberikan
efek yang sangat bagus dalam menghambat
reaksi anafilaksis kutan aktif

Tujuan Penelitian / Studi Implikasi Hasil Penelitian


Untuk mengetahui pengaruh ekstrak Data hasil penelitian dianalisa dengan
etanol bunga kincung terhadap ANOVA satu arah dan Kruskal Wallis. Hasil
anafilaksis kutan aktif pada mencit putih penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol
jantan. Parameter yang diamati pada bunga kincung memberikan efek yang
reaksi anafilaksis kutan aktif ini adalah berbeda nyata antara masing-masing dosis
waktu timbul bentolan biru, diameter (P<0,05).
bentolan biru dan intensitas warna biru
yang terjadi pada kulit punggung mencit
putih jantan.
Pertanyaan Penelitian Kekuatan Penelitian / Studi
1. Apa latar belakang yang di bahas tanaman kincung (Etlingera elatior (Jack) R.
pada jurnal uji efek anti anafilaksis M. Smith) mendapat perhatian sangat besar
kutan aktif dari ekstrak etanol bunga karena berbagai penelitian membuktikan
kuncung Etlingera elatior (Jack) R. adanya aktivitas antibakteri dan antioksidan
M. Smith) pada mencit putih jantan? (Chan et al., 2007). Selain itu kincung dapat
2. Bagaimana metode dalam penelitian digunakan untuk mengobati penyakit kanker
jurnal uji efek anti anafilaksis kutan dan tumor (Habsah et al., 2005). Lingga et al
aktif dari ekstrak etanol bunga (2012) menjelaskan ekstrak bunga kincung
kuncung Etlingera elatior (Jack) R. dapat mencegah infeksi saprolegnia sp pada
M. Smith) pada mencit putih jantan? telur lele sangkuriang. Disamping itu,
3. Metode apa yang di gunakan saat Rislyana et al (2015) melaporkan bahwa
nganalisa data tersebut? ekstrak batang kincung (Etlingera elatior
4. Apa hasil dan pembahasan dari (Jack) R. M. Smith) memiliki sifat
penelitian tersebut? biotermitisida terhadap rayap Coptotermes
5. Bagaimana kesimpulan dari curvignathus. Sp. Sedangkan Tarigan (2013)
penelitian tersebut? menjelaskan bahwa maserat bunga kincung
dapat digunakan sebagai bioinsektisida
terhadap nyamuk Aedes ssp.

Desain Penelitian / Studi Keterbatasan Penelitian / Studi


Uji efek anti anafilaksis kutan aktif dari Sejauh ini belum ada penelitian mengenai
ekstrak etanol bunga kincung (Elingera pengaruh ekstrak etanol bunga kincung
elatior (Jack) R. M. Smith) dapat terhadap efek anafilaksis kutan aktif sehingga
diamati melalui parameter waktu tidak adanya referensi untuk penelitian ini.
tumbuh bentolan biru, diameter
bentolan biru dan intensitas warna biru
yang terjadi pada punggung mencit
putih jantan menggunakan larutan biru
evans sebagai indikator. Dosis
pemberian ekstrak etanol bunga kincung
dimulai dari 100 mg/kg BB, 300 mg/kg
BB dan 900 mg/kg BB. Reaksi alergi
diinduksi dengan pemberian putih telur
ayam ras sebagai antigen. Peningkatan
dosis menyebabkan peningkatan waktu
tumbuh bentolan biru, penurunan
diameter dan intensitas warna biru. Data
hasil penelitian dianalisa dengan
ANOVA satu arah dan Kruskal Wallis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
ekstrak etanol bunga kincung
memberikan efek yang berbeda nyata
antara masing-masing dosis (P<0,05)
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan ekstrak etanol
bunga kincung memiliki efek anti anafilaksis kutan aktif, ini dibuktikan dengan
peningkatan waktu timbul bentolan biru, penurunan diameter dan intensitas warna yang
yang terbentuk pada punggung mencit putih jantan.

Das könnte Ihnen auch gefallen

  • Ca Colon Makalah
    Ca Colon Makalah
    Dokument17 Seiten
    Ca Colon Makalah
    Yulia Patma Desita
    Noch keine Bewertungen
  • BAB I Ca Rektm
    BAB I Ca Rektm
    Dokument21 Seiten
    BAB I Ca Rektm
    Yulia Patma Desita
    Noch keine Bewertungen
  • Sirosis Hepatis 1
    Sirosis Hepatis 1
    Dokument28 Seiten
    Sirosis Hepatis 1
    Yulia Patma Desita
    Noch keine Bewertungen
  • Teory Ida Jean Orlando 1
    Teory Ida Jean Orlando 1
    Dokument12 Seiten
    Teory Ida Jean Orlando 1
    Yulia Patma Desita
    Noch keine Bewertungen
  • Hipoksia
    Hipoksia
    Dokument5 Seiten
    Hipoksia
    chichi
    Noch keine Bewertungen
  • Ca Colon Makalah
    Ca Colon Makalah
    Dokument17 Seiten
    Ca Colon Makalah
    Yulia Patma Desita
    Noch keine Bewertungen
  • BAB I Typus Abdominalis
    BAB I Typus Abdominalis
    Dokument15 Seiten
    BAB I Typus Abdominalis
    Yulia Patma Desita
    Noch keine Bewertungen
  • Ca Tyroit
    Ca Tyroit
    Dokument15 Seiten
    Ca Tyroit
    Yulia Patma Desita
    Noch keine Bewertungen
  • LP Epilepsi
    LP Epilepsi
    Dokument15 Seiten
    LP Epilepsi
    Yulia Patma Desita
    Noch keine Bewertungen
  • Askep Ket-1
    Askep Ket-1
    Dokument14 Seiten
    Askep Ket-1
    Yulia Patma Desita
    Noch keine Bewertungen
  • Jean Watson
    Jean Watson
    Dokument7 Seiten
    Jean Watson
    bahrul ulum
    Noch keine Bewertungen
  • Askep 1
    Askep 1
    Dokument12 Seiten
    Askep 1
    Yulia Patma Desita
    Noch keine Bewertungen
  • Asfiksia BAB 2
    Asfiksia BAB 2
    Dokument17 Seiten
    Asfiksia BAB 2
    seklak
    Noch keine Bewertungen
  • Abortus
    Abortus
    Dokument12 Seiten
    Abortus
    Yulia Patma Desita
    Noch keine Bewertungen
  • 01 Slide SKN 2012 Litbangkes
    01 Slide SKN 2012 Litbangkes
    Dokument36 Seiten
    01 Slide SKN 2012 Litbangkes
    Yulia Patma Desita
    Noch keine Bewertungen
  • TEORI ERNESTINE
    TEORI ERNESTINE
    Dokument4 Seiten
    TEORI ERNESTINE
    dianmardiani
    Noch keine Bewertungen
  • Bab 1 Supervisi
    Bab 1 Supervisi
    Dokument12 Seiten
    Bab 1 Supervisi
    Yulia Patma Desita
    Noch keine Bewertungen
  • Jean Watson
    Jean Watson
    Dokument7 Seiten
    Jean Watson
    bahrul ulum
    Noch keine Bewertungen
  • Mkdje
    Mkdje
    Dokument2 Seiten
    Mkdje
    Yulia Patma Desita
    Noch keine Bewertungen
  • TEORI ERNESTINE
    TEORI ERNESTINE
    Dokument4 Seiten
    TEORI ERNESTINE
    dianmardiani
    Noch keine Bewertungen
  • Proses keperawatan Orlando
    Proses keperawatan Orlando
    Dokument12 Seiten
    Proses keperawatan Orlando
    Yulia Patma Desita
    Noch keine Bewertungen
  • Askep 2
    Askep 2
    Dokument6 Seiten
    Askep 2
    Yulia Patma Desita
    Noch keine Bewertungen
  • Mkdje
    Mkdje
    Dokument2 Seiten
    Mkdje
    Yulia Patma Desita
    Noch keine Bewertungen
  • Ida Jean Orlando
    Ida Jean Orlando
    Dokument13 Seiten
    Ida Jean Orlando
    Yulia Patma Desita
    Noch keine Bewertungen
  • Anatomi 1
    Anatomi 1
    Dokument11 Seiten
    Anatomi 1
    Yulia Patma Desita
    Noch keine Bewertungen
  • LAMBUNG Yang Dalam Bahasa Inggris
    LAMBUNG Yang Dalam Bahasa Inggris
    Dokument6 Seiten
    LAMBUNG Yang Dalam Bahasa Inggris
    Aceel Suleman
    Noch keine Bewertungen
  • Bgyfygh
    Bgyfygh
    Dokument8 Seiten
    Bgyfygh
    Yulia Patma Desita
    Noch keine Bewertungen
  • Askep 1
    Askep 1
    Dokument12 Seiten
    Askep 1
    Yulia Patma Desita
    Noch keine Bewertungen
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokument1 Seite
    Bab Iv
    nitha aja
    Noch keine Bewertungen
  • Komunikasi Verbal Komunikasi Non Verbal Analisa Berpusat Pada Perawat Analisa Berpusat Pada Klien Rasional
    Komunikasi Verbal Komunikasi Non Verbal Analisa Berpusat Pada Perawat Analisa Berpusat Pada Klien Rasional
    Dokument48 Seiten
    Komunikasi Verbal Komunikasi Non Verbal Analisa Berpusat Pada Perawat Analisa Berpusat Pada Klien Rasional
    Yulia Patma Desita
    Noch keine Bewertungen