Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
PAJARUDDIN
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2010
SURAT PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan dengan sebenar-benarnya, bahwa semua pernyataan
dalam Tugas Akhir yang berjudul :
ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN MEBEL
DI SENTRA INDUSTRI MEBEL JAKARTA TIMUR
merupakan hasil gagasan dan hasil penelitian saya sendiri di bawah bimbingan
komisi pembimbing kecuali yang dengan jelas ditunjukkan rujukannya. Tugas
Akhir ini belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar pada program sejenis di
perguruan tinggi lain. Semua data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan
secara jelas dan dapat diperiksa kebenarannya.
Pajaruddin
F052054045
i
ABSTRACT
Small Medium Industries (SMI) is the integral part of the national business
world that has position, potential and role that are very strategic in bringing about
the aim of the national development. The market share of the furniture industry
are still really open the area especially for the export market. During the last four
years, the value and the volume of the export of furniture continued to increase.
The Furniture Industry Centers in East Jakarta is still facing various obstacles and
constraints, such as: (1) lack of capital, (2) difficulty of obtaining raw materials,
(3) limited access to market information and others. End, must be examined how
far the development of marketing strategies so that it can still exist and thrive.
This research aims are to: (a) identify strengths, weaknesses, opportunities, and
threats that the company has as a material to formulate a general strategy for
marketing development plans, (b) analyze and assess technically about strength
factors, weaknesses, opportunities and threats of cooperatives and companies to
determine the development of marketing strategies and (c) formulate an
appropriate operational strategy to achieve the hope of a good quality for
cooperatives and companies from the marketing side.
Processing and data analysis by descriptive statistics and analytical and
strategic marketing which includes aspects of supply and demand, market share,
marketing technical and marketing costs. The scope of this research are the basis
to analyze the Strengths, Weaknesses, Opportunities and Threats (SWOT) that
aims to find out the marketing strategy that the entrepreneur of furniture always
do in East Jakarta. Based on research results through the identification, analysis
and discussion of the comparative development of marketing in the furniture
industry center of East Jakarta, which resulted as follows: (1) the businessman of
furniture in East Jakarta has the same furniture production, but each business
group/company has superior products that are different, (2) the businessman of
furniture/furniture industry in East Jakarta centers still rely on the local market
share, while for the export market has not fully utilized, (3) each business
groups/companies have different markets and market segmentation. While the
result of marketing strategy analysis that had been done by the matrix Internal-
External (IE), position furniture product marketing strategy in the furniture
industry centre of East Jakarta on quadrant V and VIII are depicted as holding and
maintaining for medium business groups and small business groups, as well as
micro groups described as harvest or divest.
ii
RINGKASAN
iii
Pengrajin mebel pada sentra industri mebel Jakarta Timur di bawah binaan
Koperasi Industri Kayu dan Mebel (KIKM) terbagi atas tiga kelompok, yaitu
kelompok usaha menengah, kelompok usaha kecil dan kelompok usaha mikro.
Berdasarkan hasil pada faktor strategik internal pada kelompok usaha menengah
hubungan baik perusahaan dengan KIKM sebagai faktor yang penting dalam
menjalankan usaha dengan nilai skor (0,529) dan merupakan salah satu kekuatan
yang dimiliki perusahaan menjajaki perluasan pasar, terutama untuk pasar ekspor.
Sementara administrasi perusahaan yang kurang baik (0,140) harus mendapat
perhatian yang cukup bagi pelaku usaha/pengrajin mebel. Sedangkan hasil pada
faktor strategik internal pada kelompok usaha kecil, pengalaman perusahaan
memproduksi mebel dengan nilai skor 0,540 sebagai faktor yang penting dalam
menjalankan usaha sedangkan titik lemah yang paling utama untuk ditingkatkan
adalah masalah teknologi yang dipakai perusahaan masih sederhana (0,166).
Berdasarkan hasil penelitian melalui identifikasi, analisis dan pembahasan
secara komparatif pengembangan pemasaran pada sentra industri mebel Jakarta
Timur dihasilkan hal berikut: (a) pelaku usaha/pengrajin mebel pada sentra
industri mebel Jakarta Timur mempunyai hasil produksi mebel yang sama namun
masing-masing kelompok usaha/perusahaan mempunyai produk unggulan yang
berbeda, (b) pelaku usaha/pengrajin mebel pada sentra industri mebel Jakarta
Timur masih mengandalkan pangsa pasar lokal, sedangkan untuk pasar ekspor
belum tergarap secara maksimal. Masing-masing kelompok usaha/perusahaan
mempunyai pasar dan segmentasi pasar berbeda. Sedangkan hasil analisis strategi
pemasaran yang telah dilakukan dengan menggunakan matriks IE, posisi strategi
pemasaran produk mebel pada sentra industri mebel Jakarta Timur berada pada
kuadran V dan VIII yang digambarkan sebagai hold dan maintain untuk
kelompok usaha menengah dan kelompok usaha kecil, serta kelompok usaha
mikro digambarkan sebagai harvest atau divestiture.
Alternatif strategi dari hasil analisis SWOT pada sentra industri mebel
Jakarta Timur adalah mempertahankan pasar yang sudah ada, memperluas pasar,
menjaga hubungan baik dengan KIKM Jakarta Timur, mendorong dukungan
pemerintah terhadap industri mebel, meningkatkan desain/inovasi produk,
menjalin hubungan baik dengan perbankan, memanfaatkan mesin produksi yang
ada dengan sebaik-baiknya, memperbaiki administrasi perusahaan, menjaga
hubungan baik dengan pemasok bahan baku, meningkatkan mutu produk,
menetapkan harga produk dengan tepat dan membuat terminal bahan baku.
Dalam rangka pengembangan strategi pemasaran mebel pada sentra
industri mebel Jakarta Timur di masa mendatang, pengrajin mebel anggota
KIKM Jakarta Timur harus melakukan perbaikan-perbaikan secara internal, antara
lain: (a) meningkatkan kualitas SDM (b) melakukan pengembangan produk
(inovasi), (c) membuat merk (brand) produk mebel terutama bagi kelompok usaha
menengah dan kelompok usaha kecil, (d) mengembangkan target marketing ke
luar Kota Jakarta dan pasar ekspor khususnya pada kelompok usaha menengah,
(e) memanfaatkan fasilitas perbankan, (f) melakukan hubungan kerjasama
(kemitraan) dengan usaha besar atau usaha menengah, serta (g) melakukan
perbaikan manajemen administrasi dan keuangan perusahaan.
iv
© Hak Cipta Milik IPB, tahun 2010
Hak Cipta dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh Karya Tulis ini tanpa mencantumkan
atau menyebut sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau
tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan
yang wajar IPB.
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh Karya Tulis
ini dalam bentuk apapun tanpa izin IPB.
v
ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN MEBEL
DI SENTRA INDUSTRI MEBEL JAKARTA TIMUR
PAJARUDDIN
Tugas Akhir
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Profesional pada
Program Studi Industri Kecil Menengah
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2010
vi
Judul Tugas Akhir : Analisis Pengembangan Strategi Pemasaran Mebel
di Sentra Industri Mebel Jakarta Timur
Nama Mahasiswa : Pajaruddin
Nomor Pokok : F052054045
Program Studi : Industri Kecil Menengah
Disetujui
Komisi Pembimbing
Diketahui
Prof. Dr. Ir. H. Musa Hubeis, MS, Dipl. Ing., DEA Prof. Dr. Ir. Khairil A. Notodiputro, MS
vii
Penguji Luar Komisi pada Ujian Tugas Akhir : Prof. Dr. Ir. H. Musa Hubeis, MS, Dipl. Ing., DEA
PRAKATA
Penulis
viii
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan pada tanggal 15 Juni 1976 di Desa Sihepeng, Kecamatan
Siabu, Kabupaten Mandailing Natal, Provinsi Sumatera Utara. Penulis merupakan
anak ke delapan dari delapan bersaudara dari pasangan alm. Abdul Mutholib
Lubis dan almh. Nurima Harahap.
Riwayat pendidikan formal penulis dimulai di SD Inpres No.146277
Sihepeng, Kecamatan Siabu, Kabupaten Mandailing Natal, Provinsi Sumatera
Utara dan lulus pada tahun 1989, kemudian dilanjutkan ke SMP Negeri Sihepeng,
Sumatera Utara dan lulus pada tahun 1992, selanjutnya meneruskan ke SMA
Negeri 3 Padangsidempuan, Kabupaten Tapanuli Selatan, Provinsi Sumatera
Utara dan lulus pada tahun 1995. Pada tahun yang sama, penulis melanjutkan ke
Jurusan Sosial Ekonomi Industri Peternakan, Institut Pertanian Bogor melalui
jalur USMI (tidak lulus), selanjutnya meneruskan ke STIE BI Jakarta dan lulus
pada tahun 2004. Kemudian pada tahun 2006, penulis melanjutkan ke jenjang
pendidikan Strata Dua (S2) pada Magister Profesional Industri Kecil Menengah,
Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor (MPI-SPs IPB).
Selain sebagai mahasiswa penulis aktif di berbagai organisasi sosial dan
politik. Dalam organisasi sosial politik, penulis pernah menjabat sebagai
Sekretaris Dewan Pimpinan Pusat Lembaga Koreksi Budaya Pemerintahan (Lekor
BP), Sekretaris Jenderal Dewan Pengurus Nasional Pemuda Kebangsaan dan
kemudian diangkat sebagai Ketua. Wakil Sekretaris Jaringan Usahawan Mandiri
Indonesia (JUMI), Ketua Departemen Infokom Majelis Pengurus Pusat Ikatan
Cendikiawan Muslim Indonesia Muda (ICMI Muda). Selain itu, penulis pernah
menjadi Calon Legislatif (Caleg) DPR RI periode 2004-2009 dari Partai
Demokrasi Kebangsaan mewakili Daerah Pemilihan Sumatera Utara 1.
Pengalaman bekerja penulis dimulai sebagai staf consultant pada PT
Desakota Infra, Project Analys pada PT Daya Olah Sarana, kemudian sebagai
Manager Umum pada CV Mitra Mandiri Indonesia. Saat ini penulis bekerja
sebagai Wirausaha pada PT Sinergy Usaha Mulia, Jakarta.
ix
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRACT ......................................................................................... ii
RINGKASAN ....................................................................................... iii
PRAKATA ........................................................................................... viii
RIWAYAT HIDUP .............................................................................. ix
DAFTAR ISI ......................................................................................... x
DAFTAR TABEL ................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................ xii
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... xiii
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................ 1
1.2 Perumusan Masalah.................................................................. 3
1.3 Tujuan ..................................................................................... 8
1.4 Kegunaan ................................................................................ 9
1.5 Ruang Lingkup ......................................................................... 9
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Strategi ........................................................................ 10
2.2 Aspek Pemasaran .................................................................... 13
2.3 Strategi dan Persaingan Pemasaran ........................................... 22
2.4 Tinjauan Penelitian Terdahulu ................................................. 26
III. METODOLOGI
3.1 Kerangka Pemikiran Kajian ...................................................... 27
3.2 Lokasi dan Waktu Kajian ......................................................... 29
3.3 Pengumpulan Data....................................................... .............. 29
3.4 Pengolahan dan Analisis Data .................................................. 31
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Kondisi Umum Obyek Kajian .................................................. 42
4.2 Kondisi Umum Perusahaan ..................................................... 50
4.3 Identifikasi dan Analisis Usaha .................................................. 57
4.4 Karakteristik Narasumber ......................................................... 69
4.5 Hasil Analisis SWOT .............................................................. 77
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ............................... ............................................... 106
5.2 Saran ......................................................................................... 106
x
DAFTAR TABEL
Halaman
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
xiii
1
I. PENDAHULUAN
usaha yang sudah ada pun tidak dapat dilakukan dengan penyeragaman. Setiap
jenis usaha, bahkan setiap pelaku usaha pada jenis yang sama akan
mempunyai permasalahan yang berbeda. Oleh karena itu, diperlukan suatu
penelitian yang matang dan mendalam untuk mengetahui apa sebenarnya
permasalahan yang dihadapi oleh industri kecil menengah.
Pengembangan industri mebel menjadi sangat relevan dilakukan di
Indonesia mengingat struktur usaha yang berkembang selama ini bertumpu
pada keberadaan IKM, meskipun dengan kondisi yang memprihatinkan, baik
dari segi nilai tambah maupun dari keuntungan/laba yang diperoleh. Tanpa
disadari ternyata cukup banyak IKM selama ini berorientasi ekspor, sehingga
sangat membantu pemerintah dalam mendapatkan devisa dibandingkan usaha
besar yang justru mengeksploitasi pasar domestik dalam penjualannya.
Selama empat tahun terakhir, nilai dan volume ekspor mebel terus
meningkat. Menurut data dari Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan
Indonesia (Asmindo) dan Departemen Perdagangan (Depdag), pada tahun
2005 nilai ekspornya US$ 1,79 miliar sebanyak 836 juta kg. Pada tahun 2006
naik 1,16% jadi US$ 1,81 miliar kendati volume turun menjadi 835 juta kg.
Pada tahun 2007, nilai ekspor naik 8,35% menjadi US$ 1,96 miliar dengan
volume ekspor seberat 898 juta kg dan tahun 2008 mengalami kenaikan
menjadi US$ 2,6 miliar (Asmindo dan Depdag, 2008). Untuk tahun 2009
diperkirakan naik sebesar 10% menjadi US$ 2,8 miliar dengan asumsi
menargetkan 12.500 orang pembeli dari dalam negeri dan luar negeri pada
pameran International Furniture and Craft Fair Indonesia (IFFINA) bulan
Maret tahun 2009.
Menurut data BPS (2008), industri mebel dan pengolahan lainnya
merupakan salah satu industri yang mengalami kenaikan pertumbuhan
tertinggi pada tahun 2008, yakni 34,16%. Kenaikan pertumbuhan produksi
tersebut disebabkan karena pemerintah telah memperketat ekspor bahan baku
kayu dan rotan dalam bentuk sederhana. Selain itu penyebab utama kenaikan
ekspor mebel Indonesia adalah karena keunikan dan ciri khas produk, dimana
pembuatannya masih manual alias hand made.
3
Pangsa pasar industri mebel masih sangat terbuka luas khususnya untuk
pasar ekspor. Amerika Serikat masih menjadi pasar terbesar mebel Indonesia.
Porsi pasar Amerika mencapai 32,6% dari total ekspor mebel kayu Indonesia.
Setelah itu, Jepang (11%), Belanda (9%), Prancis (6,6%) dan Inggris (4,6%)
termasuk Uni Eropa dan Rusia, Timur Tengah (6%), Australia (4%).
Sementara negara-negara pesaing adalah Italia (13,68%), China (14,18%),
Jerman (8,4%), Polandia (6,38%) dan Kanada (5,77%). Selain kayu, jenis
ekspor mebel juga berasal dari bahan rotan, besi, dan plastik (Asmindo &
Depdag, 2008). Tahun 2008 ekspor mebel Indonesia ke Prancis pada Januari-
September 2008 mencapai US$ 79 juta atau meningkat 3,3% dibanding
periode yang sama tahun sebelumnya (Asmindo & Depdag, 2008).
anggota KIKM Jakarta Timur berhak untuk ikut dalam pameran tersebut
dengan sistem tukar tempat (rooling) setiap pameran dilaksanakan.
Selain itu, KIKM Jakarta Timur juga mengikutsertakan para anggota
yang berminat dalam acara pameran produk mebel yang berskala lebih besar
bahkan berskala nasional. Di samping itu, KIKM Jakarta Timur ini juga
mengadakan pelatihan bekerjasama dengan pihak ketiga, antara lain: Sudin
Perindag Jakarta Timur, Balai Kerajinan Dinas Perindag DKI Jakarta,
Kementerian Koperasi dan UKM, Jaminan Sosial Ketenagakerjaan
(Jamsostek), BI, PT Propan Raya dan lain-lain. Dalam pelatihan ini
diharapkan agar anggota KIKM Jakarta Timur lebih bisa memahami tentang
manajemen, desain produk, mutu produk dan akses pemasaran yang lebih
luas termasuk untuk pasar ekspor.
Di sisi lain, perusahaan-perusahaan mebel yang tergabung dalam
KIKM Jakarta Timur ini masih belum berkembang secara maksimal karena
menghadapi berbagai hambatan dan kendala, yaitu (1) keterbatasan modal,
(2) kurangnya akses yang lebih luas terhadap perbankan, (3) sulitnya
memperoleh bahan baku, (4) tingginya harga bahan baku, (5) kurangnya
peningkatan mutu SDM, (6) masuknya produk mebel impor asal China, (7)
kurangnya pengembangan desain produk, (8) meningkatnya biaya produksi,
(9) menurunnya volume penjualan, (10) keterbatasan jaringan kerja, (11)
keterbatasan untuk mengakses informasi pasar yang luas, (12) keterbatasan
jangkauan pasar ekspor, (13) kurangnya pemasaran yang strategik, (14)
lemahnya manajemen perusahaan, (15) kurangnya teknologi produksi yang
dimiliki dan (16) persaingan yang ketat antara sesama pengrajin mebel.
Kesulitan memperoleh bahan baku dan keterbatasan modal usaha
merupakan faktor yang paling dominan menyebabkan usaha mebel pada
sentra industri mebel Jakarta Timur ini tidak dapat tumbuh lebih cepat dan
mempunyai daya saing, baik di pasar lokal maupun pasar internasional.
Kesulitan bahan baku ini disebabkan adanya monopoli bahan baku oleh pihak
ketiga mulai dari hulu sampai ke hilir, sehingga untuk memperoleh bahan
baku, para pelaku usaha/pengrajin mebel harus mengeluarkan ongkos yang
8
lebih mahal (high cost) yang pada akhirnya sangat merugikan para
pelaku/pengrajin mebel, terutama pada kelompok usaha mikro.
Keterbatasan modal usaha yang dimiliki tidak dapat meningkatkan alat
teknologi produksi. Hal ini sangat berpengaruh dalam peningkatan volume
produksi mebel yang dihasilkan, sehingga berdampak pada omzet penjualan.
Selain itu, masuknya produk mebel impor asal China yang harganya lebih
murah dan desain yang lebih variatif berdampak menurunnya omzet
penjualan mebel produk lokal, karena banyak konsumen beralih ke produk
mebel impor China. Namun demikian, sentra usaha industri mebel di Jakarta
Timur tetap bertahan dan berkembang di antara peluang dan ancaman yang
tetap mewarnai bisnis ini.
Berdasarkan uraian dan kondisi yang dikemukakan di atas, maka dapat
disusun rumusan masalahnya sebagai berikut :
1. Bagaimana strategi usaha yang diterapkan KIKM Jakarta Timur dan
perusahaan guna menangkap peluang pasar pada sentra industri mebel di
Jakarta Timur agar tetap eksis dan berkembang ?
2. Strategi apakah pemasaran yang digunakan KIKM Jakarta Timur dan
perusahaan pada sentra industri mebel di Jakarta Timur ?
3. Bagaimana alternatif strategi operasional KIKM Jakarta Timur dan
perusahaan untuk mengatasi kendala dan hambatan pada sentra industri
mebel di Jakarta Timur agar tetap eksis dan berkembang ?
1.3 Tujuan
Dari pemaparan permasalahan yang dikemukakan di atas, dapat
dirumuskan tujuan penelitian tugas akhir ini sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi strategi usaha yang diterapkan KIKM Jakarta Timur dan
perusahaan pada sentra industri mebel di Jakarta Timur.
2. Mengetahui dan menganalisa berbagai aspek strategi pemasaran yang
digunakan KIKM Jakarta Timur dan perusahaan di sentra industri mebel
Jakarta Timur.
3. Merumuskan alternatif strategi operasional yang tepat untuk mengatasi
kendala dan hambatan, agar KIKM Jakarta Timur dan perusahaan pada
sentra industri mebel di Jakarta Timur tetap eksis dan berkembang.
9
1.4 Kegunaan
Tugas akhir ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada pihak-
pihak yang berkepentingan, antara lain :
1. Sebagai bahan masukan, sumbangan pemikiran dan pertimbangan kepada
pengrajin mebel pada sentra industri mebel di Jakarta Timur dalam pemecahan
masalah yang dihadapi berkaitan dengan bidang pemasaran.
2. Sebagai sumbangan pemikiran bagi Sudin Koperasi dan UKM Jakarta
Timur untuk melakukan kebijakan dalam pengelolaan dan pengembangan
IKM di Jakarta Timur khususnya industri mebel.
3. Diharapkan dapat menjadi literatur sebagai bahan rujukan untuk penelitian
lebih lanjut yang berkaitan dengan masalah pengembangan strategi
pemasaran khususnya yang ada kaitannya dengan industri mebel.
pengertian ini, maka industri mebel dapat dikatakan sebagai industri yang
mampu memberikan nilai tambah.
a. Jenis-jenis Produk
Jenis produk mebel yang dihasilkan pada sentra industri mebel di
Jakarta Timur antara lain adalah kursi dan meja makan, kursi dan meja
belajar, kursi dan meja kantor, lemari, kamar set, kitchenset, sketsel dan
lain-lain.
b. Nilai Tambah Produk
Penciptaan nilai tambah yang sukses membutuhkan penyerahan
nilai tambah yang sukses. Analisis nilai tambah berguna untuk
peningkatan margin atau laba perusahaan. Kebanyakan produsen tidak
menjual barang-barang mereka secara langsung kepada konsumen atau
pengguna akhir, antara mereka ada sekelompok perantara yang
melakukan berbagai fungsi (Kotler dan Keller, 2007b).
Dalam hal ini, dianalisis produk mebel yang akan dijual
langsung dari workshop atau perusahaan ke konsumen/pengguna akhir
atau kepada perantara/agen dengan senilai (Rp.x) jika dibandingkan
apabila dijual dalam kondisi diolah terlebih dahulu menjadi mebel
dengan finishing dan desain komplit. Kemudian dilihat, apakah nilainya
meningkat menjadi (Rp. x+y)
c. Limbah Produk
Limbah produk perusahaan mebel pada sentra industri mebel Jakarta
Timur berupa sisa potongan bahan baku, sisa potongan bahan olahan,
serbuk gergajian dan lain-lain akan dimanfaatkan untuk menghasilkan
uang atau tidak.
i. Neraca Keuangan
Analisis neraca keuangan bertujuan untuk mengetahui posisi
keuangan perusahaan pada periode waktu, pada umumnya
dilakukan pada akhir tahun. Neraca keuangan mencerminkan
semua transaksi yang dibuat oleh perusahaan pada periode tertentu
yang memuat semua informasi mengenai semua sumber dana
assets dan equity, misalnya bunga dari kreditor dan pemilik.
ii. Laporan rugi/laba
Laporan rugi/laba menjelaskan tentang pendapatan dan
pengeluaran perusahaan pada periode waktu tertentu, misalnya
informasi mengenai inflow aset (revenues), outflow aset (expenses)
dan kenaikan atau penurunan yang dihasilkan oleh semua kegiatan
perusahaan. Neraca keuangan dan laporan rugi/laba dapat
memperlihatkan keuangan perusahaan pada periode waktu tertentu
tetapi laporan keuangan ini tidak dapat menggambarkan
kecenderungan keuangan perusahaan pada masa mendatang. Oleh
karena itu, perbandingan runtut waktu (data time series) dan
perubahannya sangat diperlukan.
2) Quick Ratio (QR) atau Acid Test Ratio (ATR), yaitu rasio antara
harta lancar dikurangi persediaan (inventory) dibagi dengan hutang
lancar.
keuangan memerlukan orang yang ahli dalam berbagai sistem pembayaran dan
insentif, terutama kepada konsumen yang membutuhkan sehingga dapat
mengakomodasi berbagai jenis kebutuhan konsumen. Dengan demikian,
kegiatan pemasaran selalu berkaitan dengan berbagai departemen lainnya.
Untuk kegiatan bisnis skala kecil, di mana pemilik tidak memiliki
karyawan dalam jumlah besar, maka perusahaan memerlukan cara berpikir
yang menyeluruh pada saat menerapkan strategi pemasaran, yaitu serangkaian
tindakan terpadu menuju keunggulan kompetitif berkelanjutan.
Strategi pemasaran ini dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu (1) faktor
mikro, yaitu berhubungan dengan perantara pemasaran, pemasok, pesaing dan
masyarakat dan (2) faktor makro, yaitu berhubungan dengan
demografi/ekonomi, politik/hukum, teknologi/fisik dan sosial/budaya.
Selain faktor-faktor di atas, ada beberapa hal yang harus diperhatikan
dalam pemasaran, sebagai berikut (1) ditinjau dari sudut pandang produsen,
yaitu: tempat yang strategis (place), produk yang bermutu (product), harga
yang kompetitif (price) dan promosi yang gencar (promotion) biasa disebut
marketing mix dan (2) dari sudut pandang konsumen yang juga harus perlu
diperhatikan adalah: kebutuhan dan keinginan konsumen (costumer needs and
wants), biaya konsumen (cost to the costumers), kenyamanan (convenience)
dan komunikasi (communication).
Pada dasarnya persaingan dalam suatu industri tidak hanya disebabkan
oleh adanya pesaing-pesaing yang ada, namun ada beberapa kekuatan lain
yang turut membantu struktur persaingan. Kekuatan-kekuatan tersebut, yaitu :
ancaman pendatang baru, pesaing yang ada, adanya produk pengganti
(substitution), besarnya kekuatan tawar-menawar pembeli dan kekuatan tawar-
menawar pemasok. Sebagai contoh, suatu perusahaan dengan posisi pasar
yang sangat kuat dalam industri dimana tidak ada ancaman pendatang baru
akan mendapatkan laba yang rendah apabila berhadapan dengan produk
pengganti yang lebih murah dan bermutu.
Contoh ekstrim dari intensitas persaingan adalah industri yang
dinamakan industri persaingan sempurna, dimana pendatang baru dapat masuk
dengan bebas, perusahaan yang ada tidak mempunyai daya tawar-menawar
24
yang baik terhadap pemasok dan pelanggan, serta persaingan menjadi tidak
terkendali karena sejumlah perusahaan besar mempunyai produk yang serupa.
Lemahnya posisi perusahaan dalam lingkungan industrinya dapat
menimbulkan kesulitan dalam memasarkan produk dengan harga dan mutu
yang sesuai.
Porter (2004) menjelaskan satu konsep yang telah menjadi dikenal
sebagai "lima model memaksa." Konsep ini melibatkan hubungan antara
pesaing dalam industri, potensi pesaing, pemasok, pembeli dan alternatif
solusi untuk masalah yang ditangani. Sementara setiap industri melibatkan
semua faktor tersebut, kekuatan relasional yang berbeda-beda. Porter (2004)
menjelaskan bahwa terdapat lima kekuatan yang menentukan industri
menarik, dan jangka panjang industri profitabilitas yaitu (1) ancaman masuk
pesaing baru, (2) ancaman pengganti, (3) daya tawar dari pembeli, (4) daya
tawar dari pemasok dan (5) tingkat persaingan antara pesaing yang ada.
Strategi pemasaran yang baik untuk dapat meningkatkan daya saing
suatu produk haruslah dilengkapi dengan berbagai elemen penunjang, yaitu :
a. Meningkatkan mutu produk dan layanan
Mutu merupakan elemen utama bagi peningkatan daya saing suatu produk.
Suatu produk dapat lebih mudah memenangkan tingkat persaingan yang
kian ketat di pasaran bila mutunya selalu terjaga.
b. Menanamkan nilai-nilai utama
Nilai yang dikandung suatu produk juga merupakan unsur penting untuk
meningkatkan daya saing produk tersebut. Namun seperti halnya mutu,
telah terjadi pergeseran pengertian nilai dari suatu produk. Nilai suatu
produk tidak lagi hanya ditentukan dari mutu yang baik maupun harga
murah saja, tetapi juga ditentukan oleh sederetan faktor penentu nilai
lainnya seperti kemudahan pembelian (convenience of purchase) yang
terkait dengan ketersediaan (availability) suatu produk di pasaran serta
jalur distribusi yang baik serta tingkat pelayanan yang memuaskan (service
excellence). Hal ini disebabkan karena harapan konsumen selalu
berkembang, sehingga penjualan suatu produk harus dapat memenuhi
25
III. METODOLOGI
Kondisi KIKM
(Pengrajin Mebel)
Strategi Pemasaran
Hasil Pemasaran
Pengembangan Pemasaran
BERBAGAI PELUANG
KELEMAHAN KEKUATAN
INTERNAL INTERNAL
BERBAGAI ANCAMAN
A
B
C
...
Total
A
B
C
...
Total
xi
ai = n
∑ xi
i =1
dimana :
a i = Bobot peubah ke-i
x i = Nilai peubah ke-i
i = 1, 2, 3, ..., n
n = Jumlah peubah
menyusun pemetaan dari total matriks IFE dan EFE yang dihasilkan dari
eksternal dan internal perusahaan. Matriks ini didasarkan pada dua
dimensi, yaitu total skor IFE pada sumbu total skor EFE dibagi tiga
kategori, yaitu : 1,0-1,99 menunjukkan posisi eksternal lemah; 2,0-2,99
menunjukkan posisi eksternal rata-rata dan 3,0-4,0 menunjukkan kondisis
eksternal yang kuat.
Matriks IE dibagi menjadi tiga daerah utama yang mempunyai
implikasi strategi yang berbeda. Ketiga daerah tersebut sebagaimana
dijelaskan di bawah ini, yaitu :
1) Daerah 1 meliputi sel I, II, atau IV termasuk dalam daerah grow and
build. Strategi yang sesuai dengan daerah ini adalah strategi intensif,
misalnya penetrasi pasar, pengembangan pasar atau pengembangan
produk dan strategi integratif seperti integrasi horizontal dan integrasi
vertikal.
2) Daerah 2 meliputi sel I, III, V atau VII, strategi yang paling tepat pada
daerah ini adalah strategi hold and maintain misalnya penetrasi pasar
dan pengembangan produk.
3) Daerah 3 meliputi sel VI, VIII atau IX adalah daerah harvest and
divestiture.
Skor Total IFE
Kuat Rata-rata Lemah
3,0-4,0 2,0-2,99 1,0-1,99
4,0 3,0 2,0 1,0
Tinggi
I II
III 3,0-4,0
3,0 Grow dan Build Grow dan Build Hold dan Maintain
Sedang
IV V VI
2,0-2,99
Harvest atau
2,0 Grow dan Build Hold dan Maintain
Divestiture
VII VIII IX
Rendah
Pemesan PENGRAJIN
Model Mebel
Proses Produksi
Showroom
Produk Mebel
Agen Commision
Showroom
Agen Besar
Agen Menengah
d) Promosi
Promosi merupakan salah satu variabel bauran
pemasaran yang digunakan oleh perusahaan untuk
mengadakan komunikasi dengan pasarnya. Promosi juga
sering dikatakan sebagai proses berlanjut karena dapat
menimbulkan rangkaian kegiatan selanjutnya dari
perusahaan. Dengan promosi yang dilakukan perusahaan
diharapkan dapat meningkatkan angka penjualan.
KIKM Jakarta Timur selama ini telah mengadakan
berbagai kegiatan promosi, antara lain : pameran produk
mebel bulanan, pameran mebel Separo Harga, Festival
Klender yang diadakan di PPIKM Jakarta Timur. Promosi
yang dilakukan melalui pameran bulanan biasanya
dilaksanakan setiap awal bulan, sedangkan pameran Separo
Harga dan Festival Klender dilakukan hari-hari besar
terutama menjelang hari raya, hari natal dan awal tahun baru.
Setiap anggota KIKM Jakarta Timur berhak mengikuti
pameran sesuai dengan aturan dan ketentuan yang berlaku.
Selain itu, KIKM Jakarta Timur mengikut sertakan
anggotanya pada pameran-pameran yang berskala nasional
maupun internasional seperti: pameran di gedung Depok
Town Square, Jakarta Convention Center (JCC), Mall Bekasi,
gedung UKM Tanah Abang, galeri UKM Smessco, gedung
Deperindag, International Furniture and Craft Fair
Indonesia (IFFINA). Untuk mengikuti pameran IFFINA
hanya pelaku usaha/pengrajin mebel yang mempunyai
produk mebel mutu ekspor yang diikutsertakan terutama
kelompok usaha menengah dan kelompok usaha kecil.
Disamping itu, KIKM Jakarta Timur juga sudah melakukan
promosi produk mebel melalui salah satu perusahaan
provider dengan website kikmfurniture.com khususnya
untuk produk-produk mebel yang mempunyai nilai mutu
69
berfungsi untuk membentuk model mebel yang diinginkan dan (e) Palu
sebagai alat ketok.
9) Bahan baku yang digunakan.
Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan mebel pada sentra
industri mebel Jakarta Timur terdiri dari (a) bahan baku utama dari
kayu daun lebar (hard wood) yang digunakan sebagai bahan dasar
pembuatan mebel seperti: kayu Jati, kayu Mahoni, kayu Syukai, kayu
Kruing dan kayu keras lainnya, (b) bahan baku dari kayu daun jarum
(soft wood) sebagai bahan dasar alternatif seperti kayu karet, kayu
sengon, kayu pinus, kayu kelapa dan kayu nangka, (c) bahan baku
panel atau bahan baku pendukung yang berfungsi sebagai bahan baku
tambahan, seperti particle board, HDF, MDF, Block Boar dan
Triplex/plywood. Penambahan bahan baku pendukung bertujuan untuk
mengatasi keterbatasan bahan baku utama dan menambah daya tarik
produk.
10) Produk yang dihasilkan.
Produk mebel yang dihasilkan pada sentra industri mebel
Jakarta Timur pada setiap tingkatan kelompok usaha hampir sama,
kecuali pada kelompok usaha mikro. Perbedaan ini disebabkan karena
kelompok usaha mikro mempunyai keterbatasan modal, teknologi
produksi yang memadai serta keterbatasan SDM yang dibutuhkan.
Adapun jenis-jenis produksi mebel yang dihasilkan pada sentra
industri mebel Jakarta Timur adalah berupa produk mebel minimalis,
semi minimalis serta klasik. Produk mebel jenis klasik adalah
perpaduan antara produk mebel jenis minimalis dan semi minimalis
berupa: kursi meja tamu, kursi meja makan, lemari, kitchen set, buffet,
kamar set, sket set, kursi kantor dan lain-lain.
Setiap kelompok usaha mebel pada sentra industri mebel
Jakarta Timur mempunyai produk mebel unggulan yang berbeda
antara perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lainnya. Produk
mebel unggulan terutama jenis klasik kebanyakan diproduksi
berdasarkan pesanan dari calon pembeli/konsumen.
77
kursi tamu, kitchen set, kamar set (tempat tidur, nakas, dan lemari
pakaian).
3. Kelompok Usaha Mikro
a. Nabilla Furniture : Perusahaan ini beralamat di Jl. Bambu Apus
V Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur. Perusahaan ini
bergerak di bidang usaha mebel dengan produksi mebel setengah
jadi (unfinishing). Produk mebel hasil produksi perusahaan ini
kebanyakan lemari setengah jadi kemudian dijual kepada
pengumpul (agen). Di samping itu, perusahaan ini juga menjual
produk mebel jadi (finishing) titipan dari perusahaan lain.
b. Say Mandiri Furniture : Perusahaan ini sama dengan Nabilla
Furniture dimana hasil produksinya hanya mengandalkan produk-
produk mebel setengah jadi (unfinishing) kemudian dijual kepada
agen khususnya lemari dan buffet. Selain itu, Say Mandiri
Furniture melayani pesanan dari konsumen. Lokasi perusahaan ini
di Jl. Pahlawan Revolusi No.12 Duren Sawit Jakarta Timur.
c. Bintang Furniture : Perusahaan ini beralamat di Jl. Amalia No.17
Pondok Bambu, Kecamatan Duren Sawit Jakarta Timur. Bintang
Furniture sama dengan perusahaan-perusahaan mebel pada
kelompok usaha mikro lainnya yaitu hanya mengandalkan produk
mebel setengah jadi (unfinishing). Hal ini disebabkan
keterbatasan modal yang dimiliki oleh perusahaan.
produk mebel impor asal China dengan nilai rataan (0,118). Pada
kelompok usaha kecil terdapat peluang besar bagi perusahaan, yaitu
pangsa pasar (0,133), sedangkan tingginya harga bahan baku dengan
nilai rataan (0,100) merupakan hambatan utama bagi perusahaan.
Sedangkan pada kelompok usaha mikro, terjaminnya pangsa pasar
lokal dengan nilai rataan (0,098) merupakan bagian peluang utama
bagi perusahaan sementara hambatan utama perusahaan terdapat
tingginya harga bahan baku (0,100). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada Lampiran 12, Lampiran 18 dan Lampiran 24.
Penentuan rating pada sentra industri mebel Jakarta Timur
dilakukan berdasarkan hasil kuesioner dan wawancara mendalam
dengan para narasumber. Pada kelompok usaha menengah dan
kelompok usaha kecil rating tertinggi pada kekuatan perusahaan
terdapat pada pengalaman perusahaan memproduksi mebel dengan
nilai rataan (4,00) sedangkan untuk kelemahan perusahaan terdapat
pada biaya produksi mebel masih tinggi dengan nilai rataan (1,67).
Sementara pada kelompok usaha mikro rating tertinggi untuk kekuatan
perusahaan terdapat pada hubungan baik perusahaan KIKM dengan
nilai rataan (4,00) sedangkan rating tertinggi untuk kelemahan
perusahaan terdapat pada biaya produksi mebel masih tinggi (1,667).
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran 10, Lampiran 16
dan Lampiran 22.
Dengan memasukkan hasil identifikasi kekuatan dan kelemahan
sebagai faktor strategis internal, selanjutnya diberikan bobot serta
rating untuk setiap faktor, maka dapat diperoleh hasil skor pada
masing-masing kelompok usaha seperti terlihat pada Tabel 17 untuk
kelompok usaha menengah, Tabel 18 untuk kelompok usaha kecil dan
Tabel 19 untuk kelompok usaha mikro. Faktor strategis internal
kelompok usaha menengah pada sentra industri mebel di Jakarta Timur
dapat dilihat pada Tabel 17.
85
1,0 Hold da n Maintain Harvest atau Divestiture Harvest atau Divestiture 1,0-1,99
Gambar 8 Posisi perusahaan sentra industri mebel Jakarta Timur
pada matriks internal-eksternal (Matriks IE)
STRATEGI S-O
Kolom strategi S-O adalah strategi yang menggunakan kekuatan
untuk mengambil keuntungan dari peluang yang ada. Beberapa strategi
yang dapat digunakan berkenaan dengan strategi ini adalah :
1) Mempertahankan pasar yang ada
Untuk mempertahankan pasar yang sudah ada, perusahaan
menjalankan strategi agar tetap bisa bertahan. Mengelola atau
memelihara tingkat kepuasan konsumen dengan berbagai cara,
antara lain: mengiklankan mutu produk mebel yang dibuat,
merancang ulang produk, bila perlu membuat layanan khusus
95
STRATEGI W-O
Strategi W-O adalah strategi untuk mengatasi kelemahan yang
dimiliki pelaku usaha/pengrajin mebel dengan memanfaatkan berbagai
peluang yang ada. Beberapa strategi yang dapat dilakukan adalah :
1) Meningkatkan desain produk (inovasi produk)
Salah satu cara untuk mengatasi kelemahan usaha mebel agar
tetap berjalan dengan baik adalah dengan cara pelatihan teknik
produksi. Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan
keterampilan para pengrajin mebel/pelaku usaha dalam teknik
produksi, misalnya: mendesain mebel, keterampilan pertukangan
dan teknik finishing. Dengan desain produk yang bervariasi
konsumen lebih tertarik untuk memilih dan membeli sehingga bisa
meningkatkan omzet penjualan perusahaan.
2) Menjalin hubungan baik dengan bank
Dalam pengembangan pemasaran setiap usaha dibutuhkan modal
usaha. Oleh karena itu membuka dan menjalin hubungan baik
dengan pihak perbankan sangat diharapkan, terutama bagi pelaku
usaha pada kelompok usaha menengah dan kelompok usaha kecil.
Berdasarkan adanya kelayakan usaha, bank dapat melibatkan diri
untuk biaya investasi dan modal kerja dalam pengembangan usaha
mebel. Menjalin hubungan kerja (kemitraan) dengan perusahaan
besar/perusahaan menengah adalah salah satu cara untuk
98
STRATEGI S-T
Strategi S-T merupakan strategi yang menggunakan kekuatan
pelaku usaha/pengrajin mebel untuk menghindari ancaman-ancaman
yang ada. Strategi alternatif yang dapat dilakukan perusahaan adalah :
1) Menjaga hubungan baik dengan pemasok bahan baku.
Hubungan yang telah terjalin baik dapat menimbulkan kenyamanan
dalam berusaha. Hubungan dengan pemasok bahan baku
merupakan hal penting dan perlu dibina untuk menghindari
terjadinya kelangkaan bahan baku. Illegal loging atau penebangan
liar perlu diberantas karena membahayakan perekonomian dan
lingkungan. Illegal loging ini merusak citra Indonesia di mata
internasional yang saat ini peduli pada lingkungan hidup. Jika citra
terus merosot, mereka akan mengeluarkan regulasi untuk
menghentikan pembelian produk furniture kayu dari Indonesia.
Illegal loging juga membahayakan keamanan supplay bahan baku
kayu industri furniture Indonesia. Oleh karena itu diperlukan
pemberantasan illegal loging untuk (a) membangun citra produk
furniture kayu Indonesia, (b) mengamankan supplay bahan baku
dan (c) mengurangi biaya produksi.
2) Meningkatkan mutu produk.
Mutu produk mebel merupakan hal yang perlu mendapat
perhatian utama dari pengrajin mebel/pelaku usaha, mengingat
mutu suatu produk sangat berkaitan erat dengan masalah kepuasan
konsumen. Setiap pelaku usaha/pengrajin mebel harus memilih
tingkat mutu yang akan membantu atau menunjang usaha untuk
meningkatkan/mempertahankan posisi dalam pasar.
Saat ini pengrajin hanya mengandalkan talent pengrajin
namun lambat dalam mengantisipasi dan merespons perkembangan
selera pasar. Selain itu, mutu produk juga mengkhawatirkan kalau
dikaitkan dengan pesaing yang semakin banyak. Desain produk
selama ini terkesan monoton dan tidak banyak berkembang karena
kebanyakan lebih melayani desain pesanan dari konsumen.
100
STRATEGI W-T
Strategi W-T merupakan strategi pelaku usaha/pengrajin mebel
kerjasama dengan KIKM Jakarta Timur untuk meminimalkan
kelemahan yang dimiliki agar terhindar dari ancaman yang ada.
Strategi yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :
1) Membuat terminal bahan baku.
Untuk memenuhi target pasar yang ada tidak terlepas dari
bahan baku produk, di sisi lain bahan baku adalah salah satu yang
menjadi kendala dalam meningkatkan produksi. Kesulitan
mendapatkan bahan bagi industri mebel pada sentra industri mebel
Jakarta Timur tidak terlepas dari ”permainan oknum” pemasok
bahan baku yang berasal dari luar Kota Jakarta. Oleh karena itu,
pembangunan terminal bahan baku sangat dibutuhkan.
Dengan pembangunan terminal bahan baku diharapkan dapat
membantu pelaku usaha/pengrajin mebel menekan ongkos
produksi. Tingginya harga jual bahan baku mebel disebabkan oleh
industri pengolahan bahan baku mebel harus berinvestasi besar
pada mesin potong. Padahal, apabila terminal kayu berhasil
dibangun dan berjalan secara optimal, pengrajin sudah bisa
membeli kayu sesuai potongan-potongan yang dibutuhkan
selanjutnya pengrajin mebel tinggal proses mendesain,
memproduksi, finishing lalu memasarkannya.
2) Mempertahankan harga jual produk di pasaran.
Berdasarkan hasil di lapangan, terjadi persaingan yang
kurang sehat antara pengrajin dengan saling menjatuhkan harga.
Akibatnya margin keuntungan yang didapat semakin tipis,
terutama yang diterima oleh pengrajin mebel yang posisinya
102
5.1 Kesimpulan
1. Pelaku usaha/pengrajin mebel di sentra industri mebel Jakarta Timur
mempunyai strategi pemasaran yang berbeda, dimana kelompok usaha
menengah dan kelompok usaha kecil melakukan promosi di luar
pameran yang diselenggarakan KIKM Jakarta Timur sedangkan
kelompok usaha mikro hanya mengandalkan pameran KIKM Jakarta
Timur dan pesanan dari konsumen.
2. Pelaku usaha/pengrajin mebel di sentra industri mebel Jakarta Timur
belum memanfaatkan kekuatan yang ada secara optimal dan belum
menangkap peluang secara maksimal untuk mengembangkan usahanya.
3. Alternatif strategi usaha dari hasil analisis SWOT adalah memperluas
pasar, meningkatkan desain/inovasi produk, memperbaiki administrasi
perusahaan, menjaga hubungan baik dengan pemasok bahan baku,
meningkatkan mutu produk, membuat terminal bahan baku dan
melakukan kemitraan dengan usaha besar/usaha menengah.
5.2 Saran
1. Memperluas pengembangan pasar ke luar Kota Jakarta dan pasar ekspor
bagi kelompok usaha menengah dan kelompok usaha kecil, sedangkan
bagi kelompok usaha mikro agar jangan hanya mengandalkan pasar
pameran dan pesanan dari konsumen.
2. Memanfaatkan kekuatan perusahaan yang ada secara optimal untuk
mengembangkan pemasaran produk mebel dengan cara inovasi produk
dan meningkatkan mutu produk melalui peningkatan SDM perusahaan
dan menangkap peluang secara maksimal dengan memperluas pangsa
pasar untuk pengembangan usahanya, dengan cara memperbanyak
promosi produk melalui media internet.
3. Melaksanakan alternatif strategi usaha : meningkatkan mutu produk dan
desain/inovasi produk, menjaga hubungan baik dengan pemasok bahan
baku, memperbaiki administrasi perusahaan, membuat terminal bahan
baku dan melakukan kemitraan dengan usaha besar/usaha menengah.
107
DAFTAR PUSTAKA
Aryono B. 2004. ”Analisis Strategi Bauran Pemasaran pada Nava Java Interior.”
[Skripsi] pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi, Universitas Katolik
Atma Jaya, Jakarta.
[Asmindo dan Depdag] Asosiasi Permebelan dan Kerajinan Indonesia dan
Departemen Perdagangan. 2008. ”Laporan Tahunan.” Asmindo dan
Depdag, Jakarta.
Assauri S. 2007. Manajemen Pemasaran: Dasar, Konsep dan Strategi. Rajawali
Perss, Jakarta.
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2008. ”Berita Resmi No.28/05/Th.XI: Perkembangan
Indikator Makro UKM Tahun 2008.” BPS, Jakarta.
Ciptono F, G Chandra dan D Adriana 2009. Pemasaran Strategik. (Edisi
Pertama). Andi, Jogjakarta.
David F. 2004. Manajemen Strategis. Edisi Kesembilan (Terjemahan). Indeks,
Yogyakarta.
David F. 2006. Manajemen Strategis; Konsep (Terjemahan, Buku 1) Salemba
Empat, Jakarta.
Davis J. 2005. Majic Numbers For Consumer Marketing: Alat Kuantitatif dan
Kualitatif Untuk Mengevaluasi Kesuksesan Pemasaran (Terjemahan).
Elex Media Gramedia, Jakarta.
Foster, D. W. 2001. Prinsip-Prinsip Pemasaran Manajemen yang Sukses di
Negara Berkembang (Terjemahan). Seri Manajemen No.50, BPFE UGM,
Yogyakarta.
Griffin, H. 2000. Costumer Loyalty, How to Earn it How to Keepit. Loxington :
Books An Imprint of The Free Press.
Haeruman, H. 2000. “Peningkatan Daya Saing Industri Kecil untuk Mendukung
Program PEL.” Makalah Seminar Peningkatan Daya Saing. Graha
Sucofindo, Jakarta.
[IAI] Ikatan Akuntan Indonesia. 1985. “Prinsip Akutansi Indonesia 1984” IAI,
Jakarta.
Istijanto. 2009. Aplikasi Praktis Riset Pemasaran, (Edisi Revisi). Gramedia,
Jakarta.
[Kemenkop dan UKMI] Kementerian Koperasi dan UKM. 2008. UU RI No. 20
Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. Asa Mandiri,
Jakarta.
[KIKM] Koperasi Industri Kayu dan Mebel. 2006. Company Profile Koperasi
Industri Kayu dan Mebel Jakarta Timur. KIKM, Jakarta.
Kinnear TC, Taylor JR. 1991. Marketing Research; An Applied Approach. Mc.
Graw Hill Company. USA.
108
LAMPIRAN
110
PAJARUDDIN
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2010
111
Lanjutan Lampiran 1.
PENGANTAR
Dalam rangka penyelesaian tugas akhir pada Program Studi Industri Kecil
Menengah, Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor, kami melakukan penelitian
dengan judul "Analisis Pengembangan Strategi Pemasaran Mebel di Sentra Industri
Mebel Jakarta Timur." Untuk maksud tersebut, kami melakukan penelitian lapangan yang
salah satu bentuk implementasinya melalui kuesioner.
a. Tujuan
Kuesioner ini bertujuan untuk memperoleh data-data dan informasi yang akurat
dan valid di lapangan dari usaha mebel pada Sentra industri mebel di Jakarta Timur untuk
keperluan analisis perusahaan dalam kaitannya dengan aspek pengembangan pemasaran
khususnya yang mencakup tentang analisis pengembangan strategi pemasaran.
b. Kegunaan Kuesioner
Data-data yang diperoleh akan dianalisis dan diolah secara deskripsi dengan
penekanan pada aspek pemasaran perusahaan, sehingga diperoleh gambaran tentang
kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman serta perkembangan dan keadaan
profitabilitas serta kemampuan perusahaan dalam menjalankan dan mengembangkan
usaha di bidang industri mebel.
Hasil dari pengolahan data ini diharapkan dapat dijadikan bahan informasi bagi
usaha industri mebel pada Sentra industri mebel Jakarta Timur dan sebagai bahan
pertimbangan dalam menentukan pola pengelolaan aspek pemasaran yang dapat
memberikan peningkatan usaha sesuai dengan strategi pemasaran yang dikembangkan.
Dengan demikian pada hasil penelitian dapat dirumuskan strategi apa yang dapat dibuat/
direkomendasikan dalam pengembangan strategi pemasaran pada Sentra industri mebel
Jakarta Timur di masa yang akan datang.
Demikianlah hal ini disampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya diucapkan
terima kasih.
Hormat kami,
PAJARUDDIN
Mahasiswa Sekolah Pascasarjana
Program Studi Industri Kecil Menengah
Institut Pertanian Bogor
112
Lanjutan Lampiran 1.
A. PROFIL NARASUMBER
1. Nama : ......................................................
2. Umur : ......................................................
3. Jabatan : ......................................................
4. Pendidikan : ......................................................
5. Alamat Rumah : ......................................................
6. Nomor Telp./HP : ......................................................
C. INFORMASI UMUM
1. Bagaimana peran dan fungsi KIKM Jakarta Timur bagi sentra industri mebel
di Jakarta Timur ?
Jelaskan.......................................................................................................
113
Lanjutan Lampiran 1.
2. Apa saja yang menjadi persyaratan untuk menjadi anggota KIKM Jakarta
Timur ?
Jelaskan.......................................................................................................
3. Apakah ada kerjasama antara KIKM Jakarta Timur dengan perusahaan
mebel sebagai anggota KIKM Jakarta Timur ?
a. Ya b. Tidak
4. Jika ya, bagaimana sistem hubungan kerjasama yang telah dilakukan ?
Jelaskan.......................................................................................................
5. Apa saja yang menjadi hak dan kewajiban KIKM Jakarta Timur ?
Jelaskan.......................................................................................................
6. Apa saja yang menjadi hak dan kewajiban perusahaan anggota KIKM
Jakarta Timur ?
Jelaskan.......................................................................................................
7. Apakah KIKM Jakarta Timur juga menjalin kerjasama dengan pihak ketiga?
a. Ya b. Tidak
8. Bila ya, dengan pihak mana saja ? Jelaskan.................................................
9. Bagaimana peranan KIKM Jakarta Timur untuk mengatasi kelangkaan
bahan baku ?
Jelaskan.......................................................................................................
10. Bagaimana peranan KIKM Jakarta Timur untuk meningkatkan penjualan
anggota KIKM Jakarta Timur ?
Jelaskan.......................................................................................................
11. Apakah program promosi bulanan yang dilakukan oleh KIKM Jakarta Timur
bekerjasama dengan pihak pemerintah Jakarta Timur ?
a. Ya b. Tidak
12. Bila ya, kerjasama dengan dinas apa ? Jelaskan...........................................
13. Kenapa program promosi bulanan dilakukan di Pusat Promosi Industri Kayu
dan Mebel ? Jelaskan.....................................................................................
14. Bagaimana sistem program promosi bulanan yang dilakukan ?
Jelaskan.......................................................................................................
114
15. Apakah setiap anggota KIKM Jakarta Timur berhak untuk mengikuti
promosi tersebut ?
a. Ya b. Tidak
16. Siapa saja yang berhak untuk mengikuti program promosi tersebut ?
Jelaskan.......................................................................................................
17. Apa saja syarat untuk mengikuti program promosi tersebut ?
Jelaskan.......................................................................................................
18. Bagaimana respon masyarakat/konsumen terhadap program promosi
bulanan yang dilakukan di Pusat Promosi Industri Kayu dan Mebel ?
Jelaskan.......................................................................................................
115
Lanjutan Lampiran 1.
A. PROFIL NARASUMBER
1. Nama : ......................................................
2. Umur : ......................................................
3. Jabatan : ......................................................
4. Pendidikan : ......................................................
5. Alamat Rumah : ......................................................
6. Nomor Telp./HP : ......................................................
B. PROFIL USAHA
1. Nama Perusahaan : ......................................................
2. Tahun Berdiri : ......................................................
3. Alamat Perusahaan : ......................................................
a. Workshop : ......................................................
b. Showroom : ......................................................
4. Bentuk Badan Usaha : ......................................................
5. Jumlah Karyawan : ......................................................
c. Tetap : ......................................................
d. Tidak tetap : ......................................................
C. MODAL USAHA
1. Apakah modal usaha merupakan modal sendiri ?
a. Ya b. Tidak
116
Lanjutan Lampiran 1.
D. BAHAN BAKU
1. Apakah kelangkaan bahan baku merupakan ancaman bagi perusahaan anda ?
a. Sangat tidak setuju b. Tidak setuju c. setuju d. Sangat setuju
2. Apakah kenaikan harga bahan baku merupakan ancaman dalam produksi ?
a. Sangat tidak setuju b. Tidak setuju c. setuju d. Sangat setuju
3. Apa ketersediaan bahan baku adalah jadi kekuatan pada perusahaan anda ?
a. Sangat tidak setuju b. Tidak setuju c. Setuju d. Sangat setuju
4. Apa yang menyebabkan kelangkaan bahan baku pada perusahaan anda ?
Jelaskan...............................................................................................................
5. Apakah perlu dibuat terminal bahan baku ?
a. Sangat tidak setuju b. Tidak setuju c. Setuju d. Sangat setuju
117
Lanjutan Lampiran 1.
Lanjutan Lampiran 1.
Lanjutan Lampiran 1.
F. PERSAINGAN PRODUK
1. Apakah ada persaingan produk antara sesama perusahaan lokal ?
a. Ya b. Tidak
2. Jika ya, apakah persaingan tersebut menjadi ancaman bagi perusahaan anda?
a. Sangat tidak setuju b. Tidak setuju c. Setuju d. Sangat setuju
3. Apakah persaingan tersebut menjadi kelemahan bagi perusahaan anda ?
a. Sangat tidak setuju b. Tidak setuju c. Setuju d. Sangat setuju
4. Apakah produk impor asal China merupakan ancaman bagi perusahaan anda ?
a. Sangat tidak setuju b. Tidak setuju c. Setuju d. Sangat setuju
120
Lanjutan Lampiran 1.
5. Apakah ada persaingan desain dan model antara sesama perusahaan lokal ?
a. Ya b. Tidak
6. Jika ya, apakah persaingan tersebut menjadi ancaman bagi perusahaan anda ?
a. Sangat tidak setuju b. Tidak setuju c. Setuju d. Sangat setuju
7. Apakah persaingan tersebut menjadi kelemahan bagi perusahaan anda ?
a. Sangat tidak setuju b. Tidak setuju c. Setuju d. Sangat setuju
8. Apakah harga produk impor asal China merupakan ancaman bagi perusahaan?
a. Sangat tidak setuju b. Tidak setuju c. Setuju d. Sangat setuju
9. Apakah ada persaingan harga antara sesama perusahaan lokal ?
a. Ya b. Tidak
10. Jika ya, apakah persaingan tersebut menjadi ancaman bagi perusahaan anda ?
a. Sangat tidak setuju b. Tidak setuju c. Setuju d. Sangat setuju
11. Apakah persaingan tersebut menjadi kelemahan bagi perusahaan anda ?
a. Sangat tidak setuju b. Tidak setuju c. Setuju d. Sangat setuju
12. Apakah harga impor asal China yang lebih murah merupakan ancaman bagi
perusahaan anda ?
a. Sangat tidak setuju b. Tidak setuju c. Setuju d. Sangat setuju
13. Apakah ada persaingan antara sesama perusahaan lokal untuk meraih
pelanggan baru ?
a. Ya b. Tidak
14. Jika ya, apakah persaingan tersebut menjadi ancaman bagi perusahaan anda ?
a. Sangat tidak setuju b. Tidak setuju c. Setuju d. Sangat setuju
15. Apakah persaingan tersebut menjadi kelemahan bagi perusahaan anda ?
a. Sangat tidak setuju b. Tidak setuju c. Setuju d. Sangat setuju
16. Apakah persaingan terjadi juga dengan produk asal China ?
a. Ya b. Tidak
17. Jika ya, apakah persaingan tersebut menjadi ancaman bagi perusahaan anda ?
a. Sangat tidak setuju b. Tidak setuju c. Setuju d. Sangat setuju
18. Apakah persaingan tersebut menjadi kelemahan bagi perusahaan anda ?
a. Sangat tidak setuju b. Tidak setuju c. Setuju d. Sangat setuju
121
Lanjutan Lampiran 1.
19. Apakah pimpinan anda adalah sosok pemimpin yang mempunyai pandangan
ke depan untuk meMenengahkan perusahaan anda ?
a. Ya b. Tidak
20. Jika ya, apakah hal tersebut menjadi kekuatan bagi perusahaan anda ?
a. Sangat tidak setuju b. Tidak setuju c. Setuju d. Sangat setuju
21. Apakah karyawan anda punya loyalitas dan dedikasi yang baik kepada
pimpinan perusahaan anda ?
a. Ya b. Tidak
22. Jika ya, apakah hal tersebut menjadi kekuatan bagi perusahaan anda?
a. Sangat tidak setuju b. Tidak setuju c. Setuju d. Sangat setuju
23. Apakah pimpinan anda adalah sosok pemimpin yang mempunyai wawasan
kewirausahaan ?
a. Ya b. Tidak
24. Jika ya, apakah hal tersebut menjadi kekuatan bagi perusahaan anda ?
a. Sangat tidak setuju b. Tidak setuju c. Setuju d. Sangat setuju
25. Apakah karyawan anda punya kemauan kewirausahaan yang tinggi ?
a. Ya b. Tidak
26. Jika ya, apakah hal tersebut menjadi kekuatan bagi perusahaan anda ?
a. Sangat tidak setuju b. Tidak setuju c. Setuju d. Sangat setuju
27. Apakah pimpinan anda adalah sosok pemimpin yang fleksibel dan responsif
terhadap karyawan ?
a. Ya b. Tidak
28. Jika ya, apakah hal tersebut menjadi kekuatan bagi perusahaan anda ?
Jelaskan................................................................................................................
29. Apakah karyawan anda mempunyai sifat yang fleksibel dan responsif terhadap
segala tugas yang diberikan ?
a. Ya b. Tidak
30. Jika ya, apakah hal tersebut menjadi kekuatan bagi perusahaan anda?
a. Sangat tidak setuju b. Tidak setuju c. Setuju d. Sangat setuju
122
Ancaman 4 3 2 1
Kesulitan mendapatkan bahan baku
Tingginya harga bahan baku
Menurunnya daya beli masyarakat/konsumen
Masuknya produk mebel impor asal China
Banyaknya perusahaan mebel yang sejenis
126
1. ...................................................... 1. ......................................................
2. ...................................................... 2. ......................................................
3. ...................................................... 3. ......................................................
4. ...................................................... 4. ......................................................
5. ......................................................
PELUANG: ANCAMAN:
1. ...................................................... 1. ......................................................
2. ...................................................... 2. ......................................................
3. ...................................................... 3. ......................................................
4. ...................................................... 4. ......................................................
5. ......................................................