Sie sind auf Seite 1von 12

TUGAS MAHASISWA

TRIGGER CASE

“Dadaku sakit”

Seorang laki-laki berusia 51 tahun dibawa ke rumah sakit dengan keluhan


nyeri dada disertai sesak nafas. Keluhan dirasakan ketika pasien sedang rapat
dengan kliennya, tiba-tiba terjatuh karena kesakitan, dan langsung dibawa ke RS.
Dari hasil anamnesis diketahui bahwa pasien mengeluh dada kirinya terasa nyeri
seperti terhimpit dan menjalar kelengan kiri,dagu bagian bawah sampai ke
punggung. Nyeri meningkat apabila melakukan aktivitas sehari-hari (pemenuhan
ADL). Kejadian ini baru pertama kali terjadi.
Pasien memiliki hobi makan empal gentong dan sate kambing, kebiasaan
merokok 2 bungkus perhari, dan jarang berolahraga. Pasien juga memiliki riwayat
hypertensi sejak 5 tahun yang lalu. Dari riwayat keluarga, diketahui ayahnya juga
menderita penyakit jantung dan meninggal tiba-tiba 3 tahun yang lalu.
Hasil pemeriksaan fisik didapatkan data kesadaran kompos mentis, BB 92
kg, TB 165 cm, TD 140/90 mmHg, frekuensi nadi 60 x / menit, suhu tubuh 37º C,
frekuensi nafas 40x/menit, pernafasan cepat dan dangkal. Pemeriksaan fisik
jantung dalam batas normal. Hasil pemeriksaan laboratorium : LDH 2417 u/l, CPK
1810 u/l, CKMB 179 u/l, kolesterol 242 mg/dl, HDL 30 mg/dl, LDL 188 mg/dl,
Trigliserida 230 mg/dl, waktu pembekuan 6’.30”. pada EKG didapatkan Q
pathologis, dan ST elevasi pada lead II, III, aVF.

Keyword :
 Nyeri dada adalah rasa nyeri, sakit atau tertekan pada dada.
 Compos mentis yaitu kesadaran normal, sadar sepenuhnya, dapat
menjawab semua pertanyaan tentang keadaan sekelilingnya.
 EKG adalah grafik yang di buat oleh sebuah elektrokardiograf, yang
merekam aktifitas kelistrikan jantung dalam waktu tertentu.
 Q pathologis adalah apabila hasil rekam jantung Q lebih dalam 1/3 dari
tinggi R.

STIKes Indramayu | 1
 ST elevasi adalah rusaknya bagian otot jantung secara permanen akibat
insufisiensi aliran darah koroner oleh proses degeneratif maupun di
pengaruhi oleh banyak faktor di tandai dengan keluhan nyeri dada,
peningkatan enzim jantung dan ST elevasi pada pemeriksaan EKG.
 LDH (Laktat Dehidroganase) adalah enzim intraseluler yang terdapat pada
hampir semua sel yang bermetabolisme, dengan konsentrasi tertinggi
dijumpai di jantung, otot rangka, hati, ginjal, otak, dan sel darah merah.
 CPK (Creatine Phoisphokinase) adalah enzim yang dapat di temukan pada
berbagai sel, terutama pada sel otot.
 CKMB (Creatin Kinase M-B) adalah jenis enzim yang terdapat banyak
pada jaringan terutama otot miokardium dan otak.
 HDL (High Density Lipoprotein) adalah jenis kolestrol baik, karena dapat
memindahkan kelebihan kolestrol ke hati dan jaringan.
 LDL (Low Density Lipoprotein) adalah jenis kolestrol yang harus di
hindari, dengan kata lain buruk karena dapat meningkatan resiko penyakit
jantung.
 Trigliserida adalah sejenis lemak yang berbeda

Problem :
1. Kenapa pasien mengalami nyeri dada yang terjadi secara tiba-tiba?
Karena adanya penyempitan pembuluh koroner pada jantung yang
mengakibatkan jantung kehabisan tenaga pada saat kegiatan jantung dipacu
secara terus-menerus karena aktifitas fisik atau mental
2. Kenapa pada pemeriksaam EKG di dapatkan ST elevasi?
Karena terjadi iskemik pada daerah arteri koroner Sehingga dapat diketahui
otot jantung tidak menerima oksigen atau suplai darah dan terjadi kematian
jaringan sehingga pada pemeriksaan EKG terdapat ST elevasi.ST elevasi
miokard infark (STEMI) adalah rusaknya bagian otot jantung secara
permanen akibat insuvisiensi aliran darah koroner oleh proses degeneratif
maupun di pengaruhi oleh banyak faktor dengan ditandai keluhan nyeri
dada, peningkatan enzim jantung, dan ST elevasi pada pemeriksaan EKG.
STEMI adalah cermin dari pembuluh darah koroner tertentu yang

STIKes Indramayu | 2
tersumbat total sehingga aliran darahnya benar-benar terhenti, otot jantung
yang di pendarahi tidak dapat nutri-oksigen dan mati.
3. Apakah hubungan hipertensi dengan nyeri dada yang mendadak?
Hipertensi merupakan salah satu faktor risiko penyakit jantung koroner
yang penting. Tekanan darah tinggi akan menyebabkan pembuluh darah
koroner (pembuluh darah yang memberi suplai darah ke jantung)
mengalami aterosklerosis (penyakit penumpukan lemak di dinding
pembuluh darah) dan terjadilah pembentukan plak. Plak akan menyebabkan
penyempitan pembuluh koroner dan bahkan dapat terjadi penyumbatan
secara tiba-tiba. Pembuluh koroner yang menyempit akan menghambat
aliran darah sehingga asupan oksigen ke jantung untuk memenuhi
kebutuhan jantung akan menurun. Plak juga dapat memulai pembentukan
sumbatan pembuluh darah koroner secara tiba-tiba. Kurangnya suplai darah
ke jantung akan menyebabkan nyeri dada, sesak napas, pingsan,
ketidakteraturan irama jantung, dan bahkan sering menyebabkan meninggal
mendadak.
4. Kenapa pasien mengalami bradikardi?
Ketidakseimbangan elektrolit tubuh yang di butuhkan untuk menghasilkan
impuls listrik, Hipotiroid, rusaknya jaringan jantung akibat usia, serangan
jantung atau penyakit tertentu, tekanan darah tinggi, kelainan jantung saat
lahir, komplikasi saat pembedahan jantung, gangguan nafas berulang saat
tidur, penyakit inflamasi, seperti demam remati atau lupus, penimbunan zat
besi pada organ tubuh, obat-obatan, gangguan noda sinus, sumber
kelistrikan jantung, blok jantung. Kondisi dimana terganggunya aliran
listrik yang mengendalikan denyut jantung.
5. Apa hubungan penyakit pasien dengan penyakit ayahnya?
Riwayat keluarga ayahnya meninggal karena menderita penyakit jantung
pada 3 tahun yang lalu, merupakan salah satu faktor resiko utama
terjadinya penyakit kardiovaskuler Pentingnya pengaruh genetik.
Komponen genetik dapat diduga pada beberapa bentuk aterosklerosis yang
nyata, atau yang cepat perkembangannya, seperti pada gangguan lipid
familial. Tetapi, riwayat keluarga dapat pula mencerminkan komponen

STIKes Indramayu | 3
lingkungan yang kuat, seperti misalnya gaya hidup yang menimbulkan
stres atau obesitas.
Learning Objective :
a. Mampu menjelaskan etiologi, patofisiologi, dan faktor resiko nyeri dada
akibat angina/MI .
- Etiologi
Beberapa keadaan yang dapat merupakan penyebab baik tersendiri ataupun
bersama-sama:
a. Faktor di luar jantung
Pada penderita stenosis arteri koroner berat dengan cadangan aliran
koroner yang terbatas maka hipertensi sistemik, takiaritmia,
tirotoksikosis dan pemakaian obat-obatan simpatomimetik dapat
meningkatkan kebutuhan oksigen miokard sehingga mengganggu
keseimbangan antara kebutuhan dan suplay oksigen.
b. Skerotik Arteri Koroner
Sebagian besar penderita ATS mempunyai gangguan cadangan aliran
koroner yang menetap yang disebabkan oleh flak sklerotik yang lama
dengan atau tanpa disertai trombosis baru yang dapat memperberat
penyempitan pembuluh darah koroner.
c. Agregasi Trombosit
Stenosis Arteri koroner akan menimbulkan turbulensi dan statis aliran
darah sehingga menyebabkan peningkatan agregasi trombisit yang
akhirnya membentuk trombus dan keadaan ini akan mempermudah
terjadinya vasokontriksi pembuluh darah.
d. Trombosis Arteri Koroner
Trombus aka mudah terbentuk pada pembuluh darah yang sklerotik
sehingga penyempitan bertambah.
e. Pendarahan Plak Ateroma
Robeknya plak ateroma kedalam pembuluh darah kemungkinan
mendahului dan menyebabkan terbentuknya trombus yang
menyebabkan penyempitan arteri koroner.

STIKes Indramayu | 4
- Patofisiologi
Mekanisme timbulnya angina pektoris didasarkan pada ketidakadekuatan
suply oksigen ke sel-sel miokardium yang diakibatkan karena kekauan
arteri dan penyempitan lumen arteri koroner (ateriosklerosis koroner).
Tidak diketahui secara pasti apa penyebab ateriosklerosis, namun jelas
bahwa tidak ada faktor tunggal yang bertanggungjawab atas perkembangan
ateriosklerosis. Ateriosklerosis merupakan penyakir arteri koroner yang
paling sering ditemukan. Sewaktu beban kerja suatu jaringan meningkat,
maka kebutuhan oksigen juga meningkat. Apabila kebutuhan meningkat
pada jantung yang sehat maka artei koroner berdilatasi dan megalirkan
lebih banyak darah dan oksigen keotot jantung. Namun apabila arteri
koroner mengalami kekakuan atau menyempit akibat ateriosklerosis dan
tidak dapat berdilatasi sebagai respon terhadap peningkatan kebutuhan akan
oksigen, maka terjadi iskemik (kekurangan suplai darah) miokardium.
Dengan tidak adanya fungsi ini dapat menyababkan otot polos berkontraksi
dan timbul spasmus koroner yang memperberat penyempitan lumen karena
suplai oksigen ke miokard berkurang. Penyempitan atau blok ini belum
menimbulkan gejala yang begitu nampak bila belum mencapai 75 %. Bila
penyempitan lebih dari 75 % serta dipicu dengan aktifitas berlebihan maka
suplai darah ke koroner akan berkurang. Sel-sel miokardium menggunakan
glikogen anaerob untuk memenuhi kebutuhan energi mereka. Metabolisme
ini menghasilkan asam laktat yang menurunkan pH miokardium dan
menimbulkan nyeri.
- Faktor risiko nyeri dada akibat angina/MI
a) Artherosklerosis
 Penyakit jantung koroner
 Diabetes melitus
 Hiperkolestrolemia
 Hipertensi
b) Obesitas
c) Hipertropi ventrikel kiri
d) Hipertrigliseridemia

STIKes Indramayu | 5
Faktor resiko (kondisi medis)
 Usia
 Jenis kelamin
 Ras
Faktor resiko (gaya hidup)
 Merokok
 Alkohol
 Stress
 Kurang olahraga
 Makanan tidak seimbang
b. Mampu menjelaskan perubahan gambaran EKG yang sederhana pada
pasien yang mengalami angina/MI.
Caranya dengan melihat segmen ST atau gelombang T- nya. Pada angina
biasa nya gambaran EKG nya berupa depresi segmen ST, bisa juga berupa
inversi gelombang T dan bisa berupa depresi segmen ST yang disertai
inversi gelombang T.

Keterangan :
Gambar A : Inversi gelombang T,
Gambar B : Depresi segmen ST
Gambar C : Depresi segmen ST yang disertai inversi gelombang T
Jika hasil gambaran EKG nya demikian, maka akan muncul pertanyaan
bagaimana cara membedakan seseorang yang terkena Angina dengan
seseorang yang terkena Iskemik atau infark gelombang non-Q? Sebenarnya
ada dua perbedaan mendasar pada keduanya. Perbedaan tersebut adalah
melalui gambaran klinis dan perjalanan waktunya. Pada angina, ST

STIKes Indramayu | 6
biasanya kembali ke garis dasar segera seusah serangan mereda. Pada
infark gelombang non-Q, segmen ST tetap ditempat setidaknya 48 jam.
c. Mampu menjelaskan peran perawat dalam tindakan promotif, kuratif dan
rehabilitatif pada pasien dengan angina/MI.
 Promotif : perawat berperan dengan memberikan pendidikan kesehatan
meliputi pengertian, penyebab, tanda dan gejala dari penyakit sehingga
dapat mencegah bertambahnya jumlah penderita.
 Kuratif : memberikan tindakan keperawatan sesuai dengan masalah dan
respon klien terhadap penyakit yang diderita, seperti: memberikan klien
istirahat fisik dan psikologis,mengelolah pemberian terapi oksigen.
 Rehabilitatif : memberikan pendidikan kesehatan kepada klien yang
sudah terkena penyakit agar tidak terjadi komplikasi yang tidak di
inginkan.
d. Mampu merancang asuhan keperawatan pada pasien dengan penyakit
jantung koroner yang meliputi, pengkajian, analisis masalah, masalah
keperawatan, rencana intervensi, dan evaluasi dengan memperhatikan
aspek legal dengan etis.

STIKes Indramayu | 7
Asuhan Keperawatan

A. PENGKAJIAN
1. Identitas
a. Identitas Pasien
Nama : Tn. Y
Umur : 51 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama :-
Status :-
Pekerjaan :-
Suku :-
Alamat :-
Diagnosa Medis : Penyakit Jantung Koroner (PJK)
No. RM :-
Tgl masuk RS :-
Tgl/waktu pengkajian :-
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama :-
Umur :-
Pekerjaan :-
Alamat :-
Hubungan dengan pasien :-
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama
Nyeri dada disertai sesak nafas
b. Keluhan Tambahan
Pasien memiliki hobby makan empal gentong dan sate kambing,
kebiasaan merokok 2 bungkus perhari, dan jarang berolahraga.
c. Keluhan sekarang
P = Nyeri meningkat apabila melakukan aktivitas sehari-hari
(pemenuhan ADL)

STIKes Indramayu | 8
Q = nyeri dirasakan seperti terhimpit.
R = nyeri dirasakan menjalar ke lengan kiri, dagu bagian bawah
sampai ke punggung.
S=-
T = nyeri timbul saat melakukan aktivitas sehari-hari
d. Riwayat kesehatan dahulu
Pasien juga memiliki riwayat hipertensi sejak 5 tahun yang lalu.
e. Riwayat penyakit keluarga
Ayahnya juga menderita penyakit jantung.
3. Pengkajian saat ini
a. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehataan
b. Pola nutrisi
c. Pola eliminasi
d. Pola tidur dan istirahat
e. Pola persepsual
f. Pola persepsi diri
g. Pola seksual dan reproduksi
h. Pola peran hubungan
i. Pola menejement koping dan stress
j. Sistem nilai keyakinan
4. Pemeriksaan fisik
Hasil pemeriksaan fisik didapatkan data kesadaran compos mentis, BB
92 kg, TB 165cm, Tekanan Darah 140/90 mmHg, frekuensi nadi 60
kali/menit, suhu tubuh 37ºC, frekuensi nafas 40 kali/menit, pernafasan
cepat dan dangkal. Pemeriksaan fisik jantung dalam batas normal
5. Pemeriksaan penunjang
Hasil pemeriksaan labolatorium : LDH 2417 u/l, CPK 1810 u/l, CKMB
179 u/l, cholesterol 242 mg/dl, HDL 30 mg/dl, LDL 188 mg/dl,
trigliserida 230 mg/dl, waktu pembekuan 6’.30”. pada EKG di dapatkan
: Q pathologis dan ST elevasi pada lead II,III, aVF.
6. Activity Daily Living
Tidak terkaji

STIKes Indramayu | 9
7. Analisis Masalah
Masalah
No Data Etiologi
Keperawatan
DS : pasien Ateroklerosis (D.007) nyeri akut
mengeluh nyeri Vasokontriksi
DO : TD Aliran O2 arteri
140/90 mmHg koronaria
meningkat
Jantung
kekurangan O2
Iskemik otot
jantung nyeri
DS : pasien Ateroklerosis (D.0008)Penurunan
mengeluh sesak Vasokontriksi curah jantung
nafas Aliran O2 arteri
DO : TD koronaria
150/90 mmHg meningkat
Jantung
kekurangan O2
Iskemik otot
jantung
kontraksi otot
jantung curah
jantung
menurun.

8. Diagnosis Keperawatan
- Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis ditandai dengan
pasien mengeluh nyeri pada dada kirinya terasa nyeri seperti terhimpit dan
menjalar kelengan kiri, dagu bagian bawah, sampai ke punggung. Dan
tekanan darah 180/90 mmHg.

STIKes Indramayu | 10
- Penurunan Curah Jantung berhubungan dengan perubahan kontraktilitas
ditandai dengan pasien mengeluh nyeri dada disertai dengan sesak nafas.
Dan tekanan darah 180/90 mmHg..
9. Masalah Keperawatan
Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi
Nyeri akut berhubungan NOC: Manajemen Nyeri :
dengan agen pencedera Pengetahuan, a. Lakukan
fisiologis ditandai dengan Manajemen pengkajian nyeri
pasien mengeluh nyeri Nyeri komprehensif yang
pada dada kirinya terasa Setelah dilakukan meliputi lokasi,
nyeri seperti terhimpit dan asuhan kep selama karakteristik,
menjalar kelengan kiri, 1 x 24 jam, klien onset/durasi,
dagu bagian bawah, dapat : frekuensi, kualitas,
sampai ke punggung. a. Faktor-faktor intensitas, atau
penyebab dan beratnya nyeri dan
faktor yang faktor pencetus.
bekontribusi b. Observasi adanya
b. Tanda dan petunjuk nonverbal
gejala nyeri mengenai
c. Strategi untuk ketidaknyamanan
mengontrol terutama pada
nyeri mereka yang tidak
d. Strategi untuk dapat
mengelolah berkomunikasi
nyeri kronis secara efektif.
e. Rejimen obat c. Pastikan perawatan
yang di analgesik bagi
resepkan pasien dilakukan
dengan pemantauan
yang ketat.
Penurunan Curah Jantung NOC: Perawatan Jantung:
berhubungan dengan Tanda-tanda 1. Monitor EKG,

STIKes Indramayu | 11
perubahan kontraktilitas Vital adakah perubahan
ditandai dengan pasien Setelah dilakukan segmen ST,
mengeluh nyeri dada asuhan kep selama sebagimana
disertai dengan sesak 1 x 24 jam, klien mestinya.
nafas. dapat : 2. Dokumentasikan
a. Suhu tubuh disritmia janung
b. Denyut jantung 3. Catat tanda dan
apikal gejala penurunan
c. Irama jantung curah jantung.
apikal 4. Monitor abdomen
d. Denyut nadi jika terdapat
radial indikasi
e. Tingkat penurunan perfusi.
pernapasan 5. Monitor
f. Irama keseimbangan
pernapasan cairan.
g. TD sistolik
h. TD diastolik
i. Tekanan nadi
j. Kedalaman
insirasi
10. Evaluasi
S = pasien mengeluh dada kirinya terasa nyeri seperti terhimpit dan
menjalar kelengan kiri,dagu bagian bawah sampai ke punggung.
O = tekanan darah 140/90 mmHg, frekuensi nafas 60 kali/menit.
A = masalah belum teratasi
P = intervensi dilanjutkan

STIKes Indramayu | 12

Das könnte Ihnen auch gefallen