Sie sind auf Seite 1von 7

ANALISIS BAHAYA PADA PEKERJA BAGIAN WORKSHOP

PT. X MEDAN TAHUN 2015

(HAZARD ANALYSIS TO WORKSHOP WORKERS PT. X MEDAN IN 2015)


Oleh :
Siti Widya Nazhrah , Eka Lestari Mahyuni2, Isyatun Mardhiyah Syahri2
1

1
Mahasiswa Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja FKM USU
2
Doesen Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja FKM USU
Universitas Sumatera Utara
Email: widnaz.nazhrah@yahoo.com

ABSTRACT

All the work has been helped by tools that can facilitate the work of man, for example the
engine, but can make a considerable profit, but also cause losses due could be damaged and
cause accidents. Accident prevention can be done by analyzing any existing hazards in the
working environment. One method is to conduct a hazard analysis Hazard and Operability
Study (HAZOPS). HAZOPS is a method of identifying and analyzing the danger of a process
unit when deviating from it should be.
This research is a descriptive survey that describes the results of hazard identification
and analysis using method HAZOPS in a work process. The object under study is contained
in the workshop processes ie loading / unloading, disassembly, machine repair, engine
repair, washing, and painting at the PT. X 2015.
These results indicate that the hazards are in the process of loading / unloading is
working at height and straps are not unstable. In the process there is the danger of slippery
floor disassembly, the strap is not stable, less control of cranes and forklifts. In the process
there is the danger of the machine repair welding and tapping. In the process there is the
danger of engine repair and unsafe ways of working as well as working at height. In the
process of washing the danger of contact with diesel and slippery floors. In the painting
process are inhaled paint and fire hazards.
Researcher suggests to the management of PT. X to keep increasing the work safety and
healthy by controlling various hazard in each process at workshop.

Keywords: hazard analysis, Hazard and Operability Study (HAZOPS),


workshop

Pendahuluan
Potensi bahaya dan risiko di tempat keselamatan dan kesehatan kerja.
kerja antara lain akibat sistem kerja atau Sebaliknya, pekerja yang terganggu
proses kerja, penggunaan mesin, alat dan kesehatannya baik karena cedera, cacat,
bahan, yang bersumber dari keterbatasan atau terserang penyakit dapat mengganggu
pekerjaannya sendiri, perilaku hidup tidak kelancaran pekerjaan, dengan demikian
sehat perilaku kerja tidak selamat/ aman, menurunkan produktifitasnya, lebih lanjut
buruknya lingkungan kerja, kondisi juga akan melemahkan daya saingnya
pekerjaan yang tidak ergonomik, (Kurniawidjaja, 2010).
pengorganisasian pekerjaan dan budaya
kerja yang tidak kondusif bagi
Sering tidaknya dan parah tidaknya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
kecelakaan kerja tergantung dari jenis Kegiatan identifikasi bahaya memiliki
industri dan jenis pekerjaan yang tujuan untuk mengurangi daan
dilakukan. Industri baja memiliki peluang meminimalisasi risiko, agar dapat
yang lebih banyak untuk terjadinya sebuah mencegah dan menganggulangi kecekalan
kecelakaan kerja. Semakin pekerjaan itu agar tidak terjadi lagi di masa akan datang.
membutuhkan persyaratan fisik, semakin Pada kebanyakan operasi, bahaya-
tinggi angka kecelakaan kerjanya. Pekerja bahaya akan dikaitkan dengan mesin-
yang penuh stress dan tenaga banyak mesin dan peralatan-peralatan: pusat
menimbulkan kecelakaan kerja. Secara kegiatan, perangkat penyaluran tenaga,
umum, industri semacam konstruksi, sumber energi berbahaya, area bukan
pertambangan, pengeboran batu bara, tempat kerja di sekeliling mesin-mesin,
pabrik baja cenderung memiliki frekuensi pekerjaan pelayanan dan pemeliharaan,
yang banyak dan parah (Winarsunu, 2008). serta pekerja-pekerja lain yang berdekatan
Berdasarkan data International (Rijanto, 2011).
Labour Organization (ILO) tahun 2013, 1 Setiap industri pasti memiliki
pekerja di dunia meninggal setiap 15 detik berbagai parameter operasi seperti suhu,
karena kecelakaan kerja dan 160 pekerja tekanan, aliran, campuran dan level, inilah
mengalami sakit akibat kerja. yang kemudian dikembangkan sehingga
Muchtaruddin (2014) dalam Anonim ditemukan teknik identifikasi bahaya
(2014) mengungkapkan, hasil laporan Hazards and Operability Study
pelaksanaan kesehatan kerja di 26 Provinsi (HAZOPS). Bahaya dalam industri dapat
di Indonesia tahun 2013, jumlah kasus terjadi karena adanya penyimpangan
penyakit umum pada pekerja ada sekitar (deviasi) dalam parameter operasi
2.998.766 kasus, dan jumlah kasus melewati batas toleransinya. Tekanan yang
penyakit yang berkaitan dengan pekerjaan meningkat melampaui daya tahan bejana
berjumlah 428.844 kasus. dapat mengakibatkan peledakan,
sedangkan aliran yang terhambat karena
Pencegahan kecelakaan buntu dapat mengakibatkan gangguan
berdasarkan pengetahuan tentang operasi serius. HAZOPS merupakan usaha
penyebab kecelakaan. Sebab-sebab untuk mengidentifikasi bahaya dari suatu
kecelakaan pada suatu perusahaan unit proses bila menyimpang dari
diketahui dengan mengadakan analisis seharusnya. HAZOPS merupakan suatu
setiap kecelakaan yang terjadi. Metoda teknik yang sangat sistematis, telititi, dan
analisis penyebab kecelakaan harus betul- lengkap. HAZOPS awalnya dikembangkan
betul diketahui dan diterapkan untuk industri proses, namun dapat juga
sebagaimana mestinya. Selain analisis digunakan untuk jenis industri atau
mengenai penyebab terjadinya suatu aktivitas lainnya (Ramli, 2010).
peristiwa kecelakaan, untuk pencegahan PT. X adalah dealer resmi di
kecelakaan kerja sangat penting artinya Indonesia untuk produk Caterpillar,
dilakukannya identifikasi bahaya yang produsen terbesar di dunia alat berat,
terdapat dan mungkin menimbulkan mesin diesel dan gas alam, mesin industri
insiden kecelakaan di perusahaan serta dan generator set. Perusahaan ini juga
mengases (assessment) besarnya risiko menyediakan jasa service yang
bahaya (Suma’mur, 2009). komprehensif baik maintenance, layanan
purna jual, jaminan ketersediaan
Kegiatan analisis bahaya
komponen, dan penjualan komponen
merupakan suatu kegiatan yang bertujuan
original Caterpillar. Pada area Workshop
untuk mengenali dan mengidentifikasi
dibagi atas 6 bagian yang berbeda yaitu
serta menganalisis potensi bahaya di
Loading/ Unloading, Disasssembly Area,
tempat kerja yang menimbulkan
Machine Bay, Engine Bay, Washing Bay, engine repair (perbaikan engine), wahing
dan Painting Bay. Dimana pada setiap area (pencucian), dan painting (pengecatan).
memiliki potensi bahaya yang berbeda. Data primer diperoleh dari pengamatan
Pada proses pekerjaan di bagian Workshop pada proses kerja dan dokumentasi. Data
menggunakan berbagai alat berat, alat sekunder diperoleh dari data-data dan studi
penggerak, alat angkat angkut, alat listrik, literatur terkait analisis bahaya dan metode
dan lainnya. Proses-proses yang dilakukan HAZOPS, serta dokumen perusahaan PT.
pada area Workshop dimulai dari X Medan berupa: data kecelakaan kerja
dipindahkan unit dari kendaraan customer tahun 2014, data proses kerja pada area
ke area workshop yaitu Loading/ Workshop PT. X Medan, dan data
Unloading (pemuatan/ bongkar muat), kebijakan manajemen terhadap
disassembly (pembongkaran), machine pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan
repair (perbaikan machine), engine repair Kerja. Instrumen yang digunakan adalah
(perbaikan engine), wahing (pencucian), teknik HAZOPS yang diaplikasikan pada
serta painting (pengecatan) yang dapat tiap unit kerja workshop.
menimbulkan potensi bahaya bagi para
pekerja. Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan proses kerja tersebut, PT. X adalah perusahaan penyalur
dapat dilihat bahwa pekerjaan di workshop resmi alat-alat berat produk Caterpillar,
memiliki sangat banyak potensi bahaya sebuah perusahaan produsen alat berat
yang berisiko bagi pekerja. Hal ini sejalan terkemuka di dunia asal Amerika,
dengan adanya beberapa kejadian tak cakupannya meliputi industri konstruksi,
diinginkan berupa insiden kerja yang pertambangan, kehutanan, pertanian,
terdapat pada bagian workshop PT X minya dan gas bumi, serta power system.
Medan. Berdasarkan laporan statistik industrial engines, dan generator sets. pT.
insidens Departemen Service PT. X Medan X cabang medan atau wilayah Sumatera
tahun 2014 terdapat sebanyak 4 kasus Utara didirikan secara resmi pada tanggal
selama bulan Januari – Juni, sedangkan 1 Mei 1974, yang bertempat di Jalan
terdapat 3 kasus selama bulan Juli – Medan – Tanjung Morawa Km 9,2
Desember. Timbang Deli, Medan dan telah dilengkapi
Oleh karena masih tingginya angka sarana bengkel serta gedung suku cadang.
insidens kerja yang terjadi di Workshop Tabel 4.1 Identifikasi dan Analisis
PT. X Medan, ditambah dengan Bahaya pada Proses Loading/ Unloading
banyaknya potensi bahaya yang berisiko (Bongkar Muat)
bagi pekerja, maka penulis tertarik untuk
menganalisis bahaya dengan metode
HAZOPS di Workshop PT. X.

Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian survei
yang bersifat deskriptif yaitu
menggambarkan hasil identifikasi dan
analisis bahaya pada suatu proses kerja.
Penelitian dilakukan dari Maret-Juli 2015
pada pekerja bagian workshop PT. X
Medan. Objek yang diteliti adalah pada
bagian Workshop yang terdiri dari proses
loading/ unloading (pemuatan/ bongkar Dari proses bongkar muat ini
muat), disassembly (pembongkaran), terdapat 3 (tiga) titik kajian yaitu
machine repair (perbaikan machine), pemeriksaan unit yang memiliki bahaya
jika penyimpangannya yaitu kurangnya dikeluarkan dari unit tumpah. Kunci yang
penerangan dan ketika pekerja berjalan di digunakaan untuk membuka baut juga
atas unit. Kedua, saat pengikatan unit, dapat membahayakan jika ukuran dan cara
terdapat bahaya ketika tali pengikat tidak menggunakannya tidak sesuai, hal
stabil. Terakhir, saat menaikkan dan demikian dapat menyebabkan kunci slip.
menurunkan unit, bahaya yang Crane merupakan salah satu alat angkat
ditimbulkan ketika tali pengikat yang yang juga berpotensi menimbulkan bahaya
diikatkan ke unit tidak stabil. jika dioperasikan terlalu cepat serta tali
Untuk memastikan agar tidak oengikat yang digunakan untuk megikat
terjadi bahaya seperti terbentur unit, benda pada crane tidak stabil. Terakhir
tertimpa, sampai kerusakan unit maka haru adalah forklift yang merupakan alat angkut
diperhatikan benar kondisi crane yang yang juga berpotensi menimbulkan bahaya
akan digunakan serta fungsi kontrolnya. yaitu ketika dioperasikan terlalu cepat,
Beban angkat crane juga harus sesuai ketika manuver tidak sempurna dan ketika
dengan beban unit yang akan diangkat. palet yang digunakan pada fork tidak rata.
Pemasangan tali pengikat harus simetris
dan bertumpu pada satu titik berat agar Kecepatan yang berlebihan dapat
unit seimbang dan tidak jatuh (Rijanto, menyebabkan kecelakaan, baik di pabrik
2011). maupun di jalanan. Lantai yang basah atau
licin mengharuskan kecepatan yang lebih
Tabel 4.2 Identifikasi dan Analisis rendah daripada biasa. Tebrakan saat
Bahaya pada Proses Disassembly bermanuver antar kendaraan industri
(Pembongkaran) dengan barang-barang yang tidak bergerak
sering terjadi saat kendaraannya mundur,
biasanya terjadi saat bermanuver dan
memutar. Pada kebanyakan kasusu,
operator begitu memerhatikan pada
penanganan benda sehingga lupa untuk
melihat ke mana arah bagian belakang
kendaraannya bergerak (Rijanto, 2011).
Tabel 4.3 Identifikasi dan Analisis
Bahaya pada Proses Machine Repair
(Perbaikan Machine)

Dari proses pembongkaran terdapat


5 (lima) titik kajian yaitu machine stand,
oil tank, kunci, crane, dan forklift.
Machine stand yang merupakan objek
kajian yang dapat menimbulkan bahaya
ketika machine stand yang digunakan
tidak stabil bisa karena posisinya atau juga
kelebihan beban aman saat digunakan
untuk mengganjal unit. Oil tank dapat
menimbulkan bahaya jika oli yang
Dari proses perbaikan machine Permukaan kerja yang rendah atau ruang
atau sering juga disebut peremajaan gerak yang terbatas akan menyebabkan
machine, terdapat 2 (dua) titik kajian yaitu sikap tubuh membungkuk; perlatan kerja
pengelasan dan pengetukan. Pada proses yang terpasang permanen atau barang-
pengelasan, terdapat bahaya kettika barang lainnya mungkin akan
penggunaannya yang terlalu lama dan meningkatkan kebutuhan tenaga kerja
tidak sesuai. Bahaya yang terjadi dapat untuk badan. Permukaan lantai yang licin
berupa bahaya listrik, radiasi, bahaya asap dan tidak rata akan meningkatkan
yang dihasilkan las, dan bahaya material kemngkinan terpeleset dan terjatuh karena
panas akibat dari pengelasan (spark). Dari terjadinya herakan tiba-tiba yang tidak
proses pengetukan juga terdapat bahaya dapat diperkirakan (Tarwaka, 2010).
ketika posisi saat melakukan pengetukan
tidak sesuai serta cara mengetuk yang Tabel 4.5 Identifikasi dan Analisis
salah. Bahaya pada Proses Washing
(Pencucian)
Sinar ultra ungu dihasilkan oleh pengelasa
yang menggunakan suhu tinggi, benda
pijar yang suhunya tinggi, dan lainnya.
Pada mata, sinar tersebut dapat
mengakibatkan konjungtivitis fotoelektrika
(Suma’mur, 2009).
Sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Winiarto (2013), bahaya
yang terjadi pada saat pengelasan adalah
terbakar ke tubuh pekerja menyebabkan
luka bakar pada tubuh pekerja, asap
pembakaran terhirup pekerja menyebabkan
Pada proses pencucian, terdapat 3 (tiga)
gangguan pernafasan, terkena sinar
titik kajian yaitu pencucian engine deng
ultraviolet dan infra merah menyebabkan
solar, membersihkan engine dengan angin,
kerusakan mata dan kulit, dan terbakar
dan pencucian machine. Pada proses
benda lain yang mudah terbakar atau
pencucian dengan solar terdapat bahaya
tabung gas terbakar menimbulkan ledakan
ketika pekerja terhirup uap solar dan
atau kebakaran tempat kerja.
kontak dengan solar. Ketika
Tabel 4.4 Identifikasi dan Analisis
membersihkan dengan angin terdapat
Bahaya pada Proses Engine Repair
bahaya terkena kotoran atau debu ketika
(Perbaikan Engine)
semprotannya terlalu kencang dan tidak
memerhatikan arahnya. Terakhir
pencucian machine dapat berbahaya ketika
air yang digunakan kurang bersih.
Sedangkan pada proses pencucian unit di
washing pad, terdapat bahaya yaitu lantai
licin. Sesuai dengan hasil penelitian
Pradhitya (2013), bahaya dari proses
Pada proses perbaikan engine, bahaya washing yaitu terjatuh akibat lantai yang
yang mungkin terjadi adalah ketika bekerja licin.
dengan sikap dan cara kerja yang tidak
aman. Stres pada pinggang akan
meningkat dengan membungkukkan badan
sambil memegang beban/ objek.
Tabel 4.6 Identifikasi dan Analisis serta cedera berat hingga kematian
Bahaya pada Proses Painting ketika unit roboh akibat machine
(Pengecatan) stand tidak stabil dan tertimpa benda
dan terbentur akibat unit yang jatuh
karena tali pengikat pada crane tidak
stabil pada proses disassembly.
3. Bahaya listrik berupa shok ydang
dapat menimbulkan luka bakar sampai
kematian, bahaya radiasi akibat
pengelasan, dan bahaya debu/ asap las
pada proses machine repair.
4. Bahaya ergonomi seperti terjatuh
ketika bekerja dengan sikap kerja
Pada proses ini dilakukan pendempulan yang tidak aman pada proses engine
kemudian di cat dengan menggunakan repair.
spraygun sementara bagian yang tidak di 5. Bahaya kimia seperti gangguan
cat akan dilakukan pemolesan. Kemudian pernafasan dan iritasi kulit akibat
unit dikeringkan di bawah sinar matahari. terhirup uap solar pada proses
Pada proses pengecatan terdapat 1 (satu) washing.
titik kajian yaitu penggunaak spraygun, 6. Bahaya kimia seperti gangguan
dimana dapa menimbulkan bahaya ketika pernafasan, iritasi kulit, mual, pusing,
pen yemprotan yang dilakukan terlalu serta kebakaran akibat proses
dekat dan tidak memerhatikan arah angin. painting.
Uap yang dihasilkan cat tersebut dapat
berbahaya bagi kesehatan, serta bahaya Saran
kebakaran ketika cat tumpah jika 1. Pada proses loading/ unloading
mengenai zat mudah terbakar. Pada proses (bongkar muat): memasang safety line
pengecatan, cat yang digunakan adalah untuk isolasi area kerja dan pelatihan
produk dari caterpillar, dimana dalam bekerja di ketinggian pada saat
pengaplikasiannya adalah dengan pemeriksaan unit, memastikan cahaya
mencampurkan tiner ke dalam cat. yang optimum saat pekerjaan bongkar
Kandungan di dalam cat berupa pigmen muat dilakukan pada malam hari, serta
dan solvent dapat membahayakan memastikan tali pengikat sudah
kesehatan pekerja demikian pula zat yang terpasang dengan benar dan menjaga
terkandung di dalam tiner. jarak aman pekerja pada saat
menaikkan dan menurunkan unit.
Kesimpulan 2. Pada proses disassembly
Berdasarkan hasil penelitian dan (pembongkaran): memastikan
pembahasan mengenai analisa bahaya pada prosedur aman machine stand berupa
workshop PT. X Medan didapatkan letak dan beban amannya, serta
kesimpulan sebagai berikut: membuat jarak aman area kerja
1. Bahaya ergonomi seperti terjatuh, dengan para pekerja., memerhatikan
mengakibatkan patah tulang, jarak aman untuk mengontrol crane
terbentur, dan tertimpa unit jatuh dan mengikatkan tali pengikat pada
akibat mengecek sekeliling unit dan benda dengan baik dan benar, serta
tali pengikat yang tidak stabil ketika pengemudi forklift harus lebih hati-
menaikkan dan menurunkan unit pada hati dalam menjaga kecepatan dan
proses loading/ unloading. pergerak forklift, serta memakai palet
2. Bahaya ergonomi seperti terjepit yang fork yang sesuai.
dapat mengakibatkan memar/ luka
3. Pada proses machine repair Analysis) dan FMEA (Failure
(perbaikan machine): melakukan Mode and Effect Analysis) pada
pengelasan di area aman dan tidak di Divisi Assembly di PT. Tjahja
sekitar benda mudah terbakar dan Sakti Motor. Jurnal. Universitas
mengetuk dengan hati-hati dan posisi Bina Nusantara
kerja yang benar agar tidak cedera dan
tenaga yang dihasilkan maksimal. Ramli, S. 2010. Pedoman Praktis
4. Pada proses engine repair (perbaikan Manajemen Risiko dalam
engine) adalah mengeluarkan engine Perspektif K3 OHS Risk
dari machine jika membuat posisi Management. Jakarta: Dian Rakyat
kerja menjadi tidak baik atau dengan Rijanto, B. 2011. Pedoman Pencegahan
melepaskan ban untuk mempermudah Kecelakaan di Industri. Jakarta:
perbaikan. Mitra Wacana Media
5. Pada proses washing (pencucian): Suma’mur, P.K. 2009. Higiene Perusahaan
Memakai masker pada saat pencucian dan Kesehatan Kerja (Hiperkes).
dengan solar serta memberi jarak Jakarta: CV. Sagung Seto
aman dengan pekerja lain, segera Winiarto, B.H. dan Mariawati, A.S. 2013.
mencuci tangan dengan menggunakan Identifikasi Penilaian Aktivitas
sabun ketika selesai bekerja ataupun Pengelasan pada Bengkel Umum
ketika tangan sudah terkena lumuran dengan Pendekatan Job Safety
solar, dan memeriksa kondisi air dan Analysis.Jurnal Teknik Industri
memebersihkan groud tank secara Vol. 1. No. 1
teratur, Tarwaka. 2010. Ergonomi Industri: Dasar-
6. Pada proses painting (pengecatan): dasar Pengetahuan Ergonomi dan
Mematuhi SOP sebelum memulai Aplikasi di Tempat Kerja. Edisi II
pengecatan seperti memakai APD Cetakan Ke-2. Surakarta: Harapan
yang dianjurkan dan menghidupkan KSO ADHI WIKA. The
exhausting fan, memerhatikan arah Indonesian Journal of Occupational
angin saat menyemprotkan cat, jangan Safety and Health. Vol.2, No. 1
sampai arah semprotan melawan arah
angin, dan memerhatikan kondisi alat
sebelum mulai bekerja.

Daftar Pustaka
Kurniawidjaja, L.M. 2010. Teori dan
Aplikasi Kesehatan Kerja. Jakarta: UI
Press
Pradhitya, H dan Zuraida, R. 2013.
Penerapan JSA (Job Safety

Das könnte Ihnen auch gefallen