Sie sind auf Seite 1von 8

Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Reproduksi

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP PENGETAHUAN


TENTANG DAMPAK PERNIKAHAN DINI PADA KESEHATAN REPRODUKSI

THE INFLUENCE OF REPRODUCTIVE HEALTH COUNSELING AGAINST KNOWLEDGE


OF IMPACT MARRIAGE EARLY ON REPRODUCTIVE HEALTH

Putri Candhi Ironi1, RR. Issac Tri Octaviati2, Kurniasari Pratiwi1


1
Akademi Kebidanan Yogyakarta
2
Universitas Gajah Mada
Email: kiky_kurniasari@rocketmail.com

ABSTRACT
Background: Based on UNICEF data in indonesia the prevalence of child marriage for age 15 years old is about
11%, marriage of age 18 years old is about 35% (UNICEF, 2012). Susenas data from the Central Statistics DIY in
2009 shows that child marriage under 16 years old in DIY is about 8,74 % with the highest percentages in Gunung-
kidul district (15,40%), Sleman district (7,49%). The percentage was increased in 2010 to 10,81% with the high-
est percentages is in district of Gunungkidul (16,24%), and district of Kulonprogo (10,81%) and district of Sleman
(9,12%).
Purpose: To explore the influence of counseling about the impact of early marriage to the reproductive health on
the intervention and control group study in SMP PGRI Saptosari, Gunungkidul.
Method: Using quasi experimental design with pretest-postest control group design. Sample of the study was total
population with 60 respondent. Subjek of study consist of 30 respondens’ control and 30 respondents’ experiment.
Control group is the subject who were not given intervention, while experiments group were are the group that given
the counseling intervention. Data processing was using t-test.
Result: Paired t-test in the control group shows p-value 0,006 with mean 2,19, it can be defined there is a significant
difference. Analysis of paired t-test shows p-value in the experiment is 0,000 with mean 2,93, it mean significant
difference. The analysis of t-test independent on the pretest’s control group and experiment group shows p-value =
0,05 with mean -1,900 it means there is no significant difference. Analysis t-test independent on posttest’s control
group and experiment group shows p-value 0,000 with mean 2,646 which means there is a significant difference.
Conclusions: There are no significant difference knowledge in the pretest between the control group and experi-
ment group. There are significant differences of knowledge in the posttest of control group and experiment group
with the signification 0,000 (p-value < 0,05).

Keywords: reproductive health counseling, early marriage, quasi experimental design, pretest-postest control
group design.

INTISARI
Latar belakang: Hasil penelitian UNICEF di Indonesia, menemukan angka kejadian pernikahan anak berusia 15 ta-
hun berkisar 11%, yang menikah di saat usia tepat 18 tahun sekitar 35% (UNICEF, 2012). Data Susenas dari Badan
Pusat Statistik Propinsi DIY 2009 menunjukkan perempuan yang menikah usia di bawah 16 tahun di Propinsi DIY
sekitar 8,74% dengan persentase terbesar di Kabupaten Gunungkidul (15,40%) dan Kabupaten Sleman (7,49%).
Persentase tersebut meningkat pada tahun 2010 menjadi 10,81% dengan persentase terbesar di Kabupaten Gu-
nungkidul (16,24%), dan Kabupaten Kulonprogo (10,81%) dan Kabupaten Sleman (9,12%).
Tujuan: Mengetahui bagaimana pengaruh penyuluhan dampak pernikahan dini terhadap kesehatan reproduksi
antara kelompok intervensi dengan kelompok kontrol pada siswa kelas VIII di SMP PGRI Saptosari, Gunungkidul.
Metode penelitian: Menggunakan quasi experimental design dengan model pretest-postest control group design.
Besar sampel yang digunakan adalah total populasi sebanyak 60. Subyek penelitian terdiri dari 30 kontrol dan 30
eksperimen. Kontrol adalah subyek yang tidak diberikan intervensi, eksperimen adalah kelompok yang diberikan
intervensi penyuluhan. Pengolahan data dengan menggunakan rumus t-test.
Hasil: Uji analisis paired t-test pada kelompok kontrol menunjukkan p-value sebesar 0,006 dengan beda mean
2,19, hal ini dapat diartikan ada perbedaan yang signifikan. Analisis paired t-test pada kelompok eksperimen p-va­
lue sebesar 0,000 dengan beda mean 2,93, ada perbedaan yang signifikan. Hasil analisis t-test independent pre-
test kelompok kontrol dan eksperimen menunjukkan p-value = 0,05 dengan beda mean -1,900 artinya tidak terda-
pat perbedaan yang signifikan. Analisis t-test independent posttest kelompok kontrol dan eksperimen menunjukkan
p-value sebesar 0,000 dengan beda mean sebesar 2,646 artinya ada perbedaan signifikan.
Simpulan: tidak ada perbedaan signifikan pengetahuan awal kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dan ter-
dapat perbedaan pengetahuan signifikan hasil posttest kelompok kontrol dan eksperimen dengan hasil signifikasi
sebesar 0,000 (p-value < 0,05).

Kata kunci: Penyuluhan kesehatan reproduksi, dampak pernikahan dini pada kesehatan reproduksi, quasi experi-
mental design, pretest-postest control group design.

Jurnal Ilmu Kebidanan, Volume II, Nomor 2, Agustus 2014 • 55


Putri Candhi Ironi, dkk. Hal. 55 - 62

PENDAHULUAN (11,7 % P : 1,6 % L). Diantara kelompok umur


Hasil penelitian United Nations Internatio­ perempuan 20-24 tahun lebih dari 56,2 per­
nal Children’s Emergency Found (UNICEF) di sen sudah menikah3.
Indonesia (2002), menemukan angka ke­ja­di­ Persentase perempuan yang pernah me­
an pernikahan anak berusia 15 tahun ber­kisar nikah menurut umur pernikahan pertama yaitu
11%, sedangkan yang menikah di saat usia pernikahan dini (10-15 tahun) ter­tinggi ber­
tepat 18 tahun sekitar 35% (UNICEF, 2012). ada di provinsi Kalimantan selatan (16,06%),
Pernikahan usia dini paling ba­nyak ter­jadi di Af- Jawa barat (15,72%), Jawa timur (14,98%),
rika dan Asia Tenggara. Di Asia Teng­­gara dida- Ban­ten (13,75%) dan Yogyakarta (3,78%).
patkan data bahwa sekitar 10 ju­ta anak usia Pro­­vinsi dengan persentase pernikah­an
di bawah 18 tahun telah menikah, sedang­kan di­ni (16-18 tahun) tertinggi adalah Jambi
di Afrika diperkirakan 42% da­ri populasi anak, (37,26%), Jawa Timur (36,69%), Kalimantan
menikah sebelum mereka berusia 18 tahun. Selatan (36,49%), Jawa Barat (36,41%) dan
Secara umum, pernikahan dini lebih sering Yogyakarta (22,37%)4.
terjadi pada anak perempuan dibandingkan Studi yang dilakukan oleh Perkumpulan
anak laki-laki, sekitar 5% anak laki-laki me- Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) pusat
nikah sebelum mereka berusia 19 tahun1. pada tahun 2012 menunjukkan fakta dalam
Analisis survei penduduk antar sensus kurun waktu 4 tahun terakhir (2007-2011), le-
(SUPAS) tahun 2005 dari BKKBN didapatkan bih dari 30.000 perempuan di 9 kota di Indone-
angka pernikahan di perkotaan lebih rendah sia mengalami KTD, pada remaja angka KTD
dibanding di pedesaan, untuk kelompok umur menjadi penyumbang terbesar pernikahan
15-19 tahun perbedaannya cukup tinggi yaitu dini remaja. Data Susenas dari Badan Pusat
5,28% di perkotaan dan 11,88% di pedesaan. Statistik Propinsi DIY tahun 2009 menunjuk-
Hal ini menunjukkan bahwa wanita usia muda kan perempuan yang menikah usia di bawah
di perdesaan lebih banyak yang melakukan 16 tahun di Daerah Istimewa Yogyakarta
pernikahan pada usia muda2. sekitar 8,74% dengan persentase terbesar
Berdasarkan data Riset Kesehatan di Kabupaten Gunungkidul (15,40%) diikuti
Dasar (RISKESDAS) dalam kajian BKKBN oleh Kabupaten Sleman (7,49%). Persentase
2012 menyatakan bahwa Indonesia termasuk tersebut meningkat pada tahun 2010 menjadi
negara dengan persentase pernikahan usia 10,81% dengan persentase terbesar di Ka-
muda tinggi di dunia berada pada urutan 37 bupaten Gunungkidul (16,24%), diikuti oleh
dan tertinggi kedua di Associaion of South Kabupaten Kulonprogo (10,81%) dan Kabu-
East Asian Nation (ASEAN) setelah Kam- paten Sleman (9,12%)5.
boja. Perempuan muda di Indonesia dengan Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang
usia 10-14 tahun menikah sebanyak 0.2% telah dilakukan di kantor Pengadilan Agama
atau lebih dari 22.000 wanita muda berusia (PA) Kabupaten Gunungkidul, dalam buku la­
10-14 tahun di Indonesia sudah menikah. poran tahunan Pengadilan Agama menunjuk-
Jumlah dari perempuan muda berusia 15-19 kan permintaan dispensasi nikah pada tahun
yang menikah lebih besar jika dibandingkan 2010 adalah 120 pernikahan, tahun 2011
dengan laki-laki muda berusia 15-19 tahun terjadi peningkatan menjadi 145 pernikahan,

56 • Jurnal Ilmu Kebidanan, Volume II, Nomor 2, Agustus 2014


Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Reproduksi

dan terus meningkat menjadi 172 pernikahan METODE PENELITIAN


pada tahun 2012. Berdasarkan data laporan Penelitian ini merupakan penelitian quasi
bulanan dispensasi nikah pada bulan Janu- experimental design dan model yang digu-
ari-Oktober 2013 sebanyak 142 pengajuan nakan adalah pretest-postest control group
dispensasi nikah. Usia pasangan yang meng­ design. Dalam desain pretest-postest control
ajukan dispensasi menikah tersebut berkisar group design ini membagi subjek menjadi dua
antara 15 hingga 21 tahun. Menurut Bapak kelompok yang dipilih secara total populasi,
kepala hukum PA Gunungkidul mengatakan satu kelompok sebagai kelompok eksperimen
bahwa persoalan mendasar yang dihadapi yang diberi perlakuan berupa penyuluhan
remaja Gunungkidul adalah kurangnya infor- ten­tang dampak pernikahan dini terhadap
masi, pengetahuan dan pemahaman remaja kesehatan reproduksi dan satu kelom­pok
mengenai kesehatan reproduksi seksual me­ seba­gai kontrol tanpa diberi perlakuan. Pe-
reka. Faktor tersebut menyebabkan remaja ngukuran dilakukan sebelum dan sesudah
melakukan hubungan seksual diusia sangat dibe­rikan perlakuan, dengan melakukan pre-
muda, yang beresiko adanya kehamilan tidak test pada kedua kelompok subjek penelitian
diinginkan. Pada akhirnya mereka terpaksa untuk mengetahui pengetahuan awal kedua
melakukan pernikahan dalam usia dini6. Ber- kelompok tersebut. Bila antara kelompok eks-
dasarkan data kementrian agama pernikahan perimen dan kelompok kontrol memiliki nilai
dini pada tahun 2012 persentase pernikahan yang sama atau tidak ada beda secara sig-
tertinggi di kabupaten Gunungkidul berdasar- nifikan, maka kelompok tersebut sudah sesuai
kan jumlah remaja, di kecamatan Saptosari untuk eksperimen, dan diberikan posttest
234 pernikahan (29,2%), Wonosari 230 per­ pada kedua kelompok subjek penelitian
ni­kahan (16,5%), Tepus 202 pernikahan Dengan demikian dalam rancangan ini
(17,5%), Semin 229 pernikahan (14,5%), dan diperoleh empat macam kelompok observasi
Semanu 202 pernikahan (12,2%)7. sebagai variabel tercoba, dengan menghasil-
Hasil survey pendahuluan di SMP PGRI kan dua hasil observasi awal (X1pre dan X0pre)
Saptosari, Gunungkidul menyatakan bahwa serta dua hasil observasi akhir (X1post dan
informasi konseling mengenai kesehatan re­ X0post). Rancangan penelitian ini bertujuan un-
produksi remaja disekolah ini belum ada. Selain tuk mengetahui apakah ada pengaruh suatu
itu sesuai dengan wawancara singkat dengan perlakuan terhadap peningkatan pengeta-
10 peserta didik mengatakan bahwa sebagian huan tentang dampak pernikahan dini ter-
besar diantara mereka kurang mendapat per- hadap kesehatan reproduksi. Hal ini untuk
hatian dari orang tua tentang hal-hal yang menilai adanya perbedaan yang signifikan
berkaitan dengan kesehatan reproduksi. antara kelompok eksperimen dan kelompok
Berdasarkan uraian latar belakang yang kontrol, dengan melihat besarnya pengaruh
ada, maka peneliti tertarik untuk mengakaji perlakuan terhadap (X1pre dan X1post) serta
masalah ini melalui suatu penelitian yang ber- (X0pre dan X0post).
judul “Pengaruh penyuluhan terhadap penge- Penelitian dilakukan di SMP PGRI Sap-
tahuan tentang dampak pernikahan dini pada tosari pada bulan Maret 2014. Populasi dalam
kesehatan reproduksi”. penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII

Jurnal Ilmu Kebidanan, Volume II, Nomor 2, Agustus 2014 • 57


Putri Candhi Ironi, dkk. Hal. 55 - 62

SMP PGRI Saptosari, Gunungkidul. dalam Penyuluhan kesehatan adalah penamba-


penelitian ini pengambilan sampel dilakukan han pengetahuan dan kemampuan seseorang
dengan total populasi karena jumlah populasi melalui teknik praktek belajar atau instruksi
kurang dari 100. Sampel dalam penelitian ini dengan tujuan mengubah atau mempenga-
menggunakan sampel kontrol sebanyak 30 ruhi perilaku manusia secara individu, kelom-
siswa dan sampel eksperimen sebanyak 30 pok maupun masyarakat untuk dapat lebih
siswa. mandiri dalam mencapai tujuan hidup sehat8.
Instrumen yang digunakan dalam peneli- Karakteristik usia responden dari masing-
tian ini berupa kuisioner yang disusun secara masing kelompok dalam penelitian ini ma­
terstruktur dan dilakukan uji validitas dan re- yoritas 14 tahun, karakteristik jenis kelamin
liabilitas. Kuesioner yang digunakan adalah responden mayoritas laki-laki pada kelompok
kuisioner tertutup yaitu sudah terdapat pilihan kontrol dan pada kelompok eksperimen ma­
jawabannya. Teknik analisis yang digunakan yoritas perempuan.
yaitu analisis univariat untuk menghitung Berdasarkan hasil jawaban responden
frekuensi dengan menggunakan tabel distri- dikelompokkan berdasarkan nilai minimum,
busi frekuensi. Sebelum melakukan analisis maksimum, nilai rata-rata (mean), dan standar
bivariat, data dilakukan uji asumsi data ber­ deviasi. Nilai pretest dan posttest pada kelom-
distribusi normal dan homogen. Analisis bi- pok kontrol dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 1. Deskripsi Skor Pengetahuan Kelompok Kontrol Siswa kelas VIII SMP PGRI Saptosari

Variabel penilitian Min Max Mean Std. Deviasi


Pretest 6,0 21,0 15,00 4,15
Posttest 8,0 22,0 17,19 3,18
Sumber : Data Primer 2014

variat menggunakan rumus paired t-test dan Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa
independent t-test. terdapat kenaikan nilai rata-rata pada kelom-
pok kontrol dengan selisih rata-rata antara
HASIL DAN PEMBAHASAN hasil pretest dan posttest sebesar 2,19.
Penelitian ini dilakukan di SMP PGRI Data penelitian variabel pengetahuan
Saptosari Gunungkidul yaitu sekolah yang tentang dampak pernikahan dini terhadap
berada di wilayah Kabupaten Gunungkidul, kesehatan reproduksi pada siswa kelas VIII
tepatnya di Jl. Ngrehan, Dusun Kepek, Ke- SMP PGRI Saptosari Gunungkidul diper-
camatan Saptosari, Kabupaten Gunungkidul. oleh berdasarkan jawaban responden dan
Sekolah ini berdiri di kaki bukit pegunungan dikelompokkan berdasarkan nilai minimum,
yang mayoritas siswanya berasal dari daerah maksimum, nilai rata-rata (mean), dan stan-
tersebut. Sekolah ini terdiri dari kelas VII, VII dar deviasi. Nilai pretest dan posstest pada
dan XI yang masing-masing tingkatannya ter- kelompok eksperimen dapat dilihat pada ta-
diri dari dua kelas. bel 2:

58 • Jurnal Ilmu Kebidanan, Volume II, Nomor 2, Agustus 2014


Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Reproduksi

Tabel 2. Deskripsi Skor Pengetahuan Kelompok Eksperimen Siswa kelas VIII SMP PGRI Saptosari

Variabel Penelitian Min Max Mean Std. Deviasi


Pretest 10,0 22,0 16,90 3,21
Posttest 15,0 22,0 19,83 2,07
Sumber : Data primer 2014

Berdasarkan tabel 2, hasil analisis data kesehatan reproduksi pada siswa SMP PGRI
menunjukkan bahwa selisih rata-rata antara Saptosari Gunungkidul.
pretest dan posstest kelompok eksperimen
sebesar 2,93, artinya terdapat peningkatan Tabel 3. Hasil Uji Paired T-Test Kelompok Kontrol
Siswa Kelas VIII SMP PGRI Saptosari
skor antara pretest dan posttest pada kelom-
Variabel Mean p-value t hitung
pok eksperimen.
Pretest 15,00
Sebelum melakukan analisa uji t-test 0,006 -2,925
Posttest 17,19
sampel berpasangan dan analisa uji t-test Sumber : Data primer 2014
sampel tidak berpasangan peneliti melaku-
kan uji prasyarat sebagai berikut: Hasil uji Tabel 3 menunjukkan bahwa nilai mean
normalitas kelompok kontrol (KK) dan inter- dari kelompok kontrol antara pretest dan post-
vensi (KE) penelitian dihitung dengan meng- test terdapat kenaikan sebesar 2,19 dan nilai
gunakan One Sample Kolmogorov Smirnov signifikasi 0,006 < 0,05 maka dapat diketahui
test. Kaidah statistik untuk uji normalitas ada- terdapat perbedaan yang signifikan hasil pre-
lah bila p> 0,05. Hasil uji normalitas diketahui test dan posttest pada kelompok kontrol ten-
bahwa nilai Z hitung pada pretest KK : 0,884, tang pengetahuan dampak pernikahan dini
nilai posttest KK 0,691, nilai pretest KE : 0,674 terhadap kese­hatan reproduksi pada siswa
dan posttest KE : 1,170. Hal ini menunjukkan kelas VIII SMP PGRI Saptosari Gunungkidul.
bahwa semua variabel memiliki nilai Zhitung < Pemberian jeda waktu saat pretest dan post-
Ztabel dan nilai signifikasi lebih besar dari 0,05 test selama 14 hari memberikan kesempatan
(p>0,05) sehingga dinyatakan hasil pretest responden kelompok kontrol dan eksperimen
dan posttest pada kelompok kontrol dan ke­ saling bertemu ataupun memberikan kesem-
lompok eksperimen berdistribusi normal. patan pada mereka mendapatkan informasi
Hasil uji homogenitas kelompok kontrol dari luar, sehingga memungkinkan adanya
dan intervensi penelitian dihitung dengan pengaruh faktor lain pada kelompok kontrol
menggunakan One Way Anova. Kaidah statis- dan eksperimen saat diberikan posttest Hasil
tik untuk uji homogenitas adalah bila p> 0,05. penelitian ini mendukung penelitian yang per-
Hasil uji homogenitas nilai pretest dan post- nah dilakukan oleh Menik Susanti (2013)9.
test variabel memiliki nilai signifikasi 0,440 Hasil pretest dan posttest kelompok
(p>0,05), sehingga dapat dinyatakan hasil eksperimen tentang pengetahuan dampak
pretest data berdistribusi homogen. Hal itu pernikahan dini terhadap kesehatan re-
menunjukkan bahwa analisis dapat dilakukan produksi pada siswa kelas VIII SMP PGRI
dengan menggunakan uji independent t-test. Saptosari Gunungkidul.
Hasil pretest dan posttest kelompok kon-
trol tentang dampak pernikahan dini terhadap

Jurnal Ilmu Kebidanan, Volume II, Nomor 2, Agustus 2014 • 59


Putri Candhi Ironi, dkk. Hal. 55 - 62

Tabel 4. Hasil Uji Paired T-Test Kelompok Eksperi- kemampuan atau nilai rata-rata pengetahuan
men Siswa Kelas VIII SMP PGRI Saptosari
yang sama.
Variabel Mean p-value t hitung Tabel 6 menunjukkan bahwa terdapat
Pretest KE 16,90
0,000 -5,082 selisih nilai rata-rata posttest antara kelompok
Posttest KE 19,83
Sumber : Data primer 2014 kontrol dan eksperimen sebesar 2,64 dan p-
value < 0,05 yang artinya terdapat perbedaan
Tabel 4 menunjukkan bahwa nilai mean yang signifikan hasil posttest antara kelompok
dari kelompok eksperimen antara pretest dan kontrol dan kelompok intervensi. Hasil terse-
posttest terdapat kenaikan sebesar 2,93 dan but menunjukkan bahwa rata-rata posttest
nilai signifikasi 0,000 < 0,05 maka dapat dika- kelompok yang diberi intervensi penyuluhan
takan terdapat perbedaan yang signifikan ha- lebih baik daripada rata-rata kelompok yang
sil pretest dan posttest pada kelompok inter- tanpa intervensi. Hasil tersebut membuktikan
vensi setelah dilakukan penyuluhan tentang “Terdapat perbedaan yang signifikan menge-
dampak pernikahan dini terhadap kesehatan nai dampak pernikahan dini terhadap kese-
reproduksi pada siswa kelas VIII SMP PGRI hatan reproduksi antara kelompok intervensi
Saptosari Gunungkidul. (diberi penyuluhan) dengan kelompok kontrol
Pengaruh penyuluhan kesehatan repro­ (tidak diberi penyuluhan pada siswa kelas
duksi terhadap pengetahuan dampak perni­ VIII SMP PGRI Saptosari Gunungkidul”, atau
kah­an dini pada kesehatan reproduksi pada dengan kata lain Ho ditolak dan Ha diterima.
siswa kelas VIII SMP PGRI Saptosari Gu- Hasil penelitian ini juga sesuai dengan teori-
nungkidul. teori yang dikemukakan peneliti di dalam tin-
Tabel 5 menunjukkan bahwa terdapat jauan pustaka.
selisih nilai mean sebesar 1,9 dan nilai p-value
= 0,05 yang artinya tidak ada perbedaan yang SIMPULAN
signifikan pengetahuan awal antara kelom- Ada perbedaan tingkat pengetahuan
pok kontrol dan kelompok eksperimen. Hasil yang signifikan antara kelompok eksperimen
tersebut membuktikan sebelum dilakukan pe- dan kelompok kontrol setelah diberikan pe-
nyuluhan kedua kelompok tersebut memiliki nyuluhan kesehatan reproduksi.

Tabel 5. Hasil Uji T-Test Independent Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen Siswa kelas VIII SMP
PGRI Saptosari Gunungkidul.

Variabel Mean Std. Deviasi t hitung beda mean p-value


KK 15,00 4,150
Pretest -2,007 -1,900 0,05
KE 16,90 3,209
Sumber : Data primer 2014

Tabel 6. Hasil Uji T-Test Independent Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen Siswa kelas VIII SMP
PGRI Saptosari Gunungkidul.

Variabel Mean Std. Deviasi t hitung Beda mean p-value


KK 17,19 3,177
Posttest 3,909 2,646 0,00
KE 19,83 2,069
Sumber : Data primer 2014

60 • Jurnal Ilmu Kebidanan, Volume II, Nomor 2, Agustus 2014


Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Reproduksi

SARAN dapat memperbaiki kelemahan-kelemah-


Berdasarkan hasil penelitian, maka saran an yang ada untuk dapat mengendalikan
yang membangun dapat diberikan sebagai kelompok kontrol dengan cara mengon-
berikut : trol kelompok intervensi dengan kelom-
1. Bagi SMP PGRI Saptosari pok kontrol agar tidak saling bertemu
Adanya penyuluhan dapat meningkat- sehingga memungkinkan hasil posttest
kan pengetahuan siswa, diharapkan ba­ lebih maksimal dan akurat, misalnya de-
gi pihak-pihak yang berwenang dalam ngan kelompok kontrol berasal dari seko-
hal penyelenggaraan pendidikan dapat lah lain yang memiliki karakteristik yang
memberikan pengetahuan dan pemaha- sama.
man dengan mengadakan penyuluhan 4. Bagi masyarakat dan orang tua
tentang kesehatan reproduksi sehingga Diharapkan penelitian ini dapat memberi-
dapat membantu para remaja dalam me- kan kesadaran masyarakat dan orang
mahami pentingnya pendewasaan usia tua tentang pentingnya pembelajaran
perkawinan. Selain itu mengadakan or- kesehatan reproduksi yang harus diberi-
ganisasi siswa seperti PIKR (Pusat Infor- kan pada anak sejak usia dini, dengan
masi dan Konseling Remaja) juga berkon- pengawasan dan pendampingan.
tribusi positif sehingga para siswa dapat 5. Bagi Dinas Pendidikan
mengungkapkan keluhan atau masalah Adanya penelitian ini dapat direkomen-
yang dihadapinya khususnya mengenai dasikan bagi Dinas Pendidikan terutama
kesehatan reproduksi. di Kabupaten Gunungkidul mengenai
2. Bagi responden perlunya dikembangkan dan diimplemen-
Dengan adanya penyuluhan ini agar da- tasikan kurikulum kesehatan reproduksi
pat menjadi masukan bagi seluruh siswa dan seksual sebagai bahan pembelaja-
untuk berpartisipasi dalam meningkatkan ran siswa sekolah guna antisipasi atau
pengetahuan mengenai kesehatan re- pencegahan meningkatnya pernikahan
produksi dengan memanfaatkan perkem- dini dikawasan Kabupaten Gunungkidul
bangan teknologi yang ada secara positif serta pencegahan perilaku seksual be-
dan mengembangkan pengetahuan de- resiko pada remaja.
ngan banyak menggali informasi tentang
kesehatan reproduksi baik secara lang- DAFTAR PUSTAKA
sung maupun tidak langsung, 1. Fadlyana, E. & Shinta. L. 2009. Pernikahan
3. Bagi peneliti Usia Dini Dan Permasalahannya.
Penelitian ini dapat disajikan bahan per- Saripediatri.idai.or.id. (online) diakses 23
timbangan bagi penelitian selanjutnya September 2013.
untuk melakukan dan mengembangkan 2. BKKBN. 2012. Pernikahan Dini Pada Be­
penelitian tentang kesehatan reproduksi be­rapa Propinsi Di Indonesia, Dampak
pada remaja yang lebih mendalam dan Over Population, Akar Masalah Dan Peran
bermanfaat dimasa mendatang. Selain Kelembagaan Di Daerah. www.bkkbn.go.id.
itu, diharapkan para peneliti selanjutnya (online) Diakses 21 September 2013.

Jurnal Ilmu Kebidanan, Volume II, Nomor 2, Agustus 2014 • 61


Putri Candhi Ironi, dkk. Hal. 55 - 62

3. Balai Pusat Statistik. 2013. Perkembangan bulan Januari-Oktober tahun 2013. Data
Beberapa Indikator Utama Sosial Eko­ diperoleh tanggal 15 November 2013.
nomi Indonesia. www.bps.go.id. (online) 7. Kementrian Agama Gunung Kidul. 2013.
Diakses 22 September 2013. Laporan Tahunan Pernikahan.Data
4. Zaky, Maesur. 2013. Siaran Pers PKBI diperoleh tanggal 15 November 2013.
DIY “Penuhi Hak Kesehatan Reproduksi 8. Depkes RI. 2008. Modul Pelatihan bagi
Perempuan, Hentikan Kekerasan Tenaga Promosi Kesehatan di Puskesmas.
Terhadap Perempuan”. www.swaranusa. www.bbpkciloto.org. (online) Diakses 23
(online) diakses 22 September 2013. September 2013 jam 17.00 WIB.
5. Balai Pusat Statistik, 2013. Perkembangan 9. Susanti, Menik. 2012. Pengaruh Pe­
Beberapa Indikator Utama Sosial Ekonomi nyuluhan Pendewasaan Usia Perkawinan
Indonesia. www.bps.go.id. (online) Diakes terhadap Sikap Remaja Putri dalam
tanggal 22 September 2013. Mencegah Pernikahan Usia Dini di Dusun
6. Pengadilan Agama Wonosari. 2013. Tegalrejo Srigading Sanden Bantul Tahun
Laporan Bulanan Pengajuan Dispensasi 2013. Karya Tulis Ilmiah. Yogyakarta:
Kawin Pengadilan Agama Wonosari Akademi Kebidanan Yogyakarta

62 • Jurnal Ilmu Kebidanan, Volume II, Nomor 2, Agustus 2014

Das könnte Ihnen auch gefallen