Sie sind auf Seite 1von 4

1

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Akustik merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam mendesain
bangunan. Selama ini akustik belum dijadikan sebagai pertimbangan utama dalam
tahap desain arsitektur, namun saat ini tingkat kemampuan menyampaikan ceramah
menjadi hal yang sangat penting untuk dibahas. Untuk mendapatkan lingkungan
akustik yang baik, arsitek harus menaruh perhatiannnya ke material bangunan dan
desain keseluruhan bangunan yang dapat menunjang aspek fisik dan psikologis
orang-orang di dalamnya [1].
Kurangnya perhatian arsitek terhadap isu desain yang mempengaruhi
lingkungan akustik disebabkan karena kurangnya waktu dalam pengembangan
proyek atau kurangnya petunjuk desain untuk menutupi cacat akustik yang muncul
dari desain, bentuk atau pemilihan material yang kurang tepat. Petunjuk dasar
desainer atau arsitek untuk memilih bentuk, geometri, ukuran dan material
merupakan hal yang pokok untuk mendapatkan kualitas akustik yang baik. Ini akan
memberikan pengaruh yang baik terhadap pendengar atau pengunjung yang berada
di dalam bangunan tersebut.
Penanganan untuk mendapatkan kualitas akustik yang baik sudah
seharusnya dilakukan untuk bangunan yang memiliki pengaruh penting terhadap
masyarakat. Beberapa bangunan seperti opera musik, ruang kelas, auditorium dan
tempat ibadah sangat memerlukan penanganan akustik agar kegiatan di sana dapat
berlangsung dengan baik. Bagi masyakarat Indonesia, tempat ibadah seperti masjid
tidak hanya digunakan sebagai tempat ibadah saja, tetapi juga memiliki fungsi yang
lebih luas seperti ladang ilmu yang memerlukan perawatan, salah satunya
penanganan akustik, untuk keperluan masyarakat luas.
Kualitas akustik suatu masjid akan mempengaruhi pemahaman isi ceramah
dalam suatu kegiatan keagamaan. Hal ini telah menjadi perhatian utama bagi para
peneliti, karena variabel akustik perlu dipahami terlebih dahulu dalam penyelidikan
2

karakteristiknya supaya pemberian solusi kualitas akustik yang baik dapat


ditentukan. Oleh karena itu, peneliti selalu menaruh fokus penelitian karakteristik
akustik masjid ke background noise level, rasio speech signal-to-noise (S/N),
reverberation time (RT), dan jarak antara pembicara ke pendengar [2].
Masjid yang memiliki fungsi lebih dari sekedar tempat ibadah salah satunya
adalah Masjid Kampus UGM. Masjid ini tidak hanya digunakan sebagai tempat
ibadah saja, tetapi juga digunakan sebagai tempat diskusi majelis taklim
(perkumpulan orang yang menuntut ilmu), pernikahan, kuliah umum, dan
sebagainya. Keadaan ini menjadikan masjid tersebut memiliki kegunaan dan
pengaruh yang sangat penting bagi mahasiswa UGM, tenaga pendidik, maupun
masyarakat umum.
Kegiatan di masjid yang tidak pernah sepi membutuhkan suatu penanganan
dan pemeliharaan di berbagai aspek agar suatu kegiatan dapat berlangsung dengan
baik dan lancar. Pemeliharaan tersebut bisa dilakukan dari aspek kualitas akustik
ruang masjid. Untuk mendapatkan kualitas akustik yang diinginkan, diperlukan
suatu penelitian karakteristik akustik ruang supaya hasilnya dapat dijadikan sebagai
bahan acuan atau pertimbangan untuk mendapatkan perawatan masjid yang lebih
baik. Kualitas akustik suatu masjid akan mempengaruhi pemahaman isi ceramah
dalam suatu kegiatan keagamaan. Berkaitan dengan banyaknya aktivitas lain di
dalam masjid seperti pembacaan Al-Qur’an, ceramah, pernikahan dan kuliah
umum, diperlukan banyak usaha untuk selalu mengontrol dan memelihara kualitas
akustik supaya tetap baik.
Penelitian akustik mengenai masjid saat ini sudah mulai banyak dilakukan
untuk mendapatkan karakteristik atau sifat akustik yang ada di setiap masjid.
Sebagian besar penelitiannya berfokus dalam pengamatan tingkat kejelasan
percakapan (speech intelligibility) di dalam masjid, namun fokus pengamatan bisa
menjadi lebih rumit jika bangunan masjid bersifat semi terbuka seperti di Masjid
Kampus UGM. Fenomena dan karakteristik akustik terhadap masjid yang semi
terbuka perlu diamati lebih lanjut untuk menilai apakah kondisi akustik masjid
tersebut baik atau buruk untuk fungsi akustik di masjid seperti ceramah atau sholat
berjamaah, sehingga diperlukan penelitian akustik dengan pengukuran impuls
3

response untuk mendapatkan parameter akustik seperti Tx (waktu dengung), STI


(speech transmission index) dan lain-lain, serta pengukuran soundscape untuk
mendapatkan tingkat background noise.

I.2 Perumusan Masalah

Masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana mendeskripsikan kualitas


akustik ruang yang memberikan parameter kejelasan percakapan untuk kategori
bangunan peribadatan berbentuk semi terbuka pada ruang ibadah Masjid Kampus
UGM.

I.3 Tujuan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji analisis karakteristik akustik


Masjid Kampus UGM dari parameter speech intelligibility dan background noise
yang menyatakan kualitas akustik masjid dengan pengambilan data lapangan
meliputi pengukuran impulse response dan soundscape.

I.4 Batasan Masalah

1. Lokasi penelitian berada di komplek Masjid Kampus UGM.


2. Data akustik yang diambil meliputi pengukuran impulse response dan
soundscape.
3. Penelitian ini tidak mengevaluasi penggunaan electro-acoustic pada
masjid.

I.5 Manfaat

Sebagai bahan evaluasi mengenai kualitas akustik Masjid Kampus UGM.

I.6 Sistematika Penulisan

Bab mengenai Pendahuluan diawali dengan membahas mengenai latar


belakang, perumusan masalah, tujuan, batasan masalah, manfaat dan sistematika
4

penulisan. Latar belakang diawali dengan pentingnya aspek akustik dalam desain
sampai diperlukannya penelitian akustik di masjid. Cara pendeskripsian
karakteristik akustik menjadi perumusan masalah. Evaluasi dari data yang diambil
dijadikan sebagai tujuan dan manfaat penelitian. Area lingkup penelitian dijelaskan
pada batasan masalahnya.
Studi Pustaka berisi mengenai pembahasan jurnal-jurnal penelitian akustik
masjid sebelumnya. Hasil penelitian dari jurnal sebelumnya dirangkum untuk
mengetahui garis besar penelitiannya, dan bagaimana proses analisis kualitas
akustik dari penelitian tersebut.
Dasar Teori menjelaskan pemahaman dasar dalam penelitian yang berkaitan
dengan akustik ruang di masjid. Referensi penulisannya diambil dari berbagai
sumber seperti buku, jurnal, skripsi, internet dan lain-lain.
Langkah-langkah penelitian dituangkan ke dalam bab Pelaksanaan
Penelitian. Penulisannya tentang bagaimana tahapan dari awal sampai akhir
langkah kerjanya dan deskripsi alat-alat penelitian yang digunakan saat itu.
Bab Pembahasan berisi analisis mengenai hasil penelitian yang telah
dilakukan dengan menyertai data-data yang telah terukur tersebut. Pembahasannya
memuat data-data hasil penelitian dan pembahasan dari data tersebut yang mengacu
pada dasar teori dan studi pustaka yang telah disampaikan pada bab-bab
sebelumnya.
Hasil dari analisis ini akan dimasukkan ke dalam penulisan di bab
Kesimpulan dan Saran. Penulisannya mengemukakan kesimpulan hasil
pembahasan dari bab sebelumnya dan saran bagi penelitian selanjutnya.

Das könnte Ihnen auch gefallen