Sie sind auf Seite 1von 12
INTERAKSI BERPIKIR SISWA DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL SAVI PADA KELAS VIII SMP NEGERI 18 MALANG MATERI LINGKARAN | Anwar” Nur Ayniyah”, I Made Sulandra™?, dan Latl Universitas Negeri Malang Email: nurayniyah@gmail.com, sulandraum@yahoo.co.. lathiful_anwar@yahoo.com ABSTRAK: Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan interaksi berpikir siswa rmeliputi interaksi siswa dengan siswa, interaksi siswa dengan guru, dan interaksi siswa dengan materi, Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif. Subyek penelitian adalah satu kelompok heterogen dari 4 siswa kelas VIII-F SMP Negeri 18 Malang dengan satu siswa berkemampuan tinggi, dua siswa berkemampuan sedang, dan satu siswa berkemampuan rendah. Terdapat tiga tahap dalam pengambilan data, Pertama, wawancara dengan subjek sebelum pembelajaran berlangsung untuk melihat proses berpikir awal siswa terhadap materi yang akan dipelajari. Kedua, merekam pembicaraan ddan aktifitas subjek sclama kegiatan pembelajaran. Ketiga, wawancara dengan subjck setelah pelaksanaan pembelajaran sebagai konfirmasi dari hasil proses berpikir siswa yang dilakukan dalam pembelajaran. Hasil penelitian menunjukkan adanya interaksi berpikir yang berlangsung multiarah saat pembelajaran mengenai garis singgung persekutuan lingkaran dengan LKK (Lembar Kerja Kelompok) Siswa berkemampuan tinggi lebih banyak berinteraksi dengan aktif memberikan bantuan dan terkadang menerima pengetahuan dalam mengkonstruksi konsep dan menyelesaikan permasalahan, Siswa berkemampuan sedang cenderung seimbang antara bertanya dan_menjawab pertanyaan, Sedangkan siswa berkemampuan rendah cenderung pasif dan berinteraksi dengan anggota kelompoknya hanya untuk bertanya tentang hal yang belum dimenge Selain interaksi terjadi antar siswa, saat pembelajaran siswa juga berinteraksi dengan guru dan kelompok yang lain. Kata Kunci: Interaksi berpikir siswa, Pembelajaran kooperatif model SVT Pembelajaran yang baik merupakan pembelajaran yang dapat memicu siswa belajar secara aktif sehingga siswa_mampu _mengkonstruksi pengetahuannya, Hal ini sejalan dengan faham konstruktivisme (Supamo, 1997) dimana pengetahuan tidak bisa ditransfer dari guru kepada orang lain, karena setiap orang mempunyai skema sendiri tentang apa yang diketahuinya. Sejauh ini sudah banyak penelitian tentang pembelajaran matematika yang muncul ataupun telah dilakukan, namun sebagian besar fokus peneliti untuk mengetahui keberhasilan dari strategi, pendekatan, metode, ataupun model pembelajaran adalah dengan melihat hasil belajar yang dicapai oleh siswa, hal ini terlihat dari beberapa judul penelitian yang pernah dilakukan. Kemampuan atau potensi siswa tehadap pengetahuan yang dimilikinya tidak hanya dapat dilihat melalui tes, bagaimana siswa berpikir dalam menyelesaikan suatu masalah akan mengungkap lebih detail kemampuan *») Mahasiswa Universitas Negeri Malang, Jurusan Matematika, Prodi Pendidikan Matematika *) Dr. rer. nat | Made Sulandra, M.Si, Dosen Jurusan Matematika, FMIPA, Universitas Negeri Malang ***) Lathifll Anwar, S.Si, M.Se, Dosen Jurusan Matematika, FMIPA, Universitas Negeri Malang 1 sebenarnya siswa, Proses berpikir siswa dalam menyelesaikan persoalan merupakan hasil dari pengkonstruksian suatu pengetahuan yang mereka lakukan, Piaget (dalam Supamo, 1997) berpendapat bahwa proses siswa dalam mengkonstruksi pengetahuan ditandai oleh adanya asimilasi _(penyerapan informasi baru) dan akomodasi (penyusunan kembali struktur pikiran tersebut karena adanya informasi baru). Selain itu, Vygotsky (Subanji, 2011) menyatakan interaksi terhadap lingkungan juga diperlukan dalam pembentukan pengetahuan, Cobb, Yackel, dan Wood (dalam Surianto, 2009) menyebutkan bahwa pembelajaran matematika —merupakan —_sosio-konstruktivisme (socio constructivism), dimana siswa berinteraksi dengan guru, dengan siswa lainnya dan berdasarkan pada pengalaman informal siswa mengembangkan strategi-strategi untuk merespon masalah yang diberikan, Pada saat siswa melakukan interaksi dengan siswa, siswa dengan guru, dan siswa dengan materi maka terjadilah proses berpikir. Sehubungan untuk —melihatinteraksi_—berpikirsiswa dalam mengkonstruksikan pengetahuan, dibutuhkan adanya aktifitas yang memicu siswa melakukan interaksi dengan lingkungannya, salah satunya adalah cooperative learning atau yang biasa disebut pembelajaran_kooperatif, Pembelajaran kooperatif juga menganut faham konstruktivisme dimana siswa didorong untuk aktif menemukan sendiri pengetahuannya dan dikondisikan untuk berinteraksi dalam kelompok atau bekerja sama didalam kelompok untuk membantu satu sama Jain dalam belajar, Salah satu model pembelajaran yang mengaplikasikan pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran SAVI yang merupakan singkatan dari Somatic, Auditory, Visualization, Intellectually adalah pembelajaran yang menekankan bahwa belajar haruslah memanfaatkan alat indra yang dimiliki siswa dimana secara garis besar siswa dibawa pada proses pembelajaran somatis yang berarti belajar dengan bergerak dan berbuat, auditori yang berarti belajar dengan berbicara dan mendengar, visual yang berarti belajar dengan mengamati dan menggambarkan, dan intelektual yang berarti memecahkan masalah dan penerapan, sehingga anak akan secara aktif belajar karena menggabungkan aktivitas fisik dan intelektual dalam —rangka mengonstruksi pengetahuan (Meier, 2002). Schingga dapat dikatakan bahwa model SAVI merupakan suatu “alat” yang dapat digunakan untuk mempermudah melihat aktifitas interaksi berpikir siswa. METODE Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif sesuai dengan pendapat Moleong (2011) dimana data yang dihasilkan berbentuk paparan verbal dan bertujuan untuk memaparkan proses interaksi berpikir yang terjadi pada saat pembelajaran berlangsung, meliputi interaksi siswa dengan guru, interaksi siswa dengan siswa, dan siswa dengan LKK di kelas pada proses pembelajaran bedasarkan Keadaan alamiah siswa ketika mengkonstruksikan pengetahuan, Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 18 Malang semester genap tahun pelajaran 2012/ 2013 dengan subjek penelitian adalah satu kelompok heterogen dari 4 siswa kelas VIII-F, yaitu satu siswa berkemampuan tinggi, dua siswa berkemampuan sedang, dan satu siswa berkemampuan rendah, Pembentukan kelompok arkan oleh nilai tes awal yang dimiliki siswa, jenis kelamin, dan atas rekomendasi guru mata pelajaran matematika di kelas VIILF. Instrumen dalam penelitian ini yaitu (1) peneliti yang berperan secara langsung dalam proses pembelajaran sebagai pengajar mulai dari perencanaan, pelaksanaan, proses pembelajaran sampai dengan penilaian. (2) LKK (Lembar Kerja Kelompok)yang digunakan sebagai bahan/ panduan siswa untuk melakukan diskusi_ kelompok pada saat pembelajaran berlangsung, schingga diharapkan tercipta proses interaksi berpikir dalam kelompok dalam bentuk tulisan, (3) pedoman wawancara, (4) lembar observasi yang digunakan sebagai alat untuk mengamati interaksi berpikir siswa subjek penelitian pada saat proses pembelajaran berlangsung, dan (5) hasil rekaman menggunakan Flashdisk recorder dan camera digital schingga data yang diperoleh berupa rekaman audio dan visual. Prosedur pengumpulan data yang digunakan adalah dengan observasi, wawancara, dan aktifitas SAVI Observasi sebelum penelitian digunakan untuk mendapatkan data awal seperti penentuan subjek penelitian, dan nilai siswa sebagai dasar dalam pembentukan kelompok. Obeservasi selama pembelajaran berlangsung merupakan observasi langsung yang dilakukan oleh peneliti dibantu dengan teman sejawat untuk mengamati interaksi berpikir siswa selama pembelajaran berlangsung. Wawancara dilakukan dua kali, yang pertama sebelum pembelajaran_ dilakukan digunakan untuk mengungkap apersepsi dan proses berpikir siswa mengenai materi yang terkait. Wawancara kedua dilakukan setelah proses pembelajaran berlangsung, sebagai konfirmasi dari hasil proses berpikir iswa yang dilakukan dalam pembelajaran, Selanjutnya pengambilan data dilakukan pada aktifitas SAVI mulai tahap persiapan, tahap penyampaian, tahap pelatihan, dan tahap penyampaian berupa rekaman verbal dan visual. Analisis data kualitatif’ mengacu pada model analisis dari Miles dan Huberman (dalam Sugiyono, 2012) yaitu (1) reduksi data meliputi penyeleksian data dan digolongkan menjadi data interaksi berpikir siswa dengan guru, interaksi berpikir siswa dengan siswa, dan interaksi siswa dengan Lembar Kerja Kelompok (LKK), (2) penyajian data dalam bentuk bagan untuk melihat bagaimana hubungan interaksi siswa, dan (3) penarikan kesimpulan bagaimana interaksi berpikir siswa dalam pembelajaran kooperatif model SAVI pada materi lingkaran. HASIL Pembelajaran dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan, Pertemuan pertama membahas tentang garis singgung lingkaran beserta sifatnya. Pertemuan kedua siswa menemukan hubungan garis singgung persekutuan dalam terhadap jarak dua

Das könnte Ihnen auch gefallen