Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Disebut persamaan linier dalam peubah x dan y, dimana dan adalah koefisien
dan b adalah konstanta.
Sebuah garis dalam bidang
+ =
dimana:
, ,…, disebut peubah (variable/unknown)
, ,…, disebut koefisien
b disebut konstanta
a. x1 5 x2 2 x3 1 d. x1 3x2 x1 x3 2
b. x1 7 x2 3x3 e. x12 x2 8 x3 5
1 3
c. x1 2 x2 x3 7 3
f. x1 5
2 x2 x3 4
…
+ + ⋯+ =
a. x1 x2 1
2 x1 x2 6
b. 4 x1 x2 3x3 1
3x1 x2 9 x3 4
Secara umum, jumlah solusi dari suatu SPL adalah sebagai berikut:
0 solusi (tidak punya solusi)
1 solusi
tak hingga banyaknya solusi
b. x1 x2 4
3x1 3x2 6
c. 4 x1 2 x2 1
16 x1 8 x2 4
am1 x1 am2 x2 ... amn xn bm a a
m1 m 2 ... a mn b m
2 x 4 y 3z 1
x y 2z 9
3x 6 y 5 z 0
1 1 2 9 1 1 2 9 1 1 2 9 1 1 2 9
0 2 7 17 0 1 72 172 0 1 72 172 0 1 72 172
0 3 11 27 0 3 11 27 0 0 12 33 0 0 1 3
Kalikan baris-2 Tambahkan (-3) kali Kalikan baris-3 Tambahkan (-1) kali
dengan ½ baris-2 ke baris-3 dengan -2 baris-2 ke baris-1
Diperoleh: x1 1 x2 2 x3 3
Eliminasi Gauss-Jordan
Wilhelm Jordan, 1842 - 1899, ahli Geodesi Jerman.
Eliminasi Gauss-Jordan digunakan untuk memperoleh Matriks Eselon Baris Tereduksi
Langkah-2 4 2 2 2
0 1 2 2
Tempatkan baris yang memiliki kolom tak-nol di baris teratas.
0 2 0 8
Baris-1 dan baris-3 dipertukarkan.
Langkah-4 1 12 12 12
0 1 2 2
Gunakan operasi untuk mendapatkan anggota pada kolom yang sama dari
utama-satu bernilai nol. 0 2 0 8
Anggota pada kolom yang sama dari utama-
satu bernilai nol.
Langkah-5 1 12 12 12
0 1 2 2
Jika anggota lain pada kolom yang sama dengan utama-satu pada suatu
baris telah bernilai nol, maka baris tersebut dapat dikeluarkan dari operasi 0 2 0 8
selanjutnya, dan ulangi langkah 3-5 untuk baris-baris tersisa
Baris-1 dikeluarkan.
ulangan Langkah-4 1 12 12 1
2
0 1 2 2
Gunakan operasi untuk mendapatkan anggota pada kolom yang sama dari
utama-satu bernilai nol. 0 0 4 12
Baris-3 ditambah 2 kali baris-2.
ulangan Langkah-5 1 12 12 1
2
0 1 2 2
Jika anggota lain pada kolom yang sama dengan utama-satu pada suatu
baris telah bernilai nol, maka baris tersebut dapat dikeluarkan dari operasi 0 0 4 12
selanjutnya, dan ulangi langkah 3-5 untuk baris-baris tersisa Anggota pada kolom yang sama dari utama-
satu bernilai nol.
FZN, Aljabar Linier
Baris-2 dikeluarkan. 21
ii. Eliminasi Gauss-Jordan
ulangan Langkah-3 1 12 12 1
2
0 1 2 2
Gunakan operasi untuk mendapatkan utama-satu baris teratas bernilai 1.
0 0 1 3
Baris-3 dikalikan − ⁄ .
Matriks Eselon Baris.
Langkah-6 1 12 12 12
0 1 0 4
Langkah 3-5 dilakukan secara terbalik dari baris terbawah keatas.
0 0 1 3
Baris-2 ditambah 2 kali baris-3.
1 12 0 2
0 1 0 4
0 0 1 3
1 0 0 4
0 1 0 4
0 0 1 3
Baris-1 ditambah − ⁄ kali baris-2.
Matriks Eselon Baris Tereduksi
Diperoleh:
x1 4 x2 4 x3 3
…
+ + ⋯+ =0
Catatan:
Suatu SPL dengan matriks yang diperlebar yang memiliki 1-utama di kolom paling kanan tidak memiliki solusi (tak-konsisten).
Suatu SPL dengan matriks koefisien yang memiliki baris nol tidak memiliki solusi (tak-konsisten).
FZN, Aljabar Linier 25
iii. Matriks dan operasi matriks
Matriks adalah susunan yang terdiri atas bilangan-bilangan dan berbentuk persegi panjang.
Ukuran matriks adalah banyak baris × banyak kolom.
Anggota adalah bilangan di dalam matriks.
Vektor adalah matriks yang berukuran satu baris (vektor baris) atau satu kolom (vektor kolom)
Contoh Matriks:
2 6 8 2
1 2 2 3 6 1 2 3 5
5 5 7 2 7 8
2 5 1
1 3 5
0
a11 1
1 2 3
a21 4
A 4 5 6
a22 5
7 8 9 a32 8
2) Penjumlahan matriks. Jika A dan B adalah matriks berukuran sama, maka jumlah atau selisih
matriks diperoleh dengan menjumlahkan atau mengurangkan anggota-anggota yang berpadanan.
Contoh:
2 3 1 2
A ; B
5 7 4 2
3 5 1 1
A B ; A B
9 9 1 5
4) Perkalian matriks. Jika A adalah matriks berukuran × dan B adalah matriks berukuran ×
, maka hasil kalo AB adalah matriks berukuran × . Anggota-anggota hasil kali matriks AB
diperoleh dengan cara mengalikan anggota-anggota yang berpadanan dari setiap baris matriks A
dengan setiap kolom matriks B, lalu dijumlahkan.
2 5 2
A22 B21
3 4 6
ab
AB AB21 AB21 11
ab21
2
ab11 2 5 2 2 5 6 34 baris-1 matriks A, kolom-1 matriks B
6
2
ab21 3 4 3 2 4 6 30 baris-2 matriks A, kolom-1 matriks B
6
34
AB
30
FZN, Aljabar Linier 30
iii. Matriks dan operasi matriks
5) Transpos matriks. Jika A adalah matriks berukuran × , maka AT adalah transpos matriks A
yang berukuran × . Anggota-anggota AT dapat diperoleh dengan cara mempertukarkan baris-
baris pada A menjadi kolom-kolom pada AT. Contoh:
2 6 8
A 2 3 6 tr A 2 3 5 10
1 3 5
7) Pangkat suatu matriks. Jika A adalah suatu matriks bujur sangkar, maka pangkat bulat tak-
negative suatu matriks adalah:
A0 I An AAA... A (n 0)
n faktor
• Hitung A+B
• Hitung Trace A, Trace B dan Trace C
• Hitung ×
• Hitung CT
1 2 3 2 3 6
A B C
1 3 2 3 2 4
Catatan:
Suatu matriks 2x2 yang nilai ab-cd=0 adalah matriks yang tidak dapat dibalik (singular).
FZN, Aljabar Linier 40
v. Matriks elementer, Matriks balikan
Matriks Elementer atau Matriks Dasar adalah suatu matriks bujur sangkar ( × ) yang diperoleh
dari operasi-baris-dasar tunggal terhadap matriks identitas × ( ).
Notasi dari matriks dasar adalah E.
Suatu matriks elementer dapat dibalik, dan matriks balikannya adalah suatu matriks elementer juga.
Contoh matriks elementer:
1 0 0 0
0 0 0 1 1 0 3
1 0 0 1 0
0 3 0 0 1 0
0 0 1
kalikan baris-2 I 2 dengan -3 0 1 0 0
Tambahkan 3 kali baris-3 ke baris-2 dari I 3
pertukarkan baris-2 dan baris-4 dari I 4
1 0 0 1 0 2 3
E 0 1 0 A 2 1 3 6
3 0 1 1 4 4 0
tambahkan 3 kali baris-1 ke baris-3 dari suatu I 3
1 0 2 3
EA 2 1 3 6
4 4 10 9
tambahkan 3 kali baris-1 ke baris-3 dari matriks A
FZN, Aljabar Linier 42
v. Matriks elementer, Matriks balikan
Latihan 8
Cari matriks elementer E.
3 4 1 3 4 1
A 2 7 1 B 2 7 1 EA B E ...?
8 1 5 2 7 3
E3 E2 E1 A B
1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 3 1 1 3 1
2 1 0 0 1 0 0 1 0 4 2 2 0 5 1
2
0 0 1 2 0 1 0 0 1 4 5 3 2 1 1
Teorema:
Jika suatu matriks A dapat dibalik, maka matriks balikan ( ) dapat diperoleh dengan menemukan
serangkaian operasi-baris-dasar (matriks dasar) yang mereduksi matriks A menjadi , lalu
menerapkan operasi-baris-dasar (matriks dasar) yang sama terhadap .
Penyelesaian:
Temukan serangkaian operasi-baris-dasar yang mereduksi matriks A menjadi matriks identitas, dan
lakukan serangkaian operasi-baris-dasar tersebut pada matriks identitas.
1 2 3 1 0 0
2 5 3 0 1 0 sandingkan matriks A dan matriks I
1 0 8 0 0 1
1 6 4 Catatan:
A 2 4 1 Suatu matriks yang memiliki baris nol ketika melakukan operasi-baris-
dasar tidak memiliki invers (singular).
1 2 5
0 0 2 0
1 0 0 1
B
0 1 3 0
2 1 5 3
Teorema:
Jika suatu matriks A berukuran × dapat dibalik, maka untuk setiap matriks b berukuran × 1,
sistem persamaan = tepat mempunyai satu penyelesaian, yaitu = .
1 1 0 a 3
0 1 2 b 1
1 0 2 c 0
1
a 1 1 0 3
b 0 1 2 1
c 1 0 2 0
a 2, b 1, c 1