Sie sind auf Seite 1von 29

1

BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Ginjal memainkan peran-peran kunci dalam fungsi tubuh, tidak hanya
dengan menyaring darah dan mengeluarkan produk-produk sisa, namun juga
dengan menyeimbangkan tingkat-tingkat elektrolit-elektrolit didalam tubuh,
mengontrol tekanan darah, dan menstimulasi produksi dari sel-sel darah
merah.
Ginjal berlokasi dalam perut ke arah kebelakang, normalnya satu pada
setiap sisi dari spine (tulang belakang). Mereka mendapat penyediaan darah
melalui arteri-arteri renal secara langsung dari aorta dan mengirim darah
kembali ke jantung via vena-vena renal ke vena cava. Istilah “renal” berasal
dari nama Latin untuk ginjal.
Ginjal-ginjal mempunyai kemampuan untuk memonitor jumlah cairan
tubuh, konsentrasi-konsentrasi dari elektrolit-elektrolit seperti sodium dan
potassium, dan keseimbangan asam-basa dari tubuh, juga menyaring produk-
produk sisa dari metabolisme tubuh, seperti urea dari metabolisme protein dan
asam urat dari uraian DNA. Dua produk-produk sisa dalam darah dapat diukur:
blood urea nitrogen (BUN) dan creatinine (Cr).
Gagal Ginjal terjadi karena organ ginjal mengalami penurunan kerja
dan fungsinya, hingga menyebabkan tidak mampu bekerja dalam menyaring
elektrolit tubuh, menjaga keseimbangan cairan dan zat kimia tubuh (sodium
dan kalium) dalam darah atau produksi urine.(Anonim:2010).
Saat ini Congestive Hearth Failure (CHF) atau yang biasa disebut gagal
jantung kongestif merupakan satu-satunya penyakit kardiovaskuler yang terus
meningkat insiden dan prevalensinya. Risiko kematian akibat gagal jantung
berkisar antara 5-10% pertahun pada gagal jantung ringan yang akan meningkat
menjadi 30-40% pada gagal jantung berat. Selain itu, gagal jantung merupakan
penyakit yang paling sering memerlukan perawatan ulang di rumah sakit
(readmission) meskipun pengobatan rawat jalan telah diberikan secara optimal
(R. Miftah Suryadipraja).
CHF adalah ketidakmampuan jantung untuk memompa darah ke seluruh
tubuh (Ebbersole, Hess, 1998). Risiko CHF akan meningkat pada orang lanjut
usia(lansia) karena penurunan fungsi ventrikel akibat penuaan. CHF ini dapat
menjadi kronik apabila disertai dengan penyakit-penyakit seperti: hipertensi,
penyakit katub jantung, kardiomiopati, dan lain-lain. CHF juga dapat menjadi
kondisi akut dan berkembang secara tiba-tiba pada miokard infark.
2

CHF merupakan penyebab tersering lansia dirawat di rumah sakit


(Miller,1997). Sekitar 3000 penduduk Amerika menderita CHF. Pada umumnya
CHF diderita lansia yang berusia 50 tahun, Insiden ini akan terus bertambah
setiap tahun pada lansia berusia di atas 50 tahun (Aronow et al,1998). Menurut
penelitian, sebagian besar lansia yang dididiagnosis CHF tidak dapat hidup lebih
dari 5 tahun (Ebbersole, Hess,1998).

2. RUMUSAN MASALAH
Bagaimana Nutrition Care Process (NCP) pada pasien gagal ginjal akut dan
CHF?
3. TUJUAN PENULISAN
Untuk mengetahui bagaimana Nutrition Care Process (NCP) pada pasien
gagal ginjal akut dan CHF berdasarkan contoh kasus.
3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. GINJAL

Ginjal adalah organ ekskresi dalam vertebrata yang berbentuk mirip


kacang. Sebagai bagian dari sistem urin, ginjal berfungsi menyaring kotoran
(terutama urea) dari darah dan membuangnya bersama dengan air dalam
bentuk urin.

2. GAGAL GINJAL
Penyakit gagal ginjal adalah suatu penyakit dimana fungsi organ ginjal
mengalami penurunan hingga akhirnya tidak lagi mampu bekerja sama sekali
dalam hal penyaringan pembuangan elektrolit tubuh, menjaga
keseimbangan cairan dan zat kimia tubuh seperti sodium dan kalium didalam
darah atau produksi urin.
Penyakit gagal ginjal berkembang secara perlahan kearah yang
semakin buruk dimana ginjal sama sekali tidak lagi mampu bekerja
sebagaimana fungsinya. Dalam dunia kedokteran dikenal 2 macam jenis gagal
ginjal yaitu gagal ginjal akut dan gagal ginjal kronis (Anonim, 2010).
Penyakit Ginjal Kronik (PGK) adalah suatu keadaan menurunnya fungsi ginjal
yang bersifat kronik, progresif dan menetap berlangsung. Beberapa tahun
pada keadaan ini ginjal kehilangan kemampuannya untuk mempertahankan
volume dan cairan tubuh dalam keadaan asupan diet normal (Rindiastuti,
2006). Penderita yang berada pada stadium akhir untuk mempertahankan
kelangsungan hidupnya diperlukan terapi penganti yaitu hemodialisis (HD),
peritoneal dialysis mandiri berkesinambungan Continuos Ambulatory
Peritoneal dialysis (CAPD) atau transplantasi ginjal ( Wilson & Price;1994
dalam Rindiastuti;2006).
Penyakit ginjal tahap akhir biasanya ditandai dengan test klirens kreatinin
rendah. Penderita dengan test klirens kreatinin <15 ml/menit dianjurkan
untuk menjalani terapi pengganti, salah satunya adalah dengan dialisis.
Tindakan dialisis merupakan salah satu cara untuk mempertahankan
kelangsungan hidup pasien bertujuan menurunkan kadar ureum, kreatinin dan
zat toksik lainnya dalam darah (Anonim, 2010).
Penyakit gagal ginjal ini dapat menyerang siapa saja yang menderita
penyakit serius atau terluka dimana hal itu berdampak langsung pada ginjal itu
4

sendiri. Penyakit gagal ginjal lebih sering dialamai mereka yang berusia
dewasa, terlebih pada kaum lanjut usia.

3. PENYEBAB GAGAL GINJAL


Pada gagal ginjal akut, fungsi ginjal hilang dengan sangat cepat dan
dapat terjadi dari suatu luka tubuh yang bervariasi. Daftar dari penyebab-
penyebab ini seringkali dikatagorikan berdasarkan dimana luka terjadi.
Terjadinya gagal ginjal disebabkan oleh beberapa penyakit serius yang
diderita oleh tubuh yang mana secara perlahan-lahan berdampak pada
kerusakan organ ginjal. Adapun beberapa penyakit yang sering kali
berdampak kerusakan ginjal diantaranya (Susanto) :
1). Penyakit tekanan darah tinggi (Hypertension)
2). Penyakit Diabetes Mellitus (Diabetes Mellitus)
3). Adanya sumbatan pada saluran kemih (batu, tumor,
penyempitan/striktur)
4). Kelainan autoimun, misalnya lupus eritematosus sistemik
Menderita penyakit kanker (cancer)
5). Kelainan ginjal, dimana terjadi perkembangan banyak kista pada
organ ginjal itu sendiri (polycystic kidney disease)
6). Rusaknya sel penyaring pada ginjal baik akibat peradangan oleh
infeksi atau dampak dari penyakit darah tinggi. Istilah kedokterannya disebut
sebagai glomerulonephritis.
Adapun penyakit lainnya yang juga dapat menyebabkan kegagalan
fungsi ginjal apabila tidak cepat ditangani antara lain adalah ;
Kehilangan carian banyak yang mendadak ( muntaber, perdarahan, luka
bakar), serta penyakit lainnya seperti penyakit Paru (TBC), Sifilis, Malaria,
Hepatitis, Preeklampsia, Obat-obatan dan Amiloidosis (Tim Vitahealth, 2008).
Penyakit gagal ginjal berkembang secara perlahan kearah yang semakin
buruk dimana ginjal sama sekali tidak lagi mampu bekerja sebagaimana
funngsinya (Tim Vitahealth, 2008).

4. Kasus lainnya yang menyebabkan rusaknya ginjal


Seringnya mengkonsumsi minuman berenergi juga dapat menimbulkan
kerusakan pada ginjal. Saya mewawancarai ibu dari pasien yang sedang
menjalani Hemodialisa atau biasa orang menyebutnya “cuci darah” di RS,
Sentra Medika Cibinong. Pasien bernama CH, Laki-laki, usia 24 tahun.
5

CH sudah menjalani Hemodialisa kurang lebih 3 bulan. “ awalnya CH


sering nyeri pinggang hebat (kolik), kencing sakit, demam, kencing sedikit,
kencing merah /darah, sering kencing. Kemudian saya langsung saja
membawa CH berobat kerumah sakit kemudian oleh dokter disarankan periksa
darah Hemoglobin, Leukosit, Thrombosit, Hematokrit, Glukosa, SGOT, SGPT,
Ureum, dan Creatinin. Setelah diperiksakan darah hasil dari pemeriksaan
laboratorium tersebut dibacakan oleh dokter, nilai Leukosit, Thrombosit,
SGOT, SGPT,dan Glukosanya normal, hanya saja untuk nilai Hb dan
Hematokritnya rendah. Kemudian untuk nilai ureum dan kreatininnya sangat
tinggi, nilainya diatas normal Ureum: dan Kreatinin: .Kemudian dokter
menyarankan saya untuk melakukan tindakan cuci darah atau hemodialisa
segera. Dari situ dokter langsung memvonis CH mengalami kerusakan pada
fungsi ginjalny” Ujar Ibu CH.
“Sebelum CH mengalami sakit seperti ini, dulu dari SMP CH sering
sekali mengkonsumsi minuman berenergi merk.X setiap hari, bahkan sehari
bisa minum 3 sampai 4 kali sehari katanya kalo gak minum lemes dan jarang
sekali dia minum air putih, padahal saya sudah bawel tentang kebiasaannya
tersebut”. Ujar Ibu CH

5. Tanda dan Gejala Penyakit Gagal Ginjal


Tanda-tanda dari gagal ginjal sebenarnya tidak kelihatan secara
bersamaan. Dengan pemeriksaan laboratorium, dapat diketahui dengan lebih
cermat dan akurat apakah tanda-tanda itu mengarah pada kemungkinan gagal
ginjal.
Beberapa tanda atau gejala gagal ginjal umum yang perlu diketahui (Anonim,
2010):
1) Kencing terasa kurang dibandingkan dengan kebiasaan
sebelumnya.
2) Kencing berubah warna, berbusa, atau sering bangun malam
untuk kencing.
3) Sering bengkak di kaki, pergelangan, tangan, dan muka. Antara
lain karena ginjal tidak bisa membuang air yang berlebih.
4) Lekas capai atau lemah, akibat kotoran tidak bisa dibuang oleh
ginjal.
5) Sesak napas, akibat air mengumpul di paru-paru. Keadaan ini
sering disalahartikan sebagai asma atau kegagalan jantung.
6

6) Napas bau karena adanya kotoran yang mengumpul di rongga


mulut.
7) Rasa pegal di punggung.
8) Gatal-gatal, utamanya di kaki.
9) Kehilangan nafsu makan, mual, dan muntah

Adapun tanda dan gejala terjadinya gagal ginjal lainnya yang dialami
penderita secara akut antara lain :
1) Nyeri pinggang hebat (kolik), kencing sakit, demam, kencing
sedikit, kencing merah /darah, sering kencing.
2) Kelainan Urin: Protein, Darah / Eritrosit, Sel Darah Putih / Lekosit,
Bakteri (Anonim, 2010).

Sedangkan tanda dan gejala yang mungkin timbul oleh adanya gagal
ginjal kronik antara lain :
1) Lemas, tidak ada tenaga, nafsu makan, mual, muntah, bengkak,
kencing berkurang, gatal, sesak napas, pucat/anemi.
2) Kelainan urin: Protein, Eritrosit, Lekosit. Kelainan hasil
pemeriksaan Lab. lain: Creatinine darah naik, Hb turun, Urin:
protein selalu positif (Anonim, 2010).

6. PENGOBATAN
Terapi nutrisi pada penderita gagal ginjal dapat digunakan sebagai terapi
pendamping (komplementer ) utama dengan tujuan mengatasi racun tubuh,
mencegah terjadinya infeksi dan peradangan, dan memperbaiki jaringan ginjal
yang rusak. Caranya adalah diet ketat rendah protein dengan kalori yang
cukup untuk mencegah infeksi atau berkelanjutannya kerusakan ginjal. Kalori
yang cukup agar tercapai asupan energi yang cukup untuk mendukung
kegiatan sehari– hari, dan berat badan normal tetap terjaga (Anonim,
2010).
Keberhasilan penatalaksanaan pengaturan pola konsumsi pangan pada
penderita gagal ginjal dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor yang
dimaksud antara lain motivasi atau keyakinan sembuh terhadap program
pengobatan yang diberikan. Sedangkan menurut Mechenbaum (1977) dikutip
dari Rindiastuti (2006),
7

faktor penting dalam mencapai kepatuhan pasien yaitu melalui dukungan


sosial dalam bentuk dukungan emosional dari anggota keluarga yang lain,
teman, dan uang.
Pengaturan diet pada penyakit gagal ginjal yang menjalani hemodialisis
sedemikian kompleks, pengaturan diet tersebut sangat sukar untuk di patuhi
oleh pasien sehingga memberikan dampak terhadap status gizi dan kualitas
hidup penderita (Rindiastuti, 2006).
Penanganan serta pengobatan gagal ginjal tergantung dari penyebab
terjadinya kegagalan fungsi ginjal itu sendiri. Pada intinya, tujuan pengobatan
adalah untuk mengendalikan gejala, meminimalkan komplikasi dan
memperlambat perkembangan penyakit. Sebagai contoh, pasien mungkin
perlu melakukan diet penurunan intake sodium, kalium, protein dan cairan. Bila
diketahui penyebabnya adalah dampak penyakit lain, maka dokter akan
memberikan obat-obatan atau therapy misalnya pemberian obat untuk
pengobatan hipertensi, anemia atau mungkin kolesterol yang tinggi (Tim
Vitahealth, 2008).
Seseorang yang mengalami kegagalan fungsi ginjal sangat perlu
dimonitor pemasukan (intake) dan pengeluaran (output) cairan, sehingga
tindakan dan pengobatan yang diberikan dapat dilakukan secara baik.
8

BAB III

PENGKAJIAN GIZI

A. ASSESMENT
1. Anamnesis
a. Indentitas Pasien

Nama An. AY No. RM 99 28 20


Umur 10 tahun 9 Ruang CB 215 C/2
bulan
Jenis Kelamin Laki-laki Tanggal masuk 22/05/2016
Pekerjaan Pelajar Tanggal kasus 23/05/2016
Pendidikan SD Alamat Babadan kadipolo
Agama Islam Diagnosis Medis GGA, CHF, Oedem
pulmo

b. Berkaitan dengan Riwayat Penyakit

Keluhan Utama Sesak napas, sendi nyeri, perut sakit

Riwayat Penyakit Panas ± 1 hari, seminggu kemudian capek,


Sekarang sembab kemudian dibawa ke panti Rini untuk
diopname satu hari, kemudian tanggal 22 Mei
2016 dibawa ke rumah sakit Panti Rapih untuk
diopname.
Riwayat Penyakit Tidak ada
Dahulu
Riwayat Penyakit Tidak ada
Keluarga

c. Berkaitan dengan Riwayat Gizi

Data Sosial Ekonomi Penghasilan: -


Jumlah anggota keluarga: 4
Pekerjaan: pelajar
Suku: Jawa
Aktivitas fisik Jumlah jam kerja:
Jumlah tidur sehari : 7 jam/hr
Jenis olahraga:sepak bola
Frekuensi olahraga:2x/mgg
Alergi makanan Makanan: tidak ada
Jenis diet khusus: tidak ada
Alasan: tidak ada
Yang menganjurkan: tidak ada
Masalah gastrointestinal Nyeri ulu hati (-), mual (-), muntah (-), diare (-),
konstipasi (-), anoreksia (-), perubahan
pengecapan (-)
Penyakit kronik Jenis penyakit : tidak ada
Modifikasi diet : tidak ada
Jenis dan lama pengobatan :
Perubahan Berat badan Berkurang : -
Lamanya : -
Mempersiapkan makanan Fasilitas memasak : kompor
9

Fasilitas penyimpanan makanan : kulkas


Riwayat (pola makan) Makanan pokok:Nasi 2-3x/hr @150g,
Lauk hewani : ayam 3x/mgg @50g dengan
pengolahan digoreng, telur ayam 3x/mgg @55g
dengan cara pengoalahan digoreng, ikan lele
3x/mgg @50 g dengan cara pengolahan di
goreng.
Lauk nabati : tempe 3x/mgg @50g digoreng
Sayuran : gambas (2x/hr)@100g, labu siam
(2x/hr) @100 g, sawi (2x/mgg) @100g, kembang
kool (2x/mgg) @100g dengan cara pengolahan
di oseng, disup.
Buah : jeruk @100g, apel @100g,
semangka@100g setiap hari
Selingan : wafer cokelat (1x/hr) @100g, puding
(1x/hr) @100g, recheese@100g 2x/mggteh
Minuman : teh manis1 gls/hr, es jeruk 1 gls/hr
Hasil skrining gizi (terlampir) Jumlah skor : 0
Perbandingan riwayat/pola makan dengan kebutuhan (di rumah/di
rumah sakit)
Implementasi Energi Protein Lemak KH (gr) Cairan Kalium
(Kkal) (gr) (gr) (g) (mg)
Asupan oral 2104 54,3 53 358,1 1340,7 2049,6
Kebutuhan 2100 57 70 310.5 1700 1170
Persen 104.6% 94.7% 76% 123% 78,8% 175,1%
asupan
Interprestasi Baik Baik Kurang Lebih Kurang Lebih
Kesimpulan :
An.AY 10 th 9 bulan dengan diagnosis GGA, CHF, Oedem pulmo, pasien
dirawat dirumah sakit dengan keluhan Sesak napas, sendi nyeri, perut sakit dan
disarankan opname. Riwayat penyakit dahulu tidak ada. Berdasarkan data
riwayat gizi dapat disimpulkan bahwa tidak ada masalah gastroinstestinal.
Sedangkan berdasarkan pola makan pasien, persen asupan energi dan protein
baik, lemak dan cairan kurang dan karbohidrat dan kalium lebih.

2. Antropometri
BB (kg) recall TB (cm) recall Lila (cm) RL (cm)
30 kg 135 cm 20 cm -
Perhitungan status gizi :
IMT : BB/TB2(m)
= 30/1352(m) = 16.48
IMT/U = median 16.8  status gizi baik
Menurut Mentri Kesehatan RI (2013), kategori status gizi berdasarkan
IMT/U sebagai berikut :
Sangat kurus : <-3 SD
Kurus : -3 SD sampai dengan <-2 SD
Normal : -2 SD sampai dengan 1 SD
Gemuk : > 1 SD sampai dengan 2 SD
Obesitas : >2 SD
10

3. Pemeriksaan biokimia

Jenis Nilai Satuan Pemeriksaa Keterangan


pemeriksaan normal n awal
Hb 12-15 gr/dl 10 Rendah
Leukosit 4-11 16.1 Tinggi
Eritrosit 3,80- 106/L 3.61 Rendah
5,80
Hematokrit 37-44 % 29.4 Rendah
3
Trombosit 150- 10 /L 471 Tinggi
450
Eusinofil 1-6 103/L 2.4 Normal
Basofil 1-2 103/L 0.7 Rendah
3
Netrofil 40-80 10 /L 65.8 Normal
Limfosit 20-40 103/L 27.2 Normal
Monosit 2-10 103/L 3.9 Normal
MCV 80-90 U3FI 81.4 Normal
MCH 27-31 Uug /pg 27.7 Normal
MCHC 32-36 g/dl 34 Normal
RDW-CV 11,6- % 13.4 Normal
14,8
Asam urat 3.4-7.0 8.0 Tinggi
Albumin 3.40- 2.7 Rendah
4.80
Ureum 10-50 mg/dl 99 Tinggi
Creatinin 0.39- mg/dl 2.62 Tinggi
0.79
Kalium 3.3-4.6 mmol/l 5.4 Tinggi
Clorida 97-107 mmol/l 111 Tinggi
SGOT 3.40- Iu/L 2.77 Rendah
4.80
SGPT 0-41 Iu/L 11 Normal
LDL cholesterol <150 129 Normal
Cholesterol <200 185 Normal
HDL cholesterol >40 30 Rendah
Trigliserid <150 183 Tinggi
Kesimpulan: berdasarkan data laboratorium diketahui bahwa kadar Hb,
eritrosit, hematokrit, basofil, albumin,rendah menandakan pasien
mengalami anemia, hipoalbumin dan stres, sedangkan kadar trombosit,
ureum, kreatinin dan asam urat tinggi menandakan adanya gangguan
fungsi ginjal pada pasien.
11

4. Pemeriksaan Fisik
Jenis Hasil Satuan Nilai Keterangan
Pemeriksaan Normal
Tekanan 120/70 mmHg 120/80 Normal
Darah
Suhu 36,8 ‘C 36-37 Normal
Nadi 136 x/menit 60-100 Takikardi
RR 38 x/menit 20-30 Napas cepat
Kesadaran Umum: CM,sesak napas, oedem
Kesimpulan :
Berdasarkan hasil pmeriksaan fisik, diketahui bahwa pasien dalam
keadaan sadar (Compos mentis), dan mengalami sesak napas, oedem
pulmo. Hasil dari vital sign menunjukan tekanan darah dan suhu
normal, nadi dan napas pasien cepat.

5. Asupan Zat Gizi


Hasil recall 24 jam (sebelum masuk RS)
Tanggal:
Implementasi Energi Protein Lemak KH Cairan Kalium
(gr) (gr) (gr) (gr) (g) (mg)
Asupan oral 614.7 21 20.3 85.9 1747,6 2434
Kebutuhan 2110.5 45 70.35 324.4 1700 1170
% Asupan 29% 46.6% 28% 26% 102,8% 208%
Inteprestasi Kurang Kurang Kurang Kurang Baik Lebih
Kesimpulan :
Berdasarkan hasil recall 24 jam pada tanggal 23 Mei 2016 diketahui
bahwa % asupan energi, protein, lemak, karbohidrat kurang (-80%)
cairan baik dan kalium lebih, hal ini dikarenakan pasien mengalami
sesak napas dan batuk. Berdasarkan ambang batas kategori % asupan
berdasarkan WHO (2005) yaitu :
Baik : 80-110%
Kurang : <80%
Lebih : >110%

6. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan : Thorax Hasil: Cardiomegali

7. Terapi Medis
Obat yang dikonsumsi
Jenis obat / Fungsi Interaksi dengan zat Solusi
tindakan gizi / efek samping
Captopril Untuk Pusing, mual dan Segera hentikan
mengobati gagal muntah, gangguan pemakaian jika
jantung dan pencernaan, konstipasi mengalami efek
hipertensi, atau diare, sulit tidur samping yang
mengurangi serius seperti
kadar cairan ruam yang
dalam tubuh, parah dan temui
mencegah dokter
penyakit ginjal
akibat DM 1
12

Jenis injeksi / tindakan Fungsi


Ampicilin Mengatasi infeksi akibat bakteri,
contohnya infeksi saluran
pernapasan, infeksi saluran kemih
dan infeksi telinga
Lasix
Infus yang diberikan
Jenis infus / tindakan :
RL Mengembalikan keseimbangan
elektrolit pada dehidrasi

B. DIAGNOSIS GIZI
1. (NI-5.4) Penurunan kebutuhan zat gizi (protein dan kalium dan cairan)
berkaitan dengan gangguan fungsi ginjal ditandai dengan kadar ureum,
kreatinin, asam urat tinggi, kadar Hb, HMT, albumin rendah dan
hiperkalemia oedem.
2. (NI.2.1) Tidak adekuat intake makanan berkaitan dengan sesak napas dan
ditandai dengan asupan yang kurang dari 80%

C. Intervensi
1. Planning
a. Tujuan diet :
1) Memerikan makanan secukupnya yang tidak memperberat fungsi
ginjal
2) Menurunkan kadar ureum, kreatinin dan asam urat, kalium
b. Syarat/Prinsip Diet
1) Energi sesuai dengan kebutuhan pasien
2) Protein 1.5 g/kgBB
3) Lemak sedang (30% TEE)
4) Karbohidrat sisa TEE
5) Cairan, sebagai pengganti cairan yang keluar melalui urin, +500 ml.
6) Hindari bahan makanan yang mengandung kalium tinggi, kalium
dibatasi 1 mEq/kgBB/hari  1170 mg
7) Membatasi makanan yang tinggi purin
c. Perhitungan kebutuhan (Seashore)
1) BMR : (55 – 2 x U(10.75)) x 30 = 1005kcal
Maintanance : 20% x 1005kcal = 201 kcal
Activity : 10% x 1005 kcal = 100.5 kcal
Simple trauma : 20% x 1005 kcal = 201 kcal
Pertumbuhan : 80% x 1005 kcal = 804 kcal
Total energi : 1005 + 201 + 100.5+ 201 + 804 = 2110.5kcal
Protein : 1.5 g/kgBB x 30 kg = 45 g  180 kkal (8,6%)
Lemak : 30% x TEE = 30% x 2110.5 = 633.15 kcal 
70.35 g
Karbohidrat : TEE – (TP +TL)
13

: 2110.5 kcal – (180kcal+633.15kcal)


: 1297.35kcal 324.3 g (61,4%)

2) Cairan
Input /Output + 500ml
= 400ml/m2 + 500
= 900 ml
d. Terapi diet, bentuk makanan dan cara pemberian
1) Terapi diet : Diet RP 40g, Rendah purin, rendah kalium
2) Bentuk makanan : Makanan biasa, lauk cincang
3) Cara pemberian : Oral
e. Rencana Monitoring dan Evaluasi

Yang diukur Pengukuran Evaluasi/ target


Biokimia a. Darah rutin ( Hb, Menyesuaikan Normal
ureum, kreatinin, dokter
asam urat, albumin,
kalium)
Fisik klinik Sesak napas, ada odem Menyesuaikan Fisik : tidak
dokter sesak, tidak ada
oedem
klinis : normal
Asupan zat Asupan energi, protein, Setiap hari ≥ 80% asupan
gizi lemak, karbohidrat terpenuhi

f. Rencana Konsultasi Gizi

Masalah Gizi Tujuan Konseling Materi Konseling Keterangan


Gizi
1. Penurunan Memberikan - Penjelasan mengenai Pemberian konseling
kebutuhan protein edukasi kepada makanan yang rendah diberikan kepada
dan kalium pasien mengenai protein dan kalium pasien dan dan
pentingnya - Penjelasan mengenai keluarga pasien ketika
makanan rendah bahan makanan sumber dirawat dan ketika akan
protein dan kalium protein yang mempunyai pulang dari rumah
untuk nilai biologi tinggi. sakit.
mempercepat - Penjelasan mengenai
proses makanan yang dihindari
penyembuhan dan makanan yang boleh
dikonsumsi
2. Asupan kurang Memberikan Penjelasan mengenai Pemberian konseling
edukasi kepada makanan yang sesuai diberikan kepada
pasien mengenai kebutuhan dan makanan pasien dan dan
pentingnya asupan dengan porsi kecil tapi keluarga pasien ketika
energi, protein, sering untuk mengurangi dirawat dan ketika akan
lemak dan sesak napas pada pulang dari rumah
karbohidrat agar pasien. sakit.
mempercepat
proses
penyembuhan
14

2. Implementasi
a. Kajian terapi : diet Rumah sakit

Jenis diet : RP 40g, rendah purin, rendah kalium

Bentuk makanan : Biasa/nasi, lauk cincang

Cara pemberian : oral

Energi Protein Lemak KH Kalium


(kcal) (gr) (gr) (gr) (mg)
Std. Diet 1953 43.4 70 318 1627.1
RS
Kebutuhan 2110.5 45 70.35 324.4 1170
% Asupan 92.5% 96.4% 99% 98% 139%
Inteprestasi Baik Baik Baik Baik Lebih
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa diet standar rumah sakit
sudah memenuhi kebutuhan kecuali kalium yang masih berlebih, sehingga
rekomendasi diet mengikuti standar diet rumah sakit.

b. Rekomendasi diet
STANDAR DIET RS REKOMENDASI DIET
Pukul 06.00 Teh manis : 200 cc Teh manis : 200 cc
Makan pagi Nasi/penukar : 150 g Nasi/penukar : 150 g
LH : 25 g LH : 25 g
Sayuran : 50 g Sayuran : 50 g
Minyak : 5 g Minyak : 5 g
Pukul 10.00 Biskuit : 30 g Biskuit : 30 g
Makan siang Nasi/penukar : 150 g Nasi/penukar : 150 g
LH : 50 g LH : 50 g
Sayuran : 75 g Sayuran : 75 g
Minyak : 10 g Minyak : 10 g
Buah : 100 g Buah : 100 g]
Pukul 16.00 Teh manis : 200 cc Teh manis : 200 cc
Snack : 1 potong Snack : 1 potong
Makan sore Nasi/penukar : 150 g Nasi/penukar : 150 g
LH : 50 g LH : 50 g
Sayuran 75 g Sayuran 75 g
Minyak : 10 g Minyak : 10g
Buah : 100 g Buah : 100 g
Nilai Gizi Energi : 1953 kcal Energi : 1953 kcal
Protein : 43.4 g Protein : 43.4 g
Lemak : 70 g Lemak : 70 g
Karbohidrat : 315 g Karbohidrat : 315 g
Kalium : 1627.1 mg Kalium : 1627.1 mg
%pemenuhan Energi : 92.5% Energi : 92.5%
Protein : 96.4% Protein : 96.4%
Lemak : 99% Lemak : 99%
Karbohidrat : 98% Karbohidrat : 98%
Kalium : 139% Kalium : 139%

a. Penerapan diet berdasarkan rekomendasi


Diet : RP 40g, rendah purin, rendah kalium
15

Bentuk : biasa/nasi, lauk cincang


Cara pemberian : oral
Frekuensi :3x makan utama, 3x selingan
16

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Monitoring dan Evaluasi

Tanggal Diagnosi Monitoring evaluasi Kesimpulan dan tindak lanjut


s Antropomet Biokimia Fisik/klinis % Asupan
ri
Awal GGA, BB : 30 kg Hb : 10 (R) Kesadaran Energi : 1. Assesment
kasus(2 CHF, TB : 135 Leukosit : Umum: CM,sesak 614,7kcal (29%) A : IMT/U = 16.48 status gizi baik
3 Mei oedem cm 16.1(T) napas, oedem Protein : 21g B : nilai kreatinin, ureum, asam urat, kalium
2016) pulmo Eritrosit 4,81 pulmo (58%) tinggi, Hb, HMT, eritrosit, basofil, albumin
(R) Vital Sign : Lemak : 20,3g rendah.
Hematokrit TD : 120/80 (43%) C : kesadaran pasien compos mentis, sesak
29.4(R) Suhu : 36.8’C Karbohidrat: 85,9 napas, nadi cepat (takikardi), napas tidak
Trombosit Nadi : 136x.mnt g (22%) efektif, oedem pulmo
471(T) RR : 38x/mnt Cairan : D : % asupan energi, protein, lemak dan
Eusinofil 1535,5g(90,32%) karbohidrat kurang, daya terima pasien kurang.
2.4(N) Kalium : 2. Diagnosis
Basofil 0,7(R) 2137,5mg(182%) a) (NI-5.4) Penurunan kebutuhan zat gizi (protein
Netrofil kalium dan cairan) berkaitan dengan
65.8(N) gangguan fungsi ginjal ditandai dengan kadar
Limfosit ureum, kreatinin, asam urat tinggi, kadar Hb,
27.2(N) albumin rendah, hiperkalemia dan odem.
Monosit b) (NI.2.1) Tidak adekuat intake makanan
3.9(N) berkaitan dengan sesak napas dan ditandai
MCV 81,4(N) dengan asupan yang kurang dari 80%
MCH 27.7(N) 3. Intervensi :
RDW-CV Diet RP 40g, rendah purin, rendah kalium,
13.4(N) bentuk : biasa/nasi, Cara pemberian : Oral
MCHC 34(N)
17

RDW-CV
13.4(N)
Asam urat
8.0(T)
Albumin
2.7(R)
Ureum 99(T)
Creatinin
2.62(T)
Kalium 5.4(T)
Clorida 111(T)
SGOT 2.77(N)
SGPT 11(N)
LDL
cholesterol
129(N)
Cholesterol
185(N)
HDL
cholesterol
30(L)
Trigliserid
183(H)
24 Mei GGA, Tidak Hb : 10.3 (R) KU : Compos Energi : 1011,5 1. ASSESMENT
2016 CHF, dilakukan HMT : 31(R) Mentis, sesak kcal (41.7%) A=-
oedem pengukuran Trombosit : napas Protein : 28 g B : nilai kreatinin, ureum, asam urat, kalium
pulmo 471(T) TD = 110/70 (60%) tinggi, Hb, HMT rendah.
MCV : 2.62(R) mmHg (L) Lemak : 28,6g C =kesadaran pasien compos mentis, sesak
Asam urat : Suhu : 36.2’C (40%) napas, napas nadi tidak teratur dan hipotensi.
7.5(T) Nadi = 126x/mnt Karbohidrat: D = % asupan energi, protein, lemak dan
Kreatinin : Napas = 32x/mnt 132,9 g (31%) karbohidrat kurang, daya terima pasien kurang
1.70(T) Cairan : 2. Diagnosis :
18

Ureum : 88(T) 2100g(105%) a) (NI-5.4) Penurunan kebutuhan zat gizi (protein,


Kalium : kalium dan cairan) berkaitan dengan
2137,5mg(182%) gangguan fungsi ginjal ditandai dengan kadar
ureum, kreatinin, asam urat tinggi, kadar Hb
rendah dan odem.
b) (NI.2.1) Tidak adekuat intake makanan
berkaitan dengan sesak napas dan ditandai
dengan asupan yang kurang dari 80%
3. Intervensi :
Tidak ada perubahan pada terapi diet,
sehingga melanjutkan diet yang sudah
diberikan yaitu RP 40g, rendah purin, rendah
kalium
25 Mei GGA, Tidak Dilakukan KU : Compos Energi : 1958,8 1. ASSESMENT
2016 CHF, dilakukan pemeriksaan Mentis, nadi kcal (91.3%) A=-
oedem pengukuran Echocardiogra jelas, napas Protein : B : fungsi sistolik jantung menurun, AL ringan,
pulmo fi teratur 50,7g(111%) MI ringan, TI ringan, PI ringan, sesuai
Finding : TD = 110/70 Lemak : 40 g gambaran myocardis.
-Situs solitus, mmHg (89%) C =kesadaran pasien compos mentis, nadi
AV-VA Suhu : 36.8’C Karbohidrat: jelas, napas teratur, hipotensi. Kebutuhan
concordance Nadi = 100x/mnt 353,8 g (87%) cairan pasien 1330ml + 500ml = 1830ml
-Druinase VV Napas = 28x/mnt Cairan : D = % asupan energi, protein, lemak dan
pulmonalis Balance cairan : 1830g(107,6%) karbohidrat baik, daya terima pasien baik.
normal I : 875+400 = Kalium 2. Diagnosis :
-Dilatasi 1275 2210,6mg(189%) (NI-5.4) Penurunan kebutuhan zat gizi
ringan LV O : 305 + 1025 = 8 (protein) berkaitan dengan gangguan fungsi
-IAS & IVS 1330/12jam ginjal ditandai dengan kadar ureum, kreatinin,
infact asam urat tinggi, kadar Hb rendah.
-Tampak AL c) 3. Intervensi :
ringan, MI Tidak ada perubahan pada terapi diet, sehingga
ringan, TI melanjutkan diet yang sudah diberikan yaitu RP
ringan (p6 32 40g, rendah purin, rendah kalium
19

mmHg) Pi
ringan
-Arcus Ao
dikiri, tidak
tampak CoA &
POA

26 Mei Gagal BB : 31.5 Hb : 10.3(R) KU : Compos Asupan : 1. ASSESMENT


2016 ginjal kg Lekosit : Mentis, nadi Energi : A = Ada kenaikan BB, status gizi baik
membaik TB : 135 11.2(T) jelas, napas 1900kcal (90%) B : kadar ureum dan asam urat normal,
, gagal cm Eritrosit teratur, tidak ada Protein : 49 g albumin, Hb, erirosit, HMT rendah, kreatinin
jantung IMT/U : :3.73(R) retraksi dada. (93%) tinggi
membaik 17.28 HMT : 30(R) TD = 120/90 Lemak : 50,1 C = Compos Mentis, nadi jelas, napas
, oedem Basofil : : mmHg g(85%) teratur, tidak ada retraksi dada. Kebutuhan cairan
paru 0.4(R) Suhu : 36.9’C Karbohidrat pasien : 1425 ml + 500ml = 1925ml
baik, Ureum :40(N) Nadi = 83x/mnt :353,8 g (87%) D = % asupan energi, protein, lemak dan
nefritis Asam urat: Napas = 20x/mnt karbohidrat baik, daya terima pasien baik.
baik 4.2(N) Balance cairan : 2. Diagnosis :
Albumin I : 1320 -(NC.2.2.) Perubahan nilai laboratorium terkait
:2.66(R) O : 1425 zat gizi khusus(protein) berkaitan dengan
Creatinin : =-105/6jam gangguan fungsi ginjal ditandai dengan kadar
1.33 (T) kreatin tinggi, kadar Albumin dan Hb, HMT,
BT : 1.005(R) eritrosit rendah.
pH : 7.5 (T) 3. Intervensi :
eritrosit : -Tidak ada perubahan pada terapi diet,
959.6(T) sehingga melanjutkan diet yang sudah
diberikan yaitu RP 40g, rendah purin, rendah
kalium
-Dari gizi mengusulkan mengusulkan untuk
mengganti terapi diet menjadi diet biasa
kepada perawat setalah melihat data hasil
pemeriksaan laboratorium.
20

27 Mei - BB : 31.5 Albumin : 2,66 KU : compos Asupan : 1. Assesment :


2016 TB : 135 (R) mentis, tidak 100% baik A : status gizi baik
cm Hb : 10,3 (R) sesak, cairan B:-
IMT : 17.28 berkurang C : KU : compos mentis, tidak sesak, cairan
Vital sign : berkurang. Vital sign : normal, cairan : 2100ml
Suhu : 36.8’C D :asupan baik, daya terima pasien baik
Nadi : 101x/mnt 2. Diagnosis :
Cairan : -(NC.2.2.) Perubahan nilai laboratorium terkait
1600+500ml/24ja zat gizi khusus (protein) berkaitan dengan
m hipoalbumin ditandai dengan kadar Hb dan
albumin rendah
3. Intervensi :
Ada perubahan pada terapi diet sehingga diet
yang yang diberikan sekarang adalah diet
biasa dengan bentuk biasa/nasi dan cara
pemberian oral.
*Perhitungan Kebutuhan (Seashore)
BMR : (55 – 2 x U(10.75)) x 30 = 1005kcal
Maintanance : 20% x 1005kcal = 201 kcal
Activity : 10% x 1005 kcal = 100.5 kcal
Simple trauma : 20% x 1005 kcal = 201 kcal
Pertumbuhan : 80% x 1005 kcal = 804 kcal
Total energi : 1005 + 201 + 100.5+ 201 + 804
= 2110.5kcal
Protein : 2.5 g/KgBB = 2.0x31.5 = 78,75 g 
315 Kcal
Lemak : 30% x 2110.5kcal = 633.15kcal 
70.35 g
Karbohidrat : TEE-(TP+TL)
= 2110.5kcal–(315 kcal+633.15kcal)
=1162,35  290,5 g
4. Implementasi
21

Kajian terapi : diet Rumah sakit


Jenis diet : diet biasa
Bentuk makanan : biasa/nasi
Nilai Gizi Standar RS diet Biasa
Energi : 1992.5 kcal
Protein : 70.2 g
Lemak : 65.6 g
Karbohidrat : 290 g
% asupan standar diet biasa berbanding
kebutuhan :
Energi : 94.4%
Protein : 89,1%
Lemak : 93%
Karbohidrat : 99,8%
Kesimpulan : standar diet rumah sakit untuk
terapi diet Biasa sudah memenuhi kebutuhan
pasien, tetapi rekomendasi penambahan 2
butir putih telur untuk menaikan kadar albumin
STANDAR REKOMENDAS
DIET RS I DIET
Pukul Teh manis : 200 Teh manis : 200
06.00 cc cc
Makan Nasi/penukar:15 Nasi/penukar:15
pagi 0g 0g
LH : 25g LH : 25g
Sayuran:50g Sayuran:50g
Minyak : 7.5 g Minyak : 7.5 g
Pukul AKH 200cc AKH 200cc
10.00
Makan Nasi/penukar: Nasi/penukar:
siang 200g 200g
LH : 50 g LH : 50 g
22

LN :50g LN :50g
Sayuran : 50 g Sayuran : 50 g
Minyak : 10 g Minyak : 10 g
Buah : 100 g Buah : 100 g
Pukul Teh manis : 200 Teh manis : 200
16.00 cc cc
Snack : 1 Snack : 1
potong potong
Putih telur 2
butir
Makan Nasi/penukar : Nasi/penukar :
sore 200 g 200 g
LH : 50 g LH : 50 g
LN : 50g LN : 50g
Sayuran 50 g Sayuran 50 g
Minyak : 7.5 Minyak : 7.5
Buah : 100 Buah : 100
Nilai Gizi Energi : 1992.5 Energi : 2022,5
kcal kcal
Protein : 70.2 g Protein : 76,5 g
Lemak : 65.6 g Lemak : 65.6 g
Karbohidrat : Karbohidrat :
286.6g 287,2 g
% Energi : 94.4% Energi : 96,2%
pemenuha Protein : 89,1% Protein : 99,5%
n Lemak : 93% Lemak : 93%
Karbohidrat : Karbohidrat :
99,8% 98,8%
23

B. PEMBAHASAN PERKEMBANGAN MONITORING EVALUASI

1. Analisa Perkembangan Antropometri


Antropometri AwalKasus Monev 1 Monev 2 Monev 3
(18/05/16) (19/05/16) (20/05/16) (21/05/16)
BB (kg) 30 - - 31.5
TB (cm) 135 - - 135
IMT/U 16.48 - - 17.28
Status Gizi Baik - - Baik
Dari hasil pemantauan status gizi pasien An. AY 2 hari terjadi kenaikan berat
badan pada monitoring hari ke 3 dengan status gizi baik.
2. Analisa Perkembangan Hasil Laboratorium Biokimia

Jenis Nilai Satua Awal Monev 1 Monev 2 Monev 3


pemeriks normal n kasus (24/05/1 (25/05/1 (26/05/16)
aan 6) 6)
Hb 12-15 gr/dL 10 10.3 - 10.3
HMT 37-44 29.4 31 - 30
MCV 80-90 U3FI 31.62 2.62 - -
Ureum 10-50 99 88 - 40
Kreatinin 0.39- 5.4 1.70 - 1.33
0.79
Asam 3.4-7.0 8.0 7.5 - 4.2
urat
Kalium 3.3-4.6 5.4 - - -
albumin 3,40- 2,7 - 2,66
4,80

Dari hasil pemantauan pemeriksaan biokimia selama 3 hari terhadap


pasien, terjadi penurunan kadar ureum, kreatinin, asam urat dan kalium dan
sudah memenuhi normal, sedangkan kadar Hb, MCV, dan HMT dan albumin
masih rendah.

3. Analisa Perkembangan Hasil Pemeriksaan Fisik Klinis


Pemantauan fisik klinis pasien dilakukan selama pengamatan yang
diperoleh dari data rekam medis pasien serta wawancara langsung kepada
pasien dan keluarga pasien. Berikut hasil pemeriksaan fisik selama
pengamatan.
24

Jenis Awal Kasus Monev 1 Monev 2 Monev 3


Pemeriksa (23/05/16) (24/05/16) (25/05/16) (21/05/16)
an
Kesadaran Compos Mentis Compos Compos Mentis Compos
Mentis Mentis
Keadaan Sesak napas, Sesak napas, Nadi jelas, Nadi kuat,
Umum nadi terasa batuk napas teratur tidak ada
kuat, oedem retraksi
pulmo dada
Tekanan 120/70 mmHg 110/70 mmHg 110/70 mmHg 120/90
Darah mmHg
Suhu 36,8’C 36.2’C 36.8’C 36.9’C
Nadi 136x/menit 104x/menit 100x/menit 83x/menit
Respirasi 38×/menit 32x/menit 28x/menit 20x/menit

Dari hasil pengamatan perkembangan fisik klinis pasien selama 3 hari untuk
hasil pemeriksaan keadaan umum dan vital sign pasien sudah memenuhi
normal. Keadaan umum pasien tidak sesak, dan TD, suhu, dan RR pasien
sudah normal.
4. Analisa Perkembangan Asupan Makan Pasien
Hasil
Monev 1 Monev 2 Monev 3
(24/05/16) (25/05/16) (26/05/2016)
Energi (kcal) 1011,5 (41,7%) 1958,8 (91,3%) 1900 (90%)
(<80%) (80-110%) (80-110%)
Protein (g) 28 (60%) 50,7 (111%)  49 (93%)
(<80%) (80-110%) (80-110%)
Lemak (g) 28,6 (40%) 40 (89%)  50,1 (85%)
(<80%) (80-110%) (80-110%)
Karbohidrat 132,9 (31%)  53,8 (87%)  353,8 ( 87%) 
(g) (<80%) (80-110%) (80-110%)

Dari hasil pengamatan selama 3 hari dapat diketahui bahwa asupan


pasien sudah memenuhi asupan 80-110% atau asupan baik.

5. Analisa Perkembangan Diagnosis Pasien


Diagnosis awal kasus Diagnosis Monev I Diagnosis Diagnosis Monev
(23/Mei/2016) (24/Mei/2016) Monev II III
(25/Mei/2016) (26/Mei/2016)
-(NI-5.4) Penurunan -(NI-5.4) Penurunan (NI-5.4) (NI-5.4) Penurunan
kebutuhan zat gizi kebutuhan zat gizi Penurunan kebutuhan zat gizi
(protein dan kalium) (protein) berkaitan kebutuhan zat (protein) berkaitan
berkaitan dengan dengan gangguan gizi (protein) dengan gangguan
gangguan fungsi ginjal fungsi ginjal ditandai berkaitan fungsi ginjal ditandai
ditandai dengan kadar dengan kadar ureum, dengan dengan kadar
ureum, kreatinin, asam kreatinin, asam urat gangguan kreatinin tinggi dan
urat tinggi, kadar Hb, tinggi, kadar Hb fungsi ginjal albumin kadar Hb
albumin rendah dan rendah. ditandai dengan rendah
hiperkalemia. -(NI.2.1) Tidak kadar ureum,
-(NI.2.1) Tidak adekuat adekuat intake kreatinin, asam
25

intake makanan makanan berkaitan urat tinggi,


berkaitan dengan sesak dengan sesak napas kadar Hb
napas dan ditandai dan ditandai dengan rendah.
dengan asupan yang asupan yang kurang
kurang dari 80% dari 80%

Hasil monitoring diagnosis pasien dapat disimpulkan bahwa


diagnosis awal kasus dan monitoring I hampir sama dengan diagnosis awal
masuk pasien, masih sama berkaitan dengan gangguan fungsi ginjal dan
sesak napas, serta asupan yang kurang. Sedangkan diagnosis monitoring II
dan III berkaitan dengan gangguan fungsi ginjal.
Setelah pemberian konseling dan dilakukan monitoring hari terakhir,
ada perubahan pada terapi diet. Terapi yang dijalankan pasien adalah diet
biasa dengan bentuk biasa/nasi hal ini dikarenakan keadaan pasien yang
sudah membaik sehingga perubahan diet dari diet RP 40g, rendah purin dan
rendah kalium diganti dengan diet biasa dengan penambahan ekstra putih
telur 2 butir, hal ini dikarenakan kondisi pasien yang sudah membaik.
Pada tanggal 26 Mei 2016, dari gizi mengusulkan mengusulkan
untuk mengganti terapi diet menjadi diet biasa kepada perawat setalah
melihat data hasil pemeriksaan laboratorium. Dan pada tanggal 27 Mei
dokter memberi diet biasa kepada pasien.
26

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Diagnosa medis pada awal kasus untuk pasien An. Afif Yudha yaitu
Gagal Ginjal Akut, CHF, Oedem pulmo.
2. Status gizi pasien berdasarkan IMT/U yaitu status gizi baik.
3. Hasil pemantauan pemeriksaan biokimia selama 3 hari terhadap pasien,
dapat diketahui bahwa untuk kadar ureum, asam urat, kalium sudah
mencapai target, sedangkan kadar kreatinin, Hb, HMT dan albumin
masih rendah dan belum mencapai nilai normal
4. Hasil pemeriksaan TD, suhu, dan RR pasien sudah normal, sedangkan
keadaan fisik pasien sudah tidak ada sesak dan tidak ada oedem.
5. Klasifikasi asupan makan pasien di rumah sakit berdasarkan hasil recall
3 hari selama studi kasus dibandingkan dengan kebutuhan pasien sudah
memenuhi asupan 80-110% dan daya terima pasien sudah membaik.
6. Terapi diet pada awal kasus tanggal 23 Mei sampai tanggal 26 Mei yang
diberikan yaitu diet RP 40g, rendah purin, rendah kalium, sedangkan
tanggal 27 Mei pasien diberikan diet biasa.
7. Konseling gizi dilakukan pada tanggal 26 Mei 2016 selama ± 30 menit
mengguakan media leaflet Rendah Protein, rendah kalum, sedangkan
pada tanggal 27 Mei 2016 diberikan konseling mengenai gizi seimbang
(makanan biasa) karena keadaan pasien yang sudah membaik.
Konseling tersebut mendapat respon atau timbal balik dari pasien dan
keluarga yaitu dengan mengajukan beberapa pertanyaan.

B. Saran
Pasien harus mematuhi diet dan mengatur pola makan yang diberikan
agar mempercepat proses penyembuhan.
27

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita. 2004. Penuntun Diet. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama


Direktorat Gizi Depkes RI. 1981. Daftar Komposisi Bahan Makanan. Jakarta:
Bhrata Karya Aksara
Hartono, Andry. 2006. Terapi Gizi & Diet Rumah Sakit. Jakarta: Penerbit EGC
Sutedjo, A. 2007. Mengenal Penyakit Melalui Hasil Pemeriksaan Laboratorium.
Amara Books. Yogyakarta.

Rahayu, Sri. 2013. “Anatomi dan Fisiologi”. Universitas Ibn Khaldun. Bogor.
Warianto, Chaidar. 2011. Gagal Ginjal. Unair. Ac. Id
Dewanto, Rudi. 2009. Gagal Ginjal. Teknomobi
28

Lampiran FFQ
Analysis of the diet plan
Food Amount energy carbohydr.
____________________________________________________________________
__________

nasi putih 450 g 585.1 kcal 128.7 g


daging ayam 21 g 59.8 kcal 0.0 g
telur ayam 23 g 35.7 kcal 0.3 g
ikan lele 21 g 17.6 kcal 0.0 g
minyak kelapa sawit 13 g 112.1 kcal 0.0 g
tempe kedele murni 21 g 41.8 kcal 3.6 g
minyak kelapa sawit 5g 43.1 kcal 0.0 g
sayur gambas 100 g 30.1 kcal 7.7 g
labu siam mentah 100 g 20.1 kcal 4.3 g
kembang kool mentah 100 g 25.1 kcal 5.4 g
sawi hijau 100 g 15.1 kcal 2.1 g
jeruk manis 100 g 47.1 kcal 11.8 g
apel 100 g 59.0 kcal 15.3 g
semangka 100 g 32.0 kcal 7.2 g
wafer 100 g 305.9 kcal 63.8 g
puding caramel 100 g 70.0 kcal 4.9 g
teh manis 200 g 25.8 kcal 6.4 g
jus jeruk peras 200 g 165.9 kcal 43.6 g
biscuit 100 g 506.9 kcal 78.0 g

Result
Nutrient analysed recommended percentage
value value/day fulfillment
____________________________________________________________________
__________
energy 2198.3 kcal 2036.3 kcal 108 %
water 362.6 g - -
protein 54.0 g(10%) 60.1 g(12 %) 90 %
fat 53.2 g(21%) 69.1 g(< 30 %) 77 %
carbohydr. 383.0 g(69%) 290.7 g(> 55 %) 132 %
dietary fiber 18.3 g - -
alcohol 0.0 g(0%) - -
PUFA 11.3 g - -
cholesterol 280.3 mg - -
Vit. A 1453.6 µg 800.0 µg 182 %
carotene 0.0 mg - -
Vit. E 0.0 mg - -
Vit. B1 0.7 mg 1.1 mg 66 %
Vit. B2 0.9 mg 1.3 mg 69 %
Vit. B6 1.1 mg 1.6 mg 71 %
folic acid eq. 0.0 µg 180.0 µg 0%
Vit. C 159.2 mg 60.0 mg 265 %
sodium 200.5 mg - -
potassium 1918.1 mg - -
calcium 495.2 mg 1200.0 mg 41 %
magnesium 218.3 mg 280.0 mg 78 %
29

phosphorus 767.4 mg 1200.0 mg 64 %


iron 6.4 mg 15.0 mg 43 %
zinc 5.3 mg 12.0 mg 44 %

Lampiran Recall 24 jam sebelum masuk rumah sakit


Analysis of the diet plan
============================================================
=========
Food Amount energy carbohydr.
____________________________________________________________________
__________

bubur 100 g 75.0 kcal 16.5 g


nasi putih 200 g 260.0 kcal 57.2 g
daging ayam 50 g 142.4 kcal 0.0 g
kembang kool mentah 100 g 25.1 kcal 5.4 g
minyak kelapa sawit 10 g 86.2 kcal 0.0 g
teh manis 200 g 25.8 kcal 6.8 g

Meal analysis: energy 614.7 kcal (100 %), carbohydrate 85.9 g (100 %)
Result
============================================================
=========
Nutrient analysed recommended percentage
value value/day fulfillment
____________________________________________________________________
__________
energy 614.7 kcal 2036.3 kcal 30 %
water 139.9 g - -
protein 21.0 g(14%) 60.1 g(12 %) 35 %
fat 20.3 g(29%) 69.1 g(< 30 %) 29 %
carbohydr. 85.9 g(57%) 290.7 g(> 55 %) 30 %
dietary fiber 3.2 g - -
alcohol 0.0 g(0%) - -
PUFA 2.7 g - -
cholesterol 39.5 mg - -
Vit. A 543.5 µg 800.0 µg 68 %
carotene 0.0 mg - -
Vit. E 0.0 mg - -
Vit. B1 0.2 mg 1.1 mg 14 %
Vit. B2 0.2 mg 1.3 mg 17 %
Vit. B6 0.4 mg 1.6 mg 23 %
folic acid eq. 0.0 µg 180.0 µg 0%
Vit. C 34.0 mg 60.0 mg 57 %
sodium 61.5 mg - -
potassium 474.0 mg - -
calcium 66.1 mg 1200.0 mg 6%
magnesium 63.0 mg 280.0 mg 23 %
phosphorus 212.7 mg 1200.0 mg 18 %
iron 1.9 mg 15.0 mg 13 %

Das könnte Ihnen auch gefallen