Sie sind auf Seite 1von 11

ISSN: 1979-9292

JURNAL IPTEKS TERAPAN E-ISSN: 2460-5611


Research of Applied Science and Education V8.i3 (112-122)

PENGARUH PENDAMPING PERSALINAN TERHADAP APGAR SCORE BAYI


MENIT PERTAMA

*Widdefrita, Ulvi Mariati


Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Padang
*Email: widde@gmail.com

Submitted: 20-07-2015, Rewiewed: 20-07-2015, Accepted: 22-07-2015


http://dx.doi.org/10.22216/jit.2014.v8i3.7

Abstract
Asphyxia is a major cause of infant mortality, an indicator for the diagnosis of asphyxia in
newborns with Apgar Scores assessment first minute after birth. Uterine contractions during labor can
cause pain thereby increasing the tension, this process affects placenter utero oxygenation in infants who
are still in the uterus, so that when the baby will have birth asphyxia is characterized by the value of the
first minute Apgar score lower. But this can be overcome by creating an environment that supports them
bring their husbands or families as a companion in labor.The general objective of this study was to
determine the difference in value of the first minute Apgar score at birth with and without an escort
companion in private practice midwives Padang in 2013. This study is an experimental non-
randomized design Posttest Only Control GroupDesign). Subjects in this study were all mothers
inpartu active phase in private practice midwives in Padang during the period August s / d September
2013. The data were taken using a checklist based on the observation list to both groups. Data were
analyzed using independent t test. The results obtained mean Apgar score of respondents with a
companion when labour is 8.10 with a standard deviation of 0.618, while the respondents
unaccompanied mean Apgar score of 6.79 with a standard deviation of 1.264. The results of the
independent t test p-value of 0.001 means that there is a significant difference mean Apgar score at
birth of babies accompanied with unaccompanied. Advice To reduce morbidity and improve quality of life
of the newborn, care needs to be improved dear mother in pregnancy and delivery care. By involving
the husband start of pregnancy until delivery.
Keyword: companion of labour and apgar score

Abstrak
Asfiksia merupakan penyebab utama kematian bayi, indikator untuk diagnosis asfiksia pada bayi
baru lahir (BBL) dengan penilaian Apgar Score menit pertama kelahiran. Kontraksi uterus selama
proses persalinan dapat menimbulkan rasa nyeri sehingga proses ini mempengaruhi oksigenasi utero
placenter pada bayi yang masih berada dalam uterus, sehingga saat kelahiran bayi akan mengalami
asfiksia yang ditandai oleh nilai apgar score menit pertama yang rendah. Namun hal ini dapat diatasi
dengan menciptakan lingkungan yang mendukung diantaranya menghadirkan suami atau keluarga
sebagai pendamping dalam proses persalinan. Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui
perbedaan nilai apgar score menit pertama pada persalinan dengan pendamping dan tanpa
pendamping di BPS Kota Padang tahun 2013. Penelitian ini bersifat eksperimental dengan rancangan
non-Randomized Posttest Only Control Group Design). Subjek dalam penelitian ini adalah semua ibu
inpartu fase aktif di bidan praktik swasta di Kota Padang selama periode Agustus s/d September
2013. Data diambil dengan menggunakan daftar ceklis berdasarkan hasil observasi terhadap
kedua kelompok. Data dianalisis dengan menggunakan uji t independent. Hasil didapatkan rata-rata nilai
Apgar responden dengan pendamping saat peralinan adalah 8,10 dengan standar deviasi 0,618,

KOPERTIS WILAYAH X 112


ISSN: 1979-9292
JURNAL IPTEKS TERAPAN E-ISSN: 2460-5611
Research of Applied Science and Education V8.i3 (112-122)

sedangkan pada responden tanpa pendamping rata-rata nilai Apgar 6,79 dengan standar deviasi 1,264.
Hasil uji t test independent nilai p 0,001 berarti ada perbedaan yang bermakna rata-rata nilai
Apgar bayi yang didampingi saat persalinan dengan tanpa didampingi. Saran Untuk menurunkan
angka kesakitan dan meningkatkan kualitas hidup bayi baru
lahir, perlu ditingkatkan asuhan sayang ibu dalam pelayanan kehamilan dan persalinan. Dengan
melibatkan suami mulai kehamilan sampai persalinan.
Keyword: pendamping persalinan dan apgar score

PENDAHULUAN Kontraksi uterus selama proses


persalinan dapat menimbulkan rasa nyeri
Keberhasilan pembangunan kesehatan sehingga meningkatkan ketegangan,
salah satunya diukur melalui angka ketakutan dan kecemasan pada ibu dan
kematian bayi (AKB), indikator ini juga keluarga. Disamping itu, ketidak nyamanan
tertuang pada target pencapaian poin ke 4 ibu selama proses persalinan yang
tujuan Mellinium Developments Goal’s menyebabkan pola pernafasan tidak teratur
(MDG,s). Menurut Survei Demografi juga berpengaruh terhadap pertukaran serta
Kesehatan Indonesia tahun 2007, AKB transpor O2 dari ibu ke janin. Sehingga
sebesar 34/1.000 Kelahiran Hidup, angka ini terdapat gangguan dalam persediaan O2
masih jauh dari target MDG’s untuk dalam menghilangkan CO2 (Prawirohardjo :
menurunkan AKB sebesar 23/1000 KH 2002).
tahun 2015. Pengelolaan psikologis yang tepat pada
Di Indonesia sebesar 27 % kematian wanita bersalin dengan menciptakan
BBL disebabkan oleh asfiksia lingkungan yang mendukung diantaranya
neonatorum, sementara di kota Padang menghadirkan suami atau keluarga sebagai
pada tahun 2011 Asfiksia penyebab pendamping dalam proses persalinan dapat
kedua kematian periode perinatal dengan mengurangi morbiditas dan mortalitas pada
angka kejadian 14,1 % (Laporan Tahunan ibu dan bayi secara tidak langsung.
Dinkes Kota Padang tahun 2011). Wanita yang memperoleh dukungan
Selama dalam kandungan semua sistem emosional selama persalinan akan
tubuh bayi sangat tergantung pada ibunya. mengalami waktu persalinan yang lebih
Di masa ini janin memperoleh oksigen dari pendek dan menurut Enkin, et al (2000)
ibunya. Begitu seorang bayi dilahirkan mengatakan dukungan pendamping selama
kedunia, saat tali pusarnya dipotong oleh persalinan berkaitan dengan hasil persalinan
dokter atau bidan maka secara otomatis yang lebih baik (Yeyeh, 2009).
ketergantungannya terhadap ibu berhenti. Penelitian yang dilakukan Klaus (1986),
Baik buruknya fungsi alat-alat tubuh ini Langer (1998), Madi (1999) dan Kashanian
diukur dengan penilaian atau tes APGAR (2010) menunjukan wanita yang
(Oxorn, 2010 dan Prawiroharjo, 2007). mendapatkan pendampingan dalam
Penilaian keadaan umum bayi dinilai satu persalinan memberikan outcome yang baik
menit setelah lahir dengan penggunaan nilai terhadap kesehatan bayi dengan indikator
APGAR. Penilaian ini perlu untuk menilai nilai apgar menit pertama.
bayi apakah bayi menderita asfiksia atau Jumlah persalinan di Kota Padang tahun
tidak. 2011 mencapai 18.457 persalinan dan 95 %
persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan

KOPERTIS WILAYAH X 113


ISSN: 1979-9292
JURNAL IPTEKS TERAPAN E-ISSN: 2460-5611
Research of Applied Science and Education V8.i3 (112-122)

di setiap tatanan layanan kesehatan di penelitian. Sampel dalam penelitian ini


Kota Padang. Pertolongan persalinan dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu
diberikan di Puskesmas Rawatan, Rumah kelompok yang mendapatkan perlakuan
Sakit Pemerintah atau swasta, dan bidan pendampingan dalam persalinan dan
praktik swasta (BPS). Gambaran BPS di kelompok yang tidak mendapat
Kota Padang sebanyak 220 BPS yang pendampingan. penelitian ini didapatkan
tersebar di 11 Kecamatan. Pelayanan yang sampel minimal 29 untuk masing-masing
diberikan di BPS berupa pemeriksaan kelompok. Jumlah ini telah memenuhi
kehamilan, pertolongan persalinan, Keluarga syarat minimal penelitian Fraenked da
Berencana dan Imunisasi. Hampir Wallen (1993) dalam Kasjono dan Yasril
85 % persalinan ditolong di BPS dengan 2009) bahwa sampel minimal yang
waktu pelayanan 24 jam. Cakupan disarankan 15-20 responden tiap
persalinan di beberapa BPS rata-rata lebih kelompok. Kriteria inklusi wanita hamil
dari 15 persalinan tiap bulannya. Survey aterm, janin tunggal, hidup, presentasi
awal yang dilakukan pada 6 ibu inpartu di 2 belakang kepala, persalinan fase aktif,
BPS kota Padang di dapatkan 4 diantaranya kemajuan persalinan sesuai dengan
nilai Apgar menit pertama bayi mereka partograf, kehamilan dan persalinan tanpa
kurang dari tujuh. Dari wawancara peneliti penyulit dan persalinan pervaginan
dengan ibu-ibu tersebut dalam proses Data yang digunakan dalam penelitian ini
persalinan ibu-ibu tersebut tidak dampingi adalah data primer yang diperoleh langsung
oleh suami atau keluarga. dari hasil pengamatan dengan
menggunakan daftar ceklis untuk
METODOLOGI mendapatkan nilai Apgar bayi baru lahir
menit I. Karena persalinan berlangsung 24
Penelitian ini bersifat pre-eksperimental
jam dan lokasi penelitian yang cukup
dengan rancangan Non Randomized Posttest
berjauhan dalam mengumpulkan data
Only Control Group Design. Desain
peneliti dibantu oleh bidan yang
penelitian ini menggunakan
berpraktik dilokasi penelitian sebagai
kelompok/group pembanding terhadap
enumerator. Sebelum pengumpulan data
wanita inpartu fase aktif yang
peneliti melakukan penyamaan persepsi
mendapatkan pendampingan dalam
dulu dengan enumerator untuk membatasi
persalinan dan tanpa didampingi dalam
bias data.
persalinan. Kemudian dilakukan
Analisis univariat tujuannya untuk
pengamatan terhadap keadaan umum bayi
mendeskripsikan karakteristik masing-
berdasarkan nilai APGAR menit pertama
masing variabel yang diteliti, bentuk
pada kedua kelompok.
distribusi frekuensi dan menguji
Lokasi penelitian ini dilaksanakan di
normalitas data variabel. Analisis bivariat
Bidan Praktik Swasta (BPS) Kota Padang
dengan uji beda dua mean dengan sampel
yang memiliki 220 BPS. Waktu penelitian
yang tidak berhubungan (independent)
ini dilakukan pada 4 Agustus sampai 9
digunakan untuk melihat perbedaan rata-rata
September 2013.
nilai APGAR antara kelompok eksperiment
Populasi penelitian semua wanita hamil
dan Kontrol menggunakan uji Independent
aterm inpartu fase aktif yang bersalin di
samples T test dengan menggunakan derajat
BPS kota Padang bersedia mengikuti
kepercayaan 95 %.

KOPERTIS WILAYAH X 114


ISSN: 1979-9292
JURNAL IPTEKS TERAPAN E-ISSN: 2460-5611
Research of Applied Science and Education V8.i3 (112-122)

HASIL DAN PEMBAHASAN


Distribusi karakteristik dari subyek
penelitian dapat dilihat pada tabel berikut
ini:

Tabel 1
Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan umur, Pendidikan, dan
Paritas saat Persalinan di BPS Kota Padang
Tahun 2013

No Karakteristik Reponden Perlakuan


Tanpa Pendamping Dengan Pendamping
(n = 29) (n =29)
1. Umur (thn)
X 27, 89 27,69
Rentang 20-38 17-39
2. Pendidikan
SD 3 2
SMP 4 2
SMA 18 21
PT 2 4
.3. Paritas
1 10 10
2 10 13
3 7 3
4 2 3

kelompok tanpa pendamping responden


Tabel 1 menunjukan gambaran paritas 1 dan 2 sama banyak yaitu 10 orang
karakteristik responden dari kedua responden. Sementara responden paritas 2
kelompok penelitian. Terlihat pada lebih banyak pada kelompok dengan
kelompok tanpa pendamping rata-rata umur pendamping.
responden 27,89 dengan rentang umur Responden penelitian ini wanita usia
minimum 20 tahun dan maksimum 38 subur dengan kehamilan aterm rata-rata
tahun. Sementara pada kelompok umur reponden 28 tahun, namun jika dilihat
pendamping rata-rata umur responden 27,69 rentang umur saat persalinan terlihat umur
tahun dengan rentang umur minimum 17 responden berada diluar kurun waktu
tahun dan maksimum 39 tahun. reproduksi sehat yaitu umur 17 sampai umur
karakteristik tingkat pendidikan responden 39 tahun. Bila dilihat secara rinci persalinan
pada kelompok tanpa pendamping dan dibawah 20 tahun ditemukan 4 kasus dan
kelompok dengan pendamping sebagian kehamilan diatas 35 tahun sebanyak 4orang.
besar berpendidikan setingkat SMA yakni Menurut Hartanto (2003), umur antara 20-
sebesar 18 dan 21 responden. Karakteristik 35 merupakan periode usia yang terbaik
responden berdasarkan paritas terlihat pada untuk mengandung dan melahirkan.

KOPERTIS WILAYAH X 115


ISSN: 1979-9292
JURNAL IPTEKS TERAPAN E-ISSN: 2460-5611
Research of Applied Science and Education V8.i3 (112-122)

Kehamilan dan persalinan diluar kurun manusia. Pendidikan bagi perempuan


waktu reproduksi yang sehat, terutama pada memberi manfaat lebih besar bagi anggota
usia muda. Resiko kematian pada kelompok keluarga maupun bagi masyarakat.
umur dbawah 20 tahun dan pada kelompok Perempuan yang berpendidikan tinggi
umur diatas 35 tahun adalah 3x lebih tinggi mempunyai pengaruh signifikan pada
dari kelompok umur reproduksi sehat peningkatan derajat kesehatan ibu dan anak,
(20-34 tahun). Demikan juga terhadap menurunkan tingkat kelahiran, dan
janin yang dikandung akan memberi resiko mendorong terciptanya kesejahteraan
terhadap tumbuh kembang janin dalam keluarga.
kandungan. Pendidikan yang baik sangat penting
Beberapa risiko yang dihadapi wanita membantu perempuan dalam
hamil di atas 35 tahun, yaitu janin mempersiapkan diri, baik secara fisik
mengalami kelainan genetik dan lahir maupun psikologi untuk menghadapi masa
cacat. Selain juga berpeluang perkawinan dan membina rumah tangga.
mengalami keguguran. Kemungkinan lain Dengan pengetahuan dan informasi yang
terjadinya komplikasi saat kehamilan diperoleh melalui pendidikan kaum
seperti tekanan darah tinggi, diabetes saat perempuan dapat mengambil tindakan yang
hamil dan kesulitan melahirkan atau janin rasional serta menguntungkan bagi
memiliki kelainan kromosom. (Biasanya kesehatan ibu dan anak serta keluarga.
kelainan kromosom trisomik yang Pendidikan merupakan upaya berperilaku
mengakibat lahirnya anak-anak down dengan cara persuasi, bujukan, himbauan,
syndrome yang mengalami kombinasi ajakan, memberikan informasi, memberikan
retardasi mental dan cacat fisik). Janin kesadaran pada sekelompok orang atau
dengan kromosom abnormal banyak pula individu. Proses pendidikan itu sendiri di
berakhir dengan keguguran. dalamnya mencakup pengembangan
Sedangkan kehamilan usia dini (kurang pengetahuan, sikap dan tindakan.
dari 20 tahun) memuat risiko yang tidak Pendidikan memberikan nilai-nilai tertentu
kalah berat, terkait emosional ibu yang bagi manusia dalam membuka pikiran untuk
belum stabil sehingga ibu mudah tegang. menerima hal-hal baru dan berfikir secara
Sementara cacat kelahiran bisa muncul alamiah (Notoadmodjo, 2003).
akibat ketegangan saat dalam kandungan, Tabel 1 didominasi oleh responden
karena adanya rasa penolakan secara mempunyai anak 1-2 orang. Masih
emosional ketika si ibu mengandung ditemukan responden dengan persalinan
bayinya. anak 3 sebanyak 17,2 % dan persalinan
Temuan pada penelitian ini tingkat anak ke 4 sebanyak 8,6
pendidikan responden berada pada level %. Hasil ini dapat mengambarkan
SMA, hal ini menunjukan semakin merata tingkat fertilitas responden sebagian besar
distribusi pendidikan untuk wanita. Dari dalam paritas rendah, tapi kemungkinan
gambaran ini dapat disimpulkan bahwa untuk bertambahnya anak pada responden
“Program Wajib Belajar 9 tahun” yang juga besar mengingat responden sebagian
dicanangkan perintah pada tahun 1994 besar berada dalam umur reproduksi sehat.
berhasil meningkatkan derajat pendidikan Seiring dengan hasil survei SDKI 2007 rata-
perempuan. Pendidikan sangat berperan rata wanita melahirkan satu anak sebelum
penting dalam meningkatkan kualitas hidup usia pertengahan 20-an, dua anak sebelum

KOPERTIS WILAYAH X 116


ISSN: 1979-9292
JURNAL IPTEKS TERAPAN E-ISSN: 2460-5611
Research of Applied Science and Education V8.i3 (112-122)

usia pertengahan 30-an dan sekitar 4 anak


sebelum mencapai pertengahan 40-an.

Tabel 2
Distribusi Karakteristik Kemajuan Persalinan Responden Berdasarkan
Waktu Persalinan Kala I dan II di BPS Kota Padang
Tahun 2013

No Lama Persalinan (menit) Perlakuan


Tanpa Pendamping Dengan Pendamping
(n = 29) (n =29)
1. Kala 1
X (sd) 302,269 239,3
Rentang 120-600 10-1200
2. Kala II
X (sd) 36,55 27,1
Rentang 10-90 10-90

Tabel 2 terlihat karakteristik responden rata persalinan kala II berlangsung 32


berdasarkan lamanya persalinan pada menit.
kelompok kontrol terlihat rata-rata lama Dari temuan ini dapat disimpulkan
kala I selama 302,269 menit dengan rentang bahwa rata-rata lama persalinan pada kala
waktu minimum 120 menit dan I dan kala II berada dalam batas normal.
maksimum 200menit. Sedangkan Jika dilihat dalam partograf lama persalinan
kelompok intervensi rata-rata lama kala I; berlangsung belum melewati garis waspada.
239,3 menit dengan rentang waktu Persalinan lama dapat mempengauhi
minimum 10 menit dan maksimun 1200 kondisi ibu yang menyebabkan ibu menjadi
menit. Lamanya rata-rata kala II pada lemas tidak bertenaga sehingga kontaksi
kelompok tanpa pendamping (36,55) dan uterus tidak optimal yang juga berakibat
kelompok pendampigng (27,1 menit) terhadap sirkulasi utero placenter.
dengan rentang waktu samaantara Akibatnya pada pemantauan denyu jantung
kelompok tanpa pendamping dan dengan janin (DJJ) kala I tiap 30 menit dan
pendamping 10-90 menit. Sementara rata- kala II tiap 15 menit akan didapatkan
DJJ yang meningkat dan irreguler.

KOPERTIS WILAYAH X 117


ISSN: 1979-9292
JURNAL IPTEKS TERAPAN E-ISSN: 2460-5611
Research of Applied Science and Education V8.i3 (112-122)

Tabel 3
Distribusi Karakteristik Hasil Persalinan Responden Berdasarkan
Nilai Apgar Menit I, Berat Badan Lahir dan Jenis Kelamin di BPS Kota Padang Tahun 2013

No Karakteristik Out Persalinan Perlakuan


Tanpa Pendamping Dengan Pendamping
(n = 29) (n =29)
1. Nilai Apgar Menit 1
X sd 6,79 8,10
Rentang 5-9 7-9
2. Berat Badan Lahir (gram)
X sd 2941 2924
Rentang 2200-3700 2400-3600
3. Jenis Kelamin
Laki-laki 9 10
Perempuan 20 19

yang lahir normal dan menpunyai adaptasi


Tabel 3 menunjukan menurut nilai Apgar yang sangat baik dengan lingkungan luar.
pada kelompok tanpa pendamping, rata-rata Jumlah skor rendah pada tes menit
nilai apgar 6,79 dengan rentang nilai pertama dapat menunjukkan bahwa bayi
minimum 5 dan nilai maksimun 9. Pada yang baru lahir ini membutuhkan perhatian
kelompok dengan pendamping rata-rata medis lebih lanjut tetapi belum tentu
nilai apgar 8,1 dengan rentang nilai mengindikasikan akan terjadi masalah
minimum 7 dan nilai maksimum 9. jangka panjang, khususnya jika terdapat
Sedangkan responden menurut berat peningkatan skor pada tes menit kelima.
badan lahir bayi didapatkan pada Jika skor Apgar tetap dibawah 3 dalam tes
kelompok tanpa pendamping rata-rata berat berikutnya (10, 15, atau 30 menit), maka
badan lahir bayi 2941 gram dengan rentang ada risiko bahwa anak tersebut dapat
berat badan 2200-3700 gram. Pada mengalami kerusakan syaraf jangka
kelompok dengan pendamping rata-rata panjang. Juga ada risiko kecil tapi
berat lahir bayi 2924 gram dengan rentang signifikan akan kerusakan otak. Namun
berat badan 2400-3600 gram. Karakteristik demikian, tujuan tes Apgar adalah untuk
responden menurut jenis kelamin bayi yang menentukan dengan cepat apakah bayi yang
dilahirkan pada kelompok tanpa baru lahir tersebut membutuhkan
pendamping laki-laki sebanyak 9 orang dan penanganan medis segera; dan tidak didisain
perempuan sebanyak 20 orang sedangkan untuk memberikan prediksi jangka panjang
pada kelompok dengan pendamping jenis akan kesehatan bayi tersebut.
kelamin bayi laki-laki 10 orang dan Tinggi atau rendahnya berat badan bayi
perempuan 19 orang. baru lahir ini sangat dipengaruhi oleh pola
Berdasarkan interpretasi nilai Apgar komsumsi ibu, penyakit yang diderita
jika apgar didapatkan antara 4-6 maka ibu atau kelaian placenta. Pemantauan
bayi tersebut digolongkan asfiksia ringan, tumbuh kembang bayi dapat diketahui
jika nilai Apgar 7-10 digolongkan bayi dengan Antenatal yang teratur dimana

KOPERTIS WILAYAH X 118


ISSN: 1979-9292
JURNAL IPTEKS TERAPAN E-ISSN: 2460-5611
Research of Applied Science and Education V8.i3 (112-122)

setiap kali kunjungan akan dilakukan


pemantauan penambahan Berat Badan ibu
dan tinggi fundus ibu.
Tabel 4
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendamping Persalinan dan
Bentuk Dukungan Pada Kelompok Intervensi di BPS Kota Padang Tahun 2013

berdiri, jongkok, berbaring miring atau


Tabel 4.4 menampilkan pendamping merangkak. Posisi tegak seperti berjalan,
persalinan pada kelompok intervensi berdiri atau jongkok dapat membantu
sebagian besar adalah suami 28 orang (96,3 turunnya kepala bayi dan seringkali
%). Ada pun bentuk dukungan yang mempersingkat waktu persalinan.
diberikan oleh pendamping kepada Support yang bermakna dukungan atau
responden seluruhnya membantu responden bantuan bagi ibu melahirkan diperlukan
untuk mobilisasi 29 orang (100 %) sejak kala I. Support yang diberikan terus
sementara hanya sedikit yang memberikan menerus dapat memperpendek waktu
informasi tentang kemajuan persalinan pada persalinan (Newton
responden yaitu sebesar 6 orang (20,6%). & Newton 1986, Hofmeyr & Nikodem
Ibu dianjurkan untuk mencoba posisi- 1995, Pascali & Kroeger, 2004). Kontak
posisi yang nyaman selama persalinan personal dan sentuhan merupakan satu-
dan kelahiran. Suami atau pendamping satunya cara penyediaan dukungan selama
persalinan lainnya dapat membantu ibu persalinan (Pilliteri,
berganti posisi sesuai keinginannya. Salah 1999). Sikap asuhan tersebut memiliki
satu yang dapat dilakukan adalah dengan keuntungan: 1) ibu merasa aman dan
mendampingi ibu berjalan-jalan. mampu mengontrol dirinya, 2) ibu yang
Saifuddin (2002) yang menyatakan diberikan sentuhan, yang mengalami
bahwa jika ibu tampak kesakitan pada kala I kehangatan dan persahabatan selama
maka dukungan atau asuhan yang dapat persalinan lebih dapat menangani bayinya.
diberikan adalah menyarankan ibu untuk Mereka menyatakan bahwa ketika
berjalan. Selain itu juga didukung oleh persalinan, ibu secara unik menjadi sensitif
Depkes (2002) bahwa selama proses terhadap faktor-faktor lingkungan.
persalinan kala I ibu dapat berjalan,

KOPERTIS WILAYAH X 119


ISSN: 1979-9292
JURNAL IPTEKS TERAPAN E-ISSN: 2460-5611
Research of Applied Science and Education V8.i3 (112-122)

Menurut Dickinson (Hodnett, 2003), menyimpulkan ada perbedaan persalinan


dukungan yang terus menerus dipandang dengan pendampingan dan tanpa
sebagai bentuk penurunan nyeri. Dukungan pendampingan terhadap nilai Apgar bayi
yang dilakukan secara individual, terus pada menit pertama
menerus, memberikan efek berbeda dengan Menurut hasil penelitian Dr. Roberto
asuhan persalinan yang biasa diberikan. Sosa (2001) yang dikutip dari Musbikin
Misalnya mengurangi penggunaan tentang pendamping atau kehadiran orang
analgetik, infus, oxytocin, kateter, vacum kedua dalam proses persalinan, yaitu
estraksi atau forceps, episiotomi, dan menemukan bahwa para ibu yang
mengurangi morbiditas akibat hal-hal didampingi seorang sahabat atau keluarga
tersebut, serta meningkatkan mobilitas dekat (khususnya suami) selama proses
selama persalinan dan melahirkan spontan persalinan berlangsung, memiliki resiko
(Caton dalam Hodnett, 2003). lebih kecil mengalami komplikasi yang
memerlukan tindakan medis daripada
Tabel 5 mereka yang tanpa pendampingan. Ibu-Ibu
Perbedaan Rata-rata Nilai Apgar Menit Pertama
Bayi Baru Lahir Menurut Pendamping Persalinan
dengan pendamping dalam menjalani
di BPS Kota Padang Tahun 2013 persalinan, berlangsung lebih cepat dan
lebih mudah. Dalam penelitian tersebut,
ditemukan pula bahwa kehadiran suami
atau kerabat dekat akan membawa
ketenangan dan menjauhkan sang ibu
dari stress dan kecemasan yang dapat
mempersulit proses kelahiran dan
persalinan, kehadiran suami akan
Tabel 5 terlihat rata-rata nila Apgar membawa pengaruh positif secara
responden dengan pendamping saat psikologis, dan berdampak positif pula
peralinan adalah 8,10 dengan standar pada kesiapan ibu secara fisik (Musbikin,
deviasi 0,618, sedangkan pada responden 2005).
tanpa pendamping rata- rata nilai Apgar Tes APGAR ini hanya menilai apa yang
6,79 dengan standar deviasi 1,264. Hasil uji bisa dilihat dan dirasakan oleh penolong
statistik didapatkan nilai p 0,001 berarti persalinan, sehingga tidak memiliki risiko
pada alpa 5% terlihat ada perbedaan yang pada bayi baru lahir tes ini dengan kata lain
bermakna rata-rata nilai Apgar bayi yang adalah tes yang aman bagi bayi. Upaya-
didampingi saat persalinan dengan tanpa upaya untuk menanggulangi nilai apgar bayi
didampingi. baru lahir dilakukan dengan metode
Hasil yang sama juga didapatkan dalam nonfarmakologi antara lain distraksi,
penelitian yang dilakukan Klaus (1986), biofeed back, hipnosis-diri, mengurangi
Langer (1998), Madi (1999) dan Kashanian persepsi nyeri, serta stimulasi kutaneus
(2010) menunjukan wanita yang (masase, mandi air hangat, kompres panas
mendapatkan pendampingan dalam atau dingin, dan stimulasi saraf elektrik
persalinan memberikan outcome yang baik transkutan).
terhadap kesehatan bayi dengan indikator Keluarga mesti memberi kebebasan dan
nilai apgar menit pertama. Penelitian menghargai pilihan calon ibu dalam
yang dilakukan oleh Joko (2010) memilih calon pendamping persalinan. Siapa

KOPERTIS WILAYAH X 120


ISSN: 1979-9292
JURNAL IPTEKS TERAPAN E-ISSN: 2460-5611
Research of Applied Science and Education V8.i3 (112-122)

pun orangnya, dia adalah sosok yang dekat c. Didapatkan perbedaan nilai apgar bayi
dengan calon ibu. Dengan begitu, dia tahu menit pertama pada persalinan dengan
betul cara menenangkan dan apa yang pendamping dan tanpa pendamping
harus dilakukan agar calon ibu merasa dengan uji statistik t test independent
nyaman. uji statistik didapatkan nilai p 0,001
Calon pendamping persalinan sebaiknya terlihat ada perbedaan yang bermakna
punya pengetahuan yang cukup tentang rata-rata nilai Apgar bayi yang
proses persalinan dan mengetahui rencana didampingi saat persalinan dengan tanpa
persalinan calon ibu. Dengan begitu, dia didampingi.
bisa menjadi perantara antara calon ibu
dengan penolong persalinan. Selain itu Untuk menurunkan angka kesakitan dan
pendamping stabil secara emosi dan mampu meningkatkan kualitas hidup bayi baru lahir,
berfikir dan bertindak rasional. a. Perlu ditingkatkan asuhan sayang ibu
Persalinan terasa lebih nyaman apabila dalam pelayanan kehamilan dan
calon ibu didampingi figur yang tepat. persalinan. Dengan melibatkan suami
Suami, sebagai calon ayah, harusnya ia saat kehamilan sampai persalinan.
calon utama pendamping ibu dalam
b. Calon pendamping persalinan
persalinan. Suami akan punya ikatan batin
sebaiknya membekali diri dengan
yang lebih kuat apabila menyaksikan secara
pengetahuan yang cukup tentang
langsung proses kelahiran bayinya. Dalam
proses kehamilan dan persalinan.
penelitian ini terlihat pada kelompok
Sehingga kehadiran pendamping
intervensi di 97 % persalinan didampingi
memberi kontribusi yang optimal untuk
oleh suami, suami dapat memberikan
kelancaran persalinan dan kesehatan
dukungan berupa membantu ibu untuk
bayi.
mengatur posisi yang diinginkan,
c. Perlu penelitian lebih tajam dan
mengatasi kecemasan ibu dengan
spesifik tentang pengaruh dukungan
mengajak ibu untuk berdoa kepada Allah,
psikologis ibu terhadap kualitas hidup
sehingga kecemasan ibu berkurang terhadap
bayi baru lahir.
persalinan.
DAFTAR PUSTAKA
KESIMPULAN DAN SARAN Ariawan, Iwan. 1998. Besar Dan Metoda
Hasil analisa data dan pembahasan Sampel Pada Penelitian Kesehatan.
variabel yang diteliti dapat disimpulkan: Jurusan
Biostatistik dan Kependudukan Fakultas
a. Didapatkan rata-rata nilai apgar menit Kesehatan Masyarakat UI. Depok.
pertama bayi baru lahir pada kelompok Ariawan, Iwan. 2008. Analisis Data
dengan pendamping persalinan 8,10, Kategorik. Departemen Biostatistik
rentang nilai Apgar 7-9. Fakultas Kesehatan Masyarakat
b. Didapatkan rata-rata nilai apgar menit Universitas Indonesia. Depok
pertama bayi baru lahir kelompok Alihagen, S., Wijma, K., Lundberg,
tanpa pendamping sebesar 6,79 rentang U.Melin, B., Wijma, B. (2005). Fear,
Apgar 5-9. pain, and stress hormone during
childbirth. Journal of Psychosomatic

KOPERTIS WILAYAH X 121


ISSN: 1979-9292
JURNAL IPTEKS TERAPAN E-ISSN: 2460-5611
Research of Applied Science and Education V8.i3 (112-122)

Obstetrics & Gynecology. 26(3): Hodnett , Gates S, Hofmeyr dkk.


153-165. 2011.Continuous support for women
Bobak, I.M., Lowdermilk, D., Jensen M.D. during childbirth (Review). The
(1995). Maternity Nursing. 4th ed., Cochrane Collaboration. Published
Mosby, St Louis. by JohnWiley & Sons, Ltd
Budiarto E, 2002. Biostatistik Untuk JNPK-KR. 2008. Paket Pelatihan
Kedokteran dan Kesehatan Pelayanan Obstetri dan Neonatal
Masyarakat. Jakarta EGC Emergensi Komprehesif (PONEK).
Bappenas. 2008.Millenium Development Asuhan Neonatal Esensial. Jakarta.
Goals. Bappenas. Jakarta. Klossner, N. J. & Hatfield, N. (2006).
Badan Pusat Statistik, 2008. Survei Introductory Maternity & Pediatric
Demografi Kesehatan Indonesia Nursing. Lippincott Williams &
2007. Jakarta Walkins, Philadelphia.
Budi, Iir dan Sukardi, 2010.Perbedaan Nilai Mander R. 2003. Nyeri Persalinan; alih
Apgar Bayi Menit Pertama Pada bahasa : Bertha Sugiarto. Jakarta :
Persalinan dengan Pendamping dan EGC.
tanpa Pendampingan. Jurnal Musbikin. 2005. Panduan Bagi Ibu Hamil
Penelitian Kesehatan Suar dan Melahirkan. Yogyakarta : Mitra
Forikes.vol 1 no 4 Oktober 2010. Hal Pustaka
286-288 Nanny Lia Dewi, Vivian, Sunarsih. 2011.
Callister, L. C., Semenic S., Foster, J. C. Asuhan Kehamilan Untuk
(1999). Cultural and Spiritual Kebidanan. Jakarta: Salemba
Meanings of Childbirth: Orthodox Medika. ha118-27.
Jewish and Mormon Women. Journal Prawiroharjo, Sarwono, 2007. Ilmu
of Holistic Nursing, vol. 17 no. 3, Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina
September Pustaka Reeder, M. & Koniak, G.
Chitty, K. K. 1997. Professional Nursing: (2000). Maternity Nursing. th ed.,
Concepts and Challenges. 2nd ed. Lippincott, Philadelphia. Saifudin
Saunders, Philadelphia. AB.2002. Buku Panduan Praktis
Dagun SM. 2002. Psikologi Keluarga Pelayanan Maternal dan Neonatal.
(Peranan Ayah dalam Keluarga). Jakarta, YBP-SP
Jakarta: Rineka Cipta. Sulistyawati,A. 2010. Asuhan Kebidanan
Departemen Kesehatan, RI. 2005. Pada Ibu Bersalin. Jakarta : Salemba
Manajemen Asfiksia Bayi Baru Medika
Lahir Untuk Bidan: Buku Acuan. Sumarah, SSiT, dkk. 2009. Perawatan
Jakarta: Departemen Kesehatan Ibu Bersalin (Asuhan Kebidanan
Dinas Kesehatan Kota Padang, 2012. Pada Ibu Bersalin). Yogyakarta:
Laporan Tahunan 2011 Edisi 2012. Padang: Fitramaya
Dinas Kesehatan Kota Padang Ery Varney Hellen.1997. Varney Midwifery. 2
Leksana, 2011.Mengatasi Nyeri ed. London : Jones and Bartlett
Persalinan, CDK 185/Vol.38 Publishers International.
no.4/Juni-Juli Oxorn, Harry. 2010.
Patologi dan Fisiologi Persalinan.
Jakarta: Yayasan Essentia Medica.

KOPERTIS WILAYAH X 122

Das könnte Ihnen auch gefallen