Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
JULI BRIANA
4123121030
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah Pembangkit Listrik Tenaga Angin.
Dalam penyusunan makalah ini, saya telah berusaha semaksimal mungkin sesuai
dengan kemampuan saya. Namun sebagai manusia biasa, saya tidak luput dari kesalahan dan
kekhilafan baik dari segi teknik penulisan maupun tata bahasa. Walaupun demikian, saya
berusaha sebisa mungkin menyelesaikan makalah ini meskipun tersusun sangat sederhana
namun mudah-mudahan memberi manfaat.
Saya menyadari bahwa keberhasilan penyusunan makalah ini sangat didukung oleh
pengumpulan data dan beberapa kerabat yang memberi berbagai masukan yang bermanfaat
bagi saya. Untuk itu saya mengucapkan terima kasih kepada pihak tersebut yang telah
bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan arahan dan saran demi kelancaran
penyusunan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi saya dan para pembaca pada umumnya.
Saya mengharapkan saran serta kritik dari berbagai pihak yang bersifat membangun.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kebutuhan manusia akan energy fosil, misalnya, kian hari kian bertambah volumenya
padahal hal ini tidak dapat diimbangi dengan pembaharuan energy fosil dalam kurun waktu
yang cepat. Mengetahui kondisi tersebut, maka sesegera mungkin harus terjadi peralihan
konsumsi sumber energy. Dari jenis energy yang tak terbarukan beralih menjadi pemanfaatan
sumber energy yang terbarukan. Terdapat banyak jenis energy terbarukan yang dapat
dimanfaatkan oleh manusia antara lain yang berasal dari; biomassa, panas bumi (geothermal),
cahaya surya, ataupun angin. Masing – masing sumber energi terbarukan tersebut memiliki
tingkat keefisienan yang berbeda – beda.
Angin adalah udara yang bergerak yang diakibatkan oleh rotasi bumi dan juga karena
adanya perbedaan tekanan udara di sekitarnya. Angin bergerak dari tempat bertekanan udara
tinggi ke bertekanan udara rendah. Angin merupakan salah satu bentuk energi yang tersedia
secara melimpah di alam.
Keberadaannya yang tidak terbatas membuatnya dapat dimanfaatkan dalam skala
besar dan terus – menerus. Angin juga merupakan salah satu jenis sumber energy yang dalam
proses konversi ke energy listrik memiliki dampak negative jauhlebih kecil dibandingkan
dengan pemakaian energy fosil. Dampak yang terjadi dari aplikasi Pembangkit Listrik
Tenaga Angin ini tidak terlalu berpengaruh besar terhadap eksistensi lingkungan dan
manusianya sendiri bila dibandingkan dengan manfaat dan keuntungan yang diperoleh.
Tujuan Pembahasan
1. Sebagai suatu bentuk rangkuman informasi terkait dengan konversi angin menjadi energi
listrik.
2. Sebagai bentuk tanggung jawab saya terhadap tugas yang telah diberikan.
Melakukan surfing & browsing di beberapa website yang mendukung pembahasan topik
mengenai struktur dan komponen perakitan turbin angin.
BAB II
PEMBAHASAN
Sejarah
Awal tahun 5000 S.M, tenaga angin mulanya digunakan untuk membantu pelayaran kapal-
kapal di sekitar Sungai Nil.
Pada 200 S.M, penciptaan :
(i) kincir angin sederhana di China
- mengalirkan air
(ii) kincir angin paksa menegak dengan bilah kipas dari bambu di Timur Tengah dan Persia
- menumbuk biji gandum
Akhir kurun ke-19, teknologi kincir angin digunakan di Eropa untuk:
(i) mengalirkan air untuk kegunaan di ladang-ladang ternakan dan gandum.
(ii) menghasilkan tenaga elektrik untuk kegunaan penduduk dan kawasan industri.
Awal tahun 1890, turbin angin telah diciptakan di Denmark bagi menggantikan penggunaan
kincir angin yang berukuran kecil dalam penghasilan tenaga elektrik.
Pada 1940, turbin angin (1.25 MW dengan kelajuan angin 30 mpj) mula beroperasi di puncak
Gunung Vermont dengan tujuan untuk mengalirkan tenaga listrik ke rangkaian pengguna.
Teknologi penjana turbin angin mula diberi perhatian sekitar tahun 1970 (selepas perang
dunia ke-2) akibat daripada kenaikan harga bahan bakar fosil
Sejak zaman dahulu, orang telah memanfaatkan energi angin. Lebih dari 5.000 tahun
yang lalu, orang Mesir kuno menggunakan angin untuk berlayar kapal di Sungai Nil.
Kemudian, orang-orang membangun kincir angin untuk menggiling gandum dan biji-bijian
lainnya. Naskah tertua tentang kincir angin terdapat dalam tulisan Arab dari abad ke-9
Masehi yang menjelaskan bahwa kincir angin yang dioperasikan di perbatasan Iran dan
Afganistan sudah ada sejak beberapa abad sebelumnya, kadang disebut Persian windmill.
Kincir angin dikenal paling awal adalah di Persia (Iran).
Awal kincir angin ini tampak seperti roda dayung besar. Berabad-abad kemudian, orang-
orang Belanda meningkatkan desain dasarkincir angin mereka. Masyarakat Belanda
memberikannya pisau baling-baling-jenis, yang masih dibuat dengan layar. Kualitas
kreatifitas masyarakat Belanda akan aplikasi kincir angin, membuat Belanda menjadi terkenal
dengan kincir anginnya. Sedangkan koloni Amerika menggunakan kincir angin untuk
menggiling gandum dan jagung, untuk memompa air, dan memotong kayu di penggergajian.
Pada akhir tahun 1920-an, Amerika menggunakan kincir angin kecil untuk menghasilkan
listrik di daerah pedesaan yang hidup tanpa layanan listrik. Ketika kabel listrik mulai
digunakan untuk transportasi listrik di daerah pedesaan di tahun 1930-an, kincir angin local
menjadi semakin jarang digunakan. Meskipun demikian, kincir angin tersebut masih dapat
dilihat pada beberapa peternakan di daerah barat.
Kekurangan minyak pada 1970-an mengubah gambaran mengenai energi untuk negara
dan dunia. Ini menciptakan suatu kepentingan sumber energi alternative baru, membuka jalan
bagi masuknya kembali kincir angin untuk menghasilkan listrik. Pada awal 1980-an energi
angin menjadi sangat luar biasa di California, sebagian besar karena kebijakan negara yang
mendorong sumber energi terbarukan. Dukungan untuk pembangunan angin telah menyebar
ke negara lain, tapi pada saat itu California masih dapat memproduksi sebanyak lebih dari
dua kali energi angin apapun di negara lain.
Kincir angin jenis Persian windmill juga digunakan di Cina untuk menguapkan air laut
dalam memproduksi garam. Terahir masih digunakan di Crimea, Eropa dan Amerika Serikat.
Selanjutnya sejarah berkembang menjadi manipulasi fungsi. Kincir angin yang pertama kali
digunakan untuk membangkitkan listrik, dibangun oleh P. La Cour dari Denmark diakhir
abad ke-19. Setelah perang dunia I, kincir angin diterapkan pada layar dengan penampang
melintang menyerupai sudut propeler pesawat yang pada masa ini disebut type propeler atau
turbin. Eksperimen kincir angin sudut kembar dilakukan di Amerika Serikat tahun 1940,
berukuran sangat besar. Mesin raksasa ini disebut mesin Smith-Putman, karena salah satu
perancangnya bernama oleh Palmer Putman. Kapasitasnya 1,25 MW yang dibuat oleh
Morgen Smith Company dari York Pensylvania. Diameter propelernya 175 ft (55m) beratnya
16 ton dan menaranya setinggi 100 ft (34m). Tapi dikemudian hari salah satu batang
propelernya patah pada tahun 1945.
Turbin angin adalah suatu kincir angin yang digunakan untuk membangkitkan tenaga
listrik. Sistem kerjanya adalah mengkonversikan tenaga angin menjadi tenaga listrik.
3. Brake (Rem): Suatu rem cakram yang dapat digerakkan secara mekanis dengan bantuan
tenaga listrik atau hidrolik untuk menghentikan rotor atau saat keadaan darurat.
4. Controller (Alat Pengontrol): Alat Pengontrol ini men-start turbin pada kecepatan angin
kira-kira 12-25 km/jam, dan kemudian mematikannya pada kecepatan 90 km/jam. Turbin
tidak beroperasi di atas 90 km/jam. Hal ini dikarenakan tiupan angin yang terlalu kencang
dapat merusakkannya.
5. Gear box (Roda Gigi): Roda gigi menaikkan putaran dari 30-60 rpm menjadi sekitar 1000-
1800 rpm. Ini merupakan tingkat putaran standar yang disyaratkan untuk memutar generator
listrik.
6. Generator: Generator pembangkit listrik, biasanya sekarang disebut alternator arus bolak
balik.
7. High-speed shaft (Poros Putaran Tinggi): Berfungsi untuk menggerakkan generator.
8. Low-speed shaft (Poros Puutaran Rendah): Poros turbin yang berputar kira-kira 30-60 rpm.
9. Nacelle (Rumah Mesin): Rumah mesin ini terletak di atas menara . Di dalamnya berisi
gearbox, poros putaran tinggi / rendah, generator, alat pengontrol, dan alat pengereman.
10. Pitch (Sudut Bilah Kipas): Bilah kipas dapat diatur sudutnya sesuai dengan kecepatan
rotor yang dikehendaki. Tergantung kondisi angin yang terlalu rendah atau terlalu kencang.
11. Rotor: Bilah kipas bersama porosnya dinamakan rotor.
12. Tower (Menara): Menara bisa dibuat dari pipa baja, beton, ataupun rangka besi. Karena
kencangnya angin bertambah dengan seiring dengan bertambahnya ketinggian, maka makin
tinggi menara makin besar tenaga angin yang didapat.
13. Wind direction (Arah Angin): Adalah turbin yang menghadap angin. Desain turbin lain
ada yang mendapat hembusan angin dari belakang.
14. Wind vane (Tebeng Angin): Mengukur arah angin, berhubungan dengan penggerak
arah yang memutar arah turbin disesuaikan dengan arah angin.
15. Yaw drive (Penggerak Arah): Penggerak arah memutar turbin ke arah angin untuk desain
turbin yang menghadap angin. Untuk desain turbin yang mendapat hembusan angin dari
belakang tak memerlukan alat ini.
16. Yaw motor (Motor Penggerak Arah): Motor listrik yang menggerakkan Yaw drive.
Suatu pembangkit listrik dari energi angin merupakan hasil dari penggabungan dari
bebrapa turbin angin sehingga akhirnya dapat menghasilkan listrik.
Cara kerja dari pembangkitan listrik tenaga angin ini yaitu awalnya energi angin memutar
turbin angin. Turbin angin bekerja berkebalikan dengan kipas angin (bukan menggunakan
listrik untuk menghasilkan listrik, namun menggunakan angin untuk menghasilkan listrik).
Kemudian angin akan memutar sudut turbin, lalu diteruskan untuk memutar rotor pada
generator di bagian belakang turbin angin. Generator mengubah energi gerak menjadi energi
listrik dengan teori medan elektromagnetik, yaitu poros pada generator dipasang dengan
material ferromagnetik permanen.
Setelah itu di sekeliling poros terdapat stator yang bentuk fisisnya adalah kumparan-
kumparan kawat yang membentuk loop. Ketika poros generator mulai berputar maka akan
terjadi perubahan fluks pada stator yang akhirnya karena terjadi perubahan fluks ini akan
dihasilkan tegangan dan arus listrik tertentu. Tegangan dan arus listrik yang dihasilkan ini
disalurkan melalui kabel jaringan listrik untuk akhirnya digunakan oleh masyarakat.
Tegangan dan arus listrik yang dihasilkan oleh generator ini berupa AC (alternating current)
yang memiliki bentuk gelombang kurang lebih sinusoidal. Energi Listrik ini biasanya akan
disimpan kedalam baterai sebelum dapat dimanfaatkan.
Pada saat ini, sistem pembangkit listrik tenaga angin mendapat perhatian yang cukup
besar sebagai sumber energi alernatif yang bersih, aman, serta ramah lingkungan serta
kelebihan-kelebihan lain yang telah disebutkan sebelumnya di atas. Turbin angin skala kecil
mempunyai peranan penting terutama bagi daerah-daerah yang belum terjangkau oleh
jaringan listrik .Pemanfaatan energi angin merupakan pemanfaatan energi terbaru yang paling
berkembang saat ini. Berdasarkan data dari WWEA (World Wind Energi Association),
sampai dengan tahun 2007 perkiraan energi listrik yang dihasilkan oleh turbin angin
mencapai 93,85 GW dan menghasilkan lebih dari 1% dari total kelistrikan secara global.
Amerika, Spanyol dan China merupakan negara terdepan dalam pemanfaatan energi angin.
Diharapkan pada tahun 2010, total kapasitas pembangkit listrik tenaga angin secara global
mencapai 170 GigaWatt.
Indonesia, negara kepulauan yang 2/3 wilayahnya adalah lautan dan mempunyai garis
pantai terpanjang di dunia yaitu ± 80.791,42 Km merupakan wilayah potensial untuk
pengembangan pembanglit listrik tenaga angin, namun sayang potensi ini nampaknya belum
dilirik oleh pemerintah. Sungguh ironis, disaat Indonesia menjadi tuan rumah konfrensi dunia
mengenai pemanasan global di Nusa Dua, Bali pada akhir tahun 2007, pemerintah justru akan
membangun pembangkit listrik berbahan bakar batubara yang merupakan penyebab nomor 1
pemanasan global.
Namun, pada akhir tahun 2007 telah dibangun kincir angin pembangkit dengan
kapasitas kurang dari 800 watt dibangun di empat lokasi, masing-masing di Pulau Selayar
tiga unit, Sulawesi Utara dua unit, dan Nusa Penida, Bali, serta Bangka Belitung, masing-
masing satu unit. Kemudian, di seluruh Indonesia, lima unit kincir angin pembangkit
berkapasitas masing-masing 80 kilowatt (kW) mulai dibangun. Mengacu pada kebijakan
energi nasional, maka pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) ditargetkan mencapai 250
megawatt (MW) pada tahun 2025.
BAB III
PENUTUP
Angin telah diaplikasikan sebagai suatu alat untuk meningkatkan taraf hidup manusia
sejak dulu. Angin didayagunakan dari mulai alat bantu irigasi sampai kemudian sekarang
menjadi suatu teknologi tinggi yang mampu menjadi solusi tersendiri bagi keterbatasan
energi fosil di seluruh dunia. Selain itu pembangkit Listrik Tenaga Angin merupakan
pembangkit listrik yang mempunyai potensi besar untuk dikembangkan di Indonesia.
Indonesia merupakan memiliki kawasan potensial tinggi mulai dari daerah pegunungan
sampai kawasan pesisir yang menyimpan tingkat hembusan angin yang berdaya guna besar.
Di tengah potensi angin melimpah di kawasan pesisir Indonesia, total kapasitas terpasang dalam
sistem konversi energi angin saat ini kurang dari 800 kilowatt. Di seluruh Indonesia, lima unit kincir
angin pembangkit berkapasitas masing-masing 80 kilowatt (k W) sudah dibangun. Tahun 2007, tujuh
unit dengan kapasitas sama menyusul dibangun di empat lokasi, masing-masing di Pulau Selayar tiga
unit, Sulawesi Utara dua unit, dan Nusa Penida, Bali, serta Bangka Belitung, masing-masing satu unit.
Mengacu pada kebijakan energi nasional, semoga saja semakin banyak pemasangan turbin angin di
wilayah pesisir agar semua warga pesisir di indonesia dapet menggunakan listrik lebih baik dari
sebelumnya.