Sie sind auf Seite 1von 12

Makalah Fisika Lingkungan

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN

JULI BRIANA

4123121030

FISIKA DIK A 2012

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2014
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah Pembangkit Listrik Tenaga Angin.

Dalam penyusunan makalah ini, saya telah berusaha semaksimal mungkin sesuai
dengan kemampuan saya. Namun sebagai manusia biasa, saya tidak luput dari kesalahan dan
kekhilafan baik dari segi teknik penulisan maupun tata bahasa. Walaupun demikian, saya
berusaha sebisa mungkin menyelesaikan makalah ini meskipun tersusun sangat sederhana
namun mudah-mudahan memberi manfaat.

Saya menyadari bahwa keberhasilan penyusunan makalah ini sangat didukung oleh
pengumpulan data dan beberapa kerabat yang memberi berbagai masukan yang bermanfaat
bagi saya. Untuk itu saya mengucapkan terima kasih kepada pihak tersebut yang telah
bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan arahan dan saran demi kelancaran
penyusunan makalah ini.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi saya dan para pembaca pada umumnya.
Saya mengharapkan saran serta kritik dari berbagai pihak yang bersifat membangun.

Medan, Maret 2014

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Kebutuhan manusia akan energy fosil, misalnya, kian hari kian bertambah volumenya
padahal hal ini tidak dapat diimbangi dengan pembaharuan energy fosil dalam kurun waktu
yang cepat. Mengetahui kondisi tersebut, maka sesegera mungkin harus terjadi peralihan
konsumsi sumber energy. Dari jenis energy yang tak terbarukan beralih menjadi pemanfaatan
sumber energy yang terbarukan. Terdapat banyak jenis energy terbarukan yang dapat
dimanfaatkan oleh manusia antara lain yang berasal dari; biomassa, panas bumi (geothermal),
cahaya surya, ataupun angin. Masing – masing sumber energi terbarukan tersebut memiliki
tingkat keefisienan yang berbeda – beda.
Angin adalah udara yang bergerak yang diakibatkan oleh rotasi bumi dan juga karena
adanya perbedaan tekanan udara di sekitarnya. Angin bergerak dari tempat bertekanan udara
tinggi ke bertekanan udara rendah. Angin merupakan salah satu bentuk energi yang tersedia
secara melimpah di alam.
Keberadaannya yang tidak terbatas membuatnya dapat dimanfaatkan dalam skala
besar dan terus – menerus. Angin juga merupakan salah satu jenis sumber energy yang dalam
proses konversi ke energy listrik memiliki dampak negative jauhlebih kecil dibandingkan
dengan pemakaian energy fosil. Dampak yang terjadi dari aplikasi Pembangkit Listrik
Tenaga Angin ini tidak terlalu berpengaruh besar terhadap eksistensi lingkungan dan
manusianya sendiri bila dibandingkan dengan manfaat dan keuntungan yang diperoleh.

Tujuan Pembahasan

Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah:

1. Sebagai suatu bentuk rangkuman informasi terkait dengan konversi angin menjadi energi
listrik.

2. Sebagai bentuk tanggung jawab saya terhadap tugas yang telah diberikan.

Metode Pengumpulan Data

Melakukan surfing & browsing di beberapa website yang mendukung pembahasan topik
mengenai struktur dan komponen perakitan turbin angin.
BAB II

PEMBAHASAN

Sejarah

Awal tahun 5000 S.M, tenaga angin mulanya digunakan untuk membantu pelayaran kapal-
kapal di sekitar Sungai Nil.
Pada 200 S.M, penciptaan :
(i) kincir angin sederhana di China
- mengalirkan air
(ii) kincir angin paksa menegak dengan bilah kipas dari bambu di Timur Tengah dan Persia
- menumbuk biji gandum
Akhir kurun ke-19, teknologi kincir angin digunakan di Eropa untuk:
(i) mengalirkan air untuk kegunaan di ladang-ladang ternakan dan gandum.
(ii) menghasilkan tenaga elektrik untuk kegunaan penduduk dan kawasan industri.
Awal tahun 1890, turbin angin telah diciptakan di Denmark bagi menggantikan penggunaan
kincir angin yang berukuran kecil dalam penghasilan tenaga elektrik.
Pada 1940, turbin angin (1.25 MW dengan kelajuan angin 30 mpj) mula beroperasi di puncak
Gunung Vermont dengan tujuan untuk mengalirkan tenaga listrik ke rangkaian pengguna.
Teknologi penjana turbin angin mula diberi perhatian sekitar tahun 1970 (selepas perang
dunia ke-2) akibat daripada kenaikan harga bahan bakar fosil
Sejak zaman dahulu, orang telah memanfaatkan energi angin. Lebih dari 5.000 tahun
yang lalu, orang Mesir kuno menggunakan angin untuk berlayar kapal di Sungai Nil.
Kemudian, orang-orang membangun kincir angin untuk menggiling gandum dan biji-bijian
lainnya. Naskah tertua tentang kincir angin terdapat dalam tulisan Arab dari abad ke-9
Masehi yang menjelaskan bahwa kincir angin yang dioperasikan di perbatasan Iran dan
Afganistan sudah ada sejak beberapa abad sebelumnya, kadang disebut Persian windmill.
Kincir angin dikenal paling awal adalah di Persia (Iran).
Awal kincir angin ini tampak seperti roda dayung besar. Berabad-abad kemudian, orang-
orang Belanda meningkatkan desain dasarkincir angin mereka. Masyarakat Belanda
memberikannya pisau baling-baling-jenis, yang masih dibuat dengan layar. Kualitas
kreatifitas masyarakat Belanda akan aplikasi kincir angin, membuat Belanda menjadi terkenal
dengan kincir anginnya. Sedangkan koloni Amerika menggunakan kincir angin untuk
menggiling gandum dan jagung, untuk memompa air, dan memotong kayu di penggergajian.
Pada akhir tahun 1920-an, Amerika menggunakan kincir angin kecil untuk menghasilkan
listrik di daerah pedesaan yang hidup tanpa layanan listrik. Ketika kabel listrik mulai
digunakan untuk transportasi listrik di daerah pedesaan di tahun 1930-an, kincir angin local
menjadi semakin jarang digunakan. Meskipun demikian, kincir angin tersebut masih dapat
dilihat pada beberapa peternakan di daerah barat.

Aplikasi Kincir Angin di Amerika Serikat Sebelum PD I.

Kekurangan minyak pada 1970-an mengubah gambaran mengenai energi untuk negara
dan dunia. Ini menciptakan suatu kepentingan sumber energi alternative baru, membuka jalan
bagi masuknya kembali kincir angin untuk menghasilkan listrik. Pada awal 1980-an energi
angin menjadi sangat luar biasa di California, sebagian besar karena kebijakan negara yang
mendorong sumber energi terbarukan. Dukungan untuk pembangunan angin telah menyebar
ke negara lain, tapi pada saat itu California masih dapat memproduksi sebanyak lebih dari
dua kali energi angin apapun di negara lain.

Kincir angin jenis Persian windmill juga digunakan di Cina untuk menguapkan air laut
dalam memproduksi garam. Terahir masih digunakan di Crimea, Eropa dan Amerika Serikat.
Selanjutnya sejarah berkembang menjadi manipulasi fungsi. Kincir angin yang pertama kali
digunakan untuk membangkitkan listrik, dibangun oleh P. La Cour dari Denmark diakhir
abad ke-19. Setelah perang dunia I, kincir angin diterapkan pada layar dengan penampang
melintang menyerupai sudut propeler pesawat yang pada masa ini disebut type propeler atau
turbin. Eksperimen kincir angin sudut kembar dilakukan di Amerika Serikat tahun 1940,
berukuran sangat besar. Mesin raksasa ini disebut mesin Smith-Putman, karena salah satu
perancangnya bernama oleh Palmer Putman. Kapasitasnya 1,25 MW yang dibuat oleh
Morgen Smith Company dari York Pensylvania. Diameter propelernya 175 ft (55m) beratnya
16 ton dan menaranya setinggi 100 ft (34m). Tapi dikemudian hari salah satu batang
propelernya patah pada tahun 1945.
Turbin angin adalah suatu kincir angin yang digunakan untuk membangkitkan tenaga
listrik. Sistem kerjanya adalah mengkonversikan tenaga angin menjadi tenaga listrik.

Struktur dari Pembangkit Listrik Tenaga Angin.


Berikut dibawah ini akan dijelaskan mengenai bagian – bagian penyusun dari turbin angin :
1. Anemometer: Mengukur kecepatan angin dan mengirim data angin ke Alat Pengontrol.
2. Blades (Bilah Kipas): Kebanyakan turbin angin mempunyai 2 atau 3 bilah kipas. Angin
yang menghembus menyebabkan turbin tersebut berputar.

3. Brake (Rem): Suatu rem cakram yang dapat digerakkan secara mekanis dengan bantuan
tenaga listrik atau hidrolik untuk menghentikan rotor atau saat keadaan darurat.
4. Controller (Alat Pengontrol): Alat Pengontrol ini men-start turbin pada kecepatan angin
kira-kira 12-25 km/jam, dan kemudian mematikannya pada kecepatan 90 km/jam. Turbin
tidak beroperasi di atas 90 km/jam. Hal ini dikarenakan tiupan angin yang terlalu kencang
dapat merusakkannya.
5. Gear box (Roda Gigi): Roda gigi menaikkan putaran dari 30-60 rpm menjadi sekitar 1000-
1800 rpm. Ini merupakan tingkat putaran standar yang disyaratkan untuk memutar generator
listrik.
6. Generator: Generator pembangkit listrik, biasanya sekarang disebut alternator arus bolak
balik.
7. High-speed shaft (Poros Putaran Tinggi): Berfungsi untuk menggerakkan generator.
8. Low-speed shaft (Poros Puutaran Rendah): Poros turbin yang berputar kira-kira 30-60 rpm.
9. Nacelle (Rumah Mesin): Rumah mesin ini terletak di atas menara . Di dalamnya berisi
gearbox, poros putaran tinggi / rendah, generator, alat pengontrol, dan alat pengereman.
10. Pitch (Sudut Bilah Kipas): Bilah kipas dapat diatur sudutnya sesuai dengan kecepatan
rotor yang dikehendaki. Tergantung kondisi angin yang terlalu rendah atau terlalu kencang.
11. Rotor: Bilah kipas bersama porosnya dinamakan rotor.
12. Tower (Menara): Menara bisa dibuat dari pipa baja, beton, ataupun rangka besi. Karena
kencangnya angin bertambah dengan seiring dengan bertambahnya ketinggian, maka makin
tinggi menara makin besar tenaga angin yang didapat.
13. Wind direction (Arah Angin): Adalah turbin yang menghadap angin. Desain turbin lain
ada yang mendapat hembusan angin dari belakang.
14. Wind vane (Tebeng Angin): Mengukur arah angin, berhubungan dengan penggerak
arah yang memutar arah turbin disesuaikan dengan arah angin.
15. Yaw drive (Penggerak Arah): Penggerak arah memutar turbin ke arah angin untuk desain
turbin yang menghadap angin. Untuk desain turbin yang mendapat hembusan angin dari
belakang tak memerlukan alat ini.
16. Yaw motor (Motor Penggerak Arah): Motor listrik yang menggerakkan Yaw drive.

Konsep Pemanfaatan Energi Angin


Pemanfaatan energi angin selalu didasarkan pada konsep berikut :
Sifat pemanfaatan yang spesifik.
Ketersediaan lokasi aplikasi.
Potensi dan User.
Modus pemanfaatan yang individual kolektif stand alone hibrida atau desentralisasi
sentralisasi.
Kelas pemanfaatan dalam skala kecil,, menengah, atau besar.
Uraian pemanfaatan potensial adalah sebagai berikut :
1. Penerangan rumah tangga, sarana umum, jalan, dan lain – lain.
2. Pertanian, peternakan, pembuatan garam, Irigasi dan lain sebagainya.
3. Pengisian baterai, radio, televisi, penerangan individual, sistem komunikasi, pompa
DC satu daya dan sistem komunikasi di daerah terpencil.
4. Pendingin atau pengawet obat – obatan.
Kemudian didasarkan pada kecepatan angin rata – rata aktual di suatu lokasi pemanfaatan
energi angin dapat dikelompokan sebagai berikut:
1. Kecepatan angin rata – rata 3 m/s untuk pemompaan mekanik (sudu majemuk).
2. Kecepatan angin rata – rata 4 m/s untuk pengisi batrei.
3. Kecepatan angin rata – rata 5 m/s untuk interkonesi dengan jaringan listrik umum.
Proses Pembangkitan Listrik Tenaga Angin

Suatu pembangkit listrik dari energi angin merupakan hasil dari penggabungan dari
bebrapa turbin angin sehingga akhirnya dapat menghasilkan listrik.
Cara kerja dari pembangkitan listrik tenaga angin ini yaitu awalnya energi angin memutar
turbin angin. Turbin angin bekerja berkebalikan dengan kipas angin (bukan menggunakan
listrik untuk menghasilkan listrik, namun menggunakan angin untuk menghasilkan listrik).
Kemudian angin akan memutar sudut turbin, lalu diteruskan untuk memutar rotor pada
generator di bagian belakang turbin angin. Generator mengubah energi gerak menjadi energi
listrik dengan teori medan elektromagnetik, yaitu poros pada generator dipasang dengan
material ferromagnetik permanen.
Setelah itu di sekeliling poros terdapat stator yang bentuk fisisnya adalah kumparan-
kumparan kawat yang membentuk loop. Ketika poros generator mulai berputar maka akan
terjadi perubahan fluks pada stator yang akhirnya karena terjadi perubahan fluks ini akan
dihasilkan tegangan dan arus listrik tertentu. Tegangan dan arus listrik yang dihasilkan ini
disalurkan melalui kabel jaringan listrik untuk akhirnya digunakan oleh masyarakat.
Tegangan dan arus listrik yang dihasilkan oleh generator ini berupa AC (alternating current)
yang memiliki bentuk gelombang kurang lebih sinusoidal. Energi Listrik ini biasanya akan
disimpan kedalam baterai sebelum dapat dimanfaatkan.

Kelebihan dan Kekurangan Pembangkit Listrik Tenaga Angin


Keuntungan utama dari penggunaan pembangkit listrik tenaga angin secara prinsipnya
adalah disebabkan karena sifatnya yang terbarukan. Hal ini berarti eksploitasi sumber energi
ini tidak akan membuat sumber daya angin yang berkurang seperti halnya penggunaan bahan
bakar fosil. Oleh karenanya tenaga angin dapat berkontribusi dalam ketahanan energi dunia
di masa depan. Tenaga angin juga merupakan sumber energi yang ramah lingkungan, dimana
penggunaannya tidak mengakibatkan emisi gas buang atau polusi yang berarti ke
lingkungan.
Penetapan sumber daya angin dan persetujuan untuk pengadaan ladang angin
merupakan proses yang paling lama untuk pengembangan proyek energi angin. Hal ini dapat
memakan waktu hingga 4 tahun dalam kasus ladang angin yang besar yang membutuhkan
studi dampak lingkungan yang luas.
Emisi karbon ke lingkungan dalam sumber listrik tenaga angin diperoleh dari proses
manufaktur komponen serta proses pengerjaannya di tempat yang akan didirikan pembangkit
listrik tenaga angin. Namun dalam operasinya membangkitkan listrik, secara praktis
pembangkit listrik tenaga angin ini tidak menghasilkan emisi yang berarti. Jika dibandingkan
dengan pembangkit listrik dengan batubara, emisi karbon dioksida pembangkit listrik tenaga
angin ini hanya seperseratusnya saja. Disamping karbon dioksida, pembangkit listrik tenaga
angin menghasilkan sulfur dioksida, nitrogen oksida, polutan atmosfir yang lebih sedikit jika
dibandingkan dengan pembangkit listrik dengan menggunakan batubara ataupun gas. Namun
begitu, pembangkit listrik tenaga angin ini tidak sepenuhnya ramah lingkungan, terdapat
beberapa masalah yang terjadi akibat penggunaan sumber energi angin sebagai pembangkit
listrik, diantaranya adalah dampak visual , derau suara, beberapa masalah ekologi, dan
keindahan.
Dampak visual biasanya merupakan hal yang paling serius dikritik. Penggunaan
ladang angin sebagai pembangkit listrik membutuhkan luas lahan yang tidak sedikit dan tidak
mungkin untuk disembunyikan. Penempatan ladang angin pada lahan yang masih dapat
digunakan untuk keperluan yang lain dapat menjadi persoalan tersendiri bagi penduduk
setempat. Selain mengganggu pandangan akibat pemasangan barisan pembangkit angin,
penggunaan lahan untuk pembangkit angin dapat mengurangi lahan pertanian serta
pemukiman. Hal ini yang membuat pembangkitan tenaga angin di daratan menjadi terbatas.
Beberapa aturan mengenai tinggi bangunan juga telah membuat pembangunan pembangkit
listrik tenaga angin dapat terhambat. Penggunaan tiang yang tinggi untuk turbin angin juga
dapat menyebabkan terganggunya cahaya matahari yang masuk ke rumah-rumah penduduk.
Perputaran sudu-sudu menyebabkan cahaya matahari yang berkelap-kelip dan dapat
mengganggu pandangan penduduk setempat.
Efek lain akibat penggunaan turbin angin adalah terjadinya derau frekuensi rendah.
Putaran dari sudu-sudu turbin angin dengan frekuensi konstan lebih mengganggu daripada
suara angin pada ranting pohon. Selain derau dari sudu-sudu turbin,
penggunaan gearbox serta generator dapat menyebabkan derau suara mekanis dan juga derau
suara listrik. Derau mekanik yang terjadi disebabkan oleh operasi mekanis elemen-elemen
yang berada dalam nacelle atau rumah pembangkit listrik tenaga angin. Dalam keadaan
tertentu turbin angin dapat juga menyebabkan interferensi elektromagnetik, mengganggu
penerimaan sinyal televisi atau transmisi gelombang mikro untuk perkomunikasian.
Penentuan ketinggian dari turbin angin dilakukan dengan menganalisa data turbulensi
angin dan kekuatan angin. Derau aerodinamis merupakan fungsi dari banyak faktor seperti
desain sudu, kecepatan perputaran, kecepatan angin, turbulensi aliran masuk. Derau
aerodinamis merupakan masalah lingkungan, oleh karena itu kecepatan perputaran rotor perlu
dibatasi di bawah 70m/s. Beberapa ilmuwan berpendapat bahwa penggunaan skala besar dari
pembangkit listrik tenaga angin dapat merubah iklim lokal maupun global karena
menggunakan energi kinetik angin dan mengubah turbulensi udara pada daerah atmosfir.
Pengaruh ekologi yang terjadi dari penggunaan pembangkit tenaga angin adalah
terhadap populasi burung dan kelelawar. Burung dan kelelawar dapat terluka atau bahkan
mati akibat terbang melewati sudu-sudu yang sedang berputar. Namun dampak ini masih
lebih kecil jika dibandingkan dengan kematian burung-burung akibat kendaraan, saluran
transmisi listrik dan aktivitas manusia lainnya yang melibatkan pembakaran bahan bakar
fosil. Dalam beberapa studi yang telah dilakukan, adanya pembangkit listrik tenaga angin ini
dapat mengganggu migrasi populasi burung dan kelelawar. Pembangunan pembangkit angin
pada lahan yang bertanah kurang bagus juga dapat menyebabkan rusaknya lahan di daerah
tersebut.
Ladang angin lepas pantai memiliki masalah tersendiri yang dapat mengganggu pelaut
dan kapal-kapal yang berlayar. Konstruksi tiang pembangkit listrik tenaga angin dapat
mengganggu permukaan dasar laut. Hal lain yang terjadi dengan konstruksi di lepas pantai
adalah terganggunya kehidupan bawah laut. Efek negatifnya dapat terjadi seperti di Irlandia,
dimana terjadinya polusi yang bertanggung jawab atas berkurangnya stok ikan di daerah
pemasangan turbin angin. Studi baru-baru ini menemukan bahwa ladang pembangkit listrik
tenaga angin lepas pantai menambah 80 – 110 dB kepada noise frekuensi rendah yang dapat
mengganggu komunikasi ikan paus dan kemungkinan distribusi predator laut. Namun begitu,
ladang angin lepas pantai diharapkan dapat menjadi tempat pertumbuhan bibit-bibit ikan
yang baru. Karena memancing dan berlayar di daerah sekitar ladang angin dilarang, maka
spesies ikan dapat terjaga akibat adanya pemancingan berlebih di laut.
Dalam operasinya, pembangkit listrik tenaga angin bukan tanpa kegagalan dan
kecelakaan. Kegagalan operasi sudu-sudu dan juga jatuhnya es akibat perputaran telah
menyebabkan beberapa kecalakaan dan kematian. Kematian juga terjadi kepada beberapa
penerjun dan pesawat terbang kecil yang melewati turbin angin. Reruntuhan puing-puing
berat yang dapat terjadi merupakan bahaya yang perlu diwaspadai, terutama di daerah padat
penduduk dan jalan raya. Kebakaran pada turbin angin dapat terjadi dan akan sangat sulit
untuk dipadamkan akibat tingginya posisi api sehingga dibiarkan begitu saja hingga terbakar
habis. Hal ini dapat menyebarkan asap beracun dan juga dapat menyebabkan kebakaran
berantai yang membakar habis ratusan acre lahan pertanian. Hal ini pernah terjadi pada
Taman Nasional Australia dimana 800 km2 tanah terbakar. Kebocoran minyak pelumas juga
dapat teradi dan dapat menyebabkan terjadinya polusi daerah setempat, dalam beberapa kasus
dapat mengkontaminasi air minum.
Meskipun dampak-dampak lingkungan ini menjadi ancaman dalam pembangunan
pembangkit listrik tenaga angin, namun jika dibandingkan dengan penggunaan energi fosil,
dampaknya masih jauh lebih kecil. Selain itu penggunaan energi angin dalam kelistrikan
telah turut serta dalam mengurangi emisi gas buang.

Perkembangan Pembangkit Listrik Tenaga Angin di Indonesia dan Dunia

Pada saat ini, sistem pembangkit listrik tenaga angin mendapat perhatian yang cukup
besar sebagai sumber energi alernatif yang bersih, aman, serta ramah lingkungan serta
kelebihan-kelebihan lain yang telah disebutkan sebelumnya di atas. Turbin angin skala kecil
mempunyai peranan penting terutama bagi daerah-daerah yang belum terjangkau oleh
jaringan listrik .Pemanfaatan energi angin merupakan pemanfaatan energi terbaru yang paling
berkembang saat ini. Berdasarkan data dari WWEA (World Wind Energi Association),
sampai dengan tahun 2007 perkiraan energi listrik yang dihasilkan oleh turbin angin
mencapai 93,85 GW dan menghasilkan lebih dari 1% dari total kelistrikan secara global.
Amerika, Spanyol dan China merupakan negara terdepan dalam pemanfaatan energi angin.
Diharapkan pada tahun 2010, total kapasitas pembangkit listrik tenaga angin secara global
mencapai 170 GigaWatt.
Indonesia, negara kepulauan yang 2/3 wilayahnya adalah lautan dan mempunyai garis
pantai terpanjang di dunia yaitu ± 80.791,42 Km merupakan wilayah potensial untuk
pengembangan pembanglit listrik tenaga angin, namun sayang potensi ini nampaknya belum
dilirik oleh pemerintah. Sungguh ironis, disaat Indonesia menjadi tuan rumah konfrensi dunia
mengenai pemanasan global di Nusa Dua, Bali pada akhir tahun 2007, pemerintah justru akan
membangun pembangkit listrik berbahan bakar batubara yang merupakan penyebab nomor 1
pemanasan global.
Namun, pada akhir tahun 2007 telah dibangun kincir angin pembangkit dengan
kapasitas kurang dari 800 watt dibangun di empat lokasi, masing-masing di Pulau Selayar
tiga unit, Sulawesi Utara dua unit, dan Nusa Penida, Bali, serta Bangka Belitung, masing-
masing satu unit. Kemudian, di seluruh Indonesia, lima unit kincir angin pembangkit
berkapasitas masing-masing 80 kilowatt (kW) mulai dibangun. Mengacu pada kebijakan
energi nasional, maka pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) ditargetkan mencapai 250
megawatt (MW) pada tahun 2025.
BAB III

PENUTUP

Angin telah diaplikasikan sebagai suatu alat untuk meningkatkan taraf hidup manusia
sejak dulu. Angin didayagunakan dari mulai alat bantu irigasi sampai kemudian sekarang
menjadi suatu teknologi tinggi yang mampu menjadi solusi tersendiri bagi keterbatasan
energi fosil di seluruh dunia. Selain itu pembangkit Listrik Tenaga Angin merupakan
pembangkit listrik yang mempunyai potensi besar untuk dikembangkan di Indonesia.
Indonesia merupakan memiliki kawasan potensial tinggi mulai dari daerah pegunungan
sampai kawasan pesisir yang menyimpan tingkat hembusan angin yang berdaya guna besar.

Di tengah potensi angin melimpah di kawasan pesisir Indonesia, total kapasitas terpasang dalam
sistem konversi energi angin saat ini kurang dari 800 kilowatt. Di seluruh Indonesia, lima unit kincir
angin pembangkit berkapasitas masing-masing 80 kilowatt (k W) sudah dibangun. Tahun 2007, tujuh
unit dengan kapasitas sama menyusul dibangun di empat lokasi, masing-masing di Pulau Selayar tiga
unit, Sulawesi Utara dua unit, dan Nusa Penida, Bali, serta Bangka Belitung, masing-masing satu unit.
Mengacu pada kebijakan energi nasional, semoga saja semakin banyak pemasangan turbin angin di
wilayah pesisir agar semua warga pesisir di indonesia dapet menggunakan listrik lebih baik dari
sebelumnya.

Das könnte Ihnen auch gefallen