Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
net/publication/316028857
CITATION READS
1 1,280
4 authors, including:
Domu Simbolon
Bogor Agricultural University
39 PUBLICATIONS 29 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
ANALISIS DAERAH PENANGKAPAN IKAN POTENSIAL DI PULAU ENGGANO, BENGKULU UTARA View project
All content following this page was uploaded by Alfa Nelwan on 21 August 2017.
ABSTRACT
Fishing effort can be regarded as a total mobilized capability made by fishing fleet to produce catch. There are 8 types of
significant fishing units operated in Makassar Strait, off west coast of South Sulawesi Province; these are boat seines, beach seines, purse
seines, drift gillnets , encircling gillnets, set gillnets, boat liftnets and fixed liftnets. Annual total fishing effort made by the 8 types of
fishing units over a period of 30 years (1977-2006) were calculated after standardization considering variability in capture capacity
among them. An analysis was carried out to identify fishing effort dynamics in three predefined fishing sub-areas: around Spermonde
Islands (zone A), off Polmas and Pinrang District (zone B) and off Majene and Mamuju District (zone C), especially to concidering
capture fisheries condition within four predefined development periods: (1) motorization program (1977-1982), (2) credit loan program
(1983-1990), (3) coastal community empowerment program (1991-1997), and (4) desentralized fisheries management (1998-2006).
Fishing effort increases and fishing units productivity decrease over a period of thirty years period.
Keywords : fishing effort dynamics; standardizing fishing effort
ABSTRAK
Upaya penangkapan ikan adalah seluruh kemampuan yang dikerahkan oleh berbagai jenis unit penangkapan
ikan yang tergabung sebagai suatu armada penangkapan ikan untuk memperoleh hasil tangkapan. Delapan jenis alat
penangkap yang signifikan di Selat Makassar, perairan barat Provinsi Sulawesi Selatan adalah payang, pukat pantai,
pukat cincin, jaring insang hanyut, jaring lingkar, jaring insang tetap, bagan perahu dan bagan tancap. Total upaya
penangkapan ikan tahunan dari kedelapan jenis unit penangkapan ikan tersebut dihitung untuk kurun waktu selama
30 tahun (1977-2006) dengan menerapkan standarisasi berdasarkan kemampuan setiap jenis unit penangkapan ikan.
Analisis dilakukan untuk mengidentifikasi dinamika upaya penangkapan ikan di tiga zona kawasan perairan pantai,
yaitu perairan di sekitar Kepulauan Spermonde (zona A), di sekitar Teluk Mandar (zona B) dan di sekitar Majene dan
Mamuju (zona C), khususnya dengan mempertimbangkan kondisi perikanan pada empat periode pembangunannya,
yaitu: (1) motorisasi (1977-1982), (2) penyaluran kredit (1983-1990), (3) pemberdayaan masyarakat nelayan (1991-
1997), dan (4) desentralisasi pengelolaan (1998-2006). Upaya penangkapan meningkat dan produktivitas setiap unit
penangkapan menurun dalam kurun waktu 30 tahun.
Kata kunci: dinamika upaya penangkapan ikan, standarisasi upaya penangkapan ikan
1
Staf Pengajar Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Hasanuddin
2
Staf Pengajar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian
Analisis Upaya Penangkapan Ikan ....................................... (NELWAN, SONDITA, MONINTJA, dan SIMBOLON) 1
Upaya penangkapan berdasarkan II. METODOLOGI
satuan pengukurnya dapat dibedakan atas:
1) upaya penangkapan nominal, diukur 2.1. Lokasi
berdasarkan jumlah nominal, yaitu jumlah Penelitian ini membagi perairan
kapal, alat tangkap ataupun trip pantai barat Sulawesi Selatan menjadi 3
penangkapan; 2) upaya penangkapan efektif zona dengan keunikan ekosistim yang
yang diukur berdasarkan dampak yang berbeda. Bagian selatan adalah zona A
ditimbulkan terhadap kelimpahan sediaan merupakan perairan Kepulauan
ikan atau laju kematian karena kegiatan Spermonde, memiliki kawasan terumbu
penangkapan ikan (rate of fishing mortality) karang yang mencakup Kabupaten Takalar,
(Cunningham et al, 1985 yang diacu oleh Kota Makassar, Kabupaten Maros,
Purwanto, 1990). Kabupaten Pangkep dan Kabupaten Barru.
Mengkuantifikasi perubahan upaya Bagian tengah dengan tipikal perairan teluk
penangkapan ikan tidaklah mudah adalah zona B yang mencakup Kota Pare-
mengingat begitu beragamnya jenis alat Pare, Kabupaten Pinrang dan Kabupaten
tangkap dengan dimensi yang berbeda- Polmas. Bagian utara merupakan perairan
beda, sehinnga apakah dua alat tangkap pantai yang relatif terbuka adalah zona C
yang bebeda prinsip penangkapannya yang mencakup Kabupaten Majene dan
mempunyai peluang sama untuk Kabupaten Mamuju (Gambar 1).
mendapatkan satu jenis ikan. Pada sisi lain
kebijakan pembangunan perikanan yang 2.2. Sumber data
umumnya mengarah pada pemberian Penggunaan data dalam penelitian ini
insentif kepada pelaku usaha perikanan adalah statistik produksi dan upaya
tangkap akan terhadap peningkatkan upaya penangkapan ikan tahunan yang
penangkapan (Maunder dan Punt 2004). dipublikasikan Dinas Perikanan dan
Dengan demikian dibutuhkan kuantifikasi Kelautan Provinsi Sulawesi Selatan untuk
upaya penangkapan dalam kurun waktu kurun waktu 30 tahun, sejak tahun 1977
yang panjang agar dapat menilai laju hingga 2006.
perubahan terhadap produksi ikan serta
mempertimbangkan kondisi ekosistim dan 2.3. Deskripsi data
pola kebijakan pemba-ngunan perikanan Penelitian ini mengamati 8 jenis unit
sebagai suatu regulasi yang dapat penangkapan ikan, yaitu: (1) payang, (2)
berpengaruh terhadap laju perubahan pukat pantai, (3) pukat cincin, (4) jaring
upaya penangkapan ikan. insang hanyut, (5) jaring lingkar, (6) jaring
Kondisi perikanan tangkap pada insang tetap, (7) bagan perahu, dan (8)
suatu wilayah perairan dipengaruhi oleh bagan tancap. Produksi ikan pelagis kecil
tipikal ekosistim, karena ini berkaitan yang dianalisis dari 6 jenis ikan, yaitu: (1)
dengan habitat ikan. Ikan akan berada kembung (Rastrelliger sp), (2) layang
disuatu tempat guna memenuhi tuntutan (Decapterus sp), (3) lemuru (Sardinella sp),
kondisi fisiologi dan biologi, sehingga (4) selar (Selaroides spp), (5) tembang
mempengaruhi ketersediaan ikan di suatu (Sardinella fimbriata), dan (6) teri
wilayah perairan yang menjadi tujuan (Stolephorus spp).
kegiatan penangkapan ikan. Demikian pula Data yang terdapat dalam statistik
perairan pantai barat Sulawesi Selatan yang perikanan tangkap adalah: 1) produksi total
memiliki tipikal perairan pantai yang dari setiap jenis alat tangkap di masing-
berbeda dari utara ke selatan. Dengan masing kabupaten; 2) produksi total setiap
demikian perbedaan tipikal perairan pantai jenis ikan di masing-masing kabupaten.
akan berpengaruh terhadap kondisi Analisis dalam penelitian ini membutuhkan
perikanan tangkap yang juga akan produksi setiap unit penangkapan ikan
berdampak terhadap upaya penangkapan. dari 6 jenis ikan di masing-masing zona
Mengidentifikasi dinamika perikanan periaran pantai barat Sulawesi Selatan.
tangkap pada tiga zona perairan di perairan
pantai barat Sulawesi Selatan.
Gambar 1 Pembagian zona perairan pantai barat Sulawesi Selatan dalam penelitian ini
Analisis Upaya Penangkapan Ikan ....................................... (NELWAN, SONDITA, MONINTJA, dan SIMBOLON) 3
setiap zona dengan persamaan sebagai berdasarkan upaya penangkapan yang
berikut: telah distandarisasi.
...................................... (4) Perubahan produksi, upaya
penangkapan yang telah distandarisasi, dan
diketahui V: produktivitas , P: produksi, U: produktivitas dari masing-masing unit
upaya penangkapan, k: jenis unit penangkapan ikan di analisis secara
penangkapan, dan t: tahun (1977-2006). deskriptif menggunakan grafik. Analisis
(2) menghitung produktivitas unit trend perubahan tahunan untuk kurun
penangkapan ikan rata-rata dalam setiap waktu 30 tahun pada produksi ikan dan
periode pembangunan, upaya penangkapan yang telah
....................... (5) distandarisasi, serta hubungan antara
upaya penangkapan dan produktivitas dari
diketahui V: produktivitas rata-rata dalam masing-masing unit penangkapan ikan
setiap periode pembangunan; t(d): tahun menggunakan analisis regresi linear
dalam setiap periode pembangunan sederhana dengan persamaan sebagai
(misalnya d=1, adalah periode 1: tahun berikut:
1977-1982); .................................... (9)
(3) menentukan relative fishing power .................................... (10)
(relatif daya tangkap, RTD) tahunan untuk .................................. (11)
setiap periode pembangunan dari masing- Pengujian terhadap koefisien regresi
masing unit penangkapan ikan. Penentuan dilakukan dengan hipotesis:
relatif daya tangkap dilakukan secara H0 : b=0 ; H1 : b≠0
deskriptif berdasarkan hasil penelitian Jika b=0, variabel independen (t pada
sebelumnya tentang perkembangan perubahan tahunan; SU pada hubungan
teknologi penangkapan ikan. Nilai relatif dengan SV) tidak berpengaruh terhadap
daya tangkap masing-masing unit variabel dependen (P dan SU pada
penangkapan ikan pada setiap periode perubahan tahunan; SV hubungan dengan
kebijakan ditentukan berdasarkan nilai SU). Jika b≠0, menunjukkan variabel
RTD pada periode pertama, dimana periode independen berpengaruh terhadap variabel
pertama diasumsikan sebagai awal dependen. Keputusan menerima H0 apabila
perkembangan teknologi penangkapan. p>0.05; menolak H0 apabila p<0.05.
Penentuan nilai RTD periode 1 di setiap Penentuan signifikansi perbedaan di
unit penangkapan ikan menggunakan antara unit penangkapan berdasarkan
persamaan sebagai berikut: upaya dan produktivitas penangkapan
........................... (6) dilakukan dengan statistik nonparametrik
uji kruskal-wallis. Uji kruskal-wallis
merupakan alternatif uji dari One-way
dimana, max: adalah nilai produktivitas
ANOVA dimana nilai data diganti dengan
tertinggi dari unit penangkapan ikan dalam
rank. Persamaan statistik uji sebagai
setiap zona pada periode 1.
berikut:
(4) menghitung ulang upaya penang-kapan
ikan tahunan menjadi upaya penangkapan
ikan tahunan yang distandarisasi untuk
jenis unit penangkapan ikan yang sama dimana, n : jumlah total data; nj : jumlah
untuk setiap periode pembangunan. data per variabel; jumlah rangking tiap
.................... (7) sampel
diketahui SU: upaya penangkapan ikan Pengambilan keputusan untuk uji
tahunan yang distandarisasi untuk jenis Kruskal-Wallis dilakukan dengan hipotesis,
unit penangkapan ikan yang sama untuk H0: Upaya dan produktivitas penangkapan
setiap periode pembangunan, U: upaya dari masing-masing unit penangkapan
penangkapan ikan tahunan menurut tidak ada perbedaan signifikan
statistik perikanan H1: Upaya dan produktivitas penangkapan
(5) menghitung ulang produktivitas dari masing-masing unit penangkapan
penangkapan tahunan setiap jenis unit ada perbedaan signifikan
penangkapan ikan Kaidah pengambilan keputusan sebagai
berikut berdasarkan p-value sebagai
............................. (8) berikut:
diketahui SVk,t(d): produktivitas tahunan - Probabilitas > 0.05, maka H0 diterima
untuk setiap unit penangkapan ikan - Probabilitas < 0.05, maka H0 ditolak
Tabel 1 Relatif daya tangkap untuk 8 jenis alat tangkap pada 4 periode pembangunan di
zona A
Tabel 2 Relatif daya tangkap untuk 8 jenis alat tangkap pada 4 periode pembangunan di
zona B
Tabel 3 Relatif daya tangkap untuk 5 jenis alat tangkap pada 4 periode pembangunan di
zona C
Analisis Upaya Penangkapan Ikan ....................................... (NELWAN, SONDITA, MONINTJA, dan SIMBOLON) 5
4.2. Trend pada setiap jenis perikanan zona A adalah alat tangkap pukat cincin
Produksi sebesar 326.3 ton/tahun (Tabel 4). Uji beda
Trend produksi ikan dari masing- kruskal-wallis berdasarkan produksi ikan
masing unit penangkapan di zona A menunjukkan adanya perbedaan diantara 8
menunjukkan menurun untuk kurun unit penangkapan ikan. Berdasarkan nilai
waktu 30 tahun adalah payang, jaring mean rank nilai bagan perahu tertinggi
insang hanyut, dan bagan tancap (Gambar dibandingkan unit penangkapan lainnya
2). Laju penurunan produksi yang dan ini menunjukkan bahwa produksi
signifikan untuk kurun waktu 30 tahun bagan perahu lebih tinggi dibandingkan
adalah payang sebesar 125.9 ton/tahun, unit penangkapan lainnya di zona A (Tabel
sedangkan laju peningkatan tertinggi di 6).
Perubahan produksi ikan dari 8 unit peningkatan untuk kurun waktu 30 tahun
penangkapan ikan di zona B untuk kurun adalah bagan perahu sebesar 55.4
waktu 30 tahun, trend menurun ton/tahun (Tabel 4). Uji beda kruskall
ditunjukkan payang dan jaring insang wallis menunjukkan adanya perbedaan
hanyut (Gambar 3), namun demikian diantara 8 unit penangkapan ikan di zona
penurunan produksi ikan dari kedua alat B. Memperhatikan nilai mean rank tertinggi
tangkap tersebut tidak signifikan. Unit adalah payang, ini menunjukkan produksi
penangkapan yang meningkat dan payang berbeda dengan unit penangkapan
signifikan adalah pukat cincin, jaring lainnya (Tabel 6).
lingkar, jaring insang tetap, dan bagan
perahu, dimana laju perubahan
Tabel 4 Persamaan regresi liner produksi ikan 8 unit penangkapan dalam kurun waktu
30 tahun disetiap zona perairan pantai barat Sulawesi Selatan
Analisis Upaya Penangkapan Ikan ....................................... (NELWAN, SONDITA, MONINTJA, dan SIMBOLON) 7
Gambar 4 Perkembangan produksi ikan untuk masing-masing unit penangkapan ikan di
zona C dalam kurun waktu 28 tahun (1977-2004)
Tabel 5 Persamaan regresi liner upaya penangkapan 8 unit penangkapan dalam kurun
waktu 30 tahun disetiap zona perairan pantai barat Sulawesi Selatan
Tabel 6 Hasil uji kruskal-wallis pada produksi 8 unit penangkapan ikan di setiap zona.
Signifikan p<0.05
Mean Rank
Unit penangkapan
zona A zona B zona C
payang 81.38 192.63 112.36
pukat pantai 16.17 79.07 33.32
pukat cincin 190.12 69.19
jaring insang hanyut 110.17 118.70 77.04
jaring lingkar 101.20 13.38
jaring insang tetap 142.03 107.40 52.25
bagan perahu 195.17 170.04 53.46
bagan tancap 127.77 121.67
Mean Rank
Unit penangkapan
zona A zona B zona C
Payang 112.42 193.50 104.00
pukat pantai 17.88 60.60 35.77
pukat cincin 186.00 90.25
jaring insang hanyut 122.25 114.40 63.32
jaring lingkar 121.85 14.48
jaring insang tetap 162.93 140.68 95.40
bagan perahu 170.45 155.45 42.27
bagan tancap 70.22 104.88
Perubahan upaya penangkapan di (Tabel 5). Uji beda kruskall wallis pada
zona B menunjukkan trend meningkat pada upaya penangkapan di zona B
semua jenis unit penangkapan (Gambar 6). menunjukkan signifikan berbeda diantara 8
Persamaan regresi linier menunjukkan unit penangkapan, namun demikian
semua unit penangkapan signifikan berdasarkan nilai mean rank menunjukkan
meningkat dalam kurun waktu 30 tahun, payang adalah unit penangkapan yang
kecuali bagan tancap, dimana laju berbeda perubahan peningkatannya
peningkatan yang signifikan tertinggi dibandingkan unit penangkapan lainnya
adalah payang sebesar 16 unit/tahun (Tabel 7).
Analisis Upaya Penangkapan Ikan ....................................... (NELWAN, SONDITA, MONINTJA, dan SIMBOLON) 9
Gambar 6 Perkembangan upaya penangkapan untuk masing-masing unit penangkapan
ikan yang telah distandarisasi di zona B dalam kurun waktu 30 tahun (1977-
2006)
Analisis Upaya Penangkapan Ikan ....................................... (NELWAN, SONDITA, MONINTJA, dan SIMBOLON) 11
Gambar 9 Hubungan upaya penangkapan dengan produksi hasil tangkapan untuk
masing-masing unit penangkapan ikan di zona B dalam kurun waktu 30 tahun
(1977-2006)
Tabel 8 Persamaan regresi liner hubungan upaya penangkapan dengan produktivitas dari
8 unit penangkapan dalam kurun waktu 30 tahun disetiap zona perairan pantai
barat Sulawesi Selatan
Analisis Upaya Penangkapan Ikan ....................................... (NELWAN, SONDITA, MONINTJA, dan SIMBOLON) 13
sebagai respon terhadap keberadaan atau DAFTAR PUSTAKA
keadaan stok perikanan pelagis kecil
(Hilborn 1985; Gillis 2003), selain itu Atmaja, S.B dan Duto, N. 2006. Interaksi
keadaan stok perikanan juga dapat Antara Biomassa Dengan Upaya
disebabkan oleh keadaan habitat atau Penangkapan: Studi Kasus
perubahan lingkungan perairan (Hilborn Perikanan Pukat Cincin di
1985). Pekalongan dan Juana. Jurnal
Penelitian Perikanan Indonesia
VI. KESIMPULAN 12(1): 57-69.
Gillis, D M., 2003. Ideal Free Distribution
1) Upaya penangkapan ikan pelagis kecil
in Fleet Dynamics: a Behavioral
dari 8 unit penangkapan mengalami
perspective on vessel movement in
peningkatan untuk kurun waktu 30
fisheries analysis. Can. J. Zool. 81:
tahun di setiap zona.
177-187.
2) Pukat cincin, bagan perahu, dan
payang merupakan alat tangkap yang Gillis D M, Peterman R M. 1998.
dominan, baik produksi maupun upaya Implications of Interference among
penangkapan ikan pelagis kecil di Fishing Vessels and The Ideal Free
perairan pantai barat Sulawesi Selatan. Distribution to The Interpretation of
3) Indikasi penurunan produktivitas CPUE. Can.J. Fish. Aquat. Sci. 55:
armada perikanan pelagis 37-46.
teridentifikasi untuk periode 30 tahun
Halley J M, Stergiou K. 2005. The
di perairan pantai barat Sulawesi
Implications of Increasing Variability
Selatan.
of Fish Landings. Fish and Fisheries
6: 266-276.
VII. SARAN
Hilborn, R., 1985. Fleet Dynamics and
1) Data rinci tentang perikanan di tingkat Individual Variation: Why some
Kabupaten/kota sebaiknya dipelihara People Catch More Fish than Others.
untuk memungkinan cross-tabulation Can. J. Fish. Aquat. Sci. 42: 2-13.
yang diperlukan, misalnya data
Maunder M. N. and Punt A E. 2004.
produksi unit penangkapan ikan
Standardizing Catch and Effort Data:
berdasarkan jenis ikan hasil
a Review of Recent Approaches.
tangkapan.
Fisheries Research 70: 141-159.
2) Pengaruh faktor alam terhadap kinerja
armada perikanan tangkap perlu dikaji Maunder M N et al. 2006. Interpreting
lebih lanjut dengan memanfaatkan Catch per Unit Effort Data to Assess
berbagai jenis data, khususnya hasil The Status of Individual Stocks and
monitoring jangka panjang. Communities. ICES Journal of
Marine Science 63: 1373-1385.