Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Makalah
Oleh
2019
PRAKATA
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa Karena rahmat
dan kemudahan yang di berikan-Nya kami dapat membuat makalah yang berjudul
“Akuntansi Untuk Aset Tetap”
Penyusun
2
DAFTAR ISI
PRAKATA .............................................................................................................. 2
DAFTAR ISI ........................................................................................................... 3
DAFTAR TABEL ................................................................................................... 5
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. 6
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 7
A. Latar Belakang ............................................................................................. 7
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 7
C. Tujuan Penulisan .......................................................................................... 7
D. Manfaat Penulisan ........................................................................................ 8
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 9
A. Pengertian Piutang ....................................................................................... 9
B. Ciri-ciri Piutang........................................... Error! Bookmark not defined.
1. Adanya Nilai Jatuh Tempo ...................... Error! Bookmark not defined.
2. Adanya Tanggal Jatuh Tempo ................. Error! Bookmark not defined.
3. Adanya Bunga yang Berlaku ................... Error! Bookmark not defined.
C. Jenis Piutang .............................................................................................. 11
1. Piutang Usaha (Account Receivable) ......................................................... 11
2. Wesel Tagih (Notes Receivable) ............................................................... 11
3. Piutang Lain – Lain (Other Receivable) .................................................... 11
D. Piutang Usaha (Account Receivable) ........................................................ 11
1. Pengakuan Piutang Usaha ...................................................................... 12
3. Menghapus Piutang Usaha ..................................................................... 17
E. Wesel Tagih (Account Receivable) ........................................................... 18
1. Menentukan Tanggal Jatuh Tempo ........................................................ 19
2. Menghitung Bunga ................................................................................. 19
3. Pengakuan Wesel Tagih ......................................................................... 20
4. Penialaian Wesel Tagih .......................................................................... 20
5. Pelepasan Wesel Tagih ........................................................................... 21
F. Acoount receivable turnover ratio (rasio perputaran piutang usaha) ......... 23
3
BAB III ................................................................................................................. 25
PENTUP................................................................................................................ 25
A. SIMPULAN ............................................................................................... 25
B. SARAN ...................................................................................................... 25
DAFTAR RUJUKAN ........................................................................................... 26
4
DAFTAR TABEL
5
DAFTAR GAMBAR
6
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Piutang dalalm suatu lingkup usaha merupakan bagian yang tidak terpisahkan.
Piutang terjadi sebagai akibat dari penjualan barang atau jasa secara kredit kepada
pelanggan. Pemberian jangka waktu kepada pelanggan untuk melunasi
kewajibannya merupakan kebijakan tersendiri dari setiap perusahaan.
Pemberian kelonggaran pembayaran kewajiban kepada pelanggan ini dapat
menguntungkan dan merugikan perusahaan. Pemberuan piutang akan
meningkatkan aktiviras dalam suatu perusahaan karena pelanggan diberikan
kemudahan atau keringanan dalam membayar kewajibannya kendati sudah
menikmati jasanya. pemberian piutang ini semakin memperbanyak cakupan bisnis
suatu perusahaan.
Namun di sisi lain piutang dapat menimbulkan kerugian. Hal ini berkaitan
dengan ketidakpastian dalam pembayaran piutang. Piutang dapat meimbulkan
kerugian bagi perusahaan karena untuk masa ke depan akan ada kemungkinan
debitur tidak sanggup membayar kewajibannya.
Oleh karena itu dalam memberikan piutang kepada pelanggan, perusahaan juga
harus mempunyai beberapa pertimbangan tersendiri. Selain itu perusahaan juga
harus mempertimbankan untuk membuat penyisihan jika terjadi kemungkinan
debitur tidak sanggup untuk membayar utangnya.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
1) Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Akuntansi Keuangan Dasar
2
2) Untuk menjelaskan pengertian piutang
3) Untuk menjelaskan ciri-ciri piutang
7
4) Untuk menjelaskan jenis-jenis piutang
5) Untuk menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan piutang usaha
(pengakuan, penilaian, dan penghapusan piutang usaha)
6) Untuk menjelaskan wesel tagih
7) Untuk menjelaskan rasioa perputaran piutang usaha
D. Manfaat Penulisan
8
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut PSAK (2004) pengertian aktiva tetap adalah aktiva yang berwujud
yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun terlebih dahulu
yang digunakan dalam operaso perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih
dari satu tahun.
Aset tetap memliki tiga karakteristik yaitu, memiliki bentuk fisik (bentuk dan
ukuran yang jelas), digunakan dalam kegiatan operasional, dan tidak untuk dijual
ke konsumen. Perusahaan memiliki kepentingan untuk selalu menjaga aset
tetapnya dalam keadaan baik, mengganti bagian yang rusak atau aset yang telah
usang, dan mengembangkan sumber daya yang produktif sesuai kebutuhan
perusahaan.
Prinsip biaya mengharuskan aset tetap dicatat pada harga perolehannya. Harga
perolehan mencakup seluruh pengeluaran yang dibutuhkan untuk memperoleh
aset dan juga membuat aset tersebut siap digunakan. Jika harga perolehan tersebut
sudah ditetapkan, maka itu akan dijadikan dasar pencatatan akuntansi untuk aset
tetap selama masa manfaatnya. Nilai aset atau nilai penggantuan saat ini tidak
digunakan setelah perolehan. Penerapan prinsip biaya ini akan dilakukan pada
beberapa kelompok utama dari aset tetap, sebagai berikut:
1. Tanah
Tanah (Land) biasanya digunakan sebagai tempat bangunan untuk lokasi
pabrik dan kantor. Harga perolehan tanah mencakup (1) harga pembelian tunai,
(2) biaya pengalihan kepemilikan seperti biaya notaris, (3) komisi untuk agen real
estat, dan (4) pajak bumi dan bangunan serta biaya lain-lain terkait dengan tanah
yang harus dibayar oleh pembeli.
Semua biaya yang dikeluarkan untuk membuat tanah tersebut siap digunakan
akan didebit ke akun Tanah. Jika perataan tanah diperlukan, biaya ini termasuk
9
biaya untuk membersihkanm mengeringkan, menguruk, dan pengerasan. Kadang
tanah memiliki gedung yang harus dirobohkan sebelum kontrstruksi gedung baru
dapat dilakukan. Dalam hal ini, seluruh biaya pembersihan dan pemindahan,
dikurangi seluruh pendapatan dan penjualan material sisa, akan didebit ke akun
tanah.
Tanah
Harga tunai properti $100.000
Biaya pemindahan 6.000
Biaya notaris 1.000
Komisi agen real estat 8.000
Biaya perolehan tanah $115.000
Pada saat perolehan tersebut dicatat, akun Tanah didebit sebesar $115.000 dan
akun kas dikredit sebesar $115.000.
2. Pengembangan Tanah
Pengembangan tanah (land improvement) merupakan tambahan struktural
uang dilakukan di atas tanah, seperti jalur kenderaan, tempat parkir, pemagaran,
taman, dan saluran air bawah tanah. Biaya dari perbaikan tanah termasuk seluruh
pengeluaran yang dibututhkan untuk membuat kondisi tanah tersebut siap
digunakan. Perbaikan tanah memiliki masa manfaat yang terbatas dan perbaikan
dan penggantian yang diperlukan menjadi tanggung jawab perusahaan dan karena
hal tersebut biaya perolehan perbaikan tanah dibebankan (disusutkan) sebelum
masa manfaatnya.
3. Bangunan
Bangunan (building) merupakan fasilitas yang digunakan untuk kegiatan
operasional perusahaan, seperti toko, kantor, pabrik, gudang, dan hanggar
pesawat. Seluruh pengeluaran yang berkaitan dengan pembelian maupun
konstruksi bangunan akan didebit ke akun Bangunan. Saat gedung dibeli, maka
mencakup biaya seperti harga beli, biaya peralihan kepemilikan, dan komisi untuk
agen serta mencakup pengeluaran untuk perbaikan dan penggantian atau
perbaikan.
10
Ketika gedung baru dibangun, biaya mencakup harga kontrak ditambah
pembayaran untuk jasa arsitek, izizn mendirikan bangunan, dan biaya
pembersihan. Selain itu, biaya bunga timbul akibat pendanaan juga termasuk
harga perolehan gedung jika waktu yang dibutuhkan untuk membuat gedung itu
akan digunakan cukup lama.
4. Peralatan
Peralatan (equipment) mencakup aset yang digunakan dalam kegiatan operasi
seperti tempat penitipan di toko, furnitur kantor, mesin pabrik, truk untuk mengantar
barang dan pesawat. Harga perolehan peralatan
C. Jenis Piutang
11
Terdapat tiga bahasan utama yang berkaitan dengan piutang usaha, yaitu :
1. Pengakuan Piutang Usaha
2. Penilaian Piutang Usaha
3. Penghapusan Piutang Usaha
Piutang akan dilaporkan sebagai bagian dari aset di neraca. Tetapi untuk
menentukan nilai piutang terkadang sulit dilakukan karena sebagian dari piutang
tersebut tidak tertagih. Meskipun sebelum pemberian kredit pihak perusahaan
melakukan perjanjian dengan pelanggan tetap saja sebagian piutang tidak dapat
12
tertagih. Hal tersebut bisa jadi disebabkan karena perusahaan pelanggan
mengalami PHK atau sedang terjadi krisis ekonomi sehingga pelanggan tidak
mampu membayar utangnya.
Piutang yang tidak dapat ditagih tersebut diakui sebagai beban perusahaan.
Terdapat dua metode yang digunakan untuk menilai, mencatat, atau menghapus
piutang tak tertagih :
1. Metode Penghapusan Langsung (direct write-off method)
2. Metode Penyisihan/pencadangan (Allowance method)
13
b) Metode Penyisihan/Pencadangan
Metode penyisihan (Allowance Method) untuk piutang tak tertagih dilakukan
dengan cara mengestimasi jumlah piutang yang tidak tertagih pada akhir setiap
periode. Hal ini akan memberikan kesesuaian pembebanan di laporan laba rugi dan
memastikan penilaian piutang berdasarkan nilai realisasi kas (bersih) di neraca.
Nilai realisasi kas [bersih](Cash[net] realizable value) adalah jumlah bersih
piutang yang diperkirakan dapat diterima secara tunai. Jumlah tersebut dapat
diketahui melalui pengurangan akun piutang tak tertagih dari nilai piutang.
Metode penyisihan lebih sesuai dengan tujuan pelaporan keuangan jika nilai
piutang tak tertagih cukup besar. Tiga hal yang berkaitan dengan metode
penyisihan adalah :
1. Piutang tak tertagih merupakan estimasi. nilai estimasi ini diperlakukan
sebagai beban.
2. Pencatatan pada jurnal penyesuaian ada pada debit sebagai beban piutang
tak tertagih dan kredit sebagai penyisihan piutang tak tertagih.
3. Jika pada akhir periode estimasi piutang tak tertagih tersebut benar-benar
tidak dapat ditagih, maka piutang akan dihapuskan dengan akun
penyisihan piutang tak tertagih di debit dan akun piutang usaha di kredit.
Contoh kasus :
Pada tanggal 29 November 2018 PT Mayora memiliki estimasi bahwa
PT.Indofood yang sedang dililit pailit tidak akan dapat membayar hutang mereka.
Karena itu piutang sebesar Rp.20.000.000,00 dari PT Indofood diperkirakan tidak
dapat ditagih sampai akhir periode pembukuan 31 Desember 2018. PT Indofood
menyatakan bahwa hutang tersebut tidak bisa mereka bayar.
Ternyata pada tanggal 6 Agustus 2019, PT Indofood menyatakan bahwa
mereka hendak membayar hutang mereka. Hutang tersebut baru dilunasi pada
tanggal 16 Agustus 2019.
14
Mencatat estimasi piutang tak tertagih (29 November 2018)
Tabel 3 jurnal estimasi piutang tak tertagih
15
Dasar yang digunakan untuk metode penyisihan
- Persentase penjualan
- Persentase piutang
1) Persentase Penjualan
Manajemen mengestimasikan jumlah persentase atas penjualan kredit
yang tak akan tertagih. Besarnya persentase berdasarkan pengalaman masa
lalu dan kebijakan pemberian kredit. Persentase ditetapkan atas total
penjualan kredit atau penjualan kredit bersih dari satu tahun berjalan.
Contoh :
Jika penjualan kredit untuk periode tersebut sebesar Rp.500.000.000,00 dan
diestimasikan bahwa 1% tidak akan tertagih, beban piutang tak tertagih
adalah sebesar Rp.5.000.000,00.
2) Persentase Piutang
Manajemen mengestimasi berapa persentase piutang yang tak akan
tertagih. Skedul umur piutang dilakukan, hal ini diklasifikasikan saldo
piutang pelanggan berdasarkan lamanya waktu piutang tersebut tidak
terbayar. Oleh karena dasar perbuatannya adalah waktu, maka analisis ini
disebut dengan umur piutang usaha.
16
Contoh :
Jika diestimasikan bahwa piutang sebesar Rp.3.390.000 akan tidak tertagih.
Dan akun penyisihan piutang tak tertagih saat ini memiliki saldo Rp.510.000.
beban piutang tak tertagih harus di debit sebesar Rp.2.880.000 (Rp.3.390.000
– Rp.510.000)
Jumlah dari jurnal penyesuaian untuk piutang tak tertagih adalah selisih
antara saldo yang ditetapkan dengan dengan saldo akun penyisihan yang
belum disesuaikan.
a) Penjualan Piutang
Umumnya penjualan piutang berupa penjualan kepada sebuah
perusahaan anjak piutang (Factor). Factor adalah perusahaan jasa keuangan
atau bank yang membeli piutang dari kalangan usaha dan kemudian menagih
pembayaran langsung dari pihak pelanggan.
17
b) Penjualan dengan Kartu Kredit
Tiga pihak yang terlibat ketika kartu kredit nasional digunakan dalam
proses penjualan ritel adalah penerbit kartu kredit sebagai pihak yang berbeda
dari penjual, peritel, dan nasabah. Penjualan piutang bisa melalui Visa dan
Mastercard yang dianggap sebagai penjualan tunai. Sedangkan penggunaan
American Express dan Diners Club dianggap sebagai penjualan secara kredit.
Wesel tagih adalah surat utang formal yang diterbitkan sebagai bentuk
pengakuan utang. Wesel tagih biasanya digunakan (1) ketika seseorang dan
perusahaan memberi atau menerima pinjaman uang. (2) ketika jumlah transaksi
dan periode pemberian kredit melebihi batas normal. (3) sebagai pembayaran
(pelunasan) piutang usaha.
Dalam wesel tagih pihak yang membuat janji untuk membayar disebut
maker. Pihak yang menerima pembayaran disebut payee.
Pada wesel tersebut Brent Company sebagai pihak pembuat janji dan
Wilma Company sebagai penerima pembayaran. Bagi Wilma Company, wesel
promes ini disebut sebagai wesel tagih. Bagi Brent Company, wesel ini disebut
sebagai wesel bayar. Wesel tagih mempunyai klaim hukum yang lebih kuat untuk
18
menagih dibanding piutang usaha. Seperti piutang usaha, wesel tagih juga dapat
dijual ke pihak lain.
Masalah dasar akuntansi untuk wesel tagih sama dengan untuk piutang
usaha.
2. Menghitung Bunga
19
dinyatakan dalam satuan bulan maka perhitungannya jumlah bulan dibagi 12
bulan.Contoh :
Dalam jurnal diatas nominal wesel tagih yang di tulis adalah sebesar yang
tertera pada wesel tagih tersebut.tidak ada pengakuan pendapatan dari
Bunga,karena prinsip dari pengakuan pendapatan adalah tidak akan diakui
pendapatan sebelum pendapatan tersebut diterima.
20
5. Pelepasan Wesel Tagih
Jika PT Maksi terbiasa menyusun laporan keuangan per bulan maka pada 31
oktober Ia harus mengakui pendapatan bunga,Pada kasus ini ayat jurnal
penyesuaian yang digunakan untuk mencatat pendapatan Bunga selama 5 bulan
adalah
21
Pendapatan bunga Rp6.250.0000
(mengakui Bunga selama 5
bulan)
22
Tabel 13 jurnal penghapusan wesel tagih
Sebagai contoh PT Maksi pada tahun 2017 memiliki penjulan bersih sebesar
Rp18.915.000 sepanjang tahun tersebut,pada awal tahun saldo piutang sebesar
sebbesar Rp1.466.000 dan saldo akhir tahun sebesar Rp1.105.000 dengan asumsi
penjualan PT Maksi adalah kredit.makak rasio perputaran piutang usaha dapat
dilakukan sebagai berikut:
23
membagi rasio perputaran piutang dengan 365 hari ( 365 : 14,7 = 24,8 hari )
artinya PT Maksi membutuhkan waktu hamper 25 hari untuk menagih utangnya.
24
BAB III
PENTUP
A. SIMPULAN
Setiap penjualan produk yang dilakukan oleh perusahaan secara kredit, di mana
pihak pembeli tidak perlu membayar semua tagihan pada saat terjadinya transaksi,
maka perusahaan yang melakukan penjualan secara kredit akan menghasilkan
piutang usaha . itu berarti perusahaan memiliki klaim atau tagihan kepada
pelanggannya atas sejumlah uang akibat transaksi penjualan kredit yang telah
terjadi. Jadi, piutang adalah tuntutan atau tagihan perusahaan terhadap pihak lain
baik terhadap perorangan maupun badan usaha.
B. SARAN
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi setiap pembaca dari berbagai
kalangan pada umumnya dan bagi masyarakat ilmiah Mahasiswa Universitas
Pendidikan Indonesia pada khususnya.
25
DAFTAR RUJUKAN
Tersedia: https://www.google.com/amp/s/dosenakuntansi.com/metode-
penghapusan-piutang/amp [21 Februari 2019]
26