Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Oleh
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS JEMBER
TAHUN 2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia harus bekerja untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak. Dalam bekerja
manusia membutuhkan ketenangan dan kesejahteraan bagi dirinya sendiri dan keluarganya.
Dengan mengikuti program pemerintah yang mewajibkan suatu perusahaan ataupun lembaga
mengikutsertakan seluruh karyawannya menjadi anggota jamsostek merupakan salah satu
cara untuk memberi ketenangan dan kesejahteraan bagi karyawan dan anggota keluarganya.
Dengan adanya Jamsostek, para karyawan dapat bekerja lebih tenang sehingga dapat
meningkatkan produktifitas kerja serta telah sesuai dengan hukum Islam yang berdasarkan
dalil yang telah disebutkan dan sesuai dengan apa yang dicontohkan pada masa Rasul SAW
tentang jamsostek dari baitul mal, sehingga dapat memberi ketenangan dan produktifitas
kerja karyawan.
Penyelenggaraan program jaminan sosial merupakan salah satu tangung jawab dan kewajiban
Negara untuk memberikan perlindungan sosial ekonomi kepada masyarakat. Sesuai dengan
kondisi kemampuan keuangan Negara, Indonesia seperti halnya berbagai Negara berkembang
lainnya, mengembangkan program jaminan sosial berdasarkan funded social security, yaitu
jaminan sosial yang didanai oleh peserta dan masih terbatas pada masyarakat pekerja di
sektor formal.
B. Identifikasi Masalah
TINJAUAN TEORITIS
Tenaga kerja adalah setiap orang laki-laki atau wanita yang sedang dalam dan/atau akan
melakukan pekerjaan, baik di dalam maupun di luar hubungan kerja guna menghasilkan
barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Keselamatan kerja menunjuk
kepada kondisi – kondisi fisiologis-fisikal dan pisiologis tenaga kerja yang diakibatkan oleh
lingkungan kerja yang disediakan oleh perusahaan. Jika sebuah perusahaan melaksanakan
tindakan – tindakan keselamatan yang efektif, maka tidak akan ada lagi kecelakaan dalam
pekerja hal ini akan lebih mempercepat kesejahtraan karyawan yang nantinya juga berimbas
pada hasil – hasil produksi perusahaan ini.
Peranan departemen sumber daya manusia dalam keselamatan kerja merupakan peranan yang
sangat vital dalam perusahaan, departemen inilah yang merencanakan program keselamatan
kerja karyawan sampi dangan pelaksanaannya.
Asuransi Tenaga Kerja adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih dengan mana pihak
penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung,dengan menerima premi asuransi, kepada
perusahaan untuk keselamatan kerja, maka karyawan ialah memperoleh tingkat kesejahteraan
yang cukup memadai, dan juga dapat menegembangkan potensi dirinya dengan aman dan
nyaman serta melakukan aktivitasnya secara maksimal karena merasa dirinya maupun
keluarganya terlindungi. Melalui faktor inilah produktivitas kerja dapat mudah ditingkatkan.
C. Prinsip-prinsip Asuransi
Prinsip utama dalam sasuransi dalam syariah adalah ta’awanu ala al birr wa al’taqwa
(tolong-menolonglah kamu sekalian dalam kebaikan dan takwa) dan al’tamin (Rasa aman)
Para pakar ekonomi islam mengemukakan bahwa asuransi syariah atau asuransi tafakul
ditegakan atas empat prinsip utama yaitu:
1. Saling bertanggung jawab
Adapun beberapa prinsip pokok asuransi yang sangat penting yang harus di penuhi baik oleh
tertanggung maupun penanggung agar kontrak / perjanjian asuransi berlaku (tidak batal) dan
layak untuk diasuransikan.
D. Fungsi Asuransi
1. Transfer Resiko
Dengan membayar premi yang relatif kecil, seseorang atau perusahaan dapat memindahkan
ketidakpastian atas hidup dan harta bendanya (resiko) ke perusahaan asuransi
2. Kumpulan Dana
Premi yang diterima kemudian dihimpun oleh perusahaan asuransi sebagai dana untuk
membayar resiko yang terjadi.
BAB III
PEMBAHASAN
1) Asuransi Kerugian
Asuransi kerugian adalah asuransi yang memberikan ganti rugi kepada tertanggung yang
menderita kerugian barang atau benda miliknya, kerugian mana terjadi karena bencana atau
bahaya terhadap mana pertanggungan ini diadakan, baik kerugian itu berupa :
b) Kekurangan nilainya
Penanggung tidak harus membayar ganti rugi kepada tertanggung kalau selama jangka waktu
perjanjian obyek pertanggungan tidak mengalami bencana atau bahaya yang
dipertanggungkan.
Terdiri dari asuransi untuk harta benda (property, kendaraan), kepentingan keuangan
(pecuniary), tanggung jawab hukum (liability) dan asuransi diri (kecelakaan atau kesehatan).
Asuransi kerugian, diperbolehkan dengan syarat apabila memenuhi ketentuan-ketentuan
sebagai berikut :
Apabila asuransi kerugian tersebut merupakan persyaratan bagi obyek-obyek yang menjadi
agunan bank. Apabila asuransi kerugian tersebut tidak dapat dihindari, karena terkait oleh
ketentuan-ketentuan Pemerintah, seperti asuransi untuk barang-barang yang di impor dan
diekspor.
Asuransi Kecelakaan Diri (Personal Accident Insurance) Asuransi yang menjamin kerugian
akibat kecelakaan diri Tertanggung atau orang yang dipertanggungkan yaitu orang lain yang
mempunyai hubungan dengan Tertanggung, seperti karyawan Tertanggung, anggota keluarga
Tertanggung, dll.
Cover yang diberikan adalah jaminan atas kecelakaan yang mengakibatkan meninggal dunia,
catat tetap (baik sebagian atau seluruhnya), cacat sementara (baik sebagian atau seluruhnya)
dan beaya pengobatan.
2) Asurasnsi Jiwa
Asuransi jiwa adalah perjanjian tentang pembayaran uang dengan nikmat dari premi
dan yang berhubungan dengan hidup atau matinya seseorang termasuk juga perjanjian
asuransi kembali uang dengan pengertian catatan dengan perjanjian dimaksud tidak termasuik
perjanjian asuransi kecelakaan (yang masuk dalam asuransi kerugian) berdasarkan pasal I a
Bab I Staatblad 1941 - 101). Dalam asuransi jiwa (yang mengandung SAVING) penanggung
akan tetap mengembalikan jumlah uang yang diperjanjikan, kepada tertanggung. Kalau
tertanggung meninggalkan dalam massa berlaku perjanjian, atau
Pada hakekatnya merupakan suatu bentuk kerja sama antara orang-orang yang
menghindarkan atau minimal mengurangi risiko yang diakibatkan oleh risiko kematian (yang
pasti terjadi tetapi tidak pasti kapan terjadinya), risiko hari tua (yang pasti terjadi dan dapat
diperkirakan kapan terjadinya, tetapi tidak pasti berapa lama) dan risiko kecelakaan (yang
tidak pasti terjadi, tetapi tidak mustahil terjadi). Kerjasama mana dikoordinir oleh perusahaan
asuransi, yang bekerja atas dasar hukum bilangan besar (the law of large numbers), yang
menyebarkan risiko kepada orang-orang yang mau bekerjasama. Yang termasuk dalam
program asuransi jiwa seperti: asuransi untuk pendidikan, pensiun, investasi, tahapan,
kesehatan.
Asuransi jiwa hukumnya haram kecuali apabila memenuhi ketentuan sebagai berikut:
Apabila asuransi jiwa tersebut mengandung unsur saving (tabungan). Pada waktu
menyerahkan uang premi, pihak tertanggung beniat untuk menabung untungnya pada pihak
penanggung (perusahaan asuransi). Pihak penanggung bemiat menyimpan uang tabungan
milik pihak tertanggung dengan cara-cara yang dibenarkan/dihalalkan oleh syariat agama
Islam. Apabila sebelum jatuh tempo yang telah disepakati bersama antara pihak tertanggung
dan pihak menanggung seperti yang telah disebutkan dalam polis (surat perjanjian). ternyata
pihak penanggung sangat memerlukan (keperluan yang bersifat darurat) uang tabungannva,
maka pihak tertanggung dapat mengambil atau mcnarik kemballi sejumlah uang simpanannya
dari pihak penanggung dan pihak penanggung berkewajiban menyerahkan sejumlah uang
tersebut kepadanya.
Apabila pada suatu ketika pihak tertanggung terpaksa tidak dapat membayar uang premi,
maka :
§ Uang premi tersebut menjadi hutang yang dapat diangsur oleh pihak tertanggung pada
waktu-waktu pembayaran uang premi berikutnya. Hubungan antara pihak tertanggung dan
pihak penanggung dinyatakan tidak putus. Uang tabungan milik pihak tertanggung tidak
dinyatakan hangus oleh pihak penanggung. Apabila sebelum jatuh tempo pihak tertanggung
meninggal dunia, maka ahli warisnya berhak untuk mengambil sejumlah uang simpanannya,
sedang pihak penanggung berkewajiban mengembalikan sejumlah uang tersebut.
1) Term assurance (Asuransi Berjangka) Term assurance adalah bentuk dasar dari asuransi
jiwa, yaitu polis yang menyediakan jaminan terhadap risiko meninggal dunia dalam periode
waktu tertentu.
2) Whole Life Assurance (Asuransi Jiwa Seumur Hidup) Merupakan tipe lain dari
asuransi jiwa yang akan membayar sejumlah uang pertanggungan ketika tertanggung
meninggal dunia kapan pun. Merupakan polis permanen yang tidak dibatasi tanggal
berakhirnya polis seperti pada term assurance. Karena klaim pasti akan terjadi maka premium
akan lebih mahal dibanding premi term assurance dimana klaim hanya mungkin terjadi. Polis
whole life merupakan polis substantif dan sering digunakan sebagai proteksi dalam pinjaman.
3) Endowment Assurance (Asuransi Dwiguna) Pada tipe ini, jumlah uang
pertanggungan akan dibayarkan pada tanggal akhir kontrak yang telah ditetapkan.
Penjelasan,
1) Bila tertanggung meninggal dunia dalam masa kontrak, maka perusahaan Asuransi
sebagai penanggung akan membayar uang Pertanggungan sebesar 100 juta kepada yang
ditunjuk.
2) Bila tertanggung hidup sampai akhir kontrak, maka tertanggung akan menerima uang
pertanggungan sebesar 100 juta.
3) Asuransi Sosial
Asuransi sosial adalah program asuransi wajib yang diselenggarakan pemerintah berdasarkan
UU. Maksud dan tujuan asuransi sosial adalah menyediakan jaminan dasar bagi masyarakat
dan tidak bertujuan untuk mendapatkan keuntungan komersial.
Ialah asuransi yang memberikan jaminan kepada masyarakat dan diselenggarakan oleh
pemerintah, yaitu:
Apabila pekerja,pada waktu bekerja mengalami kecelakaan dan sakit,kebutuhan akan ongkos
perawatan dan pengobatan akan dibayar.
Apabila pekerja,pada waktu bekerja mengalami gangguan,dan untuk itu membutuhkan libur
kerja untuk perawatan dan pengobatan,dan tidak menerima upah kerja, 60% dari dasar upah
perhari akan dibayar dari 4 hari itu.
Surat penagihan ganti kerugian hari libur (mendapatkannya dipetugas standart tenaga kerja)
dan memberikannya ke petugas standart tenaga kerja.
3. Pembayaran ganti kerugian masa gangguan
Penyelenggaraan program jaminan sosial merupakan salah satu tangung jawab dan kewajiban
Negara untuk memberikan perlindungan sosial ekonomi kepada masyarakat. Sesuai dengan
kondisi kemampuan keuangan Negara, Indonesia seperti halnya berbagai Negara berkembang
lainnya, mengembangkan program jaminan sosial berdasarkan funded social security, yaitu
jaminan sosial yang didanai oleh peserta dan masih terbatas pada masyarakat pekerja di
sektor formal.
Sejarah terbentuknya PT Jamsostek (Persero) mengalami proses yang panjang, dimulai dari
UU No.33/1947 jo UU No.2/1951 tentang kecelakaan kerja, Peraturan Menteri Perburuhan
(PMP) No.48/1952 jo PMP No.8/1956 tentang pengaturan bantuan untuk usaha
penyelenggaraan kesehatan buruh, PMP No.15/1957 tentang pembentukan Yayasan Sosial
Buruh, PMP No.5/1964 tentang pembentukan Yayasan Dana Jaminan Sosial (YDJS),
diberlakukannya UU No.14/1969 tentang Pokok-pokok Tenaga Kerja, secara kronologis
proses lahirnya asuransi sosial tenaga kerja semakin transparan.
Setelah mengalami kemajuan dan perkembangan, baik menyangkut landasan hukum, bentuk
perlindungan maupun cara penyelenggaraan, pada tahun 1977 diperoleh suatu tonggak
sejarah penting dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah (PP) No.33 tahun 1977 tentang
pelaksanaan program asuransi sosial tenaga kerja (ASTEK), yang mewajibkan setiap pemberi
kerja/pengusaha swasta dan BUMN untuk mengikuti program ASTEK. Terbit pula PP
No.34/1977 tentang pembentukan wadah penyelenggara ASTEK yaitu Perum Astek.
Tonggak penting berikutnya adalah lahirnya UU No.3 tahun 1992 tentang Jaminan Sosial
Tenaga Kerja (JAMSOSTEK). Dan melalui PP No.36/1995 ditetapkannya PT Jamsostek
sebagai badan penyelenggara Jaminan Sosial Tenaga Kerja. Program Jamsostek memberikan
perlindungan dasar untuk memenuhi kebutuhan minimal bagi tenaga kerja dan keluarganya,
dengan memberikan kepastian berlangsungnya arus penerimaan penghasilan keluarga sebagai
pengganti sebagian atau seluruhnya penghasilan yang hilang, akibat risiko sosial.
Selanjutnya pada akhir tahun 2004, Pemerintah juga menerbitkan UU Nomor 40 Tahun 2004
tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional, yang berhubungan dengan Amandemen UUD 1945
dengan perubahan pada pasal 34 ayat 2, dimana Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)
telah mengesahkan Amandemen tersebut, yang kini berbunyi: "Negara mengembangkan
sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan
tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan". Manfaat perlindungan tersebut dapat
memberikan rasa aman kepada pekerja sehingga dapat lebih berkonsentrasi dalam
meningkatan motivasi maupun produktivitas kerja.
Kiprah Perseroan yang mengedepankan kepentingan dan hak normative Tenaga Kerja di
Indonesia terus berlanjut. Sampai saat ini, PT Jamsostek (Persero) memberikan perlindungan
4 (empat) program, yang mencakup Program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan
Kematian (JKM), Jaminan Hari Tua (JHT) dan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK) bagi
seluruh tenaga kerja dan keluarganya.
Dengan penyelenggaraan yang makin maju, program Jamsostek tidak hanya bermanfaat
kepada pekerja dan pengusaha tetapi juga berperan aktif dalam meningkatkan pertumbuhan
perekonomian bagi kesejahteraan masyarakat dan perkembangan masa depan bangsa.
Akan terbit ketentuan penyakit akibat kerja. Tanggung jawab Astek diperluas. Adakalanya
pekerjaan punya dua kenyataan berlawanan. Dari satu sisi berkahnya merupakan sumber
hidup. Di sisi lain, sebagai ancaman yang mendatangkan kerugian yang fatal. Banyak bidang
pekerjaan secara langsung berhubungan dengan penyakit yang mematikan. Misalnya,
pneumakonosis. Pengotoran paru-paru oleh debu ini sulit disembuhkan. Penyakit ini muncul
terutama akibat debu di tempat kerja yang kotor. Ihwal ancaman di lingkungan kerja itu
didiskusikan di Jakarta awal pekan silam. Penyelenggaranya adalah Dewan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Nasional (DK3N). Dewan yang dibentuk Departemen Kesehatan dan
Departemen Tenaga Kerja ini kini sedang menyusun acuannya, dengan judul Pedoman
Penegakan Diagnosis Penyakit Akibat Kerja dan Penilaian Tingkat Kecacatan. nanti
diharapkan dapat menjadi pedoman dokter mendeteksi penyakit akibat pekerjaan. Selama ini
banyak penyakit, akibat pekerjaan, yang tidak umum dikenal dokter. Tapi, buku itu tidak
hanya petunjuk untuk dokter. Di dalamnya juga digariskan standar yang memastikan penyakit
akibat kerja. Kepastian ini diperlukan untuk menjamin hak seorang pekerja memperoleh ganti
rugi. Dalam diskusi itu Menteri Kesehatan Adyathma mengetengahkan upaya memperkecil
ancaman kesehatan di tempat kerja. "Sekurangkurangnya diperlukan tiga pendekatan,"
katanya. Ada tindakan pencegahan, misalnya, melengkapi perangkat pengamanan kerja. Ada
pula upaya penyembuhan berupa pelayanan kesehatan. Lalu, secara keseluruhan ancaman
terhadap kesehatan itu perlu diatasi lewat kebijaksanaan pemerintah dan undang-undang.
Pembicara lain adalah Menteri Tenaga Kerja Cosmas Batubara. Ia mengetengahkan, antara
lain, kondisi kerja dewasa ini. Karena tidak tegasnya ketentuan tersebut, menurut Cosmas,
selama ini banyak terjadi kasus pelanggaran kesehatan kerja. Contohnya, si pekerja tak diberi
penutup telinga, filter debu, atau kaca mata penahan sinar. Selain itu, kondisi tempat kerja
banyak yang melanggar berbagai persyaratan kebersihan yang berkaitan langsung dengan
kesehatan karyawan. Sementara itu, Prof. Supartondo menjajarkan beberapa pangkal penyakit
di lingkungan kerja. Di antaranya, kebisingan, debu, radiasi, suhu panas, kondisi kimiawi,
limbah, bakteri, jamur, dan cacing. Bahkan, suasana kerja bisa mengakibatkan tekanan.
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1) Asuransi Kerugian
2) Asurasnsi Jiwa
3) Asuransi Sosial
Ganti Rugi untuk Kecelakaan Tenaga Kerja yaitu Pada dasarnya dapat disebutkan asuransi
buruh/tenaga kerja,pembayaran asuransi ditanggulangi oleh pihak pemilik Perusahaan (
pemimpin Perusahaan). diantaranya
Sejarah terbentuknya PT Jamsostek (Persero) mengalami proses yang panjang, dimulai dari
UU No.33/1947 jo UU No.2/1951 tentang kecelakaan kerja, Peraturan Menteri Perburuhan
(PMP) No.48/1952 jo PMP No.8/1956 tentang pengaturan bantuan untuk usaha
penyelenggaraan kesehatan buruh, PMP No.15/1957 tentang pembentukan Yayasan Sosial
Buruh, PMP No.5/1964 tentang pembentukan Yayasan Dana Jaminan Sosial (YDJS),
diberlakukannya UU No.14/1969 tentang Pokok-pokok Tenaga Kerja, secara kronologis
proses lahirnya asuransi sosial tenaga kerja semakin transparan.
Prof. Supartondo menjajarkan beberapa pangkal penyakit di lingkungan kerja yang menjadi
ancaman di tempat kerja. Di antaranya, kebisingan, debu, radiasi, suhu panas, kondisi
kimiawi, limbah, bakteri, jamur, dan cacing. Bahkan, suasana kerja bisa mengakibatkan
tekanan.
B. SARAN
Adapun saran yang dapat kami berikan adalah sebagia berikut, Perusahaan dalam hal ini
manajer Sumber Daya Manusia harus merencanakan atau membuat program yang
berkesinambungan mengenai keselamatan kerja karyawan. Perusahaan hendaknya tidak
tinggal diam apabila ditemukan terjadi kecelakaan pada saat karyawan bekerja
Kecelakaan pada saat bekerja merupakan resiko yang merupakan bagian dari pekerjaan,
untuk utu perusahaan hendaknya mencegah dalam hal ini melakukan proteksi atau
perlindungan berupa kompensasi yang tidak dalam bentuk imbalan, baik langsung maupun
tidak langsung, yang diterapkan oleh perusahaan kepada pekrja. Proteksi atau perlindungan
pekerja merupakan keharusan bagi sebuah perushaan.
DAFTAR PUSTAKA
C.S.T Kansil, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia, Balai Pustaka,
Jakarta, 1986
2004
Sri Redjeki Hartono, Hukum Asuransi dan Perusahaan Asuransi, Sinar Grafiti,
Jakarta 1992
Jakarta, 2006
Ketenagakerjaan
tenaga kerja
Ketenagakerjaan
Perasuransian