Sie sind auf Seite 1von 8

Analisis Persediaan Suku Cadang Kritis Dan Reliabilitas Mesin Water Injection Pump di

PT. Pertamina EP UBEP Jambi


By :

Faizal Rahman
Dr. Samsir, SE.,M.Si
Iwan Nauli Daulay, ST.,MM

Faculty of Economic Riau University, Pekanbaru, Indonesia


e-mail : Lubis.Faizal@gmail.com

Abstract
Critical parts and reliability analysis of water injection pump in PT. Pertamina EP
UBEP Jambi

This Study was conducted at PT. Pertamina EP located at Jakarta in order to analyze
reliability of machines that used in that company. This study is to suggest the company the
picture of the aspect that still inefficient in the operational system. This study is using prime
and secondary data with water injection pump type GASO 3364-7 as the study object that
located in business, explorations and production unit (UBEP) Jambi. the data is collected
from spare part changes within 2011-2012 period. Using ABC analysis, the critical parts
within the machines will be sorted out and each of the critical parts will be measured the
mean time between failure with comparing the total uptime of the spare part and total
breakdown per critical component in that period of time.
As the result of the study, can be concluded that water injection pump machine, with 3
month averages will have a breakdown that involving the critical parts. The recommendation
is, the management has to pay attention at the inventory level of critical parts so it can be
more efficient where is the inventory level is not bigger than usage level considering critical
parts have high price above all parts that will make higher inventory cost if the supply is
more than usage and lack of inventory will causing major shutdown that will cost company
some costly opportunity.

Keywords : Reliability, Maintenance.

LATAR BELAKANG perlu dipelihara dengan baik dan dirawat


secara rutin supaya terhindar dari berbagai
Proses produksi merupakan cara,
kerusakan atau kemacetan dalam proses
metode dan teknis dalam menciptakan atau
menambah kegunaan barang dengan produksi berlangsung.
menggunakan sumber-sumber produksi Seiring dengan perekonomian yang
(tenaga kerja, mesin, bahan-bahan, dana). belum stabil dan semakin tajamnya
Empat macam saling terkait dan persaingan di dunia industri, maka keadaan
mempunyai kontribusi pada proses tersebut memaksa suatu perusahaan untuk
produksi. Proses produksi dapat berjalan lebih meningkatkan kelancaran, efektivitas
lancar apabila bahan baku dapat tersedia dan efisiensi kegiatan operasinya. Salah
secara cukup dan tersedianya tenaga kerja satu hal yang mendukung kelancaran
yang terampil serta mesin siap kegiatan operasi pada suatu perusahaan
dioperasikan. Dalam faktor produksi, mesin adalah kesiapan mesin-mesin produksi

JOM Fekon Vol.1 No. 2 Oktober 2014 Page | 1


dalam melaksanakan tugasnya. Untuk ekonomis dan total biaya persediaan yang
menjaga tingkat kesiapan mesin agar mesin optimal. Hal ini kadang tidak dilakukan
dapat selalu digunakan terus sehingga perusahaan dengan penghitungan yang
kontinuitas produksi dapat terus terjamin, cermat dan kurang efisien, yaitu rata-rata
maka dibutuhkan perawatan mesin atau penyimpanannya melebihi daripada
maintenance yang baik. kebutuhan yang harus dipenuhi.
Perawatan mesin atau PT.Pertamina EP adalah perusahaan
peralatan/Maintenance yang rusak yang berada dibawah naungan PT.
merupakan kegiatan memperbaiki kembali Pertamina Persero yang merupakan Badan
komponen yang lama dan masih dapat Usaha Milik Negara (BUMN) yang
dipakai lagi dan penggantian mesin yang bergerak dalam bidang tambang yang hasil
sudah aus pada waktu digunakan serta tidak utamanya adalah minyak dan gas bumi.
dapat diperbaiki lagi. Dalam proses Dalam rangka menuju World Class
perbaikan yang perlu diperhatikan adalah Company pada tahun 2014 Pertamina saat
biaya perbaikan dibanding dengan harga ini sedang melakukan pembenahan diri di
komponen mesin, jika biaya perbaikan berbagai sektor dalam menjalankan
lebih murah dan masih dapat bertahan lama kegiatan operasionalnya mulai dari HSE
sebaiknya tidak perlu diganti yang baru. hingga dalam proses pengadaan material
Sebaliknya jika biaya perbaikan lebih produksi yang mendukung.
mahal dan setelah diperbaiki tidak dapat
bertahan lama maka sebaiknya diganti Dalam proses produksi, perusahaan
dengan yang baru agar kegiatan proses ini sering mengalami kendala dalam bentuk
produksi dapat berjalan dengan lancar. tidak bekerjanya sistem yang disebabkan
adanya kerusakan mesin produksi atau
Terjadinya kerusakan mesin akibat menunggu datangnya unit mesin/komponen
rusaknya komponen bisa juga tidak dapat yang dipesan/dibeli untuk menggantikan
diketahui dengan pasti. Kondisi tersebut komponen yang rusak karena tidak adanya
menyebabkan diperlukan tersedianya suku sistem yang diterapkan dalam mengelola
cadangan komponen yang memadai pada persediaan suku cadang. Sementara itu
saat dibutuhkan. Penyediaan suku cadang kelancaran proses produksi merupakan
yang sedikit terkadang menyerap dana tuntutan utama yang harus dipenuhi agar
perawatan yang sangat besar, terutama pada target perusahaan dapat tercapai.
suku cadang yang sering rusak karena
mesin akan sering mengalami “break Pada perusahaan tersebut, di Unit
down”, yang akhirnya menimbulkan Bisnis Eksplorasi & Produksi (UBEP)
kerugian yang tidak sedikit. Penyediaan Jambi yang merupakan subyek yang dipilih
suku cadang harus didasarkan atas beberapa peneliti, menerapkan sistem yang bernama
hal salah satunya berdasarkan tingkat Enhance Oil Recovery (EOR). Enhanced
kekritisannya yaitu pada komponen yang Oil Recovery adalah suatu metode
sering mengalami kerusakan yang berarti peningkatan perolehan minyak bumi
berhubungan dengan biaya penyediaan suku dengan cara menginjeksikan material atau
cadang. bahan lain ke dalam reservoir. Dalam hal di
UBEP Jambi, sistem EOR yang diterapkan
Investasi persediaan suku cadang adalah menginjeksikan kembali air
memerlukan biaya yang sangat tinggi, akan terproduksi (air ikutan dari proses
tetapi suku cadang harus siap sedia pengambilan minyak dengan rasio tertentu)
digudang untuk kelangsungan proses kedalam formasi sekaligus meniadakan
pelayanan dalam pemeliharaan dan pembuangan air terproduksi ke dalam
perbaikan suku cadang mesin dan juga lingkungan pada proses Lifting minyak
untuk mencapai jumlah pemesanan yang bumi.

JOM Fekon Vol.1 No. 2 Oktober 2014 Page | 2


Selama ini PT. Pertamina EP pendukungnya dan dengan memperhatikan
khususnya UBEP Jambi tidak memiliki kriteria minimal ongkos untuk
peranan sistem perawatan yang kuramg mengantisipasi tingkat kerusakan dan
optimal dikarenakan tidak adanya mencegah terputusnya kegiatan produksi.
keseragaman dalam menerapkan kebijakan.
Mesin dan peralatan mendapatkan Banyak hal yang mempengaruhi
penanganan setelah mengalami kerusakan tingkat kepercayaan konsumen kepada
(corrective maintenance) tanpa produsen ataupun perusahaan, salah satunya
memperhatikan faktor keandalan dari adalah bagaimana tingkat pelayanan yang
komponen/sparepart mesin tersebut. Selain diberikan perusahaan yang mempengaruhi
itu bila terjadi kerusakan pada spare part kepuasan konsumen. Hal yang dianggap
mesin, perusahaan tidak memiliki penting adalah mengenai masalah
persediaan yang cukup untuk menggantikan ketepatan waktu dalam menyelesaikan
spare part yang mengalami kerusakan. pesanan dari konsumen. Hal ini merupakan
Selama ini penentuan jumlah parsediaan tanggung jawab dari departemen produksi.
sparepart mesin hanya dengan Faktor yang menyebabkan hal ini adalah
menggunakan perkiraan berdasarkan ketidaklancaran proses produksi. Yang
permintaan masa lalu. menjadi penyebab ketidaklancaran proses
produksi ini antara lain kerusakan yang
Mesin produksi memiliki komponen- dialami mesin ketika proses produksi
komponen sparepart yang dalam aktifitas sedang berjalan. Untuk mencegah hal
operasionalnya akan mengalami kerusakan tersebut perlu dilakukan tindakan perawatan
sampai jangka waktu tertentu. Kerusakan (maintenance) terhadap mesin.
mesin produksi dapat mengganggu
kelancaran proses produksi yang akan
menyebabkan kerugian sebab tidak Keandalan (Reliability)
tercapainya target perusahaan. Faktor Perawatan komponen atau peralatan
keandalan perlu diperhatikan dari system tidak bisa lepas dari pembahasan mengenai
perawatan, untuk itu perlu dilakukan keandalan (reliability). Selain keandalan
analisis keandalan dari mesin untuk merupakan salah satu ukuran keberhasilan
mengetahui sejauh mana kondisi mesin., sistem perawatan juga keandalan
berdasarkan hal ini, penulis tertarik tentang digunakan untuk menetukan penjadwalan
Reliabilty suatu mesin yang dituangkan perawatan sendiri. Akhir-akhir ini konsep
dalam sebuah karya ilmiah dengan judul : keandalan digunakan juga pada berbagai
Analisis Persediaan Suku Cadang Kritis industri, misalnya dalam penetuan jumlah
Dan Reliabilitas Mesin Water Injection suku cadang dalam kegiatan perawatan.
Pump di PT. Pertamina EP UBEP Jambi
Ukuran keberhasilan suratu tindakan
STUDI PUSTAKA perawatan (maintenance) dapat dinyatakan
Perawatan (Maintenance) dengan tingkat reliability. Secara umum
reliability dapat didefenisikan sebagai
adalah kegiatan pendukung utama probabilitas suatu sistem atau produk dapat
yang bertujuan untuk menjamin beroperasi dengan baik tanpa mengalami
kelangsungan fungsional suatu sistem kerusakan pada suatu kondisi tertentu dan
produksi (peralatan, mesin) sehingga pada waktu yang telah ditentukan (Govil, 2004) .
saat dibutuhkan dapat dipakai sesuai Berdasarkan defenisi reliability dibagi atas
dengan kondisi yang diharapkan (Lindley empat komponen pokok, yaitu:
dan Mobley, 2013). Hal ini dapat dicapai
antara lain dengan melakukan perencanaan 1.Probabilitas
dan penjadwalan tindakan perawatan Merupakan komponen pokok pertama,
dengan tetap memperhatikan fungsi merupakan input numerik bagi pengkajian

JOM Fekon Vol.1 No. 2 Oktober 2014 Page | 3


reliability sutau sistem yang juga ditentukan dengan analisis Mean Time
merupakan indeks kuantitatif untuk menilai Between Failure (Heizer & Berry Render ,
kelayakan suatu sistem. Menandakan 2011).
bahwa reliability menyatakan kemungkinan
yang bernilai 0-1 Sistem Persediaan
2.Kemampuan yang diharapkan persediaan adalah bahan mentah,
(Satisfactory Performance) barang dalam proses (work in process),
barang jadi, bahan pembantu, bahan
Komponen ini memberikan indikasi yang
pelengkap, komponen yang disimpan dalam
spesifik bahwa kriteria dalam menentukan
antisipasinya terhadap pemenuhan
tingkat kepuasan harus digambarkan
permintaan (Baroto 2004).
dengan jelas. Untuk setiap unit terdapat
suatu standar untuk menetukan apa yang Pada umumnya persoalan yang
dimaksud dengan kemampuan yang dihadapi dalam pengendalian persediaan
diharapkan. selalu berkaitan dengan usaha untuk
menentukan besarnya persediaan yang
3.Tujuan yang Diinginkan
optimal yang meminimumkan ongkos
Tujuan yang diinginkan, dimana kegunaan penyimpanan dan memaksimumkan tingkat
peralatan harus spesifik. Hal ini ketersediaan, dan usaha untuk menentukan
dikarenakan terdapat beberapa tingkatan ukuran pemesanan yang optimal yang
dalam memprodksi suatu barang meminimumkan ongkos pesan dan ongkos
konsumen. penyimpanan.
4.Waktu (Time) Untuk mencapai tujuan tersebut,
Waktu merupakan bagian yang terdapat beberapa faktor yang harus
dihubungkan dengan tingkat penampilan diperhatikan yaitu:
sistem, sehingga dapat menentukan suatu a. Sifat barang yang akan dibeli
jadwal dalam dalam fungsi reliability.
b. Jumlah barang yang akan dibeli
Waktu yang dipakai adalah MTBF (Mean
Time Between Failure) dan MTTF (Mean c. Jumlah persediaan keamanan
Time to Failure) untuk menentukan waktu d. Kapan pemesanan dilakukan dan
kritik dalam pengukuran reliability. selang waktu pemesanan
5.Kondisi Pengoperasian (Specified
Operating Condition)
Analisis Klasifikasi ABC
Faktor-faktor lingkungan seperti: getaran
(vibration), kelembaban (humidity), lokasi Pemilihan suku cadang yang akan
geografis yang merupakan kondisi ditentukan persediaannya dilakukan dengan
tempat berlangsungnya pengoperasiaan, menggunakan metode ABC, yaitu
merupakan hal yang termasuk kedalam penentuan berdasarkan tingkat harga
komponen ini. Faktor- faktornya tidak tertinggi dari biaya penggunaan material
hanya dialamatkan untuk kondisi selama per periode waktu tertentu (harga per unit
periode waktu tertentu ketika sistem atau material dikalikan volume penggunaan dari
produk sedang beroperasi, tetapi juga material itu sampai periode waktu tertentu)
ketika sistem atau produk berada di dalam Sofjan, 2008 .
gudang (storage) atau sedang bergerak Klasifikasi ABC mengikuti prinsip
(trasformed) dari satu lokasi ke lokasi yang 80-20, atau hukum pareto dimana sekitar 80
lain. % dari nilai inventori material
Secara umum untuk menentukan dipersentasikan (diwakili) oleh 20 %
reliabilitas suatu produk atau sistem, dapat material inventori.

JOM Fekon Vol.1 No. 2 Oktober 2014 Page | 4


Tujuan dari analisis ABC adalah untuk dari fungsi mesin Water Injection Pump
menentukan: adalah menginjeksikan air terproduksi
kedalam perut bumi yang diperlukan untuk
1. Frekuensi perhitungan inventori (cycle
proses pengangkatan (lifting) minyak
routing), dimana material kelas A harus
bumi..
diuji lebih sering dalam hal akurasi
catatan inventori dibandingkan material- Populasi dan Sampel
material kelas B atau C. Populasi dalam penelitian ini adalah
2. Prioritas rekayasa (engineering), dimana mesin water injection pump tipe GASO
material-material kelas A dan B 3364-7 yang beroperasional di UBEP jambi
memberikan petunjuk pada bagian dikarenakan tipe mesin ini merupakan yang
rekayasa dalam peningkatan program paling banyak digunakan di area
reduksi biaya ketika mancari material- operasional tersebut yang berjumlah 6
material tertentu yang perlu difokuskan. mesin.
3. Prioritas pembelian, dimana aktifitas
pembelian seharusnya difokuskan pada Jenis Dan Sumber Data
bahan-bahan baku bernilai tinggi (high Data Primer, dalam penelitian ini data
cost) dan penggunaan dalam jumlah primer diperoleh dengan cara melakukan
tinggi (high usage). Fokus pada material- observasi langsung terhadap urutan
material kelas A untuk pemasok produksi, meninjau departemen yang
(sourching) dan negosiasi. menangani pengurutan produksi dan sistem
4. Keamanan: meskipun nilai biaya per unit informasi yang digunakan untuk
merupakan indikator yang lebih baik pengurutan produksi, serta wawancara
dibandingkan nilai penggunaan (usage dengan pihak manajemen perusahaan,
value), namun analisis ABC boleh pembimbing lapangan yang tersedia, dan
digunakan sebagai indikator dari terhadap pekerja produksi.
material-material (kelas A dan B) yang Data sekunder, Data ini merupakan
seharusnya lebih aman disimpan dalam data yang diperoleh dari dokumen
ruangan terkunci untuk mencegah perusahaan, hasil penelitian yang sudah lalu
kehilangan, kerusakan, atau pencurian. dan data lainnya. Dalam penelitian ini data
diperoleh dari karyawan logistik dan
METODE PENELITIAN operator objek penelitian. Data sekunder
yang dibutuhkan dalam penelitian ini
Jenis Penelitian adalah :

Jenis penelitian yang dipakai pada 1. Data Pemakaian Spare Part


tugas akhir ini adalah penelitian yang 2. Data Kerusakan Spare Part
bersifat deskriptif yang menjelaskan kondisi 3. Harga pembelian masing masing suku
dari suatu sistem dengan pengamatan yang cadang
dilakukan.
Teknik Pengumpulan Data
Objek Penelitian
Objek yang diteliti adalah Pengumpulan data yang diperlukan
komponen mesin produksi yang berperan dilakukan dengan cara sebagai berikut :
vital dalam kelancaran proses produksi di 1. Teknik Observasi, yaitu melakukan
PT. Pertamina UBEP Jambi. Dalam hal ini pengamatan langsung terhadap objek
yang menjadi objek penelitian adalah mesin penelitian dengan melaksanakan
Water Injection Pump. Alasan pemilihan pengamatan terhadap proses produksi
Water Injection Pump karena mesin ini minyak bumi yang memasukkan objek
memiliki peranan yang besar, hal ini terlihat penelitian dalam proses pembuatannya

JOM Fekon Vol.1 No. 2 Oktober 2014 Page | 5


yaitu pada tahapan lifting minyak
bumi.
2. Mereview buku-buku laporan
administrasi serta catatan-catatan pihak
perusahaan yang berhubungan dengan
data yang diperlukan yaitu data Secara umum, untuk mengetahui
pemakaian suku cadang dan data reabilitas suatu produk dapat dilihat melalui
kerusakan suku cadang untuk Water analisis MTBF yang sesuai dengan FR(N)
Injection Pump.
3. Teknik Wawancara, yaitu melakukan
wawancara dengan supervisor dan
karayawan divisi produksi yang dapat
memberikan informasi yang diperlukan
untuk menunjang penyelesaian Pembahasan dan Implikasi Manajerial
masalah.
4. Teknik Kepustakaan, yaitu dengan Komponen Kritis Pada Mesin WIP
membaca buku-buku dan jurnal-jurnal (Water Injection Pump)
penelitian yang berkaitan dengan
Berdasarkan analisa pareto
penerapan reliability dan Water
(Metoda ABC) diatas, diperoleh bahwa
Injection Pump.
terdapat empat komponen yang termasuk
kedalam kelas A yaitu, Bearing: sleeve,
Teknik Analisis Data gaso 3364 , Borgwarner npn sleeve:
assy, qb3750/ 5a4x, Fan: 315 mm o/dia,
Pemilihan Komponen Kritis Dengan for pump gaso 3364 dan Borgwarner
Metode ABC npn basic seal assy for qb3750

penentuan berdasarkan tingkat harga MTBF (Mean Time Between Failures)


tertinggi dari biaya penggunaan material Komponen Bearing: sleeve, gaso 3364
per periode waktu tertentu (harga per unit
Persentase kegagalan :
material dikalikan volume penggunaan dari
material itu sampai periode waktu tertentu) FR(%)=(Jumlah kegagalan)/(Jumlah
Sofjan, 2008 . unit yang diuji)=3/6
x100%=50%
Klasifikasi ABC mengikuti prinsip
80-20, atau hukum pareto dimana sekitar 80 Jumlah Kegagalan per hari operasional :
% dari nilai inventori material FR(N)=(Jumlah kegagalan)/(Waktu
dipersentasikan (diwakili) oleh 20 % operasional)=3/285=0.0105
material inventori.
MTBF = 1/(FR(N))=1/0.0105=95 hari
Komponen Borgwarner npn sleeve: assy,
Penentuan Selang Waktu Antar qb3750/ 5a4x
Kerusakan (MTBF)
Persentase kegagalan :
Standar unit dalam menghitung
reability adalah failure rate (FR), failure rate FR(%)=(Jumlah kegagalan)/(Jumlah
atau tingkat kegagalan menghitung unit yang diuji)=4/6
persentase kegagalan dari total produk yang x100%=66%
diuji, FR(%), atau jumlah dari kegagalan Jumlah Kegagalan per hari operasional :
dalam suatu periode waktu, FR(N). (Heizer
& Berry Render , 2011). FR(N)=(Jumlah kegagalan)/(Waktu
operasional)=4/461=0.0086
7

JOM Fekon Vol.1 No. 2 Oktober 2014 Page | 6


MTBF = 1/(FR(N))=1/0.00867=115.25 2. Perusahaan disarankan melakukan
hari pencatatan waktu kerusakan dengan
detail secara terus-menerus untuk
Komponen Fan: 315 mm o/dia, for pump
memudahkan penentuan waktu
gaso 3364
penggantian komponen mesin dan
Persentase kegagalan : pengadaan persediaan suku cadang yang
FR(%)=(Jumlah kegagalan)/(Jumlah optimum..
unit yang diuji)=3/6
x100%=50% DAFTAR PUSTAKA
Jumlah Kegagalan per hari operasional : Assauri, Sofjan,."Manajemen
FR(N)=(Jumlah kegagalan)/(Waktu Produksi", LPFE, Universitas Indonesia,
operasional)=3/359=0.00835 Edisi Ke IV, Jakarta, 2008.
MTBF = 1/(FR(N))=1/0.00835=119.67 Baroto, Teguh.,”Perencanaan dan
hari Pengendalian Persediaan”., Penerbit
Komponen Borgwarner npn basic seal Erlangga, 2004
assy for qb3750
Blanchard, David.,”Supply Chain
Persentase kegagalan :
Management”., Wiley and Sons, 2005
FR(%)=(Jumlah kegagalan)/(Jumlah
unit yang diuji)=6/6 Corder, Antony & Hadi, Kusnul,
x100%=100% "Teknik Manajemen Pemeliharaan",
Jumlah Kegagalan per hari operasional : Penerbit Erlangga, Jakarta, 2005.

FR(N)=(Jumlah kegagalan)/(Waktu D Louit, R Pascual, D Banjevic dan A


operasional)=6/455=0.01318 K S Jardine.,”Optimization models for
MTBF = 1/(FR(N))=1/0.01318=75.83 hari critical spare parts inventories a reliability
approach”., Jurnal Internet. 2011

Nilai MTBF (Mean Time Between Daft, Richard L., “ Management


Failure) untuk komponen Bearing: ”.,Cengage Learning, 2009
sleeve, gaso 3364 sebesar 95 hari,
Borgwarner npn sleeve: assy, qb3750/ Govil, A. K, "Realibility Engineering",
5a4x sebesar 115.25 hari, Fan: 315 mm Mc. Graw Hill Publishing Co, New
o/dia, for pump gaso 3364 sebesar Delhi,2004
119.67 hari, dan Borgwarner npn basic
seal assy for qb3750 sebesar 75.83 hari H. Nababan, Charles, “Analisis
Keandalan Dan Penentuan Persediaan
Optimal Komponen Sludge Separator Di
Kesimpulan dan Saran
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu”,
1. Berdasarkan hasil analisis, perusahaan 2010.
disarankan menerapkan kebijakan
penggantian komponen mesin secara Handoko, T. Hani.,”Manajemen”.,
terencana menimbang bahwa rata – rata BPFEYogyakarta, 2004
dalam 3 bulan adanya downtime mesin
water injection pump yang diakibatkan Hasibuan, H.Malayu S.P.,”Manajemen
oleh salah satu dari empat komponen Sumber Daya Manusia”.,Jakarta, Bumi
mesin yang bersifat kritis. Aksara, 2005.

JOM Fekon Vol.1 No. 2 Oktober 2014 Page | 7


Hendro Asisco. Kifayah Amar. Dan
Yandra Rahadian Perdana.,” Usulan
Perencanaan Perawatan Mesin Dengan
Metode Reliability Centered Maintenance
(Rcm) Di Pt. Perkebunan Nusantara Vii
(Persero) Unit Usaha Sungai Niru
Kab.Muara Enim”.,UIN.Jurnal Internet

Jay Heizer dan Barry


Render.,”Operations Management”.,
Pearson, 2011

Lindley dan Mobley.,”Maintenance


Engginering Handbook”.,Engels,2013

Maria Elena Nenni. dan Massimiliano


Maria Schiraldi.,”Optimizing Spare Parts
Inventory in Shipping Industry”.,
Department of Industrial Engineering.
University of Naples Federico II

Martin Kenneth Starr, David Wendell


Miller.,”Inventory Control : Theory and
Practice.,”Prentice-hall, 2004

Siregar., Rosman.," Menentukan


Keandalan Pada Model Stress-Strengh Pada
suatu komponen". Fakultas MIPA Jurusan
Matematika., USU.Jurnal Internet

Sodikin, Imam., “Analisis Penentuan


Waktu Perawatan Dan Jumlah Persediaan
Suku Cadang Rantai Garu Yang Optimal”.,
IST AKPRIND.Jurnal Internet

Silalahi, Herwandi.,”Pengendalian
Persediaan Suku Cadang Mesin-Mesin
Pabrik di PT. Perkebunan Nusantara III
PKS Rambutan TebingTinggi”.,USU.Jurnal
Internet

Willem van Jaarsveld. dan Rommert


Dekker.,”Integrating reliability centered
maintenance and spare parts stock control”.,
Econometric institute, Erasmus. University
Rotterdam

JOM Fekon Vol.1 No. 2 Oktober 2014 Page | 8

Das könnte Ihnen auch gefallen