Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
LABORATORIUM PETROFISIKA
2019
1|Page
DAFTAR ISI
COVER .................................................................................................................................................. 1
DAFTAR ISI......................................................................................................................................... 2
DAFTAR TABEL ................................................................................................................................ 3
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................................... 4
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................................... 5
Judul Modul ................................................................................................................................... 5
Tujuan Praktikum ......................................................................................................................... 5
Teori Dasar .................................................................................................................................... 5
BAB II PENGOLAHAN DATA...................................................................................................... ..7
Data Percobaan............................................................................................................................. ..7
Perhitungan dan Pengolahan Data ............................................................................................. ..7
BAB III ANALISIS ........................................................................................................................... 11
Asumsi.......................................................................................................................................... 11
Analisis......................................................................................................................................... 12
BAB IV KESIMPULAN ................................................................................................................... 16
BAB V PESAN DAN KESAN ........................................................................................................ 17
Untuk Praktikum ......................................................................................................................... 17
Untuk Asisten .............................................................................................................................. 17
BAB VI JAWAB PERTANYAAN ......................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................ 22
2|Page
DAFTAR TABEL
3|Page
DAFTAR GAMBAR
4|Page
BAB I
PENDAHULUAN
𝑊𝑙 𝑊𝑗 − 𝑊𝑘
𝑉𝑝 = =
𝜌𝑙 𝜌𝑙
5|Page
Dimana :
Vp = Volume pori
Wl = Berat cairan penjenuh
Wj = Berat core setelah dijenuhkan
Wk = Berat core kering
𝜌𝑙 = Densitas fluida penjenuh
Dalam modul ini, volume bulk sampel core dicari dengan 2 cara:
1. Metode volumetrik, diukur dengan jangka sorong
2. Electric Hg Picnometer yang sudah dikalibrasi dengan bola-bola besi
6|Page
BAB II
PENGOLAHAN DATA
d. Data Lain
Tekanan upstream : Patas = 73 cmHg
Tekanan downstream : Pbawah = 9 cmHg
7|Page
Hasil perhitungan ditampilkan pada tabel berikut.
Dari nilai volume bulk dan ∆Simpangan yang didapat untuk keempat bola besi sebagai
kalibrasi maka dapat diplot grafik volume bulk/bola besi vs ∆Simpangan sebagai
berikut.
2.5
2
1.5
1
0.5
0
0 1 2 3 4 5
Volume Bola Besi (cc)
8|Page
Dari plot grafik diatas, didapatkan persamaan regresi yaitu:
y = 0.9331x + 0.0032
Maka, nilai volume bulk core sample dapat dihitung berdasarkan nilai simpangan yang
diketahui dan persamaan regresi yang didapat, yaitu sebagai berikut.
15.095 − 0.0032
𝑉𝑏𝑢𝑙𝑘 𝑐𝑜𝑟𝑒 = = 16.1738 cc
0.9331
𝑊𝑎𝑖𝑟+𝑝𝑖𝑐𝑛𝑜 − 𝑊𝑝𝑖𝑐𝑛𝑜
𝜌𝑎𝑖𝑟 =
𝑉𝑝𝑖𝑐𝑛𝑜
(18.76 − 13.26) 𝑔
𝜌𝑎𝑖𝑟 =
5 𝑐𝑐
35.789 − 33.52
𝑉𝑝𝑜𝑟𝑖 =
1.1
𝑉𝑝𝑜𝑟𝑖 = 2.0627 𝑐𝑐
9|Page
𝑃𝑣
𝐸𝑓𝑓 = 1 − ( )
76
12
𝐸𝑓𝑓 = 1 − ( ) = 0.8421
76
2.0627
∅= 𝑥 100% = 12.2881 %
16.7862
2.0627
∅= 𝑥 100% = 12.7533 %
16.1738
g. Penentuan porositas core sample setelah dikalibrasi dengan nilai efektif alat
10 | P a g e
BAB III
ANALISIS
III.1. Asumsi
Beberapa asumsi yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut..
1. Core sample yang digunakan berbentuk silinder sempurna, sehingga volume bulk
dapat dihitung sebagai volume silinder.
2. Ruangan pada kondisi standar.
3. Tidak ada kesalahan pengukuran dan pembacaan data pengukuran pada setiap alat
ukur.
4. Tidak ada reaksi kimia antara fluida penjenuh dengan core sample yang digunakan
serta tidak ada butir yang terlarut.
5. Tidak ada pengotor atau partikel lain yang terdapat pada core sample dan picnometer
yang digunakan dalam keadaan bersih dan kering.
6. Saat pengolahan data, semua data hasil perhitungan menggunakan 2 sampai 4 angka
dibelakang koma saja.
7. Alat yang digunakan tidak mengalami kebocoran, agar misalnya tidak ada udara yang
masuk ke labu Erlenmeyer selama proses pemvakuman dan penjenuhan.
8. Setelah proses pemvakuman, diasumsikan tidak ada lagi udara yang tersisa di dalam
pori-pori batuan
9. Core sample adalah 100% terjenuhi, atau porositas intergranular pada core sample
diisi oleh air secara sempurna.
10. Volume picnometer sebesar 5 cc dan nilai tersebut telah dikalibrasi
11. Air dalam jumlah sedikit yang keluar dari tabung electric Hg picnometer akibat
sebagian menempel pada sampel atau terjadi tumpahan saat memasukan sampel,
dapat diabaikan untuk jumlah tetesan yang sedikit.
12. Tidak ada air yang menguap saat pengukuran pada electric Hg picnometer.
13. Tidak ada air yang masuk ke dalam core saat pengukuran volume bulk dengan
electric Hg Picnometer sehingga simpangannya benar.
11 | P a g e
III.2. Analisis
1. Analisis Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum modul ini adalah sebagai berikut.
Tabung Erlenmeyer yang dilengkapi dengan sumbat karet dan funnel
diatasnya.
Alat ini digunakan untuk menjenuhkan core sample dengan suatu
fluida yang terdapat pada tabung erlenmeyer. Dalam praktikum, terdapat
dua jenis tabung yang fungsinya berbeda dimana salah satu contohnya
adalah alat ini. Alat ini menggunakan sumbat karet sebagai penutup
tabung erlenmeyer agar tidak terhubung dengan udara luar dan dimana
diatasnya diberikan funnel sebagai sumber air untuk diisi dalam tabung
erlenmeyer ini. Agar udara benar-benar tidak ada yang masuk, pada
sumbat karet diberikan vaseline. Kondisi alat ini bekerja cukup baik,
namun praktikan tidak melakukan percobaan ini secara keseluruhan
seperti pemasangan sumbat karet dan funnel, memasukkan core serta
mengisi air ke tabung dengan membuka keran funnel. Saat praktikum, alat
ini sudah dalam kondisi siap pakai.
Tabung Erlenmeyer yang berisi kapur yang dihubungkan dengan pompa
vakum.
Alat ini digunakan dalam praktikum ini untuk mendukung proses
pemvakuman, dimana alat ini dapat mengendapkan udara yang tersisa
agar kondisi dapat dibuat vakum. Dalam praktikum ini, kondisi alat cukup
baik.
Pompa Vakum dan Manometer Hg
Pompa vakum digunakan untuk penghampaan, sedangkan
manometer Hg untuk mengukur tekanan. Manometer Hg akan
menghubungkan tekanan dalam tabung berisi core dan juga
menghubungkan dengan udara luar. Pompa vakum dan manometer Hg
bekerja cukup baik. Tetapi manometer yang digunakan dalam praktikum
ini memiliki kekurangan dan kendala dalam pembacaan tekanan karena
lapisan tabungnya terkotori oleh suatu zat sehingga beberapa angka tidak
dapat dilihat.
Electric Hg Picnometer dan Bola-bola pengkalibrasi
12 | P a g e
Electric Hg picnometer digunakan untuk mengukur volume bulk
dimana merupakan metode lain untuk mengukur besaran tersebut selain
dengan metode volumetrik dengan menggunakan jangka sorong.
Pengukuran menggunakan alat ini cukup akurat daripada menggunakan
jangka sorong karena dalam metode jangka sorong, terdapat asumsi
bahwa pengukuran core sama seperti pengukuran silinder sempurna.
Electric Hg picnometer yang digunakan dalam praktikum ini tidak
menggunakan Hg atau merkuri/raksa sebagai cairannya, melainkan
menggunakan air dengan alasan bahan merkuri cukup berbahaya jika
digunakan dalam praktikum ini, karena prosedur penggunaannya
membutuhkan kontak tangan ke cairan yang digunakan dalam alat ini.
Untuk bola besi, alat ini berguna sebagai pengkalibrasi untuk menentukan
persamaan regresi linear hubungan delta simpangan dengan volume bulk.
Persamaan ini digunakan untuk menentukan volume bulk core sample dari
data simpangan yang didapat dalam percobaannya. Untuk kondisinya,
bola besi dalam kondisi baik, sedangkan electric Hg picnometer
kondisinya kurang baik dikarenakan lampu penanda bahwa air telah
menyentuh paku adalah dalam kondisi mati. Sehingga praktikan harus
asumsikan sendiri apakah air telah menyentuh paku. Hal ini tentu akan
mempengaruhi hasil yang didapatkan.
Jangka Sorong dan Penjepit
Jangka sorong digunakan sebagai salah satu metode untuk
mengukur volume bulk core, sedangkan penjepit digunakan untuk
mempermudah dalam memasukkan atau mengambil core pada alat
electric Hg picnometer. Kedua alat ini adalah dalam kondisi baik saat
digunakan.
Picnometer dan Neraca Analitis
Picnometer digunakan sebagai alat ukur untuk mengukur densitas
fluida penjenuh core sample, sedangkan neraca analitis digunakan untuk
menimbang berat core kering dan berat setelah dijenuhkan. Selain itu, alat
ini juga akan menimbang berat picnometer sebelum dan sesudah
dimasukkan fluida penjenuh. Dalam praktikum ini, kondisi kedua alat ini
cukup baik.
13 | P a g e
2. Analisis Keberjalanan Praktikum
Praktikum pada 27 Februari 2019 berjalan cukup baik, dimana praktikan
telah mendapatkan seluruh data yang dibutuhkan serta telah memahami
prosedur dan prinsip kerja dalam praktikum ini. Asisten sudah sangat baik saat
membimbing kami melakukan prosedur kerja dimana asisten sering
memberikan masukan teori tentang hal-hal yang berkaitan dengan prinsip dan
prosedur kerja yang sedang dilakukan. Namun akibat kendala waktu, beberapa
prosedur yang tidak memberikan data, seperti prosedur penjenuhan yang
membutuhkan waktu satu malam, tidak dilakukan oleh praktikan. Jadi,
praktikan hanya dipaparkan langkah-langkah dalam penjenuhan dan asisten
langsung memberikan core sample yang telah dilakukan penjenuhan.
3. Analisis Hasil Percobaan
Porositas pada praktikum ini ditentukan dengan mengetahui terlebih
dahulu volume bulk dari core. Pengukuran volume bulk core dilakukan dengan
dua metode, yaitu menggunakan jangka sorong dan menggunakan electric Hg
picnometer. Hasil menunjukkan volume bulk menggunakan jangka sorong
adalah sebesar 16.7862 cc dan porositasnya sebesar 14.5921%.
Sedangkan bila menggunakan electric Hg picnometer, didapatkan nilai volume
bulk sebesar 16.1738 cc dan porositasnya sebesar 15.1446%. Perbedaan hasil
pada perhitungan volume bulk dari kedua metode dapat disebabkan beberapa
hal. Untuk metode volumetric menggunakan jangka sorong, penyebabnya
adalah asumsi yang digunakan bahwa yang digunakan merupakan silinder
sempurna dan kesalahan paralaks yang dilakukan oleh praktikan. Pada metode
Electric Hg Picnometer, kesalahan dapat terjadi karena sedikit air tumpah saat
memasukkan bola besi yang cukup besar dan kesalahan lain dalam membaca
simpangan yang kurang akurat pada alat electric Hg picnometer. Hal ini
menimbulkan perbedaan nilai pada volume bulk serta porositas. Dari hasil
porositas diatas, dibutuhkan data lain untuk mendapatkan hasil nilai porositas,
seperti volume pori dan nilai efektif alat.
Dalam percobaan modul ini, metode yang digunakan untuk mengukur
porositas core sample adalah metode liquid saturation dimana prinsipnya
adalah pengukuran volume pori dengan metode penjenuhan oleh suatu fluida
sebagai data untuk menentukan porositas core sample. Sedangkan, volume bulk
diukur dengan dua metode. Metode pertama yang digunakan adalah metode
14 | P a g e
volumetrik, yaitu pengukuran secara langsung dengan menggunakan jangka
sorong. Kelemahan dari metode ini adalah ketidakakuratan hasil pengukuran
karena bentuk dari core sample yang tidak berbentuk silinder sempurna. Dan
metode kedua, yaitu metode electric Hg picnometer. Prinsip kerja dari alat ini
adalah displacement suatu fluida dalam alat oleh volume sample core. Hal ini
menerapkan prinsip hukum Archimedes. Hubungan simpangan dan volume
core sample didapat dengan melakukan kalbrasi menggunakan bola-bola besi.
Hal ini dilakukan dengan mencari korelasi antara simpangan yang terjadi akibat
displacement yang terjadi dengan volume bola-bola besi.
Dalam percobaan ini digunakan air sebagai fluida dalam alat electric Hg
picnometer menggantikan fluida merkuri/raksa/Hg. Air memiliki kelebihan
karena lebih aman/tidak berbahaya untuk bagian tubuh bila dibandingkan oleh
raksa. Namun, air memiliki kekurangan dibandingkan raksa karena air lebih
mudah menguap sehingga suatu saat air pada alat dapat berkurang serta air juga
mudah menempel pada benda. Hal ini mengakibatkan volume air pada alat juga
dapat berkurang akibat sebagian kecil terbawa oleh benda yang tercelup baik
disisi luar benda tersebut maupun dalam porinya. Bila dibandingkan oleh hal
tersebut, raksa memiliki sifat yang lebih baik ketimbang air karena raksa tidak
mudah menempel pada benda/solid surface akibat gaya kohesi yang cukup
besar ketimbang adhesinya. Oleh karena itu, galat/error hasil yang didapat lebih
kecil bila menggunakan raksa. Lebih jelasnya, akibat dari penggunaaan Hg
dengan air ini adalah apabila batuan tersebut merupakan batuan water-wet,
maka air disini bertindak sebagai wetting phase, artinya ada kemungkinan
air dapat mauk ke dalam pori-pori batuan sehingga simpangan yang terjadi tidak
terlalu besar. Namun bila batuannnya bersifat oil-wet, maka air disini bertindak
sebagai non-wetting phase, artinya tidak akan ada air yang masuk ke dalam core
tanpa diberikan tekanan pendesakan sehingga simpangan yang terjadi menjadi
lebih besar dan lebih akurat. Beda halnya jika kita menggunakan Hg, kita tidak
perlu memperdulikan batuan tersebut adalah water-wet maupun oil-wet karena
Hg selalu bertindak sebagai non-wetting phase.
15 | P a g e
BAB IV
KESIMPULAN
1. Metode Liquid Saturation adalah metode untuk mengukur porositas dengan cara
menjenuhkan core dengan cairan (liquid) yang diketahui densitasnya. Prinsip
percobaaan metode liquid saturation dalam penentuan volume pori adalah dengan
menghitung selisih massa core sample kering dengan massa core sample yang telah
dijenuhi fluida. Dari pengukuran densitas fluida penjenuh dan selisih massa core
sample, maka didapatkan volume pori. Dari volume pori dan volume bulk, maka dapat
ditentukan porositas core sample tersebut.
16 | P a g e
BAB V
KESAN DAN PESAN
1. Untuk Praktikum
Dalam modul ini, saya cukup senang karena prinsip dan prosedur kerja modul
ini mudah dipahami, tidak seperti praktikum saya sebelum-sebelumnya dimana alat
yang digunakan cukup sulit untuk dipahami. Walaupun beberapa alat saya belum
dapat memahami prinsipnya secara keseluruhan, terlihat dari tes alat yang saya masih
kurang menjawab pertanyaan yang diberikan seputar analisis alat, namun setelah
asisten memberikan koreksi terhadap pernyataan saya, saya menjadi lebih paham dan
penjelasan dari asisten untuk semua alat mudah dipahami. Beberapa modul praktikum
sebelumnya, terkadang saya masih belum paham tentang prinsip alat walaupun asisten
telah memberi penjelasan. Akan tetapi, cukup banyak kekurangan praktikum ini dari
segi alat dimana banyak alat yang kurang berfungsi atau bekerja kurang optimal
sehingga saya memiliki saran:
Untuk memperbaiki alat praktikum, seperti alat electric Hg picnometer,
manometer, dan lain-lain.
Menambah beberapa metode selain penjenuhan, karena dirasa praktikum
penjenuhan hanya sedikit sehingga perlu di combine dengan metode lain.
2. Untuk Asisten
Dalam praktikum ini, asisten sangat membantu praktikan dalam menyelesaikan
modul praktikum ini. Namun, asisten tidak menjelaskan terlebih dahulu secara garis
besar tentang pengantar modul ini. Sehingga hal ini tentu cukup menyulitkan praktikan
saat akan melakukan tes alat. Saat praktikum kemarin, saya tes awal dengan bang
Dicky. Bang Dicky adalah orangnya baik karena beberapa kali memberikan toleransi
kepada saya atas beberapa kesalahan menjawab beberapa pertanyaan tes awal dari bang
Dicky. Setelah melakukan tes awal, bang Dicky menyempatkan untuk menjelaskan
mengenai pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada praktikan saat tes awal serta
sekilas membahas soal tugas pendahuluan. Hal ini tentu sangat positif agar praktikan
bisa segera mengevaluasi kesalahan yang dilakukannya baru saja baik saat melakukan
tes awal maupun saat mengerjakan tugas pendahuluan. Untuk tes alat, saya melakukan
tes dengan bang Denny. Saat melakukan tes alat dengan bang Denny, saya merasa
kesulitan, karena pertanyaan bang Denny kebanyakan adalah analisis tentang alat yang
digunakan serta kasus-kasus yang mungkin terjadi. Padahal saya hanya mempersiapkan
materi belajar, berupa hanya langkah-langkah praktikum di modul, definisi dan prinsip
kerja dan alat secara singkat. Saya memang kurang mendalami beberapa case yang
mungkin dalam praktikum ini. Pesan saya kepada asisten, semoga kinerja baik kemarin
dapat dipertahankan atau bahkan ditingkatkan.
17 | P a g e
BAB VI
JAWAB PERTANYAAN
Diketahui:
Ditanya:
18 | P a g e
Penyelesaian:
Data Oil
SG 0.88714734
rho oil 0.88714734
Perhitungan Porositas
Vb 1234.92914 cc
m fluida jenuh 178 gr
rho mixture 1.00272915 gr/cc
Vpori=Vair 177.515533 cc
Porositas 14.3745521 %
Perhitungan Reserve
Vbulk reservoir 377471060 bbl
Vpori 54259774.1 bbl
Reserve 41237428.3 bbl
Tabel VI.2. Penentuan porositas dan reserve
Year Qt, bpd Qw, bpd Qo, bpd WC (%) Np, bbl Profit
0 - - - - - -4400000
1 4000 36.5 3963.5 0.009 1446677.5 46233712.5
2 4000 36.5 3963.5 0.009 2893355 96867425
3 3200 109.5 3090.5 0.0331 4021387.5 136348562.5
4 2560 146 2414 0.054 4902497.5 167187412.5
5 2048 182.5 1865.5 0.0818 5583405 191019175
6 1638.4 219 1419.4 0.1179 6101486 209152010
7 1310.72 255.5 1055.22 0.1631 6486641.3 222632445.5
8 1048.576 292 756.576 0.2178 6762791.54 232297703.9
9 838.8608 328.5 510.361 0.2814 6949073.232 238817563.1
10 671.08864 365 306.089 0.3523 7060795.586 242727845.5
Tabel VI.3. Penentuan Qt, Np, dan profit
19 | P a g e
Grafik Qt-Np vs Waktu
4500 8000000
4000 7000000
3500 6000000
3000
5000000
2500
Np
Qt
4000000
2000
3000000
1500
1000 2000000
500 1000000
0 0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Waktu (year)
250000000
200000000
y = 9E+07ln(x) + 4E+07
Profit
150000000 R² = 0.9943
100000000
50000000
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Waktu (year)
20 | P a g e
5. Menentukan nilai RF
𝑁𝑝
𝑅𝐹 =
𝑁
Diketahui bahwa nilai Np@10 years adalah 7060795.586 dan jumlah cadangan
(reserve) adalah 41237428.3. Maka nilai RF sebesar:
7060795.586
𝑅𝐹 = = 0.1712 = 17.12%
41237428.3
6. Menentukan nilai POT
Dari persamaan regresi data Profit vs Waktu, didapatkan nilai POT yaitu saat y=0,
maka:
21 | P a g e
REFERENCE
Amyx, Bass, Whiting. 1960. “Petroleum Reservoir Engineering Physical Properties”. New
York: Mc. GrawHill Book Company.
Latifa, Zilva Rifanti. 2014. “Catatan Kuliah Petrofisika”. Bandung: Institut Teknologi
Bandung
Tim Penyusun Modul Praktikum. 2019. “Buku Petunjuk Praktikum Laboratorium Petrofisika
Teknik Perminyakan ITB.” Bandung: Institut Teknologi Bandung.
22 | P a g e