Sie sind auf Seite 1von 10

Agri-SosioEkonomi Unsrat, ISSN 1907– 4298 , Volume 13 Nomor 3A, November 2017 : 157 - 166

PEMASARAN KENTANG DI DESA MAKAARUYEN,


KECAMATAN MODOINDING

Christy Militia Linelejan


Ribka M. Kumaat
Juliana R. Mandey

ABSTRACT
The study aims to knowing the marketing of potatoes in Makaaruyen Village, Modoinding
Sub District. The data used are primary data and secondary data. Primary data were obtained
through a list of qusions that had been provided, while secondary data obtained from BP3K office
Modoinding district and village office Makaaruyen Modoinding district. Sampling method is done by
simple random sampling for sample of farmers and snowball sampling method for marketing
agencies, where the simple is obtained based on information from the first respondent then traced to
the next respondent. Data is presented in numerical form and analyzed quantitatively. The consept of
measurement of variables used are costs consisting of packing, sortir fees, freight costs, loading and
unloading costs, depreciation costs and retribution fees. The research result showed that there was
five channel of potatoes in Makaaruyen village, Modoinding Sub District. The marketing institutions
involved include village collecting, sub district collecting, sub district traders, out of town merchants
and retailers. Marketing activities in the Makaaruyen Village of the Modoinding Sub District is an
activity that begins with partners and cooperation between farmers and marketing agencies involved
in potato marketing activities.

Keywords: marketing of potatoe, Village Makaaruyen, Modoinding Sub District

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemasaran kentang di Desa Makaaruyen
Kecamatan Modoinding. Data yang digunakan yaitu data primer dan data sekunder. Data primer
diperoleh melalui daftar pertanyaan yang telah disiapkan sedangkan data sekunder diperoleh dari
Kantor BP3K Kecamatan Modoinding dan Kantor Desa Makaaruyen Kecamatan Modoinding.
Metode pengambilan sampel dilakukan dengan cara Simple Random Sampling atau secara acak
sederhana untuk sampel petani dan metode Snowball Sampling untuk lembaga pemasaran, dimana
sampel diperoleh berdasarkan informasi dari responden pertama kemudian ditelusuri ke responden
berikutnya. Data disajikan dalam bentuk angka dan dianalis secara kuantitatif. Konsep pengukuran
variabel yang digunakan adalah biaya yang terdiri dari biaya pengepakan, biaya sortir, biaya
pengangkutan, biaya bongkar muat, biaya penyimpanan, biaya penyusutan dan biaya retribusi. Hasil
penelitian ini menunjukan bahwa Saluran pemasaran yang terjadi di Desa Makaaruyen Kecamatan
Modoinding terdiri dari 5 saluran pemasaran. Lembaga pemasaran yang terlibat diantaranya
pedagang pengumpul desa, pedagang pengumpul kecamatan, pedagang besar kecamatan, pedagang
besar luar kota dan pedagang pengecer. Kegiatan pemasaran di Desa Makaaruyen Kecamatan
Modoinding merupakan aktivitas yang dimulai dari mitra serta kerja sama antar petani dan lembaga
pemasaran yang terlibat pada kegiatan pemasaran kentang.

Kata kunci: pemasaran kentang, Desa Makaaruyen, Kecamatan Modoinding

157
Pemasaran Kentang Di Desa Makaaruyen.....................................(Christy Linelejan, Ribka Kumaat, Juliana Mandey)

PENDAHULUAN Tabel 1. Luas Tanam, Luas Panen dan Produksi Kentang per
Desa di Kecamatan Modoinding Tahun 2015
Desa
Latar Belakang Luas Luas
Tanam Panen Produktifitas Total
Sektor pertanian merupakan sektor (Ha) (Ha) (Ton) Produksi
strategis yang memiliki peranan penting Mokobang 25 20 20 400
Wulurmaatus 26 30 20 600
dalam pembangunan nasional yang mengacu Palelon 25 26 20 520
Makaaruyen 29 34 20 680
pada perekonomian di Indonesia. Hal ini Pinasungkulan 26 33 20 660
dapat dilihat dari kemampuan sektor Pinasungkula
n Utara 27 30 20 600
pertanian berkontribusi pada Produk Linelean 28 31 20 620
Domestik Bruto (PDB), dalam penyerapan Sinisir 25 32 20 640

tenaga kerja, sumber ketersediaan pangan dan Kakenturan 25 26 20 520


Kakenturan
penciptaan kesempatan kerja atau usaha Barat 20 28 20 560
dalam peningkatan pendapatan masyarakat Jumlah 256 290 5800
Sumber : BP3K Kecamatan Modoinding , 2015
serta sebagai sumber perolehan devisa
(Nadhawatunnaja, 2008). Tanaman
Tabel 1 menunjukkan bahwa jumlah
hortikultura merupakan bagian dari sektor produksi kentang terbanyak terletak di Desa
pertanian yang dapat memberikan kontribusi Makaaruyen. Produksi kentang di Desa
cukup besar dalam peningkatan pendapatan Makaaruyen Kecamatan Modoinding tidak hanya
petani dan pemenuhan gizi keluarga. Salah dipasarkan diwilayah Modoinding, melainkan
satu tanaman hortikultura yang memiliki juga dipasarkan diluar Kecamatan Modoinding
peluang untuk memenuhi kebutuhan pangan seperti pasar Kotamobagu, pasar Langowan, pasar
adalah kentang. Tanaman kentang adalah Bersehati dan pasar Karombasan. Pemasaran
komoditas yang memiliki potensi dan prospek Kentang di Desa Makaaruyen dilakukan oleh
yang baik dalam rangka mewujudkan pedagang dari luar desa Makaaruyen dan oleh
ketahanan pangan yang berkelanjutan pedagang dari dalam desa Makaaruyen.
Permasalahan yang sering dihadapi dalam
(Setiadi, 2009).
mewujudkan pemasaran kentang yang baik adalah
Kentang layak untuk diusahakan dan tinggi rendahnya tingkat harga yang diterima
dikembangkan karena nilai ekonomisnya petani erat kaitannya dengan pola pemasaran yang
tinggi dan permintaan kentang terus terbentuk dan besarnya marjin pemasaran,
meningkat seiring dengan semakin meluasnya sehingga untuk meningkatkan pemasaran kentang
pendayagunaan kentang untuk berbagai dapat dicapai apabila pola pemasaran dan
keperluan, sebagai kentang konsumsi maupun penyebab tingginya marjin pemasaran diketahui
kentang industry. Proses pendistribusian (Widayanti, 2008). Untuk memperoleh nilai jual
kentang kepada konsumen dilakukan melalui yang baik, maka mekanisme pemasaran harus
proses pemasaran untuk menjembatani berjalan dengan baik pula sesuai tujuan yang
berpindahnya kentang dari sisi produksi ke akan dicapai agar semua pihak yang terlibat
sisi konsumsi. Pemasaran kentang yang baik diuntungkan.
akan mengalirkan kentang dari petani ke Bagi konsumen tingkat harga yang
konsumen dan memberikan indikasi tentang tinggi merupakan beban. Bagi produsen
perubahan penawaran permintaan kentang keuntungan dapat diterima rendah karena
kepada petani (Nurulita, 2011). Desa tingkat harga yang diterima rendah.
Makaaruyen merupakan salah satu desa yang Pendapatan petani sangat dipengaruhi oleh
menjadi sentra produksi kentang di Sulawesi pemasaran hasil produksinya dan harga yang
Utara dilihat dari data luas panen, luas tanam berlaku (Soekartawi, 2002).
dan produksi kentang di Kecamatan
Modoinding. Berikut ini tabel yang Rumusan Masalah
menunjukan luas tanam, luas panen dan Rumusan masalah dalam penelitian ini
produksi kentang di Kecamatan Modoinding yaitu Bagaimana pemasaran kentang di Desa
Tahun 2015. Makaaruyen Kecamatan Modoinding.

158
Agri-SosioEkonomi Unsrat, ISSN 1907– 4298 , Volume 13 Nomor 3A, November 2017 : 157 - 166

Tujuan Penelitian 2. Biaya Pengemasan untuk pembelian karung dan


Tujuan penelitian ini yaitu: Tujuan penelitian kantong plastik kentang (Rp/Kg)
ini yaitu untuk mengetahui pemasaran kentang di 3. Biaya Sortir untuk tenaga kerja pembersihan
Desa Makaaruyen Kecamatan Modinding. dan penggolongan kentang (Rp/Kg)
4. Biaya Pengangkutan untuk transportasi atau
Manfaat Penelitian ongkos kentang dari produsen ke konsumen
Manfaat dari penelitian ini yaitu untuk (Rp/Kg)
memberikan informasi tentang pemasaran kentang 5. Biaya Bongkar Muat untuk tenaga kerja
di Desa Makaaruyen Kecamatan Modinding. pemindahan kentang yang ada dimobil dan yang
ada dikapal (Rp/Kg)
6. Biaya Penyusutan untuk sewa alat gerobak
METODOLOGI PENELITIAN mengangkut kentang (Rp/Kg)
7. Biaya Penyimpanan untuk gedung
Waktu dan Tempat Penelitian penampungan kentang (Rp/Kg)
Penelitian ini dilakukan selama tiga bulan 8. Biaya Retribusi untuk iuran dipasar sebgai balas
yaitu dari bulan Juni sampai Agustus tahun 2017. jasa atas pemberian izin oleh pemerintah kepada
Tempat penelitian dilaksanakan di Desa lembaga pemasaran (Rp/Kg).
Makaaruyen Kecamatan Modoinding.
Metode Analisis Data
Metode Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan metode analisis
Data yang digunakan dalam penelitian ini kuantitatif untuk mengetahui keuntungan
adalah data primer dan data sekunder. Data primer pemasaran, marjin pemasaran dan farmer’s share di
diperoleh melalui metode wawancara dengan setiap saluran pemasaran.
menggunakan daftar pertanyaan (kusioner) kepada
petani, pedagang pengumpul desa, pedagang 1. Keuntungan Pemasaran
pengumpul kecamatan, pedagang besar dan Kpn = Psn-Pbn-Bpn
pedagang pengecer. Data yang diambil adalah Dimana :
identitas responden, biaya pemasaran kentang dan Kpn: Keuntungan lembaga pemasaran
proses pemasaran kentang. Sedangkan data sekunder Psn: Harga jual kentang lembaga pemasaran
diperoleh dari instansi-instansi yang terkait dalam Pbn: Harga beli kentang lembaga pemasaran
penelitian ini seperti BP3K Kecamatan Modoinding Bpn: Biaya pemasaran kentang lembaga
dan Kantor Kecamatan Modoinding. Data yang pemasaran
diambil adalah luas lahan dan jumlah produksi 2. Marjin Pemasaran
kentang dari setiap desa di Kecamatan Modoinding. Mp = Pr - Pf
Dimana :
Metode Pengambilan Sampel Mp: Marjin Pemasaran Kentang
Penentuan lokasi penelitian dilakukan Pr: Harga kentang di tingkat konsumen
secara tunjuk langsung atau sengaja (Purposive Pf: Harga kentang di tingkat petani
Sampling) yaitu di desa Makaaruyen Kecamatan
Modoinding. Pengambilan sampel petani dilakukan 3. Farmer’s Share
dengan menggunakan metode simple random F = Pf/Pr
sampling atau secara acak sederhana dengan jumlah Dimana :
petani yang dijadikan sampel sebanyak 40 orang F: Bagian yang diterima petani
petani yang berusahatani kentang. Metode Pf: Harga kentang ditingkat petani
pengambilan sampel lembaga pemasaran dilakukan Pr: Harga kentang ditingkat konsumen.
dengan cara Snowball Sampling, dimana sampel
diperoleh berdasarkan informasi dari responden
pertama yaitu petani di Desa Makaaruyen HASIL DAN PEMBAHASAN
Kecamatan Modoinding selanjutnya ditelusuri
hingga ketingkat konsumen akhir. Deskripsi Daerah Penelitian

Konsep dan Pengukuran Variabel Keadaan Geografis Penelitian


Adapun variabel yang diukur dalam Desa Makaaruyen adalah salah satu desa
penelitian ini adalah : yang ada di Kecamatan Modoinding. Kecamatan
1. Biaya Pengepakan untuk tenaga kerja mengepak Modoinding berada di Kabupaten Minahasa
kentang (Rp/Kg)

159
Pemasaran Kentang Di Desa Makaaruyen.....................................(Christy Linelejan, Ribka Kumaat, Juliana Mandey)

Selatan Provinsi Sulawesi Utara, yang terdiri dari 10 untuk ˃ 40 sebanyak 21 orang petani atau 52,50 %
desa dengan luas wilayah 6.640 Ha dan merupakan dari petani responden. Berdasarakan hasil penelitian,
wilayah yang paling tinggi karena seluruh desanya dapat dikatakan bahwa petani yang berada di Desa
berada di ketinggian 1100 m diatas permukaan Makaaruyen Kecamatan Modoinding berada pada
laut. Batas-batas wilayah Kecamatan Modoinding umur produktif, sehingga diharapkan petani mampu
adalah sebagai berikut : mengembangkan usahatani kentang untuk
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan meningkatkan penerimaan usahataninya.
Maesaan
2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Tingkat Pendidikan
Bolaang Mongondow Pendidikan mempunyai peran penting
3. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten dalam proses meningkatkan kualitas dan
Bolaang Mongondow kemampuan individu. Pendidikan seseorang
4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten
Bolaang Mongondow.
sangat mempengaruhi cara berfikir dan
bertindak sehingga dalam melaksanakan suatu
Jumlah Penduduk kegiatan dapat mempertimbangkan berbagai hal
Penduduk di Kecamatan Modoinding yang dapat menguntungkan, merugikan dan
berjumlah 12.729 jiwa, yang mencakup penduduk dapat menentukan alternatif kegiatan yang
yang bertempat tinggal tetap dan tidak tetap. Desa dilakukan. Tingkat pendidikan responden petani
Makaaruyen merupakan desa yang paling banyak dapat dilihat pada Tabel 3.
jumlah penduduknya yakni 1.654 jiwa, dengan
jumlah penduduk laki-laki 778 jiwa dan jumlah Tabel 3. Jumlah Presentase Petani Responden Berdasarkan
Kelompok Umur
penduduk perempuan 876 jiwa. Keluarga di No Tingkat Jumlah Presentase
Kecamatan Modoinding berjumlah 3.948 KK. Pendidikan Responden (%)
1 SD 8 20,00
2 SMP 18 45,00
Mata Pencaharian 3 SMA 12 30,00
Tingkat perekonomian di Desa Makaaruyen 4 S1 2 5,00
Kecamatan Modoinding umumnya ditentukan oleh Total 40 100
Sumber: Data Primer yang Diolah, 2017
sektor pertanian.Sebagai mata pencaharian adalah
bertani seperti tanaman hortikultura yaitu kentang.
Tabel 3 menunjukkan bahwa tingkat
Karakteristik Responden Petani pendidikan petani tertinggi berada pada tingkat
pendidikan SMP dengan jumlah petani
Umur Petani responden 18 orang sedangkan tingkat SMA
Umur petani akan mempengaruhi yaitu 30,00 % dengan jumlah petani responden
produktivitas kerja atau perannya dalam 12 orang kemudian pada tingkat SD yaitu 20,00
pengambilan keputusan dari berbagai alternatif % dengan jumlah petani responden 8 orang dan
pekerjaan yang dilakukan. Umur petani memiliki tingkat S1 yaitu 5,00 % dengan jumlah petani
hubungan dengan kemampuan petani dalam bekerja. responden dua orang. Maka dapat dikatakan
Jika ditinjau dari segi fisik, semakin tua umur
bahwa tingkat pendidikan petani kentang di
seseorang setelah melewati batas umur tertentu,
maka semakin berkurang kemampuan untuk bekerja. Desa Makaaruyen Kecamatan Modoinding
Umur petani responden menurut hasil penelitian cukup relatif, karena sebagian besar petani
dapat dilihat dalam Tabel 2. responden pernah menempuh pendidikan
meskipun berada pada tingkat yang berbeda.
Tabel 2. Jumlah Presentase Petani Responden Berdasarkan
Kelompok Umur
No Umur Jumlah Presentase Pengalaman Bertani
(Tahun) Responden (%) Keberhasilan usahatani kentang tidak
1 20-30 8 20,00
2 31-40 11 27,50 terlepas dari pengalaman petani dalam
3 41-50 11 27,50 berusahatani kentang. Pengalaman merupakan
4 52-60 10 25,00
Total 40 100
refrensi bagi petani dalam pengambilan keputusan
Sumber: Data Primer yang Diolah, 2017 dimasa yang akan datang, baik dalam hal
usahatani maupun pemasarannya. Data mengenai
Tabel 2 menunjukkan bahwa petani lamanya usahatani kentang di Desa Makaaruyen
responden pada kelompok umur ˂ 40 sebanyak 19 Kecamatan Modoiniding dapat dilihat pada Tabel
orang petani atau 47,50 % dari petani responden dan 4.

160
Agri-SosioEkonomi Unsrat, ISSN 1907– 4298 , Volume 13 Nomor 3A, November 2017 : 157 - 166

Tabel 4. Jumlah dan Presentase Pengalaman Usahatani Kentang yang ditempuh oleh pedagang pengumpul desa dan
Petani Reseponden
No Lama Usahatani Kentang Jumlah Presentase pedagang pengumpul kecamatan yaitu dua orang
(Tahun) Responden (%) tamat SMP dan dua orang tamat SMA.Pedagang
1 5-15 21 52,50 besar kecamatan dan pedagang besar pelabuhan
2 16-26 15 37,50
3 ≥26 4 10,00 Bitung memiliki tingkat pendidikan yang sama yaitu
Total 40 100 tamat SMA. Tingkat pendidikan pedagang pengecer
Sumber : Data Primer yang Diolah, 2017
adalah tamat SD sebanyak enam orang, tamat SMP
tiga orang dan tamat SMA empat orang.Seluruh
Berdasarkan Tabel 4 dapat diketahui bahwa responden telah mengikuti pendidikan formal
sebagian besar petani telah menjalankan usaha tani dengan tingkat pendidikan yang berbeda yaitu tamat
kentang selama 5-15 tahun yaitu sebanyak 21 petani SD, SMP dan SMA.Sehingga pedagang dapat
atau 52,50 % sedangkan pengalaman usaha tani ≥26 mengikuti informasi pasar untuk harga kentang
tahun telah dilakukan oleh empat orang petani dengan baik.
responden atau 10,00% dan untuk 15 orang petani
dengan presentase 37,50 % telah menjalankan usaha Pengalaman Berusaha
tani selama 16-26 tahun. Sehingga apat dilihat Pengalaman yang dimiliki pedagang dapat
bahwa lamanya petani menjalankan usahatani terlihat dari berapa lama mereka menjalankan
kentang, menunjukan bahwa usahatani kentang di usahanya dalam memasarkan kentang. Pengalaman
Desa Makaaruyen Kecamatan Modoinding tetap usaha membantu pedagang dalam mengamati dan
berjalan dan bertaham walaupun harga jual kentang memprediksi keadaan pasar sehingga pedagang
yang tidak stabil. dapat menentukan strategi pemasaran yang akan
dijalankan. Pengalaman dan lamanya dalam
Karakteristik Responden Lembaga menekuni profesi sebagai pedagang pengumpul desa
Pemasaran kentang dan pedagang pengumpul kecamatan yaitu ˃5tahun
untuk empat orang responden. Pengalaman berusaha
Tingkat Umur dari pedagang besar kecamatan dan pedagang besar
Faktor umur dan kondisi fisik pedagang pelabuhan Bitung yang sudah menekuni pekerjaan
berpengaruh pada aktivitas pemasaran kentang yang ini yaitu selama ˃15 tahun untuk kedua responden
dijalankannya karena pada umumnya pedagang pedagang besar. Sebanyak tujuh orang pengecer
terlibat secara langsung baik selama proses telah menekuni pekerjaan ini selama ˃ 15 tahun dan
pembelian maupun penjualan kentang sehingga yang menekuni pekerjaan ini selama ˃ 20 tahun
dibutuhkan pembelian kentang dengan mendatangi yaitu sebanyak 6 orang pedagang pengecer.
petani secara langsung dan mengumpulkannya
kemudian dijual kepedagang luar kota atau Pemasaran Kentang di Desa Makaaruyen
kepedagang pengecer. Berdasarkan hasil penelitian, Kecamatan Modoinding
umur pedagang pengumpul desa yang pertama yaitu Pemasaran kentang merupakan kegiatan
29 tahun dan responden yang kedua berumur 47 penyampaian komoditi kentang dari petani,
tahun. Pedagang pengumpul kecamatan yang ada di pedagang pengumpul desa, pedagang pengumpul
Desa Makaaruyen Kecamatan Modoinding kecamatan, pedagang besar kecamatan, pedagang
berjumlah 2 orang yang berada pada usia 35-47 besar luar kota, pedagang pengecer dan konsumen.
tahun.Umur pedagang besar kecamatan yaitu 49 Masing-masing lembaga pemasaran mempunyai
tahun. Pedagang pengecer dalam penelitian ini peranan penting dalam pemasaran kentang.
berjumlah 13 orang yang berada pada usia 32-53 1. Petani
tahun. Dapat dilihat bahwa sebagian besar pedagang Petani merupakan produsen kentang yang
berada pada usia produktif sehingga pedagang masih
mengawali pemasaran kentang di Desa
mampu bekerja dengan baik, didukung dengan fisik
yang masih kuat dalam melaksanakan peran sebagai Makaaruyen Kecamatan Modoinding. Petani ini
penyalur pemasaran kentang kepada konsumen. berperan penting pada pemasaran kentang
Tingkat Pendidikan karena kualitas dan kuantitas pasokan kentang
Faktor pendidikan mempengaruhi sangat ditentukan olehnya.Hasil penelitian
pengambilan keputusan yang dilakukan oleh menunjukkan bahwa ada tujuh orang petani
pedagang dalam memasarkan kentangnya. yang menjual kentang pada pedagang
Pendidikan yang ditempuh mempermudah pedagang
kentang dalam menjalankan usahanya terutama pengumpul desa, sepuluh orang petani pada
dalam perhitungan pendapatan serta penyerapan pedagang pengumpul kecamatan dan dua
tekonologi baru yang dapat menunjang usahanya. puluh tiga orang petani kepada pedagang
Berdasarkan hasil penelitian, tingkat pendidikan besar.

161
Pemasaran Kentang Di Desa Makaaruyen.....................................(Christy Linelejan, Ribka Kumaat, Juliana Mandey)

2. Pedagang Pengumpul Hasil penelitian menunjukkan terdapat lima


Pedagang pengumpul merupakan pedagang saluran pemasaran kentang dari Desa Makaaruyen
yang melakukan aktivitas membeli kentang dari Kecamatan Modoinding yaitu:
petani untuk dijual kepada pedagang pengecer. 1. Saluran pemasaran I
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada enam Petani Pedagang Pengumpul Desa 1
orang pedagang pengumpul, dimana satu orang Pedagang Pengecer Kotamobagu Konsumen
pedagang pengumpul desa melakukan mitra 2. Saluran Pemasaran II
dengan pedagang pengecer yang ada di pasar Petani Pedagang Pengumpul Desa 2
Kotamobagu dan satu orang di pasar Langowan Pedagang Pengecer Langowan Konsumen
sedangkan dua orang pedagang pengumpul 3. Saluran Pemasaran III
kecamatan membeli kentang dari petani untuk Petani Pedagang Pengumpul Kecamatan 2
dibawah ke pedagang pengecer yang ada dipasar Pedagang Pengecer Bersehati Konsumen
Bersehati dan Karombasan dan ada satu 4. Saluran Pemasaran IV
pengumpul besar di kecamatan yang membawah Petani Pedagang Pengumpul Kecamatan 3
kentang kepada satu orang pedagang besar di Pedagang Pengecer Karombasan Konsumen
pelabuhan Bitung.
5. Saluran Pemasaran V
3. Pedagang Pengecer
Petani Pedagang Besar Kecamatan
Pedagang pengecer merupakan pedagang
Pedagang Besar Pelabuhan Bitung
yang membeli kentang dari pedagang
pengumpul desa dan pedagang pengumpul Saluran Pemasaran I
kecamatan untuk dijual kepada konsumen. Hasil Proses mengalirnya barang dari produsen ke
penelitian menunjukkan bahwa ada tigabelas konsumen memerlukan biaya karena dengan adanya
pedagang pengecer, dimana dua pedagang biaya pemasaran, maka suatu produk akan
pengecer menjual ke pasar Kotamobagu, dua meningkat harganya. Besarnya biaya yang
dikeluarkan oleh lembaga pemasaran pada saluran
pedagang pengecer menjual ke pasar Langowan,
pemasaran I dapat dilihat pada Tabel 5.
tiga pedagang pengecer menjual ke pasar
Karombasan dan enam pedagang pengecer Tabel 5. Komponen Biaya, Keuntungan, Marjin Pemasaran dan Share
menjual ke pasar Bersehati. Kentang Pada Saluran Pemasaran I dari Pusat Produksi
Desa Makaaruyen ke Pusat Konsumen Pasar Kotamobagu
4. Konsumen Komponen Biaya Harga(Rp/Kg) Share(%)
Harga Jual Petani kepada
Konsumen merupakan orang yang membeli Pedagang 7.086 48,86
kentang dari pedagang pengecer untuk Pengumpul Desa 1
Harga Jual Pedagang Pengumpul
dikonsumsi. Desa 1
Kepada Pedagang Pengecer Pasar
Kotamobagu 9.000
Saluran Pemasaran Kentang di Desa Biaya Pemasaran:
1. Pengemasan 41,67 0,28
Makaaruyen Kecamatan Modoinding 2. Sortir dan Pengepakan 166,67 1,15
Saluran pemasaran merupakan jalur dari 3. Pengangkutan 266,67 1,83
4. Bongkar Muat 166,67 1,15
lembaga-lembaga pemasaran yang mempunyai 5. Retribusi 33,34 0,23
kegiatan menyalurkan barang dari produsen ke Total Biaya 675,02 4,64
Keuntungan 1.239,98 13,77
konsumen. Pola saluran pemasaran kentang dapat Marjin Pemasaran 1.914 21,26
diketahui dengan cara mengikuti arus pemasaran Harga Jual Pedagang Pengecer
kepada Konsumen 14.500
kentang mulai dari petani sampai kepada kosumen. 7. Pengemasan 71,42 0,49
Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, dapat 8. Penyimpanan 41,67 0,28
diketahui bahwa pola pemasaran kentang di Desa 9. Retribusi 33,34 0,23
Total Biaya 146,43 1,01
Makaaruyen Kecamatan Mododinding adalah sebagai Keuntungan 5.187 35,77
berikut : Marjin Pemasaran 5.500 37,93
Total Biaya Pemasaran 821,45
Total Keuntungan 6.426,98
Total Marjin Pemasaran 7,414
Sumber : Data Primer yang Diolah, 2017

Tabel 5 menunjukkan bahwa total biaya


pemasaran yang dikelurkan oleh pedagang
pengumpul desa satu yaitu sebesar Rp. 675,02 atau
4,64 persen sedangkan total biaya yang dikeluarkan

162
Agri-SosioEkonomi Unsrat, ISSN 1907– 4298 , Volume 13 Nomor 3A, November 2017 : 157 - 166

oleh pedagang pengecer yaitu sebesar Rp. 146,43 110,48 atau 0,78.Hal ini disebabkan karena
atau atau 1,01 persen. Hal ini disebabkan karena pedagang pengumpul desa dua membawa langsung
pedagang pengumpul desa satu menanggung biaya kentang dari Desa Makaaruyen sampai ke pasar
pengangkutan dari tingkat petani dan pedagang Langowansebesar Rp. 1.636 atau 11,69 persen.
pengecer.Pedagang pengumpul desa satumembawa Pedagang pengecer tidak mengeluarkan biaya
langsung kentang dari titik produksi sampai titik pengangkutan untuk transportasi kentang sehingga
konsumen dipasar Kotamobagu. Pedagang mendapatkan keuntungan sebesar Rp. 4.689,52 atau
pengumpul desa satu memperoleh keuntungan 33,49 persen dengan margin pemasaran tertinggi
sebesar Rp. 1.239,98 atau 13,77 persen dan yaitu Rp. 4.800 atau 34,28 sedangkan marjin
pedagang pengecer mendapatkan keuntungan pemasaran pedagang pengumpul memperoleh
sebesar Rp. 5.187 atau 35,77 persen. Keuntungan keuntungansebesar 10,19 Rp. 2.114 atau persen.
tertinggi diperoleh pedagang pengecer dengan Pengangkutan kentang dilakukan oleh pedagang
margin pemasaran sebesar Rp. 5.500 atau 37,93 pengumpul desa dua yaitu menggunakan mobil pick
persen. Hal ini disebabkan karena pedagang up milik pengumpul dengan muatan berbagai
pengecer tidak mengeluarkan biaya pengangkutan macam hasil lainnya seperti bawang, tomat, kol,
untuk transportasi. pitsai dan wortel.

Saluran Pemasaran II Saluran Pemasaran III


Semakin panjang rantai pemasaran, maka Besarnya biaya pemasaran yang harus
biaya yang dikeluarkan akan semakin meningkat. dikeluarkan oleh setiap lembaga pemasaran serta
Harga jual, harga beli dan biaya pemasaran akan keuntungan yang didapatkan akan berpengaruh
menunjukkan besarnya keuntungan yang diperoleh terhadap marjn pemasaran. Besarnya biaya,
setiap lembaga pemasaran dan akan berpengaruh keuntungan dan marjin pemasaran pada saluran
terhadap marjin pemasaran. Besarnya biaya, pemasaran III dapat dilihat pada Tabel 7.
keuntungan dan marjin pemasaran pada saluran
pemasaran II dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 7. Komponen Biaya, Keuntungan, Marjin Pemasaran dan Share
Kentang Pada Saluran Pemasaran III dari Pusat Produksi
KecamatanModoinding ke Pusat Konsumen Pasar Bersehati
Tabel 6. Komponen Biaya, Keuntungan, Marjin Pemasaran dan Share Komponen Biaya Harga (Rp/Kg) Share (%)
Kentang Pada Saluran Pemasaran II dari Pusat Produksi Harga Jual Petani ke
Desa Makaaryen ke Pusat Konsumen Pasar Langowan Pedagang 7.160 46,70
Komponen Biaya Harga (Rp/Kg) Share (%) Pengumpul Kecamatan 1
Harga Jual Petani kepada 7.086 50,61 Haga Jual Pedagang
Pedagang Pengumpul Desa 2 Pengumpul Kecamatan 2
Harga Jual Pedagang kepada Pedagang
Pengumpul Desa 2 Pengecer Pasar Bersehati 9.700
kepada Pedagang Pengecer 1. Pengemasan 41,67 0,27
Pasar Langowan 9.200 2. Sortir dan
Biaya Pemasaran: Pengepakan 166,67 1.08
1. Pengemasan 41,67 0,30 3. Bongkar Muat 166,67 1,08
2. Sortir dan 4. Pengangkutan 312,5 2,04
Pengepakan 166,67 1,19 5. Retribusi 50,00 0,33
3. Pengangkutan 277,78 1,98 Total Biaya 737,51 4,81
4. Bongkar Muat 166,67 1,19 Keuntungan 1.802,49 11,75
5. Retribusi 33,34 0,24 Marjin Pemasaran 2.540 16,56
Total Biaya 686,13 7,45 Harga Jual Pedagang
Keuntungan 1.427,7 10,19 Pengecer
Marjin Pemasaran 2.114 15,10 kepada Konsumen 15.334
Harga Jual Pedagang Biaya Pemasaran
Pengecer Kepada 6. Pengemasan 71,42 0,47
Konsumen pasar Langowan 14.000 7. Retribusi 50,00 0,33
Biaya Pemasaran: Total Biaya 121,42 0,79
7. Pengemasan 77,14 0,55 Keuntungan 5.512,58 35,95
8. Retribusi 33,34 0,24 Marjin Pemasaran 5.634 36,74
Total Biaya 110,48 0,78 Total Biaya Pemasaran
Keuntungan 4.689,52 33,49 Saluran 3 858,93
Marjin Pemasaran 4.800 34,28 Total Keuntungan 7.315,07
Total Biaya Pemasaran 796,61 Total Marjin Pemasaran 8.174
Total Keuntungan 6.803,52 Sumber: Data Primer yang Diolah, 2017
Sumber : Data Primer yang Diolah, 2017

Tabel 7 menunjukkan bahwa total biaya


Tabel 6 menunjukkan bahwa total biaya pemasaran ditingkatpedagang pengumpul kecamatan
yang dikeluarkan oleh pedagang pengumpul satu adalah Rp. 737,51 atau 4,81 persen sedangkan
desa dualebih besar dibandingkan dengan total biaya yang dikeluarkan oleh pedagang
pedagang pengecer yaitu sebesar Rp. 686,13 pengecer pasar Bersehati yaitu Rp. 121,42 atau 0,79
atau 7,45 persen sedangkan total biaya yang persen. Perbedaan total biaya yang cukup besar
dikeluarkan oleh pedagang pengecer yaitu Rp. antara pengumpul dan pengecer, disebabkan oleh

163
Pemasaran Kentang Di Desa Makaaruyen.....................................(Christy Linelejan, Ribka Kumaat, Juliana Mandey)

biaya pengangkutan untuk transportasi kentang sebesar Rp. 5.312 atau 35,41 persen dengan marjin
kepasar yang ditanggung pengumpul, lebih besar pemasaran Rp. 7.840 atau 52,27 persen.
karena jarak yang lebih jauh. Keuntungan yang
diperoleh pengumpul kecamatan yaitu sebesar Rp. Saluran Pemasaran V
1.802,49 atau 11,75 dan pedagang pengecer Perbedaan besarnya biaya pemasaran yang
mendapatkan keuntungan sebesar Rp. 5.512,58 atau harus dikeluarkan oleh lembaga-lembaga pemasaran
35,95 persen. Pengecer hanya mengeluarkan biaya akan menyebabkan perbedaan harga, karena masing-
pengemasan dan biaya retribusi sehingga masing berusaha untuk memperoleh keuntungan dari
keuntungan yang diperoleh jauh lebih besar dari proses pemasaran tersebut.. Harga jual, harga beli
pedagang pengumpul kecamatan. Marjin pemasaran dan biaya pemasaran akan menunjukkan besarnya
tertinggi berada ditingkat pedagang pengecer yaitu keuntungan yang diperoleh setiap lembaga
Rp. 5.634 atau 36,74 persen. pemasaran dan akan berpengaruh terhadap marjin
pemasaran. Besarnya biaya, keuntungan dan marjin
Saluran Pemasaran IV pemasaran pada saluran pemasaran V dapat dilihat
Proses mengalirnya barang dari produsen ke pada Tabel 9.
konsumen memerlukan biaya karena dengan adanya
biaya pemasaran, maka suatu produk akan Tabel 9. Komponen Biaya, Keuntungan, Marjin Pemasaran dan
Share Kentang Pada Saluran Pemasaran V dari Pusat
meningkat harganya. Semakin panjang rantai Produksi Kecamatan Modoinding ke Pusat Pelabuhan di
pemasaran, maka biaya yang dikeluarkan akan Bitung
Komponen Biaya Harga (Rp/Kg) Share (%)
semakin meningkat. Besarnya biaya yang Harga Jual Petani kepada
dikeluarkan oleh lembaga pemasaran pada saluran Pedagang 6.696 72,78
Besar Kecamatan
pemasaran IV dapat dilihat pada Tabel 8. Harga Jual Pedagang Besar
Kecamatan kepada Pedagang 9.200
Tabel 8. Komponen Biaya, Keuntungan, Marjin Pemasaran dan Share Besar di Pelabuhan Bitung
Kentang Pada Saluran Pemasaran IV dari Pusat Produksi Biaya Pemasaran
Kecamatan Modoinding ke Pusat Konsumen Pasar 1. Pengemasan 66,67 0,72
Karombasan 2. Sortir 58,34 0,63
Share 3. Pengepakan 166,67 1,81
Komponen Biaya Harga (Rp/Kg) (Rp/Kg) 4. Pengangkutan 1 30,00 0,32
Harga Jual Petani kepada Pedagang 7.160 47,74 5. Pengangkutan 2 375 4,07
Pengumpul Kecamatan 2 6. Bongkar Muat 166,67 1,81
Harga Jual Pedagang Pengumpul Total Biaya 863,35 9,38
Kecamatan II kepada Pedagang Pengecer Keuntungan 1.640,65 17,83
Pasar Bersehati 9.500 Marjin Pemasaran 2.504 22,21
1. Pengemasan 41,67 0,28 Sumber : Data Primer yang Diolah, 2017
2. Sortir dan Pengepakan 166,67 1,12
3. Pengangkutan 250 1,67
4. Retribusi 33,34 0,22 Tabel 9 menunjukkan bahwa total biaya
Total Biaya 491,68 3,29
Keuntungan 1.848,32 12,32
yang dikeluarkan oleh pedagang besar kecamatan
Marjin Pemasaran 2.340 15,60 yaitu sebesar Rp. 863,35 atau 9,38 persen. Pedagang
Harga Jual Pedagang Pengecer
besar kecamatan tiga mengeluarkan biaya yang
kepada Konsumen 15.000
Biaya Pemasaran besar karena jarak dari titik produsen ke titik
5. Pengemasan 71,42 0,47 konsumen cukup jauh sehingga, proses
6. Penyusutan 83,34 0,55
7. Retribusi 33,34 0,22 pengangkutanyang dilakukan yaitu sebanyak dua
Total Biaya 188,10 1,04 kali dengan biaya transportsi yang besar.Total
Keuntungan 5.311,9 35,41
Marjin Pemasaran 5.500 36,67 keuntungan yang diperoleh pedagang besar
Total Biaya Pemasaran Saluran IV 679,78 kecamatan tiga yaitu Rp. 1.640,65 atau 17,83 persen.
Total Keuntungan 7.160,22
Total Marjin Pemasaran 7.840
Dengan marjin pemasaran Rp. 2.504 atau 9,38
Sumber : Data Primer yang Diolah, 2017 persen.

Tabel 8 menunjukkan bahwa share yang Farmer’s Share


diterima petani adalah 47,74 persen. Total biaya Farmer’s share merupakan perbandingan
yang dikeluarkan oleh pedagang pengumpul antara harga yang diterima oleh petani kentang
kecamatan duayaitu sebesar Rp. 491,6 atau 3,29 dengan harga yang dibayarkan oleh konsumen akhir.
persen sedangkan total biaya yang dikeluarkan Menurut Widiyanti (2008), besarnya farmer’s share
yang dikeluarkan pengecer yaitu Rp. 188,10 atau akan mempengaruhi nilai marjin pemasaran dan
1,04 persen. Hal ini disebabkan karena jarak semakin banyak lembaga pemasaran yang terlibat
membawa kentang dari produsen ke konsumen akhir dalam saluran pemasaran maka akan mempengaruhi
lebih jauh, sehingga biaya pengangkutan yang farmer’s share. Nilai farmer’s share pada setiap
dikeluarkan cukup besar. Sedangkan keuntungan saluran pemasaran yang terbentuk dari kegiatan
terbesar diperoleh tingkat pedagang pengecer yaitu pemasaran kentang, dapat dilihat pada Tabel 10.

164
Agri-SosioEkonomi Unsrat, ISSN 1907– 4298 , Volume 13 Nomor 3A, November 2017 : 157 - 166

Tabel 10. Farmer’s Share pada Saluran Pemasaran Kentang 4) Saluran pemasaran lima terjadi dari desa
dari Desa Makaaruyen Kecamatan Modoinding
Harga di Harga di
Makaaruyen sampai ke pedagang besar
No Saluran Tingkat Tingkat Farmer's pelabuhan Bitung.
Pemasaran Petani Konsumen Share Saluran pemasaran dua merupakan saluran
(Rp/Kg) (Rp/Kg) (%)
1 Saluran I 7.086 14.500 48,86 yang baik untuk digunakan, karena marjin
2 Saluran II 7.086 14.000 50,61 pemasarannya mermiliki nilai terendah dan nilai
3 Saluran III 7.160 15.334 46,70 farmer’s share yang diperoleh adalah tertinggi
4 Saluran IV 7.160 15.000 47,74
5 Saluran V 7.160 18.000 39,78 dibandingkan dengan saluran pemasaran lain yang
Sumber : Data Primer yang Diolah, 2017 terbentuk.

Tabel 10 menunjukkan bahwa nilai


farmer’s share tertinggi berada pada saluran DAFTAR PUSTAKA
pemasaran dua yaitu sebesar 50,61 persen karena
harga yang diterima petani cukup tinggi sehingga Aeni, E. 20013. Tataniaga Kentang di Desa Sangiang
sesuai dengan biaya yang dikeluarkan. Sedangkan Kecamatan Banjaran Kabupaten Majalengka,
farmer’s share terendah diperoleh saluran Jawa Barat. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
pemasaran lima. Hal ini disebabkan karena harga Diakses tanggal 5 Mei 2015.
yang diterima petani rendah akibat keterkaitan
modal yang dimilki kepada pedagang besar Agustnia dan Mayrowani H, 2008. Pola Distribusi
kecamatan sehingga petani siap menerima harga Komoditas Kentang di Kabupaten Bandung,
pasar yang ditentukan oleh pedagang besar. Jawa Barat. Jurnal Ekonomi Pembangunan.

Tabel 11. Efisiensi Pemasaran pada Saluran Pemasaran Kentang Fred D, 2009.Konsep Manajemen Strategis. Jakarta.
di Desa Makaaruyen Kecamatan Modoinding
Total Farmer's
Total Total Marjin Share Hasibuan M, 2011. Manajemen Sumber Daya
No Saluran Biaya Keuntungan Pemasar (%)
Pemasaran Pemasaran Pemasaran an Manusia. Jakarta.
(Rp/Kg) (Rp/Kg) (Rp/Kg)
1 Saluran I 821,45 6.426,98 7.414 48,86
2 Saluran II 796,61 6.803,52 6.914 50,61
3 Saluran III 858,93 7.315,07 8.174 46,70
Hastuti R, 2005. Sistem Manajemen Agribisnis.
4 Saluran IV 679,78 7.160,22 7.840 47,74 Makasar.
5 Saluran V 863,35 1.640,65 2.504 39,78
Sumber : Data Primer yang Diolah, 2017
Kotler P, 2009. Manajemen Pemasaran. Jilid ke-2.
Tabel 11 menunjukkan bahwa untuk Bob Sabian, Penerjemah. Jakarta (ID):
efisiensi pemasaran kentang yang baik adalah Erlangga. Terjemahan dari: Marketing
saluran pemasaran dua dengan total biaya pemasaran Manajemen. Ed ke-13.
Rp. 796,61 dan keuntungan sebesar Rp 6.803,52.
Marjin pemasaran terendah yaitu Rp. 6.914 dan nilai Maulia S, 2012. Analisis Pendapatan Usaha Tani
farmer’share tertinggi yaitu Rp. 50,61. dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Produktivitas Kentang di Desa Cigedug,
Kecamatan Cigedug.
KESIMPULAN DAN SARAN
Mulyadi, 2005. Akuntansi Biaya. Edisi Kelima.
Kesimpulan Yogyakarta: UPPAMP Universitas Gajah
Mada.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
terdapat lima saluran pemasaran di Desa Musa H, 2014. Manajemen Pemasaran: Suatu
Makaaruyen Kecamatan Modoinding yaitu: Pendekatan Analisis. Yogyakarta: BPFE
1) Saluran pemasaran pertama terjadi dari Desa Kabupaten Garut [Skripsi]. Bogor (ID.
Makaaruyen sampai ke pasar Kotamobagu Institut Pertanian Bogor.
2) saluran pemasaran kedua yaitu dari Desa
Nadhawatunnaja, N. 2008.Analisi Pendapatan
Makaruyen sampai ke pasar Langowan,
Usahatani dan Faktor-Faktor Yang
saluran pemasaran tiga terbentu dari Desa
Mempengaruhi Produksi Paprika Hidrolik
Makaaruyen sampai ke Pasar Bersehati
di Desa Pasir Langu, Kecamatan Cisarua,
3) Saluran pemasaran empat terjadi dari desa
Kabupaten Bandung. Jurnal Manajemen
Makaaruyen sampai ke pasar Karombasan
Agribisnis: IPB. Diakses tanggal 19
dan
September 2016.

165
Pemasaran Kentang Di Desa Makaaruyen.....................................(Christy Linelejan, Ribka Kumaat, Juliana Mandey)

Nurulita F, 2011. Analisis Pemasaran Kentang Swastha B, 2000. Manajemen Pemasaran


(Solanum Tubersom L) di Kabupaten Modern.Liberty.Yogyakarta.
Wonosobo.Skripsi. Fakultas Pertanian.
UNS. Solo. Thomas H, 2012. Tesis Sistem Manajemen
Rosmawati, H. 2011. Analisis Efisiensi Pemasaran
Lembaga Pemasaran Komoditi
Pisang Produksi Petani di Kecamatan Sayuran Wortel (Daucus Carota L) di
Lengkiti Kabupaten Ogan Komering Kelurahan Rurukan Kecamatan
Ulu.Agronobis. Vol. 3, No.5, Maret 2017 Tomohon Timur.Program Pascasarjana
Universitas Sam Ratulangi Manado.
Setiadi, 2009.Budi Daya Kentang.Jakarta (ID) :
Swadaya. Tjiptono, F. 2008. Strategi Pemasaran.Edisi
3. Andi: Yogyakarta.
Simamora B, 2005. Analisis Multivarit Pemasaran.
Jakarta : Gramedia. Widayanti, S. 2008. Analisis Efisiensi
Soekartawi, 2002.Prinsip Dasar Manajemen
Pemasaran Talas Di Kecamatan
Pemasaran Hail-hasil Pertanian.PT.Raja Taman Sari, Kabupaten Bogor, Jawa
Grafindo Persada. Jakarta. Barat (Skripsi). IPB.

166

Das könnte Ihnen auch gefallen