Sie sind auf Seite 1von 24

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN JANTUNG DENGAN


PENYAKIT STROKE

Disusun Oleh :

1. Yuliana Widarti (1614201006)


2. Rizki Nadira Oktaviana (1614201008)
3. Olivia Dwi Handayani (1614201013)
4. Devinta Risttriyanti (1614201003)
5. Miftakhul Huda (1614201016)

STIKES “ Sekolah Tinggi Kesehatan “ MAJAPAHIT


JL. Raya Gayaman Km.02 Mojoanyar,Telp. (0321) 329915, 331736, 334122
Fax. (0321) 331736, Mojokerto 61364 Email : majapahit.poltekkes.majapahit@gmail.com
Website : www.kampusmajapahit.ac.id
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami limpahkan kehadirat Allah SWT, karena atas pertolonganNya, saya
dapat menyelesaikan Makalah ini tepat pada waktu yang telah direncanakan sebelumnya. Tak
lupa sholawat serta salam kami ucapkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan
sahabatNya, semoga dapat menuntun kami pada ruang dan waktu yang lain. Kami berharap
semoga Makalah ini bermanfaat bagi semua pihak dan bila terdapat kekurangan dalam
pembuatan Makalah ini kami mohon maaf, karena kami menyadari Makalah ini masih jauh
dari kata sempurna.

Mojokerto, 14 November 2017

Penulis :
Kelompok IV
DAFTAR ISI

BAB I : PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG ...................................................................................
2. TUJUAN PENULISAN .................................................................................
BAB II : ISI
1. PENGERTIAN STROKE ..............................................................................
2. ETIOLOGI STROKE ....................................................................................
3. PATFISIOLOGI STROKE ............................................................................
4. PATHWAY STROKE ...................................................................................
5. ASUHAN KEPERAWATAN .......................................................................
BAB III : PENUTUP
1. KESIMPULAN ..............................................................................................
2. SARAN ..........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Stroke merupakan masalah bagi negara – negara berkembang. Di dunia penyakit stoke
meningkat seiring dengan modernisasi. Di Amerika Serikat, stroke menjadi penyebab kematian
yang ketiga setelah penykit jantung dan kanker. Jumlah penderita stroke di indonesia kini kian
meningkat dari tahun ke tahun. Di samping itu, stroke juga merupaan penyebab kecacatan.
Sehingga keadaan tersebut menempatkan stroke sebagai masalah kesehatan yang serius.
(Goldstein,dkk 2006; kollen, dkk 2006; lyoyd-jones dkk, 2009)
Rendahnya kesadaran akan faktor risiko stroke, kurang dikenalinya gejala stroke, belum
optimalnya pelayanan stroke dan ketaatan terhadap program terapi untuk pencegahan stroke
ulang yang rendah merupakan permasalahan yang muncul pada pelayanan stroke di Indonesia.
Keempat hal tersebut berkontribusi terhadap peningkatan kejadian stroke baru, tingginya
kejadian stroke ulang di Indonesia (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2008).

2. TUJUAN PENULISAN
1. Mampu memahami pengertian stroke
2. Mampu memahami etiologi stroke
3. Mampu memahami patofisiologi stroke
4. Mampu memahami pathway stroke
5. Mampu memahami asuhan keperawatan stroke
BAB II

ISI
ASUHAN KEPERAWATAN STROKE DENGAN NANDA, NOC, NIC

1. PENGERTIAN STROKE

Cedera serebrovaskular atau stroke meliputi awitan tiba-tiba defisit neurologis karena
insufisiensi suplai darah ke suatu bagian dari otak. Insufisiensi suplai darah disebabkan oleh
trombus, biasanya sekunder terhadap arterisklerosis, terhadap embolisme berasal dari tempat
lain dalam tubuh, atau terhadap perdarahan akibat ruptur arteri (aneurisma)(Lynda Juall
Carpenito, 1995).

. Menurut WHO. (1989) Stroke adalah disfungsi neurologi akut yang disebabkan oleh
gangguan aliran darah yang timbul secara mendadak dengan tanda dan gejala sesuai dengan
daerah fokal pada otak yang terganggu

2. ETIOLOGI STROKE

Beberapa keadaan dibawah ini dapat menyebabkan stroke antara lain :

1. Thrombosis Cerebral.

Thrombosis ini terjadi pada pembuluh darah yang mengalami oklusi sehingga
menyebabkan iskemi jaringan otak yang dapa menimbulkan oedema dan kongesti di
sekitarnya.Thrombosis biasanya terjadi pada orang tua yang sedang tidur atau bangun tidur.
Hal ini dapat terjadi karena penurunan aktivitas simpatis dan penurunan tekanan darah yang
dapat menyebabkan iskemi serebral.Tanda dan gejala neurologis seringkali memburuk pada 48
jam setelah thrombosis.
Beberapa keadaan dibawah ini dapat menyebabkan thrombosis otak :

a. Atherosklerosis

Atherosklerosis adalah mengerasnya pembuluh darah serta berkurangnya kelenturan atau


elastisitas dinding pembuluh darah. Manifestasi klinis atherosklerosis bermacam-macam.
Kerusakan dapat terjadi melalui mekanisme berikut :

- Lumen arteri menyempit dan mengakibatkan berkurangnya aliran darah.

- Oklusi mendadak pembuluh darah karena terjadi thrombosis.

-.Merupakan tempat terbentuknya thrombus, kemudian melepaskan kepingan thrombus


(embolus)

- Dinding arteri menjadi lemah dan terjadi aneurisma kemudian robek dan terjadi perdarahan.

b. Hypercoagulasi pada polysitemia

Darah bertambah kental , peningkatan viskositas / hematokrit meningkat dapat melambatkan


aliran darah serebral.

c. Arteritis( radang pada arteri )

2. Emboli

Emboli serebral merupakan penyumbatan pembuluh darah otak oleh bekuan darah,
lemak dan udara. Pada umumnya emboli berasal dari thrombus di jantung yang terlepas dan
menyumbat sistem arteri serebral. Emboli tersebut berlangsung cepat dan gejala timbul kurang
dari 10-30 detik. Beberapa keadaan dibawah ini dapat menimbulkan emboli :

a. Katup-katup jantung yang rusak akibat Rheumatik Heart Desease (RHD).

b. Myokard infark

c. Fibrilasi,. Keadaan aritmia menyebabkan berbagai bentuk pengosongan ventrikel sehingga


darah terbentuk gumpalan kecil dan sewaktu-waktu kosong sama sekali dengan mengeluarkan
embolus-embolus kecil.

d. Endokarditis oleh bakteri dan non bakteri, menyebabkan terbentuknya gumpalan-gumpalan


pada endocardium.
3. Haemorhagi

Perdarahan intrakranial atau intraserebral termasuk perdarahan dalam ruang


subarachnoid atau kedalam jaringan otak sendiri. Perdarahan ini dapat terjadi karena
atherosklerosis dan hypertensi. Akibat pecahnya pembuluh darah otak menyebabkan
perembesan darah kedalam parenkim otak yang dapat mengakibatkan penekanan, pergeseran
dan pemisahan jaringan otak yang berdekatan ,sehingga otak akan membengkak, jaringan otak
tertekan, sehingga terjadi infark otak, oedema, dan mungkin herniasi otak.

Penyebab perdarahan otak yang paling lazim terjadi :

a. Aneurisma Berry,biasanya defek kongenital.

b. Aneurisma fusiformis dari atherosklerosis.

c. Aneurisma myocotik dari vaskulitis nekrose dan emboli septis.

d. Malformasi arteriovenous, terjadi hubungan persambungan pembuluh darah arteri,


sehingga darah arteri langsung masuk vena.

e. Ruptur arteriol serebral, akibat hipertensi yang menimbulkan penebalan dan degenerasi
pembuluh darah.

4. Hypoksia Umum

a. Hipertensi yang parah.

b. Cardiac Pulmonary Arrest

c. Cardiac output turun akibat aritmia

5. Hipoksia setempat

a. Spasme arteri serebral , yang disertai perdarahan subarachnoid.

b. Vasokontriksi arteri otak disertai sakit kepala migrain.

 Faktor-faktor resiko stroke dapat dikelompokan sebagai berikut :

1. Akibat adanya kerusakan pada arteri, yairtu usia, hipertensi dan DM.

2. Penyebab timbulnya thrombosis, polisitemia.


3. Penyebab emboli MCI. Kelainan katup, heart tidak teratur atau jenis penyakit jantung
lainnya.

4. Penyebab haemorhagic, tekanan darah terlalu tinggi, aneurisma pada arteri dan penurunan
faktor pembekuan darah (leukemia, pengobatan dengan anti koagulan )

5. Bukti-bukti yang menyatakan telah terjadi kerusakan pembuluh darah arteri sebelumnya :
penyakit jantung angina, TIA., suplai darah menurun pada ektremitas.

Kemudian ada yang menunjukan bahwa yang selama ini dianggap berperan dalam
meningkatkan prevalensi stroke ternyata tidak ditemukan pada penelitian tersebut diantaranya,
adalah:

1. Merokok, memang merokok dapat merusak arteri tetapi tidak ada bukti kaitan antara
keduanya itu.

2. Latihan, orang mengatakan bahwa latihan dapat mengurangi resiko terjadinya stroke. Namun
dalam penelitian tersebut tidak ada bukti yang menyatakan hal tersebut berkaitan secara
langsung. Walaupun memang latihan yang terlalu berat dapat menimbulkan MCI.

3. Seks dan seksual intercouse, pria dan wanita mempunyai resiko yang sama terkena serangan
stroke tetapi untuk MCI jelas pria lebih banyak daripada wanita.

4. Obesitas. Dinyatakan kegemukan menimbulkan resiko yang lebih besar, namun tidak ada
bukti secara medis yang menyatakan hal ini.

5. Riwayat keluarga.

Klasifikasi:

1.Stroke dapat diklasifikasikan menurut patologi dan gejala kliniknya, yaitu :

a. Stroke Haemorhagi,

Merupakan perdarahan serebral dan mungkin perdarahan subarachnoid. Disebabkan oleh


pecahnya pembuluh darah otak pada daerah otak tertentu. Biasanya kejadiannya saat
melakukan aktivitas atau saat aktif, namun bisa juga terjadi saat istirahat. Kesadaran pasien
umumnya menurun.
b. Stroke Non Haemorhagic

Dapat berupa iskemia atau emboli dan thrombosis serebral, biasanya terjadi saat setelah lama
beristirahat, baru bangun tidur atau di pagi hari. Tidak terjadi perdarahan namun terjadi iskemia
yang menimbulkan hipoksia dan selanjutnya dapat timbul edema sekunder . Kesadaran
umummnya baik.

2. Menurut perjalanan penyakit atau stadiumnya:

a. TIA ( Trans Iskemik Attack) gangguan neurologis setempat yang terjadi selama beberapa
menit sampai beberapa jam saja. Gejala yang timbul akan hilang dengan spontan dan sempurna
dalam waktu kurang dari 24 jam.

b. Stroke involusi: stroke yang terjadi masih terus berkembang dimana gangguan neurologis
terlihat semakin berat dan bertambah buruk. Proses dapat berjalan 24 jam atau beberapa hari.

c. Stroke komplit: dimana gangguan neurologi yang timbul sudah menetap atau permanen .
Sesuai dengan istilahnya stroke komplit dapat diawali oleh serangan TIA berulang.

3. PATOFISIOLOGI STROKE

Infark serebral adalah berkurangnya suplai darah ke area tertentu di otak. Luasnya
infark bergantung pada faktor-faktor seperti lokasi dan besarnya pembuluh darah dan
adekuatnya sirkulasi kolateral terhadap area yang disuplai oleh pembuluh darah
yang tersumbat. Suplai darah ke otak dapat berubah (makin lmbat atau cepat) pada gangguan
lokal (thrombus, emboli, perdarahan dan spasme vaskuler) atau oleh karena gangguan umum
(hipoksia karena gangguan paru dan jantung). Atherosklerotik sering/cenderung sebagai faktor
penting terhadap ortak, thrombus dapat berasal dari flak arterosklerotik , atau darah dapat beku
pada area yang stenosis, dimana aliran darah akan lambat atau terjadi turbulensi. Thrombus
dapat pecah dari dinding pembuluh darah terbawa sebagai emboli dalam aliran darah.
Thrombus mengakibatkan ;

1. Iskemia jaringan otak yang disuplai oleh pembuluh darah yang bersangkutan.

2. Edema dan kongesti disekitar area.

Area edema ini menyebabkan disfungsi yang lebih besar daripada area infark itu
sendiri. Edema dapat berkurang dalam beberapa jam atau kadang-kadang sesudah beberapa
hari. Dengan berkurangnya edema pasien mulai menunjukan perbaikan,CVA. Karena
thrombosis biasanya tidak fatal, jika tidak terjadi perdarahan masif. Oklusi pada pembuluh
darah serebral oleh embolus menyebabkan edema dan nekrosis diikuti thrombosis. Jika
terjadi septik infeksi akan meluas pada dinding pembukluh darah maka akan terjadi abses
atau ensefalitis , atau jika sisa infeksi berada pada pembuluh darah yang tersumbat
menyebabkan dilatasi aneurisma pembuluh darah. Hal iniakan me yebabkan perdarahan
cerebral, jika aneurisma pecah atau ruptur. Perdarahan pada otak lebih disebabkan oleh ruptur
arteriosklerotik dan hipertensi pembuluh darah.. Perdarahanintraserebral yang sangat luas
akan menyebabkan kematian dibandingkan dari keseluruhan penyakit cerebro vaskuler. Jika
sirkulasi serebral terhambat, dapat berkembang anoksia cerebral. Perubahan disebabkan oleh
anoksia serebral dapat reversibel untuk jangka waktu 4-6 menit. Perubahan irreversibel bila
anoksia lebih dari 10 menit. Anoksia serebral dapat terjadi oleh karena gangguan yang
bervariasi salah satunya cardiac arrest.
4. PATHWAY STROKE
Jika dilihat bagian hemisfer yang terkena tanda dan gejala dapat berupa:

1. Stroke hemisfer Kanan


a. Hemiparese sebelah kiri tubuh
b. Penilaian buruk
c. Mempunyai kerentanan terhadap sisi kolateral sehingga kemungkinan terjatuh ke
sisi yang berlawanan tersebut.
2. Stroke yang Hemifer kiri
a. Mengalami hemiparese kanan
b. Perilaku lambat dan sangat hati-hati
c. Kelainan bidang pandang sebelah kanan.
d. Disfagia global
e. Afasia
f. Mudah frustasi

5. ASUHAN KEPERAWATAN STROKE


 Pemeriksaan Diagnostik

1. Rontgen kepala dan medula spinalis

2. Elektro encephalografi

3. Punksi lumbal

4. Angiografi

5. Computerized Tomografi Scanning

6. Magnetic Resonance Imaging

 PENATALAKSANAAN STROKE

Untuk mengobati keadaan akut perlu diperhatikan faktor-faktor kritis sebagai berikut

 Berusaha menstabilkan tanda-tanda vital dengan :

1. Mempertahankan saluran nafas yang paten yaitu lakukan pengisapan lendiryang sering,
oksigenasi, kalau perlu lakukan trakeostomi, membantu pernafasan.

2. Mengontrol tekanan darah berdasarkan kondisi pasien, termasuk usaha memperbaiki


hipotensi dan hipertensi.
3. Berusaha menemukan dan memperbaiki aritmia jantung.

4. Merawat kandung kemih, sedapat mungkin jangan memakai kateter.

5. Menempatkan pasien dalam posisi yang tepat, harus dilakukan secepat mungkin pasien
harus dirubah posisi tiap 2 jam dan dilakukan latihan-latihan gerak pasif.

 Pengobatan Konservatif

1. Vasodilator meningkatkan aliran darah serebral ( ADS ) secara percobaan, tetapi


maknanya :pada tubuh manusia belum dapat dibuktikan.

2. Dapat diberikan histamin, aminophilin, asetazolamid, papaverin intra arterial.

3. Anti agregasi thrombosis seperti aspirin digunakan untuk menghambat reaksi pelepasan
agregasi thrombosis yang terjadi sesudah ulserasi alteroma.

 Pengobatan Pembedahan

Tujuan utama adalah memperbaiki aliran darah serebral :

1. Endosterektomi karotis membentuk kembali arteri karotis , yaitu dengan membuka arteri
karotis di leher.

2. Revaskularisasi terutama merupakan tindakan pembedahan dan manfaatnya paling dirasakan


oleh pasien TIA.

3. Evaluasi bekuan darah dilakukan pada stroke akut

4. Ugasi arteri karotis komunis di leher khususnya pada aneurisma.

 KOMPLIKASI

Setelah mengalami stroke pasien mungkin akan mengalami komplikasi , komplikasi ini dapat
dikelompokan berdasarkan:

1. Berhubungan dengan immobilisasi ; infeksi pernafasan, nyeri pada daerah tertekan,


konstipasi dan thromboflebitis.
2. Berhubungan dengan paralisis: nyeri pada daerah punggung, dislokasi sendi,
deformitas dan terjatuh
3. Berhubungan dengan kerusakan otak : epilepsi dan sakit kepala.
4. HidrocephalusY
 PRIORITAS KEPERAWATAN
1. Meningkatkan perfusi serebri dan oksigenasi yang adekuat.
2. Mencegah dan meminimalkan komplikasi dan kelumpuhan permanen.
3. Membantu pasien untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
4. Memberikan dukungan terhadap proses mekanisme koping dan mengintegrasikan
perubahan konsep diri.
5. Memberikan informasi tentang proses penyakit, prognosis, pengobatan, dan
kebutuhan rehabilitasi.
 TUJUAN AKHIR KEPERAWATAN
1. Meningkatnya fungsi serebral dan menurunnya defisit neurologis.
2. Mencegah/meminimalkan komplikasi.
3. Kebutuhan sehari-hari terpenuhi baik oleh dirinya maupun orang lain.
4. Mekanisme koping positip dan mampu merencanakan keadaan setelah sakit
5. Mengerti terhadap proses penyakit dan prognosis.
 DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL :
1. Perfusi jaringan tidak efektif: cedera b.d gangguan sirkulasi darah ke otak
2. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d ketidakmampuan
pemasukan b.d faktor biologis
3. Kerusakan mobilitas fisik b.d kerusakan neuromuskuler, kerusakan persepsi
sensori, penurunan kekuatan otot.
4. Kerusakan komunikasi verbal b.d penurunan sirkulasi ke otak.
5. Sindrom defisit self-care: b.d kelemahan, gangguan neuromuskuler, kerusakan
mobilitas fisik
6. Risiko infeksi b.d imunitas tubuh primer menurun, prosedur invasif
7. Kurang pengetahuan keluarga tentang penyakit dan perawatannya b/d kurang
paparan dan keterbatasan kognitif
8. Gangguan eliminasi BAB b/d imobilisasi
9. Gangguan menelan berhubungan dengan kerusakan neuromuskuler otot menelan
10. Risiko trauma/injuri berhubungan dengan penurunan kesadaran
No. Diagnosa Tujuan Intervensi
1. Perfusi jaringan Setelah dilakukan tindakan  Peningkatan perfusi
tidak efektif: keperawatan …… jam diharapkan serebral
cedera b.d perfusi jaringan efektif dg KH:  Kaji kesadaran klien
gangguan  Perfusi jaringan cerebral: Fungsi  Monitor status
sirkulasi darah neurology meningkat, TIK respirasi
ke otak dbn, Kelemahan berkurang  Kolaborasi obat-obatan
 Status neurology: Kesadaran untuk
meningkat, Fungsi motorik memepertahankan
meningkat, Fungsi persepsi status hemodinamik.
sensorik meningkat., Komunikasi Monitor laboratorium utk
kognitif meningkat, Tanda vital status oksigenasi: AGD
stabil
Monitor neurology
 Monitor pupil:
gerakan, kesimetrisan,
reaksi pupil
 Monitor
kesadaran,orientasi,
GCS dan status
memori.
 Ukur vital sign
 Kaji peningkatan
kemampuan motorik,
persepsi sensorik (
respon babinski)
 kaji tanda-tanda
keadekuatan perfusi
jaringan cerebral
 Hindari aktivitas yg
dapat meningkatkan
TIK
 Laporkan pada dokter
ttg perubahan kondisi
klien

2. Ketidak Setelah dilakukan askep .. jam terjadi Managemen nutrisi


seimbangan peningkatan status nutrisi dg KH:  Kaji pola makan klien
nutrisi kurang  Mengkonsumsi nutrisi yang  Kaji kebiasaan makan
dari kebutuhan adekuat. klien dan makanan
tubuh b/d  Identifikasi kebutuhan nutrisi. kesukaannya
ketidakmampuan  Bebas dari tanda malnutrisi  Anjurkan pada
pemasukan b.d keluarga untuk
faktor biologis meningkatkan intake
nutrisi dan cairan
 kelaborasi dengan ahli
gizi tentang kebutuhan
kalori dan tipe
makanan yang
dibutuhkan
 tingkatkan intake
protein, zat besi dan vit
c
 monitor intake nutrisi
dan kalori
 Monitor pemberian
masukan cairan lewat
parenteral.

Nutritional terapi
 kaji kebutuhan untuk
pemasangan NGT
 berikan makanan
melalui NGT k/p
 berikan lingkungan
yang nyaman dan
tenang untuk
mendukung makan
 monitor penurunan dan
peningkatan BB
 monitor intake kalori
dan gizi

3. Kerusakan Setelah dilakukan Askep …. jam Latihan : gerakan sendi


mobilitas fisik diharapkan terjadi peningkatan (ROM)
b.d kerusakan mobilisasi, dengan criteria:  Kaji kemampuan klien
neuromuskuler, Level mobilitas: dalam melakukan
kerusakan mobilitas fisik
persepsi sensori,  Peningkatan fungsi dan kekuatan  Jelaskan kepada klien
penurunan otot dan keluarga manfaat
kekuatan otot.  ROM aktif / pasif meningkat latihan
 Perubahan pposisi adekuat.  Kolaborasi dg
 Fungsi motorik meningkat. fisioterapi utk program
 ADL optimal latihan
 Kaji lokasi nyeri/
Latihan : gerakan sendi (ROM) ketidaknyamanan
· Kaji kemampuan klien dalam selama latihan
melakukan mobilitas fisik  Jaga keamanan klien
· Jelaskan kepada klien dan  Bantu klien utk
keluarga manfaat latihan mengoptimalkan gerak
· Kolaborasi dg fisioterapi utk sendi pasif manpun
program latihan aktif.
· Kaji lokasi nyeri/  Beri reinforcement
ketidaknyamanan selama latihan
ppositif setipa
· Jaga keamanan klien kemajuan
· Bantu klien utk Terapi latihan : kontrol
mengoptimalkan gerak sendi pasif otot
manpun aktif.  Kaji kesiapan klien utk
· Beri reinforcement ppositif melakukan latihan
setipa kemajuan  Evaluasi fungsi
sensorik
Terapi latihan : kontrol otot  Berikan privacy klien
· Kaji kesiapan klien utk saat latihan
melakukan latihan  kaji dan catat
· Evaluasi fungsi sensorik kemampuan klien utk
· Berikan privacy klien saat keempat ekstremitas,
latihan ukur vital sign sebelum
· kaji dan catat kemampuan klien dan sesudah latihan
utk keempat ekstremitas, ukur vital  Kolaborasi dengan
sign sebelum dan sesudah latihan fisioterapi
· Kolaborasi dengan fisioterapi  Beri reinforcement
· Beri reinforcement ppositif ppositif setipa
setipa kemajuan kemajuan

4
Kerusakan komunikasi verbal b.d
penurunan sirkulasi ke otak.
Setelah dilakukan askep …. jam,
kemamapuan komunitas verbal
meningkat,dg criteria:
Kemampuan komunikasi:
· Penggunaan isyarat
· nonverbal
· Penggunaan bahasa tulisan,
gambar
· Peningkatan bahasa lisan
Komunikasi : kemampuan
penerimaan.
· Kemampuan interprestasi
meningkat
4. Kerusakan Setelah dilakukan askep …. jam, Mendengar aktif:
komunikasi kemamapuan komunitas verbal  Kaji kemampuan
verbal b.d meningkat,dg criteria: berkomunikasi
penurunan Kemampuan komunikasi:  Jelaskan tujuan
sirkulasi ke otak. · Penggunaan isyarat interaksi
· nonverbal  Perhatikan tanda
· Penggunaan bahasa tulisan, nonverbal klien
gambar  Klarifikasi pesan
· Peningkatan bahasa lisan bertanya dan feedback.
Komunikasi : kemampuan  Hindari barrier/
penerimaan. halangan komunikasi
· Kemampuan interprestasi
meningkat Peningkatan komunikasi:
Defisit bicara
 Libatkan keluarga utk
memahami pesan klien
 Sediakan petunjuk
sederhana
 Perhatikan bicara klien
dg cermat
 Gunakan kata
sederhana dan pendek
 Berdiri di depan klien
saat bicara, gunakan
isyarat tangan.
 Beri reinforcement
positif
 Dorong keluarga utk
selalu mengajak
komunikasi dengan
klien
5. Sindrom defisit Setelah dilakukan askep … jam, self- Self-care assistant.
self-care: b.d care optimal dg kriteria :  Kaji kemampuan klien
kelemahan, · Mandi teratur. dalam pemenuhan
gangguan · Kebersihan badan terjaga kebutuhan sehari – hari
neuromuskuler, · kebutuhan sehari-hari (ADL)  Sediakan kebutuhan
kerusakan terpenuhi yang diperlukan untuk
mobilitas fisik ADL
 Bantu ADL sampai
mampu mandiri.
 Latih klien untuk
mandiri jika
memungkinkan.
 Anjurkan, latih dan
libatkan keluarga
untuk membantu
memenuhi kebutuhan
klien sehari-hari
 Berikan reinforcement
positif atas usaha yang
telah dilakukan klien.

6. Gangguan Setelah dilakukan askep .. jam pasien Konstipation atau


eliminasi BAB tdk mengalami konstipasi dg KH: impaction management
berhubungan  Pasien mampu BAB lembek tanpa  Monitor tanda dan
dengan imobil kesulitan gejala konstipasi
 Monitor
pergerakan usus,
frekuensi, konsistensi
 Identifikasi diet
penyebab konstipasi
 Anjurkan pada pasien
untuk makan buah-
buahan dan makanan
berserat tinggi
 Mobilisasi bertahab
 Anjurkan pasien u/
meningkatkan intake
makanan dan cairan
 Evaluasi intake
makanan dan minuman
 Kolaborasi medis u/
pemberian laksan
kalau perlu

7. Risiko  Setelah dilakukan askep … jam  Manajemen kejang


trauma/injuri terjadi peningkatan Status  monitor posisi tidur
berhubungan keselamatan Injuri fisik Dg KH : klien
dengan  Klien dalam posisi yang aman dan  Pertahankan kepatenan
penurunan bebas dari injuri jalan nafas
kesadaran  Klien tidak jatuh  Beri oksigen
 Monitor status
neurologi
 Monitor vital sign
 Catat lama dan
karakteristik kejang
(posisi tubuh, aktifitas
motorik, prosesi
kejang)
 Kelola medikasi sesuai
order

 Manajemen
lingkungan
 Identifikasi kebutuhan
keamanan klien
 Jauhkan benda yang
membahayakan klien
 pasang bed plang
 Sediakan ruang khusus
 Berikan lingkungan
tenang
 Batasi pengunjung
 Anjurkan pada
keluarga untuk
menunggu/berada
dekat klien
BAB IV
PENUTUP

1. KESIMPULAN

Stroke adalah suatu keadaan yang timbul karena terjadi gangguan peredaran darah
di otak yang menyebabkan terjadinya kematian jaringan otak sehingga mengakibatkan
seseorang menderita kelumpuhan atau kematian.

Penyebab utama dari stroke adalah aterosklerosis (trombosis), embolisme, hipertensi


yang menimbulkan perdarahan intraserebral dan ruptur aneurisme sakular.

2. SARAN

Kami dari kelompok VI mengharapkan saran dari pembaca agar dapat memberi
kritik dan saran untuk kesempurnaan makalah stroke ini.
DAFTAR PUSTAKA
http://penyebabstroke.com/penyebab-stroke-hemoragik/
https://www.google.co.id/amp/s/nursecerdas.wordpress.com/2009/02/11/stroke/amp/?espv=1
http://www.skepners.id/2017/03/pathway-stroke-hemoragik-dan-non.html?m=1
(Lynda Juall Carpenito, 1995).

(Pengertian Stroke Menurut WHO 1989).

(Goldstein,dkk 2006; kollen, dkk 2006; lyoyd-jones dkk, 2009)

(Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2008).

Das könnte Ihnen auch gefallen