Sie sind auf Seite 1von 8

19

RELATIONSHIP OF FAMILY SUPPORT WITH ELDERLY LIVELINESS TO COME TO ELDERLY


POSYANDU (STUDIED IN ELDERLY POSYANDU OF VILLAGE PLANDAAN AT JOMBANG)

*Diah Ayu Anggraini,**Arif Wijaya,***Bambang Tutuko

ABSTRACT
Livelines is frequency in visiting upon activity Posyandu in range of time one year.The purpose of this research
was to know the relationship of family support with elderly liveline to come to elderly Posyandu in village of
Plandaan Jombang. This research design used was analitic approach crossectional. The population of this
research were the entire elderly in village of Plandaan as many as 120 people when this research was conducted.
Sample of this research were 30 respondents. Sampling technique used was simple random sampling.
IndependentVariabel was family support and the elderly liveliness was dependent variabel. The Instruments was
a questionare.Statistical test use the Spearman Rho. The result known that the family support is in a good
category is as big as 60% , big enough is 40%, while for elderly liveline is in a high category as long as 53,3%,
and low category is 46,7%. Based on statistical test was obtained ρ value = 0,00, ρ< α, (α: 0,05), it means H1
accepted. The conclusion that there is the relation of family support with elderly livelines to come to elderly
Posyandu in village of Plandaan Jombang.

Keywords :Livelines, family support, elderly liveliness

PENDAHULUAN

Seiring dengan semakin meningkatnya populasi menunjukkan bahwa proporsi penduduk lanjut usia
lansia, pemerintah telah merumuskan berbagai semakin meningkat. Jumlah lanjut usia di Indonesia
kebijakan pelayanan kesehatan usia lanjut ditujukan pada tahun 2000 sebesar 7,18%. Sepuluh tahun
untuk meningkatkan derajat kesehatan dan mutu kemudian jumlahnya meningkat menjadi sekitar
kehidupan lansia untuk mencapai masa tua bahagia 9,77%.
dan berdaya guna dalam kehidupan keluarga dan
masyarakat sesuai dengan keberadaannya sebagai Fenomena peningkatan jumlah penduduk lanjut usia
wujud nyata pelayanan sosial dan kesehatan pada ini menimbulkan permasalahan global, permasalahan
kelompok usia lanjut (Ganda Sigalingging, 2011). ini disebabkan keterbatasan lanjut usia terutama
Maka untuk menangani masalah kesehatan lansia, karena faktor usia dan biologis. Bantuan dan
pemerintah mengeluarkan beberapa kebijakan/ perlindungan bagi lanjut usia diperlukan di berbagai
program yang diterapkan oleh puskesmas. World bidang seperti kesempatan kerja, kesehatan,
Health Organization (WHO) atau Organisasi pendidikan dan pelatihan, kemudahan dalam
Kesehatan Dunia PBB memperingatkan bahwa penggunaan fasilitas dan sarana serta prasarana
lansia yang hidup lebih lama, membutuhkan umum, kemudahan dalam layanan dan bantuan
perawatan kesehatan jangka panjang. hukum, keagamaan, dan lain-lain (Erna Mutiara,
2011).
Masalah yang mungkin terjadi pada lansia meliputi,
perubahan fisik, perubahan sosial yang dialami Adapun upaya yang dilakukan pemerintah untuk
antara lain perubahan peran dalam keluarga, masalah meningkatkat kesejahteraan pada lansia yaitu :
ekonomi dan merasa dibuang atau diasingkan. Dari Pelayanan keagamaan dan mental spiritual, seperti
ketiga perubahan tersebut maka timbullah berbagai pembangunan sarana ibadah dengan penyediaan
penyakit yang dapat menyerang lansia (Maryam dkk, aksesibilitas bagi lanjut usia, Pelayanan kesehatan,
2008). melalui peningkatan upaya penyembuhan, Pelayanan
untuk prasarana umum, yaitu mendapatkan
Di Indonesia, pelayanan kesejahteraan sosial bagi kemudahan dalam penggunaan fasilitas umum,
warga usia lanjut secara umum boleh dikatakan keringanan biaya, kemudahan dalam melakukan
masih merupakan hal yang baru. Hal ini dikarenakan perjalanan, penyediaan fasilitas rekreasi dan olahraga
prioritas yang diberikan pada populasi usia lanjut khusus, Kemudahan dalam penggunaan fasilitas
memang baru saja mulai diperhatikan. Dibanding umum, seperti pelayanan administrasi pemerintahan
Negara maju, misalnya Amerika dan Australia, (Kartu Tanda Penduduk seumur hidup), dan
Indonesia sangat tertinggal dalam hal pemberian pelayanan kesehatan (Erna Mutiara, 2011).
kesejahteraan bagi lansia ini.Data Sensus Penduduk

Nursing Journal of STIKes Insan Cendekia Medika Jombang


Volume 05 No. 001 Maret 2013
20

Adapun tujuan umum menganalisis hubungan Distribusi frekuensi responden berdasarkan


dukungan keluarga dengan keaktifan lansia untuk umur
datang ke posyandu lansia dan tujuan khusus
mengidentifikasi dukungan keluarga terhadap Tabel 2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan
posyandu lansia mengidentifikasi keaktifan lansia umur Lansia di DusunPlandaan Kabupaten Jombang
untuk datang ke posyandu lansia menganalisis Mei 2013
hubungan dukungan keluarga dengan keaktifan No. Umur Frekuensi Persentase (%)
lansia untuk datang ke posyandu lansia. 1 <45 7 23,3
2 45-59 17 56,7
3 >60 6 20
METODE DAN BAHAN PENELITIAN Jumlah 30 100,0
Sumber : Data Primer Yang Diolah Penulis, 2013
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah analitik yang mencoba menggali bagaimana Berdasarkan tabel 2 menunjukkan bahwa umur
dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi Lansia yang menjadi responden sebagian besar
(Notoatmodjo, 2010 : 37), menggunakan pendekatan berada pada rentan umur 45-59 tahun yakni
crosssectional yaitu jenis penelitian yang sebanyak 17 orang (56,7%).
menekankan waktu pengukuran dan observasi data
variabel independen dan dependen hanya satu kali Distribusi frekuensi responden berdasarkan
pada satu saat (Nursalam, 2011 : 83). pekerjaan

Populasi penelitian ini adalah 120 orang selama Tabel 5.3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan
penelitian di Dusun Plandaan Kabupaten pekerjaan Lansia di Dusun Plandaan Kabupaten
Jombang.Dengan sampel 30 orang dalam Jombang Mei 2013
penelitian.Teknik sampling No.dalam penelitian ini Pekerjaan Frekuensi Persentase
adalah simple random sampling.Variabel bebas 1 Tidak bekerja / 16 53,3
IRT
dalam penelitian iniadalah dukungan keluarga 2 Swasta 0 0
sedangkan Variabel terikat dalam penelitian ini 3 Wiraswasta 0 0
adalahkeaktifan lansia.Guna mengetahui hubungan 4 Petani 9 30
antar variabel semua data yang masuk di analisis 5 Buruh tani 5 16,7
Jumlah 30 100,0
dengan uji statistik Spearman Rank. Sumber : Data Primer Yang Diolah Penulis, 2013

HASIL PENELITIAN Berdasarkan tabel 5.3 pekerjaan Lansia yang


menjadi responden sebagian besar adalah tidak
Data Umum bekerja dengan jumlah 16 orang (53,3%).
Distribusi frekuensi responden berdasarkan Distribusi frekuensi responden berdasarkan
pendidikan jarak rumah dengan Posyandu
Tabel 1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan Tabel 4 Distribusi frekuensi responden berdasarkan
pendidikan Lansia diDusun Plandaan Kabupaten jarak rumah dengan Posyadu di Dusun Plandaan
Jombang Mei 2013 Kabupaten Jombang Mei 2013
No. Pendidikan Frekuensi Persentase (%) No. Jarak rumah Frekuensi Persentase (%)
1 Tidak sekolah 12 40 dengan
2 SD / Sederajat 15 50 Posyandu
3 SMP / 3 10 1 < 100 meter 18 60
Sederajat 2 > 100 meter 12 40
4 SMA / 0 0
Jumlah 30 100,0
Sederajat
Sumber : Data Primer Yang Diolah Penulis, 2013
5 Sarjana 0 0
Jumlah 30 100,0
Sumber : Data Primer Yang Diolah Penulis, 2013 Berdasarkan tabel 5.4 sebagian besar Lansia yang
menjadi responden jarak rumahnya dengan Posyandu
Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa adalah < 100 meter, yaitu sebanyak 18 orang (60%).
setengahLansia yang menjadi responden pendidikan
terakhirnya adalah SD/ sederajat yaitu sebanyak 15
orang (50%).

Nursing Journal of STIKes Insan Cendekia Medika Jombang


Volume 05 No. 001 Maret 2013
21

Distribusi frekuensi responden berdasarkan Hubungan dukungan keluarga dengan keaktifan


sumber informasi lansia untuk datang ke Posyandu lansia

Tabel 5 Distribusi frekuensi responden berdasarkan Tabel 9 Hubungan dukungan keluarga dengan
sumber informasi tentang Posyandu di Dusun keaktifan lansia untuk datang ke Posyandu lansia di
Plandaan Kabupaten Jombang Mei 2013 Dusun Plandaan Kabupaten Jombang Mei 2013
No. Sumber Frekuensi Persentase (%) Keaktifan Total
informasi Tinggi Rendah
1 Tidak pernah 0 0 N 16 2 18
2 Media masa 0 0 Dukunga Baik
% 53,3 6,7 60,0
3 Tenaga 25 83,3 n
N 0 12 12
kesehatan Keluarga Cukup
% 0,0 40 40,0
dan kader N 16 14 30
4 Orang lain 5 16,7 Total
% 53,3 46,7 100,0
Jumlah 30 100,0 Sumber : Data Primer Yang Diolah Penulis, 2013
Sumber : Data Primer Yang Diolah Penulis, 2013
Tabel 9dari tabulasi silang antara dukungan keluarga
Berdasarkan tabel 5 para responden hampir dengan keaktifan Posyandu lansia didapatkan bahwa
seluruhnya memperoleh informasi tentang kegiatan dukungan keluarga baik dengan keaktifan tinggi
Posyandu dari tenaga kesehatan dan kader, yaitu yaitu 16 responden (53,3%) dan rendah 2 responden
sebanyak 25 orang (83,3%) (6,7%). Sedangkan dukungan keluarga cukup dengan
keaktifan tinggi 0 dan rendah 12 responden (40%).
Data Khusus
Hasil uji spearman rho antara variabel dukungan
Dukungan keluarga terhadap Posyandu keluarga dengankeaktifan Posyandu lansia di Dusun
Plandaan Kabupaten Jombang didapatkan nilai ρ =
Tabel 5.7 Distribusi frekuensi responden berdasarkan 0,00. Hasiltersebut lebih kecil dari taraf signifikan
dukungan keluarga terhadap Posyandu di Dusun yang digunakan yaitu α = 0,05, dengan kata lain
Plandaan Kabupaten Jombang Mei 2013 H1 diterima atau ada hubungan antara dukungan
No. Dukungan Frekuensi Persentase
(%)
keluarga dengan keaktifan lansia untuk datang ke
1 Baik 18 60 Posyandu lansia di Dusun Plandaan Kabupaten
2 Cukup 12 40 Jombang.
3 Kurang 0 0
Jumlah 30 100,0 PEMBAHASAN
Sumber : Data Primer Yang Diolah Penulis, 2013

Dukungan keluarga terhadap Posyandu


Berdasarkan tabel 7 menunjukkan bahwa sebagian
besarlansia yang menjadi responden memiliki
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.7
dukunganbaik yaitu sebanyak 18 orang (60%).
didapatkan bahwa dari 30 Lansia yang menjadi
responden sebagian besar memiliki dukungan
Keaktifan
keluarga ke Posyandu yang baik yaitu sebanyak 18
(60%) responden dan sisanya sebanyak 12 (40%)
Tabel 8 Distribusi frekuensi responden berdasarkan
responden memiliki dukungan keluarga cukup. Tidak
keaktifan Posyandu lansia di Dusun Plandaan
ada responden yang memiliki dukungan keluarga
Kabupaten Jombang Mei 2013
No. Frekuensi Frekuensi Persentase
kurang.
kunjungan ke (%)
Posyandu Menurut Gottlieb dukungan keluarga didefinisikan
1 Tinggi 16 53,3 sebagai informasi verbal atau non-verbal, saran,
2 Rendah 14 46,7
bantuan yang nyata atau tingkah laku yang diberikan
Jumlah 30 100,0
Sumber : Data Primer Yang Diolah Penulis, 2013 oleh orang-orang yang akrab dengan subjek didalam
lingkunganya atau yang berupa kehadiran dan hal-
Berdasarkan tabel 8 diketahui bahwa sebagian besar hal yang dapat memberikan keuntungan emosional
responden yang memiliki keaktifan ke Posyandu dan berpengaruh pada tingkah laku penerimanya.
tinggi atau lebih dari 8 kali kunjungan dalam setahun Dalam hal ini orang yang merasa memperoleh
yaitu sebanyak 16 orang (53,3%). dukungan secara emosional merasa lega karena
diperhatikan, mendapat saran atau kesan yang
menyenagkan pada dirinya.

Nursing Journal of STIKes Insan Cendekia Medika Jombang


Volume 05 No. 001 Maret 2013
22

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa mempengaruhi seseorang untuk datang ke


setengah lansia yang menjadi responden Posyandu. Hal tersebut sesuai pendapat Niven
berpendidikan terakhir SD yaitu sebanyak 15 (50%) (2002), bahwa dukungan sosial dalam bentuk
orang.Pendidikan yang rendah tidak menutup dukungan emosional dari anggota keluarga yang
kemungkinan responden akan memiliki dukungan lain, teman atau tenaga kesehatan (kader) merupakan
yang baik, hal tersebut dimungkinkan apabila faktor penting dalam kepatuhan sesorang dalam
seseorang yang meskipun tingkat pendidikannya menjalankan program kesehatan, dalam hal ini
rendah namun rajin menggali informasi tentang adalah program Posyandu.
kesehatan baik dari televisi maupun media lainnya,
maka pengetahuan lansia akan bertambah dan Keaktifan Posyandu lansia
meningkatkan dalam melakukan kunjungan ke
Posyandu. Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.8untuk data
penunjang menunjukkan bahwa sebanyak 16
Menurut Notoadmodjo (2012) pendidikan (53,3%) responden memiliki frekuensi kunjungan
merupakan proses belajar, didalamnya terjadi proses yang tinggi atau ≥ 8 kunjungan dalam setahun dan
pertumbuhan, perkembangan, perubahan ke arah 14 (46,7%) memiliki frekuensi kunjungan ke
yang lebih dewasa, lebih matang dan dapat Posyandu yang rendah yaitu < 8 kunjungan dalam
mempengaruhi motivasi seseorang. Dengan setahun.
demikian pendidikan penting untuk menambah
pengetahuan dan wawasan yang dapat menjadikan Menurut Rahayu (2009) idealnya frekuensi
seseorang lebih dewasa dan matang dalam berpikir. kunjunganke Posyandu dalam setahun adalah 12 kali
kunjungan, karena Posyandu diselenggarakan setiap
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan sebagian satu bulan sekali.Apabila Lansia memiliki frekuensi
besar responden berada pada kelompok umur 45-59 kunjungan yang tinggi maka dapat terpantau dengan
yaitu sebanyak 17 (56,7%) responden. Dimana baik status kesehatannya. Namun, tidak semua lansia
kelompok umur tersebut sudah cukup matang dalam memiliki frekuensi kunjungan yang tinggi, hal ini
berpikir dan mengambil keputusan untuk datang ke dipengaruhi oleh faktor pendidikan dan pengatahuan,
Posyandu Lansia. Hal tersebut sesuai dengan pekerjaan, jarak rumah dengan Posyandu serta
pendapat Wulandari (2013),yang menyatakan bahwa keaktifan kader.
semakin cukup umur, tingkat kematangan dan
kekuatan seseorang akan lebih matang pula dalam Menurut peneliti, keaktifan posyandu lansia sudah
berpikir dan bekerja. Seseorang dengan kematangan terpantau dengan baik yaitu dengan frekuensi
umur yang cukup dapat berpikir dan mengambil kunjungan lebih dari 8 kali kunjungan dalam satu
keputusan yang baik tentang kesehatan, dengan tahun.
datang ke posyandu untuk dipantau status
kesehatannya. Berdasarkan hasil penelitianmenunjukkan bahwa
sebagian besar 16 (53,3%) responden tidak bekerja
Berdasarkan hasil penelitian pada menunjukkan atau hanya menjadi seorang ibu rumah tangga,
bahwa jarak rumah responden dengan Posyandu seorang yang tidak bekerja memiliki banyak waktu
sebagian besar adalah < 100 meter, yaitu sebanyak luang sehingga dapat berkunjung ke Posyandu secara
18 (60%). Jarak tersebut cukup dekat dan mudah rutin. Menurut Ocbrianto (2012), Jenis pekerjaan
dijangkau baik dengan hanya berjalan kaki atau seseorang akan berpengaruh terhadap banyaknya
dengan transportasi pribadi yang dimiliki oleh waktu luang yang dimilikinya dalam turut serta
responden. Menurut Notoadmodjo (2010), jarak berbagai kegiatan di dalam masyarakat. Kegiatan
merupakan faktor lingkungan yang dapat Posyandu dilaksanakan pada hari dan jam kerja,
mempengaruhi motivasi seseorang, semakin dekat lansia yang tidak bekerja mempunyai waktu luang
jarak yang harus ditempuh untuk menuju Posyandu lebih besar untuk datangke Posyandu. Sedangkan
semakin termotivasi seseorang untuk memanfaatkan lansia yang bekerja diluar rumah, tidak memiliki
sarana Posyandu tersebut. waktu luang yang tersedia, sehingga lansia tidak
dapat datang ke Posyandu pada hari dan jam kerja.
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel menunjukkan Tidak adanya anggota keluarga yang lain seperti
bahwa hampir seluruhnya lansia adalah sebanyak 25 suami/isteri ataupun anak, maka tidak ada yang
(83,3%) responden menyatakan bahwa kader aktif mengantarkan ke Posyandu.
memberikan informasi tentang akan dilaksanakannya
kegiatan Posyandu. Keaktifan kader merupakan
salah satu bentuk dukungan sosial yang akan

Nursing Journal of STIKes Insan Cendekia Medika Jombang


Volume 05 No. 001 Maret 2013
23

Hubungan dukungan keluarga dengan keaktifan 3. Ada hubungan dukungan keluarga dengan
lansia untuk datang ke Posyandu lansia keaktifan lansia untuk datang ke Posyandu
lansia.
Tabulasi silang pada tabel 5.9 antara dukungan
keluargadengan keaktifanke Posyandu, didapatkan SARAN
bahwa dukungan keluarga baik dengan keaktifan Bagi Posyandu Lansia. Bisa digunakan sebagai
tinggi yaitu 16 responden (53,3%) dan rendah 2 masukan bagi Posyandu lansia sehingga lebih
responden (6,7%). Sedangkan dukungan keluarga mengefektifkan lansia untuk memanfaatkan
cukup dengan keaktifan tinggi 0 dan rendah 12 Posyandu lansia. Adapun yang berpengaruh dalam
responden (40%). dukungan keluarga, antara lain mau peduli dengan
kegiatan di Posyandu, mengingatkan lansia, tahu
Berdasarkan hasil uji spearman rho antara variabel kejadian yang terjadi dalam keluarga, tanggapan dari
dukungan keluarga dengan keaktifan Posyandu kegiatan di Posyandu, ikut mendampingi, serta
lansia di Dusun Plandaan Kabupaten Jombang memberi perhatian dan memberikan informasi
didapatkan nilai ρ = 0,00. Hasiltersebut lebih kecil kepada lansia.
dari taraf signifikan yang digunakan yaitu α =
0,05, dengan kata lain H1 diterima atau ada Bagi Masyarakat. Bisa memberikan pemahaman
hubungan antara dukungan keluaga dengan lebih kepada masyarakat mengenai hubungan
keaktifan lansia untuk datang ke Posyandu lansia di dukungan keluarga dengan keaktifan lansia untuk
Dusun Plandaan Kabupaten Jombang. datang ke posyandu lansia, sehingga masyarakat
dapat berperan dalam mendukung kegiatan Posyandu
Dukungan keluarga didefinisikan sebagai informasi lansia. Hasil penelitian ini dapat menambah
verbal atau non-verbal, saran, bantuan yang nyata kesadaran akan arti pentingnya kesehatan, dimana
atau tingkah laku yang diberikan oleh orang-orang Posyandu merupakan salah satu tempat pemeriksaan
yang akrab dengan subjek didalam lingkunganya kesehatan yang sangat penting di lingkungan
atau yang berupa kehadiran dan hal-hal yang dapat masyarakat.
memberikan keuntungan emosional dan berpengaruh
pada tingkah laku penerimanya. Bagi Institusi Pendidikan. Bisa dijadikan evidence
based melalui jurnal dalam pengajaran dan bahan
Menurut peneliti, dukungan keluarga berperan sangat perkuliahan serta untuk pengabdian masyarakat.
penting dalam mendorong lansia untuk aktif
mengunjungi Posyandu lansia, karena dengan adanya Bagi Peneliti Selanjutnya. Bisa digunakan sebagai
dukungan keluarga lansia menjadi lebih bersemangat dasar untuk melaksanakan penelitian lebih lanjut
atau aktif ke Posyandu lansia. terkait dengandukungan keluarga dengan keaktifan
ke Posyandu lansia. Sehingga peneliti selanjutnya
Idealnya frekuensi kunjunganke Posyandu dalam dapat mengembangkan serta referensi terhadap
setahun adalah 12 kali kunjungan, karena Posyandu variabel dukungan keluarga maupun variabel
diselenggarakan setiap satu bulan sekali.Namun, keaktifan ke Posyandu lansia.Dimana dukungan
tidak semua lansia memiliki frekuensi kunjungan keluarga merupakan salah satu faktor yang
yang tinggi, hal ini dipengaruhi oleh faktor berhubungan dengan keaktifan.
pendidikan dan pengatahuan, pekerjaan, jarak rumah
dengan Posyandu serta keaktifan kader. KEPUSTAKAAN

SIMPULAN DAN SARAN Erna Mutiara, (2011). Karakteristik Dan Kebutuhan


Penduduk Lanjut Usia Di Kota Medan. PSLK
SIMPULAN Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan hasil penelitian di Posyandu Lansia Ganda Sigalingging, (2011). Pengaruh Sosial
Dusun Plandaan Kabupaten Jombang dapat Budaya Dan Sosial Ekonomi Keluarga Lansia
dirumuskan kesimpulan bahwa: Terhadap Pemanfaatan Posyandu Lansia Di
1. Dukungan keluarga di Posyandu Lansia Dusun Wilayah Kerja Puskesmas Darussalam Medan
Plandaan Kabupaten Jombang sebagian besar Maryam, dkk. 2008. Mengenal Usia Lanjut dan
adalah baik. Perawatannya. Jakarta: Salemba Medika
2. Keaktifan untuk datang ke Posyandu lansia Niven, N. 2002. Psikologi Kesehatan : Pengantar
Dusun Plandaan Kabupaten Jombang sebagian untuk Perawat dan Profesional Kesehatan
besar adalah frekuensi kunjungan yang tinggi. Lain. Jakarta : EGC

Nursing Journal of STIKes Insan Cendekia Medika Jombang


Volume 05 No. 001 Maret 2013
24

Notoatmojo, Soekidjo, 2010. Metodologi penelitian


kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta
Notoatmojo, Soekidjo, 2012. Promosi Kesehatan
dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta.
Jakarta
Nursalam. 2011. Konsep dan penerapan
metodologi penelitian ilmu keperawatan.
Salemba medika. Jakarta
Rahayu, Anggorowati, 2009. Analisis Kecukupan
Energi dan Protein terhadap Status Gizi
Lansia di Posyandu Lansia “Ngesti Basuki’,
danukusuman, Surakarta Program D-IV
Analis Kesehatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Masyarakat Universitas Setia Budi Surakarta.
Surakarta Universitas Setia Budi Surakarta
Ocbrianto, Hosea, 2012. Partisipasi masyarakat
terhadap posyandu dalam upaya pelayanan
kesehatan balita studi kasus pada posyandu
Nusa Indah II RW 11 Kelurahan Meruyang,
Kecamatan Limo, Depok Skripsi Universitas
Indinesia
Wulandari, 2013. Asuhan Kebidanan Ibu Masa
Nifas. Yogyakarta Gosyen Publishing.

Nursing Journal of STIKes Insan Cendekia Medika Jombang


Volume 05 No. 001 Maret 2013
25

Nursing Journal of STIKes Insan Cendekia Medika Jombang


Volume 05 No. 001 Maret 2013
26

Nursing Journal of STIKes Insan Cendekia Medika Jombang


Volume 05 No. 001 Maret 2013

Das könnte Ihnen auch gefallen