Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
BAB I
PENDAHULUAN
A. Budaya Kerja adalah suatu falsafah dengan didasari pandangan hidup seba
gai nilai-nilai yang menjadi sifat, kebiasaan dan juga pendorong yang dibudayakan
dalam s atu kelompok dan tercermin dalam sikap menjadi perilaku, cita-cita, penda
pat, pandangan serta tindakan yang terwujud sebagai kerja. (Sumber : Drs. Gering
Supri yadi, MM dan Drs. Tri Guno, LLM )
Sikap dan perilaku kerja yang berpedoman pada nilai-nilai K3 sangat dibutuhkan di
Rumah Sakit, mengingat keseluruhan proses pelayanan yang diberikan Rumah
Sakit menyangkut keselamatan orang lain, dalam hal ini keselamatan pasien.
Sementara sikap dan perilaku seseorang kaitannya erat dengan dari nilai-nilai
sebuah budaya. ( Nenden Siti Komariah Pembimbing: Prof. Dr. dr. Adi Heru Sutomo,
M.Sc. )
Menurut Taliziduhu Ndraha, budaya kerja dapat dibagi menjadi dua unsur,
yaitu:
BAB V DOKUMENTASI.
Salah satu kunci sukses dalam bisnis Rumah Sakit adalah membentuk budaya.
Alat bisa di beli, tapi untuk satu Rumah Sakit yang penting adalah budaya. Itu tidak
bisa dicontek karena harus terus di-improvement.Kendati demikian, membentuk
budaya yang diharapkan tentu bukan pekerjaan mudah. Apalagi, hal ini harus
melibatkan berbagai pemangku kepentingan. “Memang tidak mudah karena harus
mengubah budaya. Tidak hanya seluruh personil, tapi juga seluruh dokter. Selain itu,
budaya juga diterapkan pada pengunjung, misalnya mulai dari yang terkecil berupa
identifikasi pasien, yang wajib dilakukan. Dengan demikian, hal tersebut akan
menentukan peningkatan pasien. “Sehingga kita punya satu budaya bagimana
pasien datang bisa merasa mendapat pelayanan terbaik.
Saran kepada pihak Rumah Sakit agar meningkatkan budaya keselamatan
pasien terutama dimensi budaya keselamatan pasien yang memiliki persentase
respon positif rendah dengan cara memberikan pelatihan intensif mengenai
keselamatan pasien kepada seluruh staf. Mengembangkan budaya non punitive/
tidak menghukum dengan cara aktif dalam melakukan diskusi sebagai upaya
mencegah kejadian tidak diharapkan dan sebagai upaya mengetahui penyebab
manajemen jika terjadi KTD. Membentuk sistem dan alur pelaporan (tulisan dan
lisan) kejadian menyangkut keselematan pa sien. Menciptakan lingkungan yang
membantu staf melaporkan kesalahan secara spontan. Menciptakan suasana
komunikasi yang terbuka untuk melaporkan efek samping. Mensosialisasikan
mengenai hal-hal terkait keselamatan pasien di setiap instalasi.Melakukan
monitoriang dan evaluasi pencapaian dimensi dalam budaya keselamatan pasien.