Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
BAB III
PERENCANAAN BADAN BENDUNG
Bn = b + 2 . (½.d3)
= b + d3
= 35 + 1,71371
= 36,71371 m
B = (6/5). Bn
= (6/5). 36,71371
b
t
b
t
b
t
Beff
Jumlah = 105,50 m
Sehingga :
Elevasi tinggi mercu bendung (x) = 105,50 m
Elevasi dasar sungai pada dasar bendung (y ) = 100,00 m
Maka tinggi mercu bendung (P) = x – y
= 105,50 m – 100,00 m
= 5,5 m
Jadi, tinggi mercu bendung yang direncanakan adalah 5,5 m
dimana :
Qd = debit banjir rencana (m3/dt)
Beff = lebar efektif bendung (m)
He = tinggi total air di atas bendung (m)
C = koefisien pelimpasan (discharge coefficient)
C1 = dipengaruhi sisi depan bendung
C2 = dipengaruhi lantai depan
C3 = dipengaruhi air di belakang bendung
Nilai C, C1, C2, dan C3 didapat dari grafik ratio of discharge coefficient
(pada lampiran). Untuk menentukan tinggi air di atas bendung digunakan cara
coba – coba (trial and error) dengan menentukan tinggi perkiraan He terlebih
dulu.
Dicoba He = 1,5 m maka :
P 5,5
3,667
He 1,5
Hd d 3 4,1664515 1,8335485
4.67
He 1,5
2 2
Qd 3 225 3
He' 1.732m He He`
C x B 2,184 x 38,62
eff
Perhitungan selanjutnya dilakukan dengan menggunakan tabel.
Maka diperoleh tinggi total air di atas puncak/mercu bendung (He) = 1,779 m
3.3.2. Tinggi Kecepatan Air Maksimum
Untuk menentukan tinggi air maksimum di atas mercu bendung
dipergunakan cara coba-coba (trial and error), sehingga diperoleh hv0 = hv0’.
H = He – hv0 d0 = H + p
A = Beff x d0
Keterangan :
hv0 = tinggi kecepatan di hulu sungai (m)
H = tinggi air maksimum di atas mercu (m)
d0 = tinggi muka air banjir di hulu bending (m)
v0 = kecepatan aliran di hulu bendung (m/dt)
g = gravitasi (9,81 m/dt2)
Dimana :
Qd = 200 m3/dt
d3 = 1,71371 m
Beff = 38,62 m
P = 5,5 m
He = 1,779 m
Maka didapat :
hv0 = hv0’ = 0.0259 m
H = 1.7531 m
d0 = 7.2531 m
A = 280.5160 m2
v0 = 0.7130 m/dt
Menentukan harga Ec
q
vc
dc
4,9782
1,3619
3.7019 m dt
vc 2
hvc
2g
3,6552
2
0.6985 m
2 9,81
Ec d c hvc P
1,3619 0,6810 5,5
7.5954 m
Keterangan :
dc = tinggi air kritis di atas mercu (m)
vc = kecepatan air kritis (m/dt)
hvc = tinggi kecepatan kritis (m)
Ec = tinggi energi kritis (m)
Tabel 3.5. Perhitungan Tinggi Energi (Air Terendah) Pada Kolam Olakan
V1 q d1 hv1 E1 Ec Kesalahan
10,6908 4.9782 0,5449 5,8253 6,3702 7.5429 0,3978
10,7321 4.9782 0,5428 5,8704 6,4132 7.5429 0,3548
10,7654 4.9782 0,5411 5,9069 6,4480 7.5429 0,3200
10,8653 4.9782 0,5361 6,0171 6,5532 7.5429 0,2148
11.8516 4.9782 0.4363 7.1590 7.5954 7.5954 0,0000
11,9432 4.9782 0,5003 6,9095 7,4098 7.5429 -0,6418
12,7689 4.9782 0,4949 7,0595 7,5544 7.5429 -0,7864
12,9567 4.9782 0,4872 7,2866 7,7738 7.5429 -1,0058
Maka diperoleh :
v1 = 11.8516 m/dt E1 = 7.5954 m
d1 = 0.4363 m
hv1 = 7.1590 m
dimana :
d1 = tinggi air terendah pada kolam olakan (m)
v1 = kecepatan aliran pada punggung bendung (m)
hv1 = tinggi kecepatan (m)
E1 = tinggi energi (m)
3.4.3. Tinggi Energi (Air Tertinggi) pada Kolam Olakan
v1
Fr =
g . d1
11.8516
=
9,81.0,4363
= 5.7284
d1
1
d2 = 1 8 Fr 2 2 1
2
0,4363
1
1 8 . (5,7284) 2 1
2
= 2
= 3.3234 m
q
v2 =
d2
5.1713
=
3.3234
= 1.5560 m/dt
2
v
hv2 = 2
2g
1.55602
=
2 . 9,81
= 0.1234 m
E2 = d2 + hv2
= 3,3234 + 0,1234
= 3,4468 m
Keterangan :
Fr = bilangan Froude
d2 = tinggi air tertinggi pada kolam olakan (m)
v2 = kecepatan aliran (m/dt)
hv2 = tinggi kecepatan (m)
E2 = tinggi energi (m)
3.0176 2
=
2 . 9,81
= 0.4641 m
Schoklish Formula :
4,75
T = 0,32 . h 0,2 . q 0,57
d
4,75
= 0 , 32
. (5,5394) 0,2 . (5.1713) 0,57 2.7508 m
300
Keterangan :
T = kedalaman penggerusan (m)
d = diameter batu terbesar yang hanyut waktu banjir (mm)
h = beda tinggi muka air di hulu dan di hilir (m)
q = debit persatuan lebar (m3/detik/m)
Angelholzer Formula :
2p
L = (v1 2 g H ) H
g
2 . 5,5
= (11,8516 2 . 9,81 .1,7531) 1,7531
9,81
= 20.5133 m
MAB E1 = 7.5954 m
+ 107.253 m 0.026
0.6895
7.253
7.159
5.500
V0 = 0.713 m/dt V1 = 11,8516 m/dt E2 = 3.4468 m E3 = 2,1778 m
0.1234
0.464
3.3234
v2 = 1,556 m/dt 1.714
+100.00m 2.751
+98.963m 0.4363
H = 1.7531 m
P = 5,5 m
P 5,5
3,1373
H 1,7531
Dari tabel, untuk P/H = 3,2245 diperoleh kemiringan muka bendung adalah vertikal.
Bentuk mercu yang dipilih adalah mercu Ogee.
Bentuk mercu Ogee tidak akan memberikan tekanan sub atmosfer pada permukaan
mercu sewaktu bendung mengalirkan air pada debit rencana, karena mercu Ogee berbentuk
tirai luapan bawah dari bendung ambang tajam aerasi. Untuk debit yang rendah, air akan
memberikan tekanan ke bawah pada mercu.
Dari buku Standar Perencanaan Irigasi KP-02 Hal 57 Gambar 4.9, untuk bendung mercu
Ogee dengan kemiringan vertikal, pada bagian upstream diperoleh nilai :
X0 = 0,175 H = 0,175 × 1.7531 = 0.307 m
X1 = 0,282 H = 0,282 × 1.7531 = 0.494 m
R0 = 0,5 H = 0,5 × 1.7531 = 0.877 m
R1 = 0,2 H = 0,2 × 1.7531 = 0.351 m
Menentukan Koordinat Titik Singgung antara Garis Lengkung dengan Garis Lurus
Sebagian Hilir Spillway
1 0,5740 x 0,850
1
x 0,850
0,5740
xc 1,6030 m
y 0,310 x1,850
y 0,310 1,6030
1,850
yc 0,7428 m
Tabel 3.9. Lengkung Mercu bagian Hilir / Down Stream (interval 0.2 m)
x(m) y(m) elevasi(m)
0,0 0,0000 105.500
0,2 0.0158 105.484
0,4 0.0570 105.443
tg 1 ; 45o
y
persamaan tg 1 y x
x
Elev. dasar kolam olakan = + 98.963 m
Berdasarkan teori Bligh, prosedur mencari panjang apron dengan hidraulik gradient ini
menggunakan perbedaan tekanan sepanjang garis aliran.
1.000 16.795
5.500
Hhi = 0,5782
Hgh = 0,6
1.045 1.750 2.000 1.750 2.000 1.750 2.000 1.750 2.000 1.750 2.891 2.000 1.500 1.500
a. Teori Bligh
L = Cc . Hb
L = Cw . Hb
Sehingga L = Cw . Hb
= 3 . 5,5394
= 16,6182 m
1
Ld = Lv + Lh
3
1
= 18,037 + x 25,686
3
= 26,6 m
Syarat : L < Ld