Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Oleh :
Wukir Sariyanti
ABSTRACT
Public services, especially health services still have a lot of obstacles and barriers mostly
on the quality of the service given. Public service organizations that have an interest in accordance
with the basic rules and procedures have been established. The paradigm emerging during the public
services management tends to be more directive and focusing only on the interests which indicate a
field fact that there is deficiency in the performance of health services in health centers (Puskesmas).
Based on that fact, the need of evaluation on performance of health service in health centers is a
must. Health centers as one of government agencies which play role in delivering health services to
society must be able to meet people's satisfaction on their needs of health services.
The objectives of this research are to evaluate the performance of health centers public
services in Semarang and to find out the problems encountered also the factors supporting their
performance there. To strengthen and achieve the objectives of this study, evaluative method is
being used. The prosedure of data collection is by spreading questionnaire to and interviewing both
providers and recipients of the heath services in the health centers, or in this case the visitors, health
workers, and related agencies in Semarang Health Office. In addition, to support the completion of
the needed information, related data and documents are also being used.
The result of the research shows that from overall user satisfaction indicators of health
services in health centers, 56.93% survey respondents stated that the services is very good, 38.57%
stated that services is good, 4.63% stated that is poor and 0.14% stated that the services is not good.
The result also shows that the problems encountered on the process of delivering health services in
the health centers are the lack of personnel officer and readiness, lack of facility and infrastructure,
slow medical treatment, less understanding and knowledge of the visitors and lack of medical
supplies.
Based on the result of research, the suggestion given is that the government do periodic
evaluations on the performance of the governmental on health centers. Socialization of
governmental is a necessity, thats why it is important to introduce health services to the society.
Government also need to increase their funding and quality of facility and infrastructure on the
public health centers.
Tabel 1.1 Hasil Survey Kepuasan Masyarakat atas Kinerja Pelayanan Puskesmas Gunungpati
Berdasar Indeks Kepuasan Masyarakat
Kecenderungan Standar Penilaian Frekuensi Persentase
A (Sangat Baik) 68 18,09 %
B (Baik) 72 19,14 %
C (Kurang) 183 48,67 %
D (Sangat Kurang) 53 14,10 %
Jumlah 376 100
Sumber : Hasil survey pengunjung Puskesmas Gunungpati, 2012
Indeks Kepuasan Masyarakat adalah rela menunggu untuk mendapatkan
data dan informasi tentang tingkat pelayanan kesehatan. Di samping itu
kepuasan masyarakat yang diperoleh dari fasilitas yang tersedia seperti ruang
hasil pengukuran secara kuantitatif dan tunggu yang kurang nyaman menyebabkan
kualitatif atas pendapat masyarakat dalam sering kali pasien merasa ditelantarkan.
memperoleh pelayanan dari aparatur Sementara pada Puskesmas
penyelenggara pelayanan publik dengan Pandanaran yang terletak di pusat kota
membandingkan antara harapan dan Semarang justru menampakkan kondisi
kebutuhannya (Keputusan MENPAN yang terbalik dengan Puskesmas
Nomor 25 Tahun 2004). Gunungpati dan Mijen. Pada Puskesmas
Menurut hasil wawancara awal Pandanaran kelengkapan dan kualitas
(pra-survei) dengan beberapa pengunjung sarana dan prasarana serta pelayanannya
di Puskesmas Mijen dan Gunungpati justru sangat baik tetapi rasio jumlah
menunjukkan adanya kekurangpuasan kunjungan yang ada jauh lebih kecil
terhadap beberapa layanan puskesmas yang dibandingkan dengan jumlah penduduk
termasuk dalam indikator pengukuran IKM. yang menjadi sasaran layanan.
Salah satu pengunjung mengatakan bahwa Permasalahan yang dihadapi Puskesmas
untuk mendapatkan fasilitas pelayanan Pandanaran berkaitan dengan kondisi
gratis di Puskesmas tersebut tidak semudah perkotaan adalah adanya lokasi pemukiman
yang dibayangkannya, hal ini dibuktikan kumuh, banyaknya praktik dokter dan
dengan adanya persyaratan diharuskan bidan swasta, adanya rumah sakit besar
membawa surat keterangan yang baik negeri maupun swasta yang lebih
dikeluarkan oleh kelurahan setempat, lengkap sarana dan prasarananya serta
padahal informasi tersebut tidak kurang lancarnya beberapa kegiatan
disosialisasikan kepada pengunjung baik pembinaan seperti Posyandu, PAUD, KB
dalam bentuk pengumuman maupun edaran dll karena kesibukan para kader di
ke masing-masing RT\RW. lingkungan perkotaan yang kurang sesuai.
Pengunjung yang lain menceritakan
pengalamannya sewaktu melakukan 2. Perumusan Masalah
perawatan di Puskesmas, kesiapan tenaga a. Apakah kinerja pelayanan kesehatan
baik administrasi maupun medis sangat Puskesmas di wilayah kota Semarang
kurang sehingga tidak jarang pasien harus belum memuaskan?
b. Faktor-faktor apa yang menyebabkan didukung oleh bukti bahwa hasil
ketidakpuasan terhadap kebijakan secara aktual merupakan
penyelenggaraan pelayanan kesehatan konsekuensi dari aksi-aksi yang
masyarakat melalui Puskesmas di Kota dilakukan untuk memecahkan masalah
Semarang? tertentu.
c. Orientasi Masa Kini dan Masa Depan,
3.Tujuan Penelitian tuntutan evaluatif berbeda dengan
a. Mengetahui apakah kinerja pelayanan tuntutan advokatif, diarahkan pada
kesehatan Puskesmas di Kota hasil sekarang dan masa lalu,
Semarang yang belum ketimbang hasil masa depan. Evaluatif
b. Mengetahui faktor-faktor yang bersifat retrospektif dan setelah
menyebabkan ketidakpuasan pada aksi-aksi dilakukan rekomendasi yang
pelayanan kesehatan puskesmas di kota juga mencakup premis-premis nilai,
Semarang. bersifat prospektif dan dibuat sebelum
aksi dilakukan.
4. Landasan Teori d. Dualitas Nilai, nilai-nilai yang
4.1 Konsep Evaluasi mendasari tuntutan evaluasi
Davies mengemukakan bahwa evaluasi mempunyai kualitas ganda, karena
merupakan proses sederhanan dipandang sebagai tujuan dan sekaligus
memberikan/menetapkan nilai kepada cara
sejumlah tujuan, kegiatan, keputusan,
unjuk-kerja, proses orang, objek, dan 4.2 Konsep Kinerja
masih banyak yang lainnya. Sedangkan Secara etimologi, kata kinerja
Wand dan Brown mengemukakan bahwa berarti suatu yang hendak dicapai, prestasi
evaluasi adalah suatu proses untuk yang diperlihatkan, kemampuan kerja.
menentukan nilai dari sesuatu. Pengertian Dalam Dictionary Contemporary English
evaluasi lebih dipertegas lagi dengan Indonesia, istilah kinerja digunakan bila
batasan sebagai proses memberikan atau seseorang menjalankan suatu proses
menentukan nilai kepada objek tertentu dengan terampil sesuai dengan prosedur
berdasarkan suatu kriteria tertentu (Nana dan ketentuan yang ada.Adapun pengertian
Sudjana, 1990:30). kinerja secara formal menurut Yulia
Dunn memaparkan berbagai sifat (1997:72) yaitu kualitas dan kuantitas dari
dasar evaluasi, bahwa evaluasi pencapaian tugas-tugas, baik yang
menghasilkan tuntutan-tuntutan yang dilakukan individu, kelompok, maupun
bersifat evaluatif. Karena itu evaluasi organisasi. Kinerja selalu merupakan tanda
mempunyai sejumlah karakteristik yang keberhasilan suatu organisasi dan
membedakannya dari metode-metode orang-orang yag ada dalam organisasi
lainnya, karakteristik sifat itu antara lain tersebut.Sementara menurut Sedarmayanti
(Dunn, 1999:608) : (2001:50) bahwa: “Kinerja merupakan
a. Fokus Nilai, evaluasi berbeda dengan terjemahan dari performance yang berarti
pemantauan, dipusatkan pada penilaian prestasi kerja, pelaksanaan kerja,
menyangkut keperluan atau nilai dari pencapaian kerja, unjuk kerja atau
suatu kebijakan dan program. penampilan kerja”.
b. Inderdependensi Fakta-Nilai, untuk Lenvine (dalam Atmoko, 2008:6)
menyatakan bahwa kebijakan atau mengemukakan tiga konsep yang dapat
program tertentu telah mencapai digunakan untuk mengukur kinerja
tingkat kinerja yang tinggi atau rendah organisasi publik, yakni :
diperlukan tidak hanya bahwa 1. Responsivitas (Responsiveness):
hasil-hasil kebijakan berharga bagi menggambarkan kemampuan
sejumlah kelompok individu maupun organisasi publik dalam menjalankan
seluruh masyarakat namun harus misi dan tujuannya terutama untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat. 3. Kejelasan petugas pelayanan, yaitu
Penilaian responsivitas bersumber pada keberadaan dan kepastian petugas yang
data organisasi dan masyarakat, data memberikan pelayanan (nama, jabatan
organisasi dipakai untuk serta kewenangan dan tanggung
mengidentifikasi jenis-jenis kegiatan jawabnya).
dan program organisasi, sedangkan 4. Kedisiplinan petugas pelayanan, yaitu
data masyarakat pengguna jasa kesungguhan petugas dalam
dipergunakan untuk mengidentifikasi memberikan pelayanan terutama
demand dan kebutuhan masyarakat. terhadap konsistensi waktu kerja sesuai
2. Responsibilitas (Responsibility): ketentuan yang berlaku.
pelaksanaan kegiatan organisasi publik 5. Tanggung jawab petugas pelayanan,
dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip yaitu kejelasan wewenang dan
administrasi yang benar atau sesuai tanggung jawab petugas dalam
dengan kebijakan organisasi baik yang penyelenggaraan dan penyelesaian
implisit atau eksplisit. Responsibilitas pelayanan.
dapat dinilai dari analisis terhadap 6. Kemampuan petugas pelayanan, yaitu
dokumen dan laporan kegiatan tingkat keahlian dan keterampilan yang
organisasi. Penilaian dilakukan dengan dimiliki petugas dalam memberikan
mencocokkan pelaksanaan kegiatan atau menyelesaikan pelayanan kepada
dan program organisasi dengan masyarakat.
prosedur administrasi dan 7. Kecepatan pelayanan, yaitu target
ketentuan-ketentuan yang ada dalam waktu pelayanan dapat diselesaikan
organisasi. dalam waktu yang telah ditentukan
3. Akuntabilitas (Accountability): oleh unit penyelenggara pelayanan.
menunjuk pada seberapa besar 8. Keadilan mendapatkan pelayanan,
kebijakan dan kegiatan perusahaan yaitu pelaksanaan pelayanan dengan
tunduk pada para pejabat politik yang tidak membedakan golongan atau
ditunjuk oleh rakyat. Data akuntabilitas status masyarakat yang dilayani.
dapat diperoleh dari berbagai sumber, 9. Kesopanan dan keramahan petugas,
seperti penilaian dari wakil rakyat, para yaitu sikap dan perilaku petugas dalam
pejabat politis, dan oleh masyarakat memberikan pelayanan kepada
Penilaian kinerja aparatur masyarakat secara sopan dan ramah
pemerintah dapat dilakukan eksternal yaitu serta saling menghargai dan
melalui respon kepuasan masyarakat. menghormati.
Pemerintah menyusun alat ukur untuk 10. Kewajaran biaya pelayanan, yaitu
mengukur kinerja pelayanan publik secara keterjangkauan masyarakat terhadap
eksternal melalui keputusan Menpan No. besarnya biaya yang ditetapkan oleh
25/KEP/M.PAN/2/2004. Tentang pedoman unit pelayanan.
penyusunan indeks kepuasan masyarakat 11. Kepastian biaya pelayanan, yaitu
unit pelayanan instansi pemerintah, kesesuaian antara biaya yang
terdapat 14 indikator kriteria pengukuran dibayarkan dengan biaya yang
kinerja organisasi sebagai berikut : ditetapkan.
1. Prosedur pelayanan, yaitu kemudahan 12. Kepastian jadwal pelayanan, yaitu
tahapan pelayanan yang diberikan pelaksanaan waktu pelayanan sesuai
kepada masyarakat dilihat dari sisi dengan ketentuan yang telah ditetapkan
kesederhanaan alur pelayanan. 13. Kenyamanan lingkungan, yaitu kondisi
2. Persyaratan pelayanan, yaitu sarana dan prasarana pelayanan yang
persyaratan teknis dan administratif bersih, rapih dan teratur sehingga dapat
yang diperlukan untuk mendapatkan memberikan rasa nyaman kepada
pelayanan sesuai dengan jenis penerima pelayanan.
pelayanannya. 14. Keamanan pelayanan, yaitu
terjaminnya tingkat keamanan 4. Menunjukkan transparansi pelayanan
lingkungan unit penyelenggara antara lain dengan : Menunjukkan
pelayanan ataupun sarana yang keterbukaan pelayanan, dengan aturan
digunakan sehingga masyarakat merasa kerja yang jelas, ringkas dan tuntas,
tenang untuk mendapatkan pelayanan sehingga bisa dipahami oleh sasaran
terhadap resiko-resiko yang pelayanan. Selain itu juga dengan
diakibatkan dari pelaksanaan menunjukkan keterbukaan anggaran,
pelayanan sesuai tata hukum dan peraturan yang
berlaku dalam lingkup pelayanan
4.3 Aspek Pelayanan Kesehatan kesehatan
Ada lima nilai dasar dalam aspek 5. Mewujudkan akuntabilitas : Hasil
pelayanan kesehatan yang sebaiknya selalu kegiatan pelayanan diarahkan secara
dijunjung tinggi oleh para pegawai dan bertanggungjawab terhadap institusi
aparat kesehatan, dalam upaya internal didalam lingkup pelayanan
memberdayakan masyarakat untuk hidup kesehatan dan kepada institusi
bersih dan sehat. Lima nilai dasar tersebut eksternal diluar lingkungan pelayanan
akan dicoba untuk dijelaskan kembali kesehatan. Tanggungjawab terhadap
berdasarkan pemahaman dalam masyarakat, sangat penting sekali
memberikan pelayanan kepada masyarakat, karena menyangkut upaya peningkatan
khususnya di wilayah kerja puskesmas pemberdayaan derajat kesehatan
sebagai berikut : masyarakat secara holistik.
1. Bertindak cepat dan tepat : Cepat
mengambil keputusan dalam 4.4 Pembangunan Kesehatan melalui
memberikan pelayanan atau tindakan Pelayanan Kesehatan
kesehatan, terhadap kasus/masalah Ada lima nilai dasar dalam aspek
yang bisa bersifat mendadak pelayanan kesehatan yang sebaiknya selalu
(emergency) maupun mendesak dijunjung tinggi oleh para pegawai dan
(urgency) Tepat dalam melaksanakan aparat kesehatan, dalam upaya
proses pelayanan kesehatan sesuai memberdayakan masyarakat untuk hidup
prosedur tetap (protap) atau standar bersih dan sehat. Lima nilai dasar tersebut
operasional prosedural (SOP) yang akan dicoba untuk dijelaskan kembali
telah ditentukan. berdasarkan pemahaman dalam
2. Berpihak kepada masyarakat : memberikan pelayanan kepada masyarakat,
Masyarakat sebagai subyek pelayanan, khususnya di wilayah kerja puskesmas
berhak menentukan jenis pelayanan sebagai berikut :
kesehatan yang terbaik sesuai masalah 1. Bertindak cepat dan tepat : Cepat
yang dihadapinya. Masyarakat wajib mengambil keputusan dalam
diberikan pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan atau tindakan
bermutu agar mencapai derajat kesehatan, terhadap kasus/masalah
kesehatan yang optimal. yang bisa bersifat mendadak
3. Menegakkan kedisiplinan : Disiplin (emergency) maupun mendesak
yang dimaksud adalah disiplin kerja (urgency) Tepat dalam melaksanakan
yaitu dengan menegakkan semangat proses pelayanan kesehatan sesuai
kerja dalam memberikan pelayanan prosedur tetap (protap) atau standar
yang terbaik kepada masyarakat atau operasional prosedural (SOP) yang
sasaran pelayanan. Disiplin lainnya telah ditentukan.
adalah Disiplin Administrasi yaitu 2. Berpihak kepada masyarakat :
dengan melakukan pencatatan dan Masyarakat sebagai subyek pelayanan,
pelaporan hasil kegiatan pelayanan berhak menentukan jenis pelayanan
secara tertib, teratur, terarah, terbuka kesehatan yang terbaik sesuai masalah
dan terukur. yang dihadapinya. Masyarakat wajib
diberikan pelayanan kesehatan yang Puskesmas Pandanaran, Puskesmas
bermutu agar mencapai derajat Gunungpati dan Puskesmas Mijen.
kesehatan yang optimal. c. Tempat penelitian
3. Menegakkan kedisiplinan : Disiplin Tempat pelaksanaan penelitian ini
yang dimaksud adalah disiplin kerja adalah di Puskesmas Kota Semarang
yaitu dengan menegakkan semangat yaitu Puskesmas Pandanaran, Puskesmas
kerja dalam memberikan pelayanan Gunungpati dan Puskesmas Mijen.
yang terbaik kepada masyarakat atau d. Jenis Data dan
sasaran pelayanan. Disiplin lainnya Te
Tekknik Pengumpulan Data
adalah Disiplin Administrasi yaitu Jenis Data
dengan melakukan pencatatan dan � Data Primer
pelaporan hasil kegiatan pelayanan Data primer adalah data yang
secara tertib, teratur, terarah, terbuka diperoleh langsung dari
dan terukur. sumbernya, diamati dan dicatat
4. Menunjukkan transparansi pelayanan untuk pertama kalinya
antara lain dengan : Menunjukkan � Data Sekunder
keterbukaan pelayanan, dengan aturan Data sekunder adalah data yang
kerja yang jelas, ringkas dan tuntas, bukan diusahakan sendiri
sehingga bisa dipahami oleh sasaran pengumpulannya oleh peneliti.
pelayanan. Selain itu juga dengan Data sekunder diperoleh dari
menunjukkan keterbukaan anggaran, berbagai bahan pustaka, baik
sesuai tata hukum dan peraturan yang berupa buku, jurnal-jurnal dan
berlaku dalam lingkup pelayanan dokumen lainnya yang ada
kesehatan hubungannya dengan materi
5. Mewujudkan akuntabilitas : Hasil kajian, data statistik dan arsip
kegiatan pelayanan diarahkan secara serta dari sumber penelitian
bertanggungjawab terhadap institusi lainnya.
internal didalam lingkup pelayanan Teknik Pengumpulan Data
kesehatan dan kepada institusi Teknik pengumpulan data
eksternal diluar lingkungan pelayanan dilakukan dengan kuesioner
kesehatan. Tanggungjawab terhadap (quistionaire) yang dibuat dalam
masyarakat, sangat penting sekali bentuk rating scale sesuai dengan
karena menyangkut upaya peningkatan skala pengukuran yang dipakai
pemberdayaan derajat kesehatan kepada subjek penelitian. Kuesioner
masyarakat secara holistik. adalah daftar pertanyaan yang
mencakup semua pertanyaan dan
5. Metode Penelitian pertanyaan yang akan digunakan
a. Tipe Penelitian bisa melalui telepon, surat ataupun
Dalam upaya menganalisa tatap muka.
permasalahan penelitian yang berkaitan Teknik Pengolahan Data
dengan birokrasi pelayanan publik pada Data-data yang telah terkumpul
bidang kesehatan di Puskesmas, maka tipe selanjutnya diolah dengan cara
penelitian yang digunakan dalam melakukan editing, koding atau
penelitian ini adalah tipe penelitian mengkategorikan data, tabulasi, atau
evaluasi yang melakukan penilaian menyajikan data dalam bentuk tabel.
terhadap pelaksanaan kerja birokrasi pada Teknik Analisis Data
lembaga pelayanan kesehatan Puskesmas. Analisis deskriptif
b. Populasi Penelitian dimaksudkan untuk memberikan
Sedangkan populasi yang akan gambaran dalam bentuk skala
diteliti adalah seluruh pengunjung dan persentase berdasarkan
pengguna jasa layanan kesehatan penggolongan jawaban responden
atas kuesioner yang diberikan. Puskesmas khususnya di Kota Semarang
yang menjadi lokasi penelitian ini yaitu di
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Puskesmas Gunungpati, Puskesmas Mijen
dan Puskesmas Pandanaran Semarang.
Analisis dan interperetasi data ini Berikut diuraikan pendapat
terdiri dari uraian data mengenai berbagai responden dari jawaban pertanyaan
indikator yang menyusun indeks kepuasan mengenai kinerja pelayanan masyarakat di
masyarakat terkait dengan kinerja pelayanan puskesmas sesuai hasil pengisian kuesioner
masyarakat di instansi kesehatan yaitu yang didukung oleh hasil wawancara.