Sie sind auf Seite 1von 9

EVALUASI KINERJA PELAYANAN KESEHATAN PADA PUSKESMAS DI KOTA

SEMARANG TAHUN 2012

Oleh :
Wukir Sariyanti

Jurusan Ilmu Pemerintahan


Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Diponegoro
Jalan Profesor Haji Soedarto, Sarjana Hukum Tembalang, Semarang Kode Pos 1269
Telepon (024) 7465407 Faksimile (024) 7465405
website : http://www.fisip.undip.ac.id email:fisip@undip.ac.id

ABSTRACT

Public services, especially health services still have a lot of obstacles and barriers mostly
on the quality of the service given. Public service organizations that have an interest in accordance
with the basic rules and procedures have been established. The paradigm emerging during the public
services management tends to be more directive and focusing only on the interests which indicate a
field fact that there is deficiency in the performance of health services in health centers (Puskesmas).
Based on that fact, the need of evaluation on performance of health service in health centers is a
must. Health centers as one of government agencies which play role in delivering health services to
society must be able to meet people's satisfaction on their needs of health services.
The objectives of this research are to evaluate the performance of health centers public
services in Semarang and to find out the problems encountered also the factors supporting their
performance there. To strengthen and achieve the objectives of this study, evaluative method is
being used. The prosedure of data collection is by spreading questionnaire to and interviewing both
providers and recipients of the heath services in the health centers, or in this case the visitors, health
workers, and related agencies in Semarang Health Office. In addition, to support the completion of
the needed information, related data and documents are also being used.
The result of the research shows that from overall user satisfaction indicators of health
services in health centers, 56.93% survey respondents stated that the services is very good, 38.57%
stated that services is good, 4.63% stated that is poor and 0.14% stated that the services is not good.
The result also shows that the problems encountered on the process of delivering health services in
the health centers are the lack of personnel officer and readiness, lack of facility and infrastructure,
slow medical treatment, less understanding and knowledge of the visitors and lack of medical
supplies.
Based on the result of research, the suggestion given is that the government do periodic
evaluations on the performance of the governmental on health centers. Socialization of
governmental is a necessity, thats why it is important to introduce health services to the society.
Government also need to increase their funding and quality of facility and infrastructure on the
public health centers.

Keyword : performance evaluation, health services, health

PENDAHULUAN menyebutkan bahwa kesehatan rakyat


1. Latar Belakang Masalah adalah salah satu modal pokok dalam
Sesuai dengan Undang-Undang rangka pertumbuhan dan kehidupan bangsa
Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1960 dan mempunyai peranan penting dalam
tentang Pokok-Pokok Kesehatan yang penyelesaian reformasi nasional dan
penyusunan masyarakat Indonesia yang keprofesionalan dari para pegawainya serta
sehat. Sehingga pemerintah harus meningkatkan fasilitas/sarana kesehatannya
mengusahakan bidang kesehatan dengan untuk memberikan kepuasan kepada
sebaik-baiknya, yaitu menyediakan masyarakat pengguna jasa layanan
pelayanan kesehatan yang memadai dan kesehatan.
dapat diakses dengan mudah oleh Puskesmas Gunungpati dan
masyarakat umum. Puskesmas Mijen adalah salah satu bentuk
Namun harus diakui bahwa kualitas organisasi kesehatan fungsional yang
kesehatan masyarakat Indonesia selama ini merupakan pusat pengembangan kesehatan
tergolong rendah. Selama ini masyarakat, masyarakat yang juga membina peran serta
terutama masyarakat miskin, cenderung masyarakat disamping memberikan
kurang memperhatikan kesehatan mereka. pelayanan secara menyeluruh dan terpadu
Hal ini dapat disebabkan karena rendahnya kepada masyarakat di wilayah Kecamatan
tingkat pemahaman mereka akan Gunungpati dan Kecamatan Mijen dalam
pentingnya kesehatan dalam kehidupan, bentuk kegiatan pokok layanan kesehatan.
padahal kesadaran rakyat tentang Sebagai bagian wilayah Kota Semarang
pemeliharaan dan perlindungan kesehatan yang terletak di posisi paling selatan Kota
sangatlah penting untuk mencapai derajat Semarang dan memiliki latar belakang
kesehatan yang setinggi-tingginya. Tetapi, kondisi pedesaan kedua wilayah tersebut
disisi lain, rendahnya derajat kesehatan memiliki permasalahan dan kendala yang
masyarakat dapat pula disebabkan oleh hampir sama dalam memberikan pelayanan
ketidakmampuan mereka untuk kesehatan yang berkualitas, di antaranya:
mendapatkan pelayanan kesehatan karena 1. Kekurangan petugas kesehatan
mahalnya biaya pelayanan yang harus 2. Ketersediaan fasilitas dan sarana yang
dibayar. Tingkat kemiskinan yang tinggi masih kurang lengkap.
menyebabkan masyarakat miskin tidak 3. Kurangnya kelengkapan fasilitas dan
mampu memenuhi kebutuhan akan sarana bagi unit rawat inap dan gawat
pelayanan kesehatan yang tergolong mahal. darurat
Banyak penelitian empiris yang 4. Kurang cepatnya penanganan terhadap
menyatakan bahwa kesehatan berbanding pasien terutama pada saat jumlah
terbalik dengan kemiskinan, dimana ada pasien yang banyak
kemiskinan maka masalah kesehatan akan 5. Kurangnya pemahaman dan
semakin nyata terjadi. pengetahuan pengunjung tentang alur
Untuk mendukung pencapaian pelayanan dan persyaratan dalam
pembangunan kesehatan pemerintah telah memperoleh layanan puskesmas
menyediakan beberapa sarana/fasilitas 6. Kurangnya pengetahuan masyarakat
kesehatan beserta tenaga kesehatannya. dalam memenuhi persyaratan dokumen
Salah satu wujud nyata penyediaan layanan kesehatan
publik di bidang kesehatan adalah adanya 7. Persediaan obat yang belum
Puskesmas. Sebagai salah satu fasilitas mencukupi
kesehatan terutama yang terletak di 8. Jumlah obat generik yang tersedia
pedesaan yang banyak dimanfaatkan belum mampu mencukupi kebutuhan
masyarakat, Puskesmas menjadi ujung yang ada sedangkan persediaan obat
tombak pelayanan dan pembangunan esensial telah melebihi dari jumlah
kesehatan di Indonesia maka Puskesmas yang dibutuhkan.
perlu mendapatkan perhatian terutama Selain itu berdasarkan hasil
berkaitan dengan mutu pelayanan melakukan survey awal melalui wawancara
kesehatan Puskesmas sehingga dalam hal dengan pengunjung Puskesmas Gunungpati
ini Puskesmas terlebih pada Puskesmas Kota Semarang yang bertujuan untuk
yang dilengkapi dengan unit rawat inap mengetahui tingkat kepuasan masyarakat
dituntut untuk selalu meningkatkan terhadap kinerja layanan Puskesmas
Gunungpati Kota Semarang diketahui hasil memuat indikator kepuasan masyarakat
yang menunjukkan kecenderungan berpedoman pada Indeks Kepuasan
ketidakpuasan masyarakat atas kinerja Masyarakat (IKM) dapat dirangkum dalam
pelayanan di Puskesmas. Wawancara yang tabel sebagai berikut :
berisikan berbagai pertanyaan yang

Tabel 1.1 Hasil Survey Kepuasan Masyarakat atas Kinerja Pelayanan Puskesmas Gunungpati
Berdasar Indeks Kepuasan Masyarakat
Kecenderungan Standar Penilaian Frekuensi Persentase
A (Sangat Baik) 68 18,09 %
B (Baik) 72 19,14 %
C (Kurang) 183 48,67 %
D (Sangat Kurang) 53 14,10 %
Jumlah 376 100
Sumber : Hasil survey pengunjung Puskesmas Gunungpati, 2012
Indeks Kepuasan Masyarakat adalah rela menunggu untuk mendapatkan
data dan informasi tentang tingkat pelayanan kesehatan. Di samping itu
kepuasan masyarakat yang diperoleh dari fasilitas yang tersedia seperti ruang
hasil pengukuran secara kuantitatif dan tunggu yang kurang nyaman menyebabkan
kualitatif atas pendapat masyarakat dalam sering kali pasien merasa ditelantarkan.
memperoleh pelayanan dari aparatur Sementara pada Puskesmas
penyelenggara pelayanan publik dengan Pandanaran yang terletak di pusat kota
membandingkan antara harapan dan Semarang justru menampakkan kondisi
kebutuhannya (Keputusan MENPAN yang terbalik dengan Puskesmas
Nomor 25 Tahun 2004). Gunungpati dan Mijen. Pada Puskesmas
Menurut hasil wawancara awal Pandanaran kelengkapan dan kualitas
(pra-survei) dengan beberapa pengunjung sarana dan prasarana serta pelayanannya
di Puskesmas Mijen dan Gunungpati justru sangat baik tetapi rasio jumlah
menunjukkan adanya kekurangpuasan kunjungan yang ada jauh lebih kecil
terhadap beberapa layanan puskesmas yang dibandingkan dengan jumlah penduduk
termasuk dalam indikator pengukuran IKM. yang menjadi sasaran layanan.
Salah satu pengunjung mengatakan bahwa Permasalahan yang dihadapi Puskesmas
untuk mendapatkan fasilitas pelayanan Pandanaran berkaitan dengan kondisi
gratis di Puskesmas tersebut tidak semudah perkotaan adalah adanya lokasi pemukiman
yang dibayangkannya, hal ini dibuktikan kumuh, banyaknya praktik dokter dan
dengan adanya persyaratan diharuskan bidan swasta, adanya rumah sakit besar
membawa surat keterangan yang baik negeri maupun swasta yang lebih
dikeluarkan oleh kelurahan setempat, lengkap sarana dan prasarananya serta
padahal informasi tersebut tidak kurang lancarnya beberapa kegiatan
disosialisasikan kepada pengunjung baik pembinaan seperti Posyandu, PAUD, KB
dalam bentuk pengumuman maupun edaran dll karena kesibukan para kader di
ke masing-masing RT\RW. lingkungan perkotaan yang kurang sesuai.
Pengunjung yang lain menceritakan
pengalamannya sewaktu melakukan 2. Perumusan Masalah
perawatan di Puskesmas, kesiapan tenaga a. Apakah kinerja pelayanan kesehatan
baik administrasi maupun medis sangat Puskesmas di wilayah kota Semarang
kurang sehingga tidak jarang pasien harus belum memuaskan?
b. Faktor-faktor apa yang menyebabkan didukung oleh bukti bahwa hasil
ketidakpuasan terhadap kebijakan secara aktual merupakan
penyelenggaraan pelayanan kesehatan konsekuensi dari aksi-aksi yang
masyarakat melalui Puskesmas di Kota dilakukan untuk memecahkan masalah
Semarang? tertentu.
c. Orientasi Masa Kini dan Masa Depan,
3.Tujuan Penelitian tuntutan evaluatif berbeda dengan
a. Mengetahui apakah kinerja pelayanan tuntutan advokatif, diarahkan pada
kesehatan Puskesmas di Kota hasil sekarang dan masa lalu,
Semarang yang belum ketimbang hasil masa depan. Evaluatif
b. Mengetahui faktor-faktor yang bersifat retrospektif dan setelah
menyebabkan ketidakpuasan pada aksi-aksi dilakukan rekomendasi yang
pelayanan kesehatan puskesmas di kota juga mencakup premis-premis nilai,
Semarang. bersifat prospektif dan dibuat sebelum
aksi dilakukan.
4. Landasan Teori d. Dualitas Nilai, nilai-nilai yang
4.1 Konsep Evaluasi mendasari tuntutan evaluasi
Davies mengemukakan bahwa evaluasi mempunyai kualitas ganda, karena
merupakan proses sederhanan dipandang sebagai tujuan dan sekaligus
memberikan/menetapkan nilai kepada cara
sejumlah tujuan, kegiatan, keputusan,
unjuk-kerja, proses orang, objek, dan 4.2 Konsep Kinerja
masih banyak yang lainnya. Sedangkan Secara etimologi, kata kinerja
Wand dan Brown mengemukakan bahwa berarti suatu yang hendak dicapai, prestasi
evaluasi adalah suatu proses untuk yang diperlihatkan, kemampuan kerja.
menentukan nilai dari sesuatu. Pengertian Dalam Dictionary Contemporary English
evaluasi lebih dipertegas lagi dengan Indonesia, istilah kinerja digunakan bila
batasan sebagai proses memberikan atau seseorang menjalankan suatu proses
menentukan nilai kepada objek tertentu dengan terampil sesuai dengan prosedur
berdasarkan suatu kriteria tertentu (Nana dan ketentuan yang ada.Adapun pengertian
Sudjana, 1990:30). kinerja secara formal menurut Yulia
Dunn memaparkan berbagai sifat (1997:72) yaitu kualitas dan kuantitas dari
dasar evaluasi, bahwa evaluasi pencapaian tugas-tugas, baik yang
menghasilkan tuntutan-tuntutan yang dilakukan individu, kelompok, maupun
bersifat evaluatif. Karena itu evaluasi organisasi. Kinerja selalu merupakan tanda
mempunyai sejumlah karakteristik yang keberhasilan suatu organisasi dan
membedakannya dari metode-metode orang-orang yag ada dalam organisasi
lainnya, karakteristik sifat itu antara lain tersebut.Sementara menurut Sedarmayanti
(Dunn, 1999:608) : (2001:50) bahwa: “Kinerja merupakan
a. Fokus Nilai, evaluasi berbeda dengan terjemahan dari performance yang berarti
pemantauan, dipusatkan pada penilaian prestasi kerja, pelaksanaan kerja,
menyangkut keperluan atau nilai dari pencapaian kerja, unjuk kerja atau
suatu kebijakan dan program. penampilan kerja”.
b. Inderdependensi Fakta-Nilai, untuk Lenvine (dalam Atmoko, 2008:6)
menyatakan bahwa kebijakan atau mengemukakan tiga konsep yang dapat
program tertentu telah mencapai digunakan untuk mengukur kinerja
tingkat kinerja yang tinggi atau rendah organisasi publik, yakni :
diperlukan tidak hanya bahwa 1. Responsivitas (Responsiveness):
hasil-hasil kebijakan berharga bagi menggambarkan kemampuan
sejumlah kelompok individu maupun organisasi publik dalam menjalankan
seluruh masyarakat namun harus misi dan tujuannya terutama untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat. 3. Kejelasan petugas pelayanan, yaitu
Penilaian responsivitas bersumber pada keberadaan dan kepastian petugas yang
data organisasi dan masyarakat, data memberikan pelayanan (nama, jabatan
organisasi dipakai untuk serta kewenangan dan tanggung
mengidentifikasi jenis-jenis kegiatan jawabnya).
dan program organisasi, sedangkan 4. Kedisiplinan petugas pelayanan, yaitu
data masyarakat pengguna jasa kesungguhan petugas dalam
dipergunakan untuk mengidentifikasi memberikan pelayanan terutama
demand dan kebutuhan masyarakat. terhadap konsistensi waktu kerja sesuai
2. Responsibilitas (Responsibility): ketentuan yang berlaku.
pelaksanaan kegiatan organisasi publik 5. Tanggung jawab petugas pelayanan,
dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip yaitu kejelasan wewenang dan
administrasi yang benar atau sesuai tanggung jawab petugas dalam
dengan kebijakan organisasi baik yang penyelenggaraan dan penyelesaian
implisit atau eksplisit. Responsibilitas pelayanan.
dapat dinilai dari analisis terhadap 6. Kemampuan petugas pelayanan, yaitu
dokumen dan laporan kegiatan tingkat keahlian dan keterampilan yang
organisasi. Penilaian dilakukan dengan dimiliki petugas dalam memberikan
mencocokkan pelaksanaan kegiatan atau menyelesaikan pelayanan kepada
dan program organisasi dengan masyarakat.
prosedur administrasi dan 7. Kecepatan pelayanan, yaitu target
ketentuan-ketentuan yang ada dalam waktu pelayanan dapat diselesaikan
organisasi. dalam waktu yang telah ditentukan
3. Akuntabilitas (Accountability): oleh unit penyelenggara pelayanan.
menunjuk pada seberapa besar 8. Keadilan mendapatkan pelayanan,
kebijakan dan kegiatan perusahaan yaitu pelaksanaan pelayanan dengan
tunduk pada para pejabat politik yang tidak membedakan golongan atau
ditunjuk oleh rakyat. Data akuntabilitas status masyarakat yang dilayani.
dapat diperoleh dari berbagai sumber, 9. Kesopanan dan keramahan petugas,
seperti penilaian dari wakil rakyat, para yaitu sikap dan perilaku petugas dalam
pejabat politis, dan oleh masyarakat memberikan pelayanan kepada
Penilaian kinerja aparatur masyarakat secara sopan dan ramah
pemerintah dapat dilakukan eksternal yaitu serta saling menghargai dan
melalui respon kepuasan masyarakat. menghormati.
Pemerintah menyusun alat ukur untuk 10. Kewajaran biaya pelayanan, yaitu
mengukur kinerja pelayanan publik secara keterjangkauan masyarakat terhadap
eksternal melalui keputusan Menpan No. besarnya biaya yang ditetapkan oleh
25/KEP/M.PAN/2/2004. Tentang pedoman unit pelayanan.
penyusunan indeks kepuasan masyarakat 11. Kepastian biaya pelayanan, yaitu
unit pelayanan instansi pemerintah, kesesuaian antara biaya yang
terdapat 14 indikator kriteria pengukuran dibayarkan dengan biaya yang
kinerja organisasi sebagai berikut : ditetapkan.
1. Prosedur pelayanan, yaitu kemudahan 12. Kepastian jadwal pelayanan, yaitu
tahapan pelayanan yang diberikan pelaksanaan waktu pelayanan sesuai
kepada masyarakat dilihat dari sisi dengan ketentuan yang telah ditetapkan
kesederhanaan alur pelayanan. 13. Kenyamanan lingkungan, yaitu kondisi
2. Persyaratan pelayanan, yaitu sarana dan prasarana pelayanan yang
persyaratan teknis dan administratif bersih, rapih dan teratur sehingga dapat
yang diperlukan untuk mendapatkan memberikan rasa nyaman kepada
pelayanan sesuai dengan jenis penerima pelayanan.
pelayanannya. 14. Keamanan pelayanan, yaitu
terjaminnya tingkat keamanan 4. Menunjukkan transparansi pelayanan
lingkungan unit penyelenggara antara lain dengan : Menunjukkan
pelayanan ataupun sarana yang keterbukaan pelayanan, dengan aturan
digunakan sehingga masyarakat merasa kerja yang jelas, ringkas dan tuntas,
tenang untuk mendapatkan pelayanan sehingga bisa dipahami oleh sasaran
terhadap resiko-resiko yang pelayanan. Selain itu juga dengan
diakibatkan dari pelaksanaan menunjukkan keterbukaan anggaran,
pelayanan sesuai tata hukum dan peraturan yang
berlaku dalam lingkup pelayanan
4.3 Aspek Pelayanan Kesehatan kesehatan
Ada lima nilai dasar dalam aspek 5. Mewujudkan akuntabilitas : Hasil
pelayanan kesehatan yang sebaiknya selalu kegiatan pelayanan diarahkan secara
dijunjung tinggi oleh para pegawai dan bertanggungjawab terhadap institusi
aparat kesehatan, dalam upaya internal didalam lingkup pelayanan
memberdayakan masyarakat untuk hidup kesehatan dan kepada institusi
bersih dan sehat. Lima nilai dasar tersebut eksternal diluar lingkungan pelayanan
akan dicoba untuk dijelaskan kembali kesehatan. Tanggungjawab terhadap
berdasarkan pemahaman dalam masyarakat, sangat penting sekali
memberikan pelayanan kepada masyarakat, karena menyangkut upaya peningkatan
khususnya di wilayah kerja puskesmas pemberdayaan derajat kesehatan
sebagai berikut : masyarakat secara holistik.
1. Bertindak cepat dan tepat : Cepat
mengambil keputusan dalam 4.4 Pembangunan Kesehatan melalui
memberikan pelayanan atau tindakan Pelayanan Kesehatan
kesehatan, terhadap kasus/masalah Ada lima nilai dasar dalam aspek
yang bisa bersifat mendadak pelayanan kesehatan yang sebaiknya selalu
(emergency) maupun mendesak dijunjung tinggi oleh para pegawai dan
(urgency) Tepat dalam melaksanakan aparat kesehatan, dalam upaya
proses pelayanan kesehatan sesuai memberdayakan masyarakat untuk hidup
prosedur tetap (protap) atau standar bersih dan sehat. Lima nilai dasar tersebut
operasional prosedural (SOP) yang akan dicoba untuk dijelaskan kembali
telah ditentukan. berdasarkan pemahaman dalam
2. Berpihak kepada masyarakat : memberikan pelayanan kepada masyarakat,
Masyarakat sebagai subyek pelayanan, khususnya di wilayah kerja puskesmas
berhak menentukan jenis pelayanan sebagai berikut :
kesehatan yang terbaik sesuai masalah 1. Bertindak cepat dan tepat : Cepat
yang dihadapinya. Masyarakat wajib mengambil keputusan dalam
diberikan pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan atau tindakan
bermutu agar mencapai derajat kesehatan, terhadap kasus/masalah
kesehatan yang optimal. yang bisa bersifat mendadak
3. Menegakkan kedisiplinan : Disiplin (emergency) maupun mendesak
yang dimaksud adalah disiplin kerja (urgency) Tepat dalam melaksanakan
yaitu dengan menegakkan semangat proses pelayanan kesehatan sesuai
kerja dalam memberikan pelayanan prosedur tetap (protap) atau standar
yang terbaik kepada masyarakat atau operasional prosedural (SOP) yang
sasaran pelayanan. Disiplin lainnya telah ditentukan.
adalah Disiplin Administrasi yaitu 2. Berpihak kepada masyarakat :
dengan melakukan pencatatan dan Masyarakat sebagai subyek pelayanan,
pelaporan hasil kegiatan pelayanan berhak menentukan jenis pelayanan
secara tertib, teratur, terarah, terbuka kesehatan yang terbaik sesuai masalah
dan terukur. yang dihadapinya. Masyarakat wajib
diberikan pelayanan kesehatan yang Puskesmas Pandanaran, Puskesmas
bermutu agar mencapai derajat Gunungpati dan Puskesmas Mijen.
kesehatan yang optimal. c. Tempat penelitian
3. Menegakkan kedisiplinan : Disiplin Tempat pelaksanaan penelitian ini
yang dimaksud adalah disiplin kerja adalah di Puskesmas Kota Semarang
yaitu dengan menegakkan semangat yaitu Puskesmas Pandanaran, Puskesmas
kerja dalam memberikan pelayanan Gunungpati dan Puskesmas Mijen.
yang terbaik kepada masyarakat atau d. Jenis Data dan
sasaran pelayanan. Disiplin lainnya Te
Tekknik Pengumpulan Data
adalah Disiplin Administrasi yaitu Jenis Data
dengan melakukan pencatatan dan � Data Primer
pelaporan hasil kegiatan pelayanan Data primer adalah data yang
secara tertib, teratur, terarah, terbuka diperoleh langsung dari
dan terukur. sumbernya, diamati dan dicatat
4. Menunjukkan transparansi pelayanan untuk pertama kalinya
antara lain dengan : Menunjukkan � Data Sekunder
keterbukaan pelayanan, dengan aturan Data sekunder adalah data yang
kerja yang jelas, ringkas dan tuntas, bukan diusahakan sendiri
sehingga bisa dipahami oleh sasaran pengumpulannya oleh peneliti.
pelayanan. Selain itu juga dengan Data sekunder diperoleh dari
menunjukkan keterbukaan anggaran, berbagai bahan pustaka, baik
sesuai tata hukum dan peraturan yang berupa buku, jurnal-jurnal dan
berlaku dalam lingkup pelayanan dokumen lainnya yang ada
kesehatan hubungannya dengan materi
5. Mewujudkan akuntabilitas : Hasil kajian, data statistik dan arsip
kegiatan pelayanan diarahkan secara serta dari sumber penelitian
bertanggungjawab terhadap institusi lainnya.
internal didalam lingkup pelayanan Teknik Pengumpulan Data
kesehatan dan kepada institusi Teknik pengumpulan data
eksternal diluar lingkungan pelayanan dilakukan dengan kuesioner
kesehatan. Tanggungjawab terhadap (quistionaire) yang dibuat dalam
masyarakat, sangat penting sekali bentuk rating scale sesuai dengan
karena menyangkut upaya peningkatan skala pengukuran yang dipakai
pemberdayaan derajat kesehatan kepada subjek penelitian. Kuesioner
masyarakat secara holistik. adalah daftar pertanyaan yang
mencakup semua pertanyaan dan
5. Metode Penelitian pertanyaan yang akan digunakan
a. Tipe Penelitian bisa melalui telepon, surat ataupun
Dalam upaya menganalisa tatap muka.
permasalahan penelitian yang berkaitan Teknik Pengolahan Data
dengan birokrasi pelayanan publik pada Data-data yang telah terkumpul
bidang kesehatan di Puskesmas, maka tipe selanjutnya diolah dengan cara
penelitian yang digunakan dalam melakukan editing, koding atau
penelitian ini adalah tipe penelitian mengkategorikan data, tabulasi, atau
evaluasi yang melakukan penilaian menyajikan data dalam bentuk tabel.
terhadap pelaksanaan kerja birokrasi pada Teknik Analisis Data
lembaga pelayanan kesehatan Puskesmas. Analisis deskriptif
b. Populasi Penelitian dimaksudkan untuk memberikan
Sedangkan populasi yang akan gambaran dalam bentuk skala
diteliti adalah seluruh pengunjung dan persentase berdasarkan
pengguna jasa layanan kesehatan penggolongan jawaban responden
atas kuesioner yang diberikan. Puskesmas khususnya di Kota Semarang
yang menjadi lokasi penelitian ini yaitu di
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Puskesmas Gunungpati, Puskesmas Mijen
dan Puskesmas Pandanaran Semarang.
Analisis dan interperetasi data ini Berikut diuraikan pendapat
terdiri dari uraian data mengenai berbagai responden dari jawaban pertanyaan
indikator yang menyusun indeks kepuasan mengenai kinerja pelayanan masyarakat di
masyarakat terkait dengan kinerja pelayanan puskesmas sesuai hasil pengisian kuesioner
masyarakat di instansi kesehatan yaitu yang didukung oleh hasil wawancara.

Rangkuman Hasil Penelitian


Deskripsi Hasil
No Indikator Sangat Kurang Tidak
Baik
Baik Baik Baik
1 Prosedur pelayanan 56 44 0 0
2 Persyaratan pelayanan 25 55 18 2
3 Kejelasan petugas pelayanan 68 31 1 0
4 Kedisiplinan petugas pelayanan 54 46 0 0
5 Tanggung jawab petugas 87 9 4 0
6 Kemampuan petugas pelayanan 56 38 6 0
7 Kecepatan pelayanan 76 23 1 0
8 Keadilan mendapatkan pelayanan 71 27 2 0
9 Kesopanan dan keramahan petugas 55 42 3 0
10 Kewajaran biaya pelayanan 64 28 8 0
11 Kepastian biaya pelayanan 54 43 3 0
12 Kepastian jadwal pelayanan 75 21 4 0
13 Kenyamanan lingkungan 26 66 8 0
14 Keamanan pelayanan 30 67 3 0
Jumlah 797 540 61 2
Rata-rata 56.93 38.57 4.36 0.14

Dengan demikian secara keseluruhan berikut :


dapat disimpulkan bahwa kinerjai pelayanan
kesehatan di Puskesmas yang ditunjukkan 1. Kekurangan petugas kesehatan
oleh indikator-indikator tersebut di atas Berdasarkan standar yang telah
termasuk dalam kategori sangat baik di ditetapkan seorang dokter gigi
mana rata-rata mencapai 56,93 sementara seharusnya dibantu oleh 2 orang
kategori baik mencapai 38,57 dan sisanya perawat gigi, tetapi dalam kenyataan di
termasuk dalam kategori kurang baik dan Puskesmas Gunungpati dan Mijen
tidak baik. hanya ada 1 orang perawat gigi. Selain
itu kedua Puskesmas hanya memiliki
Faktor - faktor yang menyebabkan seorang analis padahal dibutuhkan
ketidakpuasan pada pelayanan kesehatan di
pelayanan setidaknya 2 orang analis dalam satu
Puskesmas Puskesmas.
2. Untuk mendapatkan fasilitas pelayanan
Faktor - faktor yang menyebabkan gratis di Puskesmas tersebut tidak
ketidakpuasan pada pelayanan kesehatan di
semudah yang dibayangkannya,
Puskesmas layanan kesehatan di Puskesmas
berdasarkan hasil penelitian adalah sebagai terutama dengan adanya persyaratan
kelengkapan dokumen seperti surat
keterangan yang dikeluarkan oleh dari jumlah yang dibutuhkan.
kelurahan setempat, padahal informasi KESIMPULAN
tersebut tidak disosialisasikan kepada
pengunjung baik dalam bentuk Berdasarkan hasil penelitian yang hasil
pengumuman maupun edaran ke wawancara dan pendapat dari beberapa sumber
masing-masing RT\RW. selama penelitian dan pihak lain yang terkait
3. Kesiapan tenaga baik administrasi dengan masalah penelitian dapat disimpulkan
maupun medis sangat kurang sehingga bahwa hasil evaluasi terhadap kinerja birokrasi
tidak jarang pasien harus rela pelayanan kesehatan di Puskesmas Kota
menunggu untuk mendapatkan Semarang sudah termasuk dalam kategori
pelayanan kesehatan. Di samping itu sangat baik dengan rata-rata 56,93 diperoleh
fasilitas yang tersedia seperti ruang dari hasil jumlah keseluruhan
tunggu yang kurang nyaman indikator-indikator indeks kepuasan
menyebabkan sering kali pasien masyarakat dalam kategori sangat baik
merasa ditelantarkan. sementara kategori baik mencapai 38,57 dan
4. Ketersediaan fasilitas dan sarana yang sisanya termasuk dalam kategori kurang baik
masih kurang lengkap. 4,36 dan tidak baik 0,14.
Kurangnya kelengkapan fasilitas dan
sarana bagi unit rawat inap dan gawat Rekomendasi
darurat masih belum terlaksana
sepenuhnya sehingga berakibat masih Sebaiknya pemerintah secara berkala
kurang baiknya mutu pelayanan.. melakukan evaluasi atau menerima masukan
5. Permasalahan yang dihadapi mengenai kinerja pemerintah dari masyarakat
Puskesmas Pandanaran berkaitan terutama yang menjadi pengguna layanan
dengan kondisi perkotaan adalah kesehatan di Puskesmas, agar mengetahui apa
adanya lokasi pemukiman kumuh, yang dirasakan dan bagaimana harapan
banyaknya praktik dokter dan bidan masyarakat. Evaluasi juga dilakukan terhadap
swasta, adanya rumah sakit besar baik petugas kesehatan yang memberikan layanan
negeri maupun swasta yang lebih kesehatan sehingga dapat diketahui kekurangan
lengkap sarana dan prasarananya serta dan kelemahan kinerjanya. Selain itu supervisi
kurang lancarnya beberapa kegiatan yang bersifat rutin terhadap para tenaga
pembinaan seperti Posyandu, PAUD, kesehatan yang bertugas di Puskesmas perlu
KB dll karena kesibukan para kader di dilakukan agar produktivitas dan kualitas
lingkungan perkotaan yang kurang kinerja semakin meningkat
sesuai.
6. Kurang cepatnya penanganan terhadap
pasien terutama pada saat jumlah DAFTAR PUSTAKA
pasien yang banyak
7. Kurangnya pemahaman dan Dunn, William. 2003. Pengantar Analisis
pengetahuan pengunjung tentang alur Kebijakan Publik. Yogyakarta.
pelayanan dan persyaratan dalam Gadjah Mada University Press.
memperoleh layanan puskesmas Gomes, Cardoso. 2003. Manajemen Sumber
8. Kurangnya pengetahuan masyarakat Daya Manusia. Yogyakarta: Andi
dalam memenuhi persyaratan dokumen Offset.
kesehatan
9. Persediaan obat yang belum Yulia, Brannen. 1997. Memadu Metode
Penelitian Kualitatif & Kuantitatif,
mencukupi. Jumlah obat generik yang Yogyakarta: Pustaka Pelajar
tersedia belum mampu mencukupi Sedarmayanti. 2004. Good Governance
kebutuhan yang ada sedangkan (Kepemerintahan yang Baik). CV.
persediaan obat esensial telah melebihi Mandar Maju. Bandung

Das könnte Ihnen auch gefallen