Sie sind auf Seite 1von 12

BAB I.

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Menurut pengertian secara luas, pemupukan adalah pemberian bahan kepada tanah
dan tujuan memperbaiki atau meningkatkan kesuburan tanah. Bahan itu tidak mencakup air,
yang pemberiannya disebut irigasi. Memang irigasi dapat juga berperan pemupukan tertentu,
karena air mengandung zat hara terlarut atau tersuspensi.
Pemupukan menurut pengertian khusus adalah pemberian bahan yang dimaksudkan
untuk menambah hara tanaman pada tanah. Pemberian bahan yang dimaksudkan untuk
memperbaiki suasana tanah dalam artian untuk memperbaiki ataupun menambah unsur hara
yang ada didalam tanah. Pemberian bahan kepada tanah tersebut juga betujuan untuk
memperbaiki kandungan didalam tanah baik fisika, kimia ataupun biologi tanah.
Pemupukan untuk tanaman sendiri bertujuan untuk mengoptimalkan pertumbuhan
tanaman. Banyak pemupukan yang dilakukan dapat mengoptimalkan pertumbuhan tanaman.
Akan tetapi seringkali pemupukan yang dilakukan dengan tujuan mengoptimalkan
petumbuhan dan memaksimalkan produksi suatu tanaman membuat pertumbuhan tanaman
tersebut menjadi terhambat dan produksi tanaman tersebut menjadi menurun.
Ada beberapa hal yang menjadi penyebab hal tersebut. Salah satunya adalah dosis pupuk
yang diberikan terlalu banyak. Selain itu dapat juga pemupukan yang dilakukan juga tidak
memenuhi 5 tepat pemupukan. Takaran pupuk yang digunakan untuk memupuk satu jenis
tanaman akan berbeda untuk masing-masing jenis tanah, hal ini dapat dipahami karena setiap
jenis tanah memiliki karakteristik dan susunan kimia tanah yang berbeda. Ada beberapa hal
penting yang perlu dicermati untuk mendapatkan efisiensi dalam pemupukan, antara lain :
jenis pupuk yang digunakan, sifat dari pupuk itu sendiri, waktu pemupukan dan syarat
pemberian pupuk serta cara atau metode pemupukan.
Oleh karena itu pemupukan berimbang menjadi hal yang sangat penting dalam proses
produksi suatu komoditas dalam bidang pertanian karena pemupukan berimbang akan
menjadi salah satu faktor yang menentukan apakah tanaman tersebut dapat tumbuh dengan
optimal dan menghasilkan produksi yang maksimal atau tidak.

1
BAB II.
PEMBAHASAN

Pemupukan adalah merupakan suatu cara pemberian unsur hara atau pupuk kepada
tanah yang tujuannya agar dapat diserap olah tanaman (unsur hara adalah makanannya
tanaman), apabila tanaman digambarkan sebagai manusia, maka apabila kita menghendaki
pertumbuhan tanaman agar dapat optimal kebutuhan makan suatu tumbuhan harus
mencukupi 4 sehat 5 sempurna, yaitu semua kebutuhan tanaman tercukupi, manusia tidak
akan dapat tumbuh sehat jika hanya mengkonsumsi karbohidrat saja walaupun itu dalam
jumlah sangat banyak. Selain itu waktu makan juga dapat mempengaruhi pertumbuhan.
sebagai halnya manusia, waktu makan yang tepat adalah 3 hari sekali, yaitu pagi, siang dan
sore. manusia juga tidak akan tumbuh sehat jika hanya mengkonsumsi pada pagi hari saja,
walaupun itu juga dalam jumlah yang banyak.
Pemupukan berimbang adalah pemberian pupuk ke dalam tanah untuk mencapai
status semua hara esensial seimbang sesuai kebutuhan tanaman dan optimum untuk
meningkatkan produksi dan mutu hasil, meningkatkan efisiensi pemupukan, kesuburan tanah
serta menghindari pencemaran lingkungan. Jadi pemupukan berimbang merupakan
pemenuhan hara yang berimbang dalam tanah, bukan berimbang dalam bentuk dan jenis
pupuk. Pemupukan diberikan bagi hara yang kurang dalam tanah, yang sudah cukup
diberikan hanya untuk memelihara hara tanah supaya tidak berkurang.
Takaran pupuk yang digunakan untuk memupuk satu jenis tanaman akan berbeda
untuk masing-masing jenis tanah, hal ini dapat dipahami karena setiap jenis tanah memiliki
karakteristik dan susunan kimia tanah yang berbeda. Ada beberapa hal penting yang perlu
dicermati untuk mendapatkan efisiensi dalam pemupukan, antara lain : jenis pupuk yang
digunakan, sifat dari pupuk itu sendiri, waktu pemupukan dan syarat pemberian pupuk serta
cara atau metode pemupukan. Peningkatan produksi pertanian dapat dicapai melalui
pendekatan teknologi yang tepat antara lain dengan menerapkan teknologi pemupukan
berimbang spesifik lokasi. Saat ini teknologi pemupukan sesuai anjuran hampir tidak
dilakukan oleh sebagian petani Indonesia, sehingga menyebabkan pemupukan menjadi tidak
berimbang.

2
Gambar pemupukan
Konsep Pemupukan Berimbang adalah :
1.Selama ini di masyarakat berkembang pengertian bahwa pemupukan berimbang adalah
pemupukan yang menggunakan pupuk majemuk /compound (NPK Compound). Pengertian
tersebut perlu segera diluruskan, karena konsep pemupukan berimbang adalah penambahan
pupuk ke dalam tanah dengan jumlah dan jenis hara yang sesuai dengan tingkat kesuburan
tanah dan kebutuhan hara oleh tanaman untuk meningkatkan produksi dan kualitas hasil
komoditas pertanian.
2.Pemupukan berimbang dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa jenis pupuk tunggal
yang dicampur secara sederhana (simple blending), atau dicampur secara mekanis
(mechanical blending) atau melalui teknologi pencampuran secara kimia (chemical blending)
yang disebit pupuk majemuk/compound dengan formula tertentu
Ada lima faktor yang mempengaruhi keberhasilan pemupukan agar tanaman dapat tumbuh
dengan optimal

3
MANAJEMEN PEMUPUKAN TANAMAN

1.Pentingnya pemupukan

Pemupukan harus dikelola dengan baik sehingga dapat menjamin tercapainya tujuan
pemupukan, mengingat biaya pemupukan merupakan salah satu komponen biaya produksi
yang besar.efektifitas pemupukan berhubungan dengan tingkat/persentase hara pupuk
yang diserap tanaman. Pemupukan dikatakan efektif jika sebagian besar hara pupuk
diserap tanaman. Sedangkan efisiensi pemupukan berkaitan dengan hubungan antara biaya
(bahan pupuk, alat kerja, dan upah) dengan tingkat produksi yang dihasilkan.efisiensi
pemupukan terkait dengan tindakan rekomendasi pemupukan dan manajemen
operasional. Jadi peningkatan efektifitas dan efisiensi pemupukan dapat dicapai
melalui perbaikan manajemen operasional dan rekomendasi pemupukan.disamping itu,
pemupukan sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. tanaman
menyerap unsur hara dari tanah dan udara. Hara yang diserap dari tanah berasal dari
tanah itu sendiri dan dari pupuk yang diaplikasikan.

Beberapa hal yang menjadi alasan dilakukan pemupukan adalah:

(1) Tanah tidak mampu menyediakan unsur hara yang cukup bagi tanaman,

(2) Tanaman kelapa sawit memerlukan hara yang besar untuk tumbuh dan produksi tinggi,
(3) Penggunaan varietas unggul yang membutuhkan hara lebih besar,

(4) Unsur hara yang terangkut berupa produksi tidak seluruhnya dikembalikan ke tanah.

Karena itu pemupukan mempunyai tujuan agar tanaman mampu tumbuh normal dan produksi
sesuai dengan potensinya, serta untuk mempertahankan atau meningkatkan kesuburan tanah.

Jumlah pupuk yang diaplikasikan ke tanah, paling tidak bisa menggantikan jumlah hara yang
diangkut dan tidak kembali ke dalam tanah. Kondisi ini minimal dapat mencegah terjadinya
penurunan kesuburan tanah, dengan catatan tidak terjadi kehilangan hara dari tanah
akibat pencucian, erosi, penguapan dsb. Dan sebaliknya jika ingin meningkatkan
kesuburan tanah maka jumlah pupuk yang diaplikasi harus lebih besar dari yang diangkut
saat panen.

2. pengelolaan pemupukan

Pengelolaan pemupukan dimulai sejak pupuk diterima di gudang sampai dengan


diaplikasikan di lapangan, yaitu secara garis besar berurutan sbb: Gudang – Penyimpanan –

4
Pengeluaran dari gudang – pengangkutan – pengeceran di lapangan – aplikasi di
lapangan. Agar dilakukan pengawasan dengan tujuan untuk meningkatkan efektifitas
pemupukan.kehilangan pupuk (hara pupuk) dapat terjadi pada setiap tahap kegiatan tsb di
atas, baik saat di gudang,pengangkutan, pengeceran, dan saat aplikasi pupuk.

2.1. Gudang

Di Gudang terjadi 3 kegiatan adalah penerimaan, penyimpanan, dan pengeluaran pupuk.


Pada saat penerimaan dilakukan pengecekan tentang jenis, jumlah, dan kondisi pupuk.
Pengambilan sample pupuk dilakukan sesuai dengan SOP dan selanjutnya dikirim ke
laboratorium SMARTRI-Libo atau Regional Laboratorium yang telah beroperasi di beberapa
PKS untuk menentukan kadar hara pupuk.yang sangat penting, pada saat pengambilan
sample juga dilakukan pengamatan fisik pupuk apakah sesuai dengan spesifikasi pupuk,
kondisi kemasan dsb.Penyimpanan di gudang dipastikan bahwa pupuk tidak terkena air
(bocor) dan tidak terekspos sinar matahari langsung (panas). Penempatannya juga diatur
sehingga pada saat pengeluaran pupuk dapat dilakukan secara first in first out (FIFO) setiap
jenis pupuk. hal ini akan menjamin bahwa penerapan aplikasi pemupukan
berimbang dapat dilaksanakan dengan baik.

2.2. Pengangkutan dan Pengeceran

Pengangkutan dipastikan pupuk aman sampai di blok, tidak terjadi kebocoran di jalan.
Pengeceran dilakukan sesuai dengan jumlah pohon setiap baris, serta dosis. Peta titik tanam
sangat vital dalam melakukan pengeceran pupuk yang tepat. Pengeceran yang tepat akan
sangat menentukan kemudahan pelaksanaan aplikasi dan ketepatan dosis. Pada lokasi
tertentu yang masih rawan, diberikan tenaga pengawas khusus terhadap pupuk yang telah
diecer di lapangan,karena sangat rawan pencurian.bahkan jika dipandang perlu,
pengangkutan pupuk dari gudang ke Blok diberi tenaga pegawai.

2.3. Aplikasi Pupuk

1. Tepat jenis
Tepat jenis dimaksudkan pada saat pemupukan harus tepat jenis. Misalnya pada saat
pemupukan tanaman padi. Apabila tanaman padi tersebut membutuhkan pupuk N maka kita
harus memupuk Urea. Apabila jenis pupuk yang kita gunakan salah, maka akan membuat
tanaman yang kita pupuk tidak akan bertambah bagus.
2. Tepat dosis

5
Tepat dosis disini dimaksudkan agar pada saat pemupukan dosis yang kita berikan ke
tanaman jangan sampai terlalu sedikit ataupun terlalu banyak. Apabila dosis yang kita
berikan terlalu sedikit, maka tanaman masih kekurangan unsure hara. Dan apabila dosis
terlalu banyak maka pupuk tersebut bisa saja menjadi tocsic bagi tanaman itu sendiri.
3. Tepat Waktu
Pengertian waktu di sini adalah frekuensi pemupukan, selang waktu antar aplikasi pupuk
sama jenis, selang waktu antar aplikasi pupuk berbeda, kondisi cuaca dan kelembaban
tanah.waktu pemupukan akan sangat menentukan besarnya prosentase hara pupuk yang dapat
diserap tanaman dan juga tingkat kehilangan hara pupuk. Pada dasarnya, pemupukan ideal
dilakukan pada saat kondisi tanah lembab atau kadar air pada saat kapasitas lapang, yaitu saat
awal dan akhir musim hujan.Pemupukan kelapa sawit biasanya dilakukan 2 kali per tahun
yaitu semester-1 dan semester-2. Frekuensi pemupukan tergantung jenis pupuk dan sifat
lahan (tanah & iklim). Misalnya pada tanah pasir umumnya dilakukan pemupukan 3 kali per
tahun, sedangkan pada tanah lempung/liat 2 kali per tahun. Pupuk P, umumnya dilakukan
pemupukan cukup 1x per tahun.

Waktu aplikasi juga harus memperhatikan jenis pupuk, misalnya antara pupuk ammonium
(N) dengan pupuk alkalis; antara pupuk K dan Mg.selain itu, juga selang waktu antara
aplikasi pertama dan kedua untuk jenis pupuk yang sama, serta selang waktu antara jenis
pupuk yang berbeda.Faktor yang sangat penting adalah yang berkaitan dengan kondisi
kelembaban tanah saat aplikasi pupuk. Hal ini akan sangat menentikan tingkat penyerapan
hara pupuk oleh tanaman dan kemungkinan kehilangan hara pupuk akibat penguapan,
pencucian dsb. Stategi berikut diberikan sebagai pedoman pemupukan saat musim kering
dan musim hujan.

Secara umum pemupukan diprogramkan pada bulan dengan curah hujan > 75 mm/bulan.
Aplikasi pupuk harus mmpertimbangkan frekuensi dan volume curah hujan dengan
ketentuan:

- Pemupukan dihentikan jika 7 hari berturut-turut tidak terjadi hujan.

- Pemupukan dapat dilanjutkan segera apabila terdapat minimal 2 hari hujan dengan curah
hujan 25 mm atau 1 hari hujan dengan dengan curah hujan 50 mm dalam kurun waktu 7 hari
berturut-turut.

- Pemupukan dihentikan kembali apabila: untuk Urea, segera bila tidak ada hujan dalam 3
hari berturut-turut; untuk pupuk MOP, Kieserite, pupuk mikro segera setelah 7 hari berturut-

6
turut tidah hujan. (catatan: Pupuk RP, Super Fosfat, dan Dolomite dapat diaplikasi karena
tidak terjadi penguapan).

Secara umum pemupukan diprogramkan pada bulan pada bulan dengan curah hujan < 250
mm/bulan.

- Pemupukan dilakukan pada saat curah hujan < 60 mm per minggu.

- Pemupukan dihentikan pada saat curah hujan > 60 mm per minggu.

Aplikasi pupuk dijamin bahwa tanaman menerima pupuk sesuai dengan dosis
rekomendasi. Ketepatan dosis pupuk dipengaruhi oleh: sistim pengeceran pupuk, alat
aplikasi, kondisi fisik lahan (topografi, akses perawatan, dsb), sistim pengupahan, dsb.
Pengeceran pupuk disesuaikan dengan kemampuan wajar tenaga angkut manusia dan
dosisnya.

Dosis atau kuantitas aplikasi pupuk harus mempertimbangkan kapasitas tanah menjerap hara.
Jika jumlahnya melebihi kapasitas tanah, maka mendorong terjadinya kehilangan hara pupuk.
Oleh karena itu pada tanah pasir, dosis aplikasi cenderung lebih kecil tetapi frekuensi lebih
tinggi. Peningkatan frekuensi akan menurunkan resiko kehilangan hara pupuk.tepat waktu
ini dimasudkan agar pada saat pemupukan waktu harus tepat. Misalnya pada tanaman kailan.
Pemupukan susulan pertama dilakukan pada saat 15 HST. Hal tersebut dimaksudkan agar
tanaman kailan bisa tumbuh dengan optimal.

4. Tepat cara
Tepat cara ini dimaksudkan pada saat pemupukan cara kita harus benar, hal tersebut
dikarenakan apabila cara pemupukan yang kita lakukan salah maka pupuk tersebut bisa saja
tidak dapat diserap oleh tanaman melainkan tercuci oleh air dan terdenitrifikasi.
5. Tepat lokasi
Tepat lokasi dimaksudkan lokasi pemupukan yang kita lakukan harus tepat. Misalnya pada
saat pemupukan lokasi pemupukan berada pada ketinggian dan kecepatan angin besar. Maka
jangan menggunakan pupuk yang berbentuk cair dan disemprotkan.
Aplikasi pupuk berpengaruh sangat besar dalam menentukan efektifitas pemupukan.
Istilah umum adalah 4 tepat, yaitu: Tepat Waktu, Dosis, Jenis, Cara, dan biasanya masih
ditambahkan satu tepat lagi, yaitu Tepat pelaporan (data).sehingga disebut 4 tepat, 5
sempurna.

7
Yang dimaksudkan adalah dimana pupuk ditempatkan/diaplikasikan di lapangan
dan cara menabur pupuk.pertimbangannya adalah agar tanaman dapat menyerap secara
maksimal, meminimalkan kehilangan hara pupuk, meminimalkan kompetisi dengan gulma.
Tindakan penyebaran pupuk ini adalah dengan tujuan menurunkan konsentrasi hara tingginya
konsentrasi hara akan berpotensi meningkatkan kehilangan hara pupuk melalui pencucian
(leaching) atau aliran permukaan (run-off). Hal ini berhubungan dengan tingkat kapasitas
tanah menjerap unsure hara.sampai dengan saat ini, aplikasi mekanis (pesawat, fertilizer
spreader) menunjukkan hasil yang baik, dari produksi dan kadar hara daun.

3. kehilamgan hara pupuk

Kehilangan hara pupuk dapat melalui beberapa cara yaitu: penguapan


(volatilisasi), pencucian (leaching), aliran permukaan (run off), erosi. Jumlah dan proporsi
kehilangan hara sangat dipengaruhi oleh sifa-sifat unsur hara itu sendiri, apakah banyak
hilang karena penguapan, pencucian dsb.

Kehilangan N pada pupuk Urea akibat penguapan sangat beragam dan cukup tinggi yaitu 4-
60%.

Beberapa faktor yang mempengaruhi penguapan:

- Kelembaban tanah: Aplikasi pupuk N pada saat tanah lembab, bukan saat tanah kering
atau basah melebihi kapasitas lapang (jenuh air).

- Pola curah hujan: Pada saat bulan kering dan curah hujan tinggi maka kehilangan N akan
meningkat.

- Jenis pupuk: Meskipun harganya paling murah sebagai sumber N, tetapi pupuk Urea
terjadi penguapan yang sangat tinggi apalagi jika tidak segera tercampur dengan tanah setelah
aplikasi.

- Dosis pupuk: Semakin tinggi dosis maka resiko kehilangan hara akan semakin besar
(absolut).

8
Kehilangan hara pupuk akibat pencucian berkisar antara 3-35%. Beberapa faktor
yang mempengaruhi pencucian:

- Jenis hara: Paling banyak adalah unsur N, dan juga K & Mg

- Tekstur: Tanah pasir dengan sifat sangat rendah daya memegang air dan hara akan terjadi
pencucian yang tinggi.

- Pola curah hujan: Semakin tinggi curah hujan maka potensi terjadi pencucian juga akan
meningkat.

- Dosis pupuk: Mengingat kapasitas tanah menjerap hara terbatas, maka dosis pupuk
tinggi akan berpotensi meningkatkan terjadinya pencucian.

Kehilangan hara pupuk akibat aliran permukaan dapat mencapai 22% dari N pupuk
yang diaplikasi dan 12% K pupuk.

Tingkat terjadinya aliran permukaan dipengaruhi oleh penutupan permukan dan kemiringan
lereng. Pada tanaman TBM dengan penutupan LCC yang baik maka akan menurunkan proses
aliran permukaan.Sedangkan jika terjadi suatu areal sangat terbuka misalnya sebagai akibat
pemakaian herbisida yang berlebihan, maka aliran permukaan akan meningkat.Semakin
curam lereng maka potensi aliran permukaan juga meningkat.

Kehilangan hara pupuk akibat erosi adalah sekitar 11% N yang diaplikasi, tetapi
umumnya lebih rendah untuk unsur P,K, dan Mg.

Fenomena kehilangan hara akibat erosi hampir sama dengan akibat aliran permukaan.
Perbedaannya adalah pada aliran permukaan, kehilangan hara dalam bentuk terlarut dalam
air. Sedangkan yang terjadi akibat erosi adalah kehilangan hara dalam bentuk yang
terkandung dalam material tanah. Jadi besar hara hilang sama dengan material tanah yang
tererosi.erosi terjadi pada lapisan atas tanah yang subur.

4. penyerapan unsur hara

4.1. Unsur Hara

Terdapat 17 unsur hara esensial yang dibutuhkan tanaman.

Berdasarkan tingkat kebutuhannya dibagi menjadi unsur makro dan mikro. Unsur makro: C,
H, O, N, P, K, Ca, Mg, S ; Unsur Mikro: Fe, Mn, B, Zn, Cu, Mo, Cl, Co. Tidak semua unsur

9
tsb dibutuhkan oleh semua tanaman, tergantung dari jenisnya. Unsur makro berarti
dibutuhkan tanaman dalam jumlah banyak, sedang unsur mikro dibutuhkan dalam jumlah
sangat sedikit. Proporsi banyak sedikitnya unsur hara yang diserap tanaman tergantung jenis
tanaman. Unsur C dan O diserap tanaman dari udara sebagai CO2 melalui proses fotosintesis
sedangkan H diambil dari air tanah (H2O). Unsur lainnya diserap melalui tanah.

permukaan akar. Penyerapan unsur hara melalui 3 cara, yaitu:

(1) intersepsi akar,

(2) aliran masa (mass flow), dan

(3)difusi.

Akar tanaman tumbuh memasuki ruangan-ruangan pori tanah yang ditempati unsur hara,
sehingga antara akar dan unsur hara terjadi kontak yang sangat dekat (kontak langsung), yang
selanjutnya terjadi proses pertukaran ion. Ion-ion yang terdapat pada permukaan akar
bertukaran dengan ion-ion pada permukaan komplek jerapan tanah. Jadi absorpsi unsur hara
(ion) langsung dari permukaan padatan partikel tanah. Jumlah unsur hara yang dapat diserap
melalui cara intersepsi akar dipengaruhi oleh sistim perakaran dan konsentrasi unsur hara
dalam daerah perakaran. Hampir semua unsur hara dapat diserap melalui intersepsi akar,
terutama Ca, Mg, Mn, dan Zn.

Air mengalir ke arah akar atau melalui akar itu sendiri. Sebagian lagi mengalir dari daerah
sekitarnya akibat transpirasi maupun perbedaan potensial air dalam tanah.gerakan air ini
dapat secara horinsontal maupun vertical.air tanah yang mengalir ini mengandung ion unsur
hara. Jadi unsur hara mendekati permukaan akar tanaman karena terbawa oleh gerakan air
tsb atau disebut aliran masa, yang selanjutnya diserap tanaman.

Penyerapan melalui aliran masaa dipengaruhi oleh:

(1) konsentrasi unsur hara dalam larutan tanah,

(2) jumlah air yang ditanspirasikan

(3) volume air

10
BAB III
KESIMPULAN
Dari pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa pemupukan berimbang sangat
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman. Hal tersebut dikarenakan
pemupukan berimbang berhubungan dengan dosis pemberian pupuk kepada tanaman.
Apabila dalam pemberian pupuk dosis yang diberikan terlalu banyak ataupun terlau sedikit
maka akan membuat pertumbuhan tanaman kurang optimal.
1.Manajemen pemupukan adalah pengelolaan sumber daya secara efektif untuk mencapai
proses pemupukan yang telah ditentukan.
2.Tujuan manajemen pemupukan adalah menjamin kelancaran pengadaan dan pelaksanaan
pemupukan untuk mencapai pemupukan yang efisien dan efektif, memenuhi prinsip 4 tepat,
yaitu: tepat waktu, dosis, cara, dan jenis.
3. Pemupukan merupakan salah satu komponen biaya produksi yang besar. Yaitu 40 – 60%
dari biaya perawatan atau sekitar 20% dari total biaya produksi.
4. Dalam manajemen pemupukan itu sendiri meliputi Manajemen gudang, pengangkutan dan
pengeceran, dan aplikasi pupuk.
5.Kehilangan hara pupuk dapat melalui beberapa cara yaitu: penguapan (volatilisasi),
pencucian (leaching), aliran permukaan (run off), erosi.

11
DAFTAR PUSTAKA

http://www.budidayapetani.com/2015/06/makalah-pemupukan.html.di akses pada tanggal 7


november 2016

http://dokumen.tips/documents/manajemen-pemupukan-tanamandocx.html`di akses pada


tanggal 7 november 2016

12

Das könnte Ihnen auch gefallen