Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
PENGAUDITAN 1
“AUDITOR INTERNAL”
Oleh :
KELOMPOK 11
Nama Anggota Kelompok :
Sejalan dengan konsep era globalisasi, maka sebagai konsekuensinya makin banyak
masalah yang harus dihadapi oleh suatu perusahaan dalam persaingan usaha yang semakin
kompetitif dan kompleks tersebut. Keadaan ini menuntut para pimpinan atau manajemen
perusahaan untuk dapat mengelola perusahaannya secara lebih efektif dan efisien untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Hal ini membuat pimpinan tidak dapat
lagi secara langsung mengawasi aktivitas perusahaan sehingga harus mendelegasikan
sebagian tugas, wewenang, dan tanggung jawab yang dipikulnya kepada pihak lain, yaitu
auditor internal. Lebih lanjut pimpinan/manajemen dituntut untuk menerapkan
pengendalian intern yang tentunya akan sangat berguna untuk mengamankan aset
perusahaan. Variabel yang mempengaruhi efektivitas pengendalian intern adalah kualitas
jasa auditor internal. Hal ini diperkuat oleh pernyataan Mulyadi (1992) bahwa tugas
seorang auditor internal adalah “menyelidiki dan menilai pengendalian intern dan efisiensi
pelaksanaan fungsi berbagai unit organisasi”.
Dalam proses pelaksanaan pemeriksaan intHall (1968, dalam Kalbers dan Fogarty,
1995) mengklasifikasikan lima elemen profesionalisme individual yaitu :
Menurut Ratliff. Profesionalisme dapat dilihat dan ditingkatkan dari tiga tingkatan yaitu:
Profesi internal audit secara umum. Pada tingkat ini, IIA (The Institute of Internal
Auditors) telah mengambil empat langkah penting dalam meningkatkan
profesionalisme internal auditornya di seluruh dunia. IIA telah memuat:
1. Pertanyaan tanggung jawab internal auditing. Pertama kali dibuat tahun 1977 dan terus
menerus mengalami perubahan terakhir tahun 1990. Pernyataan ini sebagai dasar
umum mengenai bagaimana anggaran dasar departemen internal auditing seharusnya
dibuat, yang secara formal mencakup peran dari otoritas organisasi mereka. Pernyataan
ini mencakup 3 topik:
- Tujuan dan ruang lingkup internal auditing
- Tanggung jawab dan otoritas yang diberikan kepada fungsi internal auditing
- Independensi dari fungsi
2. Standar praktik profesional internal auditing. Dipublikasikan oleh IIA tahun 1978.
Standar terbagi atas 5 bagian umum yang mencakup berbagai aspek auditing dalam
sebuah organisasi:
- Independensi
- Kemampuan profesional
- Lingkup kerja
- Pelaksanaan kegiatan pemeriksaan
- Manajemen bagian internal auditing.
3. Kode etik, Berisi kriteria perilaku profesionali dan penghargaan bahwa anggaran IIA
melaksanakan standar kompetensi moralitas dan kehormatan
4. Program sertifikasi, Pada tahun 1974, IIA mulai mensertifikasi internal auditor yang
memenuhi kriteria tertentu, program sertifikasi ini memberikan standar profesionalisme
diantara mereka yang mengaku internal auditor yang profesional
Departemen Internal Audit. Standar profesional internal audit mencakup dan
mendiskusikan 3 cara yanng penting dalam meningkatkan profesionalisme:
1. Staffing yang baik.
2. Memiliki pengetahuan, keterampilan, dan disiplin yang diperlukan
Pengawasan pekerjaan audit yang baik
Empat pengukuran yang berhubungan dengan departemen internal audit adalah sebagai
berikut:
Katalog kriteria berikut ini sering digunakan untuk menilai kualitas profesional suatu
jabatan :
- Tingkat perbedaan cakupan kegiatan audit internal dengan cakupan audit eksternal.
- Obyektivitas auditor internal di mata auditor eksternal.
Yang juga ditekankan oleh pembicara di bagian ini adalah pengujian ulang hasil
audit internal oleh auditor eksternal serta upaya melibatkan audit internal di dalam
review atas audit eksternal sebagai upaya menjembatani hubungan antara kedua
auditor.
Fungsi dari komite audit di dalam hal ini sesuai dengan apa yang dilakukan oleh
pembicara di Bank BNI adalah sebagai penghubung dan pendorong kerja sama yang
harmonis antara auditor eksternal dengan auditor internal. Namun demikian keputusan
untuk melibatkan auditor internal atau tidak sepenuhnya adalah kebijaksanaan dari
auditor eksternal karena resiko yang dihadapi oleh auditor eksternal tersebut.
Resiko yang harus dihadapi oleh perusahaan apabila terjadi kesalahan dalam
proses audit eksternal misalnya di dalam kasus Telkom yang tersandung peraturan pasar
modal AS tentang kualifikasi auditor eksternal yang digunakan. Beberapa kasus besar
di luar negeri juga bisa dijadikan pelajaran bagi perusahaan untuk lebih berhati – hati
di dalam melakukan kegiatan audit eksternal.
Selain itu masih banyak terjadi di BUMN dimana peran komite audit belum
dijalankan sebagaimana mestinya. Hal ini terutama terjadi pada BUMN yang belum go
public.
Referensi
http://aqliauliawati.blogspot.co.id/2015/10/profesi-akuntansi-internal-audit.html
http://bp-creator.com/hubungan-auditor-internal-dan-auditor-eksternal/