Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Anggaran Pendapatan Belanja Negara atau APBN adalah rencana keuangan tahunan pemerintah
negara Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat. Daftar anggaran yang mengandung
penerimaan sistematis dan rinci dan rencana pengeluaran untuk tahun fiskal negara 1 Januari – 31
Desember. Anggaran, perubahan dalam APBN, dan akuntabilitas anggaran negara setiap tahun
ditetapkan dengan Undang-Undang tersebut.
Asas-asas APBN
APBN sendiri disusun dengan berdasarkan asas-asas :
Kemerdekaan, yaitu meningkatkan sumber pendapatan dalam negeri.
Tabungan atau peningkatan efisiensi dan produktivitas.
Memperbaiki prioritas pembangunan.
Berfokus pada prinsip-prinsip dan hukum negara.
Pendapatan Negara
Besaran pendapatan negara dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain
Indikator ekonomi makro yang tercermin pada asumsi dasar makro ekonomi
Kebijakan pendapatan negara
Kebijakan pembangunan ekonomi
Perkembangan pemungutan pendapatan negara secara umum
Kondisi dan kebijakan lainnya.
Contohnya, target penerimaan negara dari SDA migas turut dipengaruhi oleh besaran asumsi lifting
minyak bumi, lifting gas, ICP, dan asumsi nilai tukar. Target penerimaan perpajakan ditentukan oleh
target inflasi serta kebijakan pemerintah terkait perpajakan seperti perubahan besaran pendapatan
tidak kena pajak (PTKP), upaya ekstensifikasi peningkatan jumlah wajib pajak dan lainnya.
Penerimaan Perpajakan
Pendapatan Pajak Dalam Negeri.
Pendapatan pajak penghasilan (PPh).
Pendapatan pajak pertambahan nilai dan jasa dan pajak penjualan atas barang mewah.
Pendapatan pajak bumi dan bangunan.
Pendapatan cukai.
Pendapatan pajak lainnya.
Pendapatan Pajak Internasional.
Pendapatan bea masuk.
Pendapatan bea keluar.
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)
Penerimaan sumber daya alam.
Penerimaan sumber daya alam minyak bumi dan gas bumi (SDA migas).
Penerimaan sumber daya alam non-minyak bumi dan gas bumi (SDA nonmigas).
Pendapatan bagian laba BUMN.
Pendapatan laba BUMN perbankan.
Pendapatan laba BUMN non perbankan.
PNBP lainnya
Pendapatan dari pengelolaan BMN.
Pendapatan jasa.
Pendapatan bunga.
Pendapatan kejaksaan dan peradilan dan hasil tindak pidana korupsi.
Pendapatan pendidikan.
Pendapatan gratifikasi dan uang sitaan hasil korupsi.
Pendapatan iuran dan denda.
Pendapatan BLU
Pendapatan jasa layanan umum.
Pendapatan hibah badan layanan umum.
Pendapatan hasil kerja sama BLU.
Pendapatan BLU lainnya.
Siklus Anggaran
Siklus APBN (Anggaran) adalah rangkaian kegiatan dalam proses penganggaran yang dimulai ketika
anggaran negara tersebut mulai disusun dengan perhitungan anggaran disahkan oleh hukum. Ada 5
tahap utama dalam siklus anggaran negara di Indonesia.
Dari tahap kelima, tahap ke-2 (kedua) dan 5 (lima) dilakukan bukan oleh pemerintah, yaitu masing-
masing tahap kedua penetapan / persetujuan dari APBN dilaksanakan oleh Parlemen (legislatif), dan
tahap kelima dan pemeriksaan akuntabilitas yang dilakukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
Sementara tahapan lain yang dilaksanakan oleh pemerintah.
Pelaporan dan Pencatatan Anggaran
Tahap pelaporan dan Anggaran rekaman diselenggarakan bersamaan dengan tahap pelaksanaan
APBN, 1 Januari – 31 Desember. Laporan keuangan pemerintah yang dihasilkan oleh proses
akuntansi, dan disajikan sesuai dengan standar akuntansi keuangan pemerintah yang terdiri dari
Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Neraca dan Laporan Arus Kas, dan catatan atas laporan
keuangan.
Inspeksi dan Akuntabilitas Anggaran
Tahap terakhir adalah tahap siklus anggaran negara dan akuntabilitas pemeriksaan yang dilakukan
setelah tahap implementasi berakhir (t + 1 Anggaran), sekitar bulan Januari-Juli. Sebagai contoh, jika
APBN dilaksanakan pada tahun 2013, pemeriksaan dan pertanggungjawaban yang dilakukan pada
tahun 2014. Pemeriksaan ini dilakukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
Akuntabilitas pengelolaan dan pelaksanaan anggaran negara secara keseluruhan untuk tahun fiskal,
Presiden mengajukan rancangan undang-undang tentang pertanggungjawaban APBN kepada DPR
dalam bentuk laporan keuangan yang telah diaudit BPK, selambat-lambatnya enam (6) bulan setelah
tahun fiskal berakhir.
Pengertian APBN
APBN adalah suatu daftar yang memuat rincian pendapatan dan
pengeluaran pemerintah pusat dalam jangka waktu satu tahun (1
Januari– 31 Desember) pada tahun tertentu, yang ditetapkan dengan
undang-undang dan dilaksanakan secara terbuka dan bertanggung
jawab untuk sebesarbesarnya kemakmuran rakyat. APBN adalah
rencana keuangan tahunan pemerintahan negara yang disetujui oleh
Dewan Perwakilan Rakyat.
5. Membantu menciptakan efisiensi dan keadilan dalam menyediakan barang dan jasa publik
melalui proses pemrioritasan.
Fungsi APBN
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) memiliki tiga fungsi.
a. Fungsi alokasi
APBN memuat rincian penerimaan dan pengeluaran pemerintah. Pendapatan yang dihimpun
pemerintah selanjutnya digunakan untuk membiayai berbagai pengeluaran pemerintah di segala
bidang sesuai dengan kebutuhan.
Perolehan pajak, misalnya, dialokasikan pemerintah untuk membangun sarana dan prasarana
pendidikan, jalan, jembatan dan kepentingan umum lainnya.
b. Fungsi distribusi
APBN yang diperoleh dari berbagai sumber penerimaan oleh pemerintah, kemudian
didistribusikan kembali kepada masyarakat, berupa subsidi, premi, dan dana pensiun.
c. Fungsi stabilitas
Pelaksanakan APBN yang sesuai dengan alokasi yang telah ditentukan (tertib anggaran) akan
dapat menjaga kestabilan arus uang dan arus barang sehingga dapat mencegah fluktuasi dalam
perekonomian nasional. Dengan kata lain, menciptakan kestabilan perekonomian nasional.
a. Prinsip anggaran berimbang, yaitu sisi penerimaan sama dengan sisi pengeluaran, defisit
anggaran ditutup bukan dengan mencetak uang baru, melainkan dengan pinjaman luar negeri.
b. Prinsip dinamis
1. Anggaran dinamis absolut, yaitu peningkatan jumlah tabungan pemerintah dari tahun ke tahun
sehingga kemampuan menggali sumber dalam negeri bagi pembiayaan pembangunan dapat
tercapai.
Asas yang digunakan dalam penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara meliputi:
Asas kemandirian, artinya pembiayaan negara didasarkan atas kemampuan negara, sedangkan
pinjaman luar negeri hanya sebagai pelengkap;
Asas penghematan atau peningkatan efisiensi dan produktivitas;
Asas penajaman prioritas pembangunan, artinya mengutamakan pembiayaan yang lebih bermanfaat.
a. Tahap pendahuluan
1. Tahap awal mempersiapkan rancangan APBN oleh pemerintah meliputi penentuan asumsi dasar APBN,
perkiraan penerimaan dan pengeluaran, skala prioritas, dan penyusunan budget exercise. Asumsi dasar APBN
meliputi:
pertumbuhan ekonomi,
tingkat inflasi,
nilai tukar rupiah,
suku bunga SBI tiga bulan,
harga minyak internasional, dan
lifting.
2. Mengadakan rapat komisi antarkomisi masing-masing dengan mitra kerjanya (departemen/lembaga teknis).
1. Tahapan ini dimulai dengan pidato presiden sebagai pengantar RUU APBN dan Nota Keuangan.
2. Selanjutnya, membahas baik antara menteri keuangan dan panitia anggaran DPR maupun antara komisi-
komisi dan departemen/ lembaga teknis terkait.
3. Hasil dari pembahasan berupa UU APBN memuat satuan anggaran sebagai bagian tidak terpisahkan dari
UU tersebut.
Satuan anggaran adalah dokumen anggaran yang menetapkan alokasi dana per departemen/lembaga, sektor,
subsektor, program, dan proyek/kegiatan.
4. Untuk membiayai tugas umum pemerintah dan pembangunan, departemen/lembaga mengajukan Rencana
Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga (RKAKL) kepada Departemen Keuangan dan Bappenas untuk
kemudian dibahas menjadi Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dan diverifikasi sebelum proses
pembayaran. Proses ini harus diselesaikan dari Oktober hingga Desember.
5. Dalam pelaksanaan APBN dibuat petunjuk berupa Keputusan Presiden (Kepres) sebagai Pedoman
Pelaksanaan APBN.
1. Fungsi pengawasan terhadap pelaksanaan APBN dilakukan oleh pengawas fungsional baik eksternal
maupun internal pemerintah.
2. Sebelum berakhirnya tahun anggaran (sekitar bulan November), pemerintah melalui Menteri Keuangan
membuat laporan pertanggung jawaban pelaksanaan APBN dan melaporkannya dalam bentuk Rancangan
Perhitungan Anggaran Negara (RUU PAN) yang paling lambat dilakukan lima belas bulan setelah berakhirnya
pelaksanaan APBN tahun anggaran yang bersangkutan.
Laporan ini disusun atas dasar realisasi yang telah diaudit oleh Badan Pemeriksa keuangan (BPK). Apabila
hasil pemeriksaaan perhitungan dan pertanggung jawaban pelaksanaan yang dituangkan dalam RUU PAN
disetujui oleh BPK, RUU PAN tersebut diajukan kepada DPR untuk mendapat pengesahan menjadi UU
Perhitungan Anggaran Negara (UU PAN) tahun anggaran bersangkutan.
Struktur APBN
Format APBN yang sekarang ini sudah disesuaikan dengan format I-Account GFS IMF Standard, yang terdiri
dari tiga unsur pokok, yaitu
1. sisi penerimaan,
2. sisi pengeluaran, dan
3. sisi pembiayaan.
Fungsi otorisasi, mengandung arti bahwa anggaran negara menjadi dasar untuk
melaksanakan pendapatan dan belanja pada tahun yang bersangkutan, Dengan
demikian, pembelanjaan atau pendapatan dapat dipertanggungjawabkan kepadarakyat.
Fungsi perencanaan, mengandung arti bahwa anggaran negara dapat menjadi
pedoman bagi negara untuk merencanakan kegiatan pada tahun tersebut. Bila suatu
pembelanjaan telah direncanakan sebelumnya, maka negara dapat membuat rencana-
rencana untuk medukung pembelanjaan tersebut. Misalnya, telah direncanakan dan
dianggarkan akan membangun proyek pembangunan jalan dengan nilai sekian miliar.
Maka, pemerintah dapat mengambil tindakan untuk mempersiapkan proyek tersebut agar
bisa berjalan dengan lancar.
Fungsi pengawasan, berarti anggaran negara harus menjadi pedoman untuk
menilai apakah kegiatan penyelenggaraan pemerintah negara sesuai dengan ketentuan
yang telah ditetapkan. Dengan demikian akan mudah bagi rakyat untuk menilai apakah
tindakan pemerintah menggunakan uang negara untuk keperluan tertentu itu dibenarkan
atau tidak.
Fungsi alokasi, berarti bahwa anggaran negara harus diarahkan untuk
mengurangi pengangguran dan pemborosan sumber daya serta meningkatkan efesiensi
dan efektivitas perekonomian.
Fungsi distribusi, berarti bahwa kebijakan anggaran negara harus memperhatikan
rasa keadilan dan kepatutan
Fungsi stabilisasi, memiliki makna bahwa anggaran pemerintah menjadi alat
untuk memelihara dan mengupayakan keseimbangan fundamental perekonomian.
Sumber penerimaan APBN
Penerimaan APBN diperoleh dari berbagai sumber yaitu :
Pelaksanaan APBN
Setelah APBN ditetapkan dengan Undang-Undang, pelaksanaan APBN dituangkan lebih
lanjut dengan Peraturan Presiden.
4.Peranan APBN dalam membangun daerah, salah satu pembiayaan dari apbn adalah
belanja daerah, Belanja Daerah, adalah belanja yang dibagi-bagi ke Pemerintah Daerah,
untuk kemudian masuk dalam pendapatan APBD daerah yang bersangkutan, oleh karena
itu apbn memiliki peranan yang sangat vital terhadap pembangunan daerah. Karena
semakin besar dana yang di alirkan pemerintah pusat maka pembangunan daerah akan
semakin pesat.
APBN merupakan instrumen untuk mengatur pengeluaran dan pendapatan negara dalam
rangka membiayai pelaksanaan kegiatan pemerintahan dan pembangunan, mencapai
pertumbuhan ekonomi, meningkatkan pendapatan nasional, mencapai stabitas
perekonomian, dan menentukan arah serta prioritas pembangunan secara umum.
Fungsi otorisasi, mengandung arti bahwa anggaran negara menjadi dasar untuk
melaksanakan pendapatan dan belanja pada tahun yang bersangkutan, Dengan
demikian, pembelanjaan atau pendapatan dapat dipertanggungjawabkan kepadarakyat.
Fungsi perencanaan, mengandung arti bahwa anggaran negara dapat menjadi
pedoman bagi negara untuk merencanakan kegiatan pada tahun tersebut. Bila suatu
pembelanjaan telah direncanakan sebelumnya, maka negara dapat membuat rencana-
rencana untuk medukung pembelanjaan tersebut. Misalnya, telah direncanakan dan
dianggarkan akan membangun proyek pembangunan jalan dengan nilai sekian miliar.
Maka, pemerintah dapat mengambil tindakan untuk mempersiapkan proyek tersebut agar
bisa berjalan dengan lancar.
Fungsi pengawasan, berarti anggaran negara harus menjadi pedoman untuk
menilai apakah kegiatan penyelenggaraan pemerintah negara sesuai dengan ketentuan
yang telah ditetapkan. Dengan demikian akan mudah bagi rakyat untuk menilai apakah
tindakan pemerintah menggunakan uang negara untuk keperluan tertentu itu dibenarkan
atau tidak.
Fungsi alokasi, berarti bahwa anggaran negara harus diarahkan untuk
mengurangi pengangguran dan pemborosan sumber daya serta meningkatkan efesiensi
dan efektivitas perekonomian.
Fungsi distribusi, berarti bahwa kebijakan anggaran negara harus memperhatikan
rasa keadilan dan kepatutan
Fungsi stabilisasi, memiliki makna bahwa anggaran pemerintah menjadi alat
untuk memelihara dan mengupayakan keseimbangan fundamental perekonomian.
Prinsip penyusunan APBN
Berdasarkan aspek pendapatan, prinsip penyusunan APBN ada tiga, yaitu:
Tujuan penyusunan APBN atau APBD adalah sebagai pedoman penerimaan dan
pengeluaran negara atau daerah, agar terjadi keseimbangan yang dinamis,
demi tercapainya peningkatan produksi, peningkatan kesempatan kerja,
pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi. Adapun tujuan akhirnya adalah
mencapai masyarakat yang adil dan makmur material dan spiritual berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945.
Home » Ekonomi » Pengertian APBN dan APBD, Fungsi, Tujuan, Manfaat, Sumber, Kebijakan Pemerintah
di Bidang Fiskal, Jenis Pendapatan dan Pengeluaran Negara, Anggaran, Ekonomi
Landasan hukum APBN, yaitu Pasal 23 ayat 1 UUD 1945, yang mengatakan
“Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara sebagai wujud dari pengelolaan
keuangan negara ditetapkan setiap tahun dengan undang-undang dan
dilaksanakan secara terbuka dan bertanggung jawab untuk sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat”. Jika DPR tidak menyetujui anggaran yang diusulkan
pemerintah, pemerintah memakai anggaran tahun lalu. Struktur dasar APBN
terdiri atas sisi penerimaan dan sisi pengeluaran negara. Sisi penerimaan
negara terdiri atas penerimaan dalam negeri (migas, pajak, dan bukan pajak),
dan penerimaan luar negeri atau bantuan luar negeri yang disebut juga
penerimaan pembangunan meliputi bantuan program dan bantuan proyek.
Adapun sisi pengeluaran negara, terdiri atas pengeluaran rutin (antara lain:
belanja barang, belanja pegawai, dan subsidi daerah otonom), dan pengeluaran
pembangunan yang merupakan biaya pelaksanaan proyek-proyek pemerintah.
Penerimaan pembangunan dalam anggaran negara ditujukan untuk menutupi
kekurangan penerimaan yang lebih kecil.
5. lain-lain.
2. pembiayaan proyek.
Uraian
a) Penerimaan perpajakan
1. Pajak penghasilan
a. Migas
b. Non migas
6. Pajak lainnya
1. Bea masuk
2. Pajak/Pungutan ekspor
i. Penerimaan SDA
1. Minyak bumi
2. Gas alam
3. Pertambangan umum
4. Kehutanan
5. Perikanan
A.2. Hibah
B. Belanja Negara
a) Pengeluaran rutin
b) Pengeluaran pembangunan
a) Dana perimbangan
C. Keseimbangan Primer
D. Surplus/Defisit Anggaran (A–B)
E. Pembiayaan (E1+E2)
Pengertian APBD
Pengertian APBD APBD adalah suatu rancangan keuangan tahunan daerah yang ditetapkan berdasarkan peraturan
daerah tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Seperti halnya dengan APBN, rencana APBD diajukan
setiap tahun oleh pemerintah daerah kepada DPRD untuk dibahas dan kemudian disahkan sebagai peraturan daerah.
Tujuan APBD
Pada dasarnya tujuan penyusunan APBD sama halnya dengan tujuan penyusunan APBN. APBD disusun sebagai
pedoman penerimaan dan pengeluaran penyelenggara negara di daerah dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah
dan untuk meningkatkan kemakmuran masyarakat. Dengan APBD maka pemborosan, penyelewengan, dan
kesalahan dapat dihindari.
Fungsi APBD
APBD yang disusun oleh setiap daerah memiliki fungsi sebagai berikut.
a. Fungsi Otorisasi
APBD berfungsi sebagai dasar bagi pemerintah daerah dalam menjalankan pendapatan dan belanja untuk masa satu
tahun.
b. Fungsi Perencanaan
APBD merupakan pedoman bagi pemerintah daerah dalam menyusun perencanaan penyelenggaraan pemerintah
daerah pada tahun yang bersangkutan.
c. Fungsi Pengawasan
APBD merupakan pedoman bagi DPRD, BPK, dan instansi pelaksanaan pengawasan lainnya dalam menjalankan
fungsi pengawasannya.
d. Fungsi Alokasi
Dalam APBD telah digambarkan dengan jelas sumber-sumber pendapatan dan alokasi pembelanjaannya yang harus
dilaksanakan oleh pemerintah daerah.
e. Fungsi Distribusi
Sumber-sumber pendapatan dalam APBD digunakan untuk pembelanjaan- pembelanjaan yang disesuaikan dengan
kondisi setiap daerah dengan mempertimbangkan asas keadilan dan kepatutan.
APBD
APBD yang disusun oleh setiap pemerintah daerah memiliki fungsi sebagai berikut:
Fungsi otorisasi
APBD sebagai dasar bagi pemerintah daerah dalam menjalankan pendapatan dan belanja untuk
masa satu tahun.
Fungsi Perencanaan
APBD merupakan pedoman bagi pemerintah daerah dalam menyusun perencanaan
penyelenggaraan pemerintah daerah pada tahun yang bersangkutan.
Fungsi Pengawasan
APBD merupakan pedoman bagi DPRD, BPK, dan instansi pelaksanaan pengawasan lainnya
dalam menjalankan fungsi pengawasan.
Fungsi Alokasi
Sumber-sumber penerimaan APBD digambarkan dengan jelas untuk dialokasikan sebagai
pembelanjaan yang harus dilaksanakan pemerintah daerah.
Fungsi Distribusi
Pembelanjaan APBD disesuaikan dengan kondisi setiap daerah dengan mempertimbangkan asas
keadilan dan kepatutan.
APBD
APBD disusun sebagai pedoman penerimaan dan pengeluaran penyelenggaraan negara didaerah
dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah dan untuk meningkatkan kemakmuran masyarakat.
3) Belanja Modal
Belanja modal adalah belanja yang dikeluarkan untuk membeli/memperoleh modal seperti tanah,
mobil, alat-alat, dll.
b. Belanja Publik
Belanja publik terdiri dari belanja adminstrasi/umum, belanja operasi dan pemeliharaan, dan
belanja modal.
Menurut Richard Musgrave dampak APBN dan APBD akan mempengaruhi aspek sosial
ekonomis keuangan negara dan perekonomian bangsa, berupa:
pendapatan
Retribusi pendapatan dilakukan melalui penarikan pajak. Selanjutnya pajak tersebut digunakan
untuk keperluan peningkatan pendapatan masyarakat dalam bentuk pengeluaran negara yang
diberikan ke daerah-daerah .
n sumber-sumber
Pengenaan tarif pajak yang tinggi terhadap barang-barang tertentu menyebabkan terjadi proses
pengalihan sumber-sumber masyarakat. Produsen akan berpindah meningkatkan produksi yang
menghasilkan barang-barang dengan tarif pajak yang rendah. Pengenaan tarif pajak yang tinggi
terhadap barang–barang tertentu karena barang tersebut tidak dikehendaki peredarannya dipasar
oleh pemerintah.
terhadap kegiatan ekonomi
Efek ekonomis terhadap keuangan negara dapat dilihat dari usaha pemerintah untuk menstabilkan
keadaan ekonomi.Sebagai contoh pada saat terjadi inflasi, pemerintah harus mempengaruhi
ekonomi nasional melalui APBN/APBD agar terjadi keseimbangan kembali antara arus uang dengan
arus barang yang beredar.
C.Kebijakan Anggaran
an Kebijakan Anggaran
Penyusunan APBN tidak lepas dari sasaran kebijakan keuangan pemerintah yang harus
menunjang pertumbuhan dan pembangunan ekonomi, kestabilan moneter, perluasan kesempatan
kerja, pelayanan umum dan lain-lainnya yang menyangkut peningkatan kesejahteraan rakyat.
Dengan demikian kebijakan anggaran diartikan sebagai kebijakan pemerintah untuk mengatur
APBN agar sesuai dengan arah dan laju pertumbuhan ekonomi yang diharapkan dalam Program
Pembanghunan Nasional.
Sebelum tahun 2001 prinsip penyusunan APBN adalah anggaran berimbang dinamis, dimana
jumlah penerimaan negara selalu sama dengan pengeluaran negara, dan jumlahnya diupayakan
meningkat dari tahun ke tahun. Sejak tahun 2001 hingga sekarang prinsip anggaran yang digunakan
adalah anggaran defisit/surplus.
Penyusunan APBN mulai tahun 2005 telah menerapkan format baru, yaitu format anggaran
terpadu berdasar undang-undang nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara. Format baru
tersebut merupakan sistem penganggaran terpadu yang melebur anggaran rutin dan pembangunan
dalam satu format anggaran dengan tujuan mengurangi tumpang tindih alokasi pengeluaran.
Kebijakan Anggaran
Untuk menentukan arah, tujuan, prioritas pembangunan nasional serta pertumbuhan ekonomi agar
sesuai Program Pembangunan Nasional yang pada gilirannya meningkatkan kemakmuran
masyarakat.
a. Tujuan APBD
Tujuan APBD. APBD disusun sebagai pedoman pendapatan dan belanja dalam
melaksanakan kegiatan pemerintah daerah. Sehingga dengan adanya APBD, pemerintah
daerah sudah memiliki gambaran yang jelas tentang apa saja yang akan diterima sebagai
pendapatan dan pengeluaran apa saja yang harus dikeluarkan, selama satu tahun. Dengan
adanya APBD sebagai pedoman, kesalahan, pemborosan, dan penyelewengan yang
merugikan dapat
dihindari.
b. Fungsi APBD
Fungsi APBD. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2003, pasal 66, APBD
memiliki fungsi sebagai berikut:
1) Fungsi Otorisasi
Fungsi otorisasi berarti APBD menjadi dasar bagi Pemerintah Daerah untuk melaksanakan
pendapatan dan belanja pada tahun yang bersangkutan.
2) Fungsi Perencanaan
Fungsi perencanaan berarti APBD menjadi pedoman bagi pemerintah daerah untuk
merencanakan kegiatan pada tahun yang bersangkutan.
3) Fungsi Pengawasan
Fungsi pengawasan berarti APBD menjadi pedoman untuk menilai (mengawasi) apakah
kegiatan penyelenggaraan pemerintah daerah sudah sesuai dengan ketentuan yang telah
ditetapkan.
4) Fungsi Alokasi
Fungsi alokasi berarti APBD dalam pembagiannya harus diarahkan dengan tujuan untuk
mengurangi pengangguran, pemborosan sumber daya, serta meningkatkan efisiensi dan
efektivitas perekonomian.
5) Fungsi Distribusi
Fungsi distribusi berarti APBD dalam pendistribusiannya harus memerhatikan rasa keadilan
dan kepatutan
a. Penerimaan perpajakan
1) Pajak dalam negeri (PPh, PPN, PBB, cukai, dan lainnya)
2) Pajak perdagangan internasional (bea masuk, pajak impor)
2. Hibah
Dana Perimbangan
a. Bagi hasil pajak dan bukan pajak
b. Dana Alokasi Umum (DAU) dari
Pemerintah Pusat
c. Dana Alokasi Khusus (DAK)
d. Dana perimbangan
e. Pinjaman pemerintah daerah
f. Pinjaman untuk Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Lain-lain pendapatan
yang sah
Belanja Negara
2. Belanja Daerah
1) Dana Perimbangan
a. Dana bagi hasil
b. Dana Alokasi Umum (DAU)
c. Dana Alokasi Khusus (DAK)
PENGELUARAN NEGARA
Berdasarkan institusi yang menanganinya, pengeluaran negara dibedakan menjadi: