Sie sind auf Seite 1von 16

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya
maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Aqidah
Islam Sebagai Penyelamat Kehidupan Manusia” . Penulisan makalah merupakan salah
satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah Aqidah. Dalam Penulisan makalah
ini penulis merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun
materi, mengingat akan kemampuan yang penulis miliki. Untuk itu kritik dan
saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan
makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih
kepada Bapak M. Ikhwan A. S.Ag. M.A., yang sudah memberikan tugas
dan petunjuk kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas ini.
Semoga makalah yang saya susun dapat bermanfaat khususnya bagi
penulis, umumnya bagi seluruh pembaca, dan semoga kita semua dapat
mengambil hikmah dari makalah ini sehingga dapat menjadi pelajaran berharga
bagi kehidupan kita semua.

Yogyakarta, 24 Maret 2019

Penulis

DAFTAR ISI

1
HALAMAN JUDUL ..........................................................................................
KATA PENGANTAR..........................................................................................
DAFTAR ISI ......................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN................................................................................ 1
A.Latar Belakang ................................................................................. 1
B.Rumusan Masalah............................................................................. 4
C.Tujuan Penulisan Makalah................................................................ 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................ 6
A. Pengertian dan Hakikat Aqidah ................................................... 6
1. Pengertian Aqidah .................................................................. . 6
2. Hakikat Aqidah.......................................................................... 8
B. Tujuan, Manfaat, dan Peran Aqidah Sebagai Penyelamat
Kehidupan Manusia ...................................................................... 10
1. Tujuan Aqidah Sebagai Penyelamat Kehidupan Manusia.......
2. Manfaat Aqidah Sebagai Penyelamat Kehidupan Manusia......
3. Peran Aqidah Sebagai Penyelamat Kehidupan Manusia..........
C. Implementasi dan Nilai-Nilai Aqidah Sebagai Penyelamat
Kehidupan Manusia....................................................................... 12
1. Implementasi Aqidah Sebagai Penyelamat Kehidupan
Manusia ..................................................................................
2. Nilai-Nilai Aqidah Sebagai Penyelamat Kehidupan Manusia. .
BAB III PENUTUP...........................................................................................
A. Kesimpulan....................................................................................
B. Saran..............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

2
Kehadiran agama Islam yang dibawa Nabi Muhammad
SAW diyakini dapat menjamin terwujudnya kehidupan
manusia yang sejahtera lahir dan batin. Petunjuk-petunjuk
agama mengenai berbagai kehidupan manusia, sebagaimana
terdapat di dalam sumber ajarannya, Alquran dan Hadis,
tampak amat ideal dan agung. Sedangkan akal pikiran
sebagai alat untuk memahami Al-Qur’an dan Al-Sunnah.
Ketentuan ini sesuai dengan agama Islam itu sendiri sebagai
wahyu yang berasal dari Allah SWT. Hal demikian dinyatakan
dalam Al-Qur’an yang artinya: “Hai orang-orang yang
beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul-Nya dan ulil amri
diantara kamu”.
Islam mengajarkan kehidupan yang dinamis dan
progresif, menghargai akal pikiran melalui pengembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi, bersikap seimbang dalam
memenuhi kebutuhan material dan spiritual, senantiasa
mengembangkan kepedulian sosial, menghargai waktu,
bersikap terbuka, demokratis, berorientasi pada kualitas dan
berakhlak mulia dan bersikap positif lainnya.
Manusia merupakan makhluk yang sangat rentang digoda oleh setan.
Oleh karena itu, manusia harus memiliki sesuatu yang dapat menjadi
pegangan dalam hidupnya. Jawabannya ialah aqidah. Aqidah baik sangatlah
diperlukan dalam kehidupan agar kehidupan tidak berjalan seperti layaknya
kehidupan dijaman jahiliyah.
Dasar pendidikan akhlak bagi seorang muslim adalah aqidah yang benar
terhadap alam dan kehidupan, karena akhlak tersarikan dari aqidah dan
pancaran dirinya. Oleh karena itu, jika seseorang beraqidah dengan benar,
niscaya akhlaknya pun akan benar, baik dan lurus. Begitu pula sebaliknya, jika
aqidah salah dan melenceng maka akhlaknya pun akan tidak benar. Aqidah
seseorang akan benar dan lurus jika kepercayaan dan keyakinannya terhadap
Allah juga lurus dan benar.

3
B. Rumusan Masalah
Berdasar pada latar belakang yang telah dijelaskan dan untuk mengkaji
tentang Aqidah Islam Sebagai Penyelamat Kehidupan Manusia, maka
rumusan masalah dalam makalah ini, yaitu:
1. Apa pengertian dan hakikat aqidah?
2. Apa saja tujuan, manfaat, dan peran aqidah sebagai penyelamat kehidupan
manusia?
3. Bagaimana implementasi dan nilai-nilai aqidah sebagai penyelamat
kehidupan manusia?

C. Tujuan Penulisan Makalah


Tujuan disusunnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas aqidah
dan menjawab pertanyaan yang ada pada rumusan masalah. Manfaat dari
penulisan makalah ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan penulis dan
pembaca tentang Aqidah Islam Sebagai Penyelamat Kehidupan Manusia dan
dapat diimplementasikan dalan kehidupan sehari-hari.

BAB II

4
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian dan Hakikat Aqidah


1. Pengertian Aqidah
Aqidah merupakan sumber persepsi dan pemikiran. Aqidah juga
merupakan asas keterikatan dan persatuan, asas hukum dan syari'at, dan
merupakan sumber keutamaan dan akhlaq. Aqidah ialah perkara yang
wajib dibenarkan oleh hati dan jiwa menjadi tenteram karenanya, sehingga
menjadi suatu kenyataan yang teguh dan kokoh, yang tidka tercampuri
oleh keraguan dan kebimbangan. Aqidahlah yang telah mencetak para
pahlawan (pejuang) di medan jihad dan untuk mencari syahid. Kata
Aqidah diambil dari kata dasar "al-‘aqdu" yaitu ar-rabth (ikatan), al-
Ibraamal-ihkam (pengesahan), (penguatan), at-tawatstsuq (menjadi kokoh,
kuat), asy-syaddu biquwwah (pengikatan dengan kuat), at-tamaasuk
(pengokohan) dan al-itsbaatu (penetapan), serta diantaranya juga memiliki
arti al-yaqiin (keyakinan) dan al-jazmu (penetapan).
Aqidah artinya ketetapan yang tidak ada keraguan pada orang yang
mengambil keputusan. Sedang pengertian aqidah dalam agama maksudnya
adalah berkaitan dengan keyakinan bukan perbuatan. Seperti aqidah
dengan adanya Allah dan diutusnya pada Rasul. Bentuk jamak dari aqidah
adalah aqa-id. (Lihat kamus bahasa: Lisaanul ‘Arab, al-Qaamuusul
Muhiith dan al-Mu'jamul Wasiith: (bab: ‘Aqada).
Dengan kata lain, keimanan yang pasti tidak terkandung suatu
keraguan apapun pada orang yang menyakininya dan harus sesuai dengan
kenyataannya. Jika hal tersebut tidak sampai pada singkat keyakinan yang
kokoh, maka tidak dinamakan aqidah. Dinamakan aqidah, karena orang itu
mengikat hatinya diatas hal tersebut.
Aqidah menurut hasan al-Banna adalah beberapa perkara yang
wajib diyakini kebenarannya oleh hati, mendatangkan ketentraman jiwa
yang tidak bercampur sedikit dengan keraguan-raguan. Adapun aqidah
menurut Abu Bakar Jabir al-Jazairy adalah sejumlah kebenaran yang dapat

5
diterima secara umum oleh manusia berdasarkan akal, wahyu dan fitrah.
Kebenaran itu dipatrikan oleh manusia di dalam hati serta diyakini
keshahihan dan keberadaannya secara pasti dan ditolak segala sesuatu
yang bertentangan dengan kebenaran itu.

2. Hakikat Aqidah
Dalam menjelaskan definisi aqidah ada disebut perkataan
kepercayaan atau keimanan. Ini disebabkan Iman merupakan unsur utama
kepada aqidah. Iman ialah perkataan Arab yang berarti percaya yang
merangkumi ikrar (pengakuan) dengan lidah, membenarkan dengan hati
dan mempraktikkan dengan perbuatan. Ini adalah berdasarkan sebuah
hadis yang artinya:

"Iman itu ialah mengaku dengan lidah, membenarkan di dalam hati dan
beramal dengan anggota." (al-Hadist)

Walaupun iman itu merupakan peranan hati yang tidak diketahui


oleh orang lain selain dari dirinya sendiri dan Allah SWT, namun dapat
diketahui oleh orang melalui bukti-bukti amalan. Iman tidak pernah
berkompromi atau bersekongkol dengan kejahatan dan maksiat.
Sebaliknya, iman yang mantap di dada merupakan pendorong ke arah
kerja-kerja yang sesuai dan secucuk dengan kehendak dan tuntutan iman
itu sendiri.

B. Tujuan, Manfaat, dan Peran Aqidah Sebagai Penyelamat Kehidupan


Manusia
1. Tujuan Aqidah Sebagai Penyelamat Kehidupan Manusia
Tujuan beraqidah sebagai penyelamat kehidupan dalam Islam adalah
agar menjadi pondasi agama yang kuat dan benar yang menjadi pandangan
hidup pemeluknya. Disamping itu, tujuan beraqidah dalam agama Islam,
antara lain:

6
 Untuk mengetahui petunjuk hidup yang benar dan dapat membedakan
mana yang benar dan mana yang salah sehingga hidup untuk mencari
keridhaan Allah SWT.
 Untuk menghindarkan diri dari pengaruh kehidupan yang sesat atau
jauh dari petunjuk hidup yang benar.
 Dapat Meningkatkan ibadah kepada Allah
 Dapat Membersihkan akal dan pikiran untuk ketenangan jiwa
 Dapat mengikuti para rasul akan tujuan dan perbuatannya.
 Dapat beramal baik hanya semata-maya karna ALLAH SWT
 Dapat Ikhlas Dan Selalu menegakkan agamanya serta memperkuat
tiang penyanggahnya.
 Mengharapkan kebahagiaan dunia dan akhirat.

2. Manfaat Aqidah Sebagai Penyelamat Kehidupan Manusia


Manfaat beraqidah sebagai penyelamat kehidupan manusia, antara lain:
 Terbentuk individu yang sempurna, sosial masyarakat yang peduli dan
peka, negara yang makmur dan sejahtera.
 Mencapai kemerdekaan dunia dan akhirat
 Keseimbangan pola hidup
 Berfikir dan bersikap positif
 Bertemu dengan Allah SWT

3. Peran Aqidah Sebagai Penyelamat Kehidupan Manusia


a) Aqidah merupakan misi pertama yang dibawa para rasul Allah.
Allah berfirman:Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada
tiap-tiap umat (untuk menyerukan): “Sembahlah Allah (saja), dan
jauhilah Thaghut itu” (QS. An-Nahl: 36).

7
b) Manusia diciptakan dengan tujuan beribadah kepada Allah.
Allah berfirman: ”Dan tidaklah aku menciptakan jin dan manusia
kecuali untuk menyembah-Ku”. (QS. Adz-Dzariyat: 56).
c) Aqidah yang benar dibebankan kepada setiap manusia.
Nabi bersabda: ”Aku diperintahkan untuk memerangi manusia hingga
mereka bersaksi bahwasanya tiada sesembahan yang sebenarnya selain
Allah dan bahwasanya Muhammad adalah rasul utusan
Allah.”(Muttafaq ‘alaih).
d) Berpengang kepada aqidah yang benar merupakan kewajiban manusia
seumur hidup. Allah berfirman: ”Sesungguhnya orang-orang yang
mengatakan Tuhan kami ialah Allah kemudian merkea beristiqomah
(teguh dalam pendirian mereka) maka para malaikat akan turun kepada
mereka (seraya berkata) : “Janganlah kamu merasa takut dan janganlah
kamu merasa sedih dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh)
surga yang dijanjikan Allah kepadamu.” (QS. Fushilat: 30).
e) Aqidah merupakan akhir kewajiban seseorang sebelum meninggalkan
dunia yang fana ini. Nabi SAW bersabda: “Barangsiapa yang akhir
ucapannya “Tiada sesembahan yang berhak disembah selain Allah
niscaya dia akan masuk surga”. (HSR.Al-Hakim dan lainnya).

C. Implementasi dan Nilai-Nilai Aqidah Sebagai Penyelamat Kehidupan


Manusia
1. Implementasi Aqidah Sebagai Penyelamat Kehidupan Manusia
Aqidah memberikan peranan yang besar sebagai penyelamat
kehidupan manusia, hal ini dapat dilihat dari seseorang yang akan
terbenam dalam keraguan dan berbagai prasangka, yang lama kelamaan
akan menutup pandangannya dan menjauhkan dirinya dari jalan hidup
kebahagiaan. Kemudian, tanpa aqidah yang lurus, seseorang juga akan
mudah dipengaruhi dan dibuat ragu oleh berbagai informasi yang
menyesatkan keimanan. Beberapa implementasi aqidah sebagai
penyelamat kehidupan manusia dapat dilihat dari beberapa sisi, antara lain:

8
a) Aqidah Dalam Individu
Implementasi aqidah dalam individu berupa perwujudan enam
rukun iman dalam kehidupan manusia. Contoh penerapannya adalah
melaksanakan perintah Allah dan menjauhi semua larangan-Nya.
Contohnya, merenungkan kekuasaan Allah SWT, berbuat kebaikan
karena tiap gerakan kita diawasi Allah dan Malaikat, mengamalkan
ayat- ayat Al-Quran, menjalani risalah nabi, dan bertindak penuh
perhitungan agar tidak terjadi kesalahan, serta berikhtiar sebelum
bertawakal. Kemampuan beraqidah pada diri sendiri akan membuat
hubungan kita dengan Allah dan manusia lain menjadi lebih baik.
b) Aqidah Dalam Keluarga
Aqidah dalam berkeluarga mengajarkan kita untuk saling
menghormati dan saling menyayangi sesuai dengan ajaran islam.
Contoh implementasi aqidah dalam keluarga adalah shalat berjamaah
yang dipimpin oleh ayah, dan berdoa sebelum melakukan sesuatu.
c) Aqidah Dalam Kehidupan Bermasyarakat
Aqidah sangat penting dalam hidup bermasyarakat karena dapat
menjaga hubungan dengan manusia lain. Hal ini bisa diwujudkan
dengan berbagai cara, antara lain dengan saling menghargai satu sama
lain sehingga tercipta suatu masyarakat yang tentram dan harmonis.
Contoh implementasi aqidah dalam kehidupan bermasyarakat adalah
tolong menolong, toleransi, musyawarah, bersikap adil, menyadari
bahwa derajat manusia itu sama di depan Allah SWT dan pembedanya
adalah nilai ketakwaannya.

d) Aqidah Dalam Kehidupan Bernegara


Setelah tercipta aqidah suatu masyarakat, maka akan muncul
kehidupan bernegara yang lebih baik dengan masyarakatnya yang baik
pada negara itu sendiri. Tak perlu lagi menjual tenaga rakyat ke negara
lain karena rakyatnya sudah memiliki SDM yang tinggi berkat

9
penerapan aqidah yang benar. Apabila hal ini terlaksana dengan baik,
maka negara tersebut akan memperoleh kehidupan yang baik pula dan
semua warganya akan hidup layak dan sejahtera.
e) Aqidah Dalam Pemerintahan
Implementasi aqidah yang terakhir adalah implementasi aqidah
terhadap pemerintahan yang dapat membuahkan hasil yang bagus
untuk rakyat dan negaranya. Contohnya saat menyelesaikan sebuah
masalah pemerintahan. Dalam menyelesaikan masalah pemerintahan,
semuanya disandarkan pada ketetapan Al-qur'an dan hadist. Apabila
permasalahan tersebut tidak memiliki penyelesaian yang pasti dalam
Al-qur'an dan hadist, maka akan dibuat keputusan bersama yang
berasaskan kedua sumber ajaran tersebut. Segala keputusan yang
didasarkan pada Al-Quran dan Hadist adalah benar dan diridhoi Allah.
Dengan begitu, nantinya akan dihasilkan suatu kehidupan berbangsa
dan bernegara yang insyaallah juga akan diridhoi Allah SWT.
Jika tiap orang mampu mengimplementasikan aqidah dalam semua
aspek kehidupan, maka akan terwujud kehidupan yang baik pula, baik
untuk diri sendiri, keluarganya, masyarakat disekitarnya maupun bagi
bangsa dan negaranya.

2. Nilai-Nilai Aqidah Sebagai Penyelamat Kehidupan Manusia


a) Nilai Aqidah Dalam Kehidupan Pribadi dan Sosial
Nilai-nilai dalam kehidupan pribadi dan sosial. Nilai dalam
kehidupan tentunya telah diatur sedemikian rupa oleh masyarakat itu
sendiri sehingga masyarakat mengerti akan ketetapan dan batas-batas
dalam bersikap terhadap sesama dan lingkungannya. Aqidah dapat
mengendalikan perasaan seseorang yang kemudian membuat pemilik
perasaan-perasaan itu memiliki pertimbangan penuh dalam melakukan
tindakan-tindakannya. Sehingga apa yang kita lakukan adalah
perbuatan yang berdasarkan pada kaidah bahwa Allah melihat dan
mengamati kita di mana saja dan kapan saja. Hal ini akan membuat

10
kita tidak akan terdorong oleh luapan-luapan perasaan atau tindakan
yang melampaui batas-batas ketentuan Allah. Salah satunya tercermin
dengan bersikap bijaksana dalam berperilaku dan interaksi sosialnya.
Tanpa aqidah, masyarakat akan berubah menjadi masyarakat
Jahiliyah yang diwarnai oleh kekacauan dimana-mana, masyarakat
tersebut akan diliputi oleh perasaan ketakutan dan kecemasan di
berbagai penjuru, karena masyarakatnya menjadi berprilaku liar dan
buas. Yang ada di benak mereka hanyalah perbuatan buruk yang
menghancurkan.
Adapun aqidah yang seharusnya tegak pada masyarakat Islam
yaitu aqidah "Laa ilaaha illallah Muhammadan Rasuulullah." Makna
dari ungkapan tersebut adalah bahwa masyarakat Islam benar-benar
memuliakan dan menghargai aqidah itu dan juga berusaha untuk
memperkuat aqidah tersebut didalam akal maupun hati. Masyarakat itu
juga mendidik generasi Islam untuk memiliki aqidah tersebut serta
berusaha menghalau pemikiran-pemikiran yang tidak benar dan
syubhat yang menyesatkan. Masyarakat tersebut juga berupaya
menampakkan (memperjelas) keutamaan-keutamaan aqidah dan
pengaruhnya dalam kehidupan individu maupun sosial dengan
perantara dari sarana alat komunikasi yang berpengaruh dalam
masyarakat, seperti masjid-masjid, sekolah-sekolah, surat-surat kabar,
radio, televisi, sandiwara, bioskop dan seni dalam segala bidang,
seperti puisi. prosa, kisah-kisah dan teater. Yang nantinya diharapkan
dapat diserap dengan lebih baik oleh mereka yang menerimanya.
Demikianlah aqidah dan pengaruhnya dalam kehidupan
masyarakat dan demikianlah hendaknya pengaruh aqidah dalam setiap
masyarakat yang menginginkan menjadi masyarakat Islam, saat ini dan
di masa yang akan datang. Sesungguhnya aqidah Islamiyah dengan
segala rukun dan karakteristiknya adalah merupakan dasar yang kokoh
untuk membangun masyarakat yang kuat, karena itu bangunan yang
tidak tegak di atas aqidah Islamiyah maka sama dengan membangun di
atas pasir yang mudah runtuh.

11
Begitulah nilai-nilai aqidah dalam kehidupan pribadi dan sosial
yang mengandung nilai-nilai kebenaran, keyakinan serta ketaatan.
Yang merupakan nilai-nilai yang akan membentuk pribadi yang baik,
bijak dan bermanfaat untuk lingkungannya sehingga nanti secara
otomatis dapat menciptakan masyarakat yang rukun yang berakhlak
mulia serta bermanfaat.

b) Nilai Aqidah Dalam IPTEK


Keutuhan antara iman, ilmu dan amal atau syariah dan akhlak
dapat dilakukan dengan menganalogikan dinul Islam bagaikan
sebatang pohon yang baik. Ini merupakan gambaran bahwa antara
iman, ilmu dan amal merupakan suatu kesatuan yang utuh tidak dapat
dipisahkan antara satu sama lain. Iman diidentikkan dengan akar dari
sebuah pohon yang menupang tegaknya ajaran Islam, ilmu bagaikan
batang pohon yang mengeluarkan dahan. Dahan dan cabang-cabang
ilmu pengetahuan. Sedangkan amal ibarat buah dari pohon itu seperti
seni budaya, filsafat, dan Iptek yang dikembangkan di atas nilai-nilai
iman dan ilmu akan menghasilkan amal shaleh bukan kerusakan alam.
Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui manusia
melalui tangkapan pancaindera, ilustrasi dan firasat, sedangkan ilmu
adalah pengetahuan yang telah diklasifikasi, diorganisasi,
disistematisasi dan diinterpretasikan sehingga menghasilkan kebenaran
obyektif, telah diuji kebenarannya dan dapat diuji ulang secara ilmiah.
Dalam kajian filsafat setiap ilmu membatasi diri pada salah satu bidang
kajian. Karena seseorang yang memperdalam ilmu tertentu disebut
sebagai spesialis, sedangkan orang yang banyak tahu tapi tidak
memperdalam disebut generalis. Dengan keterbatasan kemampuan
manusia, maka sangat jarang ditemukan orang yang menguasai
beberapa ilmu secara mendalam.
Istilah teknologi merupakan produk ilmu pengetahuan dalam
sudut pandang budaya dan teknologi merupakan salah satu unsur
budaya sebagai hasil penerapan praktis dari ilmu pengetahuan.

12
Meskipun pada dasarnya teknologi juga memiliki karakteristik
obyektif dan netral, akan tetapi dalam situasi seperti ini teknologi tidak
netral lagi karena memiliki potensi yang merusak dan potensi
kekuasaan, disitulah letak perbedaan antara ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Teknologi dapat membawa dampak positif berupa kemajuan dan
kesejahteraan bagi manusia juga sebaliknya dapat membawa dampak
negatif berupa ketimpang-ketimpangan dalam kehidupan manusia dan
lingkungan. Netralitas teknologi dapat digunakan untuk yang
memanfaatkan yang sebesar-besarnya bagi kehidupan manusia atau
digunakan untuk menghancurkan manusia itu sendiri. Seni adalah hasil
ungkapan akal dan budi manusia dengan segala prosesnya, seni juga
merupakan ekspresi jiwa seseorang kemudian hasil ekspresi jiwa
tersebut dapat berkembang menjadi bagian dari budaya manusia,
karena seni itu diidentik dengan keindahan. Seni yang lepas dari nilai-
nilai keutuhan tidak akan abadi karena ukurannya adalah nafsu bukan
akal dan budi. Seni mempunyai daya tarik yang selalu bertambah bagi
orang-orang yang kematangan jiwanya terus bertambah.
1) Sumber ilmu pengetahuan
Dalam pemikiran Islam ada dua sumber ilmu yaitu cikal dan
wahyu. Keduanya tidak boleh ditentangkan, karena manusia diberi
kebebasan dalam mengembangkan akal budinya berdasarkan
tuntutan al-Qur’an dan sunnah rasul. Atas dasar itu, ilmu dalam
pemikiran Islam ada yang bersifat abadi (perennial knowledge) dan
tingkat kebenarannya bersifat mutlak (absolute) karena bersumber
dari wahyu Allah dan ilmu yang bersifat perolehan (aquired
knowledge) tingkat kebenarannya bersifat nisbi (relative) karena
bersumber dari akal pikiran manusia.
Prestasi yang gemilang dalam pengembangan IPTEKS pada
hakikatnya tidak lebih dari sekedar menemukan proses sunnatullah
itu terjadi di alam ini, bukan merencanakan dan menciptakan suatu
hukum baru diluar sunnahtullah (hukum Allah/hukum alam).

13
2) Interaksi Iman, Ilmu, dan Amal
Dalam pandangan Islam, antara agama, ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni terdapat hubungan yang harmonis dan dinamis
yang terinteraksi ke dalam suatu sistem yang disebut dinul Islam,
didalamnya terkandung tiga unsur pokok yaitu aqidah, syariah, dan
akhlak dengan kata lain iman, ilmu dan amal shaleh.
Islam merupakan ajaran agama yang sempurna, karena
kesempurnaannya dapat tergambar dalam keutuhan inti ajarannya.
Di dalam al-Qur’an dinyatakan yang artinya “Tidaklah kamu
memperhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan
kalimat yang baik (dinul Islam) seperti sebatang pohon yang baik,
akarnya kokoh (menghujam kebumi) dan cabangnya menjulang ke
langit, pohon itu mengeluarkan buahnya setiap muslim dengan
seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu
untuk manusia agar mereka ingat”.
Upaya yang dapat dilakukan untuk memperkokoh aqidah
dapat dilakukan dengan memahami Al-Quran yang berpengaruh
pada pemahaman kita tentang syariah, ibadah dan menambah
keyakinan kepada Allah. Kita juga harus mengimani hari kiamat
dan selalu mengingatnya sehingga kita akan selalu berusah
melakukan amal terbai dan rajin berdzikir kepada Allah. Selain itu
kita harus selalu mengingat Allah, bermunajad pada-Nya dan
berusaha meninggalkan kehinaan dunia.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari penjelasan diatas dapat dijelaskan bahwa aqidah berakar dari kata
‘aqada-ya’qidu-‘aqidatan. Aqidatan berarti simpul, ikatan, perjanjian dan

14
kokoh. Setelah terbentuk menjadi aqidah berarti keyakinan. Sedangkan,
Pengertian akhlak adalah kebiasaan kehendak itu bila membiasakan sesuatu
maka kebiasaannya itu disebut akhlak. Jadi aqidah akhlak adalah keyakinan
dalam diri seseorang dalam berbuat dan bertingkah laku yang menjadi
kebiasaan dari pribadi tersebut. Terdapat beberapa penamaan aqidah, tetapi
penamaan yang tepat dan benar adalah menurut para Ahlus Sunnah bukan
menurut firqah yang hanya menamakan aqidah hanya didasari oleh pemikiran
rasional manusia, dengan kata lain tidak berdasarkan Al-qur`an, Hadits
ataupun Sunnah
Aqidah akhlak juga memperoleh perhatian khusus dalam ajaran islam,
karena setiap tindakan umat muslim selalu mencerminkan pribadi
keagamaannya. Setaat apapun, sepatuh apapun seseorang dalam beribadah
kepada Allah jika tidak memiliki akhlak yang baik maka keagamaannya akan
menjadi sia-sia saja.

B. Saran
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak
terdapat kekurangan ataupun kesalahan, baik dari penyajian materi maupun
penulisan makalah. Hal ini dikarenakan keterbatasan kemampuan penulis.
Tentunya untuk lebih meningkatkan kualitas pada makalah berikutnya, penulis
mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, R. (2008). Akidah Akhlak . Bandung: Pustaka Setia.lyas, Y. (2010). Kuliah


aqidah islam. Yogjakarta: LPPI.

Saebani, B. A. Ilmu akhlak. Bandung: Pustaka Setia.

15
https://simba-corp.blogspot.com/2018/11/makalah-aqidah-dan-akhlak.html

https://www.jatikom.com/2018/11/pengertian-aqidah-tujuan-fungsi-
dan.html#ixzz5j6ZMYHzb

http://kumpulanmakalahagusrizal.blogspot.com/2017/03/makalah-aqidah-akhlak-
tentang.html

16

Das könnte Ihnen auch gefallen